LAPORAN Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Teknologi Sediaan Semi Solid & Liquid
Disusun oleh : Kelompok : 12
Laras Kusuma Wardani Kennie Wulan Suci Asabella Ullu Fiqi Fatimah Cindy Septi Deria Masrorroh Hayatun
: 14330102 : 14330120 : 14330127 : 14330138 : 14330142 : 14330148
FAKULTAS FARMASI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL 2017
SEDIAAN KRIM OLIVE OIL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Definisi Krim Menurut FI III : Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi, mengandung tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Menurut FI IV : Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung 1 atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Penggolongan Cream Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam – asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakain kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal. Ada 2 tipe krim yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan krim tipe air dalam minyak (A/M). Pemilihan zat pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe A/M digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, kolsterol dan cera. Sedangkan untuk krim tipe M/A digunakan sabun monovalen, seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat. Selain itu juga dipakai tween, natr ium lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, cmc dan emulygidum. Kestabilan krim akan terganggu/ rusak jika sistem campurannya terganggu, terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05%. Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk, penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”. Kelebihan Dan Kekurangan Krim Adapun kelebihan dari sediaan krim yaitu: 1. Mudah menyebar rata. 2. Praktis. 3. Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe M/A(minyak dalam air). 4. Cara kerja langsung pada jaringan setempat. 5. Tidak lengket, terutama pada tipe M/A(minyak dalam air). 6. Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun, sehingga pengaruh absorpsi biasanya tidak diketahui pasien. 7. Aman digunakan dewasa maupun anak – anak. 8. Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe A/M(air dalam minyak). 9. Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada fase A/M(air dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup tinggi. 10. Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dan deodorant.
11. Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit berminyak. Adapun kekurangan dari sediaan krim yaitu: 1. Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe A/M (air dalam minyak) karena terganggu system campuran terutama disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tersatukan. 2. Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan krim harusdalam keadaan panas. 3. Mudah lengket, terutama tipe A/M(air dalam minyak). 4. Mudahpecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak pas. 5. Pembuatannya harus secara aseptik Bahan – Bahan Penyusun Krim Formula dasar krim, antara lain: 1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam. Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya. 2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa. Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH, Na 2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).
Bahan-bahan penyusun krim, antara lain: Zat berkhasiat Minyak Air Pengemulsi Bahan Pengemulsi, yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol, trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain: Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan Pengawet, sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,12-0,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan pH sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh (Lachman, 1994).
Metode Pembuatan Krim Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan dan proses emulsifikasi. Biasanya komponen yang tidak bercampur dengan air seperti minyak dan lilin dicairkan bersama-sama di penangas air pada suhu 70-75°C, sementara itu semua larutan berair yang tahan panas, komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu yang sama dengan komponen lemak. Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan, temperatur dipertahankan selama 5-10 menit untuk mencegah kristalisasi dari lilin/lemak. Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan pengadukan yang terus-
menerus sampai campuran mengental. Bila larutan berair tidak sama temperaturnya dengan leburan lemak, maka beberapa lilin akan menjadi padat, sehingga terjadi pemisahan antara fase lemak dengan fase cair (Munson, 1991). Stabilitas Sediaan Krim Sediaan krim dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencer yang cocok. Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam waktu satu bulan (Anief, 1994).
B. Perumusan Karakter Sediaan NO.
PARAMETER
1
Kadar bahan aktiv
2
Homogenitas
3
Viskositas
4
pH
5
Keseragaman sediaan
6
Sifat aliran
7
Ukuran partikel
8
Bobot jenis
9
Daya sebar
SAT
%
Cps
SPESIFIKASI SEDIAAN YANG AKAN DIBUAT
SYARAT FARMAKOPE
SYARAT LAIN
3% b/v Tetap homogen selama penyimpanan
Homogen
30000 – 700000 Cps
Emulsi harus kental untuk mengurangi kecepatan pengendapan fase yang terdispersi, viskositas tidak boleh terlalu kentasl sehingga tidak menyulitkan pada saat menuang dari wadah
Emulsi harus tetap homogen pada suatu perioda, paling tidak pada perioda antara pengocokan yang dikehendaki
Netral 6 – 7 Tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% Memiliki aliran yang baik Mikr Partikel kecil dan halus on g/ml Terdispersi merata keseluruh permukaan cairan
Mudah menyebar
10
Zat antimikroba
11
Bau
12
Cara pemakaian
13
Cara penyimpanan
14
Stabilitas : Fisika Kimia Mikrobiologi
Tidak bereaksi dengan zat aktif dan zat tambahan Aroma khas minyak zaitun Dioleskan ke permukaan kulit Dalam wadah tertutup rapat dan terlindungi cahaya
16.
Tipe emulsi Pemerian (Organoleptis) - Warna - Bau - Bentuk
Dalam botol dan dalam wadah tertutup rapat Stabil Stabil Stabil
15
Dioleskan
Minyak dalam air
-
Putih Khas minyak zaitun Setengah padat
Stabil Stabil Stabil
BAB II PRAFORMULASI Nama Bahan Aktif : Olive Oil NO
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah, tidak tengik, rasa yang tajam
2
Kelarutan
Mudah larut dalam kloroform pekat dab eter pekat
3
pH
-
4
OTT
5
Cara Sterilisasi
6
Indikasi
Bahan aktif
7
Dosis Lazim
-
8
Cara Pemakaian
Topikal
9
Sediaan Lazim dan Kadar Wadah dan Penyimpanan
10
Dalam wadah tertutup baik
Nama Bahan Tambahan : Asam Stearat NO
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin
2
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
3
pH
-
4
OTT
Inkompatibel hampir dengan semua logam hidroksida dan zat pengoksida
5
Cara Sterilisasi
-
6
Indikasi
Surfaktan, basis
7
Dosis Lazim
1 – 20%
8
Cara Pemakaian
-
9
Sediaan Lazim dan Kadar
-
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik ditempat yang sejuk dan kering
Nama Bahan Tambahan : Triaetanolamin NO.
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Cairan agak higroskopik, kental, tidak berwarna sampai kuning muda; bau amoniak
2
Kelarutan
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; larut dalam kloroform
3
pH
10,5
4
OTT
Akan bereaksi asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi
5
Cara Sterilisasi
-
6
Indikasi
Emulgator
7
Dosis Lazim
2 – 4%
8
Cara Pemakaian
-
9
Sediaan Lazim dan Kadar
-
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya
Nama Bahan Tambahan : Cetyl Alkohol NO.
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Terbuat dari lilin, kepingan – kepingan putih, granul – granul, memiliki bau yang lemah
2
Kelarutan
Tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan eter, kelarutan bertambahn dengan naiknya suhu
3
pH
6 – 8
4
OTT
Tidak bercampur dengan pengoksida kuat
5
Cara Sterilisasi
Sterilisasi kering
6
Indikasi
Bahan pengawet, emolient
7 8
Dosis Lazim Cara Pemakaian
Emolient (2 – 5%), pengemulsi (2 – 5%), water absorption (5%) -
9
Sediaan Lazim dan Kadar
-
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali
Nama Bahan Tambahan: Nipagin (Methyl Paraben) NO.
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih; tidak berbau atau berbau khas lemah; mempunyai sedikit rasa terbakar
2
Kelarutan
Sukar larut dalam air dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida, mudah larut dalam etanol dan dalam eter
3
pH
4 – 8
4
OTT
Tidak bercampur dengan surfaktan non ionik seperti polisorbat 80, bentonit, Mg trisilikat, sorbitol, talkum, minyak essensial
5
Cara Sterilisasi
-
6
Indikasi
Pengawet, antimikroba
7
Dosis Lazim
0,12 – 0,18%
8
Cara Pemakaian
-
9
Sediaan Lazim dan Kadar
-
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Nama Bahan Tambahan: Nipasol (Propil Paraben) NO.
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa
2
Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol(95%P), dalam 3 bagian aseton P,dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam alkil hidroksida
3
pH
4
OTT
5
Cara Sterilisasi
6
Indikasi
Zat pengawet
7
Dosis Lazim
-
8
Cara Pemakaian
-
9
Sediaan Lazim dan Kadar
0,02 - 0,05%
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
Surfaktan non – ionik
Nama Bahan Tambahan: BHT (Butil Hidroksi Toluene) NO.
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Hablur padat, warna putih, bau khas
2
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air dan dalam methanol P, mudah larut dalam etanol (95%), dalam kloroform P dan dalam eter P
3
pH
Bahan pengoksidasi kuat seperti peroksida dan permanganat.
