LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER (HIPERTENSI)
OLEH:
MADE WAHYU RIANTINI P07120214024 DIV KEPERAWATAN TINGKAT II SEMESTER 3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR TH AJARAN 2015/2016
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER (HIPERTENSI) A. PENGERTIAN Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (NANDA,2015). Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Hipertensi primer (esensial) Disebut
juga
penyebabnya.
hipertensi
Faktor
yang
idiopatik
karena
tidak
diketahui
mempengaruhinya
yaitu
:genetik,
lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. Angiotensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia. 2. Hipertensi sekunder Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan. Menurut NANDA 2015, Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi : 1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebi besar dari 90 mmHg 2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg Penyebab hipertensi ada pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada : 1. Elastisitas dinding aorta menurun 2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah
menurun
menyebabkan
menurunnya
kontraksi dan volumenya 4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi 5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer Tanda dan gejala di atas dipengaruhi oleh perkalian antara Cardiac Output (CO) dengan tahanan perifer yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Optimal Normal Tingkat 1 (hipertensi
Sistol (mmHg) < 120 < 130 140-159
Diastol (mmHg) < 80 < 85 90-99
ringan) Sub grup : perbatasan Tingkat 2 (hipertensi
140-149 160-179
90-94 100-109
sedang) Tingkat 3 (hipertensi berat) Hipertensi sistol terisolasi Sub grup : perbatasan
≥ 180 ≥ 140 140-149
≥ 110 < 90 < 90
Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7 Kategori Normal Pre hipertensi Hipertensi tahap 1 Hipertensi tahap 2
Sistol (mmHg) <120 120-139 140-159 ≥ 160
Dan/atau Dan Atau Atau Atau
Diastole (mmHg) <80 80-89 90-99 ≥ 100
Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
Kategori
Sistol (mmHg)
Dan/atau
Diastole (mmHg)
Normal Pre hipertensi Hipertensi tahap 1 Hipertensi tahap 2 Hipertensi sistol
<120 120-139 140-159 ≥ 160 ≥ 140
Dan Atau Atau Atau Dan
<80 80-89 90-99 ≥ 100 < 90
terisolasi B. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi 1. Tidak ada gejala Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak Korteks terukur adrenal 2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai Kortisol hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai Vasokontriksi vassa kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : a. Mengeluh sakit kepala, pusing Aliran darah ke Renin keluar b. Lemas, kelelahan ginjal menurun c. Sesak nafas d. Gelisah
Angiotensin
e. Mual Muntah Retensi Naf.dan H2O Aldosterone keluar g. Epistaksis dari korteks adrenal pada tubulus ginjal h. Kesadaran menurun Volume intravassa C. POHON MASALAH meningkat
Tahanan perifer meningkat
Tekanan darah
Mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai
factor
seperti
kecemasan
dan
ketakutan
dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor
pembuluh
darah.
Vasokonstriksi
yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume
darah
yang
dipompa
oleh
jantung
(volume
sekuncup),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Brunner & Suddarth, 2002). D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti hipokoagulabilitas dan anemia b. BUN/kreatinin
:
memberikan
informasi
tentang
perfusi/fungsi ginjal c. Glukosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin d. Uranalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM 2. CT Scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati 3. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi 4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan ginjal 5. Photo dada : menunjukkan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Modifikasi Gaya Hidup Obat – obatan untuk indikasi khusus Tak mencapai sasaran TD (<140/90 mmHg) Obat anti hipertensi atau <130/80 mmHg pada penderita DMlainnya atau (diuretic, Optimalkan dosis atau penyakit ginjal kronik penghambat EKA, penambahan jenis obat sampai ARB), penyekat β, target tekanan darah tercapai. antagonis Ca) sesuai Pertimbangkan dengan Pilihan obatkonsultasi untuk terapi permulaan diperlukan Hipertensi tanpa Indikasi Khusus Hipertensiyang Indikasi Khusus spesialis hipertensi Sasaran Tekanan Darah Tak Tercapai
Hipertensi derajat 1 F. (TD sistolik 140 – 159 mmHg G. atau TD diastolik 90 – 99 mmHg) H.
Hipertensi derajat 2
Umumnya diberikan diuretic I. gol Thiazide. Bisa dipertimbangkan pemberian J. penghambat EKA, ARB, penyekatK. β, antagonis Ca atau kombinasi L.
Umumnya diberikan kombinasi 2 macam obat, biasanya diuretic gol. Thiazide dan penghambat EKA, atau ARB atau penyekat β, atau antagonis Ca
(TD sistolik ≥160 mmHg) atau TD diastolik >100 mmHg)
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Menggunakan pengkajian bio-psiko-sosial-spiritual : 1.
