LAPORAN RESMI IMUNOLOGI

The world's largest digital library

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.

PRAKTIKUM 5 : PEMERIKSAAN C-REAKTIF PROTEIN (CRP)

............................................ ................................................................... .............................................. ...................................... ............... 55 BAB BAB I

PEND PENDAH AHUL ULUA UAN. N... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... .. 56

BAB BAB II II

TINJ TINJAU AUAN AN PUST PUSTAK AKA. A... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ... 58

BAB III

METODE METODE KERJA KERJA... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ....... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ...... 63

BAB BAB IV

HASI HASIL L DAN DAN PEM PEMBA BAHA HASA SAN. N... .... ..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... 66

BAB V

PENUTU PENUTUP.. P..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... 67

PRAKTIKUM 6 : PEMERIKSAAN KEHAMILAN (RAPID TEST).

............................................ ................................................................... .............................................. ...................................... ............... 68 BAB BAB I


BAB BAB II II

TINJ TINJAU AUAN AN PUST PUSTAK AKA. A... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ... 70

BAB III


BAB BAB IV


BAB V

PENUTU PENUTUP.. P..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... 79

PRAKTIKUM 7 : PEMERIKSAAN WIDAL (TUBE TEST) .... ...... .... .... .... .... .. 80

BAB BAB I


BAB BAB II II

TINJ TINJAU AUAN AN PUST PUSTAK AKA A ... ..... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... .. 83

BAB III


BAB BAB IV


BAB V

PENUTU PENUTUP.. P..... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ..... 94

DAFTAR PUSTAKA ............................................ ................................................................... .................................... .............



























BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang

Arti hamil atau kehamilan adalah bila seseorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau di hamilkan oleh sperma. Dahulu untuk menguji kehamilan, di gunakan berbagai macam reaksi, antara lain yaitu :

a.

Rea Reaksi dari ari Ho Hogben gben Untuk reaksi ini diperlukan kodok dari Afrika Selatan, yaitu Xenopus laevis.

b.

Reak Reaksi si dari dari Cons Consul ulof of Untuk reaksi ini digunakan kodok berwarna yang disebu Rana exculenta.

c.

Rea Reaksi dari ari Fri Frieedma dman Friedman adalah dokter gynacologi dari Jerman. Binatang yang digunakan adalah kelinci betina yang telah diasingkan 3 minggu supaya tidak kawin, karena kelinci tidak akan ovulasi bila tidak berhubungan dengan jantan.

d. Reaksi Galli Mainini Pada praktikum kali ini akan dilakukan uji kehamilan dengan metode Galli Mainini. Mainini. Walaupun, Walaupun, pada jaman sekarang ini sudah banyak dilakukan dilakukan uji keha kehami milan lan yang yang lebih lebih sede sederh rhan ana, a, muda mudah, h, dan dan lebi lebih h mode modern rn,, tida tidak k ada ada salahnya kita sebagai mahasiswa mengetahui cara melakukan uji kehamilan secara Galli Mainini.

I.2

Tujuan

Uji kehamilan secara biologik dengan reaksi Galli Mainini ni bertujuan untuk mengetahui apakah seorang wanita yang di periksa urinya sedang hamil atau tidak.

f





























BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam urin perempuan yang sedang hamil terdapat semacam hormon sifatnya menyerupai hormone Gonadotropin (yang berbentuk glikoprotein) dari bagian depan (lobus anterior) kelenjar hypofisis. Hormone ini tidak hanya pada perem perempua puan n hamil hamil tetapi tetapi juga juga terdapa terdapatt pada pada cancer cancer dan ovariu ovarium. m. Permuk Permukaan aan menopause, kehamilan yang abnormal, abortus mola, tumor dari testis, dan lain sebagainya. (Zr. Cristina Ibrahim, 1971 ). Tanda – tanda kehamilan ada yang di bagi menjadi dua saja, yaitu : •

Tanda–tanda tidak pasti

•

Tanda–tanda pasti Dan ada pula yang membaginya menjadi tiga macam, yaitu :

•

Tanda–tanda tidak pasti

•

Tanda–tanda kemungkinan

•

Tanda–tanda pasti

(Zr. Cristina Ibrahim, 1971)

Adapun gunanya mengetahui tanda–tanda kehamilan itu agar benar-benar mengetahui apakah ibu yang perutnya besar itu hamil atau tidak, karena tidak semua ibu yang perutnya besar itu hamil. Perut besar biasa disebabkan karena





























c.

perasaan mual di waktu pagi (morning sickness)

d.

Perg Perger erak akan an janin janin yang yang perta pertama ma,, dis diseb ebut ut juga juga Quick Quicken enin ing g . qui quick ck ini ini bera berart rtii pula hidup, adanya Quickening menandakan adana individu yang hidup.

e.

Sering buang air kemih.

f.

Membesarkan perut.

II.2 II.2

Tan Tanda – tan tanda kemu kemung ngki kina nan n

a.

Tanda – tanda dari hegar Berdasarkan adanya uterus segmen bawah yang lebih lunak daripada bagian yang lain dan embrio belum mengisi bagian seluruh ruangan uterus, tetapi biasanya bertempat diatas dekat fundus uterine.

b.

Tanda – tanda dari piskacek Berdasarkan adanya tempat yang kosong pada rongg uterus karena embrio embrio biasan biasanya ya terletak terletak di sebela sebelah h atas, atas, sehing sehingga ga pada pada pemerik pemeriksaa saan n dimanual akan terasa benjolan yang asimetris.

c.

Tanda – tanda Br Braxton Hicks Berdasarkan adanya kontraksi – retraksi, dan relaksasi pada otot – otot utrus yang sedang membesar.

d.

