LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI-2103)
PENGAMATAN SISTEM PENCERNAAN DAN PARAMETER PENCERNAAN M us musculus musculus Tanggal Praktikum: 18 September 2013 Tanggal Pengumpulan: 11 Oktober 2013
Disusun oleh: Tyas Arum Widayati 10612031 Kelompok 13
Asisten: Stephani Satriyo 10610048
PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini berat badan sering menjadi permasalahan, terutama pada bidang kesehatan. Permasalahan berat badan ini dapat berupa kekurangan ataupun kelebihan berat badan. Menurut Kahn (2012), kekurangan berat badan atau kehilangan berat badan secara abnormal, dapat mengindikasikan seseorang sedang dalam keadaan stres atau sedang mengidap penyakit yang cukup serius. Kelebihan berat badan menurut Azwar
(2004)
merupakan
salah
satu
penyebab
dari
penyakit
kardiovaskuler dan diketahui dari Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1972, 1986, dan 1992, penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit degeneratif yang menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Banyak cara yang digunakan untuk mengatasi permasalahan berat badan, baik secara alami maupun modern. Secara alami, digunakan ekstrak Curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifolia untuk mengatasi masalah ini. Guazuma ulmifolia digunakan sebagai pelangsing tubuh dan Curcuma xanthorrhiza digunakan untuk mengobati penyakit hati dan ginjal (Heyne, 1987 dalam Fitrianingsih, dalam Fitrianingsih, 2011). Perhitungan parameter-parameter efisiensi pencernaan seperti laju konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan dan pencernaan, serta efisiensi absorbsi dapat digunakan untuk mengetahui permasalahan
yang
berkaitan
dengan
sistem
pencernaan,
seperti
kehilangan atau kelebihan berat badan. Penentuan parameter-parameter tersebut penting untuk mengetahui apakah sistem pencernaan bekerja dengan efisien atau tidak sehingga jika terdapat gangguan pada sistem pencernaan dapat diketahui lebih dini.
1.2
Tujuan
Menentukan pengaruh Curcuma xanthorriza dan Guazuma ulmifolia terhadap laju konsumsi, laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, efisiensi pakan dan pencernaan, dan efisiensi absorbsi pada Mus musculus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang mengatur asimilasi nutrisi yang dibutuhkan untuk memperoleh energi serta pertumbuhan. Sistem pencernaan pada vertebrata memiliki berbagai variasi. Keragaman ini disebabkan oleh kebutuhan nutrisi tiap individu yang berbeda-beda dan cara tiap individu untuk mengambil nutrisi yang dibutuhkannya dari lingkungan (Stevens, 2004). Sistem pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi dan proses pencernaan ini juga berperan dalam pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Setelah masuk melalui rongga mulut, makanan masuk ke esofagus dan kemudian terjadi proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim pencernaan (Stevens, 2008). Lambung adalah tempat diferensiasi terbesar antara hewan ruminansia dan nonruminansia. Salah satu hal perbedaan dari sistem pencernan hewan ruminansia dengan nonruminansia adalah esofagusnya. Pada hewan ruminansia, esofagus memungkinkan makanan untuk masuk kembali ke rongga mulut dan difermentasi (Baldwin, 1984). Makanan lalu masuk ke usus halus. Pada usus halus, penyerapan nutrisi dari makanan berlangsung. Nutrisi yang diserap oleh usus halus kemudian disalurkan ke bagian tubuh yang membutuhkan (Parsons, 2008). Setelah melewati usus halus, makanan masuk ke usus besar. Di usus besar, terjadi proses penyerapan air sekitar 90%. Selanjutnya, produk sisa yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dikeluarkan melalui anus (Wolin, 1981).
2.2
Cur cuma xanthorr hiza
Berdasarkan data dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi (2006), Curcuma xanthorrhiza berasal dari genus Curcuma, suku Zingiberaceae, ordo Zingiberales, kelas Monocotyledonae, sub divisi Angiospermae, dan divisi Spermatophyta. Habitusnya berupa semak dengan tinggi ± 1,5 m. Berdasarkan Hembing (2008), bagian rimpang dari Curcuma xanthorrhiza digunakan sebagai obat. Khasiat dari Curcuma xanthorrhiza adalah menurunkan kadar kolestrol yang tinggi, mengatasi gangguan hati dan empedu, radang lambung, gangguan pencernaan, dan gangguan pada saat menstruasi. Rimpang Curcuma xanthorrhiza mengandung kurkumin, pati, protein, serat, glikosida, toluil, metil karbinol, 1-sikloipremirsen, kalium oksalat, serta minyak atsiri yang terdiri dari felandren, kamfer, borneol, turmerol, xantorizol, dan sineol. Rimpang Curcuma xanthorrhiza berbau aromatik tajam, rasanya pahit dan agak pedas, khasiat lainnya adalah antiinflamasi dan minyak atsirinya berfungsi fungistatik terhadap jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. (Dalimartha, 2006). Kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan lemak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar pengeluaran lemak ke usus. Pengolahannya dapat dilakukan dengan merebus 15-30 g rimpang dan diminum air hasil rebusannya (Hembing, 2008).
