MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL JARINGAN LUNAK MUKOSA ORAL LINEA ALBA BUCCALIS
Pembimbing: drg. Atik Kurniawati M.Kes
Disusun Oleh: DytaLarasati
(171610101032)
Firda Malika
(171610101034) (171610101034)
Helmi Primanda
(171610101036) (171610101036)
DisyaDwiMaulidiyah
(171610101040)
Dina NuurRosyiidan
(171610101041)
Syadira
(171610101044)
Fitricia Lely Milleningrum
(171610101045) (171610101045)
MarizaAnindita
(171610101049)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2018
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb. Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan petunjuk serta melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga makalah Jaringan Lunak Mukosa Oral ini dapat diselesaikan. Dalam penyelesaian makalah ini tentunya tidak dapat kami selesaikan sendiri, kami banyak memperoleh bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan syukur dan menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan tutorial pertama blok Jejas dan Respon imun. 2. drg. Atik Kurniawati, M.Kes yang telah membimbing penyelesaian makalah dan telah memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan. 3. Teman-teman yang setia menemani dan membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna membantu sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Wassalamualaikum Wr Wb.
Jember, 29 Juli 2018
Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………...………………………………….
i
DAFTAR ISI………………...……………………………………………………
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………........…………………………...
1
1.2 Skenario ………………………………………………………………………
1
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………………………..
1
1.4 Tujuan Makalah.......…………………………………………………………..
1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Linea Alba Buccalis...………………………………………………...
2
2.2 Gambaran Klinis Linea Alba Buccalis.....…...…………………………………
2
2.3 Gambaran histologis Linea Alba Buccalis.........................................................
3
2.4 Etiologi Linea Alba Buccalis..............................................................................
3
2.5 Perawatan Linea Alba Buccalis..........................................................................
3
BAB 3. PEMBAHASAN
4
BAB 4. KESIMPULAN………………………………………………………….
5
DAFTAR PUSTAKA………………………...…………………………………..
6
ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.
Latar belakang
Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan eksternal dan berfungsi untuk proteksi dan pertahanan terhadap antigen. Penyakit mukosa mulut merupakan bagian dari penyakit mulut yang berdampak besar bagi pasien yang mengalaminya. Hal ini dapat terjadi karena mukosa mulut memiliki fungsi protektif yang secara signifikan dapat mempengaruhi kesehatan umum pasien. Diantara semua penyakit-penyakit mukosa mulut, terdapat beberapa kondisi yang dikategorikan sebagai variasi normal pada struktur anatomis mukosa mulut. Kondisi-kondisi ini terkadang diabaikan oleh dokter gigi ketika melakukan pemeriksaan klinis, hal ini dapat terjadi karena kondisi- kondisi tersebut tidak terasa sakit dan kebanyakan pasien tidak menunjukkan keluhan atau bahkan tidak menyadari akan keberadaan kondisi-kondisi variasi normal tersebut. Namun, apabila pasien secara tidak sengaja menemukan kondisi seperti ini pada rongga mulut mereka, mereka kebanyakan akan khawatir dan bahkan mengira bahwa kondisi tersebut merupakan suatu kondisi yang patologis atau kanker. Variasi anatomis normal struktur dan tampilan mukosa mulut terdiri dari fordyce granules, leukoedema, dan linea alba buccallis. 1.2.
Rumusan masalah
1. Apa definisi linea alba buccalis? 2. Bagaimana gambaran klinis dan gambaran histologis linea alba buccalis? 3. Apa saja etiologi linea alba buccalis? 1.3.
Tujuan makalah
1. Mengetahui definisi linea alba buccalis. 2. Mengetahui gambaran klinis dan gambaran histologis linea alba buccalis. 3. Mengetahui etiologi linea alba buccalis.
1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Definisi
Linea alba buccalis merupakan alur horizontal pada mukosa setinggi bidang oklusal, meluas dari lipcommissure sampai gigi posterior, biasanya berhubungan dengan tekanan, iritasi friksional, atau sucking trauma. Berupa garis putih yang lateral akibat dari hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi di daerah ini. Gesekan gigi-gigi dapat menyebabkan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan terdiri dari jaringan hiperkeratotik. Lesi ini memiliki demarkasi yang baik terhadap mukosa bukal berwarna kemerahan yang ada di sekitarnya, lunak dan lembut dengan batas yang relatif sulit di bedakan, biasanya Linea alba bucallis terjadi secara bilateral. 2.2.
Gambaran klinis
Secara umum kelainan tanpa gejala ini umumnya asimtomatik dengan lebar 12 mm dan meluas dari molar 2 sampai regio kaninus pada mukosa bukal. Perubahan perubahan epitel yang menebal yang terdiri atas jaringan hiperkeratotik yang merupakan suatu respon terhadap gesekan pada gigi-gigi. Gambaran klinisnya menunjukkan ciri diagnostik sehingga mudah didiagnosa, Lesi umum di temukan secara bilateral. Garis putih tersebut membentuk scallope dan berada pada mukosa bukal pada bidang oklusan gigi sekitarnya.
