LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH)
Disusun Oleh : DESSTY INTAN PERMATA SARI SN1610!
PROGRAM STUDI PRO"ESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 01#
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) I$ KONSEP KONSEP DASAR DASAR STRO STROKE KE NON NON HAEM HAEMORA ORAGIK GIK A$ Pen%e&'i Pen%e&'in n Menurut Chang (2010), Serangan otak merupakan istilah kontemporer
untu untuk k stro stroke ke atau atau cede cedera ra sereb serebro rova vask skul uler er yang yang meng mengacu acu kepa kepada da gangguan suplai darah otak secara mendadak sebagai akibat dari oklusi pembuluh darah parsial atau total, atau akibat pecahnya pembuluh
darah otak. Menuru Menurutt illiams illiams (200!) (200!),, Stroke Stroke merupa merupakan kan ganggu gangguan an mendad mendadak ak pada sirkulasi serebral di satu pembuluh darah atau lebih yang mensuplai otak. Stroke menginterupsi atau mengurangi suplai oksigen dan umumnya menyebabkan kerusakan serius atau nekrosis di "aringan otak. Stroke Stroke diklasi#ikasi diklasi#ikasikan kan men"adi men"adi dua, yaitu stroke hemoragik hemoragik (primary hemorrhagic strokes) dan stroke non hemoragik (ischemic
strokes). Menurut $adila (2012), Stroke %on &aemoragik adalah cedera otak yang yang berk berkait aitan an deng dengan an obst obstru ruks ksii alira aliran n darah darah otak otak ter"a ter"adi di akib akibat at pembentukan trombus di arteri cerebrum atau embolis yang mengalir
ke otak dan tempat lain di tubuh. Menuru Menurutt 'ri# 'ri# Mutta Muttain in (200!) (200!),, Stroke Stroke non hemora hemoragik gik merupa merupakan kan proses ter"adinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya ter"adi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak ter"adi perdarahan. %amun ter"adi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selan"utnya dapat timbul ti mbul edema sekunder. adi, dari beberapa pengertian stroke diatas, disimpulkan stroke non non hemo hemorag ragik ik adala adalah h adala adalah h gang ganggu guan an cereb cerebro rova vask skul ular ar yang yang disebabakan oleh sumbatnya pembuluh darah akibat penyakit tertentu
seperti aterosklerosis, arteritis, trombus dan embolus $ Tn* *n Ge+l Ge+l
Menurut Smelt*er dan +are, (2002) Stroke menyebabkan berbagai de#icit neurologik, ge"ala muncul akibat daerah otak tertentu tidak ber#ungsi akibat terganggunya aliran darah ke tempat tersebut, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang per#usinya tidak adekuat, dan "umlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). ungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. Mani#estasi klinis (tanda dan ge"ala) dari stroke menurut Smelt*er +are (2002) adalah sebagai berikut 1. /ehilangan motorik Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control volunter terhadap gerakan motorik. /arena neuron motor atas melintas, gangguan control motor volunteer pada salah satu sisi tubuh dapat menun"ukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi yang berlaanan dari otak. is#ungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlaanan. &emiparesis atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain. 2. /ehilangan komunikasi ungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab a#asia paling umum. is#ungsi bahasa dan komunikasi dapat dimani#estasikan oleh hal berikut a. isartria (kesulitan berbicara) ditun"ukkan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung "aab untuk menghasilkan bicara. b. is#asia atau a#asia (bicara de#ekti# atau kehilangan bicara), yang terutama ekspresi# atau resepti#. . 3angguan persepsi 3angguan persepsi adalah
ketidakmampuan
untuk
menginterpretasikan sensasi. Stroke dapat mengakibatkan dis#ungsi persepsi visual, gangguan dalam hubungan visual spasial dan kehilangan sensori. 4. /erusakan #ungsi kogniti# dan e#ek psikologik is#ungsi ini dapat ditun"ukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan
dalam
pemahaman,
lupa,
dan
kurang
motivasi,
yang
menyebabkan pasien ini menghadapi masalah #rustasi dalam program rehabilitasi mereka. 5. is#ungsi kandung kemih Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius sementara
karena
kon#usi,
ketidakmampuan
mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan control motorik dan postural. 6anda dan ge"ala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena 1. $engaruh terhadap status mental tidak sadar, kon#us, lupa tubuh sebelah 2. $engaruh secara #isik paralise, dis#agia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan penglihatan . $engaruh terhadap komunikasi, bicara tidak "elas, kehilangan bahasa. ilihat dari bagian hemis#er yang terkena tanda dan ge"ala dapat berupa &emis#er kiri Mengalami hemiparese kanan $erilaku lambat dan hati7hati /elainan lapan pandang kanan is#agia global '#asia Mudah #rustasi
&emis#er kanan &emiparese sebelah kiri tubuh $enilaian buruk Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sehingga memungkinkan ter"atuh ke sisi yang berlaanan tersebut
,$ E'i-l-%i Stroke biasanya di akibatkan dari salah satu tempat ke"adian, yaitu
1. Trombosis (+ekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher). Stroke trombotik dapat dibagi men"adi stroke pada pembuluh darah besar (termasuk sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil
(termasuk sirkulus illisi dan sirkulus posterior). 6empat ter"adinya trombosis yang paling sering adalah titik percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna. 'danya stenosis arteri dapat menyebabkan ter"adinya turbulensi aliran darah (sehingga meningkatkan resiko pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi plak), dan perlengketan platelet. $enyebab lain ter"adinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel, de#isiensi protein C, displasia #ibromuskular dari arteri serebral, dan vasokonstriksi yang berkepan"angan akibat gangguan migren. Setiap proses
yang
menyebabkan
diseksi
arteri
serebral
"uga
dapat
menyebabkan ter"adinya stroke trombotik (contohnya trauma, diseksi aorta thorasik, arteritis). 2. 8mbolisme serebral (+ekuan darah atau material lain yang di baa ke otak dari bagian otak atau dari bagian tubuh lain). . &emorargik cerebral ($ecahnya pembuluh darah serebral dengan perlahan ke dalam "aringan otak atau ruang sekitar otak). 'kibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak , menyebabkan kehilangan gerak, pikir, memori, bicara, atau sensasi baik sementara atau permanen. $enyebab lain ter"adinya stroke non hemoragik adalah 1.
