LAPORAN PENDAHULUAN SPONDYLOLISTHESIS
A. Anatomi Anatomi dan Fis Fisiol iologi ogi 1. Anatomi Verte rtebra bra dim dimula ulaii dar darii cra cranium nium sam sampai pai pada ape apex x cocc coccige igeus, us, mem membent bentuk uk skele sk eleto ton n dar darii le leher her,, pun punggu ggung ng dan bag bagia ian n ut utam amaa dar darii sk skel elet eton on (t (tul ulang ang cranium cra nium,, cos costa ta dan ste sternu rnum). m). Fung Fungsi si ver verteb tebra ra yai yaitu tu mel melind indungi ungi med medull ullaa spinal spi nalis is dan ser serabut abut sya syaraf raf,, meny menyokon okong g ber berat at bada badan n dan ber berpera peran n dal dalam am perubahan posisi tubuh. Ve Vertebra rtebra pada orang deasa terdiri dari !! vertebra dengan pembagian " regio yaitu # cervical, 1$ thoracal, " lumbal, " sacral, % coccigeal $. Fisiologi
&ata spondylolisthesis berasal dari bahsa 'unani yang terdiri atas kata spondylo yang berarti tulang belakang (vertebra) dan listhesis yang berarti bergeser. *aka spondilolistesis adalah suatu pergeseran korpus vertebrae (biasanya kedepan) terhadap korpus vertebra yang terletak dibaahnya. +mumnya teradi pada pertemuan lumbosacral (lumbosacral oints) dimana -" bergeser (slip) diatas 1, akan tetapi hal tersebut dapat teradi pula pada tingkat vertebra yang lebih tinggi (/ennis, $011) pondilolistesis merupakan pergeseran kedepan korpus vertebra
dalam
hubungannya dengan sacrum, atau kadang dihubungan dengan vertebra lain. &elainan teradi akibat hilangnya kontinuitaspars intervertebralis sehingga menadi kurang kuat untuk menahan pergeseran tulang berakang. /ikenali beberapa tipe yaitu2 pondilolistesis spondilolitik. /egenerative, congenital, traumatic
dan
patologik.
3iasanya
uga
ditemukan
tanda
spondilisis
c. 7ipe 88; sangat arang teradi dan disebabkan oleh fraktur akut pada bagian pars interartikularis. 5encitraan radioisotop diperlukan dalam menegakkan diagnosis kelainan ini.
!. 7ipe 888, merupakan spondilolistesis degenerative, dan teradi sebagai akibat
lumbosacral oints dengan permukaan persendian yang kecil dan inkompeten. pondylolisthesis displastik sangat arang teradi, akan tetapi cenderung berkembang secara progresif, dan sering berhubungan dengan defisit neurologis berat. angat sulit diterapi karena bagian elemen posterior dan prosesus transversus cenderung berkembang kurang baik, meninggalkan area permukaan kecil untuk fusi pada bagian posterolateral. pondylolisthesis displatik teradi akibat defek arkus neural pada sacrum bagian atas atau -". 5ada tipe ini, >"< kasus berhubungan dengan spina bifida occulta. 7eradi kompresi serabut saraf pada foramen 1, meskipun pergeserannya (slip) minimal. pondylolisthesis isthmic merupakan bentuk spondylolisthesis yang paling sering. pondylolisthesis isthmic (uga disebut dengan spondylolisthesis spondilolitik) merupakan kondisi yang paling sering diumpai dengan angka prevalensi "#<. Fredericson
al menunukkan baha defek spondylolistesis
!. ?rade ! adalah "0#" < %. ?rade % adalah #"100 < ". pondiloptosis
lebih dari 100 <
yang umumnya terkena. ;abang saraf -" biasanya terkena akibat stenosis resesus lateralis sebagai akibat hipertrofi ligament atau permukaan sendi. 5ada Tie t!a$%ati& , banyak bagian arkus neural yang terkena 6 mengalami fraktur,
sehingga
menyebabkan
subluksasi vertebra
yang
tidak
stabil.
