LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENYULUHAN KOMODITAS KAMBING (PETERNAKAN BAPAK TEGUH DI KELURAHAN JANGLI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG)
Disusun oleh : Kelompok VIIC
Izza Hijriyanti Sri Lestari Rizki Nur Cahyani Alifah Aulya Dewi Arga Hardiansyah`
23010115120033 2301011512003 3 23010115120041 2301011512004 1 23010115120085 2301011512008 5 23010115130118 2301011513011 8 23010115130121 2301011513012 1
PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN DEPARTEMEN PERTANIAN/PETERNAK PERTANIAN/PETERNAKAN AN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkandangan merupakan aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana prasarana yang dapat menunjang kelengkapan dalam suatu peternakan. Kandang adalah bangunan yang didirikan sebagai tempat pemeliharaan ternak untuk menjaga agar ternak tidak berkeliaran, memudahkan untuk pemantauan dan perawatan ternak serta dapat digunakan untuk menjaga ternak dari hewan buas yang
dapat
memangsa
ternak
tersebut.
Kandang
dapat
mempengaruhi
produktivitas ternak yang dipeliharan sehingga banyak hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang misalnya letak jauh dari tempat tinggal, sesuai dengan ternak, lingkungan kandang bersih dan dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapatkan disekitar. Penyuluhan merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari tentang sistem dan proses perubahan individu atau masyarakat agar terwujud suatu perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan Produktivitas kambing dapat meningkat seiring dengan manajemen pemeliharaan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan ternak, salah satunya tatalaksana perkandangan yang memadai seperti kandang berbentuk panggung, tempat pembuangan kotoran dengan kandang dan tempat pakan tidak berdekatan. Penyuluhan perlu dilakukan pada masyarakat karena untuk memberikan informasi mengenai manajemen perkandangan yang baik dalam pemeliharaan kambing dan memberikan pengarahan bagaimana menata lokasi perkandangan sehingga ternak merasa nyaman dan produkstivitasnya meningkat. Manfaat yang
2
diperoleh yaitu produkstivitas ternak meningkat sehingga tercapai kesejahteraan peternak yang tergabung dalam KTT tersebut. Tujuan dari praktikum penyuluhan adalah untuk mengetahui bagaimana memberikan penyuluhan atau memberikan informasi terbaru untuk para peternak. Manfaat praktikum penyuluhan adalah dapat mengetahui bagaimana memberikan penyuluhan bagi para peternak agar mendapatkan informasi terbaru seputar peternakan sehingga dapat menerapkan dalam pelaksanaan peternakannya. peternakannya.
3
BAB II
DATA LAPANG
2.1.
Keadaan Desa
Ilustrasi 1. Monografi Kelurahan Jangli
Kelurahan Jangli terletak di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang yang berdekatan dengan Universitas Diponegoro. Luas wilayah Kelurahan Jangli 207,00 ha dengan batas wilayah sebelah utara Kelurahan Jomblang, batas sebelah selatan Kelurahan Tembalang, batas sebelah barat Jalan Tol Jangli – Pelabuhan dan batas sebelah timur Kelurahan Sambiroto – Mangunharjo. Kondisi geografis Kelurahan Jangli terletak 125 Mdpl, curah hujan 2100ml/tahun, topografi berada di dataran tinggi, suhu udara rata-rata 22-32 ᵒC. Jumlah penduduk di Kelurahan
4
Jangli yaitu jumlah laki-laki 3257 orang dan perempuan 3201 orang yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia.
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan Agama No. Agama Jumlah Penduduk 1. Islam 5638 orang 2. Kristen Katholik 413 orang 3. Kristen Protestan 374 orang 4. Hindu 13 orang 5. Buddha 11 orang Sumber : Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi, 2018.
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa penduduk Kelurahan Jangli sebagian besar beragama Islam sebanyak 5638 orang. Kemudian yang beragama kristen katholik sebesar 413 orang, kristen protestan 374 orang, hindu 13 orang dan buddha 11 orang.
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah Penduduk 1. Buruh tani 25 orang 2. Pengusaha 10 orang 3. Buruh industri 464 orang 4. Buruh bangunan 385 orang 5. Pedagang 142 orang 6. Pangangkutan 10 orang 7. Pegawai negeri (sipil + ABRI) 80 orang 8. Pensiunan 105 orang 9. Lain-lain (jasa) 1785 orang Sumber : Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi, 2018.
