BAB I
LANDASAN TEORI
A. Sejarah Radiologi Dental
Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen. Dr. Otto Walkhaff
(dokter gigi) dari jerman adalah orang pertama menggunakan sinar x pada
foto gigi. Kegunaan radiologi dalam bidang kedokteran gigi :
Radiodiagnosa: mengetahui kelainan pada gigi, contohnya: adanya
kelainan apikal dan periapikal
Untuk mengetahui adanya kelainan pada rahang
Untuk mengetahui adanya fraktur rahang atau akar gigi
Untuk mengetahui karies yang tersembunyi, karies sekunder, kedalaman
karies, dll
Untuk melihat lokasi lesi / massa / benda asing pada rongga mulut
Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi
Untuk melihat adanya penyakit periodontal dan trauma
Evaluasi hasil perawatan, yaitu untuk melihat keberhasilan perawatan
yang telah dilakukan, contohnya: mengetahui apakah apeks gigi telah
menutup setelah dilakukan perawatan apeksifikasi
Untuk keperluan prosedur eksodonsi, contohnya : melihat hubungan gigi
dengan sinus maksilaris atau kanalis mandibularis sebelum dilakukan
eksodonsi
Pada bidang forensik, untuk mengidentifikasi korba, baik korban
kecelakaan maupun pembunuhan. Dokumen foto radiogrfic tersebut
dicocokkan dengan kondisi korban
Perencanaan suatu perawatan kuratif dan rehabilatif
B. Teknik Radiologi Dental
Teknik radiografi yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi ada dua,
yaitu intraoral dan ekstraoral.
1. Foto Intraoral
Foto intraoral digunakan untuk mendapatkan detail gambar yang cukup
jelas, dan gambarannya terbatas. Film yang digunakan diletakkan di dalam
mulut pasien. Foto inraoral terbagi atas tiga :
a. Teknik rontgen periapikal: untuk melihat keseluruhan mahkota serta
akar gigi dan tulang pendukungnya.
b. Teknik rontgen bite wing
- untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah
anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat
permukaan gigi yang berdekatan dengan puncak tulang alveolar.
- untuk melihat karies dibawah restorasi
c. Teknik rontgen oklusal: untuk melihat area yang luas pada rahang atas
dan rahang bawah pada satu film
2. Foto ekstraoral
Foto ekstraoral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan
tengkorak. Film yang digunakan diletakkan di luar mulut pasien. Foto
ekstraoral terbagi atas:
a. Teknik foto panoramik: gambaran yang memperlihatkan struktur facial,
termasuk maksila dan mandibula serta struktur pendukungnya.
Kelebihan foto panoramik :
- Daerah liputannya luas daripada intraoral
- Dosis radiasi foto panoramik ini relatif lebih kecil, dimana dosis
radiasi yang diterima pasien untuk satu kali foto panoramik sama
dengan dosis empat kali foto intraoral
Kekurangan foto panoramik
- Dapat terjadi sedikit distorsi
Pada penegakkan diagnosa, foto panoramik berguna untuk:
- Adanya lesi tulang/ ukuran dari posisi gigi terpendam/ impaksi yang
menghalanngi gambaran pada intraoral
- Melihat tulang alveolar dimana terjadi pocket lebih dari 6mm
- Melihat kondisi gigi sebelum dilakuakan rencana pembedahan
- Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk mengetahui keaadaan
gigi atau benih gigi
- Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada bagian mandibula
- Rencana perawatan implan gigi untuk vertical heightnya
- Mengevaluasi TMJ disorders/kelainan
b. Teknik foto lateral
- untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka,diagnosa fraktur,
keadaan patologis tulang tengkorak dan muka
- untuk evaluasi kondisi dari tulang dan posisi impaksi gigi/ lesi yang
besar
c. Teknik chepalometric
- untuk memperlihatkan relasi gigi rahang atas dan rahang bawah dengan
tulang wajah.