Sondilolistesis atologis teradi akibat penyakit yang mengenai tulang, atau
berasal dari metastasis atau penyakit metabolic tulang, yang menyebabkan mineralisasi abnormal, remodeling abnormal serta penipisan bagian posterior sehingga menyebabkan pergeseran (slippage). &elainan ini dilaporkan teradi pada penyakit 5agets, tuberculosis tulang, ?iant cell 7umor dan metastasis tumor. E. 'anifestasi Klinis ?ambaran klinis spondilolistesis sangat bervariasi dan bergantung pada tipe
dan usia pasien. elama
aal kehidupan, gambaran klinisnya
dengan duduk. @al tersebut mengurangi tekanan pada cabang akar saraf, sehingga mengurangi nyeri yang timbul. (. Pe%e!iksaan Pen$n)ang /iagnosis ditegakan dengan gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis. 1. ?ambaran &linis yeri punggung (back pain) pada regio yang terkena merupakan geala khas. +munya nyeri yang timbul berhubungan dengan aktivitas. Aktivitas membuat nyeri makin bertambah buruk dan istirahat akan dapat menguranginya. pasme otot dan kekakuan dalam pergerakan tulang belakang merupakan ciri yang spesifik. ?eala neurologis seperti nyeri pada bokong dan otot hamstring tidak sering teradi kecuali ika terdapatnya bukti subluksasi vertebra. &eadaan umum pasien biasanya baik dan masalah tulang belakang umumnya tidak berhubungan dengan penyakit atau kondisi lainnya.
membuat pasien berada dalam posisi fetal, membantu dalam mengidentifikasi defek pada pars interartikularis, karena defek lebih terbuka pad aposisi tersebut dibandingkan bila pasien berada dalam posisi berdiri. 5ada beberapa kasus tertentu studi pencitraan seperti bone scan atau ;7 scan dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis. 5asien dengan defek pada pars interartikularis sangat mudah terlihat dengan ;7 scan. 3one scan (54;7 scan) bermanfaat dalam diagnosis aal reaksi stress6tekanan pada defek pars interartikularis yang tidak terlihat baik dengan foto polos. can positif menunukkan baha proses penyembuhan tulang telah dimulai, akan tetapi tidak mengindikasikan baha
penyembuhan
yang
definitive
akan
teradi.
;7
scan
dapat
menggambarkan abnormalitas pada tulang dengan baik, akan tetapi *C8 sekarang lebih sering digunakan karena selain dapat mengidentifikasi tulang uga dapat mengidentifikasi aringan lunak (diskus, kanal dan anatomi serabut
1. &onservatif (on operatif) 7erapi konservatif terdiri dari istirahat (rest), penyangga eksternal ke bagian vertebra yang terkena defek, terapi medikamentosa dan fisioterapi. 5enyangga eksternal biasanya menggunakan brace. a. *odifikasi gaya hidup angatlah penting untuk mengedukasi pasien dengan spondilolistesis mengenai kondisi mereka dan bagaimana untuk meminimalisasi geala yang dialami serta mencegah teradinya progresi dari subluksasi tersebut. -angkahlangkahnya adalah sebagai berikut : 1) *engurangi atau tidak melakukan aktifitas yang menyebabkan nyeri $) 3ed rest selama episode nyeri akut !) *enaga berat badan agar tidak overeight %) *embatasi gerakan lumbar b. 5enyangga eksternal (bracing)
&ompres es biasanya digunakan pada #$ am inisal dari teradinya inuri untuk mengurangi inflamasi dan menghilangkan nyeri. %) 74 7ranscutaneous electrical nerve stimulation membantu menghilangkan nyeri. 3iasanya digunakan terutama untuk nyeri yang teradiasi. Angka keberhasilan terapi nonoperatif sangat besar, terutama pada pasien muda. 5ada pasien yang lebih tua dengan pergeseran ringan (lo grade slip) yang diakibatkan oleh degenerasi diskus, traksi dapat digunakan dengan beberapa tingkat keberhasilan. alah satu tantangan adalah dalam terapi pasien dengan nyeri punggung hebat dan menunukkan gambaran radiografi abnormal. 5asien tersebut mungkin memiliki penyakit degenerative pada diskus atau bahkan pergeseran ringan (lo grade slip, E$"<), dan biasanya nyeri yang teradi tidak sesuai dengan pemeriksaan fisik dan gambaran radiografi
yeri punggung merupakan masalah kesehatan utama dan
kebocoran -; ($10 <), kegagalan melakukan fusi ("$" <), infeksi dan perdarahan dari prosedur pembedahan (1" <). 5ada pasien yang perokok, kemungkinan untuk teradinya kegagalan pada saat fusi ialah ("0<). 5asien yang berusia lebih muda memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita spondilolistesis isthmic atau kongenital yang lebih progresif. Cadiografi serial dengan posisi lateral harus dilakukan setiap = bulan untuk mengetahui perkembangan pasien ini. I. P!ognosis 5asien dengan fraktur akut dan pergeseran tulang yang minimal kemungkinan akan kembali normal apabila fraktur tersebut membaik. 5asien dengan perubahan vertebra yang progresif dan degenerative kemungkinan akan mengalami
geala
yang
sifatnya
intermiten.