Aterosklerosis
2.
9n#eksi
.
:bat7obatan
4.
&ipotensi
D$ P'-.isi-l-%i 9n#ark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak. ;uasnya in#ark hergantung pada #aktor7#aktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan,
dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan "antung). 'terosklerosis sering sebagai #aktor penyebab in#ark pad7a otak. 6rombus dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau ter"adi turbulensi (Muttain, 200!). 6rombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbaa sebagai emboli dalam aliran darah. 6rombus mengakihatkan iskemia "aringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. 'rea edema ini menyebabkan dis#ungsi yang lebih besar daripada area in#ark itu sendiri. 8dema dapat berkurang dalam beberapa "am atau kadang7kadang sesudah beberapa hari. engan berkurangnya edema klien mulai menun"ukkan perbaikan. :leh karena trombosis biasanya tidak #atal< "ika tidak ter"adi perdarahan masi#. :klusi pada pembuluh darah serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti trombosis. ika ter"adi septik in#eksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan ter"adi abses atau ense#alitis, atau "ika sisa in#eksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat . menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah. &al ini akan menyebabkan perdarahan serebral, "ika aneurisma pecah atau ruptur $erdarahan pada otak disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik clan hipertensi pembuluh darah. $erdarahan intraserebral yang sangat luas akan lebih sering menyebabkan kematian di bandingkan keseluruhan penyakit serebro vaskulai= karena perdarahan yang luas ter"adi destruksi massa otak, peningkatan tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada #alk serebri atau leat #oramen magnum (Muttain, 200!). /ematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hernis#er otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. $erembesan darah ke ventrikel otak ter"adi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus, dan pons. ika sirkulasi serebral terhambat, dapat berkembang anoksia serebral $erubahan yang disebabkan oleh anoksia serebral dapat reversibel untuk aktu 47> menit. $erubahan ireversibel "ika anoksia lebih dari 10 menit. 'noksia serebral dapat ter"adi oleh karena gangguan yang bervariasi salah satunya henti "antung. Selain kerusakan
parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relati#
banyak akan
mengakihatkan peningkatan tekanan intrakranial dan penurunan tekanan per#usi otak serta gangguan drainase otak. 8lernen7elemen vasoakti# darah yang keluar dan kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan per#usi, menyebabkan sara# di area yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. umlah darah yang keluar menentukan prognosis. ika volume darah lebih dari >0 cc maka risiko kematian sebesar ?@ pada perdarahan dalam dan A1@ pada perdarahan lobar. Sedangkan "ika ter"adi perdarahan serebelar dengan volume antara 07>0 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar A5@, namun volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat #atal (Misbach, 1??? dalam Muttain, 200!).
E$ K-/lisi /omplikasi pada stroke non hemoragik adalah
1. +erhubungan dengan imobilisasi in#eksi perna#asan, nyeri pada daerah tertekan, konstipasi. 2. +erhubungan dengan paralise nyeri punggung, dislokasi sendi, deformitas, ter"atuh. . +erhubungan dengan kerusakan otak epilepsy, sakit kepala. 4. Hidrosefalus "$ Pen'lsnn Menurut Smelt*er dan +are, (2002) penatalaksanaan stroke dapat dibagi
men"adi dua, yaitu
a. $hase 'kut 1) $ertahankan #ungsi vital seperti "alan na#as, perna#asan, oksigenisasi dan sirkulasi. 2) Beper#usi dengan trombolityk atau vasodilation %imotop. $emberian ini diharapkan mencegah peristia trombolitik emobolik. ) $encegahan peningkatan 69/. engan meninggikan kepala 1570 menghindari #leDi dan rotasi kepala yang berlebihan, pemberian deDamethason. 4) Mengurangi edema cerebral dengan diuretik 5) $asien di tempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala tempat tidur agak ditinggikan sampai tekanan vena serebral berkurang b. $ost phase akut 1. $encegahan spatik paralisis dengan antispasmodik 2. $rogram #isiotherapi . $enanganan masalah psikososial
Pen%-2'n K-nse&3'i.