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa mata pencaharian penduduk Kelurahan Jangli sebagian besar adalaha jasa sebanyak 1785 orang, kemudian disusul buruh industri 464 orang, buruh bangunan 385 orang, pedagang 142
5
orang, pensiunan 105 orang. Pegawai negeri 80 orang, buruh tani 25 orang, serta pengusaha dan pengangkutan masing-masing 10 orang.
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan No. Pendidikan Jumlah Penduduk 1. Perguruan tinggi 190 orang 2. Tamat akademi 146 orang 3. Tamat SMA 989 orang 4. Tamat SMP 883 orang 5. Tamat SD 714 orang 6. Tidak tamat SD 145 orang 7. Belum tamat SD 90 orang 8. Tidak sekolah 712 orang Sumber : Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi, 2018
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahw pendidikan terakhir penduduk Kelurahan Jangli didominasi tamatan SMA sebanyak 989 orang, tamat SMP 883 orang, tamat SD 714 orang, tidak sekolah 712 orang, perguruan tinggi 190 orang, tamat akademi 146 orang, tidak tamat SD 145 orang dan belum tamat SD 90 orang.
2.2.
Kondisi Peternakan
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa Peternakan Bapak Teguh yang berada di Kelurahan Jangli Kecamatan Tembalang memiliki komoditas ternak sebagian besar adalah kambing dan beberapa sapi. Awal berdirinya Peternakan Bapak Teguh disekitar tempat tinggalnya banyak yang memiliki ternak namun tidak dirawat dan dipelihara dengan semestinya karena tidak memiliki wawasan terlalu luas tentang pemeliharaan ternak kambing, sehingga Bapak Teguh berharap jika dijadikan kelompok akan dapat memberikan
6
pengetahuan dan saling bertukar pikiran satu peternak dengan peternak lain untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi secara bersama sama sehingga dapat teratasi. Untuk saat ini kambing yang berada di Peternakan Bapak Teguh sekitar 114 ekor dan sapi sebanyak 10 ekor.
Tabel 4. Komoditas Peternakan Kecamatan Tembalang No. Komoditas Ternak Jumlah 1. Sapi potong 149 ekor 2. Sapi perah 10 ekor 3. Kerbau 66 ekor 4. Kuda 2 ekor 5. Kambing 270 ekor 6. Domba 0 Sumber : Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi, 2018.
Berdasarkan tabel 4 daat dijelaskan bahwa komoditas ternak yang berada di Kecamatan Tembalang yng didalamnya juga terdapat Kelurahan Jangli memiliki sapi potong sebanyak 149 ekor, sapi perah 10 ekor, kerbau 66 ekor, kuda 2 ekor, kambing 270 ekor dan tidak terdapat domba.
2.2.1. Responden 1
Responden pertama yang kami wawancarai adalah Bapak Sumartono. Beliau berumur 53 tahun yang memiliki alamat di Jangli RT 6 RW 2 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Beliau merupakan peternak dengan komoditas kambing kacang yang berjumlah sebanyak 29 ekor. Bapak Sumartono mulai beternak kambing sejak tahun 2006. Permasalahan yang dihadapi oleh beliau yaitu sulitnya mencari pakan untuk pakan ternak dengan jumlah cukup.