2.3
Guazuma ul mif olia
Guazuma ulmifolia merupakan tanaman dari genus Guazuma, suku Stercuiiaceae,
ordo
Malvales,
kelas
Dycotiledonae,
sub
divisi
Angiospermae, dan divisi Spermatophyta (Departemen Kesehatan, 2000). Nama umum dari Guazuma ulmifolia adalah Jati Belanda. Habitus dari
tanaman ini adalah pohon dengan tinggi ± 10 m. Daun Guazuma ulmifolia ini berkhasiat untuk menurunkan kolesterol dalam darah dan menurunkan berat badan. Buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk dan diare. Berdasarkan Hembing (2008), tanaman
Guazuma ulmifolia
mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, sterol, tanin, asam fenolat, dan damar. Rasa yang ditimbulkan tanaman ini agak kelat, bau aromatiknya lemah, dapat berfungsi sebagai pengelat (astringent ), dan kandungan taninnya
mengerutkan
selaput
lendir
usus
sehingga
mengurangi
penyerapan lemak dari makanan. Guazuma ulmifolia dapat diolah dengan merebus 15 — 30 g daunnya, kemudian diminum air hasil rebusannya.
2.4
Dosis – Dosis Pendedahan
Menurut Fox (2007), sebelum melakukan pendedahan zat kepada hewan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah pH, sterilitas, sifat kimia dari zat yang digunakan, dosis yang akan diberikan, frekuensi pendedahan, volume yang akan didedahkan, dan jalur pendedahan. Dalam pendedahan, terutama pendedahan zat kepada Mus musculus, terdapat dosis-dosis tertentu yang perlu diperhatikan. Dosis-dosis tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Dosis pendedahan pada Mus musculus
2.5
Parameter – Parameter Terkait Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan, terdapat beberapa parameter yang dapat diukur untuk melihat keadaan sistem pencernaan pada suatu hewan (Sidhar, 2009). Parameter tersebut dapat diukur berdasarkan perhitungan berikut: Consumption Rate (CR) = makanan yang dikonsumsi per hari Relative Consumption Rate = (makanan yang dikonsumsi per hari/
berat hewan rata-rata) x 100% Growth Rate (GR)= Berat tubuh yang didapatkan per harinya Relative Growth Rate = (Berat tubuh yang didapatkan per harinya/ berat tubuh rata-rata} x 100% Food Conversion Efficiency = (Berat tubuh yang didapatkan per harinya/makanan yang dikonsumsi per hari) x 100%
2.6
Kandang Metabolisme
Kandang metabolisme berperan penting dalam perkembangan ilmu gizi. Dengan kandang metabolisme, eksperimen untuk menentukan parameter-parameter
seperti
kebutuhan
nutrisi
hewan,
kemampuan
mencerna nutrisi, ekskresi endogen, keseimbangan mineral dalam tubuh, dan laju ekskresi urin. Prinsip kerja dari kandang metabolisme ini adalah pengambilan data dari jumlah dan frekuensi hasil ekskresi yang dikeluarkan oleh hewan tersebut (Hendriks, 1999). Kandang metabolisme tersusun dari bagian atas dengan atapyang terbuat dari bahan polikarbonat. Pada bagian luar, terdapat tempat pakan yang ukurannya telah disesuaikan agar hewan tidak bersarang di dalamnya. Tempat makan didesain dengan laci agar tidak ada kontaminasi antara urin dengan pakan. Urin yang akan diukur dialirkan pada corong bagian bawah kandang yang di bawahnya terdapat tabung utuk mewadahi urin. Feses hewan dialirkan ke bagian corong lainnya yang dibawahnya sudah tersedia tabung untuk mengumpulkan feses (Tarland, 2007).
