LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK GRID SINAR-X Dosen Pengampu : Ibu Sri Mulyadi, S.Si, M.T
Disusun oleh : Kelompok 3 Kelas 2C
1.
Ika Kurnia Dewi
(P1337430215018)
2.
Safina Yulianarrahma
(P1337430215067)
3.
Umi Nur Lathifah
(P1337430215026)
4.
Qotrunnada Amadea
(P1337430215032)
5. Novelin Safitri Maulida
(P1337430215072)
6.
Endah Suryaningtriya
(P1337430215084)
7.
Karina Widya Armelia
(P1337430215077)
8.
Reza Febriyanto Aji
(P1337430215054)
9.
Azmi Azizi
(P1337430215058)
10. Taufik Hidayat
(P1337430215082)
PRODI D-IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI SEMARANG POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan Grid sinar – sinar – X X dengan benar. B. Tinjauan Pustaka
Dalam pembuatan radiograf terjadi interaksi compton (hamburan Compto n) yang memberikan efek penurunan kontras. Untuk mengurangi efek radiasi hambur pada radiograf digunakan grid sinar-X. Grid sinar-X adalah susunan kisi-kisi dari Timbal / Pb dengan ketebalan dan tinggi tertentu dengan bahan penyela plastik yang berfungsi untuk menyerap radiasi hambur yang menurunkan kontras radiograf.
ℎ
Grid Ratio = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Persamaan (1)
Grid Frequency =
+
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Persamaan (2)
Grid merupakan suatu alat bantu pemeriksaan yang terdiri dari lempengan garisgaris logam yang bernomor atom tinggi (biasanya timbal) yang disusun berjajar satu sama lain dan dipisahkan oleh bahan penyekat atau interspace material yang dapat
ditembus sinar-x. Pemanfaatan grid ini terutama digunakan pada organ-organ manusia yang memiliki nomor atom tinggi. Grid berfungsi untuk menyerap radiasi hambur yang tidak searah yang berasal dari objek yang dieksposi (Meredith dkk, 1977). Menurut Carlton (2000) dengan menggunakan grid untuk mendapatkan densitas yang sama dibutuhkan jumlah sinar yang lebih besar disbanding dengan tanpa menggunakan grid, tetapi kontras radiografi yang didapat lebih baik. Grid yang memenuhi syarat adalah yang mampu menyerap 80 – 90 % sinar hambur yang berguna untuk perbaikan kontras. Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiograf. Faktor Perbaikan Kontras (K) K
Kontras dengan Grid
Kontras tanpa Grid
Grid yang baik : Nilai K harus besar Dalam praktek K = 1,5 s/d 3,5
Kemampuan grid menyerap radiasi hambur dipengaruhi oleh : 1. Grid ratio 2. Berat grid
Selain menyerap radiasi hambur, grid juga menyerap radiasi primer. Fraksi Radiasi primer yang dihentikan 10,15 % ditentukan oleh ratio grid. Dalam radiograf penyerapan radiasi primer ditunjukkan oleh gambaran putih yang merupakan bayangan dari Pb (garis2 grid) dan dapat dihilangkan dengan pemakaian grid bergerak.
Jenis-Jenis Grid Sinar-X : 1. Berdasarkan susunan kisi : a) Grid Parallel
Tipe paling sederhana dari grid adalah grid parallel, yang disketsakan dalam cross section pada Gambar 2.1. Dalam grid parallel, semua lead strips sejajar. Tipe grid ini paling mudah untuk diproduksi, tetapi memiliki hal yang
tidak diinginkan secara klinis, disebut grid cut off , yaitu penyerapan sinar-X utama oleh grid yang tidak diinginkan.
Gambar 2.1 Sebuah grid parallel dibuat dengan grid strips yang
paralel. Pada SID yang rendah dapat terjadi beberapa grid cut off (Bushong, 2013)
Atenuasi sinar-X utama menjadi lebih besar ketika sinar-X mencapai ujung IR. Lead strips pada grid berukuran 35 x 43 cm adalah sepanjang 43 cm. Grid cut off dapat terjadi sebagian atau menyeluruh. Istilah dari grid cut off adalah bahwa sinar-X utama “dihentikan’ agar tidak mencapai IR. Grid cut off dapat terjadi dengan tipe grid apapun jika grid diposisikan tidak benar,tetapi biasanya terjadi pada grid paralel.
b) Crossed Grid Grid parallel menyerap radiasi hambur hanya pada satu arah sepanjang sumbu grid. Crossed grid didesain untuk mengatasi kekurangan tersebut. Crossed grid mempunyai lead grid strips yang parallel terhadap sumbu panjang dan pendek grid (Gambar 2.2). Biasanya dibuat dengan melapisi dua grid parallel bersamaan dengan grid strips yang tegak lurus satu sama lain.
Gambar 2.2 Crossed grids dibuat dengan melapisi dua grid
parallel bersamaan dengan grid strips tegak lurus satu sama lain (Bushong, 2013)
Grid ini tidak susah untuk diproduksi dan tidak terlalu mahal. Akan tetapi, terdapat batas dari penggunaannya crossed grid ini. Crossed grid sangat efisien dibanding grid parallel dalam mengurangi radiasi hambur. Sebuah crossed grid memiliki faktor peningkatan kontras yang lebih tinggi daripada sebuah grid parallel dengan rasio grid dua kali lipat. Crossed grid 6:1 akan lebih banyak mengurangi radiasi hambur daripada grid paralel 12:1. Keuntungan dari crossed grid meningkat ketika kVp yang digunakan meningkat. Crossed grid yang memiliki rasio grid 6:1 dibuat dari dua grid paralel 6:1. Ada tiga kerugian utama dalam penggunaan crossed grid . Pertama, posisi dari grid sangat penting; centray ray harus bertepatan dengan pertengahan grid. Kedua, teknik tilt-table hanya digunakan jika tabung Sinar-X dan meja di atur dengan benar. Terakhir, membutuhkan faktor eksposi yang dan mengakibatkan dosis radiasi pasien menjadi lebih tinggi.
c) F ocused Grid Grid fokus di desain untuk meminimalkan grid cut off . Lead grid strips dari grid focus berada pada imaginary radial line sebuah lingkaran yang berpusat pada focal spot , sehingga bertepatan dengan arah divergen berkas sinar-X. X-ray tube target sebaiknya ditempatkan pada pertengahan imaginary circle ketika grid focus digunakan (Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Sebuah grid focus dibuat sehingga grid strips parallel
terhadap jalur sinar-X utama melewati keseluruhan IR (Bushong, 2013)
Grid fokus lebih sulit untuk diproduksi dari pada grid paralel. Grid fokus memiliki karakteristik yang sama seperti grid parallel kecuali ketika diposisikan dengan benar, tidak menghasilkan grid cut off . Radiografer harus berhati-hati ketika memposisikan grid fokus karena keterbatasan geometrik. Setiap grid fokus ditandai dengan jarak focal dan sisi grid yang menghadap tabung Sinar-X. Jika radiograf diambil pada jarak lebih dari jarak focal, maka terjadi grid cut off .
2. Berdasarkan pergerakan : Grid diam dan grid bergerak Pemakaian Grid yang tidak benar akan mengakibatkan cut off sinar primer. a) Moving Gri d Penggunaan grid dapat memproduksi grid lines pada gambar. Grid line adalah gambaran yang terjadi ketika Sinar-X utama diserap oleh grid strips. Meskipun grid strips sangat kecil, tetapi gambarannya masih tampak. Grid lines dapat dilihat dengan membuat radiograf menggunakan sebuah grid. Biasanya, grid frekuensi tinggi menampilkan grid lines yang lebih sedikit dibandingkan dengan grid frekuensi rendah. Perkembangan grid meningkat pesat pada tahun 1920. Hollis E. Potter mempunyai ide yang sangat sederhana: menggerakkan grid selama eksposi berlangsung. Grid lines akan hilang, tetapi resikonya adalah meningkatnya faktor eksposi. Grid inilah yang disebut dengan moving grid atau Potter-Bucky diaphragm (disingkat “ Bucky”), Grid fokus biasanya merupakan moving grid . Letaknya di dalam mekanisme penahan yang mulai bergerak tepat sebelum dilakukan eksposi dan terus bergerak sampai eksposi selesai. Moving grid membutuhkan tempat yang menyebabkan jarak antara pasien dan IR bertambah. Jarak tambahan ini dapat menyebabkan magnifikasi. Moving grid juga dapat menyebabkan pergerakan pada cassette-holding device, yang mengakibatkan image blur .
Kesalahan yang mungkin terjadi pada pemakaian grid : 1. Grid tidak parallel film (Off level) Grid yang berfungsi dengan baik harus berada di bidang tegak lurus terhadap central ray berkas sinar-X (Gambar 2.4). Central ray berkas sinar-X adalah sinar-X yang melintas sepanjang pertengahan berkas sinar-X utama. Off-level grid dalam praktek nyata biasanya terjadi karena posisi X-ray tube yang tidak benar dan bukan karena posisi grid yang tidak benar. Akan tetapi, off-level grid dapat terjadi ketika grid miring pada pemeriksaan menggunakan
sinar horizontal atau pada mobile radiography ketika IR merosot turun kekasur pasien. Jika central ray diatur menyudut pada sebuah grid, maka sinar-X utama akan menyudut,diserap oleh grid strip, dan grid cut off yang akan diteruskan dan muncul pada radiograf, mengakibatkan intensitas pada IR menjadi rendah.
Gambar 2.4 Jika sebuah grid mengalami off-level , itu karena
central axis tidak tegak lurus terhadap grid, sebagian cutoff muncul di IR (Bushong, 2013)
2. Grid terbalik (Off grid backwards) pada fokus grid Sebuah radiograf yang diambil dengan grid fokus yang terbalik (upsidedown) menyebabkan grid cut off yang besar pada salah satu sisi central ray .
Gambar 2.5 Grid fokus yang diposisikan terbalik bisa diketahui
pada radiograf pertama. Grid cut off menyeluruh terjadi kecuali di bagian central ray (Bushong, 2013)
Kombinasi Off-Center, Off-Focus Grid . Mungkin merupakan posisi grid yang paling parah jika grid mengalami off center dan off focus. Tanpa perhatian yang baik, hal ini dapat dengan mudah terjadi selama mobile radiography. Artifact yang disebabkan oleh posisi grid sangat mudah dikenali karena hasilnya berupa eksposi yang tidak merata. Hasil radiograf tampak gelap pada satu sisi dan terang pada sisi lainnya.
3. Focused grid tidak tepat (Off Focused) / latera decentering Masalah utama pada penggunaan grid focus muncul ketika radiograf diambil pada SID yang tidak ditentukan. Gambar 2.5 mengilustrasikan apa yang terjadi ketika grid focus tidak digunakan pada jarak focal yang benar. Semakin jauh grid dari jarak focal tertentu, maka semakin banyak grid cut off . Grid cut off tidak seragam melintasi IR tetapi lebih banyak pada ujung grid.
Gambar 2.6 Jika grid fokus tidak diposisikan pada jarak focal
tertentu, terjadi grid cutoff dan optical density (OD) berkurang bersama jarak dari central ray (Bushong, 2013)
Kondisi ini biasanya bukan merupakan masalah jika semua radiograf chest diambil pada SID 180 cm dan semua meja pemeriksaan pada SID 100 cm. Memposisikan grid pada jarak focal tertentu lebih baik menggunakan high-ratio grid ; posisi latitude yang lebih besar memungkinkan dengan pengunaan low-ratio grid .
4. Titik bidik tidak tepat pertengahan (Off center) pada focused grid Sebuah grid dapat tegak lurus terhadap central ray dan tetap menghasilkan grid cut off jika bergeser ke arah lateral. Hal ini terjadi pada grid fokus, seperti yang terlihat pada gambar 1.2, yang mana off-center grid terjadi dengan grid yang posisinya sudah benar.
Gambar 2.7 Ketika grid focus diposisikan off center , sebagian
grid cut off muncul di IR (Bushong, 2013)
Pertengahan grid focus harus diposisikan tepat di bawah X-ray tube target , sehingga central ray melalui bagian paling tengah dari interspace dari grid. Pergeseran kearah lateral mengakibatkan grid cutoff melewati radiograf, menghasilkan OD atau optical density yang rendah. Kesalahan dalam posisi seperti ini disebut lateral decentering . Seperti off-level grid , off-center grid lebih disebabkan oleh posisi dari Xray tube daripada grid. Dalam praktiknya, radiographer harus berhati-hati dalam mengatur kolimasi penyinaran pada pertengahan IR. Sinar-X
hambur
yang
mengenai
IR
adalah
bagian
dari
proses
pembentukan gambar. Salah satu alat yang sangat efektif untuk mengurangi tingkat radiasi hambur yang mengenai IR adalah grid radiografi , terbuat dari bahan radiopaque (grid strip) dan bahan radiolucent (interspace material ). Grid ditempatkan antara pasien dan IR.
Teknik mengurangi jumlah radiasi hambur yang mencapai IR ini pertama kali ditemukan pada 1913 oleh Gustave Bucky. Selama bertahun-tahun, Bucky’s grid telah dikembangkan oleh pabrik, tetapi prinsip dasarnya tidak diubah. Grid didesain untuk meneruskan Sinar-X yang memiliki arah lurus dari target tabung Sinar-X ke Image Reseptor . Gambar 2.7 adalah skema representasi dari bagaimana grid membersihkan radiasi hambur.
Gambar 2.8 Sinar-X yang diteruskan melalui grid hanya
sinar-X yang melintas searah dengan celah grid (interspace). Sinar-X yang dihamburkan secara oblique menuju interspace akan diserap.
Sinar-X yang keluar dari pasien dan membentur strip pada grid akan diserap dan tidak mencapai IR. Sebagai contoh, sebuah tipe grid memiliki lebar strip sebesar 50 μm yang berjarak 350 μm pada tiap strip. Sebesar 12.5% Sinar-X yang menuju pasien akan diserap. Hitungan tersebut adalah berdasarkan rumus di bawah ini:
Penyerapan sinar-x pada Permukaan Grid
% penyerapan sinar-x =
Lba tp g Lba tp g+lba jaa ata tp
X 100. . . . Persamaan (4)
Berkas Sinar-X utama pada jarak antar strip diteruskan menuju IR. Sinar-X hambur pada jarak antar strip dapat atau tidak dapat diserap, tergantung dari sudut datang dan karakteristik grid. Jika sudut Sinar-X hambur cukup besar sehingga mengenai timbal pada strip grid, maka Sinar-X tersebut akan diserap. Jika sudut terlalu kecil, Sinar-X akan diteruskan sama seperti berkas Sinar-X utama. Telah dibuktikan bahwa high-quality grid dapat mengatenuasi radiasi hambur sebesar 80% sampai 90%. Maka dari itu grid merupakan alat pembersih yang baik. Grid Ratio. Sebuah grid memiliki tiga ukuran penting: ketebalan strip grid (T), lebar jarak antar strip (D), dan tinggi grid (h). Rasio grid atau grid ratio adalah tinggi grid dibagi dengan jarak antar strip (Gambar 2.8).
Gambar 2.9 Rasio grid didefinisikan sebagai tinggi dari strip grid (h)
dibagi dengan lebar jarak antar strip (D). T merupakan lebar strip grid (Bushong, 2013)
Rasio grid yang tinggi lebih efektif dalam mengurangi radiasi hambur daipada rasio grid yang rendah. Ini dikarenakan sudut radiasi hambur yang diteruskan oleh rasio grid tinggi lebih rendah daripada yang diteruskan oleh rasio grid rendah (Gambar 2.9)
Gambar 2.9 Rasio grid tinggi lebih efektif daripada rasio grid
rendah karena sudut deviasi yang lebih rendah (Bushong, 2013)
Secara umum, besar rasio grid dimulai dari 5:1 sampai 16:1; rasio grid tinggi sering digunakan dalam radiografi high-kVp. Grid 8:1 sampai 10:1 adalah yang biasa digunakan pada pemeriksaan Sinar-X secara umum. Sebuah grid dengan rasio 5:1 mengurangi sekitar 85% radiasi hambur, sedangkan 16:1 dapat mengurangi sebesar 97%. Frekuensi Grid . Jumlah strip grid tiap sentimeter disebut frekuensi grid. Grid dengan frekuensi tinggi memperlihatkan sedikit garis grid pada gambar radiograf daripada grid dengan frekuensi rendah. Jika sebuah grid memiliki lebar strip yang sama, maka semakin besar frekensi grid menyebabkan jarak antar strip menjadi lebih kecil dan semakin tinggi rasio grid. Semakin tinggi rasio grid, maka semakin banyak strip grid yang ada untuk menyerap Sinar-X. Dosis radiasi yang diterima pasien tinggi karena dibutuhkan faktor
eksposi yang tinggi. Kerugian dari tingginya dosis radiasi pasien diikuti dengan frekuensi grid tinggi yang dapat diatasi dengan mengurangi lebar strip grid, tetapi hal mengurangi rasio grid dan penyerapan radiasi hambur. Sebagian besar grid memiliki frekuensi antara 25 sampai 45 garis per sentimeter. Frekuensi grid dapat dihitung jika lebar strip grid dan jarak antar strip diketahui. Frekuensi grid dihitung dengan membagi ketebalan grid (T + D) dari sepasang strip dalam μm dengan 1 cm
Frekuensi Grid =
, μm/cm (T+D)μm/paag tp
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Persamaan (5)
Grid yang didesain khusus digunakan pada pemeriksaan mammography. Biasanya digunakan rasio grid 4:1 atau 5:1. Rasio grid rendah tersebut memiliki frekuensi grid sekitar 80 lpi (Line per inchi) Strip Grid . Secara teori, strip grid sebaiknya sangat tipis dan memiliki tingkat penyerapan yang tinggi. Strip ini dapat dibuat dari beberapa bahan. Timbal merupakan bahan yang sering digunakan karena mudah untuk dibentuk dan relatif murah. Nomor atom yang tinggi dan ketebalan yang tinggi membuat timbal menjadi bahan pilihan dalam pembuatan grid. Tungsten, ptalinum, gold, dan uranium semuanya telah dicoba, tetapi tidak ada karakteristik yang dibutuhkan seperti pada timbal.
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan
1. Pesawat Sinar x 2. Phantom cranium
3. Kaset dan film ukuran 24x 30 sebanyak 5 buah 4. Grid berbagai jenis a. Grid 8 : 1
b. Grid 6 : 1
c. Grid fokus
5. Densitometer 6. Processing (Developer, air, fixer)
B. Prosedur Praktikum
1. Siapkan alat dan bahan praktikum. 2. Buatlah radiograf cranium tanpa menggunakan grid dengan faktor eksposi standar cranium. Lakukan pencucian film dan keringkan. 3. Buatlah radiograf cranium menggunakan grid 6:1 dengan faktor eksposi yang sama. Lakukan pencucian film. 4. Buatlah radiograf cranium menggunakan grid 8:1 dengan faktor eksposi yang sama. Lakukan pencucian film.
