1
BAB I PENDAHULUAN
A. Lata Latarr B Bel elak akan ang g
Peritonitis adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa yang sering bersamaan dengan kondisi bakteremia dan sindroma sepsis. (Harrison (Harris on Textbook Textbook 8th Edition, !""# !""# $ebagaimana dalam penelitian peneliti an Tarigan Tarigan pada tahun !"%, peritonitis dide&enisikan suatu proses in&lamasi membran serosa yang membatasi ronggaabdomen dan organ'organ yang terdapat didalamnya. Peritonitis dapat bersi&at lokal maupun generalisata, bakterial ataupun kimiawi. Peradangan peritoneum dapat disebabkan oleh bakteri, irus, jamur, ja mur, bahan kimia iritan, dan benda asing. )emudian disebutkan juga juga bahwa peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada penderita bedah dengan mortalitas sebesar "!'%!*. Peritonitis di&us sekunder yang merupakan +!* penderita peritonitis dalam praktek bedah dan biasanya disebabkan oleh suatu per&orasi per&orasi gastrointestinal ataupun kebocoran. (Tarigan, (Tarigan, .H, !"%# $uatu per&orasi dapat terjadi akibat trauma dan non trauma. -on trauma misalnya akibat olulus, spontan pada bayi baru lahir, ingesti obat'obatan, obat'obatan, tukak, malignansi, dan benda asing. $edangkan trauma dapat berupa trauma tajam maupun
2
trauma tumpul, misalnya iatrogenik akibat pemasangan pipa nasogastrik. $ementara itu beberapa contoh lokasi kebocoran atau per&orasi gastrointestinal yang menyebabkan peritonitis sekunder adalah kebocoran pada lambung maupun kebocoran pada usus (duodenum, jejenum, ileum, colon, maupun appendik#. )ebocoran lambung dapat disebabkan oleh ulkus gaster atau yang biasanya disebut tukak lambung. Tukak Tukak lambung umumnya terjadi pada pria, orang tua, dan kelompok dengan tingkat sosioekonomi rendah. $ementara itu tukak duodenum lebih sering terjadi dua kali dari pada tukak lambung. (-$ $urgery th Edition, !!8# /alaupun /a laupun tukak duodenum lebih sering terjadi dari pada tukak lambung, tetapi tukak lambung yang per&orasi mempunyai mortalitas lebih tinggi daripada tukak duodenum yang per&orasi. Pada kebanyakan kasus tingkat kematiannya mencapai "'!* dan kebanyakan per&orasi lambung tersebut terjadi pada daerah antrum atau prepilorik. (aingot ""th Edition, !!0# !!0# Tukak lambung adalah penyakit yang umum ditemukan, mempengaruhi sekitar lebih dari 1 juta penduduk di 2merika $erikat, menjadikannya suatu penyakit yang dipertimbangkan dan menjadi salah satu penyakit dengan pengeluaran besar. /alaupun /alaupun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berangsur turun pada pada tahun "+8! dan "++!, laju ini masih dapat dikatakan tinggi.
2
trauma tumpul, misalnya iatrogenik akibat pemasangan pipa nasogastrik. $ementara itu beberapa contoh lokasi kebocoran atau per&orasi gastrointestinal yang menyebabkan peritonitis sekunder adalah kebocoran pada lambung maupun kebocoran pada usus (duodenum, jejenum, ileum, colon, maupun appendik#. )ebocoran lambung dapat disebabkan oleh ulkus gaster atau yang biasanya disebut tukak lambung. Tukak Tukak lambung umumnya terjadi pada pria, orang tua, dan kelompok dengan tingkat sosioekonomi rendah. $ementara itu tukak duodenum lebih sering terjadi dua kali dari pada tukak lambung. (-$ $urgery th Edition, !!8# /alaupun /a laupun tukak duodenum lebih sering terjadi dari pada tukak lambung, tetapi tukak lambung yang per&orasi mempunyai mortalitas lebih tinggi daripada tukak duodenum yang per&orasi. Pada kebanyakan kasus tingkat kematiannya mencapai "'!* dan kebanyakan per&orasi lambung tersebut terjadi pada daerah antrum atau prepilorik. (aingot ""th Edition, !!0# !!0# Tukak lambung adalah penyakit yang umum ditemukan, mempengaruhi sekitar lebih dari 1 juta penduduk di 2merika $erikat, menjadikannya suatu penyakit yang dipertimbangkan dan menjadi salah satu penyakit dengan pengeluaran besar. /alaupun /alaupun jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit berangsur turun pada pada tahun "+8! dan "++!, laju ini masih dapat dikatakan tinggi.
3
(3einstein, 4.5., !"!#. 6i 2merika $erikat angka kematian tukak lambung adalah sekitar " kasus per ".!!!.!!! orang. 2ngka kematian lebih tinggi pada pasien yang lebih tua, yang dapat disebabkan oleh tingginya tingkat penggunaan -$276 ( non steroid anti inflammation inflammation drugs# drugs# dalam kelompok usia ini. )elompok berisiko tinggi lainnya termasuk orang dengan diabetes. Tukak lambung juga terkait dengan morbiditas yang cukup berhubungan dengan nyeri epigastrium kronis, mual, muntah, dan anemia. ($hrestha, !!+# 6i 7ndonesia tukak lambung ditemukan antara 1'"* pada usia !'! tahun. Terutama Terutama pada lesi yang hilang timbul timbul dan paling sering didiagnosis pada orang dewasa usia pertengahan sampai usia lanjut, tetapi lesi ini mungkin sudah muncul sejak usia muda. (-asi& et al, !!8# $tudi seroepidemiologik populasi umum di 7ndonesia menunjukkan bahwa prealensi tukak lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylori pada anakanak berumur !'"% tahun sekitar 0,'8*, sedangkan pada umur diatas " tahun antara antar a 1.%,*. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya umur, umur, maka prealensinya pun semakin tinggi. $ebuah surei di 9akarta menunjukkan bahwa penderita tukak lambung karena H. pylori pylori lebih banyak ditemukan pada etnik 5atak dan :ina dari pada etnik lainnya.
4
$umatera 5arat adalah salah satu proinsi di 7ndonesia yang memiliki data pasien peritonitis yang cukup tinggi. 5erdasarkan hasil data pencatatan pencatatan dan dan pelapo pelaporan ran medical medical record record di seluruh seluruh rumah rumah sakit sakit se' $umatera 5arat, tercatat sebanyak "! orang peritonitis pada tahun !", pada tahun !" sebanyak sebanyak +8 orang, orang, sedang sedangkan kan pada pada tahun tahun !"% sebanyak sebanyak "! orang (Habibie, !"%#. asalah kesehatan sistem pencernaan yang bersi&at akut seperti peritoniti akan memberikan respon maladapti& terhadap konsep diri pasien sehingga tingkat stress emosional dan mekanisme koping yang yang digunakan berbeda'beda. 6ampak psikologis pada pasien peritonitis adanya perubahan &ungsi struktur tubuh, adanya dialisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri, kecemasan, ketidakpastian, ketakutan, kegagalan pengobatan, biaya yang harus dikeluarkan dan depresi merupakan kondisi umum ditemukan pada pasien dengan penyakit kronis. )ondisi tersebut diakibatkan oleh ketidakpastian pasien menerima diagnosa mengenai penyakitnya. 6ampak &isik dan spiritual pasien akan merasa terganggu dengan kelemahan &isik dalam beraktiitas karena klien mengalami kelemahan dan nyeri. 6an di dalam kehidupