BAB I PLANIMETER
1.1 Maksud dan dan Tujuan Tujuan
1. Untuk mengenal mengenal alat Planim Planimeter eter dan dan dapat menggunak menggunakannya annya dalam dalam bidang bidang ilmu ilmu sipil. 2. Mnentukan Mnentukan luas dengan cara cara mekanis mekanis grafis grafis mengguna menggunakan kan Planimete Planimeterr.
1.2. Dasar Teori Teori
Planimeter adalah alat untuk menentukan luas dengan cara mekanis grafis. Pada laboratorium ukur jenis tanah ini terdiri dari dua bagian utama yaitu: Roller yaitu: Roller,, dan Main Body. Body. Kedua bagian ini di hubuingkan oleh sendi yang memungkinkan main main body bebas body bebas bergeser pada bidang gambar. Pada main main body body ini terdapat terdapat sebuah tracer arm, display, function key, integrating wheel dan dan encorder yang berfungsi untuk merekam pulsa dari lintasan gambar yang di telusuri untuk kemudian secara digital dicatat dan dihitung oleh Planimeter. Planimeter. Pada gambar dapat dilihat nama dari bagian Planimeter digital ini. Pada lengan Planimeter Planimeter ini terdapat layar dan function dan function key yang berfungsi untuk menampilkan hasil hitungan luas dan memasukkan data pada Planimeter ini. !ungsi dari setiap function setiap function key ini key ini akan di jelaskan secara singkat:
"#
: Untuk menyalakan Planimeter.
" !!
: Untuk mematikan Planimeter.
$ % &$
: $lear dari all-clear key.
'(&) '(&)( (
: Unt Untuk uk mem memul ulai ai pen pengu guku kurran dan dan unt untuk uk kem kemba balli meng menguk ukur ur set setel elah ah berada dalam keadaan MEMO *mean *mean value measurement). mea surement).
+",-
: Kun Kunci ini ini efe efekti han hanya apa apabila peng pengu ukuran akt aktif% ber berjalan unt untuk pengukuran kumulatif dan dalam menahan pengukuran untuk sementara aktu ataupun untuk aktu yang lama.
M/M" M/M"
: Untu Untuk k men menge geta tahu huii har harga ga luas luasan an yang yang dihi dihitu tung ng dari dari perh perhit itung ungan an puls pulsaa ke perhitungan luas yang telah diset satuannya.
&0/) 0/)
: Unt Untuk men mengh ghiitung tung har harga ga rat rata ara ratta dari dari has hasiil peng penguk ukur uran an yan yang g tel telah disimpan.
U#( U#(1 1
: Unt Untuk uk memi memili lih h met metri rik k sys syste tem m dan dan ingg inggri riss sys syste tem. m.
U#( U#(2 2
: Unt Untuk uk sat satua uan n yang yang dip diper ergu guna naka kan n sete setela lah h memi memili lih h syst system em..
'$&,/ '$&,/
: Untuk Untuk mema memasu sukk kkan an satu satuan an dan dan sys syste tem m yan yang g dip dipil ilh h dal dalam am Plan Planim imet eter er ini.
)3'
: Untuk mengkonfirmasi skala yang telah dimasukkan kedalam system luas.
1.3. Alat-alat an! Di"er!unakan
1. 'ebuah 'ebuah Plan Planime imeter ter -igita -igitall KP45 KP45 # 2. &lat &lata ala latt tuli tuliss 6. Kalkulator
1.#. $ara Pelaksanaan Pen!ukuran
1.
(empatkan gambar yang akan dicari luasnya pada bidang permukaan yang datar.
2.
)eka )ekatk tkan anla lah h
sisi sisi
kert kertas as
gamb gambar ar
ters terseb ebut ut
pada pada
bide bidean ang g
deng dengan an
menggunakanb selotip. 3.