Tanda – tanda Chadwick Berdasa Berdasarka rkan n adanya adanya konges kongesti ti setemp setempat at ialah ialah pada pada uterus uterus karena karena uterus sangat banyak membutuhkan darah.

e.

Reaksi biologik - Reaksi Hogben





























sedang hamil, bila setelah disuntik warna kodok tersebut menjai cokelat, maka reaksi kehamilan positif. - Reaksi dari Galli Mainini Menggunakan kodok jantan buffo vulgaris disuntikan 5 c air kemih wanita yang sedang hamil pada bagian bawah kulit peerut kodok. Jika hasil dari uji tersebut adalah positif maka akan di temukan sperma pada air kemih kodok yang telah didiamkan selama 3 jam. - Reaksi Friedman Menggunakan kelinci betina yang telah 2 minggu diasingkan dari jantan. jantan. Disuntikan Disuntikan 5 cc air kencing kencing wanita yang sedang hamil intravena pad vena telinga kelinci selama 2 hari berturut – turut. Setelah 24 jam laludilakukan laparotomi, diambil ovarium, diperiksa, bila ada korpus rubra dan lutea maka hasil tersebut adalah positif. - Reaksi Aschiem Zondek Menggunakan 5 ekor tikus betina imatur, pada hari kelima di dakan operasi pada tikus – tikus betina yang telah di suntik itu. Operasi di titik beratkan pada perubahan ovarium tikus putih, apakah ada korpus rubrum. Jika Jika ada ada maka maka hasi hasiln lnya ya adal adalah ah posi positi tif, f, yang yang mena menand ndak akan an adan adanya ya prognandiol dalam air kemih menyebabkan adanya ovulasi pada tikus yang belum dewasa.

f.

Reaksi Imunologik Dasarn Dasarnya ya adalah adalah reaksi reaksi antige antigen n – antibo antibody, dy, dimana dimana hcg bersif bersifat at





























II.4

Alat Reproduksi

Alat Alat kela kelami min n pada pada kata katak k jant jantan an terd terdir irii atas atas satu satu pasa pasang ng test testis is yang yang berwarna putih kekuning – kuningan. Disebelah mukanya terdapat badan lemak yang dinamakan korpus adiposum.testis menghasilkaan spermatozoa di keluarkan melalui saluran halus menuju ke ginjal dan dikelarkan bersama – sama air kencing melalui ureter.alat kelamin betina terdiri ats satu pasang ovarium yang terletak pada rongga perut. Pada musim birahi, ovarium ini membesar dan berisi ovum, yang kemudian akan di keluarkan masuk dalam corong oviduct (infundibulum) dan di lanjutkan lanjutkan ke saluran saluran telur (oviduct). (oviduct). Letak corong ovidut ovidut yaitu disebelah disebelah cranial dari ovarium. Dalam saluran telur itu, ovum di lengkapi dengan selaput telur berbentuk selai yang di keluarkan oleh dinding saluran telur di keluarka pada saat kopulasi . (Soedarjatmo, 1991) Pada Pada laki-la laki-laki ki dan peremp perempuan uan,, gonad gonad memilik memilikii fungsi fungsi endokr endokrin in dan reproduksi reproduksi

sperma sperma dan ovum berasal dari epitel epitel germinatifum, germinatifum, sedang sedang epitel

sekretorik yang secara embriologis berbeda menghasilkan testosteron pada laki – laki, dan estrogen serta progesterone pada laki – laki. (Sacher, 2004) Hormone–ho Hormone–hormone rmone hipofisis hipofisis yang mengatur mengatur sekresi sekresi endokrin endokrin sehingga sehingga mempengaruhi fungsi reproduksi. Hormone – hormn tropic ini baik pada laki–laki maupun perempuan, disebut follicle stimulating hormone (FSH) dan lutoinizing hormone (LH). (Sacher, 2004) Hormone gonadotropin chronik (HCG) merupakan hormone glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia paa tahun 1960-an uji–uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan





























Buffo vulgaris dengan berat katak antaa 25–30 gram yang hidup di padang rumput dekat rumah–rumah, rumah–rumah, tetapi katak jantan tersebut tersebut tidak mempunyai mempunyai sel mani. Jadi kodok ini sebelum disuntikan dengn urin wanita yang sedang hamil, diperiksa terleb terlebih ih dahulu dahulu urin urin katak katak tersebu tersebutt apakah apakah mengan mengandun dung g sel mani mani atau tidak tidak meng mengan andu dung ng sel sel mani mani,, lalu lalu urin urin pend pender eriu iuta ta disu disunt ntik ikan an pada pada kata katak, k, jika jika mengan mengandun dung g sel mani mani berarti berarti menand menandaka akan n bahwa bahwa reaksi reaksi kehami kehamilan lan positi positif, f, sehingga dapat di ketahui pregnandiol mempengaruhi keluarnya sel mani. (Zr. Christina Ibrahim, 1971) Telah kita ketahui bahwa bahwa dalam melakukan melakukan reaksi Galli Mainini harus di gunakan katak Buffo vulgaris jantan. Adapun ciri – ciri dari katak Buffo vulgaris jantan adalah sebagai berikut : 1.

Pada te telapak ka kaki de depan te terdapat pe penebalan be berwarna hi hitam.

2.

Pada kulit leher bagian ventral terdapat warna agak merah yang kekuning – kuningan.

3.

Warna tubuh biasany anya lebi ebih agak gelap di ban band ding dengan beti etina.