a. Easodilator meningkatkan aliran darah serebral ('S) secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan. b. apat diberikan histamin, aminophilin, aseta*olamid, papaverin intra arterial. c. 'nti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang ter"adi sesudah ulserasi alteroma. d. 'nti
koagulan
dapat
diresepkan
untuk
mencegah
ter"adinya
memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem kardiovaskuler. Pen%-2'n Pe/2e*hn
6u"uan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :
a. 8ndosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher. b. Bevaskularisasi
terutama
merupakan
tindakan
pembedahan
dan
man#aatnya paling dirasakan oleh pasien 69'. c. 8valuasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut d. Fgasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma II$
KONSEP ASUHAN KEPERA4ATAN PADA PASIEN DENGAN STROKE NON HAEMORAGIK A$ Pen%+in
1. 9dentitas klien Meliputi nama, umur (kebanyakan ter"adi pada usia tua), "enis kelamin, pendidikan, alamat, peker"aan, agama, suku bangsa, tanggal dan "am MBS, nomor register, diagnose medis. 2. /eluhan utama +iasanya didapatkan kelemahan anggota gerak badan sebagian , bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi. . Biayat penyakit sekarang Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak. +iasanya ter"adi nyeri kepala, mual, muntah bahkan ke"ang sampai tidak sadar, disamping ge"ala kelumpuhan separuh badan atau gangguan #ungsi otak yang lain. 4. Biayat penyakit dahulu 'danya riayat hipertensi, diabetes militus, penyakit "antung, anemia, riayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, obat7obat adikti# dan kegemukan. 5. Biayat penyakit keluarga +iasanya ada riayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus. >. $engka"ian okus a. 'ktivitasistirahat
/lien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur. b. Sirkulasi
'danya riayat penyakit "antung, katup "antung, disritmia, C&, polisitemia dan hipertensi arterial. c. 9ntegritas 8go
8mosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri. d. 8liminasi
$erubahan kebiasaan +'+ dan +'/ . Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang. e. Makanancairan
%ausea, vomiting, daya sensori hilang di lidah, pipi dan tenggorokan serta dysphagia. f. %euro Sensori
$using, sakit kepala, perdarahan sub intrakranial. /elemahan dengan berbagai tingkatan,
gangguan penglihatan,
kabur,
dyspalopia, lapang pandang menyempit. &ilangnya daya sensori pada bagian yang berlaanan dibagian ekstremitas dan kadang7 kadang pada sisi yang sama di muka. g. %yamannyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otakmuka. h. Bespirasi
/etidakmampuan menelan, batuk, melindungi "alan na#as. i. /eamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah ter"adi in"ury. $erubahan persepsi dan orientasi. j. 9nteraksi social
3angguan dalam bicara dan ketidakmampuan berkomunikasi. 7. $engka"ian ungsi Serebral
$engka"ian ini meliputi status mental, #ungsi intelektual, kemampuan bahasa, lobus #rontal, dan hemis#er. a. Status Mental
:bservasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara, ekspresi a"ah, dan aktivitas motorik klien. $ada klien stroke tahap lan"ut biasanya status mental klien mengalami perubahan. b. ungsi 9ntelektual
idapatkan penurunan dalam ingatan dan memori, baik "angka pendek
maupun
"angka
pan"ang.
$enurunan
kemampuan
berhitung dan kalkulasi. $ada beberapa kasus klien mengalami brain damage yaitu kesulitan untuk mengenal persamaan dan perbedaan yang tidak begitu nyata. c. /emampuan +ahasa
$enurunan kemampuan bahasa tergantung daerah lesi yang memengaruhi #ungsi dari serebral. ;esi pada daerah hemis#er yang dominan pada bagian posterior dari girus temporalis superior (area ernicke) didapatkan disfasia reseptif, yaitu klien tidak dapat memahami bahasa lisan atau bahasa tertulis. Sedangkan lesi pada bagian posterior dari girus #rontalis in#erior (area +roca) didapatkan disfagia ekspresif, yaitu klien dapat mengerti, tetapi tidak dapat men"aab dengan tepat dan bicaranya
tidak
ditun"ukkan
lancar. Disartria
dengan
bicara
yang
(kesulitan sulit
berbicara),
dimengerti
yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung "aab untuk menghasilkan
bicara.
Apraksia
(ketidakmampuan
untuk
melakukan tindakan yang dipela"ari sebelumnya), seperti terlihat ketika klien mengambil sisir dan berusaha untuk menyisir rambutnya.
d. ;obus rontal
/erusakan #ungsi kogniti# dan e#ek psikologis didapatkan "ika kerusakan telah ter"adi pada lobus #rontal kapasitas, memori, atau #ungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak. is#ungsi ini dapat ditun"ukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan kurang motivasi, yang menyebabkan klien ini menghadapi masalah #rustrasi dalam program rehabilitasi mereka. epresi umum ter"adi dan mungkin diperberat oleh respons alamiah klien terhadap penyakit katastro#ik ini. Masalah psikologis lain "uga umum ter"adi dan dimani#estasikan oleh emosi yang labil, bermusuhan, #rustrasi, dendam, dan kurang ker"a sama. e. &emis#er
Stroke hemis#er kanan didapatkan hemiparese sebelah kiri tubuh, penilaian buruk dan mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan ter"atuh ke sisi yang berlaanan tersebut. $ada stroke hemi#er kiri, mengalami hemiparese kanan, perilaku lambat dan sangat hati7hati, kelainan bidang pandang sebelah kanan, dis#agia global, a#asia, dan mudah #rustrasi. 8. $engka"ian Sara# /ranial
Menurut Muttain, (200!) $emeriksaan ini meliputi pemeriksaan sara# kranial 97G11. a. Sara# 9 +iasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada #ungsi penciuman. b. Sara# 99. is#ungsi persepsi visual karena gangguan "aras sensori primer di antara mata dan korteks visual. 3angguan hubungan visual7spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih ob"ek dalam area spasial) sering terlihat pada Mien dengan hemiplegia kiri. /lien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh.