,etakkan Roller ,etakkan Roller pada pada posisi yang akan membuat Roller membuat Roller bersudut bersudut tepat 45 dengan main body kemudian coba selusuri gambar yang akan diukur dengan treacer treacer lens dua atau tiga kali sehingga bila ada gerakkan yang tidak idak nyam nyaman an dar dari
Plan Planim imet eter er ini dapa dapatt
dike diketa tahu huii
dan dan
diub diubah ah
kedudukannnya. #.
#yalakan Planimeter dengan menekan tombol ON.
%.
Pilih Pilih system system dan satuan satuan yang akan diper dipergun gunakan akan dengan dengan memence memencett tombol &NIT-1 dan &NIT-2.
'.
'et skala yang akan dipergunakan menggunakan perbandingan misalnya : 155 1:255 atau dapat ditulis 1:7 dengan memasukkan harga 7 setelah itu tekan ($ALE.
).
Untuk memastikan kebenaran skala tersebut tekan tombol )3'.
*.
,etakkan Traccer Point pada gambar yang telah diberi tanda sebagai tempat mulainya pengukuran. 'ebaliknya traccer Point diletakkan pada titik tengah dari sisi sebelah kiri pada garis kur8a yang akan diselusuri. +arus diingat baha planimeter ini harus digerakkan searah jarum jam. 'etelah itu tekan (TART.
+.
'elusuri gambar tersebut sampai traccer point pada titik pertama kali mulai. (ekan MEMO lalu catat harga yang tertulis pada layar Planimeter.
1,.
'etelah itu mulai lagi selusuri gambar tersebut dengan menekan tombol (TART.
11.
,akukan sebanyak yang diminta oleh asisten setelah itu tekan tombol AER untuk mengetahui harga ratarata dari luas yang telah diukur.
1.%. asil an! Di"erole/
-ari pengukuran diatas dengan Planimeter digital ini akan langsung didapat luas dari gambar yang dimaksud. $obalah bandingkan hasilnya dengan cara analitis.
asil Per/itun!an 0 Perbandingan *m9
Roenaldo
Zefanya
Danar
Ekka
Indra
Steven
,uas )ata rata *m9
752,000
757,000
747,000
770,000
757,000
750,000
755500
;
0.463269
0.198544
1.125083
1.919259
0.198544
0.727995
379,000
374,000
408,000
383,000
387,000
386,000
;
2.4054
0.2839
1.2591
0.2839
1.8971
2.1659
136,000
149,000
149,000
158,000
150,000
148,000
;
2.4989
6.8505
2.4989
9.1782
7.5648
0.0956
(otal
1,267,000
1,280,000
1,304,000
1,311,000
1,294,000
1,284,000
#ama Mahasisa
Persentase 4esala/an <
uasTotal uasTeorit is uasTeorit is
x155;
1. Na5a 0 Roenaldo Mar6anto 7o NIM
0 32%1#,,,2
=ilayah 1 Persentase * ; Kesalahan < <
a x x
x155;
>?2555 >???55 >???55
x155;
8 0.463269 ;
=ilayah 2 Persentase * ; Kesalahan <
6>4555 6@A1AA .> x155 ; 6@A1AA.>
< 1.855848 =ilayah 6 Persentase * ; Kesalahan <
16A555
[email protected] x155;
[email protected]
< 8.314607
2. Na5a 0 9e:an6a (a;/arissa NIM
0 32%1#,,')
=ilayah 1
386166.7
148333.3
1290000
Persentase * ; Kesalahan < <
b x x155; x >?>555 >???55 >???55
x155;
8 0.198544 ;
=ilayah 2 Persentase * ; Kesalahan <
6>B555 6@A1AA .> x155; 6@A1AA .>
< 3.150626 =ilayah 6 Persentase * ; Kesalahan <
1B4555
[email protected] x155;
[email protected]
< 0.449438
3. Na5a 0 Alida Danar (a"utera NIM
0 32%13,,%1
=ilayah 1 Persentase * ; Kesalahan < <
c x
x155 ; x >B>555 >???55 >???55
x155 ;
8 1.125083 ;
=ilayah 2 Persentase * ; Kesalahan <
