LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI MANUSIA
Kelompok 2:
Indah Subaidah
Rahmi
Rita Ramayanti
Siti Nabilah
Siti Syarah Badriah
Dosen Pembimbing :
Dr. Adeng Slamet,M.Si
PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
JUDUL PRATIKUM : Sensasi indra pada Reseptor olfaktori (Pembau), Reseptor Gustatori (pengecap) serta pengecap dan pembau.
TANGGAL PRATIKUM : 1 Februari 2017
TUJUAN PRAKTIKUM:
Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indra umum dan indra khusus
IV. DASAR TEORI:
Agar terjadi sensasi diperlukan 4 syarat : 1. Harus ada rangsang; 2. Organ pengindra harus menerima rangsang dan mengubahnya menjadi implus saraf; 3. Implus harus diantarkan sepanjang jalur saraf dari sensori ke otak; 4. Bagian otak yang menerima harus menerjemahkan implus menjadi sensasi.
Setelah reseptor sensori (indra) mempunyai struktur sederhana yang berupa dendrite dari sebuah neuron tunggal atau sebuah organ kompleks, seperti mata yang berisi neuron khusus, epithelium, dan jaringan ikat. Semua reseptor sensori berisi dendrite dari neuron sensori, menampilkan derajat eksitabilitas tinggi, dan memiliki stimulus threshold rendah. Sebagian besar implus sensori dihantarkan menuju area sensori dari korteks serebral, disinilah suatu implus menghasilkan sensasi. Kita melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, dan merasa sakit pada bagian tubuh yang terluka hanya karena korteks mengartikan sensasi yang dating dari reseptor sensori yang dirangsang
Berdasar sederhana atau kompleksnya reseptor dan jalur saraf, reseptor sensori dikelompokkan menjadi: 1. Indra umum yang meliputi reseptor dan jalur saraf sederhan;sensasi taktil (sentuhan, tekanan, vibrasi), sensasi termoreseptif (panas dan dingin), sensasi sakit, sensasi proprioseptif(kesadaran atau aktifitas otot, tendon, sendi, keseimbangan); 2. Indra khusus yang meliputi sensasi olfaktori (pembau), sensori gustatory (pengecap), sensori visual (penglihatan), sensasi nauditori (pendengaran), sensasi equilibrium(orientasi tubuh).
lndera Penciuman
Banyak hewan vertebrata (bertulang belakang yang memiliki indera penciuman yang berkembang tinggi. Hewan seperti anjing dan rusa dapat mendeteksi suatu bau dari jarak yang cukup jauh. Area yang relatif luas dari otak hewan tersebut digunakan untuk menerima dan menginterpretasikan bau. Bau sebenarnya adalah molekul-molekul zat kimia yang berdifusi melalui udara. Oleh karena itu, penginderaan penciuman sering disebut penginderaan kimia.
Manusia tidak memiliki pengembangan indera penciuman yang tinggi seperti hewan yang disebutkan diatas. Reseptor bau terletak di bagian atas rongga hidung diatas selaput lendir hidung. Rangsang bau yang diterima reseptor ini akan disampaikan ke bulbus olfaktorius kemudian ke traktus olfaktorius, dan selanjutnya ditafsirkan di otak. Sesungguhnya banyak sensasi penciuman berhubungan dengan sensasi rasa. Makanan mengeluarkan aroma yang merangsang indera penciuman, aroma makanan ini akan mempengaruhi cita rasa kita terhadap makanan tersebut. ltulah sebabnya pada waktu kita menderita influensa dimana reseptor penciuman tertutup oleh lendir maka makanan kita sepertinya kehilangan cita rasa. Rasa penciuman ini sangat peka, namun kepekaannya mudah hilang jika dihadapkan pada bau yang sama terus menerus dalam waktu yang lama. Coba Anda ingat-ingat, pernahkah Anda masuk ke dalam suatu ruangan atau tempat yang berbau tidak sedap? Pada waktu pertama kali masuk Anda tentunya langsung merasakan bau yang kurang sedap tadi, tetapi setelah sekian lama Anda berada di ruangan/tempat tersebut lama-kelamaan bau tadi tidak tercium lagi. Rasa penciuman juga diperlemah jika selaput lendir hidung sangat kering, sangat basah atau membengkak.