4
OTT
5
Cara Sterilisasi
Antioksidan untuk minyak – minyak dan lemak
6
Indikasi
-
7
Dosis Lazim
-
8
Cara Pemakaian
0,0075 – 0,1%
9
Sediaan Lazim dan Kadar
Jauhkan dari cahaya, kelembaban dan panas
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
Nama Bahan Tambahan: Aquadestilata NO.
PARAMETER
DATA
1
Pemerian
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
2
Kelarutan
Sangat mudah larut dengan sebagian pelarut polar
3
pH
5,0 – 7,0
4
OTT
Logam alkali, kalsium oksida, magnesium oksida, garam anhidrat, bahan organik tertentu dan kalsium carbide
5
Cara Sterilisasi
Autoklaf, filter membrane
6
Indikasi
Pelarut dalam injeksi
7 8
Dosis Lazim Cara Pemakaian
-
9
Sediaan Lazim dan Kadar
Larutan
10
Wadah dan Penyimpanan
Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atau plastik, tidak lebih besar dari 1 liter. Wadah kaca sebaiknya dari kaca tipe I atau tipe II, wadah tertutup rapat, sejuk dan kering
BAB III FORMULASI A. Formulir Pemecahan Masalah NO.
1.
PERMASALAHAN
Bentuk sediaan yang dapat dibuat
KOMPONEN
3.
Tipe emulsi yang dapat dibuat
Cream
Untuk penggunaan secara topikal efek lama dan nyaman digunakan
A/M M/A
M/A
Membantu proses absorpsi yang cepat dan nyaman dikulit
Cream pelembab wajah Cream pelembut tubuh
Cream pelembut tubuh
Karena tujuan penggunaanya untuk melembabkan seluruh tubuh
Basis dapat dicuci dengan air
Agar lebih nyaman dalam penggunaan
Tujuan penggunaan
4.
Basis cream
ALASAN
Salep Cream Lotion
2.
KEPUTUSAN
Basis hidrokarbon Basis serap Basis dapat dicuci dengan air
5.
Jenis bahan fase minyak dan fase air yang digunakan untuk membuat basis sediaan cream
Minyak :
Adepslanae Kolesterol Ceraalba Sabunpolivalen Vaselin Cetylalkohol Asamstearat
Cetyl alkohol
Untuk meningkatkan viskositas
Air :
6.
Bagaimana agar dalam sediaan pada fase minyak dan fase air menjadi stabil
Karena pemakaian yang berulang maka bagaimana caranya
Air
Penambahan emulgator :
7.
Air
TEA Asam stearat Na – lauril sulfat Ester glikol Cetyl alkohol PGS Gom arab Agar – agar Bentonit
TEA
Penambahan antimikroba Campuran metil / pengawet : paraben dan propil Methyl paraben
Menstabilkan emulsi jika digabung dengan stearic acid
Untuk meningkatkan stabilitas sediaan dengan mencegah terjadinya
menghindari mikroba
(nipagin) Propyl paraben (nipasol) Ethyl paraben Butyl paraben
8.
Zat aktif mudah teroksidasi :
paraben
kontaminasi mikroorganisme
Penambahan zat antioksidan: Asam ascorbic BHA BHT NatriumBisulfit NatriumMetabisul fit Tokoferol Dalam botol atau dalam wadah tertutup baik. Botol plastik Botol kaca
Untuk mencegah terjadinya ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya
BHT
9.
Wadah dan penyimpanan
Botol plastik mulut kecil
B. Formulir Sediaan dan Perhitungan
Formulasi : R / Olive oil Cetyl alkohol Asam stearat Trietanolamin Metil Paraben (nipagin) Propil paraben ( nipasol ) BHT (Butil hidroksi toluene ) Aqua destilata
NO.
NAMA BAHAN
FUNGSI
1.
Olive oil
Bahan aktif
2.
Cetyl alkohol
Emulsifying agent
3.
Asam stearat
Emulsifying agent
4. 5.
Trietanolamin Metil Paraben (nipagin)
Emulgator
3% 5% 16% 4% 0,15% 0,03% 0,1% ad 100 ml PENIMBANGAN BAHAN
PEMAKAIAN LAZIM (%)
PER UNIT
3% b/v
3 gram 5
2 – 5%
100 16
1 – 20% 2 – 4%
100 4 100 0,15
Pengawet 0,12 – 0,18%
PER BATCH
100
× 100 = 5
15 gram 25 gram
× 10 = 16 gram
80 gram
× 100 = 4 gram
20 gram
× 100 = 0,15 gram
0,75 gram
6.