B5@555 6@A1AA.> 6@A1AA.>
x155 ;
< 5.65386
=ilayah 6 Persentase * ; Kesalahan <
1B4555
[email protected] x155;
[email protected]
< 0.449438
#. Na5a 0 Ekka 4o
0 32%13,
=ilayah 1 d x
Persentase * ; Kesalahan <
x
x155;
>>5555 >???55
<
>???55
x155;
8 1.919259 ;
=ilayah 2 6@6555
Persentase * ; Kesalahan <
6@A1AA.>
6@A1AA.>
x155;
< 0.820026 =ilayah 6 [email protected] [email protected] x155 ; [email protected]
Persentase * ; Kesalahan <
< 6.516854 %. Na5a 0 Indra =a6a Pan!estu NIM
0 32%13,,#2
=ilayah 1 Persentase * ; Kesalahan < <
e x x
x155;
>?>555 >???55 >???55
x155;
8 0.198544 ;
=ilayah 2 Persentase * ; Kesalahan <
6@>555 6@A1AA .> x155; 6@A1AA .>
< 0.215796 =ilayah 6 Persentase * ; Kesalahan <
1?5555 [email protected] x155; [email protected]
< 1.123596
'. Na5a 0 (te>en Lon! NIM
0 32%13,,,13
=ilayah 1 Persentase * ; Kesalahan < <
f x x
x155;
>?5555 >???55 >???55
x155;
8 0.727995;
=ilayah 2 Persentase * ; Kesalahan <
6@A555 6@A1AA .> x155; 6@A1AA .>
< 0.043159 =ilayah 6 Persentase * ; Kesalahan <
1B@555 [email protected] x155; [email protected]
< 0.224719
4esi5"ulan
1. Penghitungan luas suatu ilayah dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan planimeter. 2. Pengukuran bagian 12 dan 6 dilakukan lebih dari satu kali agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. 6. Pengukuran akan semakin lebih tepat jika skala peta yang digunakan semakin besar.
. ,uas dalam percobaan ini hanya mendekati hasil aslinya karena ketidaktelitian dalam menggunakan alat dan tidak terdapatnya skala pada peta ?. +asil yang didapat antara praktikan 1 dengan yang lainnya berbedabeda sehingga diperlukan perhitungan hasil ratarata dari setiap perhitungan untuk menentukan luas suatu ilayah tertentu A. +asil antarpercobaan pada umumnya menunjukan perbedaan angka yang tidak terlalu jauh%besar >. Berdasarkan data praktikum didapat hasil baha: luas ratarata bagian 1 adalah 12422> m9 luas ratarata bagian 2 adalah 225@441@>? m9 luas ratarata bagian 6 adalah 1>565>? m9 ?aktor 4esala/an
1. Ketidaktelitian pengamat ketika membidik target 2. Kecerobohan sehingga meja tergeser 6. Ketebalan garis tepi peta yang lebih besar dari titik bidik sehingga terjadi kekeliruan menentukan batasan terluar peta yang akan diukur . Kurang luasnya meja yang digunakan ketika praktikum sehingga pergerakan planimeter terbatas sehingga terjadi penyimpangan pada saat pengukuran ?. Kecerobohan yang menyebabkan meja tempat kita menggunakan planimeter bergeser sehingga mempengaruhi pergerakan planimeter
BAB II (TEREO($OPE
3.1. Maksud dan Tujuan
Menentukan tinggi titiktitik pada foto udara menggunakan alat stereoscope cermin dan tongkat paralaks melalui pengukuran selisih paralaks antara dua titik pada foto udara tersebut.
3.2. Dasar Teori
Cika seseorang melihat secara simultan pada dua buah foto yang dihasilkan dari suatu pemotretan dengan objek yang sama akan tetapi berbeda pada posisi pemotretannya dimana setiap mata melihat suatu foto maka orang itu akan dapat melihat gambar atau foto tersebut secara tiga dimensi.
