LAPORA LAPORAN N PRAKTI PRAKTI KUM FISI FISI OLOGI V ETERINER II
ELEKTROKARDIOGRAM
OLEH : KELOMPOK :8
KELAS : 2016 B
Melati Pusparini Waskitha
(1609511079)
Raisis Farah Dzakiyyah Al Aliyya
(1609511080)
Vanesya Yulianti
(1609511082)
Widia Insani
(1609511083)
Dede Ayu Pratiwi
(1609511107)
LABORA LABORATORI TORI UM FI SI OLOGI VETERI NE NER R FAKULT AS KEDOKT ERAN HEWAN UNI VERS VERSII TAS UDAYANA UDAYANA M EI 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kuasa Nya, Praktikum Praktikum
Fisiologi Veteriner
Elektrokardiogram Elektrokardiogram inya inya dilakukannya praktikum di Laboratorium Fisiologi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Tak ada gading yang tak retak. Penulis sadar bahwa tulisan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala kritik dan saran sangatpenulis harapkan demi kebaikan dari tulisan ini, dan tak lupa penulis ucapkanterima kasih.
Denpasar, 19 Mei 2017 Hormat Kami
Penulis
ii
DAFTAR I SI
COVER ......................................................................................................................i KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................1 1.1 Dasar Teori..................................................................................................1 1.2 Tujuan .........................................................................................................1 1.3 Materi dan Metode ......................................................................................2 1.3.1 Materi ....................................................................................................2 1.3.2 Metode ..................................................................................................2 1.4 Tata Kerja....................................................................................................2 BAB 2 HASIL PENGAMATAN...............................................................................4 BAB 3 PEMBAHASAN ............................................................................................7 3.1 Anatomi Fisiologi Jantung Anjing ..............................................................7 3.2 Elektrofisiologi Jantung ..............................................................................8 3.3 Prinsip Elektrokardiograf ............................................................................11 3.4 Komponen Instrumen Elektrokardiogram ..................................................12 3.4.1 Elektrokardiograf ...............................................................................12 3.4.2 Kertas Elektrokardiograf ....................................................................12 3.4.3 Elektroda ............................................................................................13 3.4.4 Sadapan (lead) ....................................................................................14 3.5 Parameter Elektrokardiogram pada Anjing ................................................15 3.5.1 Gelombang P ......................................................................................16 3.5.2 Kompleks QRS ..................................................................................16 3.5.3 Gelombang Q .....................................................................................17 3.5.4 Gelombang R .....................................................................................17 3.5.5 Gelombang S ......................................................................................17 3.5.6 Gelombang T .....................................................................................18 3.5.7 Segmen ST .........................................................................................18 3.5.8 Interval QT .........................................................................................18 3.5.9 Segmen PR .........................................................................................19 3.5.10 Interval PR .......................................................................................19 3.5.11 Kisaran Sadapan Elektrokardiogram normal Anjing .......................20 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................21 4.1 Kesimpulan .................................................................................................21 4.2 Saran ...........................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................23
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori Jantung merupakan organ yang penting dalam tubuh manusia, karena jantung mempunyai fungsi memompakan darah, melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan. Dalam memompa darah keseluruh tubuh dibutuhkan mekanisme kontraksi dan relaksasi yang dilakukan oleh otot jantung. Otot jantung tersebut terdiri dari sel kontraktil yang merupakan penyusun jantung terbanyak yaitu 99% dan sel autoritmi k yang menyusun otot jantung sebanyak 1%. Walaupun jumlah dari sel autoritmik jantung tidak sebanyak sel kontraktil, namun sel autoritmik merupakan penginisiasi dan pengkonduksi dari potensial aksi yang beperan dalam kontraksi maupun relaksasi otot j antung, fungsi dari sel autoritmik sering disebut sebagai pace maker. Sewaktu impuls melewati jantung, arus listrik juga akan menyebar dari jantung ke dalam jaringan di dekatnya di sekeliling jantung, dimana sebagian kecil dari arus li strik ini akan menyebar ke segala arah diseluruh tubuh. Bila pada kulit yang berlawanan dengan sisi ditempatkan elektroda, maka potensial listrik yang dicetuskan akan dapat direkam, rekaman ini sebagai elektrokardiogram. Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro , karena ber kaitan dengan elektronika; kardio , kata Yunani untuk jantung; gram , sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
1.2 Tujuan Untuk mengetahui dan memahami fungsi dan tata cara penggunaan alat elektrokardiograf beserta komponen-komponennya.