- untuk melihat tengkorak, tulang wajah akibat trauma penyakita atau
kelainan tumbuh kembang
- untuk melihat jaringan lunak nasofaring, sinus paranasal, dan palatum
keras
d. Teknik foto postero anterior
- untuk melihat tengkorak pada bidang postero anterior
- untuk memperlihatkan struktur gambaran wajah : sinus frontalis,
ethmoidalis, fossa nasalis, dan orbita
e. Teknik foto antero posterior
- untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula
- untuk memperlihatkan gambaran sinus frontalis, ethmoidalis, dan tulang
hidung
f. Proyeksi water / sinus projection
- evaluasi maksila, sinus frontal,ethmoidalis,orbita,sutura zygomatico
frontalis dan rongga nasal
g. Reverse towne projection
- untuk memeriksa fraktur dari leher condilus mandibula (pasien dengan
kondilus mengalami perpindahan tempat)
- untuk melihat dinding postero lateral maksila
h. Submentovertex projection
- untuk melihat dasar tengkorak
- posisi dan orientasi kondilus,sinus sphenoidalis dan fraktur pada
arcus zygomaticus, lengkung mandibula, dan dinding lateral sinus
maksila
C. Peralatan Radiologi Dental
Alat yang digunakan dalam radigrafi adalah sebagai berikut:
1) Pesawat sinar x
Pada dasrnya dibagi menjadi dua jenis :
- Standar/ dengan pesawat kaki (mobile)
Keuntungannya: dapat dipindahkan sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan
- Jenis fixed: Pesawat yang menempel pada dinding dan langit (plafon)
Keuntungannya: tidak memerlukan tempat yang luas
Pesawat sinar x terdiri dari tiga komponen utama:
1. Kepala tabung sianr x (tube head), terdiri dari:
a. Tabung hampa udara (glass x-ray) tube): berisikan filamen, copper
block dan target
b. Step-up transformer: diperlukan untuk menaikkan tegangan utama
c. Step-up dwon transformer: diperlukan untuk menurunkan tegangan utama
d. Pelindung lead (surrounding lead shield): untuk meminimalisir
kebocoran
e. Minyak: untuk mengantisipasi panas yang timbul
f. Aluminium filtration: untuk menghilangkan bahaya penggunaan sinar x
(sebagai filter)
g. Collimator: menentukan besarnya berkas sinar x yang keluar
h. Cone: untuk menentukan arah sinar x, membatasi luas berkas sinar x dan
mencegah radiasi hambur
2. Kontol panel
Komponen kontrol panel terdiri dari :
a. Tombol on/off
b. Timer
c. Warning lightyang menyala ketika sinar x dihasilkan
d. Exposure time selector, terdiri dari :
- Numerical: menentukan waktu
- Anatomical: menetukan area mulut yang akan disinari sinar xselanjutnya
waktu eksposur ditentukan secara otomatis
3. Lengan pesawat sinar x
2) Film sinar x
Terdiri dari dua jenis :
a. Non- screen film (film intraoral): digunakan untuk film intraoral.
Ukuran film yang digunakan antara lain:
31x41 mm (periapikal
22x35mm ( bite wing
57x76mm (foto oklusl
Film ini dikemas dalam satu paket yang terdiri dari :
Pembungkus luar dari plastik lunak: untuk melindungi cairan saliva
yang dapat mengkontaminasi film
Kertas hitam: melindung film dari cahaya yang dapat merusak film
Lead foil: terletak dibelakang film, berfungsi untuk mencegah adanya
sisa radiasi yang dapat melewati film menuju kejaringan pasien
3) Grid: digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi radiasi hambur
yang dapat menyebabkan kabut pada hasil radiografis/ membuat gambar
menjadi kabur
4) Duty cycle: mengatut frekuensi penyinaran
5) Extension arm: mengatur posisi dan jarak dari tube head dengan control
panel
D. Teknik Pengambilan Foto Rontgen
1) Posisi operator :
operator tidak diperbolehkan berdiri didaerah radiasi sinar x primer.
