1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan. Seiring dengan perkembangan zaman dan perputaran waktu, jumlah sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pekerjaan semakin dibutuhkan. Oleh karena itu sumber daya manusia perlu dikembangkan. Pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan diarahkan agar sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki dapat bekerja dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan pengembangan baik dari segi eksternal pegawai yaitu terkait dengan fungsi pengawasan dari pemimpin atau manajer dan dari segi internal pegawai yaitu terkait dengan kedisiplinan kerja pegawai. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan organisasi. Hal ini dikarenakan dalam mencapai tujuannya, organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistemnya, dan agar sistem ini berjalan, dalam pengelolaannya diperlukan beberapa aspek penting, seperti pelatihan, pengembangan, motivasi, dan aspek-aspek lainnya. Hal inilah yang menjadikan manajemen sumber daya da ya manusia sebagai salah satu Indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien (Badriyah, 2015:15).Untuk memastikan bahwa fungsi SDM telah berjalan dan mampu memberikan kontribusinya dengan baik dalam pencapaian keberhasilan perusahaan, harus dilakukan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan dan pengendalian program-program SDM yang dikembangkan pada fungsi ini dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.Evaluasi secara menyeluruh terhadap tujuan, rencana dan program/aktivitas SDM dilakukan dengan melaksanakan audit atas fungsi SDM (Bayangkara, 2016:106). Kebutuhan jasa penerbangan kali ini bukanlah satu hal yang dianggap mewah, dengan mulai munculnya maskapai penerbangan bertarif rendah beberapa tahun silam. Semakin maraknya maskapai penerbangan LCC atau Low Cost Carrier, tentu membuat semua kalangan masyarakat menjadi semakin mudah untuk mengunjungi kota lain dengan menggunakan pesawat dan tidak memerlukan biaya yang terlalu mahal. Banyaknya jumlah maskapai penerbangan LCC, maka persaingan pun semakin ketat, tidak hanya dari segi harga tiket yang terjangkau tetapi juga pelayanan yang memuaskan dan juga terjaminnya standar keamanan dan keselamatan suatu
maskapai penerbangan LCC. Semakin baik standar keamanan dan keselamatan suatu maskapai penerbangan, semakin tinggi pula kepercayaan pelanggan. Jadwal penerbangan yang tepat waktu pun juga tidak kalah menjadi sorotan para calon pelanggan. Salah satu maskapai penerbangan LCC yang terkanal di Indonesia adalah Lion Air. Lion Air adalah maskapai penerbangan terbesar di Indonesia, dimana maskapai penerbangan ini menguasai sebagian besar pangsa pasar domestik. Berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Lion Air terbang ke kota-kota di Indonesia, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Arab Saudi. Basis utama dari maskapai penerbangan ini adalah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Maskapai ini memiliki penerbangan penumpang berjadwal dengan jaringan yang luas dari Jakarta ke 36 destinasi dan mengoperasikan 226 penerbangan setiap hari. Bersamaan dengan sebagian besar maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Lion Air berada dalam daftar maskapai penerbangan yang dilarang di Uni Eropa karena alasan keamanan pada Februari 2012. Namun pada Juni 2016, Lion Air beserta tiga maskapai Indonesia lainnya kembali di izinkan untuk melakukan penerbangan kembali ke Uni Eropa, hal ini berdasarkan hasil dari rapat Commitee yang berlangsung 31 Mei sampai 2 Juni dihadiri dan pimpin Komisi Eropa dan didukug European Avation Safety Agency (EASA) atau badan keamanan Eropa dan penilaiannya didasarkan standar
penerbangan
internasional
mengacu
International
Civil
Aviation
Organization.