(http://one.indroskripsi.com/content/uji-kehamilan-Galli-Mainini)

II.5 II.5

Ciri Ciri-c -cir irii Kelas elas Amphi mphib bia

Ciri–ciri dari kelas Amphibia adalah : Kulit selalu basah karena mengandun mengandung g lendir, lendir, kebanyakan kebanyakan tidak bersisik, bersisik, kecuali memiliki dua pasang anggota gerak untuk jalan atau berenang,jari kaki 4– 5 atau kurang, tidak berkuku atau cakar, ada yang tidak berkaki, jantung beruang tiga, dua atrium satu ventrikel, sel darah merah bentuknya oval dan memiliki inti































Hormone HCG tidak hanya terdapat pad perempuan hamil saja, tetapi terdapat juga pada cancer dari ovarium, permulaan menopause, kehamilan yang abno abnorm rmal al,, abnr abnrtu tus, s, tumo tumorr dari dari test testis is,, dan dan lain lain – lain lain.. Bent Bentuk uk dari dari chon chonon on gonadotropin belum begitu jelas, (Anonim, 1989) Pene Penetap tapan an HCG HCG dala dalam m urin urin seja sejak k lama lama di paka pakaii seba sebaga gaii indi indika kato tor r kehamilan. Saat ini uji serologic, HCG dalam cairan tubuh, di samping digunakan untuk kehamilan, juga dapat dipakai untuk menunjang diagnosis kehamilan I luar kand kandun unga gan, n, memp memper erki kira raka kan n terj terjad adin inya ya abno abnotu tus, s, tumo tumorr tiof tiofob obla last stik ik,, tumo tumor r testicular, bahkan beberapa jenis tumor lain yang tidak berasal dari tiofoblas, (Kresno, 1985)





























BAB III METODE KERJA

III. III.1 1

Wakt Waktu u dan dan tem tempa patt prak prakti tiku kum m

Prak Prakti tiku kum m

peme pemeri riks ksaa aan n

tes tes

keha kehami mila lan n

biol biolog ogik ik

(Gal (Galli li

Main Mainin ini) i),,

dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 April 2019. Di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.

III.2

Prinsip

Jika urin eorang wanita yang sedang hamil di sntikan pada seekor katak jantan, maka dalam 1 atau 2 jam dalam urin katak tersebut akan di temukan sperma.

III.3 I.3

Alat dan Baha ahan

Alat dan bahan yang dipergunakan pada praktikum ini adalah:





























c.

Menyiapkan 3 ml urin rin wanita hamil kemudian gunakan spuiut untuk menyuntikkan urin tersebt secara sub–kutan (di bawah kulit) dengan cara mencubit mencubit atau menarik kulit katak kemudian kemudian suntikan. suntikan. Baisanya untuk penyuntikan ini di pilih tempat untuk kulit punggung.

d.

Mengembali alikan katak paa tempatnya, kemu emudian tunggu 1 jam untuk melihat reaksinya. Setelah iutu merangsang bagian kloaka dengan lidi. Jika ada cairan yang keluar, letakan pada kaca objek,. Lihat pada mikroskp jika tidak di temukan sperma, maka di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan setelah 2 – 3 jam sampai di temukan adanya sperma.

III. III.4 4

Inte Interp rpre reta tasi si Hasi Hasill Hasil positif : Bila pada urin katak di temukan adanya sperma. Hasil negatif : Bila pada urin katak tidak di temukan adanya sperma.





























BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1

Hasil

Dari hasil pemeriksaan uji kehamilan cara biologis reaksi Galli Mainini diketahui bahwa : Kodok 1 : hasilnya positif (ditemukan sperma pada urin katak) Kodok 2 : hasilnya positif (ditemukan sperma pada urin katak)

IV.2

Pembahasan

Dalam melakukan melakukan praktikum praktikum pemeriksaan pemeriksaan uji kehamilan kehamilan cara biologis reaksi Galli Mainini, bias di peroleh hasil negative palsu, hal ini disebabkan oleh : a.

Urin umur ke kehamilan yang di pilih ku kurang sesuai, karena ji jika um umur kehamilan kehamilan sudah mencapai > 5 bulan, maka HCG yang ada dalam wanita hamils hamilsema emakin kin lama lama akan akan semaki semakin n berkur berkurang ang,se ,sehin hingga gga menyeb menyebabk abkan an





























dalam urin orang hamil atau sperma karena katak yang sedang birahi karena pada saat meletakan di suatu tempat, katak jantan tersebut tercampur dengan katak betina. b.

Pada prakt aktikum kali ini kita tidak menggunakan katak betina teta etapi melainkan katak jantan dengan cirri – ciri sebagai berikut : - Tubuhnya ramping - Tadannya kecil – sedang - Kaki depannya ada kaitnya - Kakinya mencengkram - Kantung suaranya besar, tidak birahi

Produksi HCG meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamiln dan untuk untuk kemudi kemudian an menuru menurun n kembal kembali. i. Satu Satu minggu minggu postpa postpartu rtum m HCG tidak tidak di temuk temukan an kembal kembalii dalam dalam serum serum dan air kencin kencing. g. Fungsi Fungsi dari HCG HCG ini adalah adalah mempertahankan korpus ikteum yang membuat estrogen dan progsteron sampai pada pada saat plasen plasenta ta terben terbentuk tuksep sepenu enuhny hnyaa dan dapat dapat membua membuatt sendir sendirii cukup cukup estrogen estrogen dan progestero progesterone. ne. Pada saat it kadar HCG juga juga turun , HCG di buat di































BAB V PENUTUP

V.1

Kesimpulan

Dari pemeriksaan kehamilan reaksi Galli Mainini, di dapatkan kesimpulan bahwa, urin wanita hamil bereaksi positif, ditandai dengan adanya sel sperma pada urin katak yang di periksa.

























































BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Be Belakang

Demam tifoid merupaka merupakan n penyakit penyakit infeksi yang masuk masuk melalui melalui saluran cerna kemudian menyebar ke seluruh tubuh melalui darah. Deman tifoid disebabkan oleh bakteri yang yang disebut Salmonella serovarian dan paratyphi . Terdapat Terdapat ratusan jenis bakteri bakteri salmonella, salmonella, tetapi tetapi hanya 4 jenis yang dapat mengakibatkan penyakit demam tifoid yaitu Salmonella serovarian





























I.2

Tujuan

Tujuan Tujuan dari dari prakti praktikum kum pemeri pemeriksa ksaan an widal widal adalah adalah untuk untuk menget mengetahu ahuii adanya antibody spesifik terhadap bakteri Salmonella .

I.3

Manfaat

Manf Manfaa aatt dari dari prak prakti tiku kum m peme pemeri riks ksaan aan wida widall adal adalah ah agar agar maha mahasi sisw swaa mema memaham hamii dan dan meng menget etah ahui ui cara cara peme pemerik riksa saan an wida widall dan dan mema memaha hami mi cara cara interpretasi hasil pemeriksaan widal.






























II.1

Morfologi dan Identifikasi

sering bersif bersifat at pathogen pathogen untuk untuk manusia manusia atau hewan hewan Salmonella sering

jika jika

masuk ke dalam dalam tubuh tubuh melalui melalui mulut. mulut. Bakteri Bakteri ni ditularkan ditularkan dari dari hewan hewan atau atau produk produk hewan kepada kepada manusia, manusia, dan menyebabkan menyebabkan enteris, enteris, infeksi sistemik sistemik dan demam enteric. Salmonella merupakan bakteri Gram (-) batang, tidak berkapsul dan bergerak dengan flagel peritrich. (Soemarno, 2000)































Hektoe Hektoen n Enteri Entericc Agar Agar : koloni koloni kecil kecil sedang sedang,, berwar berwarna na hijau hijau biru, biru, dengan dengan atau atau tanpa warna hitam tengah, koloni bulat, smooth. TSI

: Lereng = alkali/asam Gas = +/-

(Soemarno. 2000)





























II.4

Demam Ti Tifoid

Dema Demam m

tifo tifoid id meru merupa paka kan n suat suatu u peny penyak akit it infe infeks ksii sist sistem emik ik yang yang

disebabkan oleh Salmonella typhi yang masih di jumpai secara luas di berbagai negara berkembang yang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis. (http : // www.wido25.blogster.com) www.wido25.blogster.com)





























Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna. Tetapi bisa terjadi komplikasi terutama bila tidak di obati atau pengobatan terlambat berupa: a.

Perdarahan usus (2 % penderita) Perforasi usus (1-2 % penderita yang menyebabkan nyeri perut karena isi usus menginfeksi rongga perut).





























II.6. II.6.3 3

Metod Metodee Enzym Enzymee Immun Immunoas oassay say

Didasarkan Didasarkan pada metode metode untuk melacak melacak antibodi antibodi spesifik spesifik IgM dan IgM terhad terhadap ap antige antigen n OMP 50 kp. S. typhi . Deteksi Deteksi IgM menunj menunjukk ukkan an fase fase awal infeksi pada demam tifoid akut, sedangkan IgM dan IgG menunjukkan demam tifoid fase pertengahan infeksi.





























BAB III METODE KERJA III. III.1 1

Temp Te mpat at dan dan Wakt Waktu u Prak Prakti tiku kum m

Prakti Praktikum kum pemeriks pemeriksaan aan Widal Widal “Slide “Slide”” dilaks dilaksana anakan kan

pada pada hari hari Sabtu, Sabtu,

























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































I.3

Manfaat

Untuk mengetahui cara kerja metode aglutinasi pasif menggunakan latex.




























I.1

Definisi

C- Reaktif protein adalah salah satu dari protein fase akut yang didapatkan dalam serum normal walaupun dalam jumlah yang kecil. Pada keadaan-keadaan tert terten entu tu dima dimana na dida didapa patk tkan an adan adanya ya reak reaksi si rada radang ng atau atau keru kerusa saka kan n jarin jaringa gan n (nekrosis), yaitu baik yang infektif maupun yang tidak infektif. Kadar CRP dalam serum dapat mengikat sampai 1000 kali. (Handojo, 1982) Banyak Banyak protei protein n plasma plasma mengik mengikat at secara secara akut akut sebaga sebagaii respon respon terhada terhadap p pen penya yaki kit, t, infe infeks ksii dan dan nekr nekros osis is jari jaring ngan an.. Prot Protei einn- prot protei ein n ini ini menc mencak akup up glikoprotein α-1-asam, α-1-anti tripsin, serum plasma haptoglogin. Fibrinogen dan protein C- Reaktif (CRP). Yang paling bermanfaat dari zat-zat tersebut adalah CRP karena berdasarkan cepatnya peningkatan sebagai respon terhadap penyakit akut dan cepatnya pembersihan setelah stimulus mereda. (Sacher, 2004) CRP CRP adal adalah ah glob globul ulaa alfa alfa abno abnorm rmal al yang yang cepa cepatt timb timbul ul adal adalah ah seru serum m penderita dengan penyakit karena infeksi atau karena sebab-sebab lain. Protein ini tidak terdapat dalam darah orang sehat. Protein ini dapat menyebabkan pesipitasi hidrat arang C dari Pneumococcus. (Bonang, 1982) CRP CRP meru merupa paka kan n fase fase,, kead keadaa aann nnya ya meni mening ngka katt 24 jam jam pasc pascaa infe infeks ksi, i, peradangan akut kerusakan jaringan. Unsur pokok dari mikroorganisme dan juga struktur sex manusia disebut juga CRP karena mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan C- pneumococcus polisakarida. (Lorenz, 1990)