1
1.3 M ateri dan Metode 1.3.1 Materi a. Set elektrokardiograf b. Kertas elektrokardiograf c. Gel elektroda/kapas beralkohol d. Tissue e. Stetoskop f.
Stopwatch
g. Hewan : anjing
1.3.2 M etode : Secara langsung tata cara praktikum didemonstrasikan. 1.4 Tata Kerja 1. Hewan dalam keadaan rileks dan tenang, idealnya ditempatkan jauh dari kebisingan. Hal ini dilakukan agar listrik otot jantung tidak terganggu oleh listrik kontraksi otot lain. 2. Sebelum pengukuran semua alat yang terbuat dari logam dibebaskan dari hewan sehingga tidak terjadi intervensi metal. 3. Fungsi dari alat elektrokardiograf dicek kembali. 4. Membersihkan area atau permukaan tubuh yang akan ditempelkan elektroda, seperti rambut yang panjang pada anjing harus dicukur terlebih dahulu. 5. Membersihkan area dan elektroda dengan alcohol. Permukaan tubuh dan elektroda diharuskan dalam keadaan bersih agar tidak mengganggu aliran listrik. 6. Kemudian menggosokkan gel pada permukaan elektroda yang menempel pada tubuh hewan. Gel digunakan agar ruangan terbuka/ longgar akan tetap ditutupi oleh elektrolit yang dapat mengalirkan listrik dengan baik. 7. Elektroda ditempelkan untuk merekam gambaran EKG yang ditempatkan pada kaki depan dan belakang.
Elektroda warna merah pada kaki depan kanan,
Elektroda warna kuning digunakan pada kaki depan kiri,
Elektroda warna hijau digunakan pada kaki belakang kiri,
2
Elektroda warna hitam digunakan pada kaki belakang kanan.
Gambar 1.1 Mesin EKG model Fukuda M- Elektroda.
8. Perekaman aktivitas listrik jantung anjing dengan elektrokardiograf pun dimulai hingga hasil perekaman (elektrokardiogram) pada kertas diperoleh.
3
BAB I I HASI L PENGAMATAN
Gambar
Keterangan
Calibrasi
Gelombang P
Gelombang Q
Gelombang R
4
Gelombang S
Kompleks QRS
Gelombang T
Segmen ST
5
Interval QT
Segmen PR
Interval PR
6
BAB I I I PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi Jantung Anjing Secara anatomi, jantung anjing memiliki empat ruang yang terbagi atas dua ruang yaitu atrium kiri (sinister ) dan kanan ( dexter ), dan dua ventrikel sinister dan dexter. Jantung juga dilengkapi katup yang memisahkan ruang atrium dan ventrikel yang berupa katup terdiri dari dua katup atrio ventrikular (AV) dan dua katup semilunar. Sistem sirkulasi sitemik pada jantung berupa arteri dan arteriole dengan sirkulasi pulmonik yang terdiri dari vena dan venula.