(bisnis.liputan6.com) Lion Air merupakan maskapai penerbangan swasta nasional asal Indonesia yang secara hukum didirikan pada tanggal 15 November 1999 dan mulai beroperasi pertama kali pada tanggal 30 Juni 2000, dengan melayani rute penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak menggunakan pesawat dengan tipe Boeing 737-200 yang pada saat itu berjumlah 2 unit. Berkantor pusat di Lion Air Tower, Jl. Gajah Mada No. 7 yang berada di kawasan Jakarta Pusat, PT. Lion Mentari Airlines atau yang biasa dikenal dengan Lion Air merupakan maskapai penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier) dengan mengusung slogan “We Make People Fly”. Melalui hal ini Lion Air mencoba
mewujudkan dan merubah stigma masyarakat bahwa siapapun bisa terbang bersama Lion Air dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kualitas penerbangan. Lion Air bisa dikatakan sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah terbesar di Indonesia dengan jumlah armada yang sangat banyak. Namun, dengan banyaknya armada yang dimiliki, maskapai Lion Air tidak luput dari sebuah isu yaitu penundaan jadwal penerbangan. Maskapai ini pernah mengalami delay terparah yaitu penundaan jadwal penerbangan selama tiga
hari berturut-turut. Penundaan jadwal penerbangan maskapai ini terjadi pada tanggal 18 sampai 20 Februari 2015 dimana maskapai ini mengalami penundaan pada seratus jadwal penerbangan yang menyebabkan penumpukan penumpang di Terminal 1 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta. Ribuan penumpang terlantar karena tidak adanya kejelasan mengenai apa yang terjadi dan kapan mereka akan diterbangkan. Dalam insiden luar biasa ini, pihak maskapai Lion Air terpaksa membatalkan seluruh jadwal penerbangan tanggal 20 Februari 2015 mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 00.00 WIB untuk menghindari delay yang berkepanjangan. Dalam kejadian ini pihak manajemen maskapai Lion Air dinilai kurang responsif dalam menghadapi penundaan jadwal penerbangan karena selama delay beruntun ini terjadi, pihak maskapai Lion Air tidak langsung memberikan informasi terkait penundaan kepada calon penumpang. Calon penumpang pun terkesan ditelantarkan dan tidak diberi kejelasan kapan mereka akan diberangkatkan ketempat tujuan. Keputusan untuk membatalkan seluruh penerbangan pukul 17.00 sampai pukul 00.00 WIB pun baru dilakukan di hari ketiga, dimana sebenarnya hal serupa bisa dilakukan lebih cepat untuk meminimalisir penundaan jadwal penerbangan beruntun ini. Banyak hal yang menjadi penyebab isu penundaan jadwal penerbangan ini, dari adanya armada pesawat yang tiba-tiba harus di grounded karena ada kerusakan, kinerja ground crew yang kurang cepat, bahkan kualitas manajemen SDM Lion Air pun menjadi sorotan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Udara terkait. Walaupun insiden pembatalan seratus penerbangan tersebut sudah lewat, sampai saat ini maskapai Lion Air tetap mengalami isu penundaan jadwal penerbangan, seolah-olah pihak maskapai tidak berusaha untuk menangani dan menimalisir isu yang sedang dihadapi. Permasalahan manajemen sumber daya manusia (SDM) yang terjadi pada Lion Air hingga saat ini merupakan hal yang menjadi perhatian banyak pihak, mengingat banyak nya kasus yang menimpa maskapai low cost carrier tersebut, diantaranya pilot yang terkena sanksi terkait narkoba, pesawat delay, bahan bakar avtur bocor, pilot yang berhenti terbang karena uang transport mereka terlambat diturunkan, porter Lion Air yang melakukan aksi pencurian barang penumpang p esawat, adanya suara “desahan” yang terdengar lewat pengeras suara saat pesawat sedang mengudara, dan
kejadian salah menurunkan penumpang. Tentu dari semua kasus yang menimpa Lion Air tersebut merupakan akibat dari pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang kurang baik. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat pertumbuhan bisnis maskapai di Tanah Air cukup tinggi. Namun,
ini tidak diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur di bidang transportasi udara. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti akan melakukan observasi terkait dengan manajemen SDM pada Lion Air. Peneliti berharap, penelitian ini nantinya dapat memberikan masukan kepada pihak Lion Air mengenai kinerja manajemen SDM agar dapat digunakan sebagai acuan untuk kegiatan mengelola pemberitaan negatif yang diberitakan oleh media masa.
2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau sering juga disebut tenaga kerja, pekerja atau karyawan. Sumber daya manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. Sumbe r daya manusia juga merupakan aset dan berfungsi sebagai modal baik non material atau non financial di dalam suatu organisasi yang dapat diwujudkan potensi nyata secara fisik dan non fisik dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Menurut Hasibuan (2003:244), sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Menurut Veithzal Rivai (2003:6), sumber daya manusia adalah seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Serta merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan metode atau teknologi yang diubah menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Menurut Sonny Sumarsono (2003:4), sumber daya manusia atau human resources terdapat dua pengertian. Pertama, SDM memiliki arti usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi, sehingga mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa usaha atau kerja, dalam melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:8), sumber daya manusia adalah merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia, karena manusia merupakan unsur mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan secara optimal.