Identitas Klien Meliputi nama, umur(kebanyakan terjadi pada usia
tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor CM (Catatan Medis) dan diagnosis medis 2.
Keluhan Utama Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sakit kepala disertai rasa berat di tengkuk, sakit kepala berdenyut. Riwayat kesehatan sekarang Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan
3.
gejala. Gejala yang dimaksud adalah sakit di kepala, pendarahan di hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak di obati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, muntah, sesak napas, pandangan menjadi kabur, yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma. Riwayat kesehatan dahulu Apakah ada riwayat hipertensi sebelumnya, diabetes militus,
4.
penyakit ginjal, obesitas, hiperkolesterol, adanya riwayat merokok, penggunaan alcohol dan penggunaan obat kontrasepsi oral, dan lain-lain. 5. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi. 6. Data dasar pengkajian pasien a. Aktivitas/istirahat Gejala : kelemahan, letih, sesak napas, gaya hidup monoton. Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. b. Sirkulasi Gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit serebrovaskuler. Tanda :kenaikan tekanan darah meningkat,denyutan nadi jelas dan karotis. c. Integritas ego Gejala : perubahan kepribadian,
ansietas,
euphoria, marah
kronik(dapat mengindikasikan kerusakan serebral). Tanda :gelisah, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi Gejala : gangguan saat ini atau yang lalu/obstruksi riwayat penyaki ginjal. e. Makanan dan cairan Gejala : makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol, gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori, mual, muntah, perubahan berat badan. Tanda :berat badan obesitas, adanya edema, kongesti vena, glikosuria. f. Neorosensori Gejala : keluhan
Pening/pusing,
berdenyut,
sakit
kepala
subosipital, gangguan penglihatan(diplopia, penglihatan kabur) Tanda : status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola bicara, proses pikiir, respon motorik: penurunan kekuatan ganggaman tangan/reflex tendon dalam. g. Nyeri/ketidaknyamanan Gejala : anginan, nyeri tulang timbulpada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri abdomen. h. Pernapasan Gejala : dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea, noktural, paroksimal,batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. Tanda :Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis. i. Keamanan Gejala :gangguan koordinasi/ cara berjalan Tanda :episode Parestesia unilateral transient, hipotensi postural. j. Pembelajaran/ penyuluhan Gejala : hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM, penyakit serebrovaskular. G. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokontriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard 2. Nyeri akut b.d peningktan tekanan vaskuler serebral dan iskemia 3. Kelebihan volume cairan
4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen 5. Ketidakefektifan koping 6. Resiko ketidakefketifan perfusi jaringan otak 7. Resiko cedera 8. Defisiensi pengetahuan 9. Ansietas
H. RENCANA KEPERAWATAN
NO 1
DIAGNOSA Penurunan
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC) Curah NOC: NIC : - Cardiac Pump Cardiac Care Jantung b/d - Evaluasi adanya nyeri effectiveness peningkatan afterload, - Circulation status dada (intensitas, vasokontriksi, - Vital sign status lokasi, durasi) hipertrofi/rigiditas Kriteria hasil : - Catat adanya ventrikuler,
iskemia
-
miokard.
Tanda
vital
rentan
dalam normal
-
dan gejala penurunan
(tekanan darah, nadi, -
respirasi) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
-
kelelahan Tidak ada paru,
-
perifer,
-
cardiac output Monitor status
-
kardiovaskuler Monitor status
edema dan
tidak ada ascites Tidak ada penurunan
distrimia jantung Catat adanya tanda
-
kesadaran
pernafasan
yang
menandakan
gagal
jantung Monitor
abdomen
sebagai
indikator
-
penurunan fungsi Monitor balance
-
cairan Monitor
adanya
perubahan
tekanan
-
darah Monitor
respon
pasien terhadap efek pengobatan -
anti
aritmia Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
-
kelelahan Monitor
-
aktivitas pasien Monitor adanya
-
toleransi
dypsneu,
fatigue,
takipneu,
dan
ortopneu Anjurkan
untuk
menurunkan stres Vital Sign Monitoring -
Monitor
tekanan
darah, nadi, suhu, dan -
RR Catat
adanya
I. REFERENSI Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC Herdman, T Heatrher, PhD, RN, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC NANDA Internasional. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC NANDA NIC-NOC.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis dan NANDA.Yogyakarta:Mediaction
Berdasarkan
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses Penyakit. Jakarta: EGC
…………….; …………...................2016 Pembimbing / CI
Mahasiswa
…………………….................... NIP
…………………….................. NIM
Pembimbing / CT
…………………………...................... NIP