LAPORAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DIKLAT PEMBELAJARAN BERBASIS STEM
Nama Peserta
: MUHAJIRIN, S.Pd
NIP
: -
Unit Kerja
: SMKN 4 GOWA (SMKN 1 PALLANGGA)
Mata Pelajaran
: Fisika
Topik
: PROSEDUR PEMBUATAN DISAIN LAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG OTOMOTIF DAN ELEKTRONIKA MALANG 2018
i
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga Laporan Diklat Pembelajaran Berbasis STEM dapat kami selesaikan dengan baik. Laporan ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan Diklat Pembelajaran Berbasis STEM yang kami ikuti di PB SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa). Waktu pelaksanaan diklat selama 6 hari memberikan manfaat yang cukup besar bagi kami selaku peserta dalam menambah pengetahuan dan wawasan dibidang pembelajaran. Pembelajaran berbasis STEM menjadi salah satu referensi bagi kami dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran di kelas. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak P4TK Malang sebagai penanggung jawab kegiatan Diklat Berbasis Berbasis STEM, SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa) sebagai pusat belajar, yang melayani kami dengan baik selama pelaksaanan pelaks aanan diklat berlangsung. Buat sesama guru peserta diklat, terima kasih atas kerjasamanya, semangat belajar yang tinggi dari teman-teman menjadi motivasi tersendiri dalam mengikuti diklat. Teruslah belajar dan berkarya demi kemajuan dunia Pendidikan di Indonesia yang kita cintai.
Gowa,
Oktober 2018
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KULIT MUKA/SAMPUL .…………………………………………………………………
i
HALAMANPENGESAHAN ...…………………….…….………………..........................
ii
PRAKATA ...……………………………….….…….… ...……………………………….….…….….. ..…………..................................... …………..................................... iii
................……………………….…….….. ..…………..................................... …………..................................... iv DAFTAR ISI ................……………………….…….… ........…………….…….………………...................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ........…………….…….………………...................................... A. Latar Belakang ........…………….…….………………........................................ ........…………….…….………………........................................ 1 B. Tujuan ........…………….…….………………..................................................... ........…………….…….………………..................................................... 3 C. Manfaat ........…………….…….………………................................................... ........…………….…….………………................................................... 4 ........…………….…….…………................................ 5 TH E J OB OB L E A R N I N G ........…………….…….…………................................ BAB II ON TH A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........…………….…….................................... ........…………….…….................................... 5 B. Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan ........……………............................... ........……………...............................
5
C. Produk yang Dihasilkan ........…………….…………......................................... ........…………….…………......................................... 5 BAB III
........…………….…….………………............................................. 6 PENUTUP ........…………….…….……………….............................................
A. Kesimpulan ........…………….…….………………........................................... ........…………….…….………………........................................... 6 B. Saran ........…………….…….……………..…………........................................ ........…………….…….……………..…………........................................ 6 LAMPIRAN
1. Rencana Tindak Lanjut 2. Jadwal 3. Jurnal 4. RPP 5. Rekaman Hasil Kegiatan 6. Foto Produk dan Kegiatan 7. Daftar Hadir Peserta Didik 8. Daftar Hadir Diseminasi
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad 21 ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Siswa dituntut dapat mengusai berbagai keterampilan agar dapat bersaing secara global. NSTA (2011) menyatakan bahwa dalam pendidikan dapat dikembangkan keterampilan abad 21 seperti keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah. Pendidikan mengajarkan siswa cara berpikir cara berpikir yang tepat, serta memberikan informasi yang akurat untuk membawa keterampilan berpikir yang benar pada siswa (Bacanlı (Bacanlı et al, 2009). Berbagai keterampilan berpikir tersebut merupakan suatu proses dan perilaku siswa yang diintegrasikan untuk mempelajari dan memahami konten materi pembelajaran (Beers, 2011). Salah satu keterampilan berpikir tersebut adalah keterampilan berpikir kreatif. Namun kenyataannya keterampilan berpikir siswa Indonesia masih tergolong rendah khususnya dalam bidang sains. Hal ini dapat terlihat dari hasil TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) Study) dan hasil PISA ( Programme Programme for International Student Assessment ). ). Hasil TIMSS terbaru tahun 2011, literasi sains siswa Indonesia berada diperingkat ke-40 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 406, masih dibawah skor rata-rata internasional yaitu 500 (IEA, 2012). Kondisi yang tak jauh berbeda terlihat dari PISA terbaru tahun 2012, literasi sains siswa Indonesia berada diperingkat ke-64 dari 65 negara peserta dengan skor rata-rata 382, dimana skor rata-rata 501 (OECD, 2014). Hasil studi TIMSS dan PISA menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih rendah. Siswa belum memiliki keterampilan untuk menjadi pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran sains sebaiknya
1