Cesiko
untuk
teradinya
spondilolistesis degenerative meningkat seiring dengan bertambahnya usia, dan
&. 8ntervensi &eperaatan No . 1.
Diagnosa Kee!a,atan
Pe!en&anaan T$)$an dan K!ite!ia Hasil -NOC
yeri akut berhubungan dengan agen etelah dilakukan tindakan keperaatan, cidera fisik
5asien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: 1. *ampu mengontrol nyeri (tahu prnyebab nyeri, mampu menggunakan tekhnik nonfarmakologi untuk mencari nyeri, mencari bantuan) $. *elaporkan baha
nyeri
berkurang
dengan menggunakan manaemen nyeri !. *ampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) %. *enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang ". 7anda vital dalam rentang normal =. 7idak mengalami gangguan tidur
NIC Pain 'anage%ent 1. -akukan pengkaian
nyeri
secara
komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi,
presipitasi $. Gbservasi
kualitas
reaksi
dan
nonverbal
faktor dari
ketidaknyamanan !. 3antu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan %. &ontrol lingkungan
yang
dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan ". &urangi faktor presipitasi nyeri =. &ai tipe dan sumber nyeri
untuk
menentukan intervensi #. Aarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat6dingin H. 3erikan analgetik untuk mengurangi nyeri >. *onitoring vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgesik pertama kali Analgeti& Ad%inist!ation 1. 7entukan lokasi, karakteristik, kualitas,
$.
@ambatan
*obilitas
3erhubungan
dengan
*uskuloskletal
Fisik etelah dilakukan tindakan kepera atan ?angguan gangguan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil: 1. &lien meningkat dalam aktivitas fisik $. *engerti tuuan dari peningkatan mobilitas !. *emverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah %. *emperagakan penggunaan alat 3antu untuk mobilisasi
dan
deraat
nyeri
sebelum
$.
pemberian obat ;ek intruksi dokter tentang enis
!. %.
obat, dosis, frekuensi ;ek riayat alergi *onitor tandatanda vital sebelum
dan sesudah pemberian obat 1. &ai kemampuan pasien dalam mobilisasi $. -atih pasien dalam pemenuhan kebutuhan A/-s secara mandiri sesuai kemampuan !. /ampingi dan 3antu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan A/-s ps. %. 3erikan alat 3antu ika klien memerlukan. ". Aarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan ika diperlukan =. 3antu pasien makan dan minum (menyuapi, mendekatkan
alatalat
dan
makanan6minuman) #. 5ertahankan kesehatan dan kebersihan mulut pasien H. 3antu pasien mamakai pakaiannya
>. -ibatkan
keluarga
dan
aarkan
cara
memakaikan pakaian pada pasien 10. *emandikan pasien 11. -ibatkan keluarga untuk membantu memandikan pasien 1$. -akukan peraatan mata, rambut, kaki, mulut, kuku dan perineum 1!. 3antu pasien bak6bab 1%. -akukan peraatan inkontinensia usus 1". *anaemen nutrisi 1=. -ibatkan keluarga dalam peraatan !.