vi
1
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Disusun oleh:
Kelompok XI
Agung Karuniawan PT/05984
Anisa Rosleina PT/06040
Robith Rifki PT/06055
Luthfi Mufidah Herlina PT/06103
Pitrianto Meri Utomo PT/06145
Rendi Krisna Putra R PT/06187
Asisten Pendamping : Denis Febta Dianingratri
LABORATORIUM KOMUNIKASI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
BAGIAN SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan ini disusun untuk memenuhi syarat dalam mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah disahkan oleh dosen pengampu dan asisten pendamping Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.
Yogyakarta, November 2014
Mengetahui
Dosen Pengampu
Endang Sulastri, S.Pt.,MA.,Ph.D.
NIP.196509171991031001
Asisten Pendamping
Denis Febta Dianingratri
NIM. 11/317686/PT/06161
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan praktikum dan laporan Manajemen Agrobisinis yang merupakan rangkaian dari mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
Prof. Dr. Ir. Ali Agus., DAA., DEA., selaku Dekan Fakultas Peternakan Uiversitas Gadjah Mada.
Ir. F. Trisakti Haryadi, M.Si., Ph.D, Budi Guntoro S.Pt., M.Sc., Ph.D, Endang Sulastri, S.Pt., MA., Ph.D, dan Siti Andarwati S.Pt., MP selaku dosen mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan.
Asisten Laboratorium Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat yang telah membimbing selama praktikum sampai terselesaikannya laporan.
Semua pihak yang telah membantu terlaksanakannya laporan ini.
Kami sadar bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami selalu menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita serta dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Yogyakarta, November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vi
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
Latar Belakang ................................................................................ 1
Tujuan.............................................................................................. 3
Metode............................................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5
Pengembangan Program Penyuluhan............................................. 5
Perubahan Sikap sebagai Asas Pengembangan Program.............. 6
Metode dan Teknik Penyuluhan...................................................... 8
Model Perencanaan Program dan Evaluasi Penyuluhan............. ... 9
BAB III. PERENCANAAN DAN EVALUASI PENYULUHAN .................. 12
Pengumpulan Fakta ........................................................................ 12
Analisis Kebutuhan Sasaran............................................................ 13
Penyusunan Program Penyuluhan.................................................. 14
Alat Bantu yang Digunakan............................................................. 16
Pelaksanaan Penyuluhan................................................................ 17
Evaluasi Penyuluhan....................................................................... 17
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 22
Kesimpulan...................................................................................... 22
Saran............................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 23
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penyusunan program penyuluhan di kelompok ternak Ngudi ..... 15
Mulyo
Tabel 2.Distribusi persentase jawaban responden terhadap setiap….. 17 pertanyaan di kuesioner
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar keadaan di peternakan Ngudi Mulyo Bantul ........... 23
Lampiran 2. Tabulasi Kuisioner ………. .................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peternakan merupakan salah satu sektor yang dapat mendukung ketahanan pangan. Konsep pengembangan agribisnis peternakan merupakan salah satu cara mengembangkan sektor peternakan yang sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengembangan agribisnis peternakan ini harus didukung data dan informasi yang akurat, sehingga dapat menghasilkan perencanaan pengembangan di sektor peternakan yang tepat sasaran. Pengembangan sub sektor peternakan tidak hanya membutuhkan identifikasi posisinya semata. Lebih jauh lagi setelah dilakukan klasifikasi kemudian diperlukan perumusan strategi pengembangan subsektor peternakan sehingga diperoleh alternatif strategi pengembangan. Strategi tersebut dapat dimulai dengan adanya penyuluhan kepada pelaku peternakan (peternak).
Penyuluhan (extension) merupakan suatu istilah yang telah dikenal dan diterima dengan baik oleh mereka yang berkarya di organisasi dan pelayanan penyuluhan, namun pengertian penyuluhan itu sendiri sering belum diketahui dan dipahami secara luas. Istilah penyuluhan (extension) mulai dikenal di Amerika Serikat dalam upaya membantu petani melalui proses pendidikan non formal. Maka dapat dikatakan pendidikan penyuluhan adalah suatu ilmu perilaku yang mengacu pada proses pendidikan persuasif yang berkelanjutan dengan tujuan memengaruhi komponen-komponen perilaku manusia ke arah yang diinginkan melalui konfiksi, komunikasi, dan difusi menggunakan metode, prinsip dan filosofi yang melibatkan baik sistem sasaran maupun sistem agen pembaharu dalam proses belajar (Stufflebeam dan Shinkfield, 2005).