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta menekankan pada pemberian pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Untuk dapat mengembangkan kreativitas siswa bergantung pada guru dalam mengetahui bagaimana kreativitas tersebut dikembangkan (Bayindir & Inan, 2008). Kebanyakan guru masih menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional, dimana proses pembelajaran pada umumnya hanya melatih proses berpikir konvergen, sehingga bila dihadapkan suatu permasalahan, siswa akan kesulitan memecahkan masalah tersebut secara kreatif (Munandar, 2001). Seorang guru perlu menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat melatih keterampilan berpikir kreatif siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan berpikir kreatif berpikir kreatif adalah pendekatan pembelajaran STEM (Beers, 2011). STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathtematics) Mathtematics) merupakan isu penting dalam pendidikan saat ini (Becker & Park, 2011; Kuenzi, 2008). Pembelajaran STEM merupakan integrasi dari pembelajaran sains, teknologi, teknik, dan matematika yang disarankan untuk membantu kesuksesan keterampilan abad ke-21 (Beers, 2011). STEM dapat berkembang apabila dikaitkan dengan lingkungan, sehingga terwujud sebuah pembelajaran yang menghadirkan dunia nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari (Subramaniam et al, 2012). Hal ini berarti melalui pendekatan STEM siswa tidak hanya sekedar menghafal konsep saja, tetapi lebih kepada bagaimana siswa mengerti dan memahami konsep-konsep sains dan kaitanya dalam kehidupan sehari-hari. Selain penggunaan pendekatan pembelajaran yangtepat, yangtepat, penggunaan bahan ajar pun harus sesuai agar keterampilan berpikir b erpikir siswa siswa dapat terlatih. Di Indonesia, melalui kerja sama dengan USAID (United States Agency for International Development), mulai mencoba mengembangkan model pembelajaran berbasis STEM ini. Suwarma, dkk (2015) telah melakukan penelitian pembelajaran IPA berbasis STEM, siswa diminta
2
untuk merancang mobil bertenaga balon sebagai media pembelajaran dalam memahami konsep gerak lurus beraturan. Siswa kemudian ditanyai terkait respon, pengaruh, serta pemahaman yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Hasil yang diperoleh sangat baik, siswa menjadi termotivasi dan terlibat langsung dalam proses pembuatannya. Dengan adanya kegiatan pembelajaran tersebut, secara tidak langsung meningkatkan prestasi anak didik. Selain itu, Syukri, dkk (2013) juga telah meneliti pengintegrasian pendidikan STEM dalam pembelajaran dan pengajaran pen gajaran sains di sekolah dasar dan menengah. menen gah. Kegiatan ini telah dijalankan oleh Fakulti Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) bekerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh. Program STEM tersebut berupa pengintegrasian pemikiran kewirausahaan ke dalam pembelajaran dan pembelajaran sains melalui kemahiran proses sains. Modul pembelajaran dari program tersebut telah diuji di sekolah dasar dan menengah di Malaysia dan juga Aceh. Hasil yang ditunjukkan sangat memuaskan, selain prestasi dan minat pelajar dalam pembelajaran sains meningkat, sikap serta pandangan murid terhadap kewirausahaan menjadi baik.
B. Tujuan
Adapun tujuan mengikuti diklat pembelajaran berb asis STEM yaitu: 1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan STEM. 2. Untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi pedagogik dan profesional dalam pembelajaran terutama dalam bidang ilmu produktif yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran yang lain. 3. Untuk meningkatkan kerjasama dengan saling berinteraksi dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dari sekolah lain dengan mata pelajaran yang sama atau berbeda. 3
C. Manfaat
Beberapa manfaat yang diperoleh setelah mengikuti diklat STEM antara lain: a. Alternatif model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik dalam merancang pembelajaran yang berkualitas, khususnya dalam mengembangkan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis siswa. b. Mengasah ketrampilan berfikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan produktif. c. Menanamkan semangat gotong royong dalam memecahkan masalah. d. Mengenalkan perspektif dunia kerja dan mempersiapkannya. e. Pemanfaatan tehnologi untuk menciptakan dan mengkomunikasikan solusi yang inovatif. f.
Media
untuk
menumbuh
kembangkan
kemampuan
menemukan
masalah
dan
memecahkan masalah. g. Media untuk merealisasikan kecakapan abad 21 dengan menghubungkan pengalaman kedalam proses pembelajaran melalui peningkatan kapasitas dan kecakapan siswa.
4
BAB II ON TH TH E J OB OB L E A R N I N G
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan diklat pengembangan pembelajaran berbasis STEM dilaksanakan di PB SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa) Kelurahan Mangalli, Kecamatan Pallangga Kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Waktu Pelaksanaan kegiatan tanggal 08 Oktober 2018 s.d. 13 Oktober 2018.
B. Gambaran Umum Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan diklat pengembangan pembelajaran berbasis STEM dilaksanakan di PB SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa) dilaksanakan selama 6 hari yang diikuti oleh peserta dengan latar belakang mata pelajaran yang berbeda, antara lain Fisika, Kimia, Matematika, Akuntansi, Teknik Elektronika, Manajemen Pemasaran, Teknik Mesin, Teknik Tenaga Listrik dan Instalasi, dan lain-lain. Guru-guru tersebut berasal dari berbagai SMK baik Negeri maupun Swasta yang berada di wilayah Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar.
C. Produk yang Dihasilkan
Produk yang kami hasilkan dari diklat pembelajaran berbasis STEM ini antara lain: 1. Hasil project work, berupa karya pembuatan jembatan dari kertas dan stick. 2. Perangkat pembelajaran
5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat kami tarik setelah mengikuti diklat pembelajaran berbasis STEM antara lain: 1. Dapat meningkatkan pengetahuan kami tentang proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan STEM. 2. Dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi pedagogik dan profesional kami dalam pembelajaran terutama dalam bidang ilmu produktif yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran yang lain. 3. Dapat meningkatkan kerjasama kami dengan saling berinteraksi dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran dari sekolah lain dengan mata pelajaran yang sama atau berbeda.
B. Saran
1. Diklat pembelajaran bembelajaran STEM sebaiknya lebih disosialisasikan lagi secara meluas ke seluruh SMK yang ada di Indonesia, agar pengetahuan dan wawasan tentang pendekatan berbasis STEM seluruh guru dapat merata dan menyeluruh sama dengan K-13 yang telah disosialisasikan di semua SMK. 2. Karena model pembelajaran berbasis STEM sifatnya masih baru di Indonesia, maka perlu adanya dibuat “sekolah model” yang telah menerapkan pembelajaran berbasis STEM sehingga sekolah-sekolah yang ingin belajar tentang keunggulan model ini dapat melakukan studi banding ke sekolah tersebut.
6