[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang. Sistem perpipaan dalam suatu bangunan merupakan suatu hal yang mutlak. Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan instalasi gas sangat di perlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan demikian sitem perpipaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam gedung. Oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem perpipaan di laksanakan dan di sesuaikan dengan tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri dengan memperhatikan secara seksama hubungan dengan bagian-bagian konstruksi gedung dan peralatan lainnya yang ada dalam gedung itu sendiri. Dari hal tersebut dapat kita ketahui bahwa sistem perpipaan atau lazim kita sebut dengan istilah “Plumbing’ yang dapat di defenisikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan ketermpilan dalam hal instalasi pipa air bersih, instalasi gas, instalasi alat-alat saniter dan instalasi air kotor. Adapun fungsi-fungsi dari instalasi tersebut, yaitu: 1. Menyediakan air bersih dari suatu tempat ke tempat lain yang di kehendaki dengan tekanan cukup. 2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. 3. Menyediakan gas untuk pemakaian dalam gedung, khususnya untuk pemakaian pipa dapur. Demikian rumitnya jaringan perpipaan dalam gedung, maka di perlukan suatu ketelitian dalam perancangan, pemasangan, dan pelaksanaannya, serta perawatan dari suatu jaringan plumbing dapat membahayakan jiwa manusia. Oleh karena itu di banyak negara telah menetapkan undang-undang peraturan atau pedoman pelaksanaan (code of
1
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
practise), standar dan sebagainya yang menyangkut peralatan instalasi plumbing di Indonesia telah di siapkan suatu pedoman plumbing Indonesia oleh suatu tim yang di bentuk oleh Direktorat Jendral Cipta Karya.
1.2 Syarat – syaratdanJenisPipa Instalasi plumbing tidak lepas dari perpipaan. Banyak jenis-jenis pipa yang di tawarkan di pasaran. Akan tetapi tidak semua jenis di pasaran dapat di gunakan dalam suatu perancangan jaringan pipa. Pipa harus memenuhi suatu persyaratan untuk suatu pemakaian. Adapun syarat-syaratnya secara umum yaitu: 1. Ukuran. Ukuran pipa harus mampu rnengeluarkan debit yang di perlukan dalam hal ini diameter pipa dan tersedia di lapangan. 2. Kwalitas. Dalam hal ini harus mampu menahan gaya dalam dan luar, awet dan tahan lama, serta kedap air. 3. Workabiliti. Dalam hal ini mudah dalam proses pemakainnya.Sehubungan dengan pemakaiannya, pipa dapat di kategorikan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Pipa pembawa ( pipa induk) Pipa ini berfungsi mengeluarkan air dari sember air ke tempat tertentu. Pipa seperti ini biasa di sebut: -
Pipa utama.
-
Pipa jaringan.
-
Pipa instalasi pompa ( pipa galvanis)
2
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Pipa distribusi Pipa pembawa sekunder yang membawa air dan pipa induk ke instalasi plumbing. 3. Pipa plumbing. Jaringan pipa yang ada dalam rumah atau bangunan (pipa instalasi plumbing). Dengan demikian dalam memilih jenis pipa yang akan di gunakan atau di pakai perlu di pertimbangkan faktor-faktor, antara lain sebagai berikut: 1. Ukuran standar yang tersedia di lapangan. 2. Karakteristik jenis pipa. 3. Daya tahan terhadap tekan dan umur pakai. 4. Faktor ekonomis dan pemasangan.
3
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB II DASAR TEORI
2.1 Pengenalan Alat
Mengenal alat-alat dan perkakas serta fungsi-fungsi alat dan cara penggunaannya sangat penting dalam bidang teknik plumbing.Peralatan kerja tangan ( hand tool ) yang di pergunakan dalam kerja pipa dapat di kelompokan sebagai berikut:
1. Alat ukur Meliputi rol meter, mistar baja, siku baja, unting-unting, waterpass, pita ukur, jangka sorong, jangka tusuk, jangka dalam, jangka luar, selang air dan benang.
2. Alat pemberi tanda Meliputi pensil, krayon, kapur tulis, spidol, penggores, penitik.
3. Alat pemotong Meliputi gergaji besi, pemotong pipa, burring reamer, pahat besi, dan kikir.
4. Alat pengulir Meliputi pengulir dalam (tap), pengulir luar ( sney ), dan T-Dies.
4
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
5. Alat penjepit. Meliputi ragum, kunci pipa, kunci inggris, Tang Klem, dan Tang kombinasi.
2.2 Pengenalan Bahan Selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan cara menggunakan peralatan yang aman, seorang pekerja juga harus mengetahui bahan-bahan dalam pekerjaan pipa. Pengetahuan mengenai bahan-bahan yang di pergunakan pada pekerjaan pipa meliputi jenis dan fungsi pipa, alat sambung, katup serta alat saniter. 1. Jenis dan FungsiPipa Jenis pipa yang umum di gunakan adalah pipa galvanis, pipa besi tuang, pipa PVC, dan pipa tembaga. 1.1
Pipa galvanis. Pipa galvanis adalah pipa besi lunak yang di lapisi oleh timah. Pipa ini di lapisi timah untuk menghindari karatan, seperti yang kita ketahui bahwa timah merupakan sesuatu bahan yang mempunyai daya tahan terhadap karat. Apabila kualitas lapisan sempurna, maka pipa galvanis akan tahan terhadap karat hingga kurang lebih sepuluh tahun. Pipa galvanis di produksi dengan berbagai ukuran, baik diameter maupun ketebalan dindingnya, di sesuaikan kegunaannya. Ukuran yang umum di pergunakan dan banyak di pasaran adalah pipa dengan diameter ½″, ¾″, 1½″, 2″, 2½″, 3″, dan 4″ dengan ukuran paling standar adalah 6 ( enam) meter.
