LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHANPage 10
KATA PENGANTAR
Puji syukur kelompok panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, kami dapat menyelesaikan Laporan praktikum tentang Sel dan Jaringan Tumbuhan. Di dalam laporan ini kami menggambarkan tentang sel dan jaringan penyusun tubuh tumbuhan.
Kelompok menyadari sungguh bahwa laporan Praktikum ini masih banyak kekurungan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna untuk penyempurnaan penulisan Laporan ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan Laporan ini dan tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memeberikan tugas ini bagi kami, untuk menambah wawasan kami.
Tondano, 25 November 2015
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2. Tujuan......................................................................................................................3
1.3. Rumusan masalah....................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................................ 4
BAB III METODE PENGAMATAN......................................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat........................................................................................................11
3.3 Alat dan Bahan.........................................................................................................11
3.2 Langkah Kerja..........................................................................................................12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................13
4.1 Hasil pengamatan ................................................................................................. 13
4.2 Pembahasan ......................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................19
5.2 Saran....................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang tercipta untuk mendukung kelangsungan sebuah kehidupan. Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama. Jaringan pada tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan permanen.
Banyak sekali macam tumbuhan di dunia ini. Namun hanya ada dua jenis yaitu dikotil dan monokotil yang tentunya memiliki sturktur bentuk jaringan yang berbeda. Selain itu, tumbuhan yang terdiri atas akar, batang dan daun juga mempunyai perbedaan pada struktur system jaringannya. Maka dari itu untuk memperoleh sebuah fakta mengenai perbedaan disetiap bagiannya perlu dilakukan sebuah praktikum. Dan berikut ini adalah hasil dari praktikum system jaringan pada tumbuhan.
Tujuan
Sebelum melakukan sebuah pengamatan sel tentunya ada tujuan, antara lain :
1) Mengamati sel
2) Mengamati jaringan penyusun organ tumbuhan
Rumusan masalah
1) Bagaimana bentuk sel ?
2) Bagaimana bentuk jaringan yang terdapat pada akar, batang dan daun?
BAB II
KAJIAN TEORI
Sel adalah unit terkecil structural, fungsional yang menyusun makluk hidup. Sel merupkan unit dasar umum dari stuktur organik. Sel tumbuhan diartikan sebagai suatu kehidupan kecil yang mempunyai batas nyata atau dinding sel, didalamnya terjadi reaksi-reaksi kimia yang rumit(pandey,1980). Sel juga dikatakan sebagai kesatuan struktur fisiol;ogi yang terkecil dari organisme hidup. Pada dasarnya sel tumbuhan terdiri dari protoplas yang dikelilingi dinding sel. Biasanya dinding sel dianggap bagian mati sedangkan protoplas adalah bagian hidup dari sel.
Struktur Sel
Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut sitologi. Semua organisme yang hidup terdiri atas sel, baik uniselular maupun multiselular. Setiap sel merupakan unit fungsional dan structural terkecil dari bentuk hidup.
Semua sel harus mempumpunyai membran yang membungkus isi cairan sel (sitoplasma). Di dalam sitoplasma terdapat materi inti ADN dan ARN, dan ribosom. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul. Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding selnya, sel hewan hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata. Selain perbedaan tersebut, pada sel tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar, sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai kemampuan memperbanyak diri (Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press).
Protoplas
Protoplas terdiri dari komponen protoplasmik dan nonprotoplasmik. Komponen protoplasmik ada yang bersifat cair yaitu sitoplasma. Protoplas merupakan bagian sel yang ada disebelah dalam dinding sel. Protoplas tersusun oleh bahan hidup dalam bentuk sederhana, yang disebut protoplasma. Pada sel tumbuhan protoplas terdiri atas komponen protoplasma dan komponen non protoplasma (Sumardi,1993).
Komponen Protoplasma
Protoplasma memiliki beberapa komponen penyusun yang terdiri atas sitoplasma, inti sel, butir-butir plastida dan mitokondria.
