BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitas sehari – hari tidak terlepas dari peranan penting anggota gerak tubuh (ekstrimitas). (ekstrimitas). Anggota gerak tubuh manusiaterdiri atas anggota gerak tubuh bagian atas dan anggota gerak tubuh bagian bawah. Dalam melaku melakukan kan aktivi aktivitas tas fungsi fungsional onal,, peran peran anggota anggota gerak gerak tubuh tubuh atas atas lebih lebih domina dominant nt digunakan, misalnya untuk membersihkan diri, makan, minum, berpakaian dan masih banyak aktivitas lain yang melibatkan anggota gerak atas. Salah satu sendi pada anggota gerak atas yang sering mengalami gangguan adalah sendi bahu. angguan yang dialami ini akan mengakibatkan terhalangnya aktivitas sehari – hari. angguan sendi bahu sebagian besar didahului oleh adanya rasa rasa nyeri nyeri pada bahu, bahu, teruta terutama ma nyeri nyeri yang yang timbul timbul sewakt sewaktu u mengger menggerakka akkan n bahu, bahu, sehing sehingga ga yang yang bersan bersangku gkutan tan takut takut mengge menggerak rakkan kan bahuny bahunya, a, pada akhirn akhirnya ya bahu men!adi kaku"". #ro$en shoulder adalah semua gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri dan pembatasan lingkup gerak aktif maupun pasif (Sidharta, "%&'). #ro$en shoulder ter!adi pada – * darri populasi yang ada, "' – ' * diantaranya mengid mengidap ap diabet diabetes es mellit mellitus. us. #ro$en #ro$en should shoulder er lebih lebih banyak banyak dideri diderita ta oleh oleh wanita wanita daripada pria, umumnya berusia sekitar +' – ' tahun. -iasanya menyerang pada bahu yang !arang digerakkan dan sekitar " * dari !umlah penderita menerita fro$en shoulder bilateral"". enyebab enyebab ter!ad ter!adiny inyaa fro$en fro$en should shoulder er belum belum diketa diketahui hui se/ara se/ara pasti. pasti. 0amun 0amun kemungkinan penyebab dari fro$en shoulder antara lain tendinitis, rupture rotator /uff, kapsulitis, post immobilisasi lama, trauma serta diabetes mellitus. enyakit ini diduga merupakan respon autoimunal terhadap rusaknya !aringan lokal". Mengingat luas sendi bahu merupakan hal yang penting di samping perasaan nyeri dalan melakukan self /are penderita. #isioterapi perlu memberikan pelayanan dalam dalam usaha usaha pening peningkat katan an gerak gerak dan fungsi fungsi sendi bahu, oleh oleh karena karena itu penulis penulis 1
(fisioterapi) merasa perlu untuk mengangkt masalah ini. Modalitas yang digunakan untuk untuk kasus kasus ini berupa berupa Short Short 1ave ave Diathe Diathermy rmy (S1D), (S1D), terapi terapi latiha latihan n dan terapi terapi manipulasi manipulasi.. S1D adalah suatu gelombang elektromagnetik elektromagnetik yang dihasilkan dihasilkan oleh suatu generator berfrekuensi 2."'.''' /ir/le perdetik dengan pan!ang gelombang "" meter yang digunakan sebagai pengobatan. 3erapi yang digunakan pada penderita fro$en shoulder adalah pemanasan, terapi manipulasi dan latihan aktif ". 3u!uan penerapan S1D dalam kasus ini adalah mengurangi nyeri pada bahu karena dengan adanya panas yang diberikan akan memberikan efek sedatif karena dapat dapat mening meningkat katkan kan nilai nilai ambang ambang rangsa rangsang ng nyeri nyeri dan membuat membuat pembul pembuluh uh darah darah vasodilata vasodilatasi si sehingga sehingga akan memperlan/ar memperlan/ar aliran aliran darah, menimgkatkan menimgkatkan elastisit elastisitas as !aringan lunak untuk mengurangi proses kontraktur !aringan dan sebagai persiapan terapi latihan. Selain modalitas di atas, penulis !uga menggunakan terapi latihan. Menurut 4isner ("%%), latihan yang tepat untuk fro$en shoulder adalah dengan menggunakan 5odman6s endular 78er/ise. 5odman6s endular 78er/ise memiliki efek traksi yang ringan dengn gerakan ayunan yang berulang sehingga dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi (9S) bahu. Metode lain yaitu dengan overhead pulley. Manfaat lain dari terapi latihan adalah meningkatkan peredaran darah serta meningkatkan kekuatan otot. Dengan demikian akan mengurangi resiko ter!adinya pembatasan gerak dan fungsi yang berakibat terganggunya aktivitas keseharian penderita.
