LICHEN PLANUS ORAL
Definisi Lichen Planus Oral
Lichen planus adalah penyakit dermatologi kronis jinak pada epitelial
skuamosa berlapis yang mempengaruhi kulit, mukosa mulut, dan genital. Lesi
memiliki pola karakteristik garis interkoneksi yang disebut striae,
menyerupai pola tanaman lichen seperti tumbuh pada batu dan pohon.1,3,7,11
Etiologi dan Faktor Predisposisi LPO
Penyebabnya belum diketahui, tetapi bukti menunjukkan karena kelainan
imunologi dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Baik sel
CD4 dan subset sel CD8-T banyak ditemukan tersebar pada interfase jaringan
ikat-epitel dari jaringan yang nekrosis. Keradangan kronis ini menimbulkan
perubahan epitel, jumlah deposit fibrinogen yang sangat kuat banyak di
membran dasar, dan pada akhirnya, kerusakan lapisan dasar epithelium yang
bersangkutan. Mediasi sel imun memegang peran penting dalam patogenesis
dari lichen planus. Sel imun yang berperan yaitu sel limfosit T yang dapat
menyebabkan gangguan mediasi. Penyakit ini berkepanjangan disertai periode
remisi dan ekstrasebasi. 1,3,5,6,10
Faktor predisposisi dari lichen planus karena faktor genetik, stres
telah paling sering terjadi, lesi lichenoid antara lain karena bahan
restorasi gigi (terutama amalgam dan emas), penyakit graft-versus-host
kronis, terlihat pada pasien transplantasi sumsum tulang, infeksi dengan
virus hepatitis C, obat antiinflamasi non-steroidal, dan berbagai gangguan
sistemik lainnya, seperti hipertensi dan diabetes, dapat terjadi dari
manifestasi dari reaksi terhadap obat yang digunakan. Penggunaan obat dan
vaksin seperti obat antidiabetes, obat antirematik (terutama NSAID), dan
obat antihipertensi, seperti beta-blocker, tiazida dan diuretik, serta
antimalaria, seperti quinacrine.1,3,5,6
Insidensi LPO
Prevalensi dari lichen planus oral pada populasi umum dari United
States dilaporkan meningkat menjadi sekitar 1%. Prevalensi lichen planus
oral adalah antara 0,1% dan 2,2%. Dalam studi pertama dari 100 kasus, umur
dari individual berkisar dari 13 sampai 78 tahun. Lichen planus oral sering
dijumpai pada umur pertengahan / paruh baya. Wanita lebih mendominasi pada
kasus lichen planus daripada laki-laki, biasanya dengan rasio 3 : 2. Studi
lainnya dari 200 kasus, paling banyak bersifat asimptomatik dan memerlukan
perawatan rutin. Lesi erosif dipengaruhi oleh stres emosional.1,2,7
Gambaran Klinis LPO
Gambaran klinis lichen planus berpengaruh terhadap mukosa mulut adalah
susunan garis interkoneksi putih tipis yang disebut "striae". Lesi yang
mendasar terdapat susunan papula dan stria / nodul putih pada mukosa,
berukuran kecil, dan mengkilap. Lesi lichen planus biasanya simetris dalam
rongga mulut. Karateristik dari LPO ialah hiperkeratosis vaskualisasi sel
basal dengan keratosis apoptosis, dan infiltrasi sel mononuklear pada
epithelium.7,11
Lesi kulit lichen planus secara klasik digambarkan berupa papula
berwarna ungu, pruritus, dan poligonal. Pada awalnya terdiri atas papula
yang kecil, rata, berwarna merah, dengan bagian tengah yang cekung. Lesi
dapat membesar dan menjadi bentuk poligonal atau bergabung menjadi plak
yang lebih besar. Papula berangsur-angsur akan berwarna keunguan dan
permukaan berwarna putih, yang terdiri dari stria yang sangat halus.3
Lesi kulit biasanya gatal dan berubah menjadi kuning atau cokelat
sebelum akhirnya hilang. Disisi lain keterlibatan ekstraoral meliputi
kelenjar penis, mukosa vulva dan kuku yang dapat menyebabkan perubahan
distrofik, misalnya : alopecia atau kuku cacat terlihat sesekali. Lesi
genital biasanya putih atau erosif. Pada umumnya lesi akan ditemukan secara
bilateral pada permukaan fleksor anggota gerak (pergelangan tangan).1,2,3
Trauma dapat menyebabkan lesi (Koebner Fenomena). Seorang pasien dapat
terkena lebih dari satu bentuk lesi. Daerah yang paling sering terkena
adalah mukosa bukal. Lidah, bibir, palatum, gingival, dan dasar mulut juga
dapat terkena. Pada umumnya ditemukan lesi yang bilateral dan relatif
simetris.2,3,5
Lichen planus oral secara klinis dikalsifikasikan menjadi beberapa
tipe yaitu retikular, plak, papular, bulla, atropik, dan erosif1,2,3.
1. Retikular
Berupa garis putih interlace halus yang tersusun dalam anyaman seperti
jala yang disebut "Wickham's striae" (paling banyak ditemui dan mudah
dikenali dari LPO). Lesi ini biasanya tidak tetap berbentuk seperti
lilin dan berkurang selama beberapa minggu atau bulan. Lesi ini paling
sering ditemukan bilateral pada posterior mukosa bukal dan bersifat
asimptomatik. Permukaan mukosa mulut lain yang dapat terlibat
bersamaan seperti lidah lateral dan dorsal, gingiva, palatum, dan
vermilion border. Pada dorsal lidah terlihat lebih seperti plak
keratotik dengan atropi papila. Plak putih halus menggantikan
permukaan normal papila lidah.2,3,9
Gambar 1
Lichen planus tipe retikular
2. Plak
Plak berwarna putih yang padat atau bercak yang mempunyai permukaan
halus sampai sedikit tidak teratur dan konfigurasi asimetris. Lesi ini
ditemukan pada mukosa bukal atau lidah. Pasien bisa saja tidak
menyadari keberadaan lesi ini. Biasanya sulit dibedakan karena
menyerupai leukoplakia. Lesi berwarna putih dan dapat timbul terutama
pada mukosa bukal posterior dan lidah.3,9
Gambar 2
Lichen planus tipe plak
3. Papular
Lesi berwarna putih yang sedikit lebih tinggi dari sekitarnya dengan
diameter 0,5-1 mm, biasanya terlihat pada mukosa mulut yang
berkeratin.4
Gambar 3
Lichen planus tipe papular
4. Bulla
Lesi vesikulobulosa disertai variasi retikular atau erosif dan jarang
ditemui. Lesi terletak pada mukosa bukal khususnya pada posterior,
bagian bawah antara molar dua dan molar tiga, serta jarang ditemukan
pada lidah, gingiva, bibir.2,4,9
Gambar 4
Lichen planus tipe bulla
5. Atropik
Atropik menunjukkan mukosa mulut yang mengalami inflamasi dan ditutupi
epitel tipis berwarna merah, kombinasi suatu perubahan keratosis
dengan stria dan eritema, disertai variasi retikular dan erosif.
Atrofi dapat mensimulasikan eritroplasia.4,5,9
Gambar 5
Lichen planus tipe atropik
6. Erosif
Berupa ulkus yang tertutup pseudomembran dan dikelilingi eritema. Lesi
ini bersifat simptomatik dan terjadi jika epitelium permukaan sama
sekali hilang dan terjadi erosi. Mukosa bukal dan lidah merupakan
daerah yang umumnya terkena. Vesikel atau bula pada awalnya akan
terbentuk, pecah, dan menimbulkan erosi. Lesi yang matang mempunyai
tepi merah yang tidak teratur, pseudomembran sentral yang nekrotik dan
kekuningan, serat bercak putih anular, sering kali ditemukan di bagian
tepi. Kondisi ini menimbulkan rasa nyeri terus menerus dan dapat
berkembang dengan cepat. Erosif kadang - kadang terdapat atrofi dan
ulserasi yang dibatasi mukosa gingiva menghasilkan pola reaksi yang
disebut gingivitis deskuamatif , dapat menghasilkan eritema gingiva
dan nyeri saat ditekan. 1,3,4
Gambar 6
Lichen planus tipe erosif
Gambaran Histologi LPO
Terdapat 3 gambaran histologi yang perlu diperhatikan untuk mendiagnosis
LPO :
1. Daerah hiperkeratosis, atau hiperortokeratosis dengan penebalan pada
lapisan sel granular dan gambaran saw-tooth pada retepeg.
2. Biasanya terjadi degenerasi likuifaksi atau nekrosis pada lapisan sel
basal yang digantikan dengan pita eosinofilik.
3. Adanya pita subepitelial yang padat dari limfosit.1,4
Gambar 7
Pada pemeriksaan biopsi menunjukkan adanya hiperkeratosis,
infiltrasi dari limfosit dan vakuolisasi lapisan sel basal disertai
apoptosis
Gambar 8
Pada pemeriksaan histokimia terlihat adanya gambaran saw tooth dari retepeg
yang umumnya merata dan terjadinya pengurangan ketebalan dari epitel
disertai infiltrasi limfosit T pada lapisan dasar epitelium.
Diagnosa Banding LPO
Diagnosa banding LPO didapat dari pemeriksaan klinis didukung dengan
pemeriksaan histopatologis. Beberapa lesi mulut yang memiliki kemiripan
dengan LPO :
1. Pemfigoid bulosa
Pemfigoid bulosa merupakan penyakit autoimunkronik. Lesi didalam
mulut tersebut ditemukan pada 20% kasus. Ditandai dengan bula
subepidermal yang besar dan berdinding tegang disertai vesikel dan
eritema. Bula tersebut dapat pecah di daerah erosif yang luas,
khususnya pada perlekatan gingiva. Daerah lainnya yang dapat terkena
pada palatum lunak, mukosa bukal, bagian dasar mulut. Pada pemeriksaan
immunofluoresensi terdapat IgG dan C3 sepanjang dasar dari membran
basalis.3
Gambar 9
Pemfigoid bulosa
2. Pemfigoid sikatriksial
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti, akan tetapi diduga
karena akibat autoimun. Ditandai dengan adanya bula yang dapat berubah
menjadi sikatriks, terutama terjadi pada mukosa dan konjungtiva. Bula
yang berdinding tegang, bula yang pecah akan terbentuk ulkus yang
dikelilingi oleh eritema. Pada gingiva terlihat edema difus berwarna
merah terang. Pada 90% kasus lesi didalam rongga mulut terdapat di
gingiva, mukosa bukal, dan palatum. Pada pemeriksaan immunoflouresensi
terdapat antibodi dan IgG pada membran basalis.3
Gambar 10
Pemfigoid sikatriksial
3. Lupus eritematosus kronis
Lupus eritematosus kronis lebih dominan terjadi pada wanita dan
bersifat asimptomatik, seperti tidak nyaman, terbakar, dan sakit saat
mengonsumsi makanan yang pedas dan panas. Ditandai dengan ulkus yang
dikelilingi eritema, plak keratotik dan terkadang ada sikatriks.
Terdapat pada mukosa bukal, mukosa labial, gingiva, dan palatum. Pada
pemeriksaan immunoflouresensi terdapat immunoglobulin dan C3 dengan
adanya deposit granular sepanjang membran basalis.1,3,5,9
Gambar 11
Lupus eritematosus kronis
4. Pemfigus vulgaris
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit vesikulobulosa. Etiologi penyakit
ini belum diketahui, akan tetapi dipengaruhi oleh autoimun. Ditandai
dengan adanya vesikel yang mudah pecah, bula berdinding kendur, dan
erosi disertai pembentukan krusta yang dapat bertahan lama. Umumnya
krusta memiliki tepi yang tidak rata, kasar, dan sakit. Pemfigus
vulgaris dapat meluas dan menimbulkan rasa nyeri sehingga mengganggu
penderita pada saat makan. Lesi ini terdapat pada mukosa dan kulit.
Pada pemeriksaan immunoflouresensi terdapat IgG pada epidermis.3
Gambar 12
Pemfigus vulgaris
5. Leukoplakia
Gambaran klinis leukoplakia diawali dengan lesi putih bening tidak
teraba, yang kemudian menebal dengan pengerasan, dan bentuk permukaan
yang bervariasi. Ada yang berbentuk homogenus, bercak, nodul dan
veruka. Warna putih dan penebalan jaringan disebabkan oleh penebalan
lapisan keratin permukaan (hiperkeratosis) dan penebalan lapisan
epitel dibawahnya (akantosis).3,11
Gambar 13
Leukoplakia
6. Kandidiasis pseudomembran (Thrush).
Bercak seperti krim berwarna putih mutiara atau putih kebiruan yang
dapat dikerok dan meninggalkan dasar yang berwarna merah. Bercak
tersebut terdiri dari epitel deskuamasi, keratin, fibrin, jaringan
nekrotik, sisa makanan, sel radang dan kuman yang terinfiltrasi oleh
hifa. Penyebabnya karena pertumbuhan yang berlebihan dari dari spesies
Candida Albican. Pengobatan topikal diberi Nistatin suspense oral.
Pengobatan sistemik diberikan ketokonazol 200 mg – 400 mg.3,8
Gambar 14
Kandidiasis pseudomembran (Thrush)
7. Hairy Leukoplakia.
Lipatan putih vertikal yang berorientasi sebagai pagar di sepanjang
perbatasan lidah. Biasanya memiliki permukaan bergelombang dan
mempengaruhi margin lidah hampir secara eksklusif. Lesi dapat juga
ditampilkan sebagai plak putih, agak tinggi dan tidak dapat dikerok.
Penyebabnya karena replikasi Eipstein-Barr virus (EBV) yang aktif.
Pengobatan dengan diberikan obat antiretroviral dan asiklovir.3,9,10
Gambar 15
Hairy Leukoplakia
Perawatan LPO
Asimptomatik : Tidak ada perawatan, dilakukan pemeriksaan berkala (1
sampai 2 kali per tahun) terjadi pada lichen planus oral bentuk retikular,
plak, dan papular.
Simptomatik : Kortikosteroid topikal, kortikosteroid oral, pemeriksaan
biopsi dan histologi disarankan pada beberapa lesi yang tidak konsisten
pada lichen planus oral. Jika terdapat candidiasis dilakukan smear dan
diberikan terapi antifungi, terjadi pada lichen planus oral bentuk eritema
dan useratif. Kortikosteroid topikal berupa Triamcinolone acetonide,
dioleskan dengan kapas pada lesi sampai terbentuk lapisan tipis 2-3 kali
sehari, tergantung tingkat keparahan. Salah satu kortikosteroid topikal
yang lebih kuat misalnya fluocinonide, betametason, gel clobetasol yang
dioleskan beberapa kali per hari ke area yang paling bergejala biasanya
cukup untuk merangsang penyembuhan dalam jangka 1 atau 2 minggu. Penggunaan
agen seperti retinoid topikal, tacrolimus atau siklosporin telah sesekali
digunakan untuk kasus yang parah. Siklosporin memiliki efek samping yang
signifikan. 1,2,5,7,12
Kortikosteroid oral berupa prednisone atau prednisolon 20-40 mg / hari
adalah andalan perawatan parah, gejala lichen planus oral, terutama bentuk
erosif. Terapi lesi LPO erosif yang meluas pada gingiva dapat dirawat
dengan menggunakan splint pada oklusal. Studi yang telah dilaporkan bahwa
pasien dengan lichen planus mungkin dapat terjadi peningkatan resiko
berkembangnya displasia epitel oral, karsinoma sel skuamosa, dan lesi
reaktif oral.1,4,6,7,8
Penggantian bahan restorasi seperti amalgam dan emas dekat lesi oral
harus diganti dengan bahan lain, karena dapat menghasilkan reaksi lichenoid
atau memperburuk lesi lichen planus. Berhenti konsumsi tembakau dan
alkohol, serta menjaga kebersihan mulut
KESIMPULAN
Lichen planus adalah penyakit dermatologi kronis jinak pada epitelial
skuamosa berlapis yang mempengaruhi kulit, mukosa mulut, dan genital.