Sistem penyuluhan yang sedang ditata kembali dan direvitalisasi kembali diarahkan kepada terwujudnya sistem penyuluhan yang profesional, dinamis dan efisien dengan beberapa karakteristik sistem penyuluhan yang ingin dicapai yaitu sistem yang digerakkan oleh kepemimpinan petani dan bertumpu pada kekuatan kerjasama serta bertumpu pada otonomi daerah. Selain itu juga adanya keterpaduan program berwawasan agribisnis dan kelestarian lingkungan. Ada beberapa filosofi penting yang digunakan dalam pendidikan penyuluhan yaitu pentingnya individu, melalui proses mendidik, prosesnya demokratis, bekerja bersama, dan terus menerus.
Tujuan penyuluhan adalah terwujudnya perubahan perilaku melalui proses pendidikan. Esensi dari perubahan perilaku adalah hasil dari interaksi dua komponen kekuatan yakni pendukung perubahan dan penghambat perubahan. Pengaruh interaksi dari dua kekuatan tersebut membentuk dan mengontrol karakteristik perubahan yang diklasifikasikan sebagai pasif, dinamis, dan semi dinamis. Beberapa hal yang menjadi gambaran penyuluhan antara lain kegiatan yang diwali praktek kemudian dihubungkan secara teori atau pemahaman dasar, kurikulumnya fleksibel tergantung pada kebutuhan sasaran, sasarannya bersifat heterogen dan memiliki tujuan yang bervariasi, dan pengajarannya bersifat horizontal dan berorientasi pada masalah atau kebutuhan sasaran.
Berdasarkan kunjungan ke kelompok ternak, didapatlkan bahwa kelompok ternak Ngudi Mulyo merupakan kelompok ternak yang bergerak di bidang peternakan bebek. Kelompok ternak Ngudi Mulyo didirikan pada tanggal 17 Agustus 2000. Latar belakang didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu sebagai wadah peternak untuk mengembangkan usaha di bidang peternakan bebek yang didampingi oleh dinas terkait di kabupaten Bantul. Bagi sebagian besar anggota kelompok Ngudi Mulyo memandang bahwa peternakan bebek merupakan pekerjaan sampingan selain menjadi petani. Hal tersebut dikarenakan peternakan merupakan pekerjaan pengisi waktu luang yang mana ketika selesai panen di sawah maka petani beralih ke beternak bebek. Selain itu bagi sebagian besar anggota kelompok, beternak bebek bersifat temporer atau tidak berkelanjutan karena di dalam memelihara bebek peternak masih mengandalkan iklim seperti cuaca, lingkungan yang mendukung seperti ketersediaan air dan lain-lain. Jika hal tersebut diabaikan, maka peternak akan mengalami kerugian yang diakibatkan banyaknya ternak mati akibat serangan pengakit. Hal tersebut merupakan masalah utama di kelompok ternak Ngudi Mulyo. Permasalahan lain yang dikeluhkan peternak yaitu harga pakan yang tinggi, pemasaran yang masih terbatas dan produktivitas masih rendah karena adanya ketergantungan terhadap iklim. Oleh karena itu, agar para peternak dapat mengembangkan usahanya secara maksimal perlu adanya inovasi dan pengetahuan mengenai teknologi dengan upaya diadakannya penyuluhan guna membantu dalam penyampaian informasi kepada peternak.
Tujuan
Tujuan dilakukan kegiatan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan yaitu mahasiswa dapat membuat dan melaksanakan kegiatan penyuluhan berpedoman pada prinsip-prinsip penyuluhan dan kaidah ilmiah dengan menerapkan metode dan teknik komunikasi yang efektif dan efisien, memberikan pengalaman belajar kepang prakte penyuluhan dan mahasiswa tentang prektek penyuluhan dan komunikasi pertanian, dan memperoleh pengayakan pengalaman belajar tentang penyuluhan dan komunikasi peternakan diluar perkuliahan.
Metode
Metode yang digunakan pada kegiatan praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan berdasarkan teknik komunikasinya yaitu menggunakan metode komunikasi secara langsung kepada peternak dengan cara menggelar pertemuan kemudian dilakukan pemaparan materi dan tanya jawab. Berdasarkan jumlah sasarannya metode yang digunakan dalam praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan yaitu dengan metode pendekatan secara kelompok kepada kelompok peternak Ngudi Mulyo. Berdasarkan indera penerima metode yang digunakan dalam praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan yaitu dengan metode yang diterima oleh indera penglihatan berupa pemutaran slide, poster dan leaflet, sedangkan metode yang diterima oleh indera pendengaran yaitu berupa pemutaran video.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Program Penyuluhan
Penyuluhan Pertanian adalah suatu sistem pendidikan nonformil di luar sekolah bagi para petani dan keluarganya agar terjadi perubahan perilaku yang lebih rasional dengan belajar sambil berbuat (learning by doing) sampai mereka tahu mau dan mampu berswakarsa untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan guna terus memajukan usaha tani dan menaikan sejumlah mutu, macam serta jenis dan nilai produksi sehingga tercapai suatu kenaikan pendapatan yang lebih bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga dan kesejahteraan masyarakat (Mardikanto, 2009). Kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman seperti, penyebarluasan (informasi), penerangan atau penjelasan, pendidikan non formal (luar-sekolah), perubahan perilaku, rekayasa sosial, pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku individu, nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan, dll), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), penguatan komunitas (community strengthening) (Arip, 2009).