1.2. Identifikasi Masalah
A. Apa yang yang men!adi penyebab: penyebab:etiol etiologi ogi dari #ro$en #ro$en Shoulder; Shoulder; -. -agaimana -agaimana patogenesis patogenesis dari #ro$en Shoulder; Shoulder; 5. -agaimana -agaimana atau ge!ala ge!ala apa sa!a sa!a yang dapat digunakan digunakan sebagai sebagai ru!ukan ru!ukan untuk untuk membuat diagnosa dini #ro$en Shoulder; D. Apakah program program rehabil rehabilitasi itasi medik medik yang bisa bisa diker!akan diker!akan ;
2
1.3. Tuuan dan Manfaat
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sendi Bahu 2.1.1 Persendian Pada Bahu
!a"#ar 3.1 Anat$"i Bahu
Sendi bahu terdiri dari beberapa persendian dari os humerus, s/apula, /lavi/ula dan /ostae. Se/ara ringkas di!elaskan sebagai berikut = ". Sendi lenohemeralis"" Sendi ini termasuk klasifikasi sendi bola dan mangkuk (ball and soket) dimana kaput humerus yang berberntuk hampir setengah bola dengan diameter tiga sentimeter berhubungan dengan fossa glenoidalis dari skapula. Segera akan tampak bahwa ada ketidaksesuaian antara dua bagian tulang yang mengadakan persendian ini, dimana >bola6 dari /aput humeri yang bernilai sudut "?' masuk ke dalam >mangkuk6 dari fossa glenoidalis yang bernilai sudut 2'. 4eadaan ini se/ara anatomis membuat sendi ini tidak stabil. Adanya labrium glenoidalis, suatu !aringan fibrokarfilaginous di sepan!ang tepi fossa glenoidalis serta menghadapnya fossa glenoidalis agak ke atas membuat sendi ini lebih stabil. 4apsul sendi ini sangat tipis dan di bagian depan diperkuat oleh ligamentum glenohumeralis superior, medius dari ligamen ini terdapat lubang yang disebut foramen weitbre/ht. Dengan demikian daerah ini merupakan daerah lo/us minoris
4
resistensia yang menyebabkan mudahnya ter!adi dislokasi kaput humerus ke anterior. 3erdapat tiga buah busa yang berhubungan dengan kavum sinovium, yaitu busa subakromialis, subdeltoideus dan subkorakoideus. #ungsinya adalah memudahkan pergerakan otot@otot deltoideus supraspinatus, infraspinatus, teres minor dan subskapularis. . Sendi Suprahumeral10 Merupakan sendi palsu yang bersifat melindungi (prote/tive) persendian antara kaput humerus dan lengkungan lebar ligamen yang menghubungkan pro//esus korakoideus dan akromion. 9engkungan korakoakromialis melindungi
sendi
glenohumeralis terhadap trauma dari atas dan men/egah dislokasi ke atas dari kaput humerus. Sendi suprahumeral ini dibatasi oleh kavitas glenoidalis dibagian superiornya, pro//esus akromialis dibagian posterior. Sedangkan dibagian anterior dan medialnya oleh pro//esus k/rakoideus dan dia atasnya terdapat ligamen korakoakromial. 4aput humerus berada di bawah susunan ini. Di dalam sendi ini didapatkan bursa subakromial, bursa subkorakoid, otot dan tendon supraspinatus, superior dari kapsul glenohumeral, tendon biseps dan !aringan ikat. 4etika lengan diabduksikan, tuberositas ma!us harus melewati di bawah ligamen korakoakromialis dan tidak mengadakan penekanan pada !aringan yang ada di bawahnya. ergerakan ini memerlukan koordinasi ker!a otot yang halus, kelenturan (la8ity) !aringan lunak dan gerakan eksorotasi dari humerus yang benar. angguan dari faktor tersebut dapat mengakibatkan pembatasan gerak, nyeri dan distabilitas. ?. Sendi Akromioklavikularis &," Adalah persendian antara klavikula dan akromion. Sendi ini termasuk dalam sendi yang tidak beraturan. Sendi ini diperkuat oleh ligament akromioklavikular yang ber!alan dari bagian atas distal klavikula hingga permukaan atas dari pro//esus akromialis dan di belakang oleh aponeurosis dari otot trape$ius dan deltoid. Stabilitas klavikula oleh ligamen korakoklavikular sebenarnya terdiri dari ligamen, yaitu ligamen /onoid dan ligamen trape$oid) yang mengikat klavikula dengan pro//esus korakoid. otasi dari klavikula primer ter!adi bila lengan diabduksi lebih dari %' ' (waktu skapula berotasi ke atas), maka ter!adi rotasi klavikula mengitari sumbu 5
pan!angnya. 7levasi pada sudut ?'' pertama ter!adi pada sendi sternoklavikularis dan ?'' berikutnya ter!adi akibat rotasi klavikula pada sumbu pan!angnya. +. Sendi Skapulokostalis &,"' Merupakan
persendian antara skapula
dan
dinding
thoraks, dimana
diantaranya terdapat otot subskapularis dan serratus anterior yang disebut !uga >a bone – mus/les – bone arti/ulation6. Btot penggerak utamanya yaitu serratus anterior dan trape$ius.ada sendi ini, skapula bergerak menggelin/ir pada dinding thoraks. erakannya ada dua tipe, yaitu translasi (gerak dari skapula ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang) dan gerak rotasi melalui sumbu tegak lurus. -iasanya gerak skapula adalah gerak kombinasi daripada kedua gerak ini. -eberapa peneliti mengatakan
bahwa
antara
sendi glenohumeral
dan
skapulakostal
terdapat
perbandingan saat melakukan gerakan abduksi dan fleksi bahu. Mereka menemukan bahwa dua pertiga dari gerakan tersebut dilakukan oleh sendi glenohumeral (sekitar "'') sedangkan sepertiganya oleh sendi skapulakostalis (sekitar ''). Cadi perbandingannya =", yang merupakan hasil yang konstan. . Sendi Sternoklavikular & Adalah persendian synovial antara manubrium sterni dan klavikula bagian proksimal. Meniskus menempel pada klavikula bagian superior dan pada kartilago tulang rusuk pertama, membagi sendi sternoklavikular men!adi dua unit fungsional untuk gerakan menggelin/ir. Anteroposteroir gliding (protraksi dan retraksi dari klavikula) ter!adi antara sternum dan meniskus, sedangkan superoinferior gliding (elevasi dan depresi dari klavikula) ter!adi antara klavikula dan meniskus. enghubung antara sternum dan klavikula di bentuk oleh ligament sternoklavikular anterior dan posterior, dan ligamen interklavikular menghubungkan antara dua klavikula.
2.1.2 Otot Sendi Bahu11 erakan kompleks yang dapat dilakukan oleh bahu selain ditun!ang oleh banyaknya sendi pada bahu !uga ditun!ang oleh banyaknya otot yang berperan dalam melakukan gerakan bahu. Btot tersebut yaitu = 6
". Deltoid Dibagi men!adi ? bagian, yaitu = •
ars /lavi/ularis (anterior) Brigo = Akromial sepertiga klavikula erakan = rime mover fleksi %'' dan adduksi bahu dan sebagai pembantu gerakan internal rotasi dan abduksi lebih dari '' dari bahu.
•
ars a/romialis (middle) Brigo = akromion erakan = rime mover abduksi bahu sampai %''
•
ars spinalis (posterior) Brigo = Spina skapula (ventral bertendon pendek, dorsal bertendo pan!ang) erakan = rime mover ekstensi bahu nsertio = 3uberositas deltoid (bursa subdeltoid antara otot dan tuberkulum ma!us)
ersyarafan = 0. A8illaris (5 – 5) . Supraspinatus Brigo = #osa supraspinatus nsertio = 3uberkulum ma!us humerus ersyarafan = 0. Supraskapularis (5) erakan = rime mover abduksi bahu hingga %'' ?. nfraspinatus Brigo = #osa infraspinatus nsertio = Middle dari tuberkulum ma!us humerus ersyarafan = 0.Supraskapularis (5) erakan = rime mover rotasi ke lateral dan ekstensi horisontal bahu dan sebagai pembantu gerakan abduksi horisontal bahu. +. Subskapularis Brigo = #osa subskapularis
7
nsertio = 3uber/ulum minus humerus ersyarafan = 0. Subskapularis superior dan inferior (5 – 5) erakan = rime mover rotasi ke dalam dari humerus . 3eres minor Brigo = ermukaan belakang lateral skapula nsertio = Distal dari tuberkulum ma!us humerus ersyarafan = 0. A8illaris (5) erakan = rime mover rotasi kelateral dan ekstensi horisontal bahu dan sebagai pembantu gerakan abduksi horisontal bahu. . 3eres Mayor Brigo = 9ateral skapula dan angulus inferior nsertio = 4rista tuberkulum minus humerus ersyarafan = 0. Subskapularis inferior (5 – 5) erakan = rime mover ekstensi bahu 2. 9atissimus Dorsi Brigo = ro//esus spinosus dari thorakal hingga lumbal, belakang sakrum, bagian posterior krista illiaka dan beberapa tulang iga bagian bawah. nsertio = Medial sulkus bisipitalis ersyafaran = 0. 3horakodorsalis (52 – 5&) erakan = rime mover ekstensi dan rotasi kemedial dari bahu. &. &. 4orakobrakhialis Brigo = ro//esus korakoid skapula nsertio = ermukaan anteromedial humerus ersyarafan = 0. Muskulokutaneus (5 – 52) erakan = rime mover fleksi bahu %'' %. ektoralis Mayor Dibagi tiga, yaitu = •
ars klavikularis Brigo = dua pertiga bagian media klavikula
•
ars manubrialis 8
Brigo = Sternum •
ars Sternokostalis Brigo = 4artilago kostae " – nsertio = 3uberkulum ma!us humerus ersyarafan = 0. ektoralis medial dan lateral (5, 5, 52, 5&, 3") erakan = rime mover adduksi horisontal dan rotasi ke medial bahu.