Penyebabnya belum diketahui, tetapi bukti menunjukkan karena kelainan
imunologi dengan limfosit T tertarik ke antigen dalam epithelium. Dalam
studi pertama dari 100 kasus, umur dari individual berkisar dari 13 sampai
78 tahun. Lichen planus oral sering dijumpai pada umur pertengahan / paruh
baya. Wanita lebih mendominasi pada kasus lichen planus daripada laki-laki,
biasanya dengan rasio 3 : 2. Studi lainnya dari 200 kasus, paling banyak
bersifat asimptomatik dan memerlukan perawatan rutin. Lesi erosif
dipengaruhi oleh stres emosional.1,2,7
Gambaran klinis lichen planus berpengaruh terhadap mukosa mulut adalah
susunan garis interkoneksi putih tipis yang disebut "striae". Lesi yang
mendasar terdapat susunan papula dan stria / nodul putih pada mukosa,
berukuran kecil, dan mengkilap. Karateristik dari LPO ialah hiperkeratosis
vaskualisasi sel basal dengan keratosis apoptosis, dan infiltrasi sel
mononuklear pada epithelium. Lichen planus oral secara klinis
dikalsifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu retikular, plak, papular,
bulla, atropik, dan erosif.
Terdapat 3 gambaran histologi yang perlu diperhatikan untuk
mendiagnosis lichen planus : daerah hiperkeratosis, atau hiperortokeratosis
dengan penebalan pada lapisan sel granular dan gambaran saw-tooth pada
retepeg, biasanya terjadi degenerasi likuifaksi atau nekrosis pada lapisan
sel basal yang digantikan dengan pita eosinofilik, dan adanya pita
subepitelial yang padat dari limfosit.
Beberapa lesi mulut yang memiliki kemiripan dengan lichen planus
ialah pemfigoid bulosa, pemfigoid sikatriksial, lupus eritematosus kronis,
pemfigus vulgaris, leukoplakia, kandidiasis pseudomembran (Thrush) dan
Hairy Leukoplakia.8,9,10,11
Perawatan LPO yang bersifat asimptomatik ialah tidak ada perawatan,
dilakukan pemeriksaan berkala (1 sampai 2 kali per tahun) terjadi pada
lichen planus oral bentuk retikular, plak, dan papular.
Perawatan LPO yang bersifat simptomatik, yaitu kortikosteroid topikal
berupa Triamcinolone acetonide, dioleskan dengan kapas pada lesi sampai
terbentuk lapisan tipis 2-3 kali sehari, kortikosteroid oral prednisone
atau prednisolon 20-40 mg / hari, pemeriksaan biopsi dan histologi
disarankan pada beberapa lesi yang tidak konsisten pada lichen planus oral.
Perawatan LPO lainnya yaitu penggantian bahan restorasi seperti
amalgam dan emas dekat lesi oral harus diganti dengan bahan lain, karena
dapat menghasilkan reaksi lichenoid atau memperburuk lesi lichen planus.