Van Den Ban dan Hawkins (2008) menyatakan bahwa konsep dasar penyuluhan pertanian adalah suatu bentuk pengaruh sosial yang disadari. Komunikasi yang disengaja melalui informasi adalah untuk membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang benar serta mengubah perilaku petani menjadi lebih baik. Pembangunan pertanian terutama dalam subsektor peternakan yang diterapkan diera orde baru cenderung sangat sentralistik dan terfokus hanya untuk memajukan produksi beras. Selain itu politik pertaniandan peternakan saat itu cenderung menganggap petani sebagai obyek pembangunan dan bersifat Top Down. Revolusi hijau telah berhasil pada produktivitasnya akan tetapi memiliki eksternalitas negatif, erosi tanah yang berat, punahnya keanekaragaman hayati, pencemaran air, bahaya residu bahan kimia dan hasil-hasil pertanian dan peternakan. Pemahaman tentang pembangunan bidang pertanian dan peternakan seharusnya dikembangkan atas dasar paradigma bahwa secara holistik pertanian merupakan suatu sistem sosial-kultural-teknis untuk menghasilkan dan memanfaatkan biomassa secara berkesinambungan dan berkelanjutan (Arifin, 2009).
Pada awalnya, semua pembangunan pertanian dan pedesaan diatur oleh pemerintah pusat. Rembug desa hanyalah formalitas dan masyarakat desa kurang dilibatkan dalam proses awal perencanaa, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Semua serba seragam tetapi tidak ada dinamika demokrasi yang menumbuhkan partisipasi, kemandirian dan rasa memiliki, namun seiring berjalanannya waktu maka diterapkannya model peyuluhan baru yang disebut dengan Bottom Up (Penyuluhan Partisipatif). Penyuluhan partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan (Mardikanto, 2009).
Perubahan Sikap Sebagai Asas Pengembangan Program
Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengubah perilaku (behavior) petani dan anggota keluarganya yaitu mengubah pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilani ini akan merupakan "pintu gerbang" terjadinya penghayatan (Characterization, habitually) dan penerapan (adopsi) dari inovasi (pembaharuan) pertanian yang disuluhkan atau yang menjadi misinya. Tanpa terjadi perubahan perilaku ini tidak akan terjadi proses penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan anggota keluarganya. Adapun misi atau pesan penyuluh pertanian adalah bertani lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better living) dan membentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera (better community) (Padmowiharjo, 2001).
Secara umum, peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai sasaran penyuluhan itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Akan tetapi, dalam pengembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi menyampaikan iinovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan. Sebab, hanya dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi seperti itulah ia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik (Mardikanto, 2009).
Penyuluhan merupakan proses perubahan perilaku manusia (petani) yang dilakukan melalui suatu sistem pendidikan. Dengan demikian, efektivitas atau keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan dapat diukur dari seberapa jauh telah terjadi perubahan perilaku (petani) Penerima manfaatnya, baik yang menyangkut: pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya. Yang kesemuanya itu dapat diamati pada (1) Perubahan-perubahan pelaksanaan kegiatan bertani yang menca-kup macam dan jumlah sarana atau teknik bertaninya, (2) Perubahan-perubahan tingkat produktivitas dan pendapatannya dan (3) Perubahan dalam pengelolaan usaha (perorangan, kelompok, koperasi), serta pengelolaan pendapatan yang diper-oleh dari usahataninya. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian merupakan satu-satunya penyebab terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi. Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan salah satu diantara sekian banyak variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan peru-bahan-perubahan yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian. Artinya, penyuluhan yang baik tidak selalu menjamin tercapainya tujuan pembangunan, dan kegagalan pembangunan pertanian tidak selalu hanya disebabkan karena buruknya pelaksanaan penyuluhan pertanian.
Metode dan Teknik Penyuluhan
Metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncakan. Setiap orang "belajar" lebih banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya. Ibrahim, et. al. (2003) menggolonggakan metode penyluhan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat di capai, yaitu (1) Metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh berhub ungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan. (2) Metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan denga sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. (3) Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa).
Sedangkan Salikin (2003) menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indera penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu (1) Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung bertatap muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal, demonstrasi, dan (2) Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak secara langsung dilakukan oleh penyuluh tetapi melalui perantara atau media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak. Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indera penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide dan Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
Metode dan teknik penyuluhan dikatakan tepat apabila terjadi perubahan perilaku penerima manfaat, yaitu berupa perubahan ekonomi, sosial politik maupun lingkungan fisik penerima manfaat seperti kenaikan produksi dan pendapatan, perbaikan dan efektivitas kelembagaan, perbaikan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, kepastian hukum, perbaikan indeks mutu hidup, meningkatnya kemandirian, dan lain-lain (Mardikanto, 2009).
Model Perencanaan Program dan Evaluasi Penyuluhan
Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Program penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan. Program Penyuluhan Pertanian disusun dengan memperhatikan keterpaduan dan kesinergian program penyuluhan pada setiap tingkatan. keterpaduan mengandung maksud bahwa program penyuluhan pertanian disusun dengan memperhatikan program pertanian penyuluhan tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota tingkat propinsi dan tingkat nasional, dengan berdasarkan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. sedangkan yang dimaksud dengan kesinergian yaitu bahwa program penyuluhan pertanian pada tiap tingkatan mempunyai hubungan yang bersifat saling mendukung. Dengan demikian semua program penyuluhan pertanian selaras dan tidak bertentangan antara program penyuluhan pertanian dalam berbagai tingkatan (Stufflebeam dan Shinkfield, 2005).
Ada banyak model perencanaan yang dikembangkan oleh para ahli, yakni Model Leagans (1955), Model Federal Extension Service (1956), Mode KOK (1962), Model Kelsey dan Hearne (1963), Model Raudabaugh (1967) dan Model Pesson (1966). Model Pesson inilah yang banyak digunakan dalam perencanaan program penyuluhan yang didalamnya ada delapan tahap proses perumusan program penyuluhan yang dikemukakan, yaitu: (a) pengumpulan data, (b) analisis keadaan, (c) identifikasi masalah, (d) perumusan tujuan, (e) penyusunan rencana kegiatan, (f) pelaksanaan rencana kegiatan, (g) menentukan kemajuan kegiatan, dan (h) rekonsiderasi.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang penting, namun sering dikesampingkan dan konotasinya negatif, karena dianggap mencari kesalahan, kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan penyuluhan pertanian. Manfaat dari hasil evaluasi penyuluhan antara lain: menentukan tingkat perubahan perilaku petani, untuk perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian dan untuk penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Pelaporan hasil kegiatan penyuluhan pertanian sangat penting sebagai penyampaian informasi, sebagai bahan pengambilan keputusan atau kebijakan oleh pimpinan atau penanggung jawab kegiatan, pertanggungjawaban, pengawasan dan perbaikan perencanaan berikutnya (Isaac dan Michael ,2004).
Evaluasi terdisi atas beberapa jenis diantaranya (1) Evaluasi Penyuluhan Pertanian, merupakan alat untuk mengambil keputusan dan menyusun pertimbangan-pertimbangan. Dari hasil evaluasi penyuluhan pertanian dapat diketahui yaitu adanya perubahan perilaku petani, hambatan yang dihadapi petani, efektivitas program penyuluhan pertanian serta seberapa jauh pemahaman masalah dan penyempurnaan kegiatan. (2) Evaluasi Program Penyuluhan, setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi dan dimulai dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat kembali apakah suatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang diharapkan. Dan (3) Evaluasi Hasil Penyuluhan Pertanian (Mardikanto, 2009).
BAB III
PERENCANAAN DAN EVALUASI PENYULUHAN
Pengumpulan Fakta
Pengumpulan fakta yang dilakukan yaitu dengan cara mewawancarai secara langsung peternak dan berdiskusi secara terbuka mengenai kondisi kelompok ternak Ngudi Mulyo. Kelompok ternak Ngudi Mulyo merupakan kelompok ternak yang bergerak di bidang peternakan bebek. Kelompok ternak Ngudi Mulyo didirikan pada tanggal 17 Agustus 2000. Latar belakang didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu sebagai wadah peternak untuk mengembangkan usaha di bidang peternakan bebek yang didampingi oleh dinas terkait di kabupaten Bantul. Tujuan utama didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Awal mula didirikannya kelompok ternak Ngudi Mulyo jumlah anggota yang bergabung sebanyak 40 anggota kelompok ternak, yang mana 1 anggota kelompok memelihara 50 sampai 100 ekor bebek. Seiring berjalannya waktu minat warga terhadap keikutsertaan pada kelompok ternak Ngudi Mulyo mulai bertambah menjadi 45. Berdasarkan sistem administrasinya, kelompok ternak Ngudi Mulyo melakukan pembagian tugas terhadap masing masing anggota kelompok. Sistem administrasi tersebut meliputi kesekretariatan dan keuangan. Adapun untuk pembagian kepengurusan organisasi yaitu sebagai ketua, sekretaris, bendahara, bagian pemasaran dan distribusi.
Diskusi yang dilakukan meliputi kondisi kelompok ternak dan ternak berdasarkan sosial, ekonomi dan teknologi. Selain berdiskusi dengan peternak hal lain yang dilakukan untuk mengumpulkan fakta yaitu dengan mengunjungi secara langsung lokasi peternakan bebek Ngudi Mulyo yang berlokasi di Bantul. Hasil diskusi dan pengamatan yang dilakukan di kelompok ternak Ngudi Mulyo secara singkat dapat dijelaskan bahwa berdasarkan pengamatan sosial dengan adanya kelompok ternak Ngudi Mulyo dapat memberi dampak yang positif bagi peternak yang sebagian besar peternak berprofesi sebagai petani terutama dalam hal interaksi terhadap sesama peternak, memperoleh pengalaman dalam beternak bebek serta menambah relasi sehingga dapat dimanfaatkan untuk proses pemasaran produk. Berdasarkan segi ekomoni adanya kelompok ternak Ngudi Mulyo dapat meningkatkan pendapatan bagi peternak. Berdasarkan pengamatan dari segi teknologi yaitu adanya sistem integrasi antara peternakan dan perikanan dengan adanya kolam lele. Selain itu, faktor terpenting dalam pemeliharaan ternak yaitu manajemen pakan. Manajemen pakan yang diterapkan oleh kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu dengan memberikan ransum sebanyak 2 kali sehari dengan ransum yang diracik oleh peternak sendiri. Manajemen lain dalam pemeliharaan ternak yaitu penanganan terhadap ternak yang mati. Kelompok ternak Ngudi Mulyo menerapkan penanganan pada ternak yang mati dengan cara dikubur atau dibakar dengan tujuan bangkai tersebut tidak akan menulari ternak yang lain akibat penyakit yang dibawanya.
Analisis Kebutuhan Sasaran
Berdasarkan hasil pengumpulan fakta, analisis kebutuhan terhadap kelompok ternak Ngudi Mulyo diperoleh bahwa bagi sebagian besar anggota kelompok Ngudi Mulyo memandang bahwa peternakan bebek merupakan pekerjaan sampingan selain menjadi petani. Hal tersebut dikarenakan peternakan merupakan pekerjaan pengisi waktu luang yang mana ketika selesai panen di sawah maka petani beralih ke beternak bebek. Selain itu bagi sebagian besar anggota kelompok, beternak bebek bersifat temporer atau tidak berkelanjutan karena di dalam memelihara bebek peternak masih mengandalkan iklim seperti cuaca, lingkungan yang mendukung seperti ketersediaan air dan lain-lain. Jika hal tersebut diabaikan, maka peternak akan mengalami kerugian yang mengakibatkan banyaknya ternak mati akibat serangan pengakit. Hal tersebut merupakan masalah utama di kelompok ternak Ngudi Mulyo. Permasalahan lain yang dikeluhkan peternak yaitu harga pakan yang tinggi, pemasaran yang masih terbatas dan produktivitas masih rendah karena adanya ketergantungan terhadap iklim. Oleh karena itu, kelompok 11 mengambil tema penyuluhan mengenai biosecurity di dalam memelihara ternak unggas terutama ternak bebek sehingga diharapkan peternak bisa beternak bebek tanpa bergantung pada faktor iklim.
Penyusunan Program Penyuluhan
Penyusunan program penyuluhan yang direncanakan dalam membantu melaksanakan program penyuluhan yaitu dengan mengunjungi kelompok ternak yang akan dijadikan sasaran penyuluhan, sehingga materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan kelompok ternak. Kunjungan penyuluh ke kelompok ternak yaitu untuk melihat secara langsung keadaan peternakan yang ada di kelompok ternak Ngudi Mulyo, survei kepada peternak mengenai keluhan dan pencapaian yang ingin dicapai di kelompok ternak Ngudi Mulyo sehingga penyuluh dapat menyimpulkan materi apa yang dibutuhkan dalam penyuluhan. Beberapa permasalahan telah didapat dalam wawancara kepada narasumber. Selanjutnya, diskusi kelompok dilakukan untuk menentukan tema penyuluhan yang paling baik dan paling dibutuhkan peternak. Akhirnya disepakati tema yang perlu diangkat dalam penyuluhan adalah tentang biosecurity.
Langkah berikutnya yaitu membuat alat bantu penyuluhan berupa pembuatan poster yang berisi materi mengenai biosecurity. Membuat alat bantu penyuluhan berupa pembuatan leaflet yang berisi materi mengenai biosecurity. Membuat alat bantu penyuluhan berupa tayangan video mengenai biosecurity pada unggas, sehingga sasaran penyuluhan dapat mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh, karena video yang ditayangkan dapat diterima langsung oleh indera penglihatan dan pendengaran. Selain itu, tim penyuluh berupaya membuat tayangan slide untuk menunjang penyampaian materi penyuluhan kepada kelompok ternak Ngudi Mulyo.
