Laporan Praktikum Titrasi NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI NATRIUM HIDROKSIDA DENGAN ASAM OKSALAT

Disusun oleh : Amalia Nurul Fauziah Semeser I Re!uler"P#$%&'%%(##&

POLTEKKES KEMENKES )OG)AKARTA *URUSAN ANALIS KESEHATAN (#%&

A; Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada : 1; hari

: Senin

2; tanggal

: 29 Juli 2013

3;  tempat

: Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Analis Kesehatan PL!"KK"S K"#"$K"S %&%AKA'!A

B; !u(uan Praktikum

!u(uan praktikum ini adalah 1; #enstandarisasikan larutan standard $atrium )idroksida *$a)+ dengan asam

oksalat *)2,2- . 2)2+. 2; #engetahui nilai Part Per Thousand  *PP!+ pada titrasi alkalimetri kali ini. C; /asar !eori

'eaksi asam basa adalah reaksi ang ter(adi antara larutan asam dengan larutan  basa hasil reaksi ini dapat bersiat netral disebut (uga reaksi penetralan asam basa tergantung pada larutan ang direaksikan. Larutan ang direaksikan ini salah satuna disebut larutan baku. Larutan baku adalah larutan ang konsentrasina diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan lain. Larutan baku ada dua aitu larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah larutan baku ang konsentrasina dapat ditentukan dengan (alan menghitung dari berat at terlarut ang dilarutkan dengan tepat. Larutan  baku primer harus dibuat dengan: 1; Penimbangan dengan teliti menggunakan nera4a analitik. 2; /ilarutkan dalam labu ukur.

5ahan kimia ang dapat digunakan sebagai bahan membuat larutan standar primer  harus memenuhi tiga persaratan berikut: 1; 5enar6benar ada dalam keadaan murni dengan kadar pengotor. 2; Stabil se4ara kimia7i mudah dikeringkan dan tidak bersiat higroskopis. 3; #emiliki

berat

 penimbangan.

eki8alen

besar sehingga

meminimalkan

kesalahan

akibat

Pada per4obaan kali ini larutan ang digunakan sebagai larutan baku primer  adalah )2,2-. 2)2 *asam oksalat+. Asam oksalat adalah at padat  halus putih larut  baik dalam air. Asam oksalat adalah asam di8alent dan pada titrasina selalu sampai terbentuk garam normalna. 5erat eki8alen asam oksalat adalah 3. Larutan baku sekunder adalah larutan baku ang konsentrasina harus ditentukan dengan 4ara titrasi terhadap larutan baku primer. Pada per4obaan kali ini larutan ang digunakan sebagai larutan baku sekundere adalah $a). Larutan $a) tergolong dalam larutan baku sekunder ang bersiat basa. $atrium hidroksida *$a)+ (uga dikenal sebagai soda kaustik adalah se(enis basa logam kaustik. $atrium hidroksida membentuk larutan alkalin ang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. $atrium hidroksida murni berbentuk   putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet serpihan butiran ataupun larutan (enuh 0;.  $a) bersiat lembab 4air dan se4ara spontan menerap karbondioksida dari udara  bebas. 100 dan 7arna basa merah. Pada saat titik ekui8alen maka mol6ekui8alent asam akan sama dengan mol6 ekui8alent basa maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut: mol+e,ui-alen asam . mol+e,ui-alen /asa

#ol6ekui8alen diperoleh dari hasil perkalian antara $ormalitas dengan 8olume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai: N01 asam . N01 /asa

$ormalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas *#+ dengan (umlah ion )? pada asam atau (umlah ion ) 6 pada basa sehingga rumus diatas men(adi: n0M01 asam . n010M /asa

keterangan :  $ @ $ormalitas  @ olume # @ #olaritas

)? *pada asam+ atau )  >  *pada basa+

D; Alat dan 5ahan 1; Alat a; Labu Bkur 100 ml 1 5uah

 j;

b; ,orong

k; Sendok 

c; Pipet Bkur 10 ml

l;

d; !issue

m; Kertas Saring

e; Safety

n; Labu "rlenmeer 20 ml 3 buah

f;

5otol Semprot

5atang Pengaduk  &elas Kimia 20 ml

o; Pipet !etes

g;  $era4a !eknis

p; Pipet olum 2 ml

h;  $era4a Analitik 

q; &elas Bkur 

i;

5otol !imbang 5ertutup

r;

5uret

2; 5ahan a; ACuades b; )2,2- .2)2 serbuk padat c;
analitis. d; #emasukkan aquades ke dalam botol timbang ang berisi )2,2- .2)2

sebanak 03 gram sampai setengah 8olume botol timbang lalu mengaduk  dengan batang pengaduk sampai larut. e; #emasukkan )2,2- .2)2 ang telah dilarutkan dalam botol timbang ke dalam

labu ukur. f;

#engulangi pelarutan sampai )2,2- .2)2 betul6betul larut. Pengulangan (uga  bertu(uan untuk membilas botol timbang sehingga tidak ada ) 2,2- .2)2 ang tersisa.

g; Jika seluruh )2,2- .2)2

sudah larut dan masuk ke dalam labu ukur lalu

membilas batang pengaduk dan botol timbang bagian u(ung luar. h; #enambahkan aquades dengan menggunakan botol semprot sampai setengah

8olume labu ukur lalu men4ampurna. i;

#enambahkan aquades sampai 0D 8olume labu ukur lalu men4ampurna.

 j;

#enambahkan aquades sampai di ba7ah tanda tera.

k; #engeringkan bagian dalam labu ukur *(angan sampai terkena larutan+ dengan

menggunakan kertas saring.. l;

#enepatkan dengan 4ara meneteskan pelarut menggunakan pipet

tetes.

#engusahakan pipet tetes (angan sampai menrntuh dinding bagian dalam labu ukur sehingga dinding labu ukur tetap kering. Selama menepatkan tidak  memegang bagian ba7ah tanda tera *pada larutan+. m; /alam memba4a ketepatan mata harus se(a(ar dengan tanda tera dan posisi labu

ukur tegak lurus. n; #emba4a ketepatan dengan benar *meniskus bagian ba7ah terletak tepat pada

tanda tera+. o; #enutup labu ukur dan menggo(ok larutan ) 2,2- .2)2 01 $. 2; Proses Standarisasi larutan $a) a; #embilas buret dengan menggunakan aquades  sebanak tiga kali dan larutan

 $a) 01 $ *sebagai titran+. b; #emasang buret pada stati. c; #emipet larutan )2,2- .2)2 01 $ sebanak 20 ml dengan menggunakan

 pipet 8olume ang telah dibilas dengan aquades sebanak tiga kali. d; #emasukkan larutan ang telah dipipet ke dalam labu erlenmeer.#engulangi

 proses pemipetan sebanak dua kali dan memasukkanna masing6masing ke dalam dua labu erlenmeer. e; #empunai tiga larutan )2,2- .2)2 01 $ 20 ml ang terdapat dalam tiga

labu erlenmeer. Lalu menambahkan aquades sebanak 2 ml ke dalam masing6 masing larutan )2,2- .2)2 01 $ 20 ml ang terdapat dalam tiga labu erlenmeer dengan menggunakan gelas ukur 2 ml. f;

Lalu menambahkan indikator PP masing6masing tiga tetes ke dalam larutan )2,2- .2)2 01 $ 20 ml .

g; #emasukkan larutan $a) 01 $ ke dalam buret menggunakan 4orong. h; #en4atat 8olume a7al titrasi dengan memba4a skala pada meniskus ba7ah

larutan. i;

#emakai alas putih selama titrasi.

 j;

#elakukan proses titrasi pada labu erlenmeer < dengan larutan $a) di dalam  buret. #emegang kran buret selama titrasi sambil terus menggo(ok labu erlenmeer dan mengamati perubahan 7arna.

k; Jika titik akhir ter4apai dengan adana perubahan 7arna segera menutup kran dan

memba4a 8olume akhir titrasi. l;

#elakukan hal ang sama pada labu erlenmeer << dan labu erlenmeer <<<.

F; Perhitungan dan )asil Praktikum 1; Perhitungan

Larutan )2,2- .2)2 01 $ 5# 12

5" @

@

 $ormalitas *$+

@

@ 3 e u va en

BE

 @

63

 @

63

01 $

@

gram

@ 03 gram

2; )asil Praktikum a; )2,2- .2)2 01 $ 100 ml

5erat )2,2- .2)2 ? botol timbang

@

...

gram

5erat botol timbang

@

...

gram

5erat )2,2- .2)2

@

...

gram

b;  $ormalitas )2,2- .2)2

...

 $ormalitas *$+ )2,2- .2)2

gram ang dilarutkan dalam 100 ml aCuades gram … mo @ @ @ @

...

$

c; /ata !itrasi

olume A7al olume Akhir  olume !itrasi

olume

 $a)

Labu "rlenmeer 

 $a)

 $a)

<

ml

ml

ml

<<

ml

ml

ml

<<<

ml

ml

ml

!itrasi )2,2- .2)2 01 $ *sebagai analit+ oleh $a) *sebagai titran+ mol+e,ui-alen iran . mol+e,ui-alen anali N01 iran . N01 anali 1;

Labu "rlenmeer < dengan 8olume titrasi  $ $a) E  $a)  $ $a) E

...

 $ $a)

...

ml

@ $ )2,2- .2)2 E )2,2- .2)2 @

...

E 20

@ @

...

$

2; Labu "rlenmeer << dengan 8olume titrasi

...

ml

 $ $a) E  $a)

@ $ )2,2- .2)2 E  )2,2- .2)2

 $ $a) E

@

 $ $a)

...

...

E 20

@ @

...

$

3; Labu "rlenmeer <<< dengan 8olume titrasi

...

ml

Perubahan 7arna

 $ $a) E   $a)

@ $ )2,2- .2)2 E  )2,2- .2)2

 $ $a) E

@

...

 $ $a)

...

E 20

...

$

@ @

#en4ari Part Per Thousand *PP!+  $rata6rata

@ @

3

❑ 3

@

...

$

∆ N 

@

| N titrasi − N ratarata|

∆ N  1

@

| N titrasi 1− N ratarata|

@

|… −…|

@

...

$

∆ N 

@

| N titrasi − N ratarata|

∆ N  2

@

| Ntitrasi 2− N ratarata|

@

|… −…|

@

...

$

∆ N 

@

| N titrasi − N ratarata|

∆ N  3

@

| Ntitrasi 3− N ratarata|

@

|… −…|

@

... $ … … …

∆ N 

'ata6rata

@ @ @

PP!

@ @ @

… ... …

$ a a −ra a −

F 1000

F 1000

...

; Pembahasan

Pada per4obaan kali ini praktikan melakukan analisa kuantitati untuk  menstandarisasi larutan baku sekunder dengan larutan baku primer. dimana pada  per4obaan kali ini larutan baku sekunder ang akan digunakan adalah $a) *natrium hidroksida+ dan larutan baku primer ) 2,2- 2)2 *asam oksalat+.

5erdasarkan hasil per4obaan dapat diketahui bah7a telah ter(adi reaksi asam  basa antara asam oksalat *sebagai asam lemah+ dan $a) *sebagai basa kuat+. Pada  pembuatan larutan standar natrium hidroksida indikator ang digunakan aitu enophtalein *indikator PP+.
!; Kesimpulan 1; Standarisasi larutan natrium hidroksida *$a)+ dengan larutan asam oksalat *) 2,2- .

2)2+ didapatkan hasil dari ketiga titrasi aitu : a; olume titrasi

...

ml memiliki harga $ @

...

$

b; olume titrasi

...

ml memiliki harga $ @

...

$

c; olume titrasi

...

ml memiliki harga $ @

...

$

Sehingga rata6rata dari ketiga titrasi ang dilakukan memiliki harga normalitas sebesar  ...

$.

2;  $ilai Part Per Thousand  *PP!+ pada titrasi permanganometri kali ini aitu sebesar 

...

";

PP!.

'eerensi /a '. A. dan Bnder7ood A. L. 200.  ANALISIS KIMIA KUANTITATIF EDISI   KEENAM . Jakarta: "rlangga

%ogakarta 29 Juli 2012 Pembimbing

Praktikan

Su(ono SK# #.S4

Amalia $urul Hauiah

I !im Praktikum