"'. Serratus anterior Brigo = & tulang rusuk bagian anterolateralis nsertio = ermukaan anterior skapula dari sudut atas hingga bawah ersyarafan = 0. 3horakalis longus (5, 5, 52) erakan = rime mover adduksi dan rotasi ke atas skapula dan sebagai pembantu gerakan abduksi bahu %'' "". homboideus mayor Brigo = ro//esus spinosus thorakal , ?, +, dan nsertio = Medial skapula hingga bawah skapula ersyarafan = 0. Skapulodorsalis (5) erakan = rime mover adduksi dan rotasi ke bawah skapula dan sebagai pembantu gerakan elevansi skapula. ". homboideus minor Brigo = ro//esus spinosus /ervikal 2 dan thorakal " nsertio = Spina skapula ersyarafan = 0. Skapulodorsalis (5) erakan = rime mover adduksi dan rotasi ke bawah skapula dan sebagai pembantu gerakan elevansi skapula "?. 9evator skapula Brigo = ro//esus transversus /ervikalis " – + nsertio = 3epi atas skapula ersyarafan = 0. Skapulodorsalis (5?, 5+, 5) erakan = rime mover elevansi skapula "+. ektoralis minor 9
Brigo = 3ulang iga ?, +, nsertio = ro//esus korakoideus ersyarafan = 0. ektoralis medialis (5& – 3h") erakan = Adduksi horisontal bahu ". Subsklavius Brigo = ermukaan atas tulang rusuk nsertio = -agian bawah klavikula ersyarafan = 0. Subklavius (5 – 5) erakan = Depresi klavikula ". 3rape$ius Dibagi men!adi ?, yaitu = •
Superior
Brigo = Sepertiga medial dari tulang o//iput nsertio = Sepertiga lateral dari klavikula bagian posterior erakan = 7levasi skapula •
Middle
Brigo = ro//esus spinosus thorakalis atas nsertio = 3epi medial spina skapula erakan = Adduksi skapula •
nferior
Brigo = ro//esus spinosus thorakalis bawah nsertio = 3epi bawah spina skapula ersyarafan = 0. A//essory (5? – 5+) erakan = Depresi dan adduksi skapula 2.1.3 %askularisasi ""
eredaran darah arteri yang memelihara sendi bahu adalah arteri a8illaris yang merupakan lan!utan dari arteri sub/lavia lalu ber/abang@/abang, antara lain = arteri subs/apularis, dan arteri bra/hialis. Sedangkan pembuluh darah vena pada sendi bahu
10
anatara lain vena a8illaris yang ber/abang@/abang men!adi vena /ephali/a, vena bra/hili/a.
11
ambar ?. Easkularisasi Sendi -ahu
2.1.&. Bl$"ekanika sendi #ahu 1&'1(
erakan@gerakan dari bahu dibagi dua, yang didasarkan pada kelompok otot penggeraknya. erakan tersebut antara lain gerakan skapula dan gerakan dari humerus. erakan@gerakan tersebut antara lain = ") erakan skapula a. 7levasi dan depresi 7levasi yaitu gerakan skapula ke atas se!a!ar dengan vertebra, dapat dilakukan dengan mengangkat bahu ke atas. Sedangkan depresi adalah kembalinya bahu dari posisi elevasi. erakan vertikal disertai dengan tilting. 3otal luas geraknya adalah "' – " /m. b. Abduksi (protraksi) dan Aduksi (retraksi) rotraksi adalah gerakan kelateral skapula men!auhi vertebra. erakan ini dapat ter!adi ketika bahu melakukan gerakan mendorong ke depan. etraksi yaitu gerakan skapula ke medial, dapat dilakukan dengan menarik bahu ke belakang. 3otal luas geraknya adalah kira@kira " /m. /.