1. Sitoplasma, merupakan benda hidup yang terdapat dalam sel, berbentuk cairan yang agak kental. Pada plasma terdapat 3 lapisan yaitu, Ektoplasma, Tonoplasma dan lapisan polioplasma.
2. Inti sel (nucleus), inti sel berbentuk bulat telur, merupakan bagian yang penting dari protoplas karena merupakan sentral segala proses yang berlangsung dalam sel tersebut. Pada inti sel terdapat membran, retikulum, dan nukleolus.
3. Butir-butir plastida, butir-butir plastida umumnya terdapat pada sel tumbuh-tumbuhan yang masih muda, didalam sitoplasma tetapi diluar inti sel. Plastida sendiri dibagi menjadi 4 macam, yaitu leukoplas, amiloplas, khromoplas dan proteinoplas.
a. Leukoplas, merupakan plastida yang tidak berwarna, biasanya terdapat pada sel-sel tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari atau radiasi. Berbentuk bulat kecil dan apabila terkena radiasi dapat berubah menjadi kloroplas.
b. Amiloplas, berasal dari leukoplas, dapat membentuk amilum atau zat tepung. Plastida ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Biasanya terdapat pada akar-akar yang dapat menyimpan makanan seperti kentang, ubi jalar dsb.
c. Kloroplas, merupakan plastida yang berbentuk lensa, terdapat dalam sel –sel yang letaknya pada jaringan terluar dekat batas/tepi. Plastida ini berfungsi penting dalam proses fotosintesis dan pembentukan prrotein. Kloroplas mengandung dua pigmen yaitu klorofil dan karotinoid.
d. Khromoplas, perubahan dari leukoplas dan khloroplas dapat menjadi khromoplas, seperti perubahan warna yang terjadi pada proses pemasakan buah. Zat warna atau pigmen pada khromoplas merupakan zat padat yang berbentuk seperti kristal, bentuk kristal tersebut dapat berbentuk jarum dan persegi (Kartasapoetra, 1991).
4. Mitokondria, merupakan organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya apabila sel hidup diwarnai dengan Janus Green B. Memiliki bentuk yang bermacam-macam, yaitu bulat memanjang, terkadang seperti busur dan terdapat bebas pada sitoplasma. Mempunyai selaput rangkap, selaput dalamnya mengalami percabangan atau melipat-lipat ke arah dalam yang disebut kristal. Mitokondria memiliki fungsi untuk pernafasan. Di dalamnya terdapat enzim-enzim yang berperan dalam siklus krebs (Sumardi,1993).
Komponen non Protoplasma
Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan benda-benda tidak hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola, dalam plasma sel dan plastida. Komponen non protoplasmik ini bisa berupa zat cair maupun padat (Kartasapoetra,
Protein
Protein merupakan bahan utama yang menyusun protoplasma yang hidup. Protein diketahui sebagai bahan cadangan dalam bentuk amorf atau kristal. Pada beberapa macam biji, protein terdapat sebagai aleuron dan tersebar didalam sel. Adapula aleuron yang terdapat didalam sel, dan sel tersebut menyusun suatu lapisan yang disebut lapisan aleuron (Sumardi,1993).
Minyak dan substansinya
Bahan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh tumbuhan akan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Lilin, suberin dan kutin merupakan minyak yang digunakan sebagai zat pelindung pada dinding sel (Sumardi,1993).
Karbohidrat
Selulose dan zat tepung merupakan bahan ergastik yang pada prinsipnya terdapat didalam protoplas. Selulose ini sangat penting untuk menyusun dinding sel, sedangkan tepung untuk cadangan makanan. Zat tepung dijumpai dalam sitoplasma, terdapat sebagai butir-butir baik didalam leukoplas maupun kloroplas.