7
2.2.2. Responden 2
Responden kedua yang kami wawancarai adalah Bapak Yono. Beliau berumur 55 tahun yang beralamat di Jangli RT 6 RW 10 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Beliau adalah peternak sapi Peranakan Ongole dengan jumlah 10 ekor untuk saat ini. Jumlah ternak awal Bapak Yono sejumalah 2 ekor yaitu 1 pejantan dan 1 betina dimana tujuan beliau beternak adalah untuk menghasilkan uang dari pedet yang dihasilkan. Lama pemeliharaan pedet selam 6 bulan dengan sistem perkawinan untuk menghasilkan pedet secara alami. Bapak Yono mulai beternak sapi sejak tahun 2004. Jenis pakan yang diberikan adalah hijauan dan konsentrat yang tersedia di tanah lapang untuk mengambil rumput yang diberikan setiap pagi dan sore hari. Tipe kandang yang dimiliki adalah tail to tail dalam satu kandang besar yang membentang dari timur ke barat. Kapasitas kandang yang dimiliki dapat memuat sekitar 15 ekor sapi yang dindingnya terbuat dari bambu, berlantai tanah, beratap genting, kandang bersifat terbuka, dan tempat pakan dan minum terdapat didepan ternak. Jenis penyalit yang baisa diderita adalah ke mbung yang diakibatkan oleh pemberian rumput yang masih basah oleh karena itu rumput yang masih basah harus dianginkan agar kering. Limbah yang dihasilkan yaitu berupa feses dan urin yang digunakan sebagai pupuk tanaman. Permasalahan yang dihadapi beliau yaitu perkandangan yang digunakan untuk sapi yang dimiliki belum memenuhi kriteria kandang yang baik.
8
2.2.3. Responden 3
Responden ketiga yang kami wawancarai bernama Bapak Sakti. Beliau kini telah berumur 29 tahun dan memiliki alamat di Jangli RT 6 RW 10 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Bapak Sakti berasal dari Desa Nlorog RT 05 RW 01, Pringsurat Kabupaten Temanggung. Beliau adalah seorang petani dengan komoditas kambing kacang berjumlah 15 ekor yang memiliki siklus birahi yang tidak stabil, perkawinan yang dilakukan secara alami dengan jumlah anak yang fluktuasi. Bapak Sakti awalnya hanya merawat 3 hingga 5 ekor ternak. Pakan yang diberikan hanya berupa rumput tanpa ada penambahan konsentrat. Bapak Sakti memberi pakan hijauan dengan menggembalakan di sekitar kandang, namun setelah jumlah ternaknya bertambah, ternak dipelihara secara intensif. Ketersediaan hijauan di sekitar kandang masih melimpah karena masih banyak terdapat lahan yang ditumbuhi hijauan seperti tanaman legume untuk pakan kambing. Kendala yang terdapat di lingkungan kandang yaitu ketersediaan air yang belum maksimal apalagi jika musim kemarau ketersediaan air sangat terbatas. Lama pemeliharaan kambing maksimal 3 bulan lalu ternak dipasarkan di daerah sekitar Semarang. Kendala lain yang dihadapi yaitu sanitasi kandang yang masih belum diperhatikan serta pengolahan limbah yang hanya ditumpuk begitu saja. Kandang yang digunakan untuk memelihara kambing masih menggunakan kandang tertutup dengan keadaan kandang menghadap ke arah selatan. Kandang terbuat dari bambu dan alasnya masih menggunakan tanah.
9
2.2.4. Responden 4
Responden keempat yang kami wawancarai bernama Bapak Sugiyatno. Beliau kini telah berumur 59 tahun yang beralamat di Jangli RT 6 RW 10 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Beliau adalah seorang peternak dengan komoditas kambing kacang dengan jumlah 25 ekor. Jumlah ternak awal yang dipelihara Bapak Sugiyatno sebanyak 4 ekor, yaitu terdiri dari 1 ekor pejantan dan 3 ekor betina yang dimulai pada tahun 2015 - 2018. Sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh Bapak Sugiyatno adalah sistem pemeliharaan intensif dan sistem pembesaran dari anakan sampai dewasa dibesarkan dalam kandang yang sama. Masalah yang dihadapi Bapak Sugiyatno adalah kondisi kesehatan ternak, dimana ternak sering mengalami kembung akibat pakan yang diberikan dalam kondisi basah dan sanitasi yang kurang baik, yaitu tempat feses dan kandang untuk aktifitas tidak tertata dengan baik, sehingga intensitas ternak terkena penyakit semakin tinggi.
10
2.2.5. Responden 5
Responden kelima yang kami wawancarai bernama Bapak Kusmanto. Beliau kini berumur 60 tahun yang berlamat di Jangli RT 6 RW 10 Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Beliau adalah seorang peternak dengan komoditas kambing kacang sebanyak 30 ekor pada tahun 2018 dengan jumalah awal ternak sebanyak 5 ekor yang dimulai pada tahun 2015. Ternak awal yang dipelihara dimulai dengan 3 ekor betina dan 2 ekor jantan yang dipelihara secara intensif. Permasalahan yang sering dihadapi beliau yaitu tentang pendistribusian ternak dalam pasar. Pemasaran ternak yang sulit dengan persaingan dalam usaha peternakan yang semakin berkembang.
2.3.
Potensi Sumber Daya Alam
Kawasan Kelurahan Jangli terutama di RT 06 RW 10 berada di kawasan padat penduduk dan perumahan namun sangat berpotensi untuk pengembangan peternakan ternak ruminasia kecil maupun besar seperti kambing dan sapi. Disekitar Kelurahan Jangli terdapat lahan rerumputan yang luas yang dapat diambil rumputnya untuk pakan ternak kambing dan sapi serta dapat digunakan sebagai tempat menggembalakan ternak untuk mendapatkan hijauan pakan yang segar pada musim penghujan, namun saat musim kemarau hijauan yang terdapat di lahan rerumputan tersebut sedikit berkurang.
11
Tabel 5. Luasan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banyumanik dan Tembalang tahun 2006 dan 2011
Sumber : Hasil intepretasi citra quickbird tahun 2006 dan quickbird tahun 2011 (google earth)
2.4.
Masalah yang ditemukan
Masalah yang sering terdapat di peternakan adalah : a.
Masalah kandang yang kurang sesuai dengan ternak yang dipelihara, misalnya ternak kambing yang seharusnya kandang panggung tetapi menggunakan kandang lesehan atau langsung dengan tanah
12
b.
Masalah pakan yang biasanya kurang terpenuhi terutama rumput yang terkendala oleh musim sehingga pada musim kemarau sulit untuk menemukan rumput segar
c.
Masalah reproduksi yang sering terjadi adalah masalah perkawinan alami yang sering gagal karena kurangnya pengetahuan peternak akan tandatanda birahi ternaknya sehingga terlambat untuk dikawinkan
d.
Masalah bibit yang digunakan untuk pengembangan peternakan biasanya kurang diperhatikan oleh peternak sehingga akan menghasilkan ternak yang kurang baik juga karena bibit yang digunakan dari awal juga kurang baik
e.
Masalah penyakit sangat sering dialami karena kurangnya perhatian dan kebersihan lingkungan kandang akan menyebabkan ternak mudah terserah penyakit dan akhirnya akan mati
f.
Masalah penanganan pasca panen biasanya dirasakan peternak ketika peternak kurang mengetahui hasil ternak untuk didistribusikan kemana
g.
Masalah pemasaran juga kurang diketahui oleh peternak sebab kurang pengetahuannya peternak terhadap pendistribusian hasil ternak
13
BAB III
PENENTUAN DAN PEMBAHASAN MASALAH
3.1.
Penentuan Masalah
Kondisi Peternakan Bapak Teguh yang berada di Kelurahan Jangli sampai sekarang masih berjalan dengan baik dengan kondisi wilayah yang mendukung untuk pengembangan ternak kambing dan sapi karena lahan rerumputan sangat luas untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak tersebut namun saat kemarau produksi rumput sedikit berkurang namun masih dapat terpenuhi. Masalah lain yang dihadapi adalah masalah perkandangan masih beralaskan tanah yang tidak standar yang seharusnya kandang panggung agar lebih efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2008) menyatakan bahwa lantai kandang yang terbuat dari bilah bambu atau papan yang terdapat kolong dibawahnya. Selain itu masalah perkandangan sangat berkaitan dengan penyakit yang dapat terjangkit akibat kandang yang kurang memadai serta nilai jual dalam pemasaran kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianto dan Saparinto (2010) menyatakan bahwa peternak kurang dapat memasarkan ternaknya karena salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah bobot badan ternak yang diakibatkan sakit.
3.2.