Indera Pengecap
Pengecapan merupakan penginderaan kimia. Bagian untuk mengecap disebut kuncup pengecap, Sebagian besar kuncup pengecap tersebar di atas permukaan lidah. Sebagian kecil lainnya mungkin ditemukan pada langit-langit, epiglotis, dan faring. Setiap kuncup pengecap tersusun atas sel-sel penyokong yang mengelilingi satu pori pengecap yang berasal dari perpanjangan rambut pengecap Makanan di dalam mulut akan larut karena adanya air ludah, selanjutnya materi yang terlarut ini akan merangsang kuncup pengecap, rangsang ini akan dibawa berkas saraf pengecap ke otak sehingga kita dapat merasakan makanan tersebut. Jadi, rasa yang terkecap adalah kesan terhadap materi terlarut oleh kuncup pengecap. Ada empat jenis rasa yang dapat kita bedakan, yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Letak kuncup pengecap dari masing-masing rasa tersebut pada lidah berbeda-beda.
ALAT DAN BAHAN
Kapas
Parfum, balsam, minyak telon, dan freshcare
Kain / tisu
Gula pasir
Larutan gula
Larutan kina
Larutan garam dapur
Larutan cuka
Wortel
Kentang
Bawang merah
Apel
Langkah Kerja
Kegiatan 1
Subjek menutup mata dan satu nostril dengan kapas
Pengamat memegang sebotol parfume/balsam/minyak telon/freshcare dibawah nostril yang terbuka
Subjek bernapas dengan satu nostril, menghembus napas lewat mulut
Catat waktu yang diperlukan sampai aroma menghilang dari penciuman subjek
Ulangi dengan nostril yang lain
Bandingkan hasil dari berbagai bahan bau-bauan lain
Kegiatan 2
Mengenali Zona Pengecap : subjek mengeringkan lidahnya dengan air
Pengamat meletakkan butiran gula pasir pada ujung lidah subjek dan mencatat waktunya.
Subjek menunjukkan dengan mengangkat tangan bila ia telah mengecap rasa gula (manis), pengamat mencatat waktu lagi, merekam berapa lamanya subjek mengecap gula
Ulangi perlakuan diatas dengan menggunakan setetes larutan gula. Rekam lagi beberapa lama waktu yang diperlukan subjek untuk mengecap rasa manis.
Subjek membersihkan lidahnya lagi, kemudian perlakuan diulang dengan menggunakan zat lain seperti larutan kina, larutan garam dapur.
Setelah subjek membersihkan lagi lidahnya, ulangi dengan menggunakan asam cuka pada ujung dan sisi lidah.
Kegiatan 3
Subjek mengeringkan lidahnya, menutup mata, dan menjepit hidung sehingga kedua nostril tertutup
Pengamat meletakkan potongan wortel, bawang merah, kentang, dan apel satu persatu pada lidah subjek
Subjek diminta mengenali setiap potongasn tadi berturut-turut dengan segera, setelah mengunyah (nostril tertutup) dan setelah membuka nostril.
Rekam hasilnya dalam table
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1.
No
Perlakuan
Subjek 1
Subjek 2
Subjek 3
1.
Nostril kiri
24 sekon
19 sekon
26 sekon
2
Nostril kanan
15 detik
56 sekon
30 sekon
Kegiatan 2.
Subjek
Butir gula
Lar. Gula
kina
Lar. garam
As. cuka
I
45.24 s
15.64 s
01.00 s
01.00 s
01.00 s
II
09.63 s
07.59 s
01.00 s
01.00 s
01.00 s
III
1 m
>1 m
01.00 s
01.00 s
01.00 s
Kegiatan 3.
Perlakuan
Subjek I
Subjek II
Subjek III
Menutup Nostril
Kentang
Bawang
Apel
Wortel
Bawang
Kentang
Apel
Wortel
Wortel
Apel
Bawang
Kentang
Membuka Nostril
Wortel
Bawang
Kentang
Apel
Apel
Bawang
Wortel
Kentang
Kentang
Wortel
Bawang
Apel
Analisis Data
Reseptor Olfaktori (Pembau)
Untuk melihat reaksi yang diberikan oleh perlakuan dalam praktikum indra pembau,praktikum ini menggunakan 3 subjek untuk melihat reaksinya. Ketiga subjek saat itu menutupkan nostril kanannya dan mengambil salat satu minyak wangi dan mulai menghirup diawal, namun diakhir di subjek harus bernapas tidak menggunakan hidung lagi namun melalui mulut, dan dilihat sampai didetik berapa bau terus hilang. Setelah itu dengan menggunakan nostril kanan.