Butir tepung memiliki lapisan-lapisan, dan lapisan-lapian itu berhenti pada suatu titik yang dinamakan hilum. Letaknya bisa ditengah (kosentrik) misalnya pada ubi jalar atau dibagian tepi butir tepung (eksentrik) misalnya pada Marantha.
Butir tepung dapat tunggal, majemuk dan setengah majemuk. Butir tepung terdapat pada biji, sel-sel parenkim jaringan sekunder pada akar maupun batang, dan tempat penyimpanan cadangan makanan seperti akar, tuber, rizoma, dan kormus (Sumardi,1993).
Tanin
Tanin merupakan sekelompok derivat fenol yang heterogen yang dapat dijumpai terutama pada daun, xilem, floem, periderm akar dan batang, dan pada buah yang belum masak. Letaknya didalam vakuola sel atau dalam bentuk tetes-tetes kecil pada sitoplasma yang melebur (Sumardi,1993).
Kristal
Kristal ini terdapat dalam sel berbagai tumbuhan. Biasanya terdapat dalam sel korteks, akan tetapi terkadang juga dapat ditemukan pada sel-sel parenkim floem dan parenkim xylem.
Kristal-kristal ini terdapat dalam vakuola sel atau plasma selnya. Kristal-kristal itu memiliki berbagai bentuk, antara lain :
Kristal dengan bentuk prisma teratur, biasanya terdapat dalam sel-sel dibawah epidermis dari daun jeruk.
Kristal dengan bentuk jarum, kristal ini banyak ditemukan pada sel-sel daun bunga pukul empat.
Kristal dengan bentuk butiran kecil, kristal ini biasanya disebut kristal pasir, banyak ditemukan dalam sel-sel daun serta tangkai daun ri bayam.
Kristal dengan bentuk rafida, merupakan kristal berbentuk jarum yang letaknya sejajar, biasanya terdapat pada sel-sel parenkim dari jaringan lunak, selnya mengandung lendir dan berdinding tipis. Misalnya pada endocarp buah aren.
Kristal dengan bentuk kelenjar, kristal ini disebut juga kristal drus yang hanya terdapat pada sel-sel tertentu dengan bentuk yang tidak teratur (dapat berbentuk bintang atau lainnya). Kristal ini biasanya ditemukan pada tangkai daun pepaya dan bangsa kaktus (Kartasapoetra, 1991).
Dinding Sel
Dinding sel pada tumbuhan merupakan struktur sel yang paling menyolok dilihat dari bawah mikroskop. Adanya dinding sel yang nyata merupakan perbedaan pokok antara sel tumbuhan dengan sel hewan karena pada sel hewan tidak dijumpai adanya dinding sel, akan tetapi, sel hewan dan sel tumbuhan sama-sama memiliki membran plasma atau lapisan terluar sitoplasma yang berbeda dengan dinding sel. Pada hewan lapisan ini terkadang dinamai dinding sel, tetapi membran plasma merupakan bagian dari sel yang hidup dan bersifat fleksibel, sedangkan dinding sel cenderung kaku dan tetap (Tjitrosomo, 1983).
Dinding sel pada tumbuhan mempunyai fungsi dalam mempertahankan turgor tekanan dinding yang mempertahankan potensial air dan berfungsi dalam mekanisme pengangkutan air mineral pada tumbuhan.
Lapisan Penyusun Dinding Sel
Dalam sel-sel yang berdinding tipis, seperti pada dinding sel jaringan yang belum dewasa dan berbagai macam tanaman herbaceus, dinding diantara dua selnya terdiri dari tiga lapis. Setiap dua sel yang berdampingan menghasilkan suatu dinding primer dan diantara kedua sel tersebut terdapat lapisan intraselular (lamela tengah). Pada beberapa sel yang berbatasan pada sudut-sudutnya, lapisan intraselular menjadi lebih jelas, seluruhnya mengisi ruang pembatas, dapat terpisah dan membentuk ruang intraselular yang berbeda-beda pada berbagai macam jaringan tumbuhan. Ruang itu tidak menutup secara sempurna tetapi membentuk suatu bagian sistem interkomunikasiyang luas dan biasanya berisi udara (Tjitrosomo, 1983)
Jaringan Meristem (jaringan muda)
Merupakan jaringan yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat embrional.