Pembahasan Masalah
Berdasarkan observasi lapangan di Peternakan Pak Teguh yang telah kami kunjungi, diketahui masalah yang di hadapi oleh para peternak kambing dan sapi yaitu tentang manajemen pemeliharaan terutama pada pakan dan perkandangan,
14
dimana pakan dan sistem perkandangan yang kurang baik menyebabkan adanya penyakit pada ternak, reproduksi yang terganggu serta produktivitas pertambahan bobot badan yang tidak maksimal. Pertambahan bobot badan yang kurang optimal akan menyebabkan kurangnya nilai jual ternak dalam pasar. Berdasarkan data lapang yang telah diperoleh, perkandangan yang digunakan untuk memelihara ternak belum menggunakan panggung. Pembuatan kandang masih belum memenuhi kriteria kandang yang ideal untuk beternak kambing. Menurut pendapat Suretno dan Basri (2008) hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang meliputi ventilasi, arah datangnya cahaya, sirkulasi udara dan kelembaban sehingga tidak menyebabkan ternak stress dan mengganggu produktivitas ternak. Selain itu kotoran juga jarang dibersihkan sehingga menumpuk di lingkungan kandang yang dapat menyebabkan kontaminasi penyakit ada ternak. Apabila kandang dibuat dengan model panggung maka kotoran akan langsung jatuh ke bawah sehingga lebih mudah dibersihkan dan tidak menyebabkan kandang menjadi lembab yang memicu pertumbuhan jamur dan penyakit. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rubiono (2006) yang menyatakan bahwa kelebihan dari kandang panggung adalah kotoran ternak dapat langsung jatuh ke bawah sehingga urin dan feses relatif kering dan tidak menyebabkan tumpukan kotoran di dalam kandang yang dapat menyebabkan keadaan kandang menjadi lembab. Kondisi kandang yang lembab dapat mengakibatkan tumbuhnya berbagai macam mikroba dan jamur, Kandang juga tidak diberi sekat tiap ternak sehingga dapat menyebabkan ternak stress lingkungan karena pengaruh ternak
15
lain. Ukuran kandang yang seadanya menyebabkan kepadatan ternak dalam kandang tidak sesuai. Bangunan kandang juga tidak dibuat sesuai dengan kenyamanan ternak yaitu kurangnya cahaya dan sirkulasi udara yang masuk. Kandang hanya dibuat dengan bambu dengan lokasi yang menyambung dengan rumah. Hal tersebut tidak sesuai dengan tata cara pembuatan kandang ideal untuk kambing. Suparman (2007) menyatakan bahwa kandang kambing dibuat di lokasi yang teduh namun masihh mendapatkan sinar matahari yang cukup serta berada jauh dari rumah sehingga tidak menyebabkan polusi udara dan membuat ternak lebih nyaman karena jauh dari aktivitas manusia.
16
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Perkandangan merupakan komponen penting dalam memelihara ternak kambing karena hal tersebut akan mempengaruhi kesehatan dan produktivitas kambing. Fungsi dari kandang sendiri yaitu untuk melindungi ternak dari bahaya, tempat berteduh ketika panas dan hujan, tempat istirahat dan melakukan segala aktivitasnya. Oleh karena itu, maka kandang harus dibuat dengan senyaman mungkin untuk ternak sehingga ternak dapat tumbuh dengan baik dan menghsilkan produktivitas yang tinggi. Berdasarkan permasalahan yang ada di Peternakan Pak Teguh dengan model kandang yang masih tradisional dan tidak berbentuk panggung maka dibuat pemecahan masalah dengan memberikan edukasi perbedaan antara kandang model panggung dan kandang biasa serta dampak dan keuntungan dari model kandang panggung. Syarat untuk membuat kandang untuk ternak kambing yaitu lokasi kandang harus jauh dari rumah supaya tidak menimbulkan bau yang dapat menyebabkan polusi udara, kandang dibuat dengan model panggung untuk menghindari penumpukan kotoran, kandang dibuat terbuka supaya cahaya dapat masuk dari segala arah serta dilengkapi dengan peralatan seperti tempat pakan dan minum yang bersih. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sarwono (2011) yang menyatakan bahwa kandang kambing sebaiknya dibuat di lokasi yang jauh dari perumahan warga. Selain untuk menghindari dari polusi udara, hal tersebut supaya ternak tetap terasa nyaman dan tidak terganggu oleh aktivitas manusia,
17
model kandang dibuat panggung dan terdapat sekat tiap ternak serta ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah ternak sehingga kandang tidak terlalu padat, kandang dilengkapi dengan peralatan penunjang seperti tempat pakan dan minum serta perawatan kandang dilakukan secara berkala. Kelebihan dari kandang panggung yang utama berkaitan dengan kebersihan kandang. Kandang dengan model panggung dapat menghindari adanya tumpukan kotoran sehingga tidak menyebabkan tumbuhnya mikroba dan jamur serta penyakit yang dapat menulari ternak. Kandang yang bersih membuat ternak menjadi terasa nyaman dan terhindar dari penyakit. Hal tersebut dapat memicu produktivitas ternak menjadi lebih tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Setiawan (2011) yang menyatakan bahwa kandang kambing dengan model panggung memiliki kelebihan yaitu lebih bersih karena feses dan urin langsung jatuh ke bawah yang menyebabkan kandang tidak lembab akibat tumpukan kotoran ternak. Kandang yang bersih dapat membuat ternak lebih nyaman sehingga produktivitasnya meningkat dibandingkan dengan kandang yang kotor.