Reseptor Gustatori(Pengecap)
Pada percobaan reseptor pengecap sebelum diberi perlakuan lidah subjek dikeringkan dari air ludah, ini akan membuat rasa sebelum air ludah ada hilang dan tidak terdeteksi. Setelah lidah kering, lalu praktikan memasukkan butir gula keatas lidah dan dibiarkan sampai larut dan terasa manis, didetik keberapa manis terasa itulah rangsangan reseptor dari lidah si subjek. Percobaan ini dilakukan oleh 3 subjek dan hasil yang terlihat bahwa di butir gula dan larutan gula waktu yang diperlukan berbeda-beda sesuai tingkat kepekaan reseptor. Namun untuk larutan kina, cuka dan garam, seluruh subjek memiliki kepekaan rangsang yang sama. Setelah ditetesi 3 larutan itu lidah langsung bereaksi.
Reseptor Pengecap dan Pembau
Reseptor ini dilakukan untuk mengetahui seberapa peka lidah subjek dalam mengenali rasa yang dimasukkan kedalam mulutnya dengan perlakuan menutup nostril dan tidak menutup nostril. Pada subjek pertama dengan nostril tertutup seluruh yang dimasukkan dari kentang,bawang,wortel, dan apel benar semua namun menurut subjek reasksinya agak lama karena nostril ditutup sehingga si subjek memakan makanan tanpa mencium baunya dan setelah masuk rasanya tidak sepenuhnya bereaksi, ini terjadi karena nostril ditutup. Namun reaksinya berbeda saat nostril dibuka , sebelum dimasukkan pun si subjek sudah mengetahui dan tanpa menggigit sudah mengetahui makanan yang dimasukkan dimulutnya. Begitu juga dengan subjek lainnya mereka mengatakan kita juga bisa merasakan dari tekstur makanannya.
Pembahasan
Tubuh manusia mempunyai panca indra, yaitu mata, telinga, kulit, lidah, dan hidung. Dengan memiliki indra tersebut, maka manusia mampu mengenal lingkungannya dan memberikan respons terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut (Arrington, 1972: 138).
Alat indera adalah organ yang berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme mrmiliki reseptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar (Arrington, 1972: 138).
Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan yang diterimanya (Arrington, 1972: 139-140) :
Kemoreseptor berfungsi sebagai penerima rangsang zat kimia, contohnya bau dan rasa.
Fotoreseptor berfungsi sebagai penerima rangsangan cahaya yang berupa energi elektromagnetik.
Audioreseptor berfungsi sebagai penerima rangsangan suara.
Mekanoreseptor berfungsi sebagai penerima rangsangan fisik, seperti tekanan, sentuhan, dan getaran.
Eksoreseptor berfungsi mengenali perubahan lingkungan luar.
Interoreseptor berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam tubuh. Interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam, yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra peraba (kulit), indra pengecap (lidah), indra pembau (hidung) (Arrington, 1972: 139-140).
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 2 alat indera yaitu indera pengecapan (lidah) dan indera penciuman (hidung). Dimana pada pengujian terhadap indera pengecapan (lidah) dilakukan pengujian dengan cara menentukan rasa, dan indera penciuman (hidung) dilakukan pengujian dengan cara menentukan aroma.
Pada percobaan pertama kita akan mempraktikan tentang kepekaan indra penciuman kita yaitu hidung, disini pengamat ingin mengetahui seberapa lama kepekaan yang diberikan oleh hidung subjek untuk bau yang dicium pertama kali dan setelah itu tanpa menghirup dengan nostril kiri sebagai penghirup dan nostril kanan ditutup, lalu pembandingnya dilakukan dengan nostril yang awalnya tertutup dengan menutup nostril yang terbuka. Lalu didapat data bahwa subjek 1 malah dari nostril kiri ke nostril kanan menurun 11 detik, sedangkan pada subjek 2 naik yang awalnya 19 naik di nostril kanan menjadi 56 dan terakhir pada subjek 3 juga naik 4 detik. Sehingga kita dapat diambil kesimpulan bahwa kepekaan penciuman tiap orang berbeda-beda.
