KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas bimbingan dan penyertaan dan kasih-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Sebagai Sebagai manusi manusiaa biasa biasa saya saya menyad menyadari ari bahwa bahwa laporan laporan ini masih masih sangat sangat jauh jauh dari dari kesempurnaan oleh karena itu segala pendapat kritik dan saran yang bersi!at membangun sangat diharapkan dari berbagai pihak demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berman!aat bagi yang membutuhkannya.
Mengetahui
Penulis
1
DAFTAR ISI
"#T# PEN$#NT#% ...................................................................................................... & '#(T#% )S) .................................................................................................................... * +#+ & , PEN'#L#N ............................................................................................. / &.& Latar +elakang ........................................................................................................... / &.* Tujuan Per0obaan ...................................................................................................... 1 +#+ * , T)N2##N PST#"# .................................................................................... 3 +#+ / , MET4'4L4$) PE%54+##N ....................................................................... 6 /.& #lat dan +ahan ........................................................................................................... 6 /.* 5ara "erja .................................................................................................................. 6 +#+ 1 , #S)L '#N PEM+##S#N ....................................................................... &7 1.& asil ......................................................................................................................... &7 1.* Pembahasan ............................................................................................................. &7 +#+ 3 , PENTP ....................................................................................................... &/ 3.& "esimpulan .............................................................................................................. &/ 3.* Saran ........................................................................................................................ &/ '#(T#% PST#"# .................................................. ............................................... .... &1 L#MP)%#N .................................................................................................................. &3
2
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
ewan 0oba atau hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. ewan per0obaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. Peranan hewan per0obaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun yang lalu. 'alam menggunakan hewan per0obaan untuk penelitian diperlukan pengetahuan yang 0ukup mengenai berbagai aspek tentang sarana biologis dalam hal penggunaan hewan per0obaan laboratorium. Pengelolaan hewan per0obaan diawali dengan pengadaan hewan meliputi pemilihan dan seleksi jenis hewan yang 0o0ok terhadap materi penelitian. Pengelolaan dilanjutkan dengan perawatan dan pemeliharaan hewan selama penelitian berlangsung pengumpulan data sampai akhirnya dilakukan terminasi hewan per0obaan dalam penelitian. Penanganan hewan per0obaan hendaklah dilakukan dengan penuh rasa kasih sayang dan berprikemanusiaan.
Penanganan
yang
tidak
wajar
terhadap
hewan
per0obaan
dapat
mempengaruhi hasil per0obaan memberikan penyimpangan hasil. Setelah diberikan penanganan yang sesuai kemudian dilakukan penandaan hewan 0oba. 'asar diadakanya penandaan hewan per0obaan adalah bentuk karakteristik hewan atau spesies itu identik atau mempunyai identitas diri sama dengan hewan yang lainya. Maka dari itu dilakukan penandaan terhadap hewan per0obaan yang dinyatakan dengan mg8g untuk per kilo gram bobot tubuh hewan per0obaan sehingga perlu diketahui berat dari setiap hewan per0obaan yang akan digunakan dalam per0obaan dan setiap hewan di beri tanda titik atau garis pada bagian tubuhnya dengan pewarnaan untuk dapat mengenalinya. 5ara penandaan hewan di laboratirium dilakukan untk mengetahui kelompok hewan yang di perlukan berbeda dengan kelompok hewan lainya. Penandaan ini dapat di lakukan se0ara permanen untuk penelitian jangka panjang sehingga tanda tersebut tidak mudah hilang. 'i samping itu 0ara pemberian senyawa bioakti! terhadap hewan per0obaan tentu mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioakti! yang bersangkutan terutama segi 3
kemun0ulan e!eknya. 5ara pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan per0obaan yang akan digunakan. Sebelum senyawa bioakti! dapat men0apai tempat kerjanya senyawa bioakti! harus melalui proses absorpsi terlebih dahulu. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan 0epat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari e!ek yang diinginkan yaitu e!ek sistemik 9di seluruh tubuh: atau e!ek lokal 9setempat: dapat dipilih di antara berbagai 0ara untuk memberikan obat.
1.2 Tujuan Perc!aan &. Mengetahui 0ara penanganan hewan 0oba. *. Mengetahui 0ara penandaan hewan 0oba. /. Mengetahui 0ara pemberian obat se0ara peroral pada hewan 0oba.
BAB 2
4
TIN"AUAN PUSTAKA
Peranan hewan per0obaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan tahun lalu. #gar mengetahui bagaimana 0ara kita sebagai mahasiswa maupun sebagai seorang peneliti dalam hal ini mengetahui tentang kemampuan obat pada seluruh aspeknya yang berhubungan dengan e!ek toksiknya maupun e!ek sampingnya tentunya kita membutuhkan hewan uji atau hewan per0obaan. ewan 0oba adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologis. ewan laboratorium tersebut di gunakan sebagai uji praktek untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia. 'alam penanganannya hewan per0obaan haruslah diberi perlakukan yang sesuai. 5ara memegang hewan serta 0ara penentuan jenis kelaminnya perlu pula diketahui. 5ara memegang hewan dari masing-masing jenis hewan adalah berbeda-beda dan ditentukan oleh si!at hewan keadaan !isik 9besar atau ke0il: serta tujuannya. "esalahan dalam 0aranya akan dapat menyebabkan ke0elakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi hewan 9ini akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah misalnya: dan juga bagi orang yang memegangnya 9"at;ug +.$ &6<6:. 'i dalam menilai e!ek !armakologis suatu senyawa bioakti! dengan hewan per0obaan dapat dipengaruhi oleh berbagai !aktor antara lain ,
(aktor internal pada hewan per0obaan sendiri , umur jenis kelamin bobot badan
keadaan kesehatan nutrisi dan si!at genetik. (aktor=!aktor lain yaitu !aktor lingkungan keadaan kandang suasana kandang populasi dalam kandang keadaan ruang tempat pemeliharaan pengalaman hewan per0obaan sebelumnya suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan dan 0ara pemeliharaan.
"eadaan !aktor=!aktor ini dapat merubah atau mempengaruhi respon hewan per0obaan terhadap senyawa bioakti! yang diujikan. Penanganan yang tidak wajar terhadap hewan per0obaan dapat mempengaruhi hasil per0obaan memberikan penyimpangan hasil. Per0obaan dalam menangani hewan yang akan diuji 0enderung memiliki karakteristik yang berbeda seperti men0it lebih penakut dan !oto!obik 0enderung sembunyi dan berkumpul dengan sesama mudah ditangani lebih akti! pada malam hari 9 no0turnal : akti!itas terganggu dengan 5
adanya manusia suhu normal />1?5 laju respirasi &@/8menit sedangkan pada hewan tikus sangat 0erdas mudah ditangani tidak bersi!at !oto!obik lebih resisten terhadap in!eksi ke0enderungan berkumpul dengan sesama sangat kurang atau diperlakukan se0ara kasar akan menjadi liar dan galak suhu normal />3?5 laju respirasi *&78menit pada men0it dan tikus persamaannya gigi seri pada keduanya sering digunakan untuk mengerat 8 menggigit benda benda yang keras. 'engan mengetahui si!at-si!at karakteristik hewan yang akan diuji diharapkan lebih menyesuaikan dan tidak diperlakukan tidak wajar. Setelah diberikan penanganan yang sesuai kemudian dilakukan penandaan hewan 0oba. 'asar diadakanya penandaan hewan per0obaan adalah bentuk karakteristik hewan atau spesies itu identik atau mempunyai identitas diri sama dengan hewan yang lainya. 5ara penandaan hewan di laboratorium dilakukan untuk mengetahui kelompok hewan yang di perlukan berbeda dengan kelompok hewan lainya. Penandaan ini dapat di lakukan se0ara permanen untuk penelitian jangka panjang sehingga tanda tersebut tidak mudah hilang. Penandaan dapat dilakukan dengan 0ara ear tag 9penindikan telinga hewan perobaan: dengan menggunakan anting bernomor pewarnaan pada bagian tubuh hewan dan elektronik transponder. 'i samping itu 0ara pemberian senyawa bioakti! terhadap hewan per0obaan tentu mempengaruhi respon hewan terhadap senyawa bioakti! yang bersangkutan terutama segi kemun0ulan e!eknya. 5ara pemberian yang digunakan tentu tergantung pula kepada bahan atau bentuk sediaan yang akan digunakan serta hewan per0obaan yang akan digunakan. Sebelum senyawa bioakti! dapat men0apai tempat kerjanya senyawa bioakti! harus melalui proses absorpsi terlebih dahulu. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan 0epat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat. Tergantung dari e!ek yang diinginkan yaitu e!ek sistemik 9di seluruh tubuh: atau e!ek lokal 9setempat: dapat dipilih di antara berbagai 0ara untuk memberikan obat. %ute pemberian obat 9 %outes o! #dministration : merupakan salah satu !aktor yang mempengaruhi e!ek obat karena karakteristik lingkungan !isiologis anatomi dan biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah yang berbedaA en;im-en;im dan getah-getah !isiologis yang terdapat di lingkungan tersebut berbeda. al-hal ini menyebabkan bahwa jumlah obat yang dapat men0apai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda tergantung dari rute pemberian obat 9"at;ug +.$ &6<6:.