Ilustrasi 2. Kandang kambing sistem panggung
18
Ukuran kandang kambing untuk jantan dan betina berbeda begitu pula untuk anak kambing yang sudah lepas sapih. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2008) menyatakan bahwa ukura kandang kambing jantan 125 cm x 150 cm/ ekor, kandang betina 100 cm x 125 cm/ ekor dan kandang untuk anak lepas sapih 100 cm x 125 cm x 175 cm/ ekor atau dibuat secara berkelompok. Perlengkapan kandang panggung yang harus ada adalah tempat pakan, tempat minum dan peralatan kebersihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono (2011) menyatakan bahwa perlengakapan yang harus terdapat di kandang panggung selain kandang adalah tempat pakan dan minum, peralatan kebersihan seperti sapu, sekop, sikat, sabit, ember dan cangkul.
19
BAB V
RENCANA KERJA
5.1.
Materi
Berdasarkan hasil wawancara di Peternakan Bapak Teguh didapatkan kandang yang digunakan di peternakan tersebut kurang baik dan kurang sesuai karena kandang yang digunakan masih beralaskan tanah. Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan dengan didapatkan judul penyuluhan yaitu “Kandan g Panggung Sebagai Solusi Peningkatan Produktivitas Kambing Jawarandu” . Materi yang digunakan sebagai permasalahan kandang panggung yaitu ternak sebagai media percontohan dan kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sodiq dan Abidin (2008) menyatakan bahwa dalam permasalahan kandang panggunga hal yang perlu diperhatikan adalah struktur kandang dan t ernak.
5.2.
Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan yaitu media cetak berupa leaflet dan poster serta media visual berupa LCD proyektor dengan slide presentasi. Media ini digunakan untuk memberikan penyuluhan kepada para peternak dan memberikan pengarahan serta contoh pembuatan kandang panggung yang baik untuk kambing karena lebih efektif dan dapat mencegah penyakit yang dapat diakibatkan dari kandang yang masih terbuat dari tanah sehingga kotoran menempel pada ternak kambing. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan arahan, saran dan motivasi kepada para peternak untuk membuat kandang
20
panggung agar lebih efisien dan tidak menimbulkan penyakit pada ternak yang diakibatkan karena feses yang dikeluarkan menempel pada ternak sehingga dapat menimbulkan penyakit. Leaflet merupakan media tertulis berupa lembaran yang terbagi menjadi 4. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa leaflet merupakan bentuk informasi yang disampaikan melalui lembaran yang dilipat dalam bentuk kalimat maupun gambar. Keuntungan menggunakan leaflet adalah biaya rendah dan tahan lama. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2005) menyatakan bahwa leaflet mempunyai keuntungan tahan lama, niaya tidak tinggi dan dapat mencakup banyak orang.
5.3.
Metode
Metode yang dilakukan dalam penyuluhan ini adalah menggunakan metode langsung yaitu dengan ceramah dan presentasi yang di fasilitasi dengan LCD proyektor dan ditambah media tidak langsung berupa leaflet. Metode langsung/ceramah yang dilakukan mempunyai kelemahan yaitu mudah hilang sesaat setelah diberikan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Supardi dkk. (2002) menyatakan bahwa metode ceramah sangat mudah terlupakan setelah beberapa lama diberikan oleh penyuluh. Penyuluhan yang dilakukan dapat mempunyai manfaat medorong pembangunan masyarakat sekitar dengan saran yang diberikan penyuluh. Hal ini sesuai dengan pendapat Ban dan Hawskins (1999) menyatakan bahwa penyuluhan bermanfaat untuk mendorong masyarakat melakukan saran yang diberikan oleh penyuluh agar terciptanya kondisi yang lebih baik.