D& E DB sudut paralaksisi < 'udut yang dibentuk oleh potongan sumbusumbu mata. D& F DB maka d& G -B atau sebaliknya. d& dB < jarakjarak sutau objek jika dilihat dengan mata. Bmt < baris mata
-ari pandangan tiga dimensi kita dapat menduga jarak atau kedalaman. !oto yang dapat dilihat secara tiga dimensi *stereoskopis adalah dua buah foto yang saling bertempelan dari dua buah pemotretan. (U
< (itik utama < titik perpotongan
diagonal foto. B
< Basis udara < Carak (U1 dan (U2 saat pemotretan.
B
< Basis foto
+r
< (inggi terbang ratarata
Hang dapat dilihat secara stereoskopis adalah daerah yang bertempelan. bI
< jarak (U1I dan (U2I
bI
< jarak (U1 dan (U2J
b
< *bI bI%2
'kala foto < f % +r < b % B
!tereoskope adalah alat yang diciptakan untuk membantu dalam melihat sepasang foto yang sebagian bertempelan secara tiga dimensi.
Cenis stereoscope ada dua yaitu :
'tereoscope saku
'tereoscope cermin
'tereoscope saku tidak banyak kegunaannya antara lain hanya digunakan untuk :
Mengetes penglihatan stereo seseorang
Melihat sebagian kecil dari daerah yang stereoskopis
'edangkan stereoskope cermin penggunaannya lebih luas antara lain dengan diperlengkapi tongkat paralaks maka kita dapat mengamati paralaks sebuah titik yang terletak pada daerah yang stereoskopis dan juga dapat menghitung selisih paralaks meter antara dua titik kemudian dapat dihitung beda tinggi antara dua titik tersebut atau lebih. &rti paralaks dipandang dari geometrisnya dapat dijelaskan sebag ai berikut : L'ebuah titik pada tanah terpotret oleh sebuah pesaat udara pada posisi pemotretan *1 dan pada posisi pemotretan *2. Maka pada bidang fotonya titik & akan nampak menjadi titik a pada posisi pemotretan *1 dan titik aI pada posisi pemotretan *2J.
Kalau dibuat garis '2aJ %% '1a maka : (U2aJ < (U1a. Paralaks tinggi & < P& < aI(U2 (U2aJ Cadi P& < aIaJ Untuk mengukur besarnya paralaks titik menggunakan tongkat paralaks tongkat paralaks tersebut dilengkapi oleh dua buah kaca yang di dalamnya terdapat titik yang dinamakan titik apung * "loating mark . Untuk setiap pengamatan paralaks sebuah titik maka kedua titik apung tersebut harus nampak menjadi satu. -engan terlihat titik apung menjadi satu berarti titik apung tersebut sudah berada pada titik yang diamati *pada tanah. Cika titik apung tersebut masih kelihatan dua ini berarti tidak pada tanah tetapi mungkin berada di atas tanah atau di baah tanah.
K
< Konstan *atau jarak antara dua foto
7&
< Carak antara titik a pada foto 1 dan foto 2
M&
< Bacaan tongkat paralaks pada titik &
,
< Panjang tongkat paralaks pada saat bacaan < nol
A(IL PERIT&N7AN (TEREO($OPE
-ata 3 data 'kala foto
: " % hr hr 5.21 ?555 15?5 m # : hr h 155
B? 154? m
-iketahui tinggi titik 1 di atas datum *h1
<
A
m
(inggi terbang di atas datum *+
<
154?
m
(inggi ratarata daerah yang dipotret *h
<
?
