LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN EKOLOGI TUMBUHAN
Penentuan Pola Distribusi Acalypha indica di Hutan Wisata Tinjoo!o
MAHENDRA NOOR "EBRI#ANTO $$%%$%&'%(
)URU*AN BIOLOGI "AKULTA* MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI+ER*ITA* NEGERI *EMARANG ,'%-
Penentuan Pola Distribusi Acalypha indica di Hutan Wisata Tinjoo!o
A. Tujuan Mengetahui pola distribusi dari Acalypha indica dengan menggunakan kuadrat acak yang dianalisis menggunakan Poisson analysis di Hutan Wisata Tinjomoyo B. Ruusan Masala/ Bagaimana pola distribusi Acalypha indica di Hutan Wisata Tinjomoyo 0. Dasar Teori Tumbuhan berbagai jenis hidup secara alami di suatu tempat membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya menemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam kumpulan ini terdapat kerukunan untuk hidup bersama, toleransi kebersamaan dan hubungan timbal balik yang menguntungkan sehingga dalam kumpulan ini terbentuk sutu derajat keterpaduan. Suatu komunitas dapat mengkarakteristikkan suatu unit lingkungan yang mempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan ini disebut biotop. Biotop ini juga dapat dicirikan oleh unsur organismenya, misalnya padang alangalang, hutan tusam, hutan cemara, ra!a kumpai, dan sebagainya "Setiadi, #$%&'. (ola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. (ola penyebaran tumbuhan dalam suatu !ilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu) #. (enyebaran secara acak (ola ini jarang terdapat di alam. (enyebaran ini biasanya terjadi apabila *aktor lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada, selain itu tidak ada si*atsi*at untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentukbrntuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan trmbuhan. +. Mengelompok (ola penyebaran mengelompok "gregated atau undispersed', menunjukan bah!a hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis. nggota tumbuhan yang ditemukan lebih banyak ditemukan secara mengelompok dikarenakan ada beberapa alasan ) a. -eproduksi tumbuhan yang menggunakan) #' ruuner atau rimpang. +' -eproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh di sekitar induk. b. ingkungan /habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada
lingkungan makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies yang sama. 0. Teratur (ola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan, agricultur yng lebih diutamakan e*ekti*itas dan e*isiensi lahan. (enyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan. (enyebaran semacam ini terjadi apabila da persaingan yang kuat antara indi1iduindi1idu dalam populasi tersebut. (ada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan nutrisi dan ruang. (olapola penyebaran adalah khas untuk setiap spesies dan jenis habitat. Seringkali dilakukan pendeteksian *actor*aktor sebab bagi suatu pola penyebaran tertentu. Umumnya, *actor*aktor tidak kentara dan sulit untuk ditentukan. (enyebaran spesies di dalam suatu komunitas mencerminkan in*ormasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies. 2enis penyebaran mempengaruhi rencana pengambila sampel dan cara analisis data. (erubahan dalam penyebaran harus selalu diperhatikan bersamaan dengan ukuran populasi. Sebagai contoh, ukuran, persaingan, kematian, dan se1againya dapat mengurangi ukuran populasi dan mengubah pola dari satu agregasi ke pola acak "Michael, #$$&'. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan pola persebaran adalah dengan menggunakan kuadrat acak kemudian nilai harapan dari jumlah plot yang didalamnya terdapat sejumlah tertentu suatu tumbuhan terukur dihitung sesui dengan analisis distribusi (oisson "Barbour et al . #$%3'. Distribusi (oisson dilihat dari jumlah tumbuhan dari tiap plot kemudian di talis. da 4 kategori yang dicantumkan pada tabel analisis, antara lain) plot dengan jumlah indi1idu 5, plot dengan jumlah indi1idu hanya #, plot dengan jumlah indi1idu +, plot dengan jumlah indi1idu 0, plot dengan jumlah indi1idu &, dan plot dengan jumlah indi1idu 6 7. (lot dengan jumlah tumbuhan tertentu ditalis sesuai dengan kategorinya. 8ilai tengah dari rerata jumlah tumbuhan tiap plot digunakan untuk menentukan nilai harapan. -umus perhitungan untuk menentukan nilai harapan adalah sebagai berikut )
(e ) −
9:pected ;
m
( ) 2
m (100 ) x !
(erbedaan antara data hasil obser1asi dan nilai harapan di hitung dengan menggunakan chi-square. Distribusi (oisson merupakan distribusi yang mengikuti pola bilangan acak, sehingga apabila H 5
D. Alat dan Ba/an (lot ukuran #:#m, data sheet, bolpoin E. 0ara Kerja #. Melakukan sur1ey lapangan +. Meletakkan kuadrat secara acak 0. Mengamati kuadrat, menghitung jumlah Acalypha indica yang ada, dan memasukkan data sesuai kategori bilangan poisson "jika jumlah < 7 maka masuk kategori 7' &. Melakukan pengulangan hingga #55 kuadrat 7. Melakukan perhitungan pola penyebaran, menganalisis hasilnya. ". Hasil Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk thally. Tabel.# Hasil pengamatan
1
T/all!
)ula/
5
>>>> >>
3
#
>>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>>
05
+
>>>> >>>> >>>> >>>> >
+#
0
>>>> >>>> >>>> >
#4
&
>>>> >>>
%
7 >>>> >>> >>>> >>> #% ? #55 Dimana : merupakan jumlah indi1udu yang terdapat di dalam tiap kuadrat G. Analisis Data Data yang telah diperoleh dianalisis berdasarkan pola distribusi (oisson dengan H5 ; Acalypha indica terdistribusi secara acak. Menurut data yang telah diamati jumlah tumbuhan yang teramati mencapai +&+ indi1idu, sehingga nilai rata @ rata tumbuhan pada tiap plot"m' adalah +,&+. Berikut perhitungan untuk memperoleh nilai m ) m=
m
=
( 0 x 7 + 1 x 30 + 2 x 21 +3 x 16 + 4 x 8 + 5 x 18 ) 100 242 100
m=2 , 42
Dari nilai rata @ rata tersebut dapat diketahui nilai e-m , sehingga dapat diketahui nilai harapan plot dari tiap jumlah tumbuhan. e 2,72 =
m=2 , 42
Maka, m e 2,72 −
=
−m
e
=
2,42
−
0,09
(erhitungan nilai harapan adalah sebagai berikut)
(e ) −
m
( ) x
m ( 100 ) x !
m= +,&+ e-m ; 5,5$ :;5 •
( 0,09 ) •
( )(
100 ) ; +4,55
( )(
100 ) ; +5,$3
( )(
100 ) ; #+,4$
( )(
100 ) ; 4,#&
1
1!
2,42
2
2!
2,42
3
3!
:;&
( 0,09 ) •
100 ) ; +#,&$
2,42
:;0
( 0,09 ) •
( )(
0!
:;+
( 0,09 ) •
100 ) ; %,%%
0
:;#
( 0,09 ) •
( )( 2,42
2,42
4
4!
:;7
( 0,09 )
2,42
5
5!
Tabel.+ nalisis (oisson persebaran Acalypha indica di Hutan Wisata Tinjomoyo No. o2 3lants 3er 4uadrat567
Obser8ed no. o2 4uadrat 9it/ x 3lants
E63e:ted no. o2 4uadrats 9it/ 6 3lats
2
X
( observed expected )2 −
=
expected
(e ) −
;
m
( ) x
m ( 100 ) x ! 5.&5 0.03
5
3
%.%%
# +
05 +#
+#.&$ +4.55
5.$4
0
#4
+5.$3
#.#%
& 7
% #%
#+.4$ 4.#&
#.30 ++.$5
<
#55
$4,#4
&'.=$
Derajat kesalahan "A' yang digunakan adalah sebesar 5,5# dengan derajat bebas ; n+. n;4 db ; n+ db ; 4+ db ; & sehingga + Tabel adalah #0,+%. Dari analisis tersebut dapat diketahui bah!a + hitung < + tabel, sehingga H5 ditolak.
H. Peba/asan Dari hasil analisis data, Acalypha indica terdistribusi secara nonacak. Hal ini ditunjukan dengan nilai + tabel lebih kecil daripada + hitung. Hal tersebut mengakibatkan H5 ditolak. Berdasarkan teori yang digunakan Distribusi (oisson merupakan perhitungan yang mengikuti pola bilangan acak, sehingga apabila pola dari suatu kumpulan bilangan tidak mengikuti distribusi (oisson maka pola dari kumpulan bilangan tersebut tidak acak. Sama halnya dengan analisis yang telah dilakukan, yaitu Acalypha indica terdistribusi secara nonacak. Seperti yang sudah dipaparkan dalam dasar teori di atas, pola non acak memang sering terjadi karena dua *aktor utama. (ertama, karena reproduksi dan kedua karena lingkungan mikro. >ni juga yang terjadi pada tumbuhan Acalypha indica yang ada di Hutan Wisata Tinjomoyo. Dari analisis data menunjukan adanya kecenderungan pola persebaran non acak reguler. Hal ini ditunjukan dengan melihat table +. Cuadrat dengan jumlah indi1idu # teramati lebih dari yang diharapkan, begitu pula dengan kuadrat dengan jumlah indi1idu 7 atau lebih. Selain itu, kuadrat dengan jumlah indi1idu +, 0,dan & teramanati dengan jumlah yang hamper sama. Hal ini menjadi penanda bah!a diduga persebaran spesies cenderung reguler. I. *i3ulan
Dari hasil analisis data menggunakan (oisson, dapat disimpulkan bah!a Acalypha indica di Hutan !isata Tinjomoyo diduga memiliki pola penyebaran yang non acak dan cenderung reguler.
Da2tar Pusta>a Barbour, Michael . Burk, 2ack H. (itts, Wanna D. #$%3. Terrestrial Plant Ecology Second Edition. Eummings (ublishing Eompany, >nc) Eali*ornia. Dju*ri. +5#+. nalisis Fegetasi pada Sa1ana Tanpa Tegakan kasia "cacia 8ilotica' di Taman 8asional Baluran 2a!a Timur. 2urnal >lmiah (endidikan Biologi. Fol. &. 8o. +) #5& @ ###. Michael. #$$&. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. 2akarta) U> (ress. Setiadi, D. #$%&. n!entarisasi "egetasi Tumbuhan #a$ah dalam %ubungannya dengan Pendugaan Si&at %abitat #onita Tanah di 'aerah %utan (ati )ikampek* +P% Pur$akarta* (a$a #arat. Bogor) Bagian 9kologi Departemen Botani, Gakultas (ertanian, >(B.