12
gerakan kembali dari upward rotation. 3otal luas gerak '' , displa/ement sudut bawah skapula "' – " /m dan sudut superolateral – /m. +.
erakan
fleksi bahu ini
dibatasi oleh tegangan
dari ligamen
korakohumeralis dan tahanan yang dilakukan oleh teres minor, teres ma!or dan infraspinatus. #ase , #leksi ' ' @ "''. ada fase ini diikuti gerakan shoulder girdle, yaitu rotasi '' dari skapula, sehingga glenoid /avity menghadap ke atas dan ke depan, dan aksial pada sendi sternoklavikular dan akromioklavikular, setiap sendi membantu ?''. erakan ini melibatkan otot trape$ius, serratus anterior. #leksi pada sendi skapulothorakis dibatasi oleh tahanan lattisimus dorsi dan serabut kostosternal dari pektoralis mayor. #ase , fleksi "'' @ "&''. Cika hanya satu lengan yang fleksi dari spinal kolumn. -ila kedua lengan fleksi maksimum akan ter!adi gerakan lordosis dari lumbal melebihi normal. b. Abduksi dan adduksi erak abduksi adalah gerak dari lengan men!auhi tubuh dalam bidang frontal dari '' ke "&'' erak adduksi adalah gerak kebalikan dari abduksi yaitu gerak lengan menu!u garis tengah tubuh. 3iga fase gerakan abduksi, fase , abduksi '' – %'' 13
merupakan gerakan start abduksi dari sendi bahu. Btot@otot yang terlibat yaitu deltoid middle dan supraspinatus. ada akhir abduksi %'', shoulder mengun/i sebagai hasil greater tuberosity menyentuh superior margin dari glenoid. #ase , abduksi %'' – "'', ketika abduksi %'', disertai fleksi sehingga dapat aduksi sampai "'' shoulder mengun/i dan abduksi hanya dapat ma!u dengan disertai gerakan shoulder girdle. erakan ini adalah ayunan dari skapula dengan rotasi tanpa mengun/i, sehingga kavitas glenoidalis menghadap agak keatas dengan luas gerakan '' Aksial rotasi pada sendi sternoklavikularis dan akromioklavikularis, setiap sendi membantu gerakan ?''. otot@ otot yang terlibat ialah trape$ius atas dan bawah dan seratus anterior. ada gerakan "'' , yang dihasilkan oleh rotasi skapula diketahui dengan adanya tahanan peregangan dari otot@otot abduktor yaitu latissimus dorsi dan pektoralis mayor. #ase , abduksi "'' – "&'' dalam fase ini, abduksi men/apai posisi vertikal dan disertai gerakan spinal kolumn . -ila gerakan hanya satu tangan disertai pemelesetan kelateral dari spinal kolumn yang dihasilkan oleh otot spinal lawannya. Cika kedua lengan abduksi bersama@sama sampai "&'' akan ter!adi lumbar lordosis yang dipimpin oleh otot spinal. /. #leksi dan 7kstensi lumbar erak fleksi horisontal adalah gerak dari lengan dalam bidang horisontal mulai '' – "?'. erak ekstensi horisontal ialah gerak lengan kebelakang dalam bidang horisontal dari '' – +'. d. otasi otasi dengan lengan disamping tubuh, siku dalam fleksi, bila lengan bawah digerakkan men!auhi garis tengah tubuh disebut eksorotasi, bila lengan bawah digerakkan menu!u garis tengah tubuh disebut endorotasi. 9uas geraknya %'' . otasi dengan lengan dalam abduksi %'' dan telapak tangan menghadap kebawah, bila lengan diputar kearah kranial disebut eksorotasi dan bila kearah kaudal disebut endorotasi. 9uas geraknya %''.
14
Gambar 3.3 Gerakan Bahu
2.2 Frozen Shoulder 2.2.1 Definisi"+
#ro$en shoulder adalah suatu gangguan bahu yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, tidak memperlihatkan kelainan pada rontgen, tetapi menun!ukkan adanya pembatasan gerak. #ro$en shoulder dapat diidentikkan dengan /apsulitis adhesif dan periarthritis yang ditandai dengan keterbatasan gerak baik se/ara pasif maupun aktif pada semua pola gerak. 2.2.2 E)ide"i$l$gi %
ermulaan fro$en shoulder biasanya didahului oleh peristiwa traumatis fisik, diikuti dengan periode waktu di mana sendi bahu men!adi semakin lebih terbatas dan menyakitkan. 0amun, dalam se!umlah besar kasus, tidak ada trauma fisik tertentu dapat dikaitkan dengan disfungsi bahu. Statistik terbaru menun!ukkan bahwa fro$en shoulder mempengaruhi antara @* dari populasi, dengan rasio perempuan= laki@laki dari '=+'. Fingga "* dari pasien akan mengalami fro$en shoulder bilateral. 4elompok usia yang paling umum tampaknya antara +' dan ' tahun, dan #SS adalah lima kali lebih sering ter!adi pada diabeti/s.