Penyusunan program penyuluhan yang berikutnya yaitu dengan mendatangkan beberapa profesional dan praktisi untuk mendukung pemaparan materi penyuluhan dan sebagai gambaran para peternak dalam memelihara ternak sehingga dapat meningkatkan semangat peternak untuk bersaing dalam komoditi peternakan. Selanjutnya diteruskan dengan melakukan praktek secara langsung sesuai dengan materi penyuluhan yang disampaikan. Diharapkan dengan adanya praktek langsung, sasaran penyuluhan dapat memahami materi yang disampaikan dan apabila terdapat perbedaan persepsi bisa langsung ditanyakan kepada penyuluh atau narasumber sehingga tujuan penyuluhan yaitu perubahan perilaku, sikap dan keterampilan dapat di capai. Program penyuluhan yang lain yaitu dengan adanya pendampingan dan kontroling bagi peternak yang ingin mencoba untuk melakukan praktek mengenai materi penyuluhan, dengan begitu diharapkan kedepannya dapat memberikan dampak positif bagi peternak.
Secara singkat penyusunan program penyuluhan yang dilakukan di kelompok ternak Ngudi Mulyo yaitu dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Penyusunan program penyuluhan di kelompok ternak Ngudi Mulyo
No
Program penyuluhan
Keterangan
1
Kunjungan ke kelompok ternak
Untuk mengetahui kendala atau harapan para peternak
2
Membuat alat bantu penyuluhan
Membantu dalam proses penyuluhan
3
Mendatangkan narasumber
Sebagai media informasi
4
Praktek langsung
Membantu dalam pemahaman materi
5
Pendampingan dan kontroling
Upaya untuk keberlanjutan
Materi yang disampaikan selama penyuluhan tidak lepas dari upaya untuk memberikan jalan solusi terhadap masalah biosecurity. Beberapa solusi yang disampaikan adalah peternak diharapkan melakukan kontrol terhadap lalu lintas orang. Selain itu juga lebih baik peternak melakukan kontrol terhadap pakan dan minum dilihat dari sisi kualitas dan sanitasinya. Lalu dianjurkannya kepada peternak untuk melakukan vaksinasi dan recording secara rutin dan teratur. Hal lainnya adalah peningkatan sanitasi dengan melakukan kontrol kandang dan pengananan limbah.Itulah beberapa solusi yang diberikan dari masalah yang diagkat dalam penyuluhan, yaitu tentang biosecurity.
Alat Bantu yang Digunakan
Alat bantu yang digunakan dalam praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan yaitu berupa poster, tayangan slide yang terdiri dari materi penyuluhan, leaflet untuk membantu informasi tambahan bagi sasaran penyuluhan, dan video mengenai materi yang akan disampaikan mengenai biosecurity.
Gambar 1. Leaflet Biosecurity
Gambar 2. Poster Biosecurity
Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan cara mengumpulkan para peternak yang tergabung dalam kelompok ternak Ngudi Mulyo dalam satu tempat pertemuan sehingga terjadi tatap muka antara penyuluh dengan sasaran penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dengan cara memaparkan materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyuluh dan beberapa narasumber kepada peternak, setelah kegiatan penyampaian materi oleh narasumber dilanjut dengan sesi tanya jawab antara peternak dan narasumber. Sehingga pelaksanaan penyuluhan berjalan dua arah. Tujuannya yaitu untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peternak terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber. Dari beberapa tanggapan peternak terhadap materi yang disampaikan oleh narasumber terlihat bahwa peternak antusias dalam menganggapi materi yang diberikan.
Evaluasi Penyuluhan
Penyuluhan yang disampaikan dapat dievaluasi berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada peserta penyuluh yang menyebutkan bahwa materi penyuluhan yang disampaikan dapat memberikan tambahan informasi dan strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhannsudah lengkap untuk memahami isi penyuluhan. Selain itu alat bantu yang telah disediakan, berupa video, poster dan leaflet sangat dalam menunjang proses penyuluhan. Disebutkan bahwa isi dari video, leaflet dan poster yang disediakan mampu menjelaskan isi materi penyuluhan.
Tabel 2. Distribusi persentase jawaban responden terhadap setiap pertanyaan di kuesioner (n=9)
No
Pernyataaan-pernyataan
SS
S
R
TS
STS
1
Apakah penyuluhan tersebut memberikan tambahan informasi?
33,33
66,67
0
0
0
2
Apakah strategi yang digunakan sudah lengkap untuk memahami isi penyuluhan?