6
#dapun 0ara-0ara pemberian obat untuk mendapatkan e!ek terapeutik yang sesuai adalah sebagai berikut, 9$aniswara S. dkk. &663. Farmakologi dan Terapi). a.
)ntraBena )ntraBena 9i.B: yaitu disuntikkan ke dalam pembuluh darah. Larutan dalam Bolume ke0il 9di bawah 3 ml: sebaiknya isotonis dan isohidris sedangkan Bolume besar
b.
9in!use: harus isotonis dan isohidris. )ntramuskular )ntramuskular 9i.m: yaitu disuntikkan ke dalam jaringan otot umumnya di otot
pantat atau paha. 0. Subkutan Subkutan atau di bawah kulit 9s.0: yaitu disuntikkan kedalam tubuh melalui bagian yang sedikit lemaknya dan masuk ke dalam jaringan di bawah kulitA Bolume yang d.
diberikan tidak lebih dari & ml. )ntratekal )ntratekal 9berkemampuan untuk memper0epat e!ek obat setempat pada selaput otak
e.
atau sumbu serebrospinal seperti pengobatan in!eksi SSP yang akut:. )ntraperitonial )ntraperitonel 9)P: sering juga dikenal pemberian obat perolar yaitu tidak dilakukan pada manusia karena bahaya .'isini obat langsung masuk ke pembuluh darah sehingga e!ek yang dihasilkan lebih 0epat dibandingkan intramus0ular dan subkutan
!.
karena obat di metabolisme serempak sehingga durasinya agak 0epat. 4ral Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut. Pemberian obat per oral adalah 0ara yang paling banyak diapakaia karena ini merupakan 0ara yang paling murah aman dan nyaman bagi pasien. "elemahan dari 0ara pemberian obat per oral adalah aktiBitasnya yang lambat sehingga 0ara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat.
'isamping itu ada beberapa jenis obat dapat mengganggu dan mengiritasi lambung dan dapat menyebabkan muntah 9misalnya garam besi dan salisilat:. ntuk men0egah masalah ini maka disiapkan bentuk-bentuk lain seperti bentuk kapsul atau tablet. +entuk demikian akan tetap utuh di dalam lambung tetapi setelah di dalam usus akan han0ur dalam suasana netral atau basa. "alau obat dikemas dalam bentuk sirup maka pemberian harus dilakukan dengan 0ara yang paling nyaman khususnya untuk obat-obat yang rasanya pahit atau tidak enak. Pasien dapat diberikan minuman yang dingin sebelum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat diberi minum pen0u0i mulut atau kembang gula. 7
Memilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi si!at obatnya serta kondisi pasien. 4leh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti berikut, a: b: 0: d: e: !:
Tujuan terapi menghendaki e!ek lokal atau e!ek sistemik #pakah kerja awal obat yang dikehendaki itu 0epat atau masa kerjanya lama Stabilitas obat di dalam lambung atau usus "eamanan relati! dalam penggunaan melalui berma0am-ma0am rute %ute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter arga obat yang relati! ekonomis dalam penyediaan obat melalui berma0am-
ma0am rute g: "emampuan pasien menelan obat melalui oral.
+entuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi ke0epatan dan besarnya obat yang diabsorpsi dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan e!ek terapi obat. +entuk sediaan obat dapat memberi e!ek obat se0ara lokal atau sistemik. E!ek sistemik diperoleh jika bekerja setempat misalnya salep 9#nie! &667:. 5ara pemberian obat melalui oral 9mulut: sublingual 9bawah lidah: rektal 9dubur: dan parenteral tertentu seperti melalui intradermal intramuskular subkutan dan intraperitonial melibatkan proses penyerapan obat yang berbeda-beda. Proses penyerapan dasar penting dalam menentukan akti!itas !armakologis obat. "egagalan atau kehilangan obat selama proses penyerapan akan memperngaruhi akti!itas obat dan menyebabkan kegagalan pengobatan 9 Siswandono dan Soekardjo +. &663:.
