LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO
OLEH I KADEK WIDHIARTHA 1202105075
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2014
A. KONSEP DASAR PENYAKIT I.
DEFINISI Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya memutar. Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.
II.
ETIOLOGI Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dll. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelai nan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Penyebab umum dari vertigo: 1. Keadaan lingkungan
:
Mabuk darat, mabuk laut. 2. Obat-obatan
:
Alkohol. 3. Kelainan telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo (jenis vertio yang menyerang dalam waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang terjadi secara berulang-ulang. Vertigo ini muncul setelah terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakkan kepala/ menoleh secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga bagian
dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler, herpes zoster. o
Kelainan Neurologis :
Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau keduanya. o
Kelainan sirkularis :
Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri basiler.
III.
TANDA DAN GEJALA
1. Berdebar-debar 2. Serta telinga terasa penuh dan berdenging 3. Puyeng 4. pandangan kabur 5. Mual dan muntah 6. Berkeringat dingin 7. Denyut nadi cepat Penderita vertigo umumnya tidakbisa berdiri tegak ketika terserang vertigo. Untuk meredakan pusing, penderita biasanya berbaring dan menutup mata. Penyakit vertigo yang dialami setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami vertigo beberapasaat saja. Ada pula yang merasakanselama berjam-jam. Bahkan, ada pula vertigo yang berlangsung sampai seminggu. Secara psikologis, Penyakit vertigo biasanya membuat si penderitanya mengalami depresi karena tidak tahan akan rasa pusingnya. IV.
PATOFISIOLOGI Vertigo
timbul
jika
terdapat
ketidakcocokan
informasi
aferen
yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah
susunan
vestibuler
atau
keseimbangan,
yang
secara
terus
menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis. Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang
paling
kecil
kontribusinya
adalah
proprioseptik.
Dalam
kondisi
fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.
V.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan mata 2. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh. Test pendegaran bisa menetukan adanya kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Untuk menguji keseimbangan pasien diminta untuk berdiri dan kemudian berjalan dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup. 3. Pemeriksaan neurologic 4. Pemeriksaan otologik 5. Pemeriksaan fisik umum
VI. PENATALAKSANAAN Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo: 1. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata. 2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi. 3. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan. 4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur. 5. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang. 6. Gerakkan kepala secara hati-hati.
VII.
MANIFESTASI KLINIS Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan
lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis. Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas berberapa kelompok, yaitu : 1. Vertogo Proximal Yaitu vertigo yang searangannya datang mendadak berlangsung berberapa menit atau hari, kmudian menghilang sempurna, tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Diantara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan menjadi : a. Yang disertai keluhan telinga : Termasuk
dalam
kelompok
ini
adalah
Morbus
meinere,
Arakhnoiditis
pontosereblalis, syndrom lermoyes, syndrom congan, tumor fossa dcranilli posterior, kelainan gigi/endotogen. b. Tanpa disertai keluhan telinga : Termasuk disini adalah : serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, epilepsi, migran equivalen, vertigo pada anak, labirin picu. c.
Yang disebabkan leh perubahan posisi : Termasuk disini adalah : vertigo posoisional proximal laten, vertigo posisional paroximal benigna.
2. Vertigo Kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhan konstan tanpa serangan akut, dibedakan menjadi : a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media akut kronika, meningitis TB, labirinitis kronis, lues serebri, lesi labirin akibat ahan ototoksik, tumor serebelopontin. b. Tanpa keluhan telinga : Konstusio serebri, ensefalitis pontis, syndrom pasca komosio, pelegra, siringobubli, hipoglikemi, skelrosis multiple, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskular, kelainan endokrin. c.
Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, vertigo servilais.
3. Vertigo yang serangannya mendadak / akut, kemudian berangsur – angsur menghilang dibedakan menjadi : a. Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpez zoozter otikus, labirinitis okuta, dan neuritis. b. Tanpa keluhan telinga: Neuritis vestibularis, syndrom arteria vestibularis anterior. Adapula yang membagi vertigo menjadi : c. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem v estibuler. d. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN I.
PENGKAJIAN a. Identitas Pasien - Nama -
Umur
-
Jenis Kelamin
-
Alamat
- No Rekam Medis -
Diagnosa medis
b. Riwayat keperawatan -
Riwayat kesehatan masa lalu
-
Riwayat kesehatan saat ini
c. Pemeriksaan fisik abdomen -
Inspeksi
-
Palpasi
-
Perkusi
-
Auskultasi
d. Pemeriksaan laboratorium Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Apakah kondisi sekarang menyebabkan perubahan persepsi?
Bagaimana pemeliharaan kesehatan klien setelah mengalami gangguan ini?
b. Nutrisi/ metabolic
Bagaimana asupan nutrisi klien sejak terkena gangguan?
Apakah klien mau memakan makanannya?
c. Pola eliminasi
Bagaimana frekuensi klien BAB?
Bagaimana frekuensi BAK klien?
d. Pola aktivitas dan latihan Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
Makan/minum Mandi Toileting Berpakaian Mobilisasi di tempat tidur Berpindah Ambulasi ROM 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total. e. Pola tidur dan istirahat Klien kurang tidur, klien kurang istirahat karena faktor dan data yang disebutkan atau didapatkan pada saat pemeriksaan f. Pola kognitif-perseptual
Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?
Apakah klien menggunakan alat bantu?
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?
h. Pola seksual dan reproduksi
Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?
Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?(jika sudah menikah)
i. Pola peran-hubungan
Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya gangguan?
Apakah peran klien masih bisa dilakukan
j. Pola manajemen koping stress
Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?
k. Pola keyakinan-nilai -
Apakah klien selalu rajin sembahyang?
-
Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?