Berdasarkan dari keempat teori tersebut sumber daya manusia dapat disimpulkan, bahwa sumber daya manusia merupakan faktor sentral karena berfungsi sebagai faktor penggerak organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya. Tanpa sumber daya manusia secara pasti sebuah organisasi atau perusahaan tidak akan berfungsi, dan sumber daya lainnya seperti sumber daya material, keuangan, informasi, dan teknologi menjadi benda mati yang tidak berarti.
2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Istilah manajemen berasal dari kata management, yang berasal dari kata”to mannage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Hasibuan (2003:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisin membantu terwujudnya tujuan perusahaan dan karyawan. Menurut Simamora (2004:4), manajemen sumber daya manusia adalah pendayahgunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah meningkatkan kontribusi produktif orangorang yang ada dalam perusahaan melalui sejumlah cara yang bertanggun g jawab secara strategis, etis dan sosial. Departemen sumber daya manusia dikatakan penting karena departemen tersebut tidak mengontrol banyak faktor yang membentuk andil sumber daya manusia, seperti: modal, bahan baku, dan prosedur. Manajemen sumber daya manusia mendorong para manajer dan tiap karyawannya untuk melaksanakan strategi yang telah diterapkan oleh perusahaan dalam rangka menunjang tugas manajemen (perusahaan), dalam menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Pentingnya manajemen sumber daya manusia bagi suatu organisasi agar dapat mempertemukan atau memadukan kepentingan perusahaan dan karyawan supaya dapat mewujudkan terciptanya efektivitas, efisiensi, produktifitas dan kinerja perusahaan. Untuk dapat menghindari: 1. Kesalahan penempatan orang untuk suatu pekerjaan. 2. Turnover tinggi. 3. Rendanya kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. 4. Pembuangan waktu untuk pembicaraan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. 5. Diskriminasi dalam memperlakukan karyawan. 6. Angka kecelakaan kerja tinggi. 7. Ketidakadilan dalam pengupahan. 8. Ketidakberdayaan Karyawan. Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia di maksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan: 1. Kualitas kehidupan kerja. 2. Produktivitas. 3. Kepuasan SDM. 4. Pengembangan SDM. 5. Kesiapan untuk berubah.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Profil Perusahaan
P.T. Lion Mentari Airlines (Lion Air) berawal dari sebuah mimpi dan kerja keras. Setelah tiga belas tahun berpengalaman dalam bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan Kirana dan Rusdi Kirana mewujudkan impian mereka untuk menyediakan layanan penerbangan yang terjangkau ke semua lapisan masyarakat menjadi kenyataan. Berbekali keinginan kuat mewujudkan mimpi dan modal awal US$ 10 juta, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan September tahun 1999. Penerbangan perdana Lion Air pada 30 Juni 2000 melayani rute Jakarta-Pontianak pulang pergi. Jumlah armada pada awal beroperasi sebanyak dua pesawat Boeing737-200. Saat ini Rusdi Kirana berstatus sebagai salah
satu pemilik Lion Air sekaligus menjabat sebagai President Director atau Direktur Utama Lion Air. Kata kunci dari Lion Air adalah menciptakan peluang pasar sendiri yang mendobrak paradigma lama, bahwa penerbangan di Indonesia dicitrakan sebagai bisnis luxury untuk kelas menengah atas. Tarif yang terjangkau bertolak dari pandangan filosofis Lion Air tentang konsumenlah yang sesungguhnya berdaulat (consumer sovereignty) hal ini yang diterapkan oleh Lion Air dengan tujuan untuk dapat melayani penumpang dengan jumlah maksimal dari berbagai strata dan lapisan sosial masyarakat, sebagaimana slogan Lion Air yaitu “We make people fly”. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi :
Menjadi perusahaan penerbangan swasta nasional yang melayani penerbangan domestik dan internasional dengan berpedoman kepada prinsip-prinsip keselamatan dan keamanan penerbangan yang telah ditetapkan. Misi :
