PENGAMATAN SISTEM SALURAN DRAINASE STADION SEPAKBOLA DI GOR SATRIA PURWOKERTO
LAPORAN TUGAS
MUHAMMAD BAHTIAR ABDILLAH
(1403010047) (1403010047 )
IQBAL JATMIKO PUTRA
(1403010049) (1403010049 )
YULIANA DWI SAPUTRI
(1403010053) (1403010053 )
AN NAZZAM AL BAQILANI
(1403010055) (1403010055 )
HARRY YULIANTO
(1403010057) (1403010057 )
PURWANTO
(1403010059)
FAJAR YUSUP
(1403010063) (1403010063 )
KHOIRUL FUADI
(1403010065) (1403010065 )
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan hidayah Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pengamatan Sistem Drainase Lapangan pada Stadion Sepakbola GOR Satria Purwokerto. Penulis berharap dengan selesainya penyusunan laporan pengamatan ini akan dapat membawa banyak manfaat, baik untuk penulis dan lebih-lebih untuk para pembaca civitas akademika Universitas Muhammadiyah Purwokerto ataupun pembaca lainnya.. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu akan lebih baik seandainya ada kr itik ataupun saran-saran dari para pembaca, karena hal itu sangat perlu bagi penulis guna penambahan wa wasan serta guna memperbaiki memper baiki atau kesempurnaan t ugastugas yang akan datang. Dan pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak yang t elah banyak membantu dalam penyelesaian laporan ini. Terutama sekali kepada Dosen pembimbing bapak bapak Teguh Marhendi, Marhendi, S.T., M.T yang telah membantu menyelesaikan laporanini dan pada teman-teman yang semuanya telah bekerja sama menyelesaikan tugas t ugas ini.
Purwokero,Juni 2017
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2 BAB I ................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN................................................................................................................ 4 A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4 B.
RUMUSAN MASALAH ........................................................................................... 4
C. TUJUAN PENGAMATAN ...................................................................................... 4 D. MANFAAT PENGAMATAN .................................................................................. 5 BAB II .................................................................................................................................. 6 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 6 A. Pengertian Drainase ................................................................................................. 6 B.
Jenis Drainase ........................................................................................................... 6
1.
Menurut Sejarah Terbentuknya. .............................................................................. 6
2.
Menurut Letak Bangunan ........................................................................................ 6
3.
Menurut Fungsi ....................................................................................................... 7
4.
Menurut Konstruksi ................................................................................................ 7
C. Pola Sistem Drainase ................................................................................................ 7 D. Sistem Jaringan Drainase....................................................................................... 10 E.
Limpasan (run off) .................................................................................................. 10
F.
Tinggi Jagaan ......................................................................................................... 11
BAB III .............................................................................................................................. 13 METODE PENELITIAN ................................................................................................. 13 A. Langkah Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 13 B.