BAB III
METODOLOGI 3.1
Alat dan Bahan
Pada pengamatan sistem pencernaan Mus musculus ini, alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Alat dan bahan
Alat
Bahan
1. Kandang metabolisme
1. Mencit ( Mus musculus)
2. Sarung tangan ( glove)
2. Pakan mencit
3. Timbangan digital
3. Akuades
4. Syringe
4. Detergen
5. Jarum gavage
5. Alumunium foil
6. Oven
6. Curcuma xanthorriza
7. Wadah penampung feses
7. Guazuma ulmifolia
8. Gelas penampung urin 9. Gelas kimia
3.2
Cara Kerja
3.2.1
Inisiasi Mus musculus ditimbang dan dicatat berat badannya, kemudian dimasukkan ke dalam kandang metabolisme yang telah disiapkan. Dimasukkan pakan sebanyak 10% dari berat badan Mus musculus ke dalam tempat pakan dan diberikan minum secara ad libitum. Wadah penampung feses dan gelas penampung urin ditimbang dan ditempatkan di bawah saluran feses dan saluran urin.
3.2.1
Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan Selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan, dilakukan penimbangan berat badan Mus musculus setiap hari. Mus musculus dikeluarkan dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat badannya. Setiap hari Mus musculus juga didedah, jarum gavage dipasang pada syringe, lalu dimasukkan zat ke dalam alat gavage. Mus musculus kemudian ditangkap dan diposisikan secara vertikal. Dimasukkan alat gavage ke dalam kerongkongan mencit lalu zat diinjeksi. Alat gavage dikeluarkan lalu dicuci dengan air keran, air sabun, dan akuades secara berturut-turut dan Mus musculus dikembalikan ke kandang. Dilakukan juga penimbangan dan pemberian pakan setiap hari. Tempat pakan dilepas dari kandang metabolisme. Ditimbang pakan yang tersisa, dicatat beratnya, kemudian dibuang. Diberikan kembali pakan baru yang sesuai dengan berat Mus musculus. Tempat makan diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Pemberian minum dilakukan setiap hari. Tempat minum dilepas dari kandang metabolisme dan diisi air secara ad libitum, kemudian diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Selain itu, feses juga ditimbang setiap hari. Wadah penampung feses yang telah diketahui beratnya diambil dari kandang, lalu ditimbang dan dicatat berat fesesnya. Feses yang telah ditimbang dibungkus ke dalam aluminium foil dan disimpan. Wadah penampung feses diletakkan kembali pada kandang metabolisme. Feses lalu dioven selama 24 jam setiap dua hari. Setelah kering, feses ditimbang dan dicatat beratnya. Setiap dua hari dilakukan penimbangan urin. Gelas penampung urin diambil dari kandang, ditimbang, dan dicatat berat
urinnya. Gelas penampung kemudian diletakkan kembali pada kandang metabolisme.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1
Tabel data hasil pengamatan berat badan Mus musculus
Tabel 4.1 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi aquades
Perlakuan 1 = Aquades (Kandang 1-2)
Hari, tanggal
Berat pakan rata-rata per mencit (sebelum ditambah)
Berat pakan ratarata per mencit (setelah ditambah)
Berat mencit ratarata
Berat feses ratarata per mencit
Berat urin rata-rata per mencit
Rabu, 25/9/2013 Kamis, 26/9/2013
1.722
3.2
32.006
0.62
0.142
Jumat, 27/9/2013
0.64
2.948
29.28
0.258
0.212
Sabtu, 28/9/2013
1.53
2.839
28.394
0.18
0.284
Minggu, 29/9/2013
1.416
3.04
27.236
0.12
0.242
Senin, 30/9/2013
1.66
2.566
25.8
0.176
0.224
Selasa, 1/10/2013
1.68
2.955
25.173
0.496
0.208
Rabu, 2/10/2013
0.56
25.925
0.25
0.45
Tabel 4.2 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi Curcuma xanthorrhiza
Perlakuan 2 = Curcumin ( Curcuma xanthorrh iza ) (Kandang 3-4) Berat pakan rata-rata per mencit (sebelum ditambah)
Hari, tanggal
Rabu, 25/9/2013
Berat pakan rata-rata per mencit (setelah ditambah) 3.245
Berat mencit rata-rata
Berat feses ratarata per mencit
Berat urin ratarata per mencit
32.468
Kamis, 26/9/2013
2.267
4.812
32.484
0.5
0.184
Jumat, 27/9/2013
3
4.245
33.475
0.783
0.155
Sabtu, 28/9/2013
1.035
3.665
30.97
0.45
0.61
Minggu, 29/9/2013
1.09
2,613
30.663
0.243
0.443
Senin, 30/9/2013
1.15
4.123
29.775
0.125
0.748
Selasa, 1/10/2013