7.
8.
0,03
Propil paraben ( nipasol )
Pengawet
BHT (Butil hidroksi toluene )
Anti oksidan
Aqua destilata
Pembawa
0,02 - 0,05%
100 0,1
0,0075 – 0,4%
100
× 100 = 0,03 gram
0,15 gram
× 100 = 0,1 gram
0,5 gram
Ad 100 ml
(fase air)
PENIMBANGAN BAHAN 1. Olive oil
= 15
gram
2. Cetyl alcohol
= 25
gram
3. Asam stearate
= 80
gram
4. Trietanolamin = 20
gram
5. Nipagin
= 0,75 gram
6. Nipasol
= 0,15 gram
7. BHT
= 0,5
8. Aquadestilata
gram
ad 500 ml
PERHITUNGAN HLB
Nilai HLB Cetyl alcohol : 15
Nilai HLB Asam stearat : 15
Nilai HLB Triteanolamin : 12
HLB campuran:
Cetyl alcohol
=
Asam stearat
=
Triteanolamin
=
HLB campuran
× 15
= 0,75
× 15
= 2,4
× 12
= 0,48 = 3,63
Ad 500 ml
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan sediaan krim dan melakukan evaluasinya. Untuk pembuatan sediaan krim, sebelumnya kami melakukan identifikasi bahan – bahan yang tersedia dalam laboratorium yang dapat dijadikan sediaan krim. Dalam praktikum ini, kami melakukan pembuatan sediaan Krim Olive Oil dan pembuatannya sesuai dengan formula yang telah kami buat. Untuk membuat formula tersebut langkah pertama yang kami lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan, alat yang dipergunakan untuk pembuatan sediaan krim ini adalah beaker glass, batang pengaduk, spatula logam, mortir dan stamper, kaca arloji, cawan porselen, neraca, alat evaluasi sediaan. Sedangakan bahan yang dipergunakan adalah Olive oil, Asam stearat, Trietanolamin, Cetyl alkohol, Nipagin (Methyl paraben), Nipasol (Propil paraben), BHT (Butil Hidroksi Toluene ), Aquadest. Setelah alat dan bahan siap, langkah kedua adalah menimbang bahan sesuai dengan perhitungan yang ada. Langkah ketiga adalah pencampuran bahan dimana dilakukan pelarutan untuk fase minyak yaitu olive oil, asam stearat, cetyl alkohol, Nipasol (propil paraben), BHT (Butil hidroksi toluena) dan pelarutan untuk pencampuran fase air yaitu tiretanolamin, nipagin (Methyl paraben) dan aquadest. Kemudian setelah pencampuran fase minyak dan pencampuran fase air selesai, langkah keempat adalah pelelehan untuk fase minyak agar bercampur. Langkah kelima adalah pemanasan untuk menurunkan tegangan antarmuka antara fase minyak dan fase air (pada lumpang dan alu diberi air mendidih). Langkah keenam adalah pencampuran fase minyak dan fase air (hasil pelelehan fase minyak dan pencampuran fase air dicampur pada lumpang dan alu yang panas). Langkah ketujuh adalah pengisian dan pengemasan sediaan. Setelah sediaam Krim Olive Oil jadi, langkah selanjutnya adalah dilakukannya evaluasi pada sediaan Krim Olive Oil. Evaluasi yang dilakukan adalah uji organoleptik, pengukuran pH sediaan, uji viskositas, dan uji tipe emulsi. Evaluasi pertama adalah uji organoleptik, evalusi ini mengamati bahwa sediaan yang dibuat memiliki bentuk dengan cairan encer, bau khas minyak zaitun, dan berwarna kekuningan jernih. Evaluasi kedua adalah pengukuran pH sediaan, evaluasi ini mengamati bahwa sediaan Krim Olive Oil yang telah dibuat memiliki pH = 3 (asam). Evaluasi ketiga adalah uji tipe emulsi, evaluasi ini mengamati bahwa ketika sediaan Krim Olive Oil ditambahkan metilen blue lalu di ad homongen akan tampak warna biru menyebar, berarti sediaan krim ini termasuk tipe emulsi
minyak dalam air (M/A). Evaluasi keempat adalah uji viskositas, evaluasi ini mengamati bahwa hasil viskositas sediaan Krim Olive Oil adalah 533,33 cps. → Uji viskositas menggunakan spindel 2 dan RPM 0,5 : 1 : 2 : 2,5 : 4 : 5