- untuk melindungi dosis radiasi yang diterima, operator sebaiknya
berada dibalik dinding pelindung berlapis Pb, dan sebaiknya dengan
jarak yang cukup jauh dari sinar x
umumnya operator berada pada sudut 90o dan 135o terhadap sinar pusat
pada daerah gigi anterior, operator berdiri pada sebelah depan
kanan/kiri pasien
pada gigi posterior, operator lebih baik berdiri disebelah belakang
pasien
2) Teknik pengambilan foto rontgen
a. Foto intraoral
Rontgen periapikal
- film diletakkan di dalam mulut
- ukuran film 3x4 cm
Terdapat dua teknik rontgen periapikal:
- bisection: paling sering digunakan,pasien memegang filmnya sendiri
- paralleling: sejajar dengan gigi, menggunakan film holder
Rontgen bite wing
- film yang digunakan: spesial bite wing film, standard film dangn
bite film holder
- pasien menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film dalam
mulut
Rontgen oklusal
- cross section view: sinar diarahkan tegak lurus terhadap film
dan oklusal plane
- topographic view: sinar diarahkan 90o terhadap film oklusal
plane 45o – 60o
b. Foto Ekstraoral
foto panoramik
- film dimasukkan ke dalam kaset
- buat identifikasi pasien di bagian depan kaset
- letakkan kaset di kaset holder
- lepaskan perhiasan, logam, kacamata, dll
- pasien duduk memegang hand holder
- atur posisi kepala pasien
- atur image layer
- pasien diminta menggigit bite plastic
- tentukan kondisi sinar x
- pasien diinstruksikan untuk diam ± 15 menit
- tekan tombol penyinaran
E. Mutu Hasil Rontgen
1) Standard
Gambaran foto rontgen dianggap baik:
a. struktur anatomis dari regio gigi yang difoto harus jelas, yaitu
perbedaan dari gambaran enamel, dentin, kamar pulpa, dan jaringan
periapikalnya harus betul-betul tajam dan terlihat jelas.
b. gambaran dari puncak-puncak tonjol gigi atau cusp gigi yang difoto
yaitu cusp bukal,lingual atau palatal sedapat mungkin bersatu, dimana
permukaan oklusal dari gigi tersebut tidak terlihat sama sekali.
c. Daerah interdental dibawah titik kontak dua gigi yang bertetangga pada
foto tidak boleh tumpang tindih satu dengan yang lain, sehingga tidak
terlihat
d. Pada film radiografis intraoral proyeksi periapikal, daerah
interdental harus tampak jelas, kecuali pada kasus gigi berjejal
2) Faktor yang mempengaruhi hasil
Pengaturan data elektrik pesawat (kV,mA,waktu)
Densitas
Kontras (perbedaan bagian yang hitam/gelap dengan bagian putih/terang
Scatter/sinar hambur (musuh utama radiografis
Focal spot/target
Intensifying screen(terdapat didepan dan belakang film kaset
F. Faktor yang menyebabkan kegagalan
1) Dari segi pasien
- Pasien yang bergerak
Contoh : terdapat tremor (double image
- Dari bentuk anatomis
Contoh: rahang yang sempit, palatum yang dangkal.
- Pasien dengan gag reflex yang tinggi terutama pada pemotretan regio
postero rahang atas dan rahang bawah
2) Dari segi dokter gigi
- Kelalaian dokter gigi pada saat menulis surat rujukan
Contoh: salah elemen/ regio, tidak menulis tujuan pemeriksaan
radiografis/regio, tidak menulis diagnosa sementara dari pemeriksaan
sebelumnya
3) Kegagalan dalam prosesing
- Time and temperature errors: pengaturan waktu dalam prosesing harus
diperhatikan
Contoh : dalam fixing, yang menurut ketentuan harus dilakukan 4-5
menit, jika kurang dari penetapan waktu tersebut maka hasil film akan
mudah kabur dalam jangka waktu pendek, bila melebihi waktunya maka
gambar pada film akan hilang
- Chemical contamination errors
Bahan-bahan kimia yang mencampuri dalam prosesing film dapat
mengakibatkan hasil film yang buruk, seperti bahan-bahan AgBr yang
tertinggal pada film, maka hasil akan terlihat buram
- Film handling errors
Memegang film diperbolehkan pada saat film tersebut sudah benar-benar
kering, karena jika tidak akan tercetak cap jari tangan dan bisa