1.73
2.955
29.728
0.125
0.62
Rabu, 2/10/2013
1.2
28.805
0.2
0.5
Tabel 4.3 Data pengamatan berat badan Mus musculus yang diberi slimming tea (Guzuma ulmifolia)
Perlakuan 3 = Sli mmin g tea (Guazuma ulmif olia ) (Kandang 5-6)
Hari, tanggal
Berat pakan rata-rata per mencit (sebelum ditambah)
Rabu, 25/9/2013
Berat pakan rata-rata per mencit (setelah ditambah) 3.82
Berat mencit ratarata
Berat feses ratarata per mencit
Berat urin ratarata per mencit
38.212
Kamis, 26/9/2013
2.5
3.869
38.682
0.644
0.04
Jumat, 27/9/2013
1.28
3.684
36.856
0.4
0.08
Sabtu, 28/9/2013
0.788
3.485
35.5
0.44
0.16
Minggu, 29/9/2013
1.033
3.363
33.58
0.36
0.25
Senin, 30/9/2013
0.992
3.353
33.525
0.238
0.225
Selasa, 1/10/2013
0.79
3.305
33.295
0.5
0.275
Rabu, 2/10/2013
0.655
32.71
0.225
0.198
4.1.2
Perhitungan parameter pencernaan 1.
Perlakuan I (aquades), tanggal pengamatan 30 September 2013. a) Laju konsumsi (CR)
b) Laju pertumbuhan (GR)
c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)
d) Efisiensi pakan (FE)
e) Efisiensi pencernaan (ED)
f) Efisiensi absorbsi (AE)
2.
Perlakuan II (curcumin), tanggal pengamatan 30 September 2013. a) Laju konsumsi (CR)
b) Laju pertumbuhan (GR)
c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)
d) Efisiensi pakan (FE)
e) Efisiensi pencernaan (ED)
f) Efisiensi absorbsi (AE)
3.
Perlakuan III ( slimming tea), tanggal pengamatan 30 September 2013. a) Laju konsumsi (CR)
b) Laju pertumbuhan (GR)
c) Laju pertumbuhan relatif (RGR)
d) Efisiensi pakan (FE)
e) Efisiensi pencernaan (ED)
f) Efisiensi absorbsi (AE)
Grafik 4.1 Perbandingan Laju Konsumsi
Laju Konsumsi 3 i r 2.5 a h / m 2 a r g ( i s 1.5 m u s n o 1 K u j a L 0.5
Laju Konsumsi
0 1
2
3
Perlakuan
Grafik 4.2 Perbandingan Laju Pertumbuhan
Laju Pertumbuhan 0.0000 ) i r a h-0.2000 / m a r -0.4000 g ( n a h-0.6000 u b m-0.8000 u t r e -1.0000 P u j a -1.2000 L
1
2
3
Laju Pertumbuhan
Perlakuan
Gambar 4.3 Perbandingan Laju Pertumbuhan Relatif
Laju Pertumbuhan Relatif 0 1
2
3
-0.005 ) % ( -0.01 f i t a l e -0.015 R n a h -0.02 u b m u -0.025 t r e P u j -0.03 a L
Laju Pertumbuhan Relatif
-0.035 -0.04
Perlakuan
Gambar 4.4 Perbandingan Efisiensi Pakan
Efisiensi Pakan 0 -10
1
2
) %-20 ( n a k -30 a P i s -40 n e i s i f -50 E
Efisiensi Pakan
-60 -70
3
Perlakuan
Gambar 4.5 Perbandingan Efisiensi Pencernaan
Efisiensi Pencernaan 80 ) 70 % ( n60 a a n r 50 e c 40 n e P i 30 s n e i 20 s i f E 10
Efisiensi Pencernaan
0 1
2
3
Perlakuan
Gambar 4.6 Perbandingan Efisiensi Absorbsi
Efisiensi Absorbsi 0 -20
1
2
) % ( i -40 s b r o -60 s b A i -80 s n e i s i -100 f E
3
Efisiensi Absorbsi
-120 -140
4.2
Perlakuan
Pembahasan
Pada pengamatan kali ini, perlakuan I dijadikan sebagai kontrol. Diperoleh data bahwa perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju konsumsi rata-ratanya adalah 1,19143 gram/hari, pada perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza) 2,02657 gram/hari, dan pada perlakuan III (pemberian slimming
tea) adalah 2,40586 gram/hari. Hal ini menunjukkan bahwa laju konsumsi Mus musculus paling besar adalah dengan pemberian slimming tea. Berdasarkan Suharmiati et al. (2004), slimming tea yang mengandung Guazuma ulmifolia yang salah satu fungsinya adalah menurunkan nafsu makan. Hasil pengamatan ini berbeda dengan literatur. Hal ini dapat disebabkan oleh Mus musculus yang diberi perlakuan III ( slimming tea) melakukan aktivitas lebih banyak dbandingkan Mus musculus pada perlakuan I dan II, sehingga laju konsumsinya lebih besar. Data perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju pertumbuhan rata-ratanya adalah -1,0315 gram/hari, pada perlakuan
II
(pemberian
Curcuma
xanthorrhiza)
-0,52329
gram/hari, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -0.786 gram/hari. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian Curcuma xanthorrhiza memberikan laju pertumbuhan rata-rata yang paling besar. Perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju pertumbuhan relatifnya adalah -0.03389%, pada perlakuan II (pemberian
Curcuma