c. Sara# 999, 9E, dan E9. ika akibat stroke mengakibatkan paralisis, pada satu sisi otot7otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan kon"ugat unilateral di sisi yang sakit. d. Sara# E. $ada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis sara# trigenimus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang baah ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus. e. Sara# E99. $ersepsi pengecapan dalam batas normal, a"ah asimetris, dan otot a"ah tertarik ke bagian sisi yang sehat. #. Sara# E999. 6idak ditemukan adanya tuli kondukti# dan tuli persepsi. g. Sara# 9G dan G. /emampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut. h. Sara# G9. 6idak ada atro#i otot sternokleidomastoideus dan trape*ius. i. Sara# G99. ;idah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan #asikulasi, serta indra pengecapan normal.
9.
$engka"ian Sistem Motorik Stroke adalah penyakit sara# motorik atas (FM%) dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik. :leh karena FM% bersilangan, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menun"ukkan kerusakan pada FM% di sisi yang berlaanan dari otak. a.
Inspeksi Umum. idapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang berlaanan. &emiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda yang lain.
b. c.
Fasikulasi. idapatkan pada otot7otot ekstremitas. Tonus tot. idapatkan meningkat.
10. $engka"ian Sistem Sensorik
apat ter"adi hemihipestesi. $ada persepsi terdapat ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi. is#ungsi persepsi visual karena gangguan "aras sensori primer di antara mata dan korteks visual.
11. $emeriksaan isik Sistem %eurologis a. Menilai /ekuatan :tot /a"i cara ber"alan dan keseimbangan :bservasi cara ber"alan, kemudahan ber"alan dan koordinasi gerakan tangan, tubuh sampai kaki. $eriksa tonus otot dan kekuatan. $emeriksaan re#lek $emeriksaan re#leks biasanya dilakukan paling akhir. /lien biasanya dalam posisi duduk atau tidur "ika kondisi klien tidak memungkinkan. 8valuasi respon klien dengan menggunakan skala 0 H 4 b. Bangsangan Meningeal Fntuk mengetahui rangsangan selaput otak (misalnya pada meningitis) dilakukan pemeriksaan 1) /aku kuduk +ila leher di tekuk secara pasi# terdapat tahanan, sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada /aku kuduk positi# (I) 2) 6anda +rud*unsky 9 ;etakkan satu tangan pemeriksa di baah kepala klien dan tangan lain di dada klien untuk mencegah badan tidak terangkat. /emudian kepala klien di
#leksikan kedada
secara pasi#. +rud*insky 9 positi# (I) ) 6anda +rud*insky 99 6anda brud*insky 99 positi# (I) bila #leksi klien pada sendi panggul secara pasi# akan diikuti oleh #leksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan lutut. 4) 6anda kerni leksi tungkai atas tegak lurus,lalu dicoba meluruskan tungkai
baah pada sendi lutut normal7,bila tungkai membentuk sudut 150 terhadap tungkai atas. /erni I bila ekstensi lutut pasi# akan menyebabkan rasa sakit tibia ekstensi lutut pasi# akan menyebabkan rasa sakit terhadap hambatan. 5) 6est lasegue leksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri sepan"ang Mischiadicus.
$ Di%n-se *n In'e&3ensi Kee&5'n N-
1.
2
Di%n-s Kee&5'n /etidake#ekti#an per#usi "aringan serebral b.d penurunan aliran darah ke otak
&ambatan mobilitas #isik b.d kerusakan neuromuskular
e#isit peraatan diri= mandi,berpakaian makan, toileting berhubungan dengan kelemahan #isik
Tu+un
In'e&3ensi
NO, ,i&ul'i-n S''us Tissue &e.usi-n: e&e2&l /riteria &asil 1. Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan 2. 6ekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan . 6idak ada ortostatik hipertensi 4. 6idak ada tanda7tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mm&g) 5. Mendemonstrasikan kemampuan kogniti# yang ditandai dengan >. +erkomunikasi dengan "elas sesuai dengan kemampuan A. Menun"ukkan perhatian, konsentrasi, dan orientasi !. Memproses in#ormasi ?. Membuat keputusan dengan benar 10.Menun"ukkan #ungsi sensori motori cranial yang utuh tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan gerakan involunter
NI, Pe&ihe&l Sens'i-n Mn%e/en' (Mn+e/en senssi e&i.e&) 1. Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panasdinginta"amtumpul 2. Monitor adanya paratese . 9ntruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit "ika ada lesi atau laserasi 4. 3unakan sarung tangan untuk proteksi 5. +atasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung >. Monitor kemampuan +'+ A. /olaborasi pemberian analgetik !. Monitor adanya tromboplebitis ?. iskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
NO,
NI, E9e&ise The&8 : A/2ul'i-n 1. Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan 2. /onsultasikan dengan terapi #isik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan . +antu klien untuk menggunakan tongkat saat ber"alan dan cegah terhadap cedera 4. '"arkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi 5. /a"i kemampuan pasien dalam mobilisasi >. ;atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ';s secara mandiri sesuai kemampuan A. ampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ';s pasien !. +erikan alat bantu "ika klien memerlukan ?. '"arkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan "ika diperlukan