II.2 I.2

Sintesa dan Struk ruktur CR CRP

CRP disint disintesa esa didala didalam m hati. hati. Pening Peningkat katan an sintes sintesaa CRP dalam dalam sel-se sel-sell parenkim diinduksi oleh interleukin I. (Lorenz, 1990)



























CRP meningkat 1000 kali atau lebih berperan pada imunitas non- spesifik yang yang deng dengan an bant bantua uan n Ca2+ dapat dapat mening meningaka akatt berbag berbagai ai moleku molekul, l, antara antara lain lain fosforolklorin yang ditemukan pada bakteri atau jamur. Kemudian menggerakkan sistem sistem komple komplemen men dan memban membantu tu merusa merusak k organi organisme sme patoge patogen n dengan dengan cara cara opsonisasi dengan meningkatkan fagositas. (Bratawijaya, 1996) Dalam waktu yang reaktif singkat singkat setelah terjadinya reaksi radang akut atau kerusakan jaringan. Sintesa dan sekresi dari CRP meningkat dengan tajam dan hanya dalam waktu 12-48 jam setelah mencapai nilai puncaknya. Kadar dari dari CRP akan akan menuru menurun n dengan dengan tajam tajam bila bila proses proses perada peradang ng atau kerusa kerusakan kan jarin jaringan gan mereda mereda dalam dalam 24-48 24-48 jam telah telah mencap mencapai ai harga harga normal normalnya nya kembal kembali. i. (Handojo, 1982)

II.3

Fungsi Biologi CR CRP

Fung Fungsi si dan dan pera perana nan n CRP CRP dala dalam m tubu tubuh h (in (in vitr vitro) o) belu belum m dike diketa tahu huii seluruhnya. Banyak hal- hal yang masih merupakan hipotesa- hipotesa meskipun CRP mempunyai beberapa fungsi biologik yang menunjukkan peranannya pada proses peradangan dan metabolisme daya tahan tubuh terhadap injeksi. (Handojo, 1982) Beberapa hal yang diketahui mengenai fungsi biologiknya adalah sebagai berikut : a.

Dapa Dapatt meng mengik ikat at C-po C-poli lisa saka kari rida da dan dan berb berbag agai ai lakt laktat at mela melalu luii reaks reaksii aglutinasi atau presipitasi.

b. b.

CRP dapa dapatt menin eningk gkat atk kan aktiv aktivas asii dan mota motali lita tass selsel-ssel fagos fagosit it seper seperti ti granulosit dan monosit makrofag.

c.

CRP CRP dapa dapatt meng mengak akti tifk fkan an kom kompl plem emen en,, baik baik mel melal alui ui jal jalur ur kla klasi sik k maup maupun un jalur alternatif.

d.

CRP CRP dapa dapatt meng mengha hamb mbat at agre agrega gasi si tro tromb mbos osit it,, baik baik yan yang g diti ditimb mbul ulka kan n oleh oleh adrenalin, ADP ataupun kolagen.

e.

CRP CRP mempu mempuny nyai ai daya daya ikat ikat sele selekt ktif if (sel (selec ecti tive ve-b -bil ilhd hdin ing) g) terh terhad adap ap limf limfos osit it



























II.4 II.4

Prins rinsip ip Dasa Dasarr Pen Penen entu tuan an CRP

Pada dasarnya penentuan CRP dapat dilakukan dengan 2 cara : 1.

Tes Presipitasi Sebagai Sebagai antigennya antigennya adalah CRP yang akan akan ditentukan ditentukan dan sebagai sebagai antibodi adalah CRP yang telah diketahui.

2.

Aglutinasi Pasif Yang disalutkan pada partikel-partikel untuk penentuan CRP adalah antige antigen. n. Sedang Sedangkan kan antibo antibodi di yang yang disalu disalutka tkan n pada pada partik partikel-p el-part artike ikell digunakan untuk menentukan adanya antigen dalam serum.

II.5 II.5

Cara Cara Peme Pemeri riks ksaa aan n dan dan Harg Harga a Nor Norma mall

Terdapat 3 cara pemeriksaan dari CRP, yaitu : a.

Cara Presipitasi Kapiler Tabung Tabung kapile kapilerr dimasu dimasukka kkan n sebany sebanyak ak 0,4-0, 0,4-0,9 9 anti anti CRP sera sera dan biarkan cairan naik sampai setinggi 3 cm. Tutup ujung atasnya dengan jari dan keluarkan tabung kapiler dan anti sera. Bersihkan ujungnya dengan selulosa tissue dan masukkan ke dalam serum penderita, biarkan serum naik sampai setinggi 3 cm. Tabung kapiler digoyang- goyang secara ringan untuk mencampur serum dan anti sera. Lalu letakkan tabung kapiler tegak pada body plastisin. Setelah itu, diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam. Kemudian dibiar dibiarkan kan semalam semalaman an pada pada suhu suhu ruanga ruangan. n. Pembac Pembacaan aan tinggi tinggi presip presipita itatt diukur dalam mm, yaitu : 1 mm : + 1 mm : ++ serum standar : +++ (Handojo, 1982)



























b.