Ciri-ciri :
- bentuk dan ukuran selnya sama
- dinding selnya tipis
- Selnya penuh dengan protoplasma
- Isi sel tidak mengandung zat makanan
Jaringan meristem dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Meristem primer
Adalah jaringan meristem pada tumbuhan dewasa dan masih bersifat membelah diri, sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio. Terdapat pada ujung akar dan ujung batang sehingga disebut meristem apikal. Aktivitasnya mengakibatkan batang dan akar tumbuh memanjang disebut pertumbuhan primer. (Ditemukan pada tumbuhan dikotil dan monokotil)
b. Meristem sekunder
Adalah jaringan meristem yang berasal dari meristem primer yang telah mengadakan diferensiasi. Terdapat pada kambium dan kambium gabus.
Aktivitasnya meng-akibatkan pertumbuhan sekunder yaitu menyebabkan batang bertambah besar. (Ditemukan pada tumbuhan dikotil).
Jaringan Parenkim (jaringan dasar)
Merupakan jaringan yang berfungsi untuk memperkuat kedudukan jaringan yang lain. Disebut jaringan dasar karena terbentuk dari meristem dasar yang terdapat hampir di
semua tumbuhan dan mengisi jaringan tumbuhan baik pada akar, batang, daun, biji
maupun buah.
Ciri-ciri :
- sel umumnya berukuran besar dan berdinding tipis
- sel hidup dan mengandung klorofil
- banyak mengandung rongga antar sel
- banyak mengandung vakuola
- letak selnya tidak rapat
Macam-macam jaringan parenkim :
- klorenkim : parenkim untuk fotosintesis, karena selnya mengandung klorofil. Misal :
parenkim palisade (jaringan pagar) dan parenkim spon (bunga karang).
- aerenkim : parenkim untuk menyimpan udara sehingga dapat digunakan untuk
mengapung.
- parenkim air : parenkim untuk menyimpan air
- parenkim penimbun : parenkim untuk menyimpan cadangan bahan makanan.
- parenkim untuk transportasi
Jaringan Kolenkim Penyokong/ penguat/ penunjang
Merupakan jaringan yang berfungsi untuk menujang agar tanaman dapat berdiri dengan
kokoh dan kuat.
Jaringan penunjang dibedakan menjadi :
- kolenkim : adalah jaringan penunjang pada tumbuhan muda dan belum berkayu yang
Dinding sel di bagian sudut-sudutnya mengalami penebalan dan tersusun atas sel-sel
yang hidup.
Sklerenkim : adalah laringan penguat yang dinding selnya melami penebalan dari zat kayu
(lignin) sehingga bersifat lebih kuat.
Ada 2 macam sklerenkim :
- sklereida (sel batu) : pada tempurung kelapa dan tempurung kenari
- serabut sklerenkim (serat/ fiber) : pada serat rami.
Epidrmis
Adalah jaringan atau lapisan terluar yang menutupi permukaan tubuh tumbuhan, seperti akar, batang, daun dan bunga. Karena fungsinya untuk melindungi jaringan lain maka beberapa epidermis mengalami modofikasi, seperti rambut (trikoma), duri, dan muluit daun (stomata). Epidermis umumnya tertutup lapisan lilin (kutikula) pada daun dan zat gabus pada batang, kecuali lentisel yang berfungsi untuk pertukaran gas.
Ciri-ciri :
- terdiri atas satu lapis sel
- tidak berklorofil
- susunan sel rapat
- tidak ada ruang antar sel
- dinding sel sangat tipis.