7-in' M-3e/en': 'i3e M-2ili'8 Le3el Sel. ,&e : ADLs T&ns.e& e&.-&/ne /riteria &asil 1. 'kti#itas #isik klien meningkat 2. Mengerti tu"uan dari peningkatan mobilitas . Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan perpindahan 4. Memperagakan penggunaan alat 5. +antu untuk mobilisasi (alker)
NO, NI, Setelah dilakukan tindakan keperaatan, 1. Menyediakan kesehatan mulut (oral hygiene) diharapkan kebutuhan mandiri klien 2. Mem#asilitasi pasien untuk mandi di atas di terpenuhi, dengan kriteria hasil tempat tidur 1. $asien mampu memenuhi ';nya secara mandiri . Mem#asilitasi kebersihan toilet pasien (mengganti drypers pasien) 2. Mampu mempertahankan kebersihan dan kerapian secara mandiri 4. 6empatkan pasien dalam posisi yang nyaman
2
&ambatan mobilitas #isik b.d kerusakan neuromuskular
e#isit peraatan diri= mandi,berpakaian makan, toileting berhubungan dengan kelemahan #isik
NO, 7-in' M-3e/en': 'i3e M-2ili'8 Le3el Sel. ,&e : ADLs T&ns.e& e&.-&/ne /riteria &asil 1. 'kti#itas #isik klien meningkat 2. Mengerti tu"uan dari peningkatan mobilitas . Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan perpindahan 4. Memperagakan penggunaan alat 5. +antu untuk mobilisasi (alker)
NI, E9e&ise The&8 : A/2ul'i-n 1. Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan 2. /onsultasikan dengan terapi #isik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan . +antu klien untuk menggunakan tongkat saat ber"alan dan cegah terhadap cedera 4. '"arkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi 5. /a"i kemampuan pasien dalam mobilisasi >. ;atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ';s secara mandiri sesuai kemampuan A. ampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ';s pasien !. +erikan alat bantu "ika klien memerlukan ?. '"arkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan "ika diperlukan
NO, NI, Setelah dilakukan tindakan keperaatan, 1. Menyediakan kesehatan mulut (oral hygiene) diharapkan kebutuhan mandiri klien 2. Mem#asilitasi pasien untuk mandi di atas di terpenuhi, dengan kriteria hasil tempat tidur 1. $asien mampu memenuhi ';nya secara mandiri . Mem#asilitasi kebersihan toilet pasien (mengganti drypers pasien) 2. Mampu mempertahankan kebersihan dan kerapian secara mandiri 4. 6empatkan pasien dalam posisi yang nyaman
. Mampu untuk meraat mulut dan gigi secara mandiri
5. Mengganti pakaian dan laken pasien setelah memandikan pasien
4. Mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri
5.
Besiko atuh berhubungan dengan penurunan kemampuan otot, kelemahan otot atau perubahan keta"aman penglihatan
NO, T&u/ &is .-& In+u&8 &is .-& /riteria hasil 1$ /eseimbangan kemampuan untuk mempertahankan ekuilibrium $ 3erakan terkoordinasi kemampuan otot untuk beker"a sama secara volunter untuk melakukan gerakan yang bertu"uan $ $erilaku pencegahan "atuh tindakan individu atau pemberi asuhan untuk meminimalkan #aktor resiko yang dapat memicu "atuh dilingkungan individu ;$ /e"adian "atuh tidak ada ke"adian "atuh <$ $engetahuan pemahaman pencegahan "atuh pengetahuan keselamatan anak #isik 6$ $engetahuan kemanan pribadi
NI, "ll P&e3en'i-n Mengidenti#ikasikan de#isit kogniti# atau #isik pasien yang dapat meningkatkan potensi "atuh dalam lingkungan tertentu. Mengidenti#ikasikan perilaku dan #aktor yang mempengaruhi resiko "atuh Mengidenti#ikasikan karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk "atuh (misalnya lantai licin. tangga terbuka dan lain7 lain) Sarankan perubahan dalam gaya ber"alan Mendorong pasien untuk mengunakan tongkat atau alat pembantu ber"alan /unci roda dari kursi roda, tempat tidur, atau brankar selama trans#er pasien '"arkan pasien bagaimana "atuh untuk meminimalkan cedera Memantau kemampuan untuk mentrans#er dari
. Mampu untuk meraat mulut dan gigi secara mandiri
5. Mengganti pakaian dan laken pasien setelah memandikan pasien
4. Mampu untuk membersihkan tubuh sendiri secara mandiri
5.
Besiko atuh berhubungan dengan penurunan kemampuan otot, kelemahan otot atau perubahan keta"aman penglihatan
NO, T&u/ &is .-& In+u&8 &is .-& /riteria hasil 1$ /eseimbangan kemampuan untuk mempertahankan ekuilibrium $ 3erakan terkoordinasi kemampuan otot untuk beker"a sama secara volunter untuk melakukan gerakan yang bertu"uan $ $erilaku pencegahan "atuh tindakan individu atau pemberi asuhan untuk meminimalkan #aktor resiko yang dapat memicu "atuh dilingkungan individu ;$ /e"adian "atuh tidak ada ke"adian "atuh <$ $engetahuan pemahaman pencegahan "atuh pengetahuan keselamatan anak #isik 6$ $engetahuan kemanan pribadi
NI, "ll P&e3en'i-n Mengidenti#ikasikan de#isit kogniti# atau #isik pasien yang dapat meningkatkan potensi "atuh dalam lingkungan tertentu. Mengidenti#ikasikan perilaku dan #aktor yang mempengaruhi resiko "atuh Mengidenti#ikasikan karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk "atuh (misalnya lantai licin. tangga terbuka dan lain7 lain) Sarankan perubahan dalam gaya ber"alan Mendorong pasien untuk mengunakan tongkat atau alat pembantu ber"alan /unci roda dari kursi roda, tempat tidur, atau brankar selama trans#er pasien '"arkan pasien bagaimana "atuh untuk meminimalkan cedera Memantau kemampuan untuk mentrans#er dari
>.
/etidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
NO, Nu'&i'i-nl S''us Nu'&i'i-nl S''us : .--* n* .lui* in'e Nu'&i'i-nl S''us : nu'&ien' in'e 4ei%h' -n'&-l
tempat tidur ke kursi dan demikian pula sebaliknya 3unakan teknik yang tepat untuk mentrans#er pasien ke dan dari kursi roda, tempat tidur, toilet, dan sebagainya Menyediakan tempat tidurkasur dengan tepi yang erat untuk memudahkan trans#er 3unakan rel sisi ran"ang yang sesuai dengan tinggi utnuk mencegah "atuh dari temoat tidur, sesuai kebutuhan Memberikan pasien tergantung dengan sarana bantuanpemanggilan (misalnya bel,atau cahaya panggilan) ketika pen"aga tidak ada Menyediakan pegangan angan terlihat memegang tiang 6anda7tanda psting untuk mengingatkan sta# baha pasien yang beresiko tinggi untuk "auh +erkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk meminimalkan e#ek samping dari obat yang berkontribusi terhadap "atuh (misalnya hipotensi ortostatik dan kiprah goyah)
NI, Nu'&i'i-n Mn%e/en' /a"i adanya alergi makanan /olaborasi dengan ahli gi*i untuk menentukan "umlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 'n"urkan pasien untuk meningkatkan 9ntake e
>.
/etidakseimbang an nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
NO, Nu'&i'i-nl S''us Nu'&i'i-nl S''us : .--* n* .lui* in'e Nu'&i'i-nl S''us : nu'&ien' in'e 4ei%h' -n'&-l
ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan #ungsi nervus hipoglosus
/riteria &asil 1. 'danya peningkatan berat badan sesuai tu"uan 2. +erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan . Mampu mengidenti#ikasikan kebutuhan nutrisi 4. 6idak ada tanda7tanda malnutrisi 5. Menun"ukkan peningkatan #ungsi pengecapan dari menelan >. 6idak ter"adi penurunan berat badanyang berarti
NI, Nu'&i'i-n Mn%e/en' /a"i adanya alergi makanan /olaborasi dengan ahli gi*i untuk menentukan "umlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 'n"urkan pasien untuk meningkatkan 9ntake e
'n"urka pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C +erikan substansi gula Jakiknkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi +erikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gi*i '"arkan pasien bagaimana cara membuat catatan makanan harian Monitor "umlah nutrisi dan kandungan kalori +erikan in#ormasi tentang kebutuhan nutrisi /a"i kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhan NI, ,-//uni'i-n Enhne/en' : Seeh De.isi' 3unakan pener"emah, "ika diperlukan +eri satu kalimat sederhana satiap kali bertemu, "ika diperlukan /onsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi icara orong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk mengulangi permintaan engarkan dengan penuh perhatian +erdiri di depan pasien ketika berbicara 3unakan kartu baca,kertas,pensil,bahasa tubuh,gambar,da#tar kosakata,bahasa asing,computer,dan lain7lain untuk mem#asilitasi
A.
&ambatan komunikasi verbal b.d penurunan #ungsi otot #acialoral
tempat tidur ke kursi dan demikian pula sebaliknya 3unakan teknik yang tepat untuk mentrans#er pasien ke dan dari kursi roda, tempat tidur, toilet, dan sebagainya Menyediakan tempat tidurkasur dengan tepi yang erat untuk memudahkan trans#er 3unakan rel sisi ran"ang yang sesuai dengan tinggi utnuk mencegah "atuh dari temoat tidur, sesuai kebutuhan Memberikan pasien tergantung dengan sarana bantuanpemanggilan (misalnya bel,atau cahaya panggilan) ketika pen"aga tidak ada Menyediakan pegangan angan terlihat memegang tiang 6anda7tanda psting untuk mengingatkan sta# baha pasien yang beresiko tinggi untuk "auh +erkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya untuk meminimalkan e#ek samping dari obat yang berkontribusi terhadap "atuh (misalnya hipotensi ortostatik dan kiprah goyah)
NO, An9ie'8 sel. -n'&-l ,-in% Sens-&i=.un'i-n: he&in% > 3isi-n "e& sel. -n'&-l /riteria hasil 1. /omunikasi penerimaan, intrepretasi dan ekspresipesan, lisan, tulisan dan non cerbal meningkat 2. /omunikasi ekspresi# (kesulitan berbicara ekspresi pesan verbal dan atau non verbal yang bermakna . /munikasi respti#(kesulitan mendengar) penerimaan komunikasi dan interpretasi
ketidakmampuan untuk mencerna makanan, penurunan #ungsi nervus hipoglosus
/riteria &asil 1. 'danya peningkatan berat badan sesuai tu"uan 2. +erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan . Mampu mengidenti#ikasikan kebutuhan nutrisi 4. 6idak ada tanda7tanda malnutrisi 5. Menun"ukkan peningkatan #ungsi pengecapan dari menelan >. 6idak ter"adi penurunan berat badanyang berarti
'n"urka pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C +erikan substansi gula Jakiknkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi +erikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gi*i '"arkan pasien bagaimana cara membuat catatan makanan harian Monitor "umlah nutrisi dan kandungan kalori +erikan in#ormasi tentang kebutuhan nutrisi /a"i kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhan NI, ,-//uni'i-n Enhne/en' : Seeh De.isi' 3unakan pener"emah, "ika diperlukan +eri satu kalimat sederhana satiap kali bertemu, "ika diperlukan /onsultasikan dengan dokter kebutuhan terapi icara orong pasien untuk berkomunikasi secara perlahan dan untuk mengulangi permintaan engarkan dengan penuh perhatian +erdiri di depan pasien ketika berbicara 3unakan kartu baca,kertas,pensil,bahasa tubuh,gambar,da#tar kosakata,bahasa asing,computer,dan lain7lain untuk mem#asilitasi
A.