1.2
Pipa besi tuang. Pipa besi tuang dalam pekerjaan pipa digunakan untuk instalasi air bersih dan instalasi air kotor, baik dipasang di dalam maupun di luar gedung serta diatas maupun di bawah tanah. Pipa besi tuang di produksi dengan diameter 2″ sampai 15″ dengan panjang 3 meter dan 6 meter. 5
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Keuntungan pipa besi tuang : 1. Terbuat dari bahan yang kuat. 2. Tidak menyerap air 3. Tidak berisik bisa di aliri air Kerugian pipa besi tuang : 1. Bahannya berat 2. Bila kurang hati-hati dalam mengulir dapat menimbulkan retak. 1.3
Pipa tembaga. Pipa tembaga dalam pekerjaan pipa di pakai untuk instalasi air bersih, terutama untuk instalasi pipa air panas, karena tembaga merupakan bahan penghantar panas yang baik, ringan, mudah di sambung dan tahan terhadap karat. Pipa tembaga dibagi atas : 1. Pipa tembaga lunak 2. Pipa tembaga keras Pipa tembaga keras di produksi dalam bentuk batangan dengan panjang 5-6 meter, juga di produksi dalam bentuk rol dengan panjang 5 meter.
1.4
Pipa PVC. Pipa PVC dalam pekerjaan pipa di pergunakan untuk instalasi air bersih dan instalasi air kotor. Pipa PVC di bagi dalam 4 kelas berdasarkan kekuatan tekan yang mampu diterimanya, yaitu : 1. Kelas AW ( VP ) dengan tekanan kerja 10 Kg/cm 2. Kelas AZ dengan tekanan kerja 8 Kg/cm 3. Kelas D ( VU ) dengan tekanan kerja 5 Kg/cm 6
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4. Kelas C untuk saluran kabel listrik. Pipa PVC dengan panjang standar 4 meter sampai 6 meter per batang. Pipa PVC kelas AW ( VP ) dan AZ di pergunakan untuk instalasi air bersih, saluran pembuangan, irigasi, pembuangan dan instalasi ventilasi pada gedung, saluran bahan kimia, dan sprinkler. Pipa PVC kelas AZ dan D ( VU ) di gunakan untuk pembuangan pada bangunan. Pipa PVC kelas C khusus di pergunakan untuk instalasi listrik dan penerangan. Ada beberapa keuntungan dari penggunaan PVC, yaitu : 1. Tidak menghambat aliran air. 2. Anti karat, tahan terhadap zat-zat kimia. 3. Ringan. 4. Tidak mudah terbakar
2. Alat sambung Ukuran panjang standar pipa perbatang umumnya 6 meter. Pada suatu instalasi pipa baik untuk instalasi air bersih maupun instalasi air kotor banyak di jumpai sambungan, belokan, katup ataupun hubungan lainnya. Untuk keperluan tersebut, telah di produksi bermacam-macam alat sambung dari berbagai ukuran maupun jenis bahan yang sesuai dengan pipanya. 2.1
Alat sambung Pipa Galvanis
a. Tee Di pergunakan untuk menyambung tiga buah pipa yang berdiameter sama, dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai ulir di tiga ujungnya.
7
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Reducing Tee Di pergunakan untuk menyambung tiga buah/batang pipa yang mempunyai dua macam ukuran diameter dengan arah tegak lurus. Alat sambung ini mempunyai uliran di ketiga ujungnya.
c. Elbow ( F+F ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter 90’. Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
d. Elbow ( F+M ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’. Alat sambung ini mempunyai uliran yang berada pada masing-masing ujungnya, yaitu uliran dalam dan uliran luar.
8
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
e. Elbow 45’ ( F + F ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 45’ . Alat sambung ini mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
f. Socket Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa lurus dengan ukuran diameter yang sama dan mempunyai ulir di kedua ujungnya.
g. Reducing Socket Di pergunakan menyambung dua pipa lurus dengan ukuran diameter pipa yang berbeda. Alat sambung ini mempunyai ulir di kedua ujungnya
h. Elbow 45’ ( F + M ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’, alat sambung ini mempunyai ulir yang berlainan di kedua ujungnya itu uliran dalam dan uliran luar.
9
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
i. Bend ( F + M ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama dengan sudut 90’, alat sambung ini mempunyai uliran yang berlainan di kedua ujungnya yaitu uliran dalam dan uliran luar.
j. Bend ( F + F ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiamter sama, dengan sudut 90’, yang mempunyai ulir dalam di kedua ujungnya.
10
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
k. Bend 45’ ( F + F ) Di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, dengan sudut 45’ yang mempunyai ulir dalam dan ulir luar dan mempunyai jari-jari panjang.
l. Bend 45’ ( F + M ) Dipergunakan untuk
menyambung dua buah pipa
yang
berdiameter sama dengan sudut 45’ yang mempunyai jari-jari panjang dan dikedua ujungnya mempunyai ulir yang berlainan. Yaitu ulir luar dan ulir dalam.
m. Barrel Union Alat sambung ini di pergunakan untuk menyambung dua buah pipa yang berdiameter sama, terutama pada instalasi tertutup.
11
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
n. Bushis. Di pergunakan dua buah pipa yang berlainan ukuran diameternya sama dengan ulir luar pada posisi luar dan uliran dalam pada posisi dalam.
o. Heksagonal Nipple Alat sambung ini di pergunakan untuk mengencangkan sambungan pipa. Bentuk segi enam di tengah alat ini di pergunakan untuk mengencangkan sambungan dengan menggunakan kunci pipa.
p. Cap Dipergunakan untuk menutup aliran dan alat sambung ini mempunyai ulir
luar.
12
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
q. Plug. Di pergunakan untuk menutup pipa atau alat sambung yang mempunyai ulir dalam.