Studi Pustaka .......................................................................................................... 13
C. Lokasi Penelitian .................................................................................................... 13 D. Pengumpulan Data ................................................................................................. 14 BAB IV .............................................................................................................................. 15 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 15 A. Detail Sistem Saluran Drainase Stadion Sepakbola GOR Satria ......................... 15 BAB V ................................................................................................................................ 18 2
KESIMPULAN ................................................................................................................. 18 DOKUMENTASI .............................................................................................................. 19 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20
3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan perkotaan dengan berbagai permasalahan dewasa ini secara terus menerus mengalami perbaikan tidak saja dalam konsep penataan ruang juga yang paling penting adalah menyangkut pembangunan sarana dan prasarana atau infrastruktur. Walaupun disadari bahawa pembangunan yang ada terlambat dibandingkan dengan kecepatan permasalahannya perkotaan yang timbul baik itu sebagai resiko kemampuan finansial pembangunan perkotaan maupun semakin cepatnya permasalahan sosial yang timbul sebagai problem perkotaan secara menyeluruh. Drainase perkotaan menjadi topik yang perlu untuk diperhatikan karena memang fungsi utama dalam hal pengendalian air. Sistem drainase berartisistem pengaturan atau pengeringan kawasan atas air hujan yang menggenang. Sistem drainase harus dikembangkan salurannya sendiri, mulai dari air hujan, masuk ke selokan/parit sampai dengan meresap ke dalam tanah kembali atau mengalir ke sungai dan bermuara di laut. Sistem drainase merupakan aspek yang t idak dapat dipisahkan dari perencanaan bangunan konstruksi sipil. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam perencaan sistem drainase, anatara lain jenis bangunan, intesitaas curah hujan, topografi dan lain-lain. Perencanaan drainase merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan suatu wilayah disamping merencanakan stukt ur bangunannya. Drainase merupakan prasarana yang intinya berfungsi untuk mengendalikan limpasan air hujan yang berlebih. Gor Satria Purwokerto adalah salah satu sarana penunjang kegiatan olahraga dan penting pengadaannya untuk kelangsungan kegiatan olahraga. GOR Satria Purwokerto merupakan gelanggang olahraga yang terdapat di Kabupaten Banyumas. Pada Gor Satria tersebut apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi, saluran drainase pada lapangan sepakbola t ersebut sangat berguna, karena mampu menampung limpasan hujan. Oleh karena itu diperlukan pengamatan saluran drainase di Stadion Sepakbola Gor Satria Purwokerto. B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam pengamatan ini adalah bagaimana detail saluran drainase yang ada pada stadion sepakbola GOR Satria Purwokerto ?. C. TUJUAN PENGAMATAN
1) Pengamatan ini bertujuan mengetahui detail saluran dra inase stadion sepakbola GOR Satria Purwokerto yang sudah.
4
D. MANFAAT PENGAMATAN
Manfaat yang dapat diambil dari pengamatan ini diantarannya adalah : Hasil yang didapat dari pengamatan ini diharapkan dapat membantu dalam menginformasikan detail sistem drainase.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Drainase
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris Drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualias air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi, drainase menyakut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah (Suripin, 2004). Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran penerima (conveyor drain ), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving waters ). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air ( aquaduct ), pelimpah, pitu pintu air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa (Suripin, 2004). Drainase pada prinsipnya terdiri atas dua macam yaitu drainase untuk daerah perkotaan dan drainase untuk daerah pertanian. Dalam hal ini, pembahasan hanya mencakup sistem drainase wilayah Gor. B. Jenis Drainase 1. Menurut Sejarah Terbentuknya. a) Drainase Alamiah (natural drainage) Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air seperti sungai. b) Drainase Buatan (arficial drainage) Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya. 2.
Menurut Letak Bangunan a) Drainase permukaan tanah (surface drainage) Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open chanel flow.
b)
Drainase bawah permukaan tanah ( subsurface drainage) Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan per mukaan melalui media di bawah tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan
6
itu antara lain: tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah. 3. Menurut Fungsi
a) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan suatu jenis air buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lain. b) Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan baik secara bercampur maupun bergantian. 4. Menurut Konstruksi a) Saluran Terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/mengganggu lingkungan. b) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk air kotor atau saluran yang terletak di tengah kota. C. Pola Sistem Drainase
Pola jaringan drainase adalah perpaduan antara satu saluran dengan saluran lainnya baik yang fungsinya sama maupun berbeda dalam satu kawasan tertentu. Dalam perencanaan sistem drainase yang baik bukan hanya membuat dimensi saluran yang sesuai tetapi harus ada kerjasama antar saluran sehingga pengaliran air lancar. Beberapa contoh model pola jaringan yang dapat diterapkan dalam perencanaan jaringan drainase meliputi: 1) Pola Siku Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada ditengah kota.
Gambar 2.1. Pola Siku
2) Pola Pararel Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Saluran cabang (sekunder) cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran akan dapat menyesuaikan diri.
7
Gambar 2.2. Pola Pararel
3) Pola Grid Iron Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran saluran cabang dikumpullkan dulu pada saluran pengumpul.
Gambar 2.3. Pola Gird Iron
4) Pola Alamiah Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada po la alamiah lebih besar.
8
Gambar 2.4. Pola Alamiah
5) Pola Radial Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar keseg ala arah.
Gambar 2.5. Pola Radial
6) Pola jaring-jaring Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.
9
Gambar 2.6. Pola Jaring-jaring D. Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan bagian yaitu:
drainase
di
dalam
wilayah
kota
dibagi
atas
dua
a) Sistem Drainase Makro Sistem drainase makro adalah sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu suatu daerah tangkapan air hujan ( catchment area). Sistem ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran primer, kanal-kanal, atau sungai-sungai. Pada umumnya drainase makro dirncanakan untuk debit hujan dengan periode ulang 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun. System drainase makro biasanya meliputi saluran pr imer dan skunder. b) Sistem Drainase Makro Sistem drainase makro adalah sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari suatu kawasan perkotaan yang telah terbuang seperti perumahan, kawasan Kampus, indusri, pasar, atau komplek pertokoan.
E. Limpasan (run off)
Limpasan adalah air hujan yang turun dari atmosfer dalam siklus hidrologi yang tidak ditangkap oleh vegetasi atau per mukaan-permukaan buatan seperti atap bangunan atau limpasan kedap air lainnya, maka akan jatuh ke permukaan cekungan (Suripin, 2004). Bila kehilangan air seperti cara-cara tersebut telah terpenuhi, maka sisa air hujan akan mengalir langsung di atas permukaan tanah menuju alur aliran terdekat. Faktor-faktor yang mempengaruhi limpasan adalah sebaga i berikut: 1. Faktor Meteorologi a. Intensitas Hujan Pengaruh intensitas hujan terhadap limpasan permukaan tergantung pada laju infiltrasi. Jika intensitas hujan melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi limpasan permukaan sejalan peningkatan intensitas curah hujan. b. Durasi Hujan Total limpasan dari suatu hujan berkaitan langsung dengan durasi hujan dengan intensitas tertentu. Setiap DAS memiliki satuan durasi hujan atau lama hujan kritis. Jika hujan terjadi lamanya kuramg dari lama hujan kritis,maka lamanya limpasan akan sama dan tidak tergantung pada intensitas hujan. c. Distribusi Curah Hujan Laju dan volume limpasan maksimum terjadi jika seluruh DAS telah memberikan kontribusi aliran. Namun, hujan dngan intensitas tinggi pada sebagian DAS dapat menghasilkan limpasan yang lebih besar dibandingkan dengan hujan biasa yang meliputi seluruh DAS. 2. Karakteristik DAS a. Luas dan bentuk DAS 10
Laju dan volume aliran permukaan makin bertambah besar dengan bertambahnya luas DAS. Sementara bentuk DAS akan mempengaruhi pola aliran dalam suangai. b. Topografi Penampakan rupa bumi atau topografi seperti kemiringan lahan, keadaan dan kerapatan, parit atau saluran, dan bentuk-bentuk cekungan lainnya mempunyai pengaruh pada laju dan volume aliran permukaan. DAS yang mempunyai kemiringan curam dan lebarsaluran yang kecil menghasilkan volume dan laju aliran permukaan yang lebih tinggi. c. Tata Guna Lahan Pengaruh tata guna lahan pada aliran permukaan dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan (C). Angka koefisien aliran permukaan ini merupakan salahsatu indicktor untuk menentukan kondisi fisik suatu DAS. F. Tinggi Jagaan
Tinggi jagaan disaluran pembuka dengan lining permukaan yang keras akan ditentukan dan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan antara lain seperti besar dimensi saluran, kecepatan aliran, arah dan lengkungan saluran, debit banjir, gelombang permukaan akibat tekanan aliran angin, pentingnya daerah yang dilindungi dan sebagainya. Tinggi jagaan biasanya diambil antara 0.15 m s/d 0,60 m dan tinggi urugan atas timbunan tanah diatas puncak lining tersebut biasanya diambil 0,30 – 0,60 m. Sedangkan untuk saluran drainase yang sudah dilining yang umumnya ada dikawasan permukaan maka tinggi jagaan berdasarkan SNI-3434-1994 dalam Wedy (2010), baik untuk bentuk trapesium maupun bentuk U, ditetapkan rumus :