21
5.4.
Jadwal Kegiatan/Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan di Peternakan Bapak Teguh yang berada di Kelurahan Jangli, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada tanggal 19 April 2018 pada pukul 15.00 sampai 17.00 WIB. Pelaksanaan penyuluhan dibutuhkan dukungan informasi yang dapat memberikan info mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam penyuluhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryantini (2004) menyatakan bahwa dukungan informasi sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan penyuluhan diantaranya adalah bahan penyusunan rancangan program, rencana kerja, pengkajian teknologi bahan penyusunan penyuluhan dan lainnya. Penyuluhan yang akan diberikan disusun dalam sebuah naskah sebagai sebuah pedoman. Adapun gambaran singkat naskah tersebut berisi : Judul
: Kandang Panggung Sebagai Solusi Peningkatan Produktivitas Kambing Jawarandu
Metode
: Langsung
Media
: Power Point
Penugasan
: Moderator
: Izza Hijriyanti
Notulis
: Rizki Nur Cahyani
Pemakalah
: Arga Hardiansyah, Alifah Auliya Dewi, Sri Lestari
Materi
:
Penggunaan
kandang
panggung
sebagai
upaya
untuk
pencegahan penyakit dan meningkatkan produktivitas ternak kambing
22
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dihadapi di Peternakan Bapak Teguh adalah tipe kandang yang belum baik yaitu masih beralaskan tanah. Solusi yang dapat diberikan adalah pembuatan kandang yang baik dapat dilihat dari tipe kandang dan lingkungan kandang yang sesuai akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kambin yaitu dengan membuat kandang panggung untuk kambing sehingga produktivitas ternak akan lebih optimal dengan manajemen yang baik. Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah secara langsung/wawancara dengan peternak dan media tidak langsung menggunakan leaflet . Metode yang digunakan dalam mpenyuluhan adalah metode langsung yang difasilitasi menggunakan LCD proyektor sebagai sarana penyampaian materi penyuluhan.
6.2.
Saran
Saran yang dianjurkan adalah perlunya perbaikan dari segi tipe kandang, jarak kandang dari pemukiman sehingga memberikan efek kurang baik bagi ternak maupun pada masyarakat sekitar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Ban, A. W. V. N. dan H. S. Hawskin. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius, Yogyakarta. Mulyono, S. 2011. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Sarwono, B. 2008. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Sarwono. 2011. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta. Setiawan, B. S. 2011. Beternak Kambing dan Domba. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Sodiq, A. dan Z. Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. Agromedia Pustaka, Jakarta. Suherman dan E. Kurniawan. 2017. Manajemen pengelolaan ternak kambing di Desa Batu Mila sebagai pendapatan tambahan petani lahan kering. J. Dedikasi Masyarakat. 1 (1): 7-13. Supardi, S., O. D. Sampurno dan M. Notosiswoyo. 2002. Pengarruh metode ceramah dan media leaflet terhadap perilaku pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan. Buletin Penelitian Kesehatan. 30 (3): 128-138. Suparman. 2007. Beternak Kambing. Azka Press, Jakarta. Suretno, N. D. dan E. Basri. 2008. Tatalaksana perkandangan ternak kambing di dua lokasi prima tani Provinsi Lampung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veterniner. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Bandar Lampung. Suryantini, H. 2004. Pemanfaatan informasi teknologi pertanian oleh penyuluh pertanian. J. Perpustakaan Pertanian. 13 (1): 17-23. Rubiono, B. E. 2006. Tatalaksana pemeliharaan dan perawatan ternak kambing dan domba. Prosiding Seminar Nasional Teaga Fungsional Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor.
24
Yulianto, S dan C. Saparinto.2010. Pembesaran Sapi Potong secara Intensif. Penebar Swadaya, Jakarta.
25
LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto dengan responden
No. 1.
Responden
Keterangan Bapak Sugiyatno Umur 59 tahun
2.
Bapak Kusmanto Umur 60 tahun
3.