2.2
Alat sambung Pipa PVC
Alat sambung pipa PVC untuk saluran air minum kelas AW bentuk dan ukurannya sama dengan alat sambung pipa galvanis. 3. Katup Pipa
Katup pipa adalah salah satu bentuk alat sambung pada suatu instalasi pipa air
bersih,ini
berfungsi
untuk
mengontrol
aliran
air
pada
instalasi
tersebut,seperti mengalirkan dan menghentikan aliran air dalam instalasi tersebut serta mengatur arah air.instalasi pada air bersih harus dilengkapi sejumlah katup pipa dan memadai dan ditempatkan pada lokasi ditempat – tempat katup tersebut sering digunakan. Untuk mengontrol aliran air pada instalasi pipa air bersih, pekerja pipa akan memasang bermacam- macam tipe dan ukuran katup, umumnya katup ukuran 2″ kebawah terbuat dari bahan kuningan, sedangkan 2 ½″ keatas terbuat dari bahan besi tuang pada bagian dalamnya terbuat dari kuningan. Ada dua tipe katup yang sering dipergunakan yaitu gatevalve dan stop cock/ globe valve. a. Gate valve Katup jenis ini sangat cocok digunakan pada pipa utama atau pada pompa , yaitu tempat yang sangat diperlukan tekanan air yang tetap.
13
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Apabila katup dibuka, air akan melalui diameter dalam pipa, dalam hal ini pemasangan dapat dilakukan dengan dua arah.
b. Stop cock/Globe valve. Katup jenis ini harus dipasang dengan benar aliran air harus melalui bawah dudukan katup. Tanda panah pada badan katup menunjukkan arah aliran air yang melalui katup tersebut. Sebaliknya pemasangan barrel union terletak sebelum atau sesudah pemasangan katup, hal ini dilakukan apabila ada paerbaikan dapat dengan mudah dikejakan.
4. Saniter
Saniter adalah merupakan alat keperluan manusia yang ada hubungannya dengan kebutuhan air pembuangan, sehingga manusia dapat terjamin kesehatannya. Bahan yang digunakan adalah keramik, besi baja, berbagai plastik, fiber glass, dan bahan tahan karat. Bahan lainnya yang ada sekarang, mulai banyak digunakan untuk bak mandi rendam ( bath tabe ) adlah
14
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
resikpolister yang diperkuat dengan anyaman serat glass, dan yang tergolong mewah yaitu dengan menggunakan marmer kualitas tinggi. Bahan yang dipergunakan untuk samieter harus memenuhi persyaratan, yaitu sebagai berikut ; 1. Tidak menyerap air 2. Tidak berkarat dan tidak mudah aus 3. Mudah dibersihkan 4. Relatif mudah di buat 5. Mudah dipasang. Alat- alat saniter dikelompokkan menjadi empat, yaitu ;
a. Alat saniter badan ( Ablusionary fistueres ). Alat saniter ini digunakan untuk melayani air kotor bekas mandi atau mencuci anggota badan, biasanya ditempatkan dikamar mandi rumah tinggal, kamaar cuci untuk anggota badan , seperti di kantorkantor, industri, sekolah, dan sebagainya. Alat saniter ini dapat berupa antara lain ;
Bak Mandi
Bak cuci tangan
Shower
15
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
b. Alat Saniter Cucian (waste water Fixkture ) Alat seniter ini digunakan untuk air kotor tanpa air yang mengandung
lemak,biasanya,alat
ini
dipasang
ditoko
cuci
pakaian,hotel ,dan tempat kerja.
Alat seniter cucian antara lain,yaitu:
Mesin cuci
Bak cuci pakaian
Bak air minum
c. Alat seniter lemak (greasy water fixture). Alat ini digunakan untuk melayani air kotor yang mengandung lemak.biasanya
alat
seniter
ini
biasa
dipasang
dirumah
makan/restoran.hotel,rumah sakit dan sebagainya. Alat seniter lemak antara lain yaitu : - Tempat cuci piring ( Kitchen sink ) - Mesin cuci piring ( dish washer )
16
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
Tempat cuci piring
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Mesin cuci piring
d. Alat saniter kotoran ( Soil Fixtures ) Alat saniter ini di gunakan untuk melayani kotoran manusia. Biasanya di pasang di kamar mandi rumah tinggal, industri, sekolah dan sebagainya. Alat saniter kotoran ini dapat berupa antara lain adalah :
Kloset duduk
Bidet
Peturasan
Slop sink
17
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB III PRAKTIKUM
3.1 Memotong Pipa Galvanis
A. Tujuan Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan : 1. Dapat mengukur pipa galvanis dengan tepat, serta member tanda dengan jelas. 2. Dapat memotong pipa galvanis dengan gergaji besi atau dengan pemotongan pipa (pipa cutter). 3. Dapat membersihkan bram / bekas pemotongan dengan burring reamer serta meratakan ujung pipa dengan kikir.
B. Instruksi Umum Pemotongan pipa ini di tekankan pada ketegakan pemotongan yang dapat menunjang job selanjutnya, karena ini sangat penting hubungannya dengan pemasangan instalasi pipa. Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara : 1. Dengan memakai pemotong pipa (pipa cutter) 2. Dengan memakai gergaji besi 3. Dengan cara gabungan yaitu antara pipa cutter dan gergaji besi.
C. Keselamatan kerja 1. Fokuskan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang mengganggu kelancaran kerja. 2. Simpan potongan-potongan pipa yang tidak di pakai di tempat yang aman, sebab kalau terinjak bisa tergelincir. 3. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari instruktur. 4. Hati-hatilah bila memotong pipa dengan pemotong pipa, karena mata pemotong pipa mudah patah. 5. Aturlah penempatan peralatan dengan baik dan teratur. 18
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
D.
Alat dan Bahan
1. Alat :
Ragum Pipa
Burring Reamer
Mistar Baja
Kikir
Gergaji Besi
Pemotong pipa
Penggores
2. Bahan NO
URAIAN
UKURAN ( INCHI)
UKURAN (CM)
KETERANGAN
1
Pipa galvanis
Ø ½″
25 cm
1 batang
2
Pipa galvanis
Ø ¾″
25 cm
1 batang
3
Pipa galvanis
Ø 1″
25 cm
1 batang
Gambar Bahan
Pipa Galvanis 19
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
E. Langkah kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Ukur panjang pipa Ø ½″ , Ø ¾″ dan Ø 1″ dengan panjang masingmasing 25 cm. 3. Tandai dengan penggores. 4. Memotong pipa Ø ½″ dengan gergaji besi, pipa ¾″ dengan pipa cutter dan pipa Ø 1″ dengan cara gabungan (gergaji besi dan pipa cutter). 5. Bersihkan bram / serpihan bekas pemotongan dengan burring reamer. 6. Kikirlah permukaan ujung pipa untuk mendapatkan kesikuannya serta agar ukuran panjang pipa tepat. 7. Periksakanlah hasil kerja pada instruktur.
20
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
F. Gambar Hasil Kerja
Pipa galvanis Ø ½”
Pipa galvanis Ø ¾”
Pipa galvanis Ø 1”
21
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini, yaitu : 1) Pemotongan pipa dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
Pemotongan dengan pipa cutter.
.
Pemotongan pipa dengan cara gabungan yaitu pipa cutter
Pemotongan dengan pipa gergaji besi.
dan gergaji besi. 2) Pemotongan pipa dengan cara gabungan adalah pilihan yang terbaik karena menghasilkan ukuran yang tepat dan menghasilkan bram yang sedikit. 2. Saran Adapun saran yang dapat kami berikan, yaitu : 1)
Telitilah pada saat memberikan tanda pada batas pemotongan
pipa, cek kembali apakah pengukuran sudah tepat. 2)
hati-hatilah saat memotong pipa.
3)
Jagalah kebersihan.
22
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3.2 Mengulir Pipa
A. Tujuan. Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan : 1. Dapat menentukan panjang ulir untuk pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″ 2. Dapat mengoperasikan sney langsung dan sney tak langsungdengan baik. 3. Dapat membuat ulir pada pipa Ø ½″, Ø ¾″ dan Ø 1″.
B. Instruksi umum Maksud dari penguliran pipa galvanis untuk menyambung pipa dengan alat sambung (fitting). Penyambungan dilakukan apabila : 1.
Akan memperpanjang pipa lebih dari 6 meter.
2.
Akan membelokkan aliran air.
3.
Akan mencabangkan aliran.
Jadi hal tersebut diatas semuanya memerlukan penyambungan dengan baik. Ini akan terasa sekali apabila hendak memasang instalasi dalam rumah. C. Keselamatan Kerja. 1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkan dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kerja. 2. Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah kerja yang telah di tentukan. 3. Hati-hatilah pada bram yang tajam, terutama pada saat penguliran berlangsung. 4. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai. 5. Pakailah alat pengaman bila diperlukan.
23
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
D. Alat dan bahan. 1. Alat
Ragum pipa
Sney langsung
Penggores
Mistar besi
Sney tidak langsung
meteran
Kuas kecil
2. bahan NO
URAIAN
UKURAN ( INCHI)
PANJANG
KETERANGAN
1
Pipa galvanis
Ø ½″
25 cm
1 batang
2
Pipa galvanis
Ø ¾″
25 cm
1 batang
3
Pipa galvanis
Ø 1″
25 cm
1 batang
24
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar bahan
Pipa Galvanis
E. Langkah kerja. 1. Siapkan alat yang akan di gunakan. 2. Siapkan bahan yang akan di gunakan yaitu pipa yang telah di potong pada job 1. 3. Ukur dan tandai panjang uliran pada masing-masing ujung pipa,yaitu: - Pipa Ø ½″
= 1,5 cm
- Pipa Ø ¾ ″
= 1,7 cm
- Pipa Ø 1″
=2
cm
4. Kikir sedikit permukaan ujung pipa yang akan di ulir agar memudahkan penguliran. 5. Mengulir pipa tersebut dengan panjang uliran yang telah di sebutkan pada poin 3 dengan sney tak langsung.
6. Bersihkan uliran dari bram. 7. Ceklah terlebih dahulu dengan alat sambung.
25
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
8. Kemudian dengan langkah kerja yang sama, mengulir pipa dengan sney langsung, dengan panjang uliran masing-masing.
9. Mencoba dahulu dengan alat sambung. 10. Bersihkan uliran dari bram/serpih bekas penguliran. 11. Setelah megulir dengan pipa, lalu memeriksakan hasil kerja pada instruktur. 12. Rapikan kembali alat yang telah di gunakan.
26
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
F. Gambar Hasil Kerja
Pipa galvanis Ø ½
Pipa galvanis Ø ½
P pipa galvanis Ø 1”
27
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
G. Kesimpulan dan Saran 1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini, yaitu : 1)
Mengulir pipa dapat dilakukan dengn 2 cara yaitu dengan
menggunakan sney langsung dan sney tidak langsung. 2)
2.
Panjang uliran pipa tergantung pada diameternya.
Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan praktikum ini, yaitu : 1)
Telitilah saat mengukur panjang uliran pada masing-masing
ujung pipa. 2)
berhati-hatilah pada saat proses ppenguliran pipa baik itu dengan
sney langsung maupun dengan sney tidak langsung.
28
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3.3 Mengulir Pipa dengan Treading Machine. A. Tujuan Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan : 1. Dapat mengetahui dan memahami bagian-bagian dari Treading Machine. 2. Dapat memotong pipa galvanis dengan treading machine. 3. Dapat membersihkan bram / serpihan dengan Treading Machine. 4. Dapat menyetel pisau ulir pada Treading Machine. 5.Dapat mengulir dengan Treading Machine. B. Instruksi umum Penggunaan Treading Machine memang sangat praktis karena di mulai dari: 1. Pemotongan 2. Membersihkan bram. 3. Mengulir. 4. Membersihkan bram dari hasil penguliran. Semua bisa di lakukan pada mesin ini, dengan jalan menyetel saja. Tetapi menggunakannya tidak dapat dipakai di lapangan, hanya pada bengkelbengkel saja dan hanya untuk ukuran pipa tertantu saja. Apabila ingin membuat atau memasang instalasi di lapangan maka harus merencanakan dulu ukuran pipa dan panjang pipa yang akan di ulir, barulah dapat mengerjakan pipa tersebut. C. Keselamatan Kerja. 1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan. 2. Ikuti petunjuk dari instruktur.
29
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
3. Gunakan rol penyangga (support) , apabila hendak memotong pipa yang panjang. 4. Periksa oli apabila hendak di gunakan. 5. Pada saat proses penguliran, handel tidak boleh dibantu dengan tangan, karena alat ini sudah bekerja secara otomatis. 6. Hati-hati sewaktu menyetel pisau jangan sampai tertukar. D. Alat dan Bahan. 1. Alat
Treading Machine
Rol penyangga
Penggores
Kuas kecil
Meteran
Mistar baja
2. Bahan. NO
URAIAN
UKURAN ( INCHI)
PANJANG
KETERANGAN
1
Pipa galvanis
Ø 1″
25 cm
1 batang
2
Minyak pelumas
-
-
secukupnya
30
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar bahan
Pipa galvanis
Minyak pelumas
E. Langkah Kerja. 1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan di gunakan 2. Membersihkan treading machine dengan kelengkapannya (pasang pisau ulir di T-Dies yang sesuai ukuran pipa yang akan di ulir) dan periksa juga olinya. 3. Masukkan pipa pada lubang pipa dan jepitlah dengan penjepit pipa. Jika pipa terlalu panjang gunakan roll penyangga untuk menahan pipa. Perlu di perhatikan pipa yang menjorok keluar minimal 12 cm dari bagian muka penjepit.
4. Ukurlah panjang pipa dan panjang ulir pipa yang telah ditentukan dengan menggunakan mistar baja dan penggores.
31
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
5.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Mengatur posisi T-Dies pada landasan dan mengatur posisi
ukuran yang ada pada Treading Machine pada posisi 0 cm. 6.
Membuka kunci T-Dies dan mengatur dalam penguliran pertama,
ukuran jangan di tempatkan sekaligus melainkan di lebihkan ± 3 mm, lalu di kunci kembali. 7.
Mulailah penguliran pertama dengan saklar dalam kondisi FOR.
8. Injaklah pedal agar mesin bisa berfungsi/bergerak.
9. Balas putaran dan membersihkan bram dengan merubah saklar. 10.
Mengatur kembali pisau T-Dies dengan posisi pada ukuran
diameter pipa (sejajar dengan garis diameter). 11.
Memulai penguliran yang ke dua dengan saklar pada poisisi FOR
dan menginjak pedal, setelah itu lakukan langkah kerja 9 untuk mengembalikan pada posisi semula. 12.
Melakukan langkah kerja 10 tetapi posisi T-Dies di lebihkan
untuk memperdalam uliran
32
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
13.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Melakukan kembali langkah kerja 9 dan perlu di perhatikan
bahwa panjang uliran harus sesuai dengan ukuran panjang yang telah di tandai tadi dan juga untuk outletoil harus selalu mengarah pada pipa yang diulir (uliran pipa). Serta setiap selesai mengulir atau membalas uliran pedal harus di lepas. 14.
Mencoba memeriksa hasil uliran dengan alat sambungan jika
belum pas silahkan lanjutkan penguliran dan jika sudah pas silahkan akhiri penguliran. 15.
Mengatur posisi pipa cutter pada landasan dan ujung dari
pemotong di tempatkan pada garis pemotong. 16.
Mengatur saklar pada posisi FOR dan menginjak pedal.
17.
Aturlah burring reamer pada landasannya. pembersihan bram dengan
memutarkan
lakukan
handel kearah kebalikan
jarum jam.
33
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
17.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Melakukan pemotongan dengan menggunakan pipa cutter dan
mengatur pemotongan dengan memutar handel pipa cutter secara perlahanlahan sampai pipa tersebut terpotong, Lalu mengarahkan outlet Oil pada pipa.
18.
Melepaskan injakan pedal dan saklar dipindahkan dari posisi
FOR . 19.
Bersihkan peralatan dan periksakan hasil kerja pada instruktor.
34
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
F. Gambar Hasil Kerja.
35
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
G. Kesimpulan dan Saran 1.
Kesimpulan Adapun kesimpulan dan saran yang dapat diperoleh setelah melakukan
praktikum ini, yaitu : 1)
Mengulir, memotong, dan membersihkan bram / serpihan dapat
dengan mudah dilakukan sekaligus pada Treading machine. 2)
Mengulir menggunakan Treading Machine lebih mudah di
bandingkan alat ulir manual. 3)
Hasil uliran menggunakan Treading Machine lebih baik , tetapi
apabila pembersihan
bram pipa terlalu dalam maka akan
mengakibatkan pipa menjadi tipis dan saat penguliran akan mengakibatkan pipa tersebut menjadi rusak / penyot bahkan hancur. 4)
Treading Machine tidak dapat di gunakan di lapangan tetapi
hanya dapat di gunakan di bengkel saja.
2.
Saran Saran yang dapat diberikan yaitu tetaplah berhati-hati saat mengoperasikan alat Treading machineb serta telitilah pada saat pemotongan atau pada saat mengulir pipa agar tepat ukuran serta bagus ulirannya.
36
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3.4 Membuat Instalasi Tertutup
A. Tujuan Setelah melakukan kegiatan/praktikum ini, diharapkan : 1. Dapat menggunakan alat sambung sesuai dengan fungsinya. 2. Dapat membuat instalasi tertutup dengan baik dan benar serta tidak bocor.
B. Instruksi umum. Pemasangan instalasi ini biasanya di pasang di pabrik untuk menyuling seperti penyulingan minyak dari tumbuh-tumbuhan dan lain-lain dan juga pada instalasi air bersih di rumah. Dalam penyambungan, alat sambungan dengan pipa diusahakan tidak ada kebocoran, salah satu cara mencegah hal itu adalah dengan melilitkan call tape atau call haned dan dapat juga dengan tali goni sebelum pemasangan alat sambung. Hal itu perlu di perhatikan karena pemasangan atau penyambungan stop kran dan juga barrel union jangan sampai terbalik karena akan mengakibatkan kebocoran. C. Keselamatan kerja. 1. Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kerja. 2. Bekerjalah sesuai petunjuk dari instruktur dan ikutilah langkah kerja yang telah di tentukan. 3. Hati-hati pada bram yang tajam, terutama pada saat pengulitran berlangsung. 4. Taburkanlah serbuk gergaji pada percikan oli yang berserakan di lantai. 5. Pakailah alat-alat pengaman bila perlu.
37
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
D. Alat dan bahan. 1. Alat
Ragum Pipa
Mistar baja
Burring reamer
Penggores
Sney langsung
kunci pipa
Pemotong pipa
Gergaji besi
kuas kecil
38
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Bahan NO
URAIAN
1
Pipa galvanisØ ½’’
2
PANJANG
KETERANGAN
-
20 cm
2 buah
-
30 cm
4 buah
-
60 cm
2 buah
Alat sambung -
Socket
-
1 buah
-
Elbow
-
2 buah
-
Tee
-
2 buah
-
Burrel union
-
1 buah
3
oli
-
secukupnya
4
Kran
-
1 buah
5
Meteran air
-
1 buah
6
Cell tape
-
secukupnya
Gambar bahan
Pipa Galvanis
Tee
Socket
Elbow
Burrel Union
Oli
39
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
Kran
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Meteran air
E. Langkah kerja. 1. Siapkan pipaØ ½″ serta alat dan bahan lain yang akan digunakan. 2. Memotong pipa sesuai dengan panjang pipa dalam gambar kerja dan sesuai dengan jumlah yang di butuhkan, gunakan penggores dan mistar baja dalam mengukur pipa dan jangan lupa menggunakan oli untuk mempermudah pemotongan. 3.
Kikirlah sedikit permukaan ujung pipa yang akan diulir agar memudahkan dalam penguliran.
4. Bersihkan bram dengan burring reamer atau kikir. 4. Ulir pipa dengan panjang 15 mm dan jangan lupa menggunakan oli untuk mempermudah
penguliran.
5. Sambung lah pipa-pipa tersebut dengan alat sambung tee, elbow, socket. Jangn lupa melilitkan call tape pada masig-masing uliran pipa, lalu pasang alat sambung dan kencangkan dengan kunci pipa. 6. Pasangkanlah barrel union sebagai akhir dari sambungan dan tetap gunakan call tape pada uliran yang belum di lilitkan call tape dan terakhir pasangkanlah stop kran. 7. Cocokanlah dengan gambar kerja 8. setelah itu periksakanlah pada instruktur guna dites kebocorannya dengan test pump. 40
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
F. Gambar Hasil Kerja.
41
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
G. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan kegiatan praktikum ini, yaitu : 1)
Dalam membuat instalasi tertutup khususnya ketika pada saat
menyambung pipa dengan alat sambung harus menggunakan seltip untuk mencegah kebocoran. 2)
Harus menggunakan call tape seperlunya agar meminimalis
dalam penggunaannya.
2. Saran Adapun saran yang dapat diberikan, yaitu pada saat pemasangan stop kran dan barrel union jangan sampai terbalik dan harus hati-hati agar kran tidak patah dan mengakibatkan kebocoran. Kemudian jangan lupa untuk selalu memasang cell tape disetiap penyambungan untuk mencegah kebocoran.
42
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
3.5
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Memasang Bak Cuci Tangan
A.
Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini,diharapkan dapat : 1.
Memasang bak cuci tangan yang dipasang pada dinding tembok dengan benar.
2.
Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pemasangan bak cuci tangan.
B.
Instruksi Umum Bak cuci tangan atau westafel adalah saniter yang temasuk dalam kelompok
alat saniter badan ( ablutionary fixtures ). Kegunaan westafel adalah untuk mencuci anggota badan ( tangan dan muka ). Bak cuci tangan,pada umumnya dipasang pada tembokyang lurus. Dalam hal pemasangannya dapat dilengkapi dengan kabinet/meja yang memungkinkan untuk menyimpan barang-barang dibawahnya. Selain itu, ada juga yang dilengkapi dengan kaki dibawahnya dari bahan yang sama dengan bahan bak tersebut. Bak cuci tangan harus dipasang cukup kuat,rapat dengan tembok dan horizontal atau waterpass. Selain kran air dingin,bak cuci tangan dapat dilengkapi dengan kran air panas, atau kombinasi dari keduanya.
C.
Keselamatan Kerja
1.
Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kerja.
2.
Hati-hati pada waktu mengangkat / membawa atau bekerja dengan menggunakan bak cuci tangan karena mudah pecah bila jatuh atau terbentur alat yang keras.
3.
Bekerjalah sesuai dengan petunjuk dari instruktur serta ikutilah langkah kerja yang telah ditentukan.
43
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
D. Alat dan Bahan 1.
Alat
Rol meter
Burring reamer
Penggores
Waterpass
Kunci inggris
Bor beton
Sney langsung
Ragum pipa
Kunci pipa
Obeng
Gergaji besi
Pahat besi
44
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
2.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Bahan
Pipa galvanis Ø ½’’
Westafel lengkap
Alat sambung
Seal tape
E.
Fisher plastik
Sekrup 1”
Langkah Kerja
1.
Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.
2.
Pelajari gambar kerja.
3.
Angkat dan rapatkan bak cuci tangan pada dinding tembok dan bak cuci tangan tersebut akan dipasang dan aturlah tingginya sesuai dengan ukuran yang terdapat pada gambar kerja.
4.
Tandai dengan pensil pada dinding tembok,baik tinggi maupun as pada dinding tembok.
5.
Ukur dann beri tanda dengan penitik, tempat kedudukan besi penggantung pada dinding tembok
6.
Pasangkan fisher plastik pada dinding tembok yang telah diberi tanda tadi dengan memakai bor tembok.
7.
Pasangkan besi penggantung pada fisher plastik dengan skrup kayu.
8.
Gantungkan bak cuci tangan pada besi penggantung.
9.
Periksa kedudukannya dengan waterpass dan aturlah hingga datar dan rapat pada dinding tembok.
45
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
10.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Pasangkan socket pada bagian bawah kran air yang dipasang pada bak cuci tangan : -
Bagian kran air yang berulir harus dipasangkan seal tape lebih dahulu
11.
Untuk menguatkan kran pergunakanlah kunci inggris.
Ukurlah jarak dari socket sampai pada elbow yang akan dipasang pada pipa pemasukan ( pipa inlet ).
12.
Potong pipa galvanis diameter ½’’ sepanjang jarak dari socket sampai elbow dikurangi panjang barrel union.
13.
Potong pipa tersebut menjadi dua sama panjang kemudian ulirlah pada masing-masing kedua ujungnya.
14.
Sambungkan kedua pipa tersebut,masing-masing pada socket dan elbow pada bagian ujung lainnya pada barrel union. -
Semua bagian/ujung pipa yang berulir harus dipasang seal tape lebih dahulu.
-
Demikian pula halnya pada barrel union harus dipasang seal tape lebih dahulu.
15.
Kencangkan barrel union dengan kunci pipa sehingga kedua pipa tersebut tersambung dengan baik.
16.
Sambungkan trap/pipa anti bau dari bak cuci tangan ke pipa pembuang ( pipa outlet )
17.
Cobalah kerapatan sambungannya dengan mengalirkan air.
18.
Periksalah pada pembimbing instruktur apabila pekerjaaan telah selesai.
46
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
F.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar Hasil Kerja
47
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
G.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Kesimpulan dan Saran 1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini, yaitu : 1)
Bak cuci tangan atau westafel adalah saniter yang temasuk dalam
kelompok alat saniter badan ( ablutionary fixtures ). Kegunaan westafel adalah untuk mencuci anggota badan ( tangan dan muka ). 2)
Bak cuci tangan terbuat dari bahan yang mudah pecah, sehingga
dalam pemasangannya harus dengan hati-hati. 2.
Saran Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini
yaitu agar senantiasa berhati-hati dalam pemasangannya.
48
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
3.6
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Memasang Bak Cuci Piring
A.
Tujuan Setelah melakukan praktikum ini,di harapkan dapat : 1.
Memasang bak cuci piring yanng dipasang pada dinding tembok dengan sempurna.
2.
Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pemasangan bak cuci piring dengan cepat.
B.
Instruksi Umum Bak cuci piring ( sink ) adalah salah satu alat plumbing yang termasuk alat saniter lemak ( greasy water fixtures ). Kegunaannya adalah untuk melayani air bekas yang mengandung lemak,seperti mencuci piring,gelas,panci,dan lain-lain yang berasal dari dapur. Bak cuci piring biasanya dipasang didapur rumah tinggal,hotel,rumah sakit dan lainlain.Ada dua cara pemasangan bak cuci piring yaitu pemasangan terbuka dan pemasangan tertutup. Pemasangan terbuka adalah bak cucipiring di pasang rapat dengan dinding tembok tanpa penutup di bawahnya. Pemasangan tertutup adalah bak cuci piring dipasang rapat atau tidsk rapat pada dinding tembok dan tertutup dibawahnya. Hal ini dimaksudkan untuk tempat menyimpan alat-alat dapur Dalam
pemasangan
bak
cuci
piring
harus
kuat
dan
rata.Sambungan lubang bak cuci piring dengan perangkap air ( trap ) harus baik agar tidak bocor. Untuk pemasangan tertutup sebagai dudukan bak cuci piring ( kabinet ) dapat di pakai miltipleks atau meja beton yang dipasangi ubin keramik. Unntuk pemasangan terbuka sebagai dudukan dipakai besi siku yang dipasang pada dinding tembok.
49
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
C.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Keselamatan Kerja 1.
Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal
yang dapat mengganggu kelancaran kerja. 2.
Hati-hati pada waktu mengangkat/membawa atau memasang
bak cuci piring 3.
Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan
digunakan dalam keadaan baik dan aman.
D.
Alat dan Bahan 1.
Alat
Rol meter
Kunci inggeris
Waterpass
Pensil/spidol
Kunci pipa
Bor tembok
Gergaji besi
Fisher
50
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
2.
Bahan
Pipa galvanis Ø ½’’
Bak cuci piring lengkap
Seal tape
Pipa PVC Ø 1”
Besi siku E.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Alat sambung
Pipa PVC Ø ¾”
Sekrup
Langkah Kerja
1.
Persiapkan semua bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
2.
Pelajari gambar kerja.
3.
Ukurlah tinggi pemasangan bak cuci piring pada dinding tembok dan ukur dari permukaan lanttai sesuai dengan ukuran gambar kerja.
4.
Tandai dengan pensil pada dinding tembok batas atas dan batas bawah bak cuci piring.
5.
Malkan besi siku yang akan digunakan sebagai dudukan padda dinding tembok sampai batas bawah yang ditandai.
51
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
6.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Tandai dengan pensil pada dinding tembok yang akan di bor, pastikan permukaan besi siku datar ( waterpas ) dan tegak terhadap dinding tembok.
7.
Buatlah lubang untuk pemasangan fisher dan pipa pembuang
8.
Pasang besi siku ( dudukan ) pada dinding tembok dan perkuatlah dengan skrup.
9.
Pasang bak cuci piring di atas siku dan periksa permukaannya dengan waterpass dan perkuat dengan skrup.
10.
Pasang perangkat air ( trap ) tepat dibawah kedudukan lubang pembuang dan hubungkan trap pada dinding pembuang.
11.
Hubungkan dengan sumber air ( air panas /air dingin ) pada kran air.
12.
Cobalah periksa kebocoran sambungan dengan jalanmengalirkan air dari kran.
13.
Periksakan pada instruktur apabila pekerjaan telah selesai.
