LAPORAN PRAKTIKUM
REPAIR POMPA PISTON
Disusun oleh:
Kelompok 6
1. Taufikur Rahmadani 0314030001
2. Fadhil muhammad 0314030024
3. Aziz farisi Pramujoto 0314030022
4. Octa Putra Darmawan 0314030018
ME_4A
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
PROGRAM STUDI D3- TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2016
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat melakukan
perawatan dan perbaikan pada pompa piston.
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari pompa piston.
2. Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan dari pompa piston.
3. Mahasiswa mengetahui cara kerja dari pompa piston.
BAB 2 DASAR TEORI
2.1 Pompa piston
Pompa ini menggunakan piston untuk menghisap dan mendorong fluida
kerja. Jumlah dari piston tergantung dari desain pabrikan yang menyesuaikan
pula dengan kebutuhan sistem. Semakin sedikit jumlah piston pada pompa
piston, maka akan semakin tidak stabil pula besar debit aliran air yang
keluar dari pompa ini. Untuk mendapatkan aliran fluida yang stabil dapat
dipergunakan pressure relief valve atau pompa dengan piston lebih banyak.
Pompa piston merupakan salah satu jenis pompa air desak bolak-balik
(Reciprocating - Positive Displacement Pump) yang menggunakan piston
sebagai komponen yang bekerja bolak-balik menghisap masuk dan mendorong
keluar air. Jenis ini memiliki mekanisme satu atau beberapa set katup
(valve) di bagian lobang masuk dan lobang keluaran untuk menjaga agar
aliran air sesuai dengan arah masuk dan keluarnya air. Contoh yang sering
kita jumpai adalah pompa air Dragon yang dulu sangat populer di sekitar
kita. Biasa digunakan untuk memompa air dari sumur sebagai pengganti alat
timba katrol untuk mengambil air dari sumur.
Sekarang pompa piston ini masih digunakan pada wilayah yang jauh dari
pemukiman, seperti sawah atau kebun untuk menyedot air dari sumur atau
sumur bor untuk mengairi sawah atau menyediakan air untuk minum hewan
peliharaan. Tenaga penggeraknya bisa menggunakan listrik tenaga surya atau
listrik tenaga angin.
Gambar 2.1 Pompa piston double acting
Konstruksi pompa air piston mirip dengan motor bakar, mesin mobil misalnya.
Bedanya, ruang silinder dan pistonnya dimanfaatkan untuk menghisap masuk
dan mendorong keluar air. Sedangkan pada motor bakar, ruang silinder
dipakai sebagai tempat pembakaran untuk menggerakkan piston. tentang pompa
piston, ini berarti mencakup juga tentang pompa plunger (Plunger pump)
karena pada umunya kedua jenis pompa ini tidak jauh berbeda. Bahkan kadang
penyebutan piston disamakan dengan plunger, walau konstruksinya berbeda.
Gambar skema berikut menunjukkan perbedaan antara pompa piston dan pompa
plunger.
Gambar 2.2 Pompa plunger
Plunger pump bisa dibayangkan seperti jarum suntik. Komponen jarum suntik
yang berfungsi menghisap dan mendorong cairan obat disebut dengan Plunger
yang ujungnya terbuat dari bahan karet.
Pompa air piston digolongkan dalam beberapa jenis berdasarkan aksi dan
jumlah silindernya.
Berdasarkan aksinya, pompa air piston dibedakan:
1. Single-acting piston pump (Pompa piston aksi tunggal).
Pada jenis ini, ruang silinder yang digunakan sebagai tempat keluar - masuk
air hanya sebelah saja. Setiap gerakan piston maju atau mundur hanya
memiliki fungsi tunggal. Misalnya, saat piston bergerak mundur, air akan
terhisap masuk ke ruang silinder, dan saat piston bergerak maju air akan
terdorong keluar dari ruang silinder. Jadi masing-masing gerakan piston
memiliki satu fungsi saja.
2. Double-acting piston pump (Pompa piston aksi ganda).
Pada jenis ini, ruang silinder yang digunakan untuk keluar masuknya air
terdapat di kedua sisi piston. Masing-masing sisi memiliki lobang masuk dan
keluar air, dan setiap gerakan piston maju atau mundur memiliki fungsi
ganda. Saat piston bergerak mundur, air yang ada di sebelah kiri piston
terdorong keluar dan pada saat yang sama piston menyedot air masuk ke ruang
silinder sebelah kanan piston. Saat piston bergerak maju, air yang ada di
ruang silinder sebelah kanan piston terdorong keluar dan sekaligus menyedot
air masuk ke ruang silinder sebelah kiri piston.
Berdasarkan jumlah piston dan silinder, pompa air piston dibedakan menjadi:
1. Simplex.
Berarti hanya menggunakan silinder / piston tunggal. Ini merupakan pompa
desak bolak-balik yang umumnya dikenal, seperti pompa manual merk Dragon.
Contoh pada kedua animasi di atas adalah contoh pompa air simplex (Simplex
piston pump).
2.Duplex.
Berarti pompa tersebut menggunakan silinder dan piston ganda. Seolah-olah
memiliki dua mesin pompa yang terpasang berdampingan namun berbeda 180°
dalam gerakan pistonnya. Saat piston pada silinder pertama bekerja
mendorong air keluar, piston pada silinder kedua bekerja menghisap air.
Begitu sebaliknya selalu berbeda 180° antara piston pertama dan piston
kedua.
Gambar 2.3 Pompa duplek
3.Triplex.
Berarti pompa tersebut memiliki tiga silinder dan piston yang terpasang
berdampingan dan antara dua piston berbeda 120° dalam gerakannya.
Gambar 2.4 Pompa triplex
Dari kombinasi jenis-jenis pompa di atas, akan menghasilkan beragam pompa
bolak-balik yang disesuaikan dengan fungsinya.
2.2 Prinsip kerja pompa torak double acting
Pada prinsipnya samadengan cara kerja pompa torak kerja tunggal,
tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat 2 katup isap dan 2 katup kempa
yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang sama
terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair relatif
lebih teratur.
2.3 Bagian pada pompa piston
Gambar 2.4 Komponen pompa piston
1. Ceramic plunger : kepadatan tinggi untuk melindungi seal.
2. Seal : Untuk menjaga fluida agar tidak merembes keluar
melalui sambungan.
3. Cup/seal : pendorong fluida.
4. Plunger road : sebagai penghubung antara piston road dan
crankshaft.
5. Connecting road : merubah putaran menjadi gerak maju dan mundur
piston mendorong fluida.
6. Manifold : sebagai pelindung piston.
7. Bearing : Sebagai penutup dan tumpuan crankshaft.
8. Crankshaft : menyalurkan putaran dari pully ke connecting road.
9. Piston road :untuk mrnghubungkan cup seal dan plunger road
10. Cylinder and sleve : untuk menghisap dan mendorong fluida.
11. Slinger : menghubungkan antara piston road dan silinder.
12. Crankcase/casing : melindungi bagian-bagian dalam pompa.
13. Quite valve :sebagai katup hisap dan katup tekan ketika melakukan
langkah hisap torak juga sekaligus melkaukan langkah buang sehingga
kapasitas lebih besar dan aliran lebih kontinyu.
BAB 3 LANGKAH PERCOBAAN
1. Prosedur pembongkaran
Pada saat melakukan pembongkaran terdapat prosedur-prosedur yang harus
dilakukan antaralain :
1. Melepas komponen luar dari pompa, seperti : belt, sistem
kelistrikan yang ada pada pompa .
2. Membuka dua buah baut pada pipa dalam saluran kempa .
3. Membuka dua buah baut pada pipa dalam saluran isap.
4. Membuka empat baut pengikat silinder head udara kemudian meleaskan
silinder head tersebut dari rangka utama.
5. Melepas dudukan katup.
6. Melepas pully serta bantalan
7. Melepas poros engkol.
8. Melepas piston.
9. Membuka katup dari dudukannya serta membersihkannya.
10. Membersihkan peralatan yang lainnya.
2. Prosedur pengukuran
Bagian-bagian utama pompa piston yang akan diukur adalah:
1. Piston, meliputi panjang dan diameternya.
2. Silinder, meliputi panjang dan diameternya.
3. Dan bagian-bagianpenting lainnya.
3. Prosedur pemasangan
1. Memasang kembali mekanika piston dan engkol pada rumah pompa.
2. Memasang pully.
3. Memasang roda jalan.
4. Mengencangkan pengikat bantalan dan memastikan rod adapt berputar
bebas.
5. Memasang dudukan katub.
6. Memasang cylinder head.
7. Memasang pipa yang berhubungan dengan rumah pompa.
BAB 4 PENGUKURAN COMPONEN POMPA
Table 4.1 praktikum hasil pengukuran kompnen pompa double acting
"No "Nama "Gambar "Ukuran "Keterangan "
"1. "Back Bearing " "P = 93 mm " "
" " " "D = 43 mm " "
"2. "Piston Penghubung " "P = 217 mm " "
"3. "Quite Valve " "P = 133 mm " "
" " " "D = 35 mm " "
"4. "Casing " "P = 140 mm " "
" " " "T = 150 mm " "
"5. "Plunger Road " "D1= 21 mm " "
" " " "D2= 40 mm " "
" " " "Dpin=13 mm " "
"6. "Cylinder Piston " "D1= 38,5 mm" "
" " " "D2= 17,6 mm" "
"7. "Connecting Road " "P = 113 mm " "
" " " "D1 = 56 mm " "
" " " "D2 = 41,5 " "
" " " "mm " "
"8. "Bearing " "D1 = 58 mm " "
" " " "D2= 83 mm " "
"9. "As Penahan " "P = 277 mm " "
" " " "D = 58,2 mm" "
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
4. Kesimpulan
a) Pompa piston merupakan pompa displacement (recrpocating karena
pompa ini bekerja naik-turun dengan menggunakan plunger sebagai
penggerak piston.
b) Selain itu pompa ini merupakan pompa double acting, itu terlihat
dari valve yang terpasang di silinder head, dan juga ruang dalam
silinder.
5. Saran
a) Sebaikya perlu adanya pegecekan komponen sebelum dan sesudah
pembongkaran., sehingga komponen tidak ada yang hilang.
b) Sebelum dilakukan pembongkaran mahasiswa sebaiknya di tes dengan
diadakan nya pretes sebelum praktikum dilakukan.