Bapak Sakti Umur 39 tahun
26
4.
Bapak Yono Umur 55 tahun
5.
Bapak Sumartono Umur 53 tahun
27
Lampiran 2. Kuisioner
A. IDENTITAS RESPONDEN DAN KEADAAN UMUM PETERNAKAN
a. Nama Pemilik
:
b. Alamat lengkap
:
c. Umur
:
d. Nama perusahaan
:
e. Alamat perusahaan
:
f. Tahun berdiri
:
g. Sejarah perusahaan
:
h. Perizinan
:
i.
Modal awal
:
j.
Luas lahan peternakan
:
k. Tujuan usaha
:
l.
:
Fasilitas
m. Perlengkapan mess 2.
3.
:
POPULASI TERNAK
a. Jenis ternak
:
b. Asal ternak
:
c. Jumlah ternak awal
:
d. Jumlah ternak saat ini
:
e. Lama pemeliharaan pedet
:
f. Perkawinan
:
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
a.
Jenis bahan pakan
:
hijauan
:
konsentrat
:
28
vitamin
:
b.
Sumber asal bahan pakan
:
c.
Ketersediaan pakan
:
d.
Frekuensi pemberian pakan
:
e.
Harga bahan pakan
:
f.
Total biaya pakan
:
g.
Jumlah pemberian pakan
:
h.
Sisa pakan
:
i.
Frekuensi pemberian air minum
:
j.
Pola pemberian pakan
:
4. MANAJEMEN PEMERAHAN DAN PRODUKSI SUSU
5.
a.
Waktu pemerahan
:
b.
Kegiatansebelum pemerahan
:
c.
Kegiatansaat pemerahan
:
d.
Metode pemerahan
:
e.
Kegiatansesudah pemerahan
:
f.
Penanganan hasil produksi susu
:
g.
Rata-rata produksi susu per hari
:
h.
Mencapai produksi maksimal pada umur :
MANAJEMEN PERKANDANGAN
a.
Perkandangan
Lay out
:
Jumlah kandang
:
b.
Posisi kandang menghadap ke
:
c.
Tipe kandang
:
d.
Kandang
:
Biaya pembuatan kandang
:
Kapasitas tiap kandang
:
29
Jenis kandang
:
Bahan dinding
:
Bahan atap
:
Bahan lantai
:
Peralatan penunjang
:
Ventilasi
:
Tempat pakan dan minum
:
6.PENYAKIT
a.
Jenis penyakit
:
b.
Gejala penyakit
:
c.
Penanganan penyakit
:
d. Nama dan jenis obat
:
e.
Pemberian vaksin
:
f.
Pencegahan penyakit
:
7.
8.
PENGOLAHAN LIMBAH
a.
Jenis limbah
:
b.
Cara pengolahan limbah
:
c.
Waktu pengolahan limbah
:
d.
Tempat pengolahan limbah
:
e.
Jarak penampungan limbah dari kandang :
f.
Penjualan hasil pengolahan limbah
PEMASARAN
a.
Bentuk produk yang dipasarkan
:
b.
Tempat pemasaran
:
c.
Alat transportasi
:
d.
Harga jual susu
:
:
30
e. 9.
Metode penjualan
:
EVALUASI USAHA
a.
Pemantauan usaha
:
b.
Perkembangan peternakan
:
c.
Kendala yang dihadapi peternak
:
d.
Penyebab kerugian
:
e.
Evaluasi usaha melalui lapangan dan pembukuan
:
f.
Pemasukan berasal dari
:
g.
Pendapatan
:
10. MANAJEMENT REPRODUKSI
a. Umur kawin
:
b. Gejala birahi
:
c. Jarak perkawinan dengan birahi
:
d. Sistem perkawinan
:
e. Biaya perkawinan
:
f.
Tingkat keberhasilan perkawinan yang dilakukan :
g. Service per conception
:
h. Gejala bunting
:
i.
Lama bunting
:
j.
Gejala kelahiran
:
k. Kematian saat kelahiran
:
l.
:
Sapih (bulan keberapa disapih)
m. Interval perkawinan
:
11. PENANGANAN PASCA PANEN
a. Hasil susu diolah menjadi apa saja : b. Apakah diakukan pengujian susu
: