LAPORAN PENDAHULUAN SOL (SPACE OCCUPYING LESION) A; Jenis Kasus 1; Definisi SOL (Space Occupying Lesion) merupakan generalisasi masalah mengenai adanya lesi pada ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. (Suzzanne dan Brenda G Bare. 2007). SOL disebut juga tumor otak atau tumor intracranial yaitu proses desak ruang yang timbul didalam rongga tengkorak. Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas yang tumbuh di otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak merupakan salah satu tumor susunan saraf pusat, baik ganas maupun tidak. Tumor ganas disusunan saraf pusat adalah semua proses neoplastik yang terdapat dalam intracranial atau dalam kanalis spinalis, yang mempunyai sebagian atau seluruh sifat-sifat proses ganas spesifik seperti yang berasal dari sel-selsaraf di meaningen otak, termasuk juga tumor yang berasal dari sel penunjang (Neuroglia), sel epitel pembuluh darah dan selaput otak. (Fransisca B Batticaca. 2008: 84). Kranium merupakan tempat yang kaku dengan volume yang terfiksasi maka lesilesi ini akan meningkatkan tekanan intracranial. Suatu lesi yang meluas pertama kali dengan cara mengeluarkan cairan serebrospinal dari rongga cranium. Akhirnya vena mengalami kompresi, dangan gangguan sirkulasi darah otak dan cairan serebrospinal mulai timbul dan tekanan intracranial mulai naik. Kongesti venosa menimbulkan peningkatan produksi dan penurunan absorpsi cairan serebrospinal dan meningkatkan volume dan terjadi kembali hal-hal seperti diatas. 2; Etiologi Penyebab tumor sampai saat ini belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau yaitu: a. Radiasi Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. b. Virus Banyak penelitian tentang inokulasi virus dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum
ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat. c. Substansi-substansi karsinogenik Penyelidikan tentang substansi karsinogenik sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik 3; Manifestasi Klinis Tanda dan gejala peningkatan TIK : a;
Sakit kepala
b;
Muntah
c;
Papiledema
Gejala terlokalisasi ( spesifik sesuai dengan dareh otak yang terkena ) : a; Tumor korteks motorik ; gerakan seperti kejang kejang yang terletak pada satu sisi tubuh ( kejang jacksonian ) b; Tumor lobus oksipital ; hemianopsia homonimus kontralateral (hilang penglihatan pada setengah lapang pandang, pada sisi yang berlawanan dengan tumor) dan halusinasi penglihatan. c; Tumor serebelum ; pusing, ataksia, gaya berjalan sempoyongan dengan kecenderunan jatuh kesisi yang lesi, otot otot tidak terkoordinasi dan nistagmus ( gerakan mata berirama dan tidak disengaja ) d; Tumor lobus frontal ; gangguan kepribadia, perubahan status emosional dan tingkah laku, disintegrasi perilaku mental, pasien sering menjadi ekstrim yang tidak teratur dan kurang merawat diri e; Tumor sudut serebelopontin ; tinitus dan kelihatan vertigo, tuli (gangguan saraf kedelapan), kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (saraf kelima), kelemahan atau paralisis (saraf kranial keketujuh), abnormalitas fungsi motorik. f; Tumor intrakranial bisa menimbulkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan g; bicara dan gangguan gaya berjalan terutam pada lansia. ( Brunner & Sudarth, 2003 ; 2170 ) 4; Pemeriksaan Penunjang a; CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.
b; MRI : Membantu dalam mendeteksijejas yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan c; Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi dasar pengobatan seta informasi prognosi. d; Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor e; Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal 5; Penatalaksanaan a;Terapi antibiotik. Kombinasi antibiotik dengan antibiotik spektrum luas. Antibiotik yang dipakai: Penicilin, chlorampenicol (chloramyetin) dan nafacillen (unipen). Bila telah diketahui bakteri anaerob, metrodiazelo (flagyl) juga dipakai. b. Surgery : aspirasi atau eksisi lengkap untuk evaluasi abses
B; FOKUS PATHWAY Idiopatik Tumor otak Penekanan jaringan otak
Bertambahnya massa
Aspirasi Invasi jaringan Nekrosis jar. otak Penyerapan cairan otak sekresi otak Obs.Jalan Kerusakan jar. Neuron Gang.Suplai Hipoksia Obstruksi vena di otak Mual, muntah, nafas ( Nyeri ) darah jaringan papileodema, pandangan Dispnea Gang.Perfusi kabur, penurunan fungsi Bradikardi progresif, Gang.kesadaran Henti nafasGang.Neurologis jaringan Gang. Rasa pendengaran, nyeri sitemik, Peningkatan Gang.Pertukaran Ancaman Disorientasi Gang.Fungsi Perubahan Bicara Gang.Komunikasi terganggu, Oedema Hidrosefalus Menisefalon Hernialis ulkus Kejang Perubahan pola Defisit fokal hipertensi nyaman TIK kepala gang.pernafasan verbal kematia afasia tekanan Resti.Cidera Cemasotak proses pikir nafas gas neurologis
C; DIAGNOSA KEPERAWATAN 1; Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungn dengan kurangnya darah ke jaringan otak 2; Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan peningkatan TIK 3; Gangguan imobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran akibat tekanan pada serebelum (otak kecil)
DAFTAR PUSTAKA 1; Batticaca, Fransisca.2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika. 2; Brenda G. Bare, Suzanne C. Smeltzer. 2007. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC. 3; Brunner & Sudarth. 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8 Vol 3. EGC. Jakarta 4; Tusaikal, Hani. 2013. LP SOL. https://www.academia.edu/5754864/LP_SOL (Diakses pada tanggal 11 Mei 2016)