Jaringan pengangkut/ vaskuler ( xylem & floem )
Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem yang menggunakan jaringan pengangkut air dan floem sebagai jaringan pengangkut bahan organic (bahan-bahan makanan). Xylem dan Floem bersama-sama sering disebut sebagai berkas pengangkut (berkas vascular). Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut disebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalamnya Pteridophyta dan Spermatophyta. Dari kedua bagian berkas pengangkut itu, xilem mempunyai struktur yang lebih tegar sehingga dapat utuh sewaktu berubah menjadi fosil dan dapat dipakai sebagai bahan identifikasi bagi tumbuhan jenis vaskular.
A. Xylem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transport dan penyokong. Xylem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolisme.
B. Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormon.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Pengamatan Sel dan Jaringan tumbuhan berlangsung pada :
Hari / Tanggal : Senin, 23 November 2015
Kelompok : Dua (2)
Judul Penilitian : Sel dan Jaringan penyusun tumbuhan
Tempat : Laboratorium Biologi FMIPA UNIMA
3.2. Alat dan Bahan
Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu kita mempersiapkan alat dan bahan untuk mendukung dalam pengamatan pada sel. Alat dan bahan yang dipersiapkan diantaranya sebagai berikut :
Alat:
1.) Mikroskop cahaya
2.) Kaca Objek
3.) Kaca Preparat
4.) Silet
5.) Cater
6.) Pipet
7.) Tisu atau Lap
8.) Tinta
9.) Aquades
Bahan:
1.) Daun Rheo Discoler/daun adam dan hawa
2.) Pisang
3.) Daun Durian
4.) Tempurung Kelapa
5.) Bawang merah
6.) Kentang
7.) Batang Seledrei
8.) Air
3.3. Langkah Kerja
Setelah semua perlengkapan untuk melakukan sebuah praktikum pengamatan pada sel dan jaringan tersedia, kita dapat memulai praktikum dengan langkah–langkah sebagai berikut :
1) Menyiapkan alat dan bahan
2) Mengiris daun, buah, dan batang tumbuhan yang di pilih, dengan irisan membujur dan
melintang setipis-tipisnya.
3) Meletakan diatas kaca objek lalu mentetesi dengan air dan tinta menggunakan pipet
dan ditutup dengan kaca penutup.
4) Mengamati dibawah mikroskop
5) Menggambar dan memberi keterangan hasil pengamatan.
6) Melakukan langkah kerja yang sama untuk melihat jaringan-jaringan lain penyusun
tumbuhan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Setelah melakukan pengamatan dan berhasil menemukan bentuk sel, kemudian di gambar sesuai bentuk sel yang diamati, dan jaringan penyusun tumbuhan. diberi keterangannya.
No
Nama
Gambar
Keterangan
1
Daun Rheo Discoler
(Daun Adam dan Hawa)
Ruag antar sel Sel Stomata
Ruag antar sel
Sel
Stomata
Mengamati sel
(Perbesaran 4x0,20), selnya tampak jelas, stomatanya terlihat dengan jelas pada irisan membujur juga terdapat ruang antar sel.
2
Pisang (Musa Paradisiaca)
Butir Pati/Aleuron
Butir Pati/Aleuron
Mengamati jaringan parenkim (perbesaran 4x0,10). Jaringannya terlihat jelas dan terdapat butiran pati/aleuron pada irisan Membujur.
3
Batang seledrei (Apium graveolens L.)
Kolenkim angularPembuluhRuang antar sel
Kolenkim angular
Pembuluh
Ruang antar sel
Mengamati jaringan parenkim (perbesran 4x0,20)
Jaringannya terlihat dan selnya terdeverensiasi, pada irisan Melinntang terdapat pembuluh ruang antar sel dan kolenkim angular yang mengalami penebalan sudut.