BAB # $ET%D%L%GI PER&%BAAN #.1 Alat 'an Ba(an 1) Alat a) Sonde lambung !) "andang hewan 0oba c) %ang kawat ') Cadah aDuadest e) Sarung tangan *) Spidol permanen
8
2) Ba(an a: ewan 0oba 9Men0it: b: #Duadest
#.2 &ara Kerja
&. Puasakan hewan 0oba selama < jam namun tetap diberi air sampai bitum sebelum hewan 0oba digunakan. *. "eluarkan hewan 0oba dari dalam kandang dan letakkan hewan 0oba pada sebuah rang kawat. /. +eri tanda pada hewan 0oba dengan memberi garis pada ekor hewan 0oba menggunakan spidol permanen. 1. Masukkan ekor hewan 0oba 9men0it: ke dalam 0elah antara jari kelingking dan jari manis kemudian jari telunjuk dan ibu jari digunakan untuk menahan tengkuk hewan 0oba. 3. #rahkan muka hewan 0oba ke arah praktikan. @. Masukkan sonde lambung yang berisi & ml aDuadest melalui bagian kiri mulut hewan 0oba dan dorong perlahan sampai 0a. /81 atau seluruh bagian jarum masuk ke dalam mulut hewan 0oba sampai ujung jarum men0apai lambung
hewan
0oba.
BAB + HASIL DAN PE$BAHASAN +.1 HASIL
Pemberian obat pada men0it dilakukan se0ara oral dengan menggunakan alat yaitu jarum sonde dengan 0ara dimasukkan melalui mulut men0it hingga sampai ke lambung. asil yang didapat diperkirakan 37F berhasil dan 37F gagal karena tidak sedikit hewan 0oba yang mati saat per0obaan.
"egagalan yang terjadi disebabkan
karena mahasiswa yang melakukan per0obaan belum mahir 0ara penanganan yang kurang baik dan 0ara pemberian obat yang tidak benar.
+.2 PE$BAHASAN
9
Per0obaan yang dilakukan pada praktikum ini adalah mengenai 0ara penanganan dan penandaan pada hewan per0obaan men0it. ewan per0obaan adalah setiap hewan yang dipergunakan pada sebuah penelitian biologis dan biomedis yang dipilih berdasarkan syarat atau standar dasar yang diperlukan dalam penelitian tersebut. Men0it atau nama latinnya Mus musculus adalah tikus rumah biasa yang termasuk ke dalam ordo rodentia dan !amily Muridae. Men0it dewasa biasa memiliki berat antara *3-17 gram dan mempunyai berbagai ma0am warna. Mayoritas men0it yang digunakan di laboratorium adalah strain albino yang mempunyai warna bulu putih dan mata merah muda. +erbagai hewan ke0il memiliki karakteristik tertentu yang relati! serupa dengan manusia sementara hewan lainnya mempunyai kesamaan dengan aspek !isiologis metabolis manusia. ntuk penanganan men0it yang pertama dilakukan adalah dengan memegang ekornya kemudian diikuti dengan memegang tengkuk men0it selanjutnya karena men0it berukuran ke0il maka ekornya dapat dijepit diantara jari manis dan kelingking. Sebagai hewan per0obaan men0it harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang dan 0ara yang wajar agar tidak menyebabkan hewan tersebut menjadi stress dan tidak lagi sesuai untuk uji !armakologi. Penelitian yang meman!aatkan hewan per0obaan harus menggunakan hewan per0obaan yang sehat dan berkualitas sesuai dengan materi penelitian. ewan tersebut dikembangbiakkan dan dipelihara se0ara khusus dalam lingkungan yang diawasi dan dikontrol dengan ketat. al itu diperlukan agar penelitian bersi!at reprodu0ible yaitu memberikan hasil yang sama apabila diulangi pada waktu lain bahkan oleh peneliti lain. Selain itu penggunaan hewan yang berkualitas dapat men0egah pemborosan waktu kesalahan penelitian dan meghemat biaya. Pemberian obat per oral adalah memberikan obat yang dimasukkan melalui mulut. Pemberian obat per oral adalah 0ara yang paling banyak diapakaia karena ini merupakan 0ara yang paling murah aman dan nyaman bagi pasien. 5ara pemberian se0ara oral merupakan terminolgi GditelanH dimaksudkan bahwa obat masuk melalui mulut dan langsung menuju ke saluran 0erna 9gastrointestinal tra0t I lambung dan usus: baik bersi!at sistemik maupun lokal dalam tubuh. 'ibandingkan 0ara lain maka 0ara ini 10