m
Basis foto kiri bI
<
@
mm
Basis foto kanan bJ
<
@6
mm
Panjang fokus lensa
<
215
mm
'kala foto
< 1 : ?555
Perhitungan : 1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum : Caab : b
P 1
2. Cadi <
b.hr h h1
bN bM 2 P 12 m1 m 2 P 2 P 1 * P 12
h12 h1 h2 * # h1
P 12
P 1
h2 h1 h12
6. (inggi titik 6 *h6 di atas datum : P 61 <
m1 m6 P6 < P1
P 61 h6 h1 P 6 * h h1 :
P 61 h61 <
P 61
P 6
h6 3 h1
h6 h1 h61
asil Per/itun!an 0 1. Na5a 0 @iin (adikin NIM 0 32%13,11#
Bacaan tongkat paralaks: O 11> 5 16A 5 16.5? 5
NO TITI4 & ; B ; $ ;
11@ 5 1.6? 5 16.1 5
12? 5 1?.2? 5 16.@? 5
RATA-RATA 12 *m1
1. *m2 16.66 *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
mm @6.?mm
2 @6.? $ 15?5 154? AB
P 12
m2 m1 1B.B 12 2.Bmm
P 2
* P 12
P 1
< *@?.564 2. mm < @>.64 mm P 12 h12 < h1 h2 < *+ h1 P 1
2. Cadi
<*154?A h2
<
2.B @>.B64
h1 h12 <*A
16
P 1 P 16
< * @?.564 1.66mm < @A.6A4 mm h61 < h6
h1 < *+ h1
< *154?A
P 6
@A.6A4
< 1?.@>A m h6
P 16
1.66
< h1 h61 < *A 1?.@>A m
< [email protected]@A m
[email protected]@4Am < 42.24@A m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 16.66 3 12 < 1.66 mm P 6
mm @?.564mm
< >4.@>A m 2. Na5a 0 7err6 P/andr6 NIM 0 32%13,,')
Bacaan tongkat paralaks: O 16.@ 5 12. 5 16.@ 5
NO TITI4 & ; B ; $ ;
16.A 5 11.@ 5 16.4 5
1 5 12.@? 5 16.4? 5
RATA-RATA 16.@ *m1
12.6?*m2 16.@@ *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
mm @6?mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
m2 m1 12.6? 16.@ 1.B?mm
P 2
* P 12
P 1
< *@?564 1.? mm < @6.?@4mm h2 < *+ h1
<*154?A h2
<
@?564
h1 h12 <
P 1 P 16
< *@?56455@mm < @?5> mm
h1 < *+ h1
< *154?A < 54A4@ m
P 1 <1>.?>4A m
*A1>.?>4Am <A.25m
16
h61 < h6
P 12
1.B?
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 16@@16.@ < 55@ mm P 6
mm @?564mm
P 12
h12 < h1
2. Cadi
P 16
P 6
55@ @?5B>
h6
< h1 h61 < *A 54A4@ m < A4A4@
3. Na5a 0 =ono (6a:ei NIM 0 32%13,,%1
Bacaan tongkat paralaks: O 154@ 5 121? 5 1??2 5
NO TITI4 & ; B ; $ ;
15> 5 11>? 5 1?26 5
1556 5 11? 5 1> 5
RATA-RATA 15?> *m1
11@ *m2 1?1?*m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr
# h1
@B @6
mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
@6?mm mm @?564mm
m2 m1 11.@ 15?> 126mm P 12
P 2
P 1
* P 12
< *@?564 1.26 mm < @A2A4 mm P 12 h12 < h1 h2 < *+ h1 P 1
2. Cadi
<*154?A h2
<
126 @A2A4
h1 h12 <*A
1A4>>m < >@A4>> m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 1?1?15?> < ?@ mm 16
P 6
P 1 P 16
< *@?564.?@mm < @4A14 mm h61 < h6
h1 < *+ h1
< *154?A
P 16
P 6
B?@ @4A14
< 1A44> m
h6
< ?2A@4? m < h1 h61 < *A ?2A@4? m < 11AA@4? m
#. Na5a 0 Ard6 NIM 0 32%13,,,1
Bacaan tongkat paralaks: O 1A.? 5 1?.@? 5 16.2? 5
NO TITI4 & ; B ; $ ;