Berhenti konsumsi tembakau dan alkohol, serta menjaga kebersihan mulut
DAFTAR PUSTAKA
1. Scully.C. 2013. Oral and Maxillofacial Medicine (The Basis of Diagnosis
and Treatment). Edisi Ke-3. Elsevier : Philadelphia. Hal 192-200
2. Neville B.W, Damm D.D, dkk. 2009. Oral and Maxillofacial Pathology.
Edisi Ke-3. Elsevier : Philadelphia. Hal 782-788
3. Langlais R.P, Miller C.S, Gehrig J.N. 2009. Atlas Berwarna Lesi mulut
Yang Sering Ditemukan (Colour Atlas of Common Oral Disease). Edisi Ke-4.
EGC : Jakarta. Hal 142
4. Greenberg M.S, Glick M, Ship J.A. 2008. Burket's Oral Medicine. Edisi Ke-
11. Decker Inc : Ontario. Hal 89-95
5. Gandolfo.S, Scully.C, Carrozzo.M. 2006. Oral Medicine. Elsevier :
Philadelphia. Hal 101-108
6. Laskaris.G. 2005. Treatment of Oral Diseases ; A Concise Textbook. Georg
ThiemeVerlag : Germany. Hal 101-102
7. Ibsen O.A.C, Phelan J.A. 2004. Oral Pathology for the Dental Hygienist.
Elsevier : Philadelphia. Hal 102-104
8. Pindborg J.J., 2009. Atlas penyakit mukosa mulut: Penerbit Binarupa
Askara Publisher. Hal.56.
9. Regezi J.A, Scuiba J.J, Jordan R.C.K.2008.Oral Pathology Clinical
Pathology Clinical Pathologic Corelation. Elsevier : Philadephia. Hal 90-
95.
10. Mignogna M.D, dkk. Lichen planus pemphigoides, a possible example of
epitope spreading. Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral
Pathologic, Oral Radiology, and Edondontology. June 2010. Vol 109 No.6 :
837-843.
11. Mattila R, dkk. Caspade cascade pathways in apoptosis of oral lichen
planus. Journal of Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathologic, Oral
Radiology, and Edondontology. Vol. 110 No.5 : 618-623.
12. Palefsky J.M, Berline.J, Greenspan.D, Greenspan J.S. Evidence for
trafficking of Epstein–Barr virus strains between hairy leukoplakia and
peripheral blood lymphocytes. Journal of General Virology (2002),
83;317–321.
13. Reginald.A, Sivapathasundharam. Oral hairy leukoplakia: an exfoliative
cytology study. Contemporary Clinical Dentistry. Jan-Mar 2010 1;10-13.
14. http://www.apotikantar.com/kenalog_in_orabase_5_g
REFERAT ORAL MEDICINE
LICHEN PLANUS ORAL
Nama Kelompok :
Syaifira Rizkarini 2013-16-146
Julia Juanita 2013-16-147
Kim Seong Seon 2013-16-148
PEMBIMBING : Solva Yudhita, drg. MARS
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIV.PROF.DR.MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam karena atas berkat dan
rahmatNya, kami dapat menyelesaikan Referat Oral Medicine yang berjudul
"Lichen Planus Oral". Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan rasa terima
kasih kepada drg. Solva Yuditha, MARS, atas bimbingan dan arahan dalam
menyelesaikan Referat Oral Medicine.
Kami menyadari bahwa referat ini masih kurang sempurna. Sehubungan
dengan keterbatasan kemampuan kami, baik kemampuan akademik maupun teknik
penulisan. Kritik dan saran yang membangun kami harapkan demi
menyempurnakan referat ini.
Akhir kata, kami berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca khususnya rekan rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama).
Jakarta, November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
LICHEN PLANUS ORAL 1
Definisi Lichen Planus Oral 1
Etiologi Dan Faktor Predisposisi LPO 1
Insidensi LPO 2
Gambaran Klinis LPO 2
Gambaran Histologi LPO 6
Diagnosa Banding LPO 7
Perawatan LPO 11
KESIMPULAN 12
DAFTAR PUSTAKA 14
-----------------------
i
ii