5. Buatlah radiograf cranium menggunakan grid fokus dengan faktor eksposi yang sama dan FFD 120 cm. Lakukan pencucian film. 6. Buatlah radiograf cranium menggunakan grid fokus dengan faktor eksposi yang sama dan ffd diturunkan menjadi < 120 (kelompok kami menggunakan FFD 100 cm). Lakukan pencucian film. 7. Setelah semua film selesai processing, lakukan analisa pada kelima film tersebut dengan menghitung nilai kontrasnya menggunakan densitometer. Catat! 8. Lakukan perbandingan nilai kontras : a. Radiograf grid 6:1 dengan radiograf non grid b. Radiograf grid 6:1 dengan radiograf 8:1 c. Radiograf grid fokus FFD 120 cm dengan radiograf grid fokus FFD 100 cm. 9. Lakukan evaluasi dari hasil praktikum.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Praktikum
a. Radiograf cranuim dengan Grid 6 : 1
DENSITAS
D (a)
D (b)
D (c)
Rata-rata- bf
D min
0,70
0,73
0,77
0,73-0,20
D max
1,29
1,16
1,18
1,21-0,20
Kontras Dmax - Dmin 0,48
Tabel 1. Perhitungan basic fog 0,20
b. Radiograf cranium dengan Grid 8 : 1
DENSITAS
D (a)
D (b)
D (c)
Rata-rata-bf
D min
0,59
0,53
0,60
0,57-0,20
D max
1,44
1,29
1,46
1,39-0,20
KONTRAS D min – D max 0,82
Tabel 2. Perhitungan basic fog 0,20
c. Radiograf non- grid
DENSITAS
D (a)
D (b)
D (c)
Rata-rata-bf
Dmin
1,40
1,48
1,46
1,44-0,22
Dmax
1,69
1,61
1,60
1,63-0,22
Tabel 3. Perhitungan basic fog 0.22
KONTRAS Dmax - Dmin 0,19
d. Radiograf dengan fokus grid FFD 120 cm
DENSITAS D (a)
D (b)
D (c)
Rata-rata-bf
Dmin
0,31
0,35
0,31
0,32-0,21
Dmax
0,64
0,58
0,63
0,61-0,21
Tabel 4. Perhitungan basic fog 0,20
e. Radiograf dengan fokus grid FFD 100 cm
Kontras Dmax - Dmin 0,29
DENSITAS
D(a)
D(b)
D(c)
Rata-rata-bf
Dmin
0,55
0,57
0,58
0,56-0,20
Dmax
1,13
1,16
1,09
1,13-0,20
Kontras Dmax - Dmin 0,75
Tabel 5. Perhitungan basic fog 0,20 RADIOGRAF
KONTRAS
Grid 6 : 1
0,48
Grid 8 : 1
0,82
Tanpa grid
0,19
Grid fokus FFD 120 cm
0,29
Grid fokus FFD 100 cm
0,75
Tabel 6. Nilai kontras tiap radiograf Grafik Kontras
Kontras 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 Kontras
0.3 0.2 0.1 0 Grid 6 : 1
Grid 8 : 1 Tanpa grid Grid fokus Grid fokus FFD 120 FFD 100 cm cm
Grafik hubungan antara radiogfraf menggunakan grid 6:1, grid 8:1, tanpa grid, grid fokus FFD 120 cm, dan Grid fokus 100 dilihat dari nilai kontras masing masing.
B. Pembahasan 1. Pada praktikum fisika radiodiagnostik pada hari Kamis 27 April 2017 langkah
pertama yang dilakukan adalah mengekspose os cranium menggunakan kaset ukuran 24 x 30 sebanyak 2 kali dan pada percobaan pertama yaitu tanpa grid dan yang kedua dengan menggunakaan grid linier 6 : 1, setelah itu film dicuci di kamar gelap dengan waktu yang sama kemudian dikeringkan. Setelah itu dilakukan pengukuran densitas minimal dan densitas maksimal menggunakan densitometer di tiga titik uang berbeda untuk mengetahui kontras citra radiograf. Di setiap titik kontras akan diukur dan dibandingkan antara kontras citra radiograf menggunakan grid 6 : 1 dan tanpa grid. Berdasarkan hasil pengukuran pada praktikum yang telah dilakukan kontras citra radiograf menggunakan grid lebih tinggi dibandingkan dengan kontras citra radiograf tanpa grid dibuktikan dengan pengukuran menggunakan densitometer kontras radiograf dengan Grid 6 : 1 = 0,48 dan kontras radiograf tanpa grid 0,19. 2. Pada praktikum langkah yang kedua adalah mengekspose os cranium menggunakan kaset ukuran 24 x 30 cm sebanyak dua kali dengan menggunakan grid fokus. Pada percobaan pertama yaitu menggunakan FFD 120 cm dan percobaan yang kedua menggunakan FFD 100 cm. Setelah itu lakukan pencucian kedua film dikamar gelap dengan waktu yang sama dan keringkan. Setelah kering
dilakukan pengukuran
densitas minimal dan densitas maksimal menggunakan densitometer di tiga titik yang berbeda untuk mengetahui kontras citra radiograf. Di setiap titik kontras akan diukur dan dibandingkan antara kontras citra radiograf menggunakan grid fokus FFD 100 cm dan dengan grid fokus FFD 120 cm. Dari hasil pengukuran yang didapatkan kontras citra radiograf dengan fokus grid FFD 100 cm lebih tinggi dibandingkan kontras citra radiograf dengan fokus grid FFD 120 cm. Dibuktikan dengan hasil kontras radiograf dengan grid fokus FFD 100 cm 0,75 dan hasil kontras radiograf dengan grid fokus FFD 120 cm 0,29. 3. Pada praktikum langkah yang ketiga adalah mengekspose os cranium menggunakan
kaset ukuran 24 x 30 sebanyak 2 kali dan pada percobaan pertama yaitu dengan menggunakan grid 8 : 1 dan yang kedua dengan menggunakaan grid 6 : 1(hasil radiograf diambil dari langkah pertama).
setelah itu film dicuci di kamar gelap
dengan waktu yang sama kemudian dikeringkan. Kemudian dilakukan pengukuran
densitas minimal dan densitas maksimal menggunakan densitometer di tiga titik uang berbeda untuk mengetahui kontras citra radiograf. Di setiap titik kontras akan diukur dan dibandingkan antara kontras citra radiograf menggunakan grid 6 : 1 dan dengan grid 8 : 1. Berdasarkan hasil pengukuran pada praktikum yang telah dilakukan kontras citra radiograf menggunakan grid perbandingan 8 : 1 lebih tinggi dibandingkan dengan kontras citra radiograf
grid 6 : 1 dibuktikan dengan hasil
kontras radiograf dengan Grid 8 : 1 = 0,82 dan kontras radiograf grid 6 : 1= 0,48.
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan
1. Grid merupakan suatu alat bantu pemeriksaan yang terdiri dari lempengan garis-garis logam yang bernomor atom tinggi (biasanya timbal) yang disusun sejajar satu sama lain dan dipisahkan oleh bahan penyekat atau interspace material yang dapat ditembus sinar X. (Meredith, 2014). 2. Jenis-jenis grid: a. Grid diam (stationary grid atau lisholm). b. Grid bergerak (moving grid atau bucky) Macam-macam grid dilihat dari susunannya: a. Grid linear atau Grid parallel b. Grid Focus c. Grid Silang d. Pseudo Grid 3. Grid bekerja dengan cara lempengan timbal menyerap radiasi, kemudian sinar akan dilewatkan oleh lempengan timbal tersebut terdapat jarak(interspace = D) dan juga terdapat tinggi lempeng timbal tersebut (tinggi lead strip = h). 4. Perbandingan grid biasanya di tunjukan dengan angka pertama perbandingan sebenarnya dan nomer kedua selalu angka 1. Semakin tinggi ratio, maka semakin baik fungsi grid dalam menyerap radiasi hambur karena sudut deviasi yang lebih kecil dan jarak antar Pb yang lebih rapat. Frekuensi Grid mengacu pada jumlah
strip timah per inci atau sentimeter. 5. Kesalahan-kesalahan dalam penggunan grid yaitu off level, off center, off focus, dan upside down.
6. Hasil RADIOGRAF
KONTRAS
Grid 6 : 1
0,48
Grid 8 : 1
0,82
Tanpa grid
0,19
Grid fokus FFD 120 cm
0,29
Grid fokus FFD 100 cm
0,75
Dengan basic fog 0,20
DAFTAR PUSTAKA Meredith, W.J.,dan Massey, J.B.1977, Fundamental Physics of Radiolog y, John Wright and Sons Ltd., Bristol. © 2014
Bushong, S.C. 2013. Radiologic Science for Technologists, 7th Edition,Toronto: Mosby Company
Sprawls, Perry Ph.D. 2010. The Physical Principles of Medical Imaging 2nd edition, Aspen Publisher : Rockville, Maryland. Pratiwi, Maulia. 2013. X-Ray Grid. http://zonaradiology.blogspot.co.id/2013/10/x-
ray-grid.html Adinata, Firza. 2011. Grid Radiografi.
https://firzandinata.wordpress.com/2011/10/05/grid-radiografi/