-
l. Pemeriksaan penunjang
-
Pemeriksaan mata
-
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
-
Pemeriksaan neurologik
-
Pemeriksaan otologik
-
Pemeriksaan fisik umum.
2. ANALISA DATA Subjektif
Objektif
1. Pasien mengatakan sakit kepala, 2. Pasien mengatakan telinga berdengung, 3. Pasien
mengatakan
gangguan
penglihatan (seperti pandangan kabur), 4. Pasien mengatakan pusing 5. Pasien
mengatakan
1. Pasien terlihat mengeluarkan keringat berlebihan dan dingin 2. Pasien tampak memegangi kepalanya 3. Pasien tampak lemas 4. Pasien tampak pucat
jantungnya
berdebar debar 6. Pasien mengatakan dapat mual muntah
5. Pasien terlihat meringis 6. Denyut nadi pasien cepat 7. Pasien terlihat mual mual
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan berupa ataksia dan pusing. 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologis 3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah ditandai dengan kulit kering.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN No
Diagnosa
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Rasional
Hasil 1
Resiko cedera
Setelah
berhubungan
asuhan
dengan
selama
gangguan
diharapkan nyeri pada
yang
keseimbangan
pasien berkurang.
berkonstribusi
berupa ataksia
NOC label :
cedera.
dan pusing
Risk Detection
dilakukan NIC label keperawatan Management : Safety ….x24
jam,
Observasi
faktor-faktor
dapat terhadap
klien,
anggota keluarga dan pemberi asuhan. Tindakan tersebut akan
Tingkatkan
keamanan
mampu
mengaktifkan
mengidentifikasi
lingkungan
sesuai
koping
terhadap
faktor-faktor
kebutuhan.
yang
lingkungan yang tidak
meningkatkan cedera.
meningkatkan
kesadaran
Pasien
ntuk
familiar.
Ajarkan
kepada
Pasien membantu
dan
mengidentifikasi
perlunya
dan menerapkan
yang aman.
keluarga
klien
tentang
membantu diskriminasi
penerangan
visual.
tindakan keamanan untuk mencegah
Tindakan tersebut akan
Pendidikan
kesehatan
dapat membantu pasien
cedera.
Berikan
pendidikan
tambahan kepada
untuk
klien
mencegah
cedera.
bila diperlukan. Topik yang
memungkinkan
dapat
menimbulkan
keamanan
saat
sakit
berlangsung. 2
Ketidakseimban
Setelah dilakukan
NIC label
gan nutrisi
asuhan keperawatan
Nutrion Management :
kurang dari
selama …x 24 jam,
kebutuhan
diharapkan nyeri
tubuh berhubungan dengan factor
pasien berkurang. NOC label
Monitor catatan masukan
Agar mengetahui
kandungan nutrisi dan
intake dan output
kalori.
nutrisi dan kalori
Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan
Agar mengetahui bagaimana memenuhi
biologis
nutrisi
Nutritional Status :
Intake nutrisi baik
Intake makanan baik
Asupan cairan cukup
Peristaltic usus
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Yakinkan diet yang
makanan yang berserat
dimakan mengandung
meningkat
pasien
Ajarkan pasien bagaimana
muntah
makanan harian
Monitor adanya
Untuk mengetahui pemasukan nutrisi
penurunan BB dan
pasien
guladarah
Untuk mengetahui masih tidaknya mual
membuat catatan
Untuk mengetahui keadaan turgor kulit
tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Agar mengetahui pentingnya makan
dibutuhkan pasien
Berat badan
Mengetahui alergi makanan
kalori dan nutrisi yang
normal
kebutuhan nutrisi
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan selama jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor intake nuntrisi
3
Kekurangan
Setelah dilakukan
NIC label :
volume cairan
asuhan keperawatan
Fluid Management :
berhubungan
selama …x 24 jam,
dengan mual,
diharapkan pasien tidak
muntah
malu dengan bagian tubuhnya.
Untuk mengetahui berat badan dalam
hari
ditandai
Timbang berat badan tiap
kisaran normal
Jaga keakuratan catatan
Untuk mengontorl
dengan kulit kering.
intake dan output
NOC label : Fluid Balance:
Monitor status hidrasi
Tekanan
(kelembapan mukosa
daran rentang normal
membran, denyut nadi,
Denyut nadi kuat
tekanan darah ortostatikl)
Intake dan
Monitor vital signs
output dalam 24 jam
Monitor status nurtrisi
seimbang
Berikan cairan
Berat badan stabil
Berikan terpai intravena
Mata dak cowong
Mukosa bibir lembab
Tingkatkan masukan oral
Hidrasi kulit baik
Monitor hasil pemeriksaan
jika diresepkan
laboratorium
intake dan output
Untuk mengontol status hidrasi pasien
Agar memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
Phatway
Stress
Meningkatnya Sekresi CRF
(corticotropin releasing factor)
Susunan saraf simpatis aktif
Aktifitas susunan saraf parasimpatis meningkat
VERTIGO
Vestibula
Tekanan intra
cereblum
kranial meningkat
Aktivitas kecereblum
Menekan pusat
cortex meningkat
muntah
Gangguan
Mual, muntah
keseimbangan Intake nutrisi menurun Resiko Cedera
Intake nutrisi menurun Kekurangan volume cairan Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
DAFTAR PUSTAKA Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2006. Fundamental Keperawatan, Edisi 4 . Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran EGC Charlene J. Reeves at all. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica, 2001. Johnson, M, dkk .2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Mosby: Philadelphia McCloskey, dkk .2008. Nursing intervention Classification (NIC). Mosby: Philadelphia North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2012. Diagnosis Keperawatan 2012-2014. Jakarta : Penerbit Buku Kedoteran EGC.