Cara Ag Aglutinasi La Latex Merupakan Merupakan penentuan CRP secara semikuantitatif semikuantitatif.. Satu tetes serum dicampur dengan satu tetes reagen latex (CRP) (partikel- partikel latex yang disalutkan dengan anti CRP), diatas kaca benda dengan penganduk dari kaca. (Handojo, 1982) Hal yang sama dikerjakan untuk serum kontrol baik positif maupun negatif. Lempeng kaca kemudian digoyang- goyangkan dengan rotator dan dibaca setelah 3-5 menit. Pembacaan apabila positif, berarti sesuai dengan kadar CRP lebih dari 0,5 mg/ 100 ml atau 5 mg/L dan negative berarti harus diulang dengan pengenceran 1 : 10.

c.

Tes Radial Imunodifusion (RIO) Dimasu Dimasukka kkan n serum serum standa standarr dan serum serum pender penderita ita kedalam kedalam sumursumursumur dari plate RIO- CRP. Setelah itu diinkubasi selama 48 jam dan diukur diameter dan cincin presipitasi. Buat kurva standar dengan serumserum penderita dengan menggunakan kurva standar tersebut. (Handojo, 1982)

II.6 I.6

Kegun gunaan aan Dalam Klinik

Kadar CRP serum ini merupakan inkubator non-spesifik yang cukup baik untuk proses- proses peradangan/ kerusakan jaringan, terutama sebagai cermin dari keadaan akut/aktivitas dari penyakit. Di klinik penentuan CRP sering digunakan untuk : 1.

Test penyaring pada ada peny enyakit gen geneetik Peni Pening ngka kata tan n kada kadarr CRP CRP seru serum m menu menunj njuk ukka kan n adan adanya ya pros proses es perad peradang angan an atau atau kerusa kerusakan kan jaring jaringan an yang yang aktif. aktif. Jadi, Jadi, dapat dapat diguna digunakan kan sebagai kriteria untuk menentukan adanya penyakit organic.

2.

Pene Penent ntua uan n akti aktivi vita tass pen penya yaki kitt pad padaa pro prose sess pera perada dang ngan an.. Aselaritas Aselaritas dan linearitas linearitas yang tajam dari CRP serum pada penyakitpenyakit-





























Namun, Namun, bagaimanapu bagaimanapun n juga peningkatan peningkatan CRP serum merupakan suatu reaksi yang tidak spesifik. Jadi, hanya dapat digunakan sebagai pembantu diagnosis untuk melengkapi data- data klinik. 3.

Memb Memban antu tu diag diagno nosa sa dan dan eva evalu luas asii has hasil il peng pengob obat atan an pada pada peny penyak akit it inf infek eksi si.. Penent Penentuan uan CRP CRP serum serum amat amat berman bermanfaa faatt sebaga sebagaii parame parameter ter untuk untuk penge pengelol lolaan aan pender penderita ita dengan dengan septic septicemia emia dan mening meningiti itiss pada pada masa masa neonates dima pemeriksaan mikrobiologis sukar dikerjakan.

4.

Diagnosa ba banding be bebera erapa pe penyakit. Penent Penentuan uan kadar kadar CRP serum serum dapat dapat menjad menjadii parame parameter ter pemban pembantu tu dalam diagnose banding beberapa penyakit seperti SLE dan Rhematoid arthritis, atau arthritis lain. Infeksi oleh bakteri bakteri dengan infeksi oleh virus dan penyakit lain.

5.

Memb Memban antu tu men meneg egak akka kan n dia diag gnosa nosa bag bagii mati mati jan jantu tun ng. Peningkatan kadar CRP berarti infark transmural daripada yang nontransnural. Umumnya kadar CRP serum mencapai puncaknya. Pada waktu 50- 60 jam setelah rasa nyeri yang maksimal. Pada waktu yang mana biasanya telah kembali normal. (Handojo, 1982)






























III. III.1 1

Wakt Waktu u dan dan Temp Tempat at Pem Pemer erik iksa saan an

Praktikum pemeriksaan pemeriksaan C-Reaktif Protein dilaksanakan dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Juni 2010 di Laboratorium Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Kalimantan Timur. III.2

M e t ode

Aglutinasi pasif menggunakan latex

III.3

Prinsip

Direct Direct agluti aglutinas nasii antara antara CRP dengan dengan partik partikel el antibo antibody dy latex latex (sebag (sebagai ai antigen) membentuk kompleks antigen antibody yang membentuk aglutinasi.

III.4

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: 1.

Slide test yang dasarnya hitam

2.

Yellow tape

3.

Batang pengaduk

4.

Tabung Reaksi

5.

Sentrifuge

6.

Rotator

7

Rak tabung reaksi





























III. III.6 6

Bahan ahan Pemer emerik iksa saan an

Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah serum dari: Nama

: Ami Yudhita

Umur

: 20 tahun

Jenis Jenis kelami kelamin n : Pere Perempu mpuan an

III.7

a.

Cara Kerja

Kuantitatif 1.

Dibiark Dibiarkan an samp sampel el dan dan reag reagen en dalam dalam suhu suhu kama kamar r

2.

Diam Diambi bill samp sampel el (ser (serum um)) seba sebany nyak ak 50 μl dan dan dita ditaru ruh h pada pada slid slidee berlatar belakang hitam

3.

Latex dihomogenkan terlebih dahulu, lalu ditaruh satu tetes kedalam sampel

4.

Dica Dicam mpur pur hin hingga gga homog omogen en anta antara ra samp sampel el deng engan late latex x deng engan menggunakan batang pengaduk

b.

5.

Dirota Dirotator tor pada pada kecep kecepatan atan 100 rpm selama selama 2 menit menit

6.