33,33
66,67
0
0
0
3
Bagaimana penguasaan penyuluh saat pertemuan penyuluhan kelompok?
22,22
55,56
22,22
0
0
4
Menurut anda, apakah video yang disajikan oleh penyuluh menarik?
11,11
77,78
11,11
0
0
5
Menurut anda, bagaimana isi video yang disajikan oleh penyuluh?
11,11
77,78
11,11
0
0
6
Menurut anda, apakah poster yang disajikan oleh penyuluh menarik?
11,11
33,33
44,44
0
0
7
Menurut anda, bagaimana isi poster yang disajikan oleh penyuluh?
33,33
44,44
22,22
0
0
8
Menurut anda, apakah leaflet yang disajikan oleh penyuluh menarik?
0
77,78
22,22
0
0
9
Menurut anda, bagaimana isi leaflet yang disajikan oleh penyuluh?
11,11
66,67
22,22
0
0
10
Menurut anda, apakah penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh membantu anda (sebagai peternak)?
33,33
55,56
33,33
0
0
Sumber : Data primer terolah (2014)
Keterangan :
SS : Sangat Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
S : Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
R : Ragu-ragu/biasa
TS : Tidak Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
STS : Sangat Tidak Setuju/bagus/menarik/jelas/membantu
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari pertanyaan pertama yang menanyakan apakah penyuluhan tersebut memberikan tambahan informasi diperoleh hasil tertinggi pada penyataan setuju sebesar 66,7%. Hasil ini membutktikan bahwa penyuluhan yang dilakukan dapat memberikan informasi bagi peternak. Pertanyaan kedua yang menanyakan apakah strategi yang digunakan sudah lengkap untuk memahami isi penyuluhan diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 66,7%. Hasil ini membuktikan bahwa Strategi yang digunakan oleh penyuluh dalam menyampaikan materi penyuluhan dirasa cukup baik bagi peternak. Pertanyaan ketiga yang menanyakan bagaimana penguasaan penyuluh saat pertemuan penyuluhan kelompok diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 55,56%. Hasil ini membuktikan Penyuluh cukup menguasai materi yang disampaikan kepada peternak.
Pertanyaan keempat yang mananyakan apakah video yang disajikan oleh penyuluh menarik bagi peternak diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 77,78%. Hasil ini membutktikan bahwa materi yang disampaikan penyuluh melalui video sudah cukup menarik perhatian dan video dapat memudahkan peternak dalam menerima informasi. Pertanyaan kelima yang menanyakan tentang bagaimana isi video yang disajikan oleh penyuluh diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 77,8%. Hasil ini membuktikan bahwa isi video materi dapat dikatakan bagus dan video tersebut berisi materi tentang penanganan masalah yang ada di di kelompok ternak. Petanyaan keenam yang menanyakan tentang apakah poster yang disajikan oleh penyuluh menarik diperoleh hasil tertinggi pada jawaban ragu-ragu atau biasa sebesar 44,44%. Hasil ini membuktikan bahwa penampilan poster yang dibuat masih belum bisa menarik perhatian bagi peternak.
Pertanyaan ketujuh yang menanyakan tentang bagaimana isi poster yang disajikan oleh penyuluh diperoleh hasil tertinggi pada setuju sebesar 44,44%. Hasil ini membuktikan bahwa poster yang disampaikan oleh penyuluh dapat diterima oleh peternak seutuhnya, dengan kata lain sudah dapat diterima oleh peternak. Pertanyaan kedelapan yang menanyakan tentang apakah leaflet yang disajikan oleh penyuluh menarik diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 77,78%. Hasil ini membuktikan bahwa leaflet yang disebar sudah baik dan menarik sehingga mampu diterima dengan baik oleh peternak. Pertanyaan kesembilan yang menanyakan tentang bagaimana isi leaflet yang disajikan oleh penyuluh diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 66,67%. Hasil ini membuktikan bahwa isi yang ada pada leaflet mudah dipahami dan diterima oleh peternak, dan pertanyaan terakhir mengenai apakah penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh membantu anda (sebagai peternak) diperoleh hasil tertinggi pada jawaban setuju sebesar 55,56%. Hasil ini membuktikan bahwa penyuluhan tetang biosecurity itik ini mampu membantu permasalahan peternak akan kesehatan itik tersebut.
Hasil tanggapan atau jawaban dari peternak diatas dapat dikatakan bahwa penyuluhan yang dilakukan dapat memberika manfaat bagi peternak terutama dalam memberikan informasi baru tentang biosecurity pada itik. Menurut Ban et al., (1999) penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Berdasarkan evaluasi penyuluhan menggunakan kuesioner, peternak termasuk ke dalam kategori sangat paham. Menurut Alim (2010) penyuluhan pertanian bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya perubahan, tetapi merupakan salah satu diantara sekian banyak variabel yang menyebabkan terjadinya perubahan perilaku petani dan perubahan-perubahan yang menjadi tujuan akhir dari penyuluhan pertanian ataupun peternakan. Dengan adanya penyuluhan dan bimbingan diharapkan petani termotivasi selanjutnya mau mempertimbangkan inovasi yang diadopsi, yaitu (1) secara teknis memungkinkan, (2) secara ekonomi menguntungkan, (3) secara sosial memungkinkan dan (4) sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah.