Percobaan kedua yang dilakukan dengan menguji indra pengecap yang terdapat pada lidah setiap subjek yang mengalami kegiatan ini. Percobaan ini dilakukan kepada setiap subjek dengan meletakkan seluruh rasa kelidah si subjek, mulai dari rasa manis, pahit, asin, dan asam. Maka disini akan dihitung berapa waktu yang diperlukan si subjek ,sehingga gula yang awalnya padat bisa mencair dan bisa terasa dimenit keberapa , dan dilihat apakah disetiap orang memiliki indra pengecap yang sama atau berbeda. Ternyata setelah dilihat dari hasil pengamatan bahwa data yang dihasilkan memiliki hasil yang berbeda hanya pada larutan gula dan memiliki kesan yang sama pada saat ditetesi larutan garam, larutan kina, dan larutan cuka. Menurut kelompok kami subjek 1-3 memiliki hasil yang berbeda karena pengecap bereaksi pada gula dalam waktu lama dan karena rasanya manis , mungkin kekurangan konsentrasi pada lidah sehingga rasa manis terasa dalam waktu lama. Tapi berbeda pada larutan yang mungkin memiliki konsentrasi yang tinggi, maka lebih cepat terangsang oleh lidah seperti respon kecepatan yang diberikan oleh larutan kina ,garam, dan cuka.
Pada percobaan ketiga kami akan membahas pengabungan dalam penggunaan 2 indra yaitu indra pembau dan indra pengecap, subjek diminta mengecap atau merasakan 4 makanan yang memiliki tekstur dan rasa yang berbeda yaitu makanan berupa bawang, apel, kentang dan wortel. Perlakuan yang digunakan untuk indra pembaunya pada saat memakan subjek diminta untuk menutup nostril dan setelah itu membuka nostril. Dari hasil pengamatan data setiap subjek tidak ada gangguan ataupun kesalahan dalam menjawab atau menebak rasa dan bau yang dimiliki dari makanan yang dijadikan pengujian untuk percobaan penggabungan ini hanya saja ekspresi yang berbeda-beda saat mecicipi keempat pengujian serta ada perbedaan saat ditutup dan dibuka, pada saat nostril ditutup kita hanya bisa merasakan dengan mencicipi, namun pada saat nostril dibuka maka indra akan dibantu dengan indra penciuman dan akan mengeluarkan saliva sesuai dengan rangsangan yang diterima.
Ketiga pengujian memperoleh hasil yang sesuai baik dari segi pengetahuan maupun dari literatur karena sistem indera yang diuji bekerja dengan baik. Perbedaan yang terletak antara literatur dengan hasil pengujian yaitu jenis bahan yang digunakan dalam percobaan.
Adapun faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kesalahan dalam percobaan yang dilakukan yaitu berupa metode kerja pengujian yang tidak sesuai dan adanya kerusakan fungsi dari organ indera yang diujikan.
Adapun hubungan percobaan dalam bidang farmasi yaitu karena dalam bidang farmasi juga diperlukan pengetahuan mengenai sistem indera yang berhubungan dengan pemberian obat dan mekanisme kerja obat terhadap sistem indera tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan yang kami lakukan adalah bahwa rangsangan indra pembau dari setiap orang berbeda-beda sehingga setiap orang memiliki kepekaannya masing masing ada yang cepat pilek/flu itu indra pembaunya terkadang sering bermasalah, sedangkan yang memiliki hidung baik maka akan cepat sekali mengenali bau suatu benda. Pada indra pengecap bahwa rangsangan pada larutan gula dan butir gula disetiap subjek memiliki hasil yang berbeda-beda. Namun, pada larutan konsentrasi tinggi dan rasanya begitu khas akan langsung terasa dalam hitungan detik. Percobaan terakhir rangsangan yang diberikan pada menutup nostril dan membuka nostril memiliki situasi yang berbeda namun memiliki hasil yang tetap sama. Jika kita pilek , indra pengecap pasti tetap bekerja namun tidak bisa disempurnakan dengan indra pembau.
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki,Soedjono.dkk.2000.petunjuk praktikum anatomi dan fisiologi manusia(IMSTEP).Malang :UNM
TIBRANI, MGS.M dan M,LUCIA.2014.fisiologi manusia. Palembang :FKIP UNSRI