menyebabkan timbul bercak-bercak yang akan mengganggu hasil film
tersebut
- Lighting errors
Tidak diperbolehkan memakai warna lampu yang bewarna putih dan jarak
penerangan dengan working area tidak boleh terlalu dekat, bila hal
tersebut tidak diperhatikan maka hasil akan terlihat berkabut
4) Penentuan kondisi sinar x
- Overexposed: kondisi waktu pemotretan terlalu lama, sehingga gambaran
radiografis yang dihasilkan radiolusen secara keseluruhan
- Underexposure: jika waktu pemotretan terlalu singkat, sehingga
gambaran radiografis yang dihasilkan radiopak secara keseluruhan
BAB II
HASIL KERJA KLINIK RADIOLOGI
A. Rontgen Periapikal
"NO "IDENTITAS "TANGGAL / JENIS"HASIL KEGIATAN "RENCANA "
" "PASIEN "KEGIATAN " "PERAWATAN "
"1. "Nama: Clarina "3 Maret 2014 " "Pulpektomi "
" "Widayanti "Ro foto "Interpretasi "gigi 21 dan "
" "Umur: 17 tahun"Periapikal "Terdapat gambaran "22 "
" "Jenis kelamin:"regio 21 dan 22"radiolusen pada " "
" "P " "mahkota gigi 21 " "
" "Alamat: " "sebesar ±5 mm dan ada " "
" "Jl. Kenari " "keterlibatan pulpa " "
" " " "Terdapat gambaran " "
" " " "radiolusen pada " "
" " " "mahkota gigi 22 " "
" " " "sebesar ±3 mm dan ada " "
" " " "keterlibatan pulpa " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " "Diagnosa: Gigi 21 dan " "
" " " "22 Pulpitis " "
" " " "Irreversible " "
"2. "Nama: "20 Maret 2014 " "Ekstraksi "
" "Rahmaniah "Ro foto "Interpretasi "gigi 46 "
" "Umur: 38 tahun"Periapikal "Terdapat gambaran sisa" "
" "Jenis kelamin:"regio 46 "akar gigi 46 " "
" "P " " " "
" "Alamat: " "Diagnosa " "
" "Kelayan B " "Gangren radiks " "
"3. "Nama: Nor "24 Maret 2014 " "Pulp capping "
" "Erika "Ro foto "Interpretasi "gigi 36 "
" "Umur: 13 tahun"Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "Jenis kelamin:"regio 36 "radiolusen pada " "
" "P " "mahkota gigi 36 " "
" "Alamat: " "sebesar ± 3 ml hampir " "
" "Pekapuran " "mengenai tanduk pulpa " "
" " " "Terdapat pelebaran " "
" " " "ligamen periodontal " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Pulpitis Reversible " "
"4. "Nama: Diva "18 Januari 2015" "Observasi "
" "Putri "Ro foto "Interpretasi "untuk "
" "Umur: 9 tahun "Periapikal "Terdapat gambaran "ekstraksi "
" "Jenis kelamin:"regio 75 "radiolusen pada "gigi 75 "
" "P " "mahkota gigi 75 " "
" "Alamat: " "sebesar ± 5 mm dan ada" "
" "Sungai Andai " "keterlibatan pulpa " "
" " " "Akar gigi 75 sudah " "
" " " "mengalami resorbsi " "
" " " "Terdapat gambaran " "
" " " "radiopak di bawah gigi" "
" " " "75 yang merupakan " "
" " " "benih gigi 35 " "
" " " " " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Gangren pulpa gigi 75 " "
"5. "Nama: M. Farel"13 Januari 2015" "Pulpektomi "
" "Maulana "Ro foto "Interpretasi "gigi 85 "
" "Umur: 6 tahun "Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "Jenis kelamin:"regio 85 "radiolusen pada " "
" "L " "mahkota gigi 85 " "
" "Alamat: " "sebesar ± 5 mm dan ada" "
" "Kampung Melayu" "keterlibatan pulpa " "
" " " "Terdapat gambaran " "
" " " "radiopak dibawah gigi " "
" " " "85 yang merupakan " "
" " " "benih gigi 45 " "
" " " " " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Gangren pulpa gigi 85 " "
"6 "Nama: "30 Maret 2014 " "Pulpektomi "
" "Purnamasari "Ro foto "Interpretasi "gigi 36 "
" "Umur: 13 tahun"Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "Jenis kelamin:"regio 36 "radiolusen pada " "
" "P " "mahkota gigi 36 " "
" "Alamat: " "sebesar ± 3 mm dan ada" "
" "Kelayan A " "keterlibatan pulpa " "
" " " "Terdapat pelebaran " "
" " " "ligamen periodontal " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Gigi 36 Pulpitis " "
" " " "Irreversible " "
"7. "Nama: M. Zaini"5 April 2014 " "Pulpektomi "
" "Umur: 17 tahun"Ro foto "Interpretasi "gigi 36 "