1. Menjadi perusahaan penerbangan nasional yang tumbuh dan berkembang. 2. Menjadi perusahaan penerbangan sebagai penyedia alat transportasi. 3. Implementasi dan standarisasi angkutan udara khususnya operasional dan perawatan pesawat. 4. Meningkatkan daerah pelayanan agar lebih mudah dijangkau oleh konsumen. 5. Menerbangkan sebanyak mungkin pengguna jasa transportasi udara. 6. Menjadi perusahaan yang mampu bersosialisasi dengan lingkungan. 7. Menjadi perusahaan swasta nasional yang terdepan dalam hal inovasi, efisiensi dan Profesionalisme. 3.3 Masalah yang terjadi pada Lion Air 1. Keterlambatan Jadwal Penerbangan (Delay)
Lion Air dikenal sebagai salah satu maskapai penerbangan yang paling bermasalah dari sisi ketepatan jadwal penerbangan. Seolah, ada anggaran budaya delay yang melekat dalam diri Lion Air. Kasus delay terakhir yang menghebohkan publik terjadi pada awal bulan ini di mana ratusan penumpang Lion Air melakukan aksi demo akibat semua jadwal penerbangan tertunda dan tidak ada penjelasan resmi dari pihak maskapai. Masalah delay yang kerap terjadi pada Lion Air membuat ketua Komisi V DPR Laurens Bahang Dama meminta pemerintah untuk melakukan
moratorium pemberian izin rute baru untuk maskapai Lion Air. Ini sebagai sanksi lantaran maskapai berbiaya murah itu sering mengalami keterlambatan. Saat ini 46 persen pasar domestik sudah di kuasai Lion sementara di sisi lain Lion selalu delay, ini sangat merugikan masyarakat pengguna jasa.
2. Pilot yang Menggunakan Narkotika
Pada awal tahun lalu, dunia penerbangan dalam negeri dikejutkan dengan masalah yang membelit maskapai penerbangan Lion Air. Pilot Lion Air, Hanum Adhyaksa dibekuk anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat di di Studio 33 Hotel Clarion, Sulsel. Dari hasil penggerebekan, ditemukan adanya paket sabu lengkap bersama alat hisap dari tangan pilot Lion Air beserta empat rekannya yang ikut ditangkap pihak BNN. Hanum diciduk lantaran tertangkap tangan sedang berpesta sabu di ruang karaoke bersama temannya. Ada enam orang di ruangan itu, namun hanya empat yang positif ditangkap BNN.
3. Pencurian pada Barang Bagasi Penumpang
Dunia penerbangan di Indonesia kembali menuai rasa tidak aman dan memalukan. Hal ini terjadi karena barang-barang pada bagasi penumpang baik tas ataupun koper sering hilang. Seperti yang diberitakan oleh media, salah satu pelaku yang terdiri dari empat orang tersangka merupakan porter maskapai Lion Air yang melakukan aksi nya di Bandara Soekarno-Hatta pada bulan November 2015. Pada bulan sebelumnya yaitu pada Oktober 2015, Kapolres Deliserdang, AKBP M Edi Faryadi, mengungkapkan staf Lion Air di kargo Bandara Kualanamu Medan juga tertangkap kamrea pengawas sedang mencuri barang bawaan penumpang. Hal ini juga diperkuat dengan banyak nya laporan dari penumpang bahwa mereka telah kehilangan beberapa barang berharga pada bagasi mereka.
4. Pilot Lion Air “Mogok” Terbang
Ratusan pilot maskapai penerbangan Lion Air memutuskan untuk berhenti terbang pada Mei 2016. Akibatnya, sejumlah pesawat Lion Air mengalami keterlambatan atau delay penerbangan dan berimbas pada penumpukan penumpang di sejumlah Bandara. Mereka berhenti karena uang transport untuk pilot tidak diberikan. Para pilot menjelaskan sistem uang transport
tidak berpihak pada mereka. Hal itu karena manajemen Lion Air memberlakukan sistem reimburse untuk uang transport. Sedangkan pilot sendiri mengakui bahwa jumlah uang transport tersebut adalah bagian kecil dari pendapatan seorang pilot dalam sebulan yang diperkirakan mencapai dua digit. Namun, tujuan mogok kerja yang dilakukan para pilot adalah hanya menuntut sejumlah hak dan komitmen atau tanggung jawab dari manajemen perusahaan kepada karyawannya sebagaimana kontrak kerja. Selain itu pilot juga mengeluhkan masalah penjadwalan tugas (chaotic scheduling) yang kacau sehingga berpengaruh pada jadwal istirahat para pilot.
3.4 Solusi Terkait Masalah Manajemen Perusahaan dan Sumber Daya Manusia pada Lion Air