52
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
F.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar Hasil Kerja
53
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
G.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Kesimpulan dan Saran 1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum ini, yaitu : 1)
Bak cuci piring ( sink ) adalah salah satu alat plumbing yang
termasuk alat saniter lemak ( greasy water fixtures ). Kegunaannya adalah untuk melayani air bekas yang mengandung lemak,seperti mencuci piring,gelas,panci,dan lain-lain yang berasal dari dapur. 2)
Ada dua cara pemasangan bak cuci piring yaitu pemasangan
terbuka dan pemasangan tertutup.
2.
Saran Adapun saran yang dapat diberikan yaitu berhati-hatilah saat pemasangan
bak cuci piring terutama pada saat peletakannya serta pastikan sambungannya terpasang dengan baik agar tidak terjadi kebocoran.
54
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
3.7
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Memasang Kloset Duduk A.
Tujuan Setelah melakukan kegiatan praktikum,diharapkan dapat : 1.
Memasang kloset duduk yang dipasang diatas lantai dengan benar.
2.
Mampu menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pemasangan kloset duduk.
B.
Instruktur Umum Kloset duduk adalah salah satu alat plumbing yang termasuk dalam kelompok alat saniter ( soil fixture ) dan digunakan untuk tempat buang air besar / ktoran manusia. Kloset duduk terbagi beberapa golongan menurut konstruksinya : -
Tipe Wash Out
Adalah suatu tipe kloset yang kotoran tidakjatuh kedalam air yang merupakan sekat,melainkan pada permukaan penampung yang agak luas dan sedikit
berair,
sehingga
pada
waktu
pengelontoraan
sering
tidak
diperbolehkan digunakan di Indonesia. -
Tipe Wash Down
Adalah tipe kloset yang kotoran langsung atau tidak langsung kedalam air sekat,sehinngga bau yang ditimbulkan akibat sisa kotoran berkurang bila dibandingkan dengan wash out. -
Tipe Sifon
Bila dibandingkan dengan tipe wash out ,tipe ini mempunyai konstruksi jalannya air buangan lebih rumit untuk sedikit menunda aliran air buangan tersebut,sehingga timbulefek sifon. Jumlah air yang di tahan dalam mangkuk sebagai sekat,lebih banyak. Selain itu, permukaan airnya lebih tinggi dibandingkan dengan wash down. Oleh karenaitu,bau yang ditimbulkan lebih berkurang lagi pada tipe ini. -
Tipe sifon Jet
Tipe ini dibuat agar menimbulkan efek sifon yang lebih kuat, dengan memancarkan air dalam sekat melalui suatu obang kecil searah aliran air
55
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
buangan. Bila tipe ini dibandingkan dengan tipe sifon ,tipe sifon jet akan menggunakan air penggelontor lebih banyak. Cara penggelontoran kloset duduk ada dua macam,yaitu dengan katup gelontor dan dengan tangki gelontor.
C.
Keselamatan Kerja 1.
Pusatkan perhatian pada pekerjaan dan bersihkanlah dari hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran kerja.
2.
Hati-hati pada waktu mengangkat/membawa atau memasang kloset duduk karena mudah pecah jika terbentur benda keras.
3.
Sebelum bekerja periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam keadaan baik dan aman.
D.
Alat dan Bahan 1. Alat
Rol meter
Pensil
penggores
Waterpass
Kunci Inggeris
Bor beton
56
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
2.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Bahan
Fisher plastik Fisher Plastik
Kloset duduk
Seal tape
Skrup kuningan
E.
Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Pelajari gambar kerja 3. Ukurlah jarak kedudukan kloset duduk ( diukur dari tangki gelontor ) dari dinding ke garis tengah lubang pembuangan ( outlet ). 4. Malkan kloset duduk tersebut dengan memperhatikan jarak diatas,tepat pada titik tengah lubang pembuang. 5. Berilah tanda pada lantai persis dibawah lubang skrup kloset duduk untuk pemasangan fisher. 6. Buatlah lubang fisher pada lantai yang telah diberi tanda 7. Pasanglah adaptor pada pipa pembuang. 8. Pasang kloset duduk dengan keduuduukkan tegak mendatar 9. Kuatkan kloset duduk dengan skrup kuningan. 10. Pasang tangki pengelontornpada kloset duduk. 11. Hubungkan smber air ke tangki pengelontor,
57
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
12. Cobalah dengan mengisi tangki penggelontor dan tekan tombol tangki penggelontor 13. Periksa hasil
praktikumm pada pembimbing apabila pekerjaan telah
selesai.
58
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
F.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Gambar Hasil Kerja
59
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
G.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Kesimpulan dan Saran 1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini, yaitu : 1)
Kloset duduk adalah salah satu alat plumbing yang termasuk
dalam kelompok alat saniter ( soil fixture ) dan digunakan untuk tempat buang air besar / ktoran manusia. 2)
pelampung pada bagian dalam bak air kloset duduk berfingsi
sebagai pengontrol air. Pipa tekan yang ada pada shower berfungsi sebagai penghubung dengan sistem instalasi air. 2.
Saran Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini
yaitu pemasangan kloset duduk harus dilakukan dengan hati-hati karena sangat sensitif terhadap kerusakan.
60
[LAPORAN PRAKTIKUM PIPA]
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan Setelah melakukan praktikum kerja pipa, dapat kami simpulkan bahwa praktek kerja pipa merupakan tempat dimana kita belajar mengolah atau mengontrol air bersih.Tentu hal ini merupakan suatu hal yang penting. Suatu praktek akan berjalan dengan baik serta menghasilkan sesuatu yang produktif ketika kita dalam praktek memperhatikan keselamatan kerja, instruksi umum serta menerapkan langkah kerjanya dengan baik.
4.2
Saran Saran yang dapat kami berikan yaitu hendaknya kita benar-benar mempelajari syarat-syarat pipa serta hal-hal yang berkaitan dengan kerja pipa, agar kita juga bisa mengaplikasikannya ketika sudah dilapangan. Kemudian hendaklah selalu mengutamakan keselamatan kerja.Diharapkanagar parapembimbingtetapmemberarahanselamapraktekberjalan, begitupun agar mahasiswabekerjasamadenganbaikselamamelaksanakanpraktek.
61