Sumber : Normal Variations of Oral Anatomy and Comon Oral Soft Tissue Lesions. Departement of oral medicine, University of Pennsylvania
2
2.3.
Gambaran histologis
Diagnosis dapat dilakukan secara langsung berdasarkan tampilan klinis. Perubahan epitel terdiri dari hyperkeratosis sebagai respon terhadap aktifitas friksional gigi.
2.4.
Etiologi
Pada umumnya Linea Alba Bukalis terjadi akibat gesekan atau friksi kronik pada mukosa oral. Lesi tersebut analog dengan callus pada kulit. Linea Alba Bukalis juga dapat diakibatkan karena variasi dalam diet (pola makan), kebersihan mulut, frekuensi kontak gesekan antara makanan dan gigi, efek dari merokok, tekstur makanan, tekanan dari musculus buccinators yang menekan mukosa melalui cusp gigi posterior rahang atas ke dalam garis oklusi dan trauma friksional dan penyebab iritasi lainnya (bruxism)
2.5.
Perawatan
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan temuan klinis. Biopsi tidak perlu dilakukan, kecuali jika tampilannya khas atau diagnosis yang meragukan. Tidak perlu dilakukan perawatan jika garis lurus pada mukosa bukal bilateral.
3
BAB 3 PEMBAHASAN
Pada tanggal 27 Juli 2018 pasien datang ke RSGM Universitas Jember dengan keluhan adanya garis putih pada pipi bagian dalam. Pasien menyadari adanya garis putih tersebut ketika pasien melakukan perawatan gigi. Pasien mengaku bercak tersebut tidak sakit dan juga tidak terasa gatal. Pasien juga mengaku belum pernah minum obat-obatan untuk menghilangkan bercak putih tersebut. Pasien juga mengaku memiliki kebiasaan menggigit pipi dan bibir bagian dalam. Pasien mengaku kebiasaan tersebut tidak hanya dilakukan saat stress. Pada pemeriksaan intraoral terdapat plak pada mukosa bukal kiri dan kanan hingga sudut mulut, berbentuk garis dan bergelombang, dengan ukuran 15 mm dan berwarna putih. Dari anamnesis dan pemeriksaan klinis pasien didiagnosa memiliki linea alba. Diagnosa ditegakkan berdasarkan gambaran klinis lesi berupa plak pada mukosa bukal kiri dan kanan hingga sudut mulut, berbentuk garis dan bergelombang, dengan ukuran 15 mm dan berwarna putih. Garis putih bilateral tersebut merupakan karakteristik dari linea alba. Pasien tidak diberikan terapi, karena lesi tersebut merupakan variasi normal. Pasien diedukasikan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dan menyikat lidahnya. Linea alba (“garis putih”) merupakan perubahan yang umum terjadi pada mukosa bukal. Umumnya dihubungan dengan tekan, iritasi friksional gigi, atau trauma akibat permukaan facial gigi. Tidak terdapat masalah lain yang berhubungan seperti overlap horizontal yang tidak baik, atau restorasi yang kasar dari gigi penting untuk menentukan perkembangan linea alba bukalis.
4
BAB 4 KESIMPULAN
Linea alba buccalis merupakan alur horizontal pada mukosa setinggi bidang oklusal, meluas dari lip commissure sampai gigi posterior, biasanya berhubungan dengan tekanan, iritasi friksional gigi, atau sucking trauma. Gambaran klinis berupa garis putih akibat dari hyperkeratosis trauma jaringan dari hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi. Kesimpulan kasus ini pasien mengalami linea alba ditandai dengan adanya garis putih atau plak putih bilateral pada mukosa bukal kiri dan kanan gigi hingga sudut mulut pada area oklusal gigi. Temuan tersebut sesuai dengan gambaran klinis dari linea alba. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang normal yang merupakan variasi normal dari mukosa oral. Pasien hanya diedukasikan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dan menyikat lidahnya.
5
DAFTAR PUSTAKA
1. Faride M. Madani, Arthur S, Kupersten. 2014. Normal Variations of Oral Anatomy and Comon Oral Soft Tissue Lesions. Departement of oral medicine, University of Pennsylvania school of Dental Medicine. Philadephia USA. 2. Chynthia Michelle Anggraini. 2008.
Prevalensi dan Distribusi Variasi Anatomis
Normal pada Pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Berdasarkan lokasi, Usia dan Jenis Kelamin. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jakarta. 3. Malcom A. Lych, Vernon J. Brightman, Martin S. Greenberg. 1997. Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment 9 th Edition. Lippincott-Raven Publisher. Philadelphia. 4. Norman K. Wood, Paul W. Goaz. 1980. Differential Diagnosis of Oral Lession 2 nd Edition. The C. V. Mosby Company. London.
6
7