1A.@ 5 1A.2? 5 16.1 5
1A.> 5 1A.> 5 16.> 5
RATA-RATA 1A.A? *m1
1A.2> *m2 16.6? *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
@6?mm
mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
mm @?564mm
P 12 m 2 m1 14 14
P 2
2. Cadi
P 1
* P 12
< *@?564 5.6@ mm < @?.551 mm P 12 h12 < h1 h2 < *+ h1 P 1 h2
<*154?A *5.6@ : @?.551 < .A54 m < h1 h12 <*A 3 .5A4m < ?4.6454 m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 16.6? 3 1A.2> < 2.42 mm 16
P 6
P 1 P 16
< *@?5642.42mm < @2.114 mm h61 < h6
h6
5 mm 1A.2> 3 1A.A? <5.6@ mm
h1 < *+ h1
P 16
P 6
< *154?A *2.42 : @2.114 < 6A.AA5? m < h1 h61 < *A 6A.AA5? m
< 2>.664? mm %. Na5a 0 Daniel NIM 0 32%13,,
Bacaan tongkat paralaks: NO TITI4 & ; B ; $ ;
O @A 5 > 5 >? 5
@? 5 >? 5 >1? 5
@4 5 A@ 5 >A? 5
RATA-RATA @A? *m1
>1 *m2 >6 *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
@6?mm
mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
mm @?564mm
m2 m1 6A5? 2@5B @51mm >1 P 12
P 2
2. Cadi
P 1
* P 12
< *@?564 1?? mm < @6.@4 mm
h12 < h1
h2
h2 < *+ h1
P 12
P 1
<*154?A *1?? : @6@4 < 14.15@ m < h1 h12 < *A1415@m < @?42 m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < >6 3 @A? < 122 mm 16
P 6
P 1 P 16
< *@?564122mm < @6@14 mm h61 < h6
h6
h1 < *+ h1
P 16
P 6
< *154?A *122 : @6@14 < 1?55A m < h1 h61 < *A 3 1?55A m < @446Am
3 @A? < 1??mm
'. Na5a 0 7usta5 NIM 0 32%13,,13
Bacaan tongkat paralaks: NO TITI4 & ; B ; $ ;
O 116>? 5 1?6? 5 21?? 5
112? 5 1?A? 5 2?> 5
1162? 5 1?6 5 2122 5
RATA-RATA 1161> *m1
1?>> *m2 21> *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
@6?mm mm @?564mm
P 12 m 2 m1 14 14
P 2
2. Cadi
P 1
* P 12
< *@?564 1A mm < @4144 mm P 12 h12 < h1 h2 < *+ h1 P 1 h2
<*154?A *1A : @4144 < @5@61 m < h1 h12 <*A @5@61m < 1125@61 m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 21> 3 1161> < 1516 mm 16
P 6
P 1 P 16
< *@?5641516mm < 4?1A4 mm h61 < h6
h6
5 mm 1?>> 3 1161> < 1A mm
h1 < *+ h1
P 16
P 6
< *154?A *1516 : 4?1A4 < 154>14 m < h1 h61 < *A 154>14 m < 1>6>14 m
). Na5a 0 Adi (antoso
NIM
0 32%13,,+2
Bacaan tongkat paralaks : " 1>.> 5 1>.>2 5 1@.? 5
NO TITI4 & ; B ; $ ;
. [email protected] 5 [email protected] 5 1@.@> 5
1>.>? 5 [email protected] 5 14.1? 5
RATA-RATA 1>.@@ *m1
[email protected] *m2 1@.@2 *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
@6?mm mm @?564mm
P 12 m 2 m1 14 14
P 2
2. Cadi
P 1
* P 12
< *@?564 566 mm < @?62 mm P 12 h12 < h1 h2 < *+ h1 P 1 h2
<*154?A *566 : @?62 < 64@A> m < h1 h12 <*A 6.4@A>m < A>4@A> m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 1@.@2 3 1>.@@ < 54 mm 16
P 6
P 1 P 16
< *@?56454mm < @?.4>4 mm h61 < h6
h6
h1 < *+ h1
P 16
P 6
< *154?A *54 : @?4>4 < 11.2>1@ m < h1 h61 < *A 11.2>1@ m < >?.2>1@m
*. Na5a 0 Raud/atul =anna/ NIM
5 mm [email protected] 3 1>.@@ < 566 mm
0 32%13,121
Bacaan tongkat paralaks : "
NO TITI4 & ; B ; $ ;
@.1? 5 15.@A 5 4.6? 5
. 4.A 5 4.2@ 5 4.6A 5
@.24 5 15.6? 5 15.? 5
RATA-RATA @.A6 *m1
15.1A *m2 4.> *m6
Per/itun!an0
1. (inggi titik 2 *h2 di atas datum:
Caab: b < P 1
b b
2 b.hr # h1
@B @6
mm
2 @6? $ 15?5 154? AB
@6?mm mm @?564mm
P 12 m 2 m1 14 14
P 2
2. Cadi
P 1
* P 12
< *@?564 1.?6 mm < @A.?A4 mm P 12 h12 < h1 h2 < *+ h1 P 1 h2
<*154?A *1.?6 : @A.?A4 < [email protected] m < h1 h12 <*A [email protected]m <@2.221A m
6. (inggi titik 6 *h6 diatas datum: P < m6m1 < 4.> 3 @.A6 < 1.11 mm 16
P 6
P 1 P 16
< *@?5641.11mm < @A.14 mm h61 < h6
h6
5 mm 15.1A 3 @.A6 < 1.?6 mm
h1 < *+ h1
P 16
P 6
< *154?A *1.11 : @A.14 < 16.2@1m < h1 h61 < *A 16.2@1 m < >>.2@1 m
4esi5"ulan
1. $ahaya yang cukup sangat diperlukan dalam penggunaan stereoscope agar dapat mengamati peta dengan tepat 2. Pengukuran titik dilakukan lebih dari 1 kali agar mendapatkan data yang lebih akurat 6. Kemampuan penglihatan praktikan sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh saat menggunakan stereoscope . 'etereoscope mempermudah mengetahui kondisi geologi suatu daerah yang kita amati tanpa bantuan maket penampang kontur A. Kefokusan
mata pada alat stereoscope
sangat berpengahruh terutama saat
menyamakan gambar titik dengan mata kiri dan kanan agar menjadi satu titik yang tepat
>. dentifikasi obyek yang tidak benar akan mempengaruhi hasil interpretasi @. -ari hasil interpretasi makan nantinya akan dibuat peta tutupan lahan 4. Berdasarkan hasil praktikum didapat hasil : ratarata tinggi titik 2 adalah 42@@62? ratarata tinggi titik 6 adalah 444>2
?aktor 4esala/an
1. Pencahayaan yang kurang fokus terhadap lensa alat sehingga ketajaman resolusinya kurang baik 2. Bergeraknya tumpuan dibaah alat sehingga menyebabkan bacaannya berubah 6. &danya fokus mata personal kelompok yang berbeda sehingga ada sedikit kesalahan 3 kesalahan lanjutan dalam pengeplotan . Kurang jelasnya informasi yang terdapat di tepi foto udara seperti ni8o kotak jam penunjuk aktu pemotretan dan altimeter ?. Kekeliruan dalam penggabungan kedua titik pada tongkat paralaks dengan gambar titik di kertas gambar foto udara A. Ketidaktelitian penempatan titik atas titik tengah dan titik baah pada titik yang akan dihitung ketinggiannya >. (idak jelasnya titik yang terdapat pada kaca tongkat paralaks % samarsamar yang menyebabkan kesulitan saat pengamatan gambar @. Kesalahan pada saat merekatkan gambar bergesernya gambar
)audhatul C