15
2.2.3 Eti$l$gi"
stilah kapsulitis adhesiva hanya digunakan untuk penyakit yang sudah diketahui dengan baik yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan progesif pada bahu yang biasanya berlangsung sekitar "& bulan. roses ini sering berawal sebagai tendinitis kronis, tetapi perubahan peradangan kemudian menyebar melibatkan seluruh G/uffG dan kapsul yang mendasari. Sementara peradangan berkurang, !aringan berkontraksi, kapsul dapat menempel pada /aput humerus. enyebabnya tidak diketahui. Diduga penyakit ini merupakan respon terhadap hasil@hasil rusaknya !aringan lokal. Meskipun penyebabnya biasanya idiopatik, keadaan yang serupa terlibat setelah hemiplegia atau infark !antung.
2.2.& Pat$genesa "+
mobilisasi yang lama karena adanya nyeri pada sendi shoulder menyebabkan statis pembuluh vena dan menimbulkan reaksi timbunan protein, akhirnya ter!adi fibrosus pada sendi glenohumeral. #ibrosus
mengakibatkan adhesi antar lapisan
didalam sendi, sehingga ter!adi perlengketan kapsul sendi dan ter!adilah keterbatasan gerak pada sendi bahu. #ro$en shoulder sendiri kondisi dimana ter!adi keterbatasan pada sendi glenohumeral yang didahului oleh adanya nyeri. Sedangkan nyeri tersebut dapat dikarenkan oleh tendinitis bi/ipitalis, inflamasi rotator /uff, fraktur atau kelainan dari ekstra /lavi/ular, yaitu angina. Akibat dari fro$en shoulder adalah adanya nyeri kesemua gerakan, terutama gerak e8orotasi, abduksi, dan endorotasi. Cika e8orotasi lebih terbatas dari gerak abduksi, dan endorotasi maka membentuk pola kapsuler.
2.2.( Manifestasi *linis ",?
3anda dan ge!ala klinis yang sering timbul pada penderita fro$en shoulder akibat /apsulitis adhesiva adalah = a. 0yeri
16
asien berumur antara +'@' tahun, dapat memiliki riwayat trauma, sering kali ringan, diikuti rasa sakit pada bahu dan lengan. 0yeri berangsur@angsur bertambah berat dan pasien sering tidak bisa tidur pada posisi yang terkena, setelah beberapa bulan nyeri mulai berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin men!adi, berlan!ut terus selama @" bulan. Setelah itu beberapa bulan kemudian nyeri mulai berkurang, tetapi kekakuan semakin men!adi. Setelah berapa bulan kemudian pasien dapat bergerak, tetapi tidak normal. 0yeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. -ila ter!adi pada malam hari sering di!umpai mengganggu tidur. ada pemeriksaan fisik ditemukan adanya kesulitan penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan melakukan gerakan kompensasi dengan mengangkat bahu pada saaHt gerakan mengangkat lengan yang sakit, yaitu saat fle8i dan abduksi sendi bahu diatas %'I atau di sebut dengan shrugging me/hanism. Cuga dapay di!umpai adanya atrofi otot gelang bahu. b. 4eterbatasan 9S #ro$en
sholder
karena
/apsulitis
adhesiva
ditandai
dengan
adanya
keterbatasan lingkup gerak sendi glenohumeral pada semua gerakanyang nyata, baik gerakan yang aktif maupun pasif. Sifat nyeri dan keterbatasan gerak sendi bahu ter!adi pada semua gerakan sendi bahu, tetapi sering menun!ukkan pola yang spesifik, yaitu pola kapsuler. ola gerak sendi bahu ini adalah gerak e8orotasi lebih terbatas dari gerak abduksi dan lebih terbatas dari gerak adduksi. /. enurunan kekuatan otot dan arofi otot ada pemeriksaan fisik didapatkan adanya kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya, sehingga penderita akan melakukan gerakan kompensasi dengan shrugging me/hanism. d. angguan Aktifitas fungsional Dengan beberapa adanya tanda dan ge!ala klinis yanmg ditemukan pada penderita fro$en shoulder akibat
/apsulitis adhesiva seperti adanya
nyeri,
keterbatasan 9S, penurunan kekuatan otot, dan atrofi maka se/ara langsung akan mempengaruhi aktifitas fungsional yang di!alani. 17
Se/ara klinis #ro$en shoulder dapat dibagi men!adi ? stadium = •
Stadium " (fase nyeri)J pada fase ini pasien seringkali merasakan onset nyeri pada malam hari. 0yeri tidak berhubungan dengan aktivitas tertentu, meskipun gerakan sendi dapat meningkatkan nyeri.