paling aman tidak sulit menyenangkan dan aman dalam hal pemberian obatnya. al yang tidak teratur tergantung !aktor interaksi obat = makanan dalam saluran 0erna. 9$aniswara S. dkk. &663. Farmakologi dan Terapi) Pada per0obaan ini dilakukan pemberian obat terhadap tikus dimana digunakan alat bantu yaitu spoit oral yang berbentuk seperti spoit biasa namun memiliki ujung yang lebih tumpul agar tidak menyebabkan luka dan mempermudah masuk ke eso!agus. +ahan yang diberikan adalah aDuadest & ml 8 *77 gr bobot badan jadi sebelum pemberian dosis masing-masing men0it ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat badan tikus tersebut kemudian dihitung dosis yang tepat berdasarkan berat badannya. Lalu dilakukan penandaan pada hewan 0oba dengan 0ara, Siapkan tikus &7 ekor tikus lalu masing-masing tikus di tandai pada bagian ekornya dengan menuliskan angka & pada tikus pertama angka * pada tikus ke-* dan selanjutnya hingga tikus ke &7. Menggunakan spidol permanen berwarna hitam agar dapat membedakan tikus yang telah berikan aDuadest dan tikus yang belum di berikan. "emudian lakukan per0obaan memasukan aDuadest ke dalam mulut tikus menggunakan sonde lambung dengan 0ara Pemberian obat se0ara oral pada tikus dilakukan dengan alat suntik yang dilengkapi jarum berujung tumpul sonde oral: dengan 0airan obat sebanyak 9aDuades: & ml. Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk Gmengun0iH tengkuknya sementara ibu jari menjepit kaki depan. 'imana posisi kepala tikus menengadah dan mulutnya sedikit terbuka sonde oral 9jarum tumpul: ditempatkan pada mulut tikus sebelah kanan kemudian memasukkan perlahan sampai ke esophagus dan 0airan obat dimasukkan. 5ara pemberian oral ini dilakukan dengan 0ara memasukkan jarum oral ke dalam eso!agus tikus se0ara perlahan-lahan apabila tikus memberontak maka dilepaskan dulu hingga ia merasa tenang bila perlu kita elus-elus di bagian kepala agar lebih 0epat tenang kemudian baru kita kembali memasukkan jarum oral ke eso!agus. Memasukkan jarum oral ke dalam mulut tikus harus benar-benar tepat di eso!agus karena apabila jarum oral masuk ke paru-paru maka hal ini sangat berbahaya karena tikus bisa mati. Setelah jarum oral tepat di sasaran maka kita memasukkan 0airan se0ara perlahan-lahan kemudian tikus dilepaskan. #pabila setelah dilepaskan tikus akti! bergerak maka pemberian peroral tersebut sukses namun apabila setelah dilepaskan dan men0it 11
tersebut terkapar kemudian mati maka kemungkinan 0airan yang diberikan masuk ke dalam paru-paru. Praktikum ini dilakukan untuk mengenalkan mahasiswa bagaimana 0ara penanganan dan penandaan hewan per0obaan dengan baik sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
BAB , PENUTUP ,.1 Ke-/0ulan
+erdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui, &. 5ara penanganan hewan 0oba Tangan kiri bergerak dari belakang dengan jari tengah dan telunjuk Gmengun0iH tengkuknya sementara ibu jari menjepit kaki depan. 'imana posisi kepala tikus menengadah dan mulutnya sedikit terbuka sonde oral 9jarum tumpul: ditempatkan pada mulut tikus sebelah kanan kemudian memasukkan perlahan sampai ke esophagus dan 0airan obat dimasukkan. *. 5ara penandaan hewan 0oba Siapkan tikus &7ekor tikus lalu masing-masing tikus di tandai pada bagian ekornya dengan menuliskan angka & pada tikus pertama angka * pada tikus ke-* dan selanjutnya hingga tikus ke &7. Menggunakan spidol permanen berwarna 12
hitam agar dapat membedakan tikus yang telah berikan aDuadest dan tikus yang belum di berikan /. 5ara pemberian obat peroral pada hewan 0oba 5ara pemberian oral ini dilakukan dengan 0ara memasukkan jarum oral ke dalam eso!agus tikus se0ara perlahan-lahan apabila tikus memberontak maka dilepaskan dulu hingga ia merasa tenang bila perlu kita elus-elus di bagian kepala agar lebih 0epat tenang kemudian baru kita kembali memasukkan jarum oral ke eso!agus. Memasukkan jarum oral ke dalam mulut tikus harus benar-benar tepat di eso!agus karena apabila jarum oral masuk ke paru-paru maka hal ini sangat berbahaya karena tikus bisa mati. Setelah jarum oral tepat di sasaran maka kita memasukkan 0airan se0ara perlahan-lahan kemudian tikus dilepaskan.