= √ 0,33 Dengan :
(2.45)
= tinggi jagaan (m) H = tinggi air rencana (m)
Standarkan tinggi jagaan minimum saluran drainase berdasarkan debit aliran seeperti terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.1. Standar tinggi jagaan Debit m3/dtk
0 - 0,3 0,3 - 0,5 0,5 – 1,5 1,5 – 15,0 15,0 – 25,0 25
Tinggi jagaan minimum (m) 0,3 0,4 0,5 0,6 0,75 1
Sumber : SNI T-07-1990-F 11
Dalam perencanan drainase di lapangan olahraga sepakbola, hal yang sangat perlu di perhatikan adalah kemampuan infiltrasi tanah. Infiltrasi tanah yang umumnya dijumpai di alam berkisar pada kecepatan 430 s.d 860 mm/hari, dan persentasi pori di sekitar berkisar antara 10 s.d 50 % dengan daya resap 43 s.d 430 mm/hari. Selain itu daya resap air juga dipengaruhi oleh adanya lapisan kedap air, muka air tanah yang terletak dekat dengan muka tanah, dan keadaan tanah, diantaranya kadar pori tanah, besar butiran dan jenis tanah. Infiltrasi tanah dapat dirumuskan dengan: t
= S/Vsinα
sinα
= H/S = H/(¼L2 + H2)0,5
q
= I/t
I
= 1/m.H.P = 1/m.(H/V).q
Dimana : I
=
Volume air tanah pada bagian yang diarsir
V
=
Kecepatan infiltrasi
1/m
= faktor koreksi, karena air yang masuk hanya dari bagian yang diarsir dan besarnya 4/5.
12
BAB III METODE PENELITIAN A. Langkah Pelaksanaan Penelitian
Mulai Studi Pustaka Pengumpulan Data
Data Primer
Dimensi saluran drainase
Data Skunder Data denah sistem drainase stadion sepakbola GOR Satria Purwokerto
Kesimpulan dan saran
Selesai
Gambar 3.1. Langkah Pelaksanaan Penelitian B. Studi Pustaka
1. Literatur Kajian penelitian diambil dari buku-buku teori untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan dalam penyusunan dan pengerjaan penelitian ini. Literatur yang diambil dari buku-buku yaitu mengenai definisi, pembahsaan dan metode analisa mengenai penelitian. 2. Kajian penelitian terdahulu Kajian penelitian terdahulu dilakukan untuk perbandingan dan referensi dengan penelitian ini terutama untuk menentukan variabel dan metode analisis yang akan digunakan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi pengamatan berada di Gor Satria Purwokerto dengan luas tanah seluruh 13,27 Ha. 13
Gambar 3.2. Peta Lokasi Gor Satria Purwokerto (Maps) D. Pengumpulan Data
1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung di lapangan dengan cara pengamatan, dan pengukuran saluran drainase yang telah ada sesuai dengan kondisi pada saat dilakukaan penelitian. Adapun data primer yang dapat dicari adalah: a. Dimensi saluran drainase b. Luas Atap 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini. Adapun data sekunder yang didapat adalah: 1. Data curah hujan tahunan 2. Tutupan Lahan di lokasi
14
BAB IV PEMBAHASAN A. Detail Sistem Saluran Drainase Stadion Sepakbola GOR Satria
Gambar 4.1. Rencana Aliran Lapangan Sepakbola GOR Satria Purwokerto
Gambar di atas adalah contoh rencana aliran air yang akan dikeringkan pada lapangan sepakbola GOR Satria Purwokerto. Air hujan sebagian besar meresap masuk ke saluran drainase bawah permukaan dan sebagian ke saluran drainase permukaan Kemiringan i = 0,007
15
Pipa Pengumpul (Collector Drain)
Lintasan atletik
Lapangan sepakbola
i ≤ 0,007
i ≤ 0,007
Pipa kolektor 4 inchi dibungkus geotextile
Gambar 4.2. Potongan Melintang Pipa Pengumpul
Diperbatasan lapangan sepakbola dan lintasan atletik ditempatkan pipa kolektor 4 inchi untuk mengumpulakan air yang berasal baik dari lintasa n atletik ataupun lapangan sepakbola.