Diamat Diamatii hasilny hasilnya, a, apaka apakah h terjad terjadii aglutin aglutinasi asi atau atau tidak tidak

Semi kuantitatif 1.

Bila Bila hasi hasill peme pemeri riks ksaa aan n samp sampel el post postif if,, maka maka dila dilanj njut utka kan n deng dengan an pengecetan berseri





























7.

Lalu diambil sebanyak 50 μl, ditambahkan pada lingkaran kelima, dicampur (32x)

8.

Dita Ditamb mbah ahka kan n masi masing ng-- masi masing ng 1 tetes tetes reagen reagen late latex, x, diro dirotat tator or deng dengan an kecepatan 100 rpm selama 2 menit

9.

Hasil Hasil positi positiff terakhir terakhir dikal dikalika ikan n 6 Iu/ ml dan dilapo dilaporka rkan n sebagai sebagai titer titer CRP.

III. III.8 8

Inte Interp rpre reta tasi si Hasi Hasill

Positif (+)

Negatif (-)

2.

Contro Controll Positi Positiff C-Reak C-Reaktif tif Prote Protein in (CRP) (CRP) beri berisi si > 6 IU/ IU/ ml

2.

Control Negatif C-Reaktif Protein (CRP) berisi < 6 IU/ ml





























BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1

Hasi asil Pe Pengam gamatan tan

Dari pemeriksaan yang dilakukan, maka didapatkan hasil : Nama

: Ami Yudhita

Umur

: 20 tahun

Hasil Pemeriksaan

: Ne Negatif

IV.2

PEMBAHASAN

Ada Ada bebe bebera rapa pa fact factor or yang yang dapa dapatt menj menjad adii sumb sumber er kesa kesala laha han n pada pada pemeriksaan CRP, yaitu : a.

Haru Haruss diba dibaca ca sel selam amba batt- lamb lambat atny nyaa dala dalam m wakt waktu u 5 meni menitt seba sebab b aglu agluti tina nasi si non- spesifik dapat terjadi bila test mongering

b. b.

Seru Serum m yan yang g lipe lipemi mik k dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n hasi hasill yang yang pos posit itif if pal palsu su

c.

Reagensia latex CRP harus disimpan pada suhu 4 oC dan dikocok dengan baik sebagai dipakai

d.

Boto Botoll reag reagen ensi siaa CRP haru haruss ditut itutu up rap rapat, at, seb sebab dapa dapatt meng engakib akibat atk kan terjadinya flokulasi reagen mengering. Pening Peningkat katan an CRP yang yang tidak tidak spesif spesifik ik dilaku dilakukan kan untuk untuk menega menegakka kkan n

diagnosa dan untuk memonitor efek dari terapi CRP meningkat selama infeksi oleh bakteri tetapi bukan infeksi virus. Pemeriksaan ini sering dilakukan untuk































BAB V PENUTUP

V.1

Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan pemeriksaan CRP dengan dengan metode metode aglutinasi aglutinasi latex pada sampel wanita bernama Ami yudhita adalah negative.

V.2

Saran

a.

Pad Pada saat aat peng engambi ambila lan n darah darah ven vena dan dim dimas asu ukkan kkan dala dalam m wadah wadah perl perlu u dijatuhkan dari panas karena CRP mudah berubah akibat suhu.

b.

Sebaiknya

sebelum

dilakukan

pengambilan

darah,

pasien

harus

ditenangkan terlebih dahulu. c.

Perl Perlu u dike dikena nali li seti setiap ap pen penin ingk gkat atan an CRP CRP yang yang ber berhu hubu bung ngan an den denga gan n pros proses es inflamasi akut (misal sakit dan pembengkakan sendi, panas, merah-merah dan meningkatnya suhu tubuh).





























PEMERIKSAAN KEHAMILAN (rapid test)





























BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Be Belakang

Pene Penent ntua uan n uji uji keha kehami milan lan deng dengan an meng menggu guna naka kan n samp sampel el urin urinee dapa dapatt dilaku dilakukan kan dengan dengan 2 cara, cara, yaitu yaitu cara biolog biologik ik dan cara cara imunol imunologi ogik. k. Percob Percobaan aan biologik ini diantaranya cara Ascheim Zondek, cara Friedman dan reaksi Galli Manini. Sedangkan uji kehamilan secara imunologik dapat dilakukan dengan cara Direct Latex Aglutination (DLA), berdasarkan terjadinya reaksi HCG dalam urine deng dengan an reak reaksi si anti antibo bodi di HCG. HCG. Dapa Dapatt pula pula dila dilaku kuka kan n deng dengan an cara cara Late Latex x Aglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI). (Siti BK, 1984) Dala Dalam m suat suatu u hubu hubung ngan an perk perkaw awin inan an,, anak anak adal adalah ah adal adalah ah hal hal yang yang dina dinant ntik ikan an keba kebany nyak akan an pasa pasang ngan an.. Karen Karenaa itu itu bany banyak ak pasa pasang ngan an yang yang ingi ingin n memastikan keadaan tersebut. Hal ini membuat test kehamilan menjadi sesuatu yang penting. Dari faktor-fakto faktor-faktorr tersebut, tersebut, muncul muncul beberapa beberapa jenis test kehamilan. kehamilan.






