•
Stadium (fase fro$en atau adhesive)J nyeri pada stadium " masih ada atau sudah berkurang, ter!adi penurunan luas gerak sendi se/ara progresif pada semua arah gerakan. ada fase ini ter!adi gangguan yang bermakna pada aktivitas keseharian (AD9).
•
Stadium ? (fase regresi)J pada fase ini ter!adi penurunan rasa nyeri dan peningkatan luas gerak sendi yang progresif, sekitar +'* pasien akan mengalami sedikit keterbatasan luas gerak sendi yang persisten, hanya "'* yang mengalami keterbatan fungsional !angka pan!ang.
2.2.+ Diagn$sa3
Diagnosa
fro$en
shoulder
se/ara
klinis berdasarkan
anamnesa
dan
pemeriksaan fisik memiliki keterbatasan karena kurangnya sensitivitas dan spesifitas dari tes diagnostik yang digunakan untuk mengkonfirmasi kondisi pasien. Sampai saat ini belum ada konsensus untuk kriteria diagnosa fro$en shoulder se/ara klinis, beberapa penulis menyebutkan minimal ditemukan keterbatasan luas gerak sendi pada arah gerakan, sedangkan penulis lainnya menyebutkan pada semua arah gerakan. Diagnosa -anding dari fro$en shoulder anatara lain adalah = ". 3endinitis -i/ipitalis 3endon otot bi/eps dapat mengalami kerusakan se/ara tersendiri, meskipun berada bersama@sama otot supraspinatus. 3endinitis ini biasanya merupakian reaksi terhadap adanya trauma akibat !atuh atau dipukul pada bahu dengan lengan dalam posisi adduksi serta lengan bawah supinasi. ada kasus tendonitis !uga dapat ter!adi pada orang@orang yang beker!a keras dengan posisi seperti tersebut di atas dan se/ara berulang kali. emeriksaan fisik pada
18
penderita tendinitis bisipitalis didapatkan adanya aduksi sendi bahu terbatas, nyeri tekan pada tendon otot bisep, tes yorgason disamping timbul nyeri !uga didapat penon!olan pada samping medial tuberkuluminus humeri, berarti tendon otot bisep tergelin/ir dan berada di luar sul/us bisipitalis sehingga ter!adi penipisan tuberkulum. .
-ursitis Suba/romialis -ursitus suba/romialis merupakan peradangan dari bursa sub a/romialis, keluhan utamanya adalah tidak dapat mengangkat lengan ke samping (abduksi aktif), tetapi sebelumnya sudah merasa pegal@pegal di bahu. 9okasi nyeri yang dirasakan adalah pada lengan atas atau tepatnya pada insertion otot deltoideus di tuberositas deltoidea humeri. 0yeri ini merupakan nyeri ru!ukan dari bursitis sub a/romialis yang khas sekali, ini dapat dibuktikan dengan penekanan pada tuberkulum humeri. 3idak adanya nyeri tekan berarti nyeri ru!ukan. ada pemeriksaan fisik di!umpai adanya Kanfull ar/ sub a/romialisG 2''@ "'', tes fleksi siku melawan tahanan pada posisi fleksi %'' ter!adi rasa nyeri.
?.
3endinitis Supraspinatus 3endon otot supraspinatus sebelum berinsersio pada tuberkulum mayus humeri, akan melewati terowongan pada daerah bahu yang dibentuk oleh kaput humeri (dengan pembungkus kapsul sendi glinohumeral) sebagai alasnya, dan a/romion serta ligamentum /ora/o a/romiale sebagai penutup bagian atasnya. Disini tendon tersebut akan saling bertumpang tindih dengan tendon dari otot bisep kaput longum. Adanya gesekan berulang@ulang serta dalam !angka waktu yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada tendo otot supraspinatus dan berlan!ut sebagai tendonitis supraspinatus
2.2., Penatalaksanaan ","+ •
Medikamentosa Dapat diberikan non@steroidal anti@inflammatory medi/ations (0SADS) untuk
mengurangi inflamasi dan nyeri, terutama pada stadium " dan . •
rogram ehabilitasi Medik
19
Adapun berbagai ma/am gangguan yang ditimbulkan dari fro$en shoulder adalah sebagai berikut = a. mpairment ada kasus fro$en shoulder akibat /apsulitis adhesive permasalahan yang ditimbulkan antara lain adanya nyeri pada bahu, keterbatasan lingkup gerak sendi dan penurunan kekuatan otot di sekitar bahu. b. #un/tional 9imitation Masalah@masalah yang sering ditemui pada kondisi@kondisi fro$en sholder adalah keterbatasan gerak dan nyeri, karena itu dakam keseharian sering ditemukan keluhan@ keluhan seperti tidak bisa menyisir rambut, tidak bisa mandi dengan menggunakan gayung dan aktifitas lainnya yang menggunakan tangan sehari@hari.