,.2 Saran
'isarankan kepada praktikan pada saat pemberian oral hewan uji agar memperlakukan hewan uji dengan lembut dan memperhatikan 0ara pemberian obat se0ara oral dengan baik agar menghindari kegagalan saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
http,88dokumen.tips8do0uments8penanganan-hewan-per0obaan-3@&<&>ebae0e&.html https,88www.s0ribd.0om8do08/6/*@7<*8PEN#N$#N#N-EC#N-PE%54+##N http://www.mipa-farmasi.com/2016/05/penanganan-hewan-percobaan.html
http,88dokumen.tips8do0uments8penanganan-hewan-per0obaan-3@&<&>ebae0e&.html http,88do0uments.tips8do0uments8laporan-!armakologi-/.html https,88www.s0ribd.0om8do08&/*/6<1<385ara-Pemberian-4bat
13
LA$PIRAN 1.PERHITUNGAN D%SIS 2.PERHITUNGAN STATISTIKA #.DESKRIPSI %BAT +.DESKRIPSI HE3AN &%BA 1) $enct
Kla-*ka- 14
"ingdom (ilum Sub (ilum "elas 4rdo Sub 4rdo (amili $enus Spesies
, #nimalia , 5hordata , Jertebrata , Mamalia , %odentia , Myoimorphia , Muridae , Mus , Mus musculus
&ara Pe/!eran %!at 4%ral) Pemberian obat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya tumpul
9sonde:.Memegang men0it dengan menjepit bagian tekuk menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan ekornya dijepit diantara jari manis dan kelingking. Sebelum memasukkan sonde oral posisi kepala dan keadaan mulut harus diperhatikan. "etika hewan dipegang dengan posisi terbalik pastikan posisi kepala menengadah atau posisi dagu sejajar dengan tubuh dan mulut terbuka sedikit. Selipkan sonde oral yang telah diisi aDuadestillata dekat ke langit = langit mulut men0it. "emudian lun0urkan ke eso!agus. 'an desakkan larutan keluar dari jarum oral. #mati yang terjadi.
Perlaku5Karakter-tk $enct Men0it merupakan hewan yang jinak lemah mudah ditangani takut 0ahaya dan akti!
pada malam hari. Pada umumnya men0it sangat senang berada pada belakang perabotan jika dipelahara atau berkeliaran di rumah. Men0it yang dipelihara sendiri makannya lebih sedikit dan bobotnya lebih ringan dibanding yang dipelihara bersama-sama dalam satu kandang kadang-kadang mempunyai si!at kanibal. Terlebih jika makanan yang dibutuhkannya telah habis sehingga mereka merasa sangat kelaparan. Penanganan Men0it dapat diangkat dengan menggenggam pangkal ekor di antara jari telunjuk dan ibu
jari atau dengan !orsep berujung karet. )ni adalah teknik untuk memindahkan tikus dari satu kandang yang lain. ntuk se0ara manual menahan mouse men0it pertama yang diangkat oleh pangkal ekor maka kulit longgar di leher8pundak daerah adalah seseorang ditangkap antara ibu jari dan jari telunjuk. al ini akan lebih mudah dengan mengangkat mouse yang memungkinkan mouse untuk memahami sebuah kandang kawat atas atau permukaan lainnya dengan !orelimb kemudian memegang kulit leher 8 harus daerah. 15
'engan sedikit latihan men0it dapat diangkat dan ditahan dengan teknik satu tangan. "etika tangan memegang men0it harus terbalik sehingga berat men0it terletak di telapak tangan. 'i ujung ekor mouse dikendalikan dengan menempatkan penangan ekor antara keempat dan kelima jari. Memegang dan mengangkat men0it melalui ekor selain di pangkalnya dapat mengakibatkan selip kulit dan jaringan subkutan dan kemudian nekrosis in!eksi dan peluruhan dari kerangka ekor.
Ft Perc!aan
16
17