II.1

Kehamilan

Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan nidasi hasil konsepsi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjad terjadi, i, mulaila mulailah h pembel pembelaha ahan n zigot. zigot. Hal ini dapat dapat berlan berlangsu gsung ng oleh oleh karena karena sito sitopl plas asma ma ovum ovum meng mengan andu dung ng bany banyak ak zat zat asam asam amin amino o dan dan enzi enzim. m. Sete Setela lah h pembe pembelah lahan an ini terjad terjadii pembel pembelaha ahan-pe n-pembe mbelah lahan an selanj selanjutn utnya ya berjal berjalan an lancar. lancar. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat dengan fundus fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi barulah disebut disebut adanya adanya kehamilan. kehamilan. Kadangkadang pada saat nidasi yakni masuknya ovarium ke dalam endometrium, terjadi pendarahan pada luka desi desi dua (tanda Hartman). (Winkjosastro, 2005) 2005) Lapisan desi dua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desi dua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desi dua basalis, disitulah plasenta akan dibentuk korionik gonadotropin, korionik





























pencabiran pencabirannya. nya. Aspek-aspek Aspek-aspek kualitatif kualitatif fungsi fungsi sperma sperma dapat dinilai dengan dengan uji penetrasi telur (egg penatration test). (Winkjosastro, 2005)

II.3

Test Ke Kehamilan

Pene Peneta tapa pan n HCG HCG dala dalam m urin urinee seja sejak k lama lama dipa dipaka kaii seba sebaga gaii indi indika kato tor r kehamilan. Saat ini uji serologi HCG dalam cairan tubuh, disamping digunakan untuk untuk menent menentuka ukan n kehami kehamilan lan juga juga dapat dapat dipaka dipakaii untuk untuk menunj menunjang ang diagno diagnosis sis keha kehami milan lan di luar luar kand kandun unga gan, n, memp memperk erkira iraka kan n terj terjad adin inya ya abor abortu tus, s, tumo tumor r tropiblastik, tumor testikuler, bahkan beberapa jenis tumor lain yang tidak berasal dari tiofoblast. (Kresno, 1985) Selain HCG, substansi substansi lain yang juga diproduksi diproduksi pada wanita wanita hamil yang reproduktif adalah FSH dan LH. (Hatta, 1994) a.

FSH FSH (Fo (Foll llid idee Stim Stimul ulat atin ing g Horm Hormon one) e) yan yang g dih dihas asil ilka kan n oleh oleh sel-s sel-sel el bas basof ofil ilik ik.. Hormon Hormon ini mempen mempengar garuhi uhi ovariu ovarium m sehing sehingga ga dapat dapat berkem berkemban bang g dan berf berfun ungs gsii pada pada saat saat pube puberta rtas. s. Horm Hormon on ini ini bert bertan angg ggun ung g jawa jawab b akan akan berkembang dari ovum sebelum terjadi ovulasi.

b. b.

LH (Lut (Lutei eini nizi zing ng Horm Hormon one) e) diha dihasi silk lkan an oleh oleh selsel-se sell asido asidofi fili lik. k. Horm Hormon on ini ini































dalam serum meningkat secara eksponen antara hari ke-21 dan ke-70. Sampai urine yang diambil acak berusaha biasanya memiliki kadar yang lebih rendah. (Babak, 2004)

II.4

Gejala Ke Kehamilan

Pada wanita hamil terdapat beberapa tanda dan gejala, antara lain: a.

Amenonea (t (tidak dapat ha haid).

b.

Nausea (en (eneg) dan tmesis (mu (muntah).

c.

Mengidam.

d.

Pingsan.

e.

Mammae menjadi tegang dan kasar.





























hari setelah terlambat haid, dipasaran juga dijual e.p.t (early pregnano test = test kehamilan dini). Suatu test HAI yang dapat dilakukan di rumah dan dijual di umum. (Babak, 2004)

c.

Radioreceptor Assay Salah satu kategori terbaru test kehamilan. Test serum 1 jam ini memerlukan peralatan yang cukup canggih. Radioreceptor Assay biasanya akibat pada saat terlambat haid (14 hari setelah konsepsi). (Babak, 2004)

d.

Radio Immunoassay Test ini untuk untuk subunit beta HCG memakai tanda berlabel radioaktif radioaktif





























bila test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil test yang merupakan bagian alat yang memiliki “antibodi” yang bereaksi dengan HCG dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi. Setipis apapun garis ini, kemunculannya menunjukkan adanya kehamilan. (Babak, 2004)






























III. III.1 1

Wakt Waktu u dan dan Temp Tempat at Pra Prakt ktik ikum um

Praktikum Praktikum pemeriksaan pemeriksaan Rapid Test dilaksanak dilaksanakan an pada hari Selasa, Selasa, 1 Juni 2010 di Laboratorium Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. III.2

Prinsip

Adanya anti HCG dalam Rapid Test ini akan bereaksi dengan HCG dalam urin ibu hamil. Ini akan membentuk ikatan yang berbentuk garis.





























III. III.6 6

Inte Interp rpre reta tasi si Hasi Hasill

Control Line Test Line

max

Positif (+)

max

Negatif (-)

max

Marker Line

Invalid (?)































BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV 1

H il





























Pada kasus-kasus tertentu atau pemeriksaan di urine memberikan hasil nega negati tiff

teta tetapi pi

peme pemeri riks ksaa aan n

urin urinee

meng mengis isya yara ratk tkan an

kemu kemung ngki kina nan n

hami hamil. l.

Pemeriksaan harus diulang dalam 2 hari. Sebab lain hasil test menjadi negatif adalah HCG dalam urine wanita hamil muda mungkin mengalami pengenceran oleh besarnya aliran sampai ke kadar yang tidak dapat terdeteksi. Oleh karena itu,





























BAB V PENUTUP

V1

K i

l

























































BAB I PENDAHULUAN

I1

L t rB l k



































































































































































































































































































































































































LAPORAN RESMI IMUNOLOGI

Recommend Documents