&ambatan komunikasi verbal b.d penurunan #ungsi otot #acialoral
NO, An9ie'8 sel. -n'&-l ,-in% Sens-&i=.un'i-n: he&in% > 3isi-n "e& sel. -n'&-l /riteria hasil 1. /omunikasi penerimaan, intrepretasi dan ekspresipesan, lisan, tulisan dan non cerbal meningkat 2. /omunikasi ekspresi# (kesulitan berbicara ekspresi pesan verbal dan atau non verbal yang bermakna . /munikasi respti#(kesulitan mendengar) penerimaan komunikasi dan interpretasi
pesan verbal dan non verbal 4. 3erakan terkoordinasikan mampu mengkoordinasi gerakan dalam menggunakan bahasa isyarat 5. $engolahan in#ormasi klien mampu untuk memperoleh, mengatur, dan menggunakan in#ormasi >. Mampu mengontrol respon ketakutan dan kecemasan terhadap ketidakmampuan berbicara
!.
3angguan Menelan NO, berhubungan dengan Pene%hn si&si penurunan #ungsi Ke'i*e.e'i.n -l /en8usui nervus vagus atau S''us /eneln: 'in*n &i2*i hilangnya re#luks un'u /ene%h en%elu&n i&n muntah *n &'iel *' e *l/ &u S''us /eneln: .se es-.%us: en8lu&n i&n 'u &'iel *' *&i .&in% e l/2un% S''us /eneln: .se -&l: e&sin? enhnn? *n e&%e&n i&n 'u &'iel *' e &h -s'e&i-& /ulu' S''us /eneln: .se .&in% en8lu&n i&n 'u &'iel *' *&i /ulu'
komunikasi dua arah yang optimal '"arkan bicara dengan esophagus, "ika diperlukan +eri an"uran kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara +erika pu"ian positive, "ika diperlukan 'n"urkan pada pertemuan kelompok 'n"rkan kun"ungan keluarga secara teratur untuk memberikan stimulus komunikasi 'n"urkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan in#ormasi (bahasa isyarat)
NI, Asi&'i-n P&eu'i-ns Memantau tingkat kesadaran, re#leks batuk, re#leks muntah, dan kemampuan menelan Monitor status paru, men"agamempertahankan"alan napas $osisi tegak ?0 dera"at atau se"auh mungkin auhkan manset trakea meningkat auhkan pengaturan hisap yang tersedia Menyuapkan makanan dalam "umlah kecilsedikit $eriksa penempatan tabung %3 atau gastrostomy sebelum menyusui $eriksa tabung %3 atau grastostomy sisa sebelum makan
pesan verbal dan non verbal 4. 3erakan terkoordinasikan mampu mengkoordinasi gerakan dalam menggunakan bahasa isyarat 5. $engolahan in#ormasi klien mampu untuk memperoleh, mengatur, dan menggunakan in#ormasi >. Mampu mengontrol respon ketakutan dan kecemasan terhadap ketidakmampuan berbicara
!.