Perhitungan :
Viskositas Rumus : Viskositas = Skala pada viskositas × Faktor viskometer RPM : 0,5 → 1,5 800 = 1200 cps ×
1
→
1
×
400
= 400 cps
2
→
2
×
200
= 400 cps
2,5
→
2,5
×
160
= 400 cps
4
→
4
×
100
= 400 cps
5
→
5
×
80
= 400 cps
+
3200 cps
Jumlah rata – rata =
+ + + + +
Kecepatan geser Rumus : Kecepatan geser = RPM : 60 RPM : 0,5 → 0,5 : 60
= 0,0083
1
→
1
:
60
= 0,0167
2
→
2
:
60
= 0,0333
2,5
→
2,5
:
60
= 0,0416
4
→
4
:
60
= 0,0667
5
→
5
:
60
= 0,0833
=
= 533,333 cps
Gaya Rumus : Gaya = Viskositas × Kecepatan geser RPM 0,5 → 1200 cps 0,0083 ×
= 9,96
1
→
400 cps
×
0,0167
= 6,68
2
→
400 cps
×
0,0333
= 13,32
2,5
→
400 cps
×
0,0416
= 16,64
4
→
400 cps
×
0,0667
= 26,68
5
→
400 cps
×
0,0833
= 33,32
RPM
SKALA
VISKOSITAS
KECEPATAN GESER
GAYA
0,5
1,5
1200
0,0083
9,96
1
1
400
0,0167
6,68
2
1,5
400
0,0333
13,32
2,5
1,5
400
0,0416
16,64
4
1,5
400
0,0667
26,68
5
1,5
400
0,0833
33,32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Sediaan Krim Olive Oil berdasarkan formula yang dibuat tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi yang diinginkan juga standar dari Farmakope Indonesia, sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuatan sediaan Krim Olive Oil yaitu menghasilkan sediaan yang bermutu belum tercapai. Krim Olive Oil yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan antara lain pada uji organoleptik yang mana pada persyaratan dinyatakan bentuk dari krim adalah setengah padat, berwarna putih dan berbau khas minyak zaitun tetapi pada uji organoleptik krim berbentuk cairan kental, berwarna kekuningan jernih dan bau khas minyak zaitun. Pada pengukuran pH sediaan, Krim Olive Oil yang telah dibuat tidak memenuhi persyaratan karena pH pada sediaan Krim Olive Oil seharusnya pH = 6 – 7 (netral) tetapi sediaan yang dibuat memiliki pH = 3 (asam). Uji viskositas tidak memenuhi persyaratan karena seharusnya viskositas sediaan Krim Olive Oil yaitu 30000 – 700000 cps tetapi sediaan yang dibuat memiliki viskositas. Pada uji tipe emulsi sediaan Krim Olive Oil memenuhi persyaratan karena ketika sediaan krim ditambahkan metilen blue lalu di ad homongen tampak warna biru menyebar, maka sediaan krim ini termasuk tipe emulsi minyak dalam air ( M/A). Faktor yang menyebabkan sediaan Krim Olive Oil tidak memenuhi persyaratan yaitu dari faktor stabilitas sediaan krim karena sediaan dapat menjadi rusak bila terganggu sistem campurannya terutama disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi karena penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe krim jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Faktor lain yang menyebabkan sediaan tidak memenuhi persyaratan yaitu bahan – bahan yang tersedia di laboratorium sudah terlalu lama sehingga kestabilan dari sediaan krimnya berkurang.
B. Saran
Saran untuk sediaan Krim Olive Oil yang tidak memenuhi persyaratan ini adalah dengan penambahn bahan pengemulsi.
REFERENSI
Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Semi Solid & Liquid” Jurusan Farmasi Institut Sain Dan Teknologi Nasional. “
Anonim.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.Departemen Kesehatan RI Anonim.1997.Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta. Departemen Kesehatan RI Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta.Gadjah Mada University press.