Gambar 3.1 Anatomi Jantung Anjing
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah yang memiliki fungsi memompa dan mendistribusikan darah serta kandungannya ke seluruh tubuh. Jantung memiliki empat tipe otot yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serabut otot eksitatorik serta serabut konduksi khusus. Tipe otot atrium dan otot ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja durasi kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sebaliknya, serabutserabut khusus ekstitatorik dan konduksi berkontraksi dengan lemah sekali sebab serabut-
7
serabut ini hanya mengandung sedikit serabut kontraktil yang memperlihatkan pelepasan muatan listrik yang berirama yang otomatis. Serabut otot eksitatorik dan konduksi melepaskan muatan listrik berirama secara otomatis dalam bentuk potensial aksi maupun konduksi yang membuat detak jantung memiliki berirama. Detak jantung yang mendistribusikan darah dan kandungannya untuk dapat sampai pada organ-organ sehingga dapat mendifusikan zat-zat yang terkandung dalam sel darah sesuai dengan kebutuhan organ. Jantung berdetak menghasilkan suatu frekuensi yang teratur. Frekuensi detak jantung merupakan jumlah detak jantung yang dihitung dalam waktu satu menit . Kemampuan jantung sangat dipengaruhi oleh frekuensi jantung, kekuatan kontraksi miokardium, jumlah O2 dalam miokardium, adanya hambatan dari aliran darah dan kekakuan. Frekuensi jantung menggambarkan kualitas fungsi dari kardiovaskular. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi jantung seperti jenis hewan, ukuran tubuh, usia, dan jenis kelamin, sedangkan kondisi lainnya yang secara fisiologis dapat mempengaruhi frekuensi jantung adalah keadaan shock , exercise , posisi hewan, dan suhu. Menurut Gavahan (2003) pengukuran frekuensi jantung dan kelainan pada jantung dapat dideteksi dengan menggunakan elektrokardiogram.
2.2 Elektrofisiologi Jantung Otot jantung tidak memiliki kemampuan intrinsik untuk dapat membangkitkan potensial kerja yang memiliki ritme tersendiri. Meski demikian, otot jantung diinervasi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang memiliki fungsi terbatas pada pengaturan kecepatan detak jantung dan kekuatan kontraksi. Serabut saraf simpatis dan parasimpatis mencapai jantung melalui dua saraf vagus. Jantung dibentuk oleh tiga jenis sel eksitasi yaitu sel pacu jantung (pacemaker ), sel penghantar listrik (konduksi) dan sel miokardium. Menurut Klabunde (2011) aktivitas listrik atau dikenal dengan bioelektrik yang terjadi pada jantung dihasilkan oleh sel-sel yang disebut dengan sel-sel pacemaker . Sel pacemaker sebagai dominan berada di nodus sinoatrial (SA) mencetuskan impuls bergantung aktivitas syaraf otonom. Jantung juga terbentuk dari sel konduksi yang seperti halnya kabel sirkuit, dimana sel ini me nghantarkan arus listrik dengan cepat dan efisien ke seluruh jantung. Sedangkan sel miokardium
8
bertanggung jawab terhadap kontraksi dan relaksasi berulang sehingga dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Muatan listrik di dalam sel-sel jantung yang normal akan selalu mengalami fase depolarisasi dan repolarisasi. Repolarisasi ialah keadaan muatan listrik yang berada di dalam sel negatif dan muatan listrik positif berada di luar sel dan fase repolarisasi merupakan bagian yang terjadi bila sel otot kembali pada keadaan istirahat setelah berkontraksi. Depolarisasi ialah keadaan muatan listrik yang berada di dalam sel positif dan muatan listrik negatif berada di luar sel. Muatan-muatan listrik positif dan negatif ini merupakan ion-ion yang berdifusi melalui kanal ion yang terdapat pada membran sel otot jantung dan dikontrol oleh suatu mekanisme sehingga kanal tersebut dapat membuka dan menutup. Terbukanya kanal tersebut akan mengakibatkan ion mengalir melewati membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah. Perbedaan konsentrasi yang terjadi oleh adanya pompa sodium yaitu ion yang terdapat di dalam sel. Pompa sodium berperan penting dalam menjaga keseimbangan proses bioelektrik sel-sel jantung. Aktivitas listrik jantung terjadi akibat perubahan permeabilitas yang memungkinkan terjadi transport ion melewati saluran cepat dan saluran lambat terutama ion Na, K, Ca disebut dengan potensial aksi.
Gambar 3.2 Diagram Fase Potensial Aksi
9
Fase Mekanisme 0
Aktivasi
Peristiwa yang Terjadi
Kedudukan Ion cepat Na+ masuk dan menurunkan
Aktivasi
(pembukaan) channel Na 1
Repolarisasi
Inaktivasi channel Na dan
Awal
permeabilitas dari
+
permeabilitas sel K keluar +
K
meningkat 2
Plateau
Aktivasi
lambat
padaCa
masuk
channel Ca2+ 3
Repolarisasi
Inaktivasi
dari channelK keluar
Akhir
Ca
peningkatan
dan
+
permeabilitas K 4
Repolarisasi
Permeabilitas normal
Diastolik
atrium maupun ventrikel)
(selK keluar, Na masuk, Ca Masuk
Tabel 3.1 Mekanisme pada Fase Potensial Aksi
Sistem jalur konduksi pada atrium memiliki serabut di puncak septum intra-atrium pada bagian berkas Bachman yang memungkinkan adanya aktivasi yang cepat dari atrium kiri ke atrium kanan. Sistem konduksi jantung menggambarkan arah arus listrik jantung yang akan terekam sebagai hasil sadapan elektrokardiogram.
Gambar 3.3 Konduksi Jantung pada Kertas Elektrokardiogram
10
Peristiwa permulaan denyut jantung hingga denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan dari nodus SA. Nodus SA terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi menuju sel-sel yang ada pada kedua atrium dan melalui berkas A-V menuju ventrikel melalui sistem konduksi jantung. Sistem konduksi jantung yang menyalurkan arus bioelektrik yang jauh lebih cepat dan lebih efisien dibandingkan sel-sel jantung lain, maka gelombang depolarisasi jantung yang berasal dari nodus SA akan merambat lebih cepat mengikuti urutan jalur sistem konduksi ini, yaitu dari nodus SA menuju ke nodus AV, sesudah itu berjalan mengikuti berkas His dan membelok sedikit ke arah ventrikel kanan sesuai dengan percabangan berkas His, kemudian melalui septum menuju ke apex melalui serabut Purkinje dan menyebar ke kedua ventrikel. Arah aktivitas bioelektrik dikenal juga dengan istilah aksis jantung, hal ini merupakan pedoman penting dalam menilai ada atau tidaknya kelainan keadaan jantung.
2.3 Prinsip Elektrokardiograf Elektrokardiograf merupakan alat yang digunakan untuk melihat rekaman EKG dan detak jantung. Menurut Boswood (2008), tujuan penggunaan elektrokardiograf adalah untuk mendeteksi aktivitas bioelektrik jantung yang kemudian diproyeksikan menjadi elektrokardiogram.
Elektrokardiogram (EKG) memiliki pengertian sebagai gambaran rekaman dari potensial listrik yang dihasilkan oleh miokardium selama fase perbedaan siklus jantung. Elektrokardiogram digunakan untuk menunjang diagnosa kelainan jantung berhubungan dengan irama jantung awalnya dilakukan pemeriksaan secara auskultasi, sebagai tindakan monitoring sewaktu operasi dan sesudah operasi (tindakan pembedahan) serta radiografi thorak. Manfaat secara luas dari penggunaan elektrokardiogram yaitu untuk mendeteksi kelainan-kelainan irama dan frekuensi jantung, mendeteksi adanya hipertropi jantung, mendeteksi kemungkinan adanya gangguan metabolisme, dan gangguan elektrolit. Saat konduksi jantung bekerja, impuls listrik sebagian kecil juga akan me nyebar ke seluruh tubuh melalui konduksi antar sel. Arus listrik yang menyebar pada permukaan tubuh akan dapat terekam oleh elektroda elektrokar diogram yang dipasangkan pada bagian bagian tubuh.
11
Beberapa faktor sangat mempengaruhi hasil rekaman elektrokardiogram, contohnya posisi hewan, pengendalian ( restrain ), dan lokasi penempatan sadapan pada tubuh hewan akan menentukan ketepatan hasil perekaman.
2.4 Komponen I nstrumen Elektrokardiogram 2.4.1 Elektrokardiograf Elektrokardiograf merupakan mesin yang berbentuk telemetri yang digunakan untuk mengamati aktivitas dan kondisi jantung dalam jangka waktu tertentu. Telemetri menggunakan sadapan yang diletakan pada tubuh anjing terutama pada bagian ekstremitas yang akan merekam aktivitas bioelektrik jantung. Menurut Martin (2007), pada anjing, posisi standar perekaman elektrokardiogram adalah lurus dengan posisi right lateral recumbency dengan kaki depan dan kaki belakang tegak dengan tubuh.
Gambar 3.4 Mesin EKG model Fukuda M-
2.4.2 Kertas Elektrokardiogram Kertas Elektrokardiogram merupakan kertas grafik putih berlapis plastic 2
dengan garis merah serta terbagi dalam kotak-korak kecil dengan luas 1 mm yang membentuk kotak tebal dengan luas 5x5 mm. Umumnya, pada setiap kotak sedang terdapat satu garis tanda yang menunjukkan panjang kertas EKG ialah 5 x 5 mm = 25 mm. Pada saat perekaman, kertas elektrokardiogram merekam aktivitas bioelektrik jantung setiap detiknya dengan kecepatan 25 mm/detik. Tegangan listrik atau
12
kekuatan voltage adalah 1 milivolt (mV) = 10 mm atau 0,1 mV = 1 mm, durasi 0,4 detik = 10 mm atau 0,04 detik = 1 mm. Kecepatan perekaman dapat diatur tergantung pada kepentingan diagnosa.
Gambar 3.5 Kotak pada Kertas EKG
2.4.3 Elektroda Elektroda berdasarkan polaritasnya terdiri dari elektroda bermuatan positif (anoda), elektroda bermuatan negatif (katoda) dan elektroda netral ( ground elektroda). Elektroda diperlukan untuk merekam gambaran elektrokardiogram yang dipasangkan pada ekstremitas (kaki depan dan belakang). Elektroda warna merah digunakan pada kaki depan kanan, warna kuning digunakan pada kaki depan kiri, warna hijau digunakan pada kaki belakang kiri, warna hitam digunakan pada kaki belakang kanan.
Gambar 3.6 Elektroda dari Mesin Kardiograf. Arah defleksi jantung ditentukan oleh dua hal yaitu arah penyebaran impuls depolarisasi dan letak elektroda. Arus depolarisasi dan repolarisasi yang bergantung
13
pada letak elektroda inilah yang menjadi dasar hukum elektrokardiogram yang dikenal dengan istilah tiga hukum dasar Goldberger .
Arah I mpuls
Arah Defleksi
Menuju elektroda (+)
Ke atas / (+)
Menuju elektroda (-)
Ke bawah / (-)
Menuju - meninggalkan elektroda
Bifasik
Tabel 3.2 Tiga hukum dasar Goldberger
Arus depolarisasi yang bergerak menuju ke elektroda positif menyebabkan jarum galvanometer memproyeksikan defleksi positif (grafik mengarah ke atas). Arus depolarisasi yang bergerak meninggalkan elektroda positif menyebabkan defleksi negatif (grafik mengarah ke bawah). Arus depolarisasi yang terdeteksi dengan arah menuju kemudian meninggalkan elektroda akan diproyeksikan dengan bentuk defleksi positif dan negatif yang dikenal dengan istilah bifasik. Aktivitas bioelektrik tidak ada pada saat sel dalam keadaan istirahat dan pada keadaan ini jarum galvanometer tidak bergerak sehingga digambarkan dengan sebuah garis lurus yang disebut dengan baseline atau garis potensial nol (garis isoelektrik).
2.4.4 Sadapan (Lead ) Pasangan elektroda dalam perekaman EKG dinamakan sadapan atau hantaran atau disebut juga lead . Sadapan EKG standar pada hewan biasanya menggunakan sadapan ekstremitas, yang terdiri dari enam sadapan. Enam sadapan standar direkam dari elektroda yang dipasang pada ekstremitas. Enam sadapan ekstremitas terdiri dari tiga buah sadapan bipolar standar, yaitu sadapan I, II dan III, ser ta tiga buah sadapan lengan sebagai sadapan tambahan, yaitu aVR, aVL dan aVF.
14
Sadapan ekstremitas bipolar standar, yaitu: Sadapan I dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kiri sebagai kutub positif dan lengan kanan sebagai kutub negatif. Sudut orientasi 0o menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA), dimana LA bermuatan lebih positif dari pada RA. Sadapan II dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub positif dan lengan kanan sebagai kutub negatif. Sudut orientasi 60 o. Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) dan tungkai kiri (LL). Sadapan III dihasilkan dengan cara menjadikan tungkai sebagai kutub positif dan lengan kiri seba gai kutub negatif. Sudut orientasi 120o. Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kiri (LA) dan tungkai kiri, dimana LL bermuatan lebih positif dari LA. Sadapan ekstremitas tambahan menurut Thaler (2009): Sadapan aVL dihasilkan dengan cara menjadikan lengan kiri sebagai kutub positif dan ekstremitas yang lain sebagai kutub negatif. Sudut orientasi -30 o. Sadapan aVR dibuat dengan cara menjadikan lengan kanan sebagai kutub positif dan ektremitas yang lain sebagai o
kutub negatif. Sudut orientasi -150 . Sadapan aVF dibuat dengan cara tungkai sebagai o
kutub positif dan ektremitas lainnya sebagai kutub negatif. Sudut orientasi +90 .
Gambar 3.7 Sudut Orientasi pada Enam Sadapan Ekstremitas yang Bergantian sebagai Kutub Positif atau Negatif.
2.5 Parameter Elektrokardiogram pada Anjing
15
Hubungan antara gambaran elektrokardiogram dengan siklus jantung terlihat pada gelombang-gelombang P, Q, R, S dan T yang terekam pada elektrokardiogram. Gelombang-gelombang ini merupakan tegangan listrik yang ditimbulkan oleh jantung dan direkam oleh elektrokardigraf dari permukaan tubuh. Penjelasan mengenai gelombang P, Q, R, S dan T (terutama pada sadapan II) ialah sebagai berikut:
2.5.1 Gelombang P Gelombang P menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium dan arah gelombang P normal selalu positif di II dan selalu negatif di aVR. Gelombang P yang diproyeksikan pada elektrokardiogram mewakili aktivasi listrik pada miokardium bagian atrium pada saat berdepolarisasi. Setengah bagian pertama gelombang P mewakili depolarisasi atrium kanan dan setengah lainnya mewakili depolarisasi atrium kiri. Gelombang P yang normal dapat berupa defleksi positif, negatif, maupun berupa bifasik. Aktivitas bioelektrik dipicu oleh nodus SA dan dan nilai normal amplitudo gelombang P pada anjing memiliki nilai tertinggi (maksimum) 0,4 mV. Kepentingan gelombang P yaitu untuk menandakan adanya aktivitas atrium, menunjukkan arah aktivitas atrium dan menunjukkan tanda-tanda hipertropi atrium.
Gambar 3.8 Gelombang P
2.5.2 Kompleks QRS Terdapat tiga komponen yang membentuk kompleks QRS yaitu gelombang Q, gelombang R dan gelombang S. Kompleks QRS memproyeksikan seluruh fase depolarisasi ventrikel atau penyebaran impuls di seluruh bagian ventrikel. Secara klinis kompleks ini sangat penting dari seluruh gambaran elektrokardiogram. Bentuk kompleks QRS ditentukan oleh arah dan besarnya arus depolarisasi ventrikel terhadap
16
sadapan EKG dari waktu ke waktu, sehingga setiap sandapan EKG akan merekam gambaran kompleks QRS yang berbeda.
Gambar 3.9 Kompleks QRS
2.5.3 Gelombang Q Gelombang Q adalah defleksi ke bawah yang pertama dari kompleks QRS. Gelombang Q adalah defleksi negatif yang ditimbulkan oleh arus depolarisasi yang berjalan menjauhi sadapan yang bersangkutan. Dengan kata lain gelombang Q menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel. Kepentingan gelombang Q yaitu menunjukkan adanya infark otot jantung. Gelombang Q yang normal harus memenuhi kriteria yaitu berupa defleksi negatif.
2.5.4 Gelombang R Gelombang R adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS. Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel. Kepentingan gelombang R untuk menandakan adanya pembesaran ventrikel kiri dan hambatan pada serabut jantung kiri atau left bundle branch block .
2.5.5 Gelombang S Gelombang S adalah defleksi negatif sesudah gelombang R. Gelombang S menggambarkan fase depolarisasi ventrikel kanan. Kepentingan gelombang S yaitu untuk mengetahui adanya pembesaran ventrikel kanan dan hambatan pada serabut
17
jantung kanan atau right bundle branch block . Gelombang S yang normal berupa defleksi negatif setelah gelombang R.
2.5.6 Gelombang T Gelombang T muncul sebagai akhir dari satu rangakaian gelombang elektrokardiogram. Gelombang T merupakan proyeksi fase repolarisasi ventrikel. Gelombang ini muncul sesaat sesudah berakhirnya segmen. Arah normal gelombang T sesuai dengan arah gelombang utama kompleks. Kepentingan gelombang T yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya infark jantung dan gangguan elektrolit.
Gambar 3.10 Gelombang T
2.5.7 Segmen ST
Segmen ST merupakan garis lurus dari akhir kompleks QRS yang diakhiri oleh bagian awal gelombang T. Fungsi pengukuran pada segmen ST adalah mengukur waktu antara akhir depolarisasi ventrikel sampai pada mulainya repolarisasi ventrikel.
Gambar 3.11 Segmen ST 2.5.8 Interval QT
18
Interval QT adalah jarak antara awal gelombang Q hingga akhir dari gelombang T. Memproyeksikan durasi aktivitas depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
Gambar 3.12 Interval QT 2.5.9 Segmen PR Segmen PR adalah gelombang pada saat depolarisasi atr ium jantung berakhir hingga bagian awal ventrikel jantung akan berdepolarisasi. Penghantaran depolarisasi tersebut sangat kecil sehingga yang terekam berbentuk garis isoelektris pada kertas EKG
2.5.10 Interval PR Interval PR adalah jarak antara awal gelombang P hingga ke awal gelombang dari kompleks QRS. Interval P memproyeksikan waktu yang dibutuhkan oleh impuls dari SA nodes berjalan melewati nodus AV hingga ke berkas His. Gangguan konduksi sepanjang jalur ini akan menyebabkan perubahan interval.
Gambar 3.12 Interval PR
19
2.5.11 Kisaran Sadapan Elektrokardiogram normal Anjing Kisaran Normal pada Anjing Parameter Nelson Detak jantung
Tille
70 160 kali per menit
70 160 kali per menit
0,4 mV
0,4 mV
Interval PR
0,06 0,13 detik
0,06 0,13 detik
Interval QRS
0,04 0,05 detik
Maks. 0,05 detik
3mV
3mV
0,2 mV
0,2 mV
Gelombang P (maks.)
Gelombang R (maks.) Segmen ST Gelombang T
Tidak lebih dari 1/3 R
Tidak lebih dari
! R
(positif, negative, bifasik) Interval QT Aksis jantung
0,15 0,25 detik 0
40 - 100
0
0,15 0,25 detik 0
40 - 100
Tabel 3.3 Parameter Elektrokardiogram normal pada Anjing
20
0
BAB I V KESI M PULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum kali ini praktikan dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut: 1. Secara anatomi, jantung anjing memiliki empat ruang yang terbagi atas dua r uang yaitu atrium kiri (sinister) dan kanan (dexter), dan dua ventrikel sinister dan dexter. Jantung juga dilengkapi katup yang memisahkan ruang atrium dan ventrikel yang berupa katup terdiri dari dua katup atrio ventrikular (AV) dan dua katup semilunar. 2. Peristiwa permulaan denyut jantung hingga denyut jantung berikutnya disebut siklus jantung. Siklus jantung diawali oleh pembentukan potensial aksi yang spontan dari nodus SA. Nodus SA terletak pada dinding lateral superior atrium kanan dekat tempat masuk vena cava superior dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan tinggi menuju sel-sel yang ada pada kedua atrium dan melalui berkas A-V menuju ventrikel melalui sistem konduksi jantung. 3. Elektrokardiograf merupakan alat yang digunakan untuk melihat rekaman EKG dan detak jantung. tujuan penggunaan elektrokardiograf adalah untuk mendeteksi aktivitas bioelektrik jantung
yang
kemudian
diproyeksikan
menjadi
elektrokardiogram. Elektrokardiogram digunakan untuk menunjang diagnosa kelainan jantung berhubungan dengan irama jantung awalnya dilakukan pemeriksaan secara auskultasi, sebagai tindakan monitoring sewaktu operasi dan sesudah operasi (tindakan pembedahan) serta radiografi thoraks. 4. Manfaat secara luas dari penggunaan elektrokardiogram yaitu untuk mendeteksi kelainan-kelainan irama dan frekuensi jantung, mendeteksi adanya hipertropi jantung, mendeteksi kemungkinan adanya gangguan metabolisme, dan gangguan elektrolit.
Beberapa
faktor
sangat
mempengaruhi
hasil
rekaman
elektrokardiogram, contohnya posisi hewan, pengendalian (restrain), dan lokasi penempatan sadapan pada tubuh hewan akan menentukan ketepatan hasil perekaman.
21
4.2 Saran Dari praktikum ini praktikan dapat menyarankan agar mencoba berbagai bahan lai n sebagai percobaan dan metode lain untuk memperkaya pengetahuan.
22
DAFTAR PUSTAK A
Atkins et. Al., 1995. Comprehensive Electrocardiology . UK : Springer-Verlag. Cunningham dan Bradley G. Klein. 2002. Textbook of Veterinary Physiology . USA : Elsevier. Frandson et. Al., 1992. Anatomy and Physiology of Farm Animals . USA : Iowa State University Press. Guyton, Arthur, dan John E. Hall. 2008. Textbook of Medical Physiology . USA : Elsevier. Hampton, John R., 2006. The ECG in Practice . UK : Elsevier. Kertohoesodo, Soehardo. 1987. Pengantar Kardiologi . Jakarta : UI Press. Luna, Antonio Bayes. 2007. Basic Electrocardiography : Normal and Abnormal ECG
Patterns . UK : John Wiley and Sons. Smeltzer et. Al., 2008. Studyguide for Textbook of Medical Surgical Nursing . USA : CRAM101. Thaler, Malcolm S., 2009. The Only EKG Book You'll Ever Need . USA : Lippincott Williams and Wilkins. Widjaja, Soetopo 2009. EKG Praktis, Tanggerang : Bina Rupa Aksara.
23