Sketsa lapisan lapangan sepakbola
Rumput Lapisan Penutup (Tanah Merah) Pasir urug Pasir murni Kerikil Ø 2 – 10 mm Kerikil Ø 10 – 20 mm
Gambar 4.3. Sketsa Lapisan Lapangan Sepakbola
16
Lapisan penutup terdiri dari campuran antara pasir urug dan tanah merah (2 s.d. 4) : 1 Pasir urug = 50% pasir ( sand ) + 25% lumpur ( silt ) + 25% lempung ( clay)
Sketsa lapisan lintasan atletik
Tanah Merah
5 2
Ijuk 5
Pasir Urug
20-25
Batu koral
Gambar 4.4. Sketsa Lapisan Lintasan Atletik
Penampang melintang:
Lapisan penutup : campuran antara pasir urug dan tanah merah (2 s.d 4) : 1.
Pasir urug = 50 % pasir (sand), 25 % lumpur (silt), 25 % lempung (clay).
Kerikil atas : ø 2 – 10 mm.
Kerikil bawah : ø 10 – 20 mm.
17
BAB V KESIMPULAN Dari hasil pembahasan, terdapat 8 buah pipa saluran drainase lapangan dengan menggunakan pipa berukuran 4 inchi dibungkus dengan geotextile dan diberi lubang pada bagian atas pipa, jarak peletakkan antar pipa tersebut 1,2 meter dan kemiringannya 0,007. Pada pinggir sisi bagian luar sepanjang stadion sepakbola terdapat pula saluran dengan kedalaman 150 cm, dan pada sisi bagian dalam sepanjang stadion sepakbola terdapat saluran drainase dengan kedalaman 45 cm. Lapisan lapangan sepakbola t erdapat kerikil Ø 10 – 20 mm, kerikil Ø 2 – 10 mm, pasir murni, pasir urug, lapisan penutup (Tanah Merah), dan rumput serta pada lapisan lintasan atletik terdapat kerikil Ø 10 – 20 mm, kerikil Ø 2 – 10 mm, pasir urug, ijuk, lapisan penutup (campuran pasir urug dan tanah merah).
18
DOKUMENTASI
Foto Saluran Drainase Bagian Luar Lapangan Sepakbola GOR Satria Purwokerto dengan Kedalaman Saluran 150 cm
Foto Saluran Drainase Bagian Dalam Lapangan Sepakbola GOR Satr ia Purwokerto dengan Kedalaman Saluran 45 cm 19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.turfandrec.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2579
http://midwestdrainage.com/MD/Natural_Grass_Drainage.html Qurniawan, Yarzis Andy. 2009. Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Josroyo Permai Rw 11 Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar . Karanganyar: Universitas Sebelas Maret. Sulistianto, Eko. 2014. Analisis Kapasitas Drainase dengan Metode Rasional di Perumahan Sogra Puri Indah . Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan . Yogyakarta: Andi Offset. Soemarto, CD. 1993. Hidrologi Teknik . Jakarta: ERLANGGA. Soewarno. 1995 . Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data jilid I. Jakarta: NOVA Triatmodjo, Bambang, 1995. Hidrolika II . Yogyakarta: Beta Offset. Wesli. 2008. Drainase Perkotaan . Yogyakarta: GRAHA ILMU.
20