" "Jenis Kelamin:"Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "L "regio 36 "radiolusen pada " "
" "Alamat: " "mahkota gigi 36 ± 4 mm" "
" "Belitung " "dan ada keterlibatan " "
" " " "pulpa " "
" " " "Terdapat pelebaran " "
" " " "ligamen periodontal " "
" " " " " "
" " " "Diganosa " "
" " " "Pulpitis Irreversible " "
"8. "Nama: Mustafa "23 Maret 2014 " "Ekstraksi "
" "Umur: 26 tahun"Ro foto "Interpretasi " "
" "Jenis kelamin:"Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "L "regio 36 "radiolusen pada " "
" "Alamat: " "mahkota gigi 36 ± 7 mm" "
" "Veteran " "dan ada keterlibatan " "
" " " "pulpa " "
" " " "Terdapat gambaran " "
" " " "radiolusen berbentuk " "
" " " "bulat dengan batas " "
" " " "jelas dan reguler di " "
" " " "ujung apeks mesial " "
" " " "gigi 36 yang " "
" " " "menunjukkan granuloma " "
" " " "Terdapat pelebaran " "
" " " "ligamen periodontal " "
" " " "Lamina dura terputus " "
" " " "pada ujung apeks " "
" " " "mesial gigi 36 " "
" " " " " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Gigi 36 Gangren pulpa " "
" " " "disertai granuloma " "
"9. "Nama: Yanti "25 Januari 2015" "Pulpotomi "
" "Umur: 8 tahun "Ro foto "Interpretasi " "
" "Jenis kelamin:"Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "P "regio 74 "radiolusen pada bagian" "
" "Alamat: " "distal mahkota gigi 74" "
" "Jl. Kenari " "sebesar ± 5 mm dan ada" "
" " " "keterlibatan pulpa " "
" " " "Terdapat pelebaran " "
" " " "ligamen periodontal " "
" " " " " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Pulpitis Irreversible " "
"10 "Nama: M. Rifqi"4 Maret 2015 " "Ekstraksi "
" "Hidayat "Ro foto "Interpretasi " "
" "Umur: 24 tahun"Periapikal "Terdapat gambaran " "
" "Jenis kelamin:"regio 28 "radiolusen pada " "
" "L " "mahkota gigi 28 " "
" "Alamat: " "sebesar ± 5 mm dan ada" "
" "Jl. A. Yani " "keterlibatan pulpa " "
" "Km. 5 " " " "
" " " "Diagnosa " "
" " " "Gangren Pulpa " "
B. Rontgen Panoramik
Interpretasi
- Terdapat gambaran radiolusen pada mahota gigi 17 ± 3 mm dan ada
keterlibatan pulpa (Pulpitis Irreversible)
- Terdapat gambaran radiopak pada mahkota gigi 26 yang merupakan Semen Seng
Fosfat sebagai basis gigi untuk perawatan inlay
- Terdapat gambaran radiolusen pada regio kiri bawah posterior yang
merupakan soket paska ekstraksi gigi 37
- Terdapat gambaran radiolusen pada servikal gigi 35 sebesar ± 2 mm tanpa
keterlibatan pulpa (Pulpitis Reversible)
- Terdapat gambaran radiolusen pada servikal gigi 34 sebesar ± 2 mm tanpa
keterlibatan pulpa (Pulpitis Reversible)
- Terdapat gambaran radiolusen pada furkasi akar mesial gigi 47 (Furcation
Involvement grade 1)
- Terdapat sisa akar gigi 14,13, 12, 11, 21, 22, dan 44
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radiologi dental sangat di butuhkan dalam bagian penunjang
pemeriksaan gigi dan mulut, karena dengan rontgen kita dapat melihat
gambaran radiografik dari bagian mulut kita sehingga tidak akan ada
kesalahan dalam pemeriksaan, diagnosa dan perawatan yang akan dilakukan.
B. Saran
Sebaiknya dilakukan perbaikan dan peningkatan dari segi kualitas
dan pelayanan yang berhubungan dengan teknik foto rontgen gigi periapikal
dan panoramik karena kedua jenis foto rontgen ini sangat penting untuk
membantu dokter gigi sebagai pemeriksaan penunjang. Operator sangat
berperan dalam menentukan hasil foto rontgen yang baik sehingga
diperlukan operator yang kompeten agar hasil foto rontgen dapat
diinterpretasikan dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
1. White SC and Pharoah MJ. Oral Radiology. Principles and Interpretation.
Fifth Edition. China, Mosby. 2004.
2. Langland., O.E. and R. P. Langlais. Principles of Dental Imaging.
Philadelphia, Williams & Willins. 2002.