xanthorrhiza)
-0.01648%,
dan
pada
perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -0.02169%. Laju pertumbuhan relatif paling besar adalah dengan pemberian Curcuma xanthorrhiza. Efisiensi pakan rata-rata pada perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) adalah -65,6285%, pada perlakuan II (pemberian
Curcuma
xanthorrhiza)
-21,2695%,
dan
pada
perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah -27,6313%. Efisiensi pakan paling besar adalah pada pemberian Curcuma xanthorrhiza. Dari beberapa parameter di atas, jika dibandingkan dengan literatur, menurut Hembing (2008), kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk merangsang sel hati untuk
memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan lemak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar pengeluaran lemak ke usus. Dengan hal itu, pemberian zat ini dapat meningkatkan laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan. Efisiensi pencernaan pada perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) adalah 75,7227%, pada perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza) 55,4203%, dan pada perlakuan III
(pemberian slimming
tea)
adalah
74,0454%.
Hal
ini
menunjukkan bahwa efisiensi pencernaan paling besar adalah pada Mus musculus dengan perlakuan I (pemberian akuades). Efisiensi absorbsi pada perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) adalah 129,853%, pada perlakuan II (pemberian Curcuma xanthorrhiza) 36,976%, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea) adalah 31,1415%. Efisiensi absorbsi terbesar adalah pada variabel kontol, yaitu perlakuan I. Data diatas menunjukkan bahwa Curcuma xanthorrhiza dapat berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi dapat disebabkan karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.
BAB V
KESIMPULAN
Pada pengamatan ini, diperoleh bahwa: 1. Laju konsumsi terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian slimming tea 2. Laju pertumbuhan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian Curcuma xanthorrhiza. 3. Laju pertumbuhan relatif terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian Curcuma xanthorrhiza. 4. Efisiensi pakan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian Curcuma xanthorrhiza. 5. Efisiensi pencernaan terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian akuades. 6. Efisiensi absorbsi terbesar dimiliki oleh Mus musculus dengan pemberian akuades. Dapat disimpulkan bahwa Curcuma xanthorrhiza berfungsi dalam peningkatan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak sesuai seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan, dan efisi ensi absorbsi dapat disebabkan karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Lodola, Alberto, Stadler, Jeanne. 2011. Pharmaceutical Toxicology in Practice: A Guide to Non-Clinical Development . New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Stevens, G. Edward, Hume, Ian D.. 2004. Comparative Physiology of the Vertebrate Digestive System. Cambridge: Cambridge University Press Depkes RI (2000) : Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, Jakarta, 85, 125 Kahn, April. 2012. “Unintentional Weight Loss”. http://www.healthline.com/health/weight-loss-unintentional (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 07.28 WIB) Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jild 2. Jakarta: Trubus Agriwidya Hembing W., H.. 2008. Ramuan Herbal Penurun Kolestrol. Jakarta: Niaga Swadaya Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. http://www.warintek.ristek.go.id/ (Diakses pada tanggal 10 Oktober 2013 pukul 10.24 WIB) Fox, J.G. et al .. 2007. Drug Administration. Biomethodology and Surgical Techniques in The Mouse in Biomedical Research Vol.3. 2: 444-454 Hendriks, W. H., Wamberg, S., dan M.F. Tarttelin. 1999. A metabolism cage for quantitative urine collection and accurate measurement of water balance in adult cats ( Felis catus). Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition. 82: 94-105