4
Durian/durio zibetohinus L ( daun )
Trikoma papilasistolid
Trikoma papila
sistolid
Mengamati jaringan kolenkim (perbesaran 4x0,10)
Jaringan Nampak, dan sistolidnya terlihat jelas begitu juga dengan trikoma papilla. pada irisan melintang
5
Kelapa/cocos nucifera
( tempurung )
Serat Trikoma bintangsklereid
Serat
Trikoma bintang
sklereid
Mengamati jaringan skelerenkim (perbesaran, 10x0,20) terlihat seratnya,trikoma bintang, sklereid. Pada keruk tempurung.
6
Kentang/solanum tuberosum L
Hilum/Butir pati
Hilum/Butir pati
Mengmati jaringan parenkim (perbesaran 4x0,20)
Jaringan tampak jelas dan hilum. Pada irisan membujur.
7
7
Bawang merah/Allium cepa L.
CairanDinding selInti sel
Cairan
Dinding sel
Inti sel
Mengamati jaringan Parenkim dan epidermis (Perbesaran 4x0,20). Sel dan jaringan tampak jelas dan lapisan sklereid pada irisan melintang. Pada bawang merah juga terdapat lumen sel.
4.2 PEMBAHASAN
Sel
Merupakan penyusun tubuh makluk hidup, sebagai mana telah di buktikan oleh pengamatan mikroskopis melalui mathias sclaiden ( seorang ahli anatomi tumbuhan. Bahwa sel tumbuhan memiliki dinding sel.
Sesuai hasil pengamatan sel pada gambar daun rheo discoler, selnya berbentuk segi enam dan telihat dengan jelas stomatanya.
Tumbuhan juga tersusun atas struktur terkecil yaitu sel. Sel tumbuhan mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan sel hewan. Bagian - bagian dari sel tumbuhan tersusun atas organel. Organel secara umum ada didalam sitoplasma sel. Adapun organel sel pada tumbuhan adalah:
Dinding sel
Dinding sel pada tumbuhan mempunyai struktur yang kaku dan tersusun atas Polisakarida. Polisakarida tersusun lagi atas hemin dan pektin.
Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris)yang berupa rongga yang diselaputi membrchan (tonoplas).
Plastida
Plastida merupakan organel sel yang mengandung pigmen ( zat warna). Bentuk dan isinya bermacam - macam, tergantung pada fungsinya. Plastida dapat dibedakan menjadi :
Kromoplas, yaitu plastida yang mengandung pigmen merah, jingga atau kuning. Kromoplas banyak terdapat pada tomat dan wortel.
Leukoplas, yaitu plastida yang tidak mengandung pigmen warna. Terdapat pada jaringan tumbuhan yang tidak terkena sinar matahari, misal pada sel embrional, empulur batang dan bagian tumbuhan didalam tanah yang berwarna putih.
Amiloplas, adalah plastida yang mengandung amilum ( karbohidrat)
(Sumber: Armyistafidyah.blogspot.com/06/12/2012/ struktur-sel-tumbuhan-beserta-fungsinya.html)
Jaringan Meristem
Meristem adalah jaringan pada tumbuhan berwujud sekumpulan sel-sel punca yang aktif melakukan pembelahan sel. Jaringan ini mudah ditemukan pada bagian titik-titik tumbuh batang maupun akar. Meristem di bagian ini disebut sebagai meristem primer, karena mengawali pertumbuhan biomassa. Meristem juga ditemukan pada bagian batang dan akar, membentuk kambium. Terdapat dua jenis kambium pada batang yaitu kambium vaskular dan kambium gabus (felogen). Keduanya bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder (ke samping) yang dialami tumbuhan dan disebut meristem sekunder.
(Sumber: Anonim. 2010. (online). (http://hikmat.web.id/biologi/pengertian-jaringan-meristematik/)
Jaringan parenkim
Parenkim merupakan jaringan tumbuhan yang belum terdiverensiasi, berdasarkan pengamatan yang di lakukan, terlihat jelas pada gambar jaringan parenkim batang seledrei bahwa sel-sel belum terdiverensiasi,pada buah pisang yang terdapat butir-butir pati (aleuron), dan juga pada kentang yang terrdapat hilum/butir pati yang termasuk dalam parenkim penimbun yang berisi cadangan makanan.
Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim dapat dilihat pada daun durian seperti pada gambar hasil pengamatan. Terlihat seledrid dan juga trikomanya dengan jelas.
Kolenkim merupakan jaringan penyokong pada tumbuhan. Secara ontogeni, perkembangan kolenkim mirip prokambium dan tampak pada tahap yang sangat awal dari diferensiasi meristem atau dari sel isodiametris meristem dasar. Kolenkim terdiri atas sel hidup yang berbentuk agak memanjang dan biasanya berdinding tebal.
(Sumber: Anonim.2014.Sel Kolenkim.(Online). (http://wordpress.com/Sel Kolenkim Fungsi Pengertian Contoh - Artikel Biologi.htm)
Jaringan sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali. Seperti halnya pada tempurung kelapa yang mengandung sklereid (sel batu).
Jaringan epidermis
Jaringan Epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ tumbuhan. Misalnya : batang, akar, daun dan sebagainya. Juga pada bunga, buah, biji, sebelum mengalami penebalan sekunder. Jaringan epidermis menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, hinggga daun. Biasanya epidermis hanya terdiri dari selapis sel yang terbentuk pipih dan rapat. Fungsi jaringan epidermis sebagai pelindung jaringan di dalamnya sebagai pelindung tempat pertukaran zat.
Dari keterangan di atas, kita dapat mengetaui beberapa ciri-ciri ari jaringan epidermis.yaitu :
Tersusun dari sel-sel hidup
Terdiri atas satu lapis sel tunggal
Seragam bentuk,ukuran dan susunannya,tetai biasanya tersusun rapat tidak ada ruang antar sel
Tidak memiliki klorofil
Didnding sel luar epidermis berbatasan dengan udara mengalami penebalan.sedangakan bagian dalam berbatasan dengan jaringan lain selnya tetap tipis
Mengalami modifikasi membentuk derivate jaringan epidermis
(Sumber :B.Hidayat,Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel, yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang sama dan disebut jaringan. Berdasarkan sifatnya, ada dua macam jaringan yang menyusun tubuh tumbuhan yaitu jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah panjang akar maupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai pertumbuhan primer, dan semua jaringan yang terbentuk disebut jaringan primer. Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal dari kegiatan sel-sel jaringan muda.
Kita ketahui setiap makhluk memiliki struktur yang menyusun bagian dari tumbuhan tersebut, misalnya pada tumbuhan disusun atas berbagai organ seperti akar, batang, daun, bunga dan biji. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan pengangkut.
5.2. Saran
Laporan ini berisikan uraian mengenai pengertian, ciri-ciri, fungsi, jenis, dan lain sebagainya mengenai "Sel dan jaringan penyusun tumbuhan". Yang sekiranya dapat menambah pengetahuan, meskipun kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik yang tentunya kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.
DAFTAR PUSTAKA
B.Hidayat,Estiti. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB
Anonim. 2012. Jaringan Epidermis. (online). (http:// jaringan-epidermis-dan jaringan.html). Diakses pada tanggal 25 November 2015, Pukul 14.08.
Mulyani, sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
Anonim.2012.jaringan meristem. (http://anatomi tumbuhan/jaringan/meristem.htm). Diakses pada tanggal 25 November 2015, Pukul 15.55. (Online)
Armyistafidyah. Struktur sel tumbuhan. (online) blogspot.com/06/12/2012/ struktur-sel-tumbuhan-beserta-fungsinya.html. Diakses pada tanggal 25 November 2015, Pukul 16.02. (Online).
Azhari Y. 2013. Jaringan Tumbuhan. (http://blog.com/jaringan- tumbuhan.htm). Diakses pada tanggal 25 November 2015, pukul 16.23. (Online)
Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Tjitrosopomo, Siti Sutarmi. Prof. Dr. Ir. H. 1983. Botani Umum 1. Bandung : Angkasa.