-eberapa program rehabilitasi yang bisa diterapkan antara lain •
7lektro terapi 7lektro terapi yang digunakan pada kondisi ini adalah Continuous Electro Magnetic 27 MHz (CEM). Merupakan arus A5 dengan frekuensi terapi 2 MF$ yang memproduksi energi elektromagnetik dengan pan!ang gelombang "", meter, di gunakan untuk menimbulkan berbagai efek terapeutik melalui suatu proses tertentu dalam !aringan tubuh. Arus 57M ini menghasilkan energi internal kinetika di dalam !aringan tubuh se@hingga timbul panasJ energi ini akan menimbulkan pengaruh biofisika tubuh misalnya pada thermosensor lokal maupun sentral (kulit dan hipotalamus) dan !uga terhadap struktur per@ sendian. 3u!uan yang diharapkan dan arus 57M ini adalah menurunkan aktifitas no8e sehingga
nyeri berkurang, meningkatkan elastisitas!aringan
dan
sebagai
pendahuluan sebelum exercises. •
3erapi latihan ada fase akut program rehabilitasi yang diberikan bertu!uan untuk mengontrol nyeri dan edema serta melindungi otot.
20
a. endulum o
-iarkan lengan menggantung
o
erakan
kedepan@belakang,
4anan kiri, -erputar o
b.
7ksternal rotasi o
Caga siku anda tetap lurus gunakan tongkat.
o
Dorong dengan lengan sisi sehat sehingga tangan yang sakit bergerak men!auh dari mid@ line (bisa dilakukan berbaring)
o
Cangan biarkan tubuh anda memutar untuk mengimbangi gerakan tersebut
o
/.
Stret/hing
bahu
belakang o
9etakan tangan yang sakit menyilang didepan
o
tubuh 3arik dengan tangan yang sehat atau bisa
o o
d. o
o o
dengan menekan siku tangan yang sakit. 9akukan dengan gentle
21
e.
Abduksi dan fleksi bahu o
o o o
ambatkan !ari@!ari tangan yang sakit ke dinding -ertahap se/ara perlahan 9akukan hingga terasa sakit, tahan ' detik. 9akukan setiap hari dan beri tanda di dinding untuk evaluasi.
•
Modalitas #isik ada observasi klinis menun!ukkan bahwa modalitas elektroanalgesik dan
modalitas panas dapat diberikan untuk mengurangi nyeri pada pasien dengan nyeri bahu yang berat. •
3erapi okupasional 3erapi okupasional bermanfaat untuk membantu dalam aktivitas keseharian
(AD9). 3erapi okupasional menga!arkan pasien dalam menggunakan peralatan adaptasi dan modifikasi rumah atau lingkungan ker!a untuk aktivitas keseharian. -entuk aktivitas yang bermanfaat bagi penderita fro$en shoulder adalah menyisir rambut, mengambil sesuatu yang tinggi, mengambil dompet, memutar lengan, dan mengangkat beban yang ke/il@ke/il. 2.2.- Pr$gn$sa
Apabila dilakukan tindakan sendiri mungkin se/ara tepat maka prognosis gerak dan fungsi dari kasus fro$en sholder adalah baik. enderita sebaiknya diberitahu bahwa akan dapat menggerakkan bahu kembali tanpa rasa nyeri tetapi memerlukan waktu beberapa bulan.
22
BAB III PENUTUP .1 Kesim!ulan #ro$en shoulder adalah suatu gangguan bahu yang sedikit atau sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, tidak memperlihatkan kelainan pada rontgen, tetapi menun!ukkan adanya pembatasan gerak. #ro$en shoulder dapat diidentikkan dengan /apsulitis adhesif dan periarthritis yang ditandai dengan keterbatasan gerak baik se/ara pasif maupun aktif pada semua pola gerak. 3anda dan ge!ala klinis yang sering timbul pada penderita fro$en shoulder akibat /apsulitis adhesiva adalah = a. 0yeri b. 4eterbatasan 9S /. enurunan kekuatan otot dan arofi otot d. angguan Aktifitas fungsional penatalaksanaan dari fro$en shoulder yaitu = •
Medikamentosa Dapat diberikan non@steroidal anti@inflammatory medi/ations (0SADS) untuk mengurangi inflamasi dan nyeri, terutama pada stadium " dan .
•
rogram ehabilitasi Medik
23
24