3angguan Menelan NO, berhubungan dengan Pene%hn si&si penurunan #ungsi Ke'i*e.e'i.n -l /en8usui nervus vagus atau S''us /eneln: 'in*n &i2*i hilangnya re#luks un'u /ene%h en%elu&n i&n muntah *n &'iel *' e *l/ &u S''us /eneln: .se es-.%us: en8lu&n i&n 'u &'iel *' *&i .&in% e l/2un% S''us /eneln: .se -&l: e&sin? enhnn? *n e&%e&n i&n 'u &'iel *' e &h -s'e&i-& /ulu' S''us /eneln: .se .&in% en8lu&n i&n 'u &'iel *' *&i /ulu'
e es-.%us K&i'e&i hsil: 1. apat mempertahankan makanan dalam mulut 2. kemampuan menelan adekuat dengan re#lek menelan . Mampu mengontrol mual dan muntal 4. 9mobilitas kensekuensi #isiologis 5. $engetahuan tentang prosedur pengobatan
komunikasi dua arah yang optimal '"arkan bicara dengan esophagus, "ika diperlukan +eri an"uran kepada pasien dan keluarga tentang penggunaan alat bantu bicara +erika pu"ian positive, "ika diperlukan 'n"urkan pada pertemuan kelompok 'n"rkan kun"ungan keluarga secara teratur untuk memberikan stimulus komunikasi 'n"urkan ekspresi diri dengan cara lain dalam menyampaikan in#ormasi (bahasa isyarat)
NI, Asi&'i-n P&eu'i-ns Memantau tingkat kesadaran, re#leks batuk, re#leks muntah, dan kemampuan menelan Monitor status paru, men"agamempertahankan"alan napas $osisi tegak ?0 dera"at atau se"auh mungkin auhkan manset trakea meningkat auhkan pengaturan hisap yang tersedia Menyuapkan makanan dalam "umlah kecilsedikit $eriksa penempatan tabung %3 atau gastrostomy sebelum menyusui $eriksa tabung %3 atau grastostomy sisa sebelum makan
&indari makan, "ika residu tinggi temat KpearnaK dalam tabung pengisi %3 &indari cairan atau menggunakan *at pengental $enaaran makanan atau cairan yang dapat dibentuk men"adi bolus sebelum menelan $otong makanan men"adi potongan7potongan kecil $ermintaan obat dalam bentuk obat mu"arab 9stirahat atau menghancurkan pil sebelum pemberian auhkan kepala tempat tidur ditinggikan 0745 menit setelah makan
e es-.%us K&i'e&i hsil: 1. apat mempertahankan makanan dalam mulut 2. kemampuan menelan adekuat dengan re#lek menelan . Mampu mengontrol mual dan muntal 4. 9mobilitas kensekuensi #isiologis 5. $engetahuan tentang prosedur pengobatan
&indari makan, "ika residu tinggi temat KpearnaK dalam tabung pengisi %3 &indari cairan atau menggunakan *at pengental $enaaran makanan atau cairan yang dapat dibentuk men"adi bolus sebelum menelan $otong makanan men"adi potongan7potongan kecil $ermintaan obat dalam bentuk obat mu"arab 9stirahat atau menghancurkan pil sebelum pemberian auhkan kepala tempat tidur ditinggikan 0745 menit setelah makan
DA"TAR PUSTAKA
Chang, 8ster . 2010 . !atofisiologi " Aplikasi !ada !raktik #epera$atan. akarta 83C. +runner and Suddarth, 2002. #epera$atan %edikal &edah. 8disi ! volume 2 $enerbit akarta 83C &artina.2015. 'aporan !endahuluan Stroke Haemoragik. /aharu, 'tika.2015. 'aporan !endahuluan Stroke (on Haemoragik . (:nline) 'vailable https.academia.edu.1A0A?!05;$LS6B:/8L%:%L&'8 M:B'39/ (diakses pada tanggal 2> oktober 2015 pukul 20.00 ita) Muttain, 'ri#. 200! . &uku A)ar Asuhan #epera$atan #lien Dengan *angguan Sistem !ersyarafan. akarta Salemba Medika. %'%'. 2014. Diagnosis #epera$atan (A(DA " Definisi dan #lasifikasi +-+ +-/. akarta 83C %urari# - /usuma. 201. Aplikasi Asuhan #epera$atan &erdasarkan Diagnosis %edis 0 (A(DA (I1 (1. Jogyakarta Mediaction
DA"TAR PUSTAKA
Chang, 8ster . 2010 . !atofisiologi " Aplikasi !ada !raktik #epera$atan. akarta 83C. +runner and Suddarth, 2002. #epera$atan %edikal &edah. 8disi ! volume 2 $enerbit akarta 83C &artina.2015. 'aporan !endahuluan Stroke Haemoragik. /aharu, 'tika.2015. 'aporan !endahuluan Stroke (on Haemoragik . (:nline) 'vailable https.academia.edu.1A0A?!05;$LS6B:/8L%:%L&'8 M:B'39/ (diakses pada tanggal 2> oktober 2015 pukul 20.00 ita) Muttain, 'ri#. 200! . &uku A)ar Asuhan #epera$atan #lien Dengan *angguan Sistem !ersyarafan. akarta Salemba Medika. %'%'. 2014. Diagnosis #epera$atan (A(DA " Definisi dan #lasifikasi +-+ +-/. akarta 83C %urari# - /usuma. 201. Aplikasi Asuhan #epera$atan &erdasarkan Diagnosis %edis 0 (A(DA (I1 (1. Jogyakarta Mediaction %urari# - /usuma. 2015. Aplikasi Asuhan #epera$atan &erdasarkan Diagnosis %edis 0 (A(DA (I1 (1 2disi re3isi )ilid 4. Jogyakarta Mediaction $adila. 2012. &uku A)ar" #epera$atan %edikal &edah. Jogyakarta %uha Medika. $rice, S' dan ilson, 200>. !atofisiologi" #onsep klinis proses5 proses penyakit ed. 6 3ol.-. akarta 83C. Smelt*er, Su*anne C . 2002. &uku A)ar #epera$atan %edikal &edah &runner 0 Suddarth . akarta 8 3 C. 6aroto, 200A. #epera$atan %edikal &edah" *angguan Sistem !ersyarafan . akarta Sagung Seto. illiam, ;ippicont . 200! . (ursing" %emahami &erbagai %acam !enyakit . akarta 9ndeks. Janti, ardi. 2015. 'aporan !endahuluan #lien Dengan Stroke (on Haemoragik 7S(H8. (:nline) 'vailable https.academia.edu100AA0!1;'$:B'%L$8%'&F;F '%L/;98%L8%3'%LS6B:/8L%:%L&'8M:B'39/LS%&