Sebagai bagian integral dalam membina profesionalisme Penyuluh Pertanian secara berkelanjutan diperlukan Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian. Melalui evaluasi ini diharapkan dapat diketahui masalah-masalah dan potensi yang ada sebagai bahan analisa untuk perbaikan kinerja Penyuluh Pertanian kedepan. Hasil yang diharapkan dari evaluasi kinerja Penyuluh Pertanian yaitu diketahuinya prestasi kerja Penyuluh Pertanian sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai masukan untuk pengambilan kebijakan penyelenggaraan penyuluhan pertanian (Permentan, 2013).
Setelah dilakukan penyuluhan tentang biosecurity pada itik kepada masyarakat maka dilakukan evaluasi program penyuluhan.Adapun evaluasi penyuluhan yang kami lakukan yaitu adanya beberapa istilah ilmiah peternakan yang dianggap sebagai istilah awam bagi masyarakat peternak, oleh karena itu seharusnya dalam penyampaian materi penyuluhan menggunakan bahasa sederhana yang mampu dicerna oleh masyarakat. Evaluasi yang kedua yaitu penyuluhan yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk penyampaian materi dan pemutaran video pembuatan pupuk kompos, namun disertai dengan proses praktek langsung proses pembuatan pupuk kompos, sehingga para peternak bias berperan langsung (praktek) dan harapannya bias menyerap penyampaian ilmu yang optimal karena disertai dengan penerapannya langsung. Sebagai pendidik penyuluh harus mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan para peternak sehingga mereka bisa mendapatkan informasi yang berguna dan mutakhir mengenai perkembangan dan teknik-teknik peternakan (Yunasaf, 2011).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa praktikum penyuluhan dan komunikasi pembangunan yang dilakukan berjalan sesuai rencana dan berjalan lancar. Materi yang diberikan kepada kelompok ternak Ngudi Mulyo mengenai biosecurity, materi penyuluhan ini dipilih berdasarkan survei yang dilakukan di kelompok ternak Ngudi Mulyo. Adapun alat bantu yang disediakan oleh penyuluh dalam menunjang pelaksanaan penyuluhan membantu peternak dalam pemahaman materi.
Saran
Kelompok Ternak
Semoga kelompok ternak bebek Ngudi Mulyo di Bantul kedepannya bisa lebih melebarkan kiprahnya di dunia peternakan nasional dengan memperbaiki sistem sanitasi yang baik dan benar sehingga persentase kematian ternak minimal.
Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum penyuluhan dan komunikasi pembangunan yang dilakukan telah berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zufar, 2009. Tantangan Penyuluhan dan Keberhasilan Pembangunan Pertanian. Diakses 6 Juli 2009.
Arip, 2009. Alat Peraga Penyuluh Pertanian. http://masarip.blog.friendster.com/category/bahan-mgajar.html. Diakses pada tanggal 10 Mei 2010 pada pukul 16.00 WIB.
Ban, a.w. van den., dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian Cetakan Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
________________. 2008. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
Ibrahim, et al, 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Bayu Media Publishing dan UMM Press. Malang.
Isaac Stepen & Michael (2004) Hand book in Reasearch and Evaluastion Second edition Edits Publishers Sandiego California 92107.
Mardikanto. T,2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS Press Surakarta.
Salikin, A. Karyawan., 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.Stufflebeam, DL & Shinkfield, A.J., (2005). Systematic evaluation. Massachuccetts: Kluwer-Nijohoff Publishing.
Padmowiharjo, S. (2001). Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Jakarta. Universitas Terbuka.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 91/Permentan/OT.140/9/2013. Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Yunasaf, U dan D.S. Tasripin. 2011. Peran Penyuluh dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah di KSU Tandangsari Sumedang. Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar keadaan di peternakan Ngudi Mulyo Bantul
Lampiran 2. Tabulasi Kuesioner
No.
Nama
KEAMANAN
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q6
Q7
Q8
Q9
Q10
Total
1
responden 1
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
36,00
2
responden 2
4
4
3
4
3
5
5
4
5
3
40,00
3
responden 3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
37,00
4
responden 4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
39,00
5
responden 5
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
36,00
6
responden 6
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
44,00
7
responden 7
4
5
5
4
4
4
5
4
4
5
44,00
8
responden 8
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
45,00
9
responden 9
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
43,00