LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN GERAK REFLEKS
“
”
OLEH KELOMPOK 6 ADE HANNA NATALIA
(3415106799)
AHMAD JAHID SAJID
(3415106776)
EUNIKE SEPTIANA
(3415106784)
JUWITA CANDRA DEWI
(3415106774)
SHARAS PURBAYA
(341511)
YOLANDA HOLINDA SARI
(341511)
PENDIDIKAN BIOLOGI BILINGUAL FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014
HASIL PENGAMATAN 1.
Gerak Refleks
Tabel 1. Hasil pengamatan gerak refleks
Perlakuan Cubit
Air Ledeng
Asam Cuka
Lama timbulnya refleks (detik) Rusak Otak Rusak Sum-Sum Kaki kiri bagian atas : Kaki kiri : tangan kanan ke Tangan kanan ke angkat, 3 angkat, 6 detik dan tangan detik kiri terangkat, 4 detik. Kaki kanan bagian atas : Jari sebelah kiri digerakkan, 17 detik Kaki kiri bagian bawah : Kedua tangan dan kaki bagian kiri digerakkan, 5 detik Kaki kanan bagian bawah : Kedua tangan dan jari bergerak, 3 detik.
Menggerakkan kaki kiri saat kaki kanan dimasukan pada air ledeng, 31 detik Bergerak dengan menyeret kaki kirinya, <1 detik
-
Menggerakkan kaki kanan secara lambat, 3 detik
PEMBAHASAN 1.
Gerak Refleks
Pada Praktikum bertujuan mengetahui gerak refleks katak. Refleks merupakan suatu respon organ efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar terhadap suatu stimulus tertentu.Refleks pada amphibia merupakan konsep dari suatu ritme yang melekat dalam sistem syaraf pusat yang telah ditentukan selama perkembangan (Ganong, 2008). Berdasarkan hasil pengamatan gerak refleks, rangsang yang diberikan terhadap katak adalah cubit, dimasukkan pada air ledeng, serta pemberian asam cuka. Perlakuan pertama dilihat gerak refles yang terjadi pada katak ketika dirusak otaknya dan dirusak sum-sum tulang belakangnya serta dilihat perbedaan respon yang terbentuk pada masing-masing katak tersebut.. Menurut (Wulandari, 2009) bahwa gerak refleks disebabkan oleh rangsang tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan.Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh saraf sensori langsung disampaiakan oleh neuron perantara (interneuron). Dalam gerak refleks ada komponen-komponen dasar yang sangat penting, antara lain: organ sensorik , contohnya kulit; saraf atau serabut-serabut sensorik , yang secara umum
berfungsi mentransduksiberbagaienergi lingkungan, atauadanyabahan kimialingkungan yang masuk ke dalam sel yang secara langsung atau tidak langsung menimbulkan potensial aksi di neuron sensori sinaps di sistem saraf pusat (CNS). Serabut saraf, tersebut yang mengahantarkan impuls-impuls tersebut menuju sel-sel dalam ganglion radix posterior, dan selanjutnya serabut sel-sel itu akan meneruskan impuls itu menuju substansi kelabu pada kornu posterior medulla spinalis; Sum-sum tulang belakang , dimana serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls-impuls menuju kornu anterior medulla spinalis; sel saraf motorik , dalam korun anterior medulla spinalis yang menerima dan mengalihkan impuls tersbut melalui serabut saraf motorik; organ motorik , yang melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik. (Pearce, 2000). Selanjutnya katak tersebut diberikan perlakuan dengan merusak otak dan sum-sum tulang belakangnya. Setelah katak dicubit dan dimasukkan ke dalam air ledeng, selanjutnya katak diberikan asam cuka. Saat diberikan asam cuka, katak memberi respon sangat cepat dengan waktu kurang dari 1 detik. Saat kaki bagian kiri katak dimasukkan ke dalam asam cuka, katak langsung memberi tanggapan dengan mengangkat kaki kirinya dengan cepat. Hal ini dikarenakan oleh adanya perusakan otak sehingga menyebabkan otak akan terjadi gangguan dalam kerja. Jika input dari otak ke spinal cord (sum-sum tulang belakang) terganggu maka refleks dalam daerah spinal cordnya itu menjadi terganggu pula (Cunningham,2007).
KESIMPULAN
Katak memberikan respon yang sangat cepat saat diberi asam cuka, yaitu dengan mengangkat kaki kirinya dalam waktu kurang dari 1 detik.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Jane B. Reece dan Lawr en ce G. Mi tc he ll . 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga Cuuningham, James G. and Klein, Bradley G. 2007. Textbook of Veterinary of Physiology. China: Saunders Elseviers Duellman, William Edward. 1986. Biology of Amphibians. USA: McGrawHill Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Pearce, Evelyn.C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta Sloan, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Buku Kedokteran EGC:Jakarta Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia. Alih bahasa: Santoso BI. Ed. ke-2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Wulandari, Ika Puspita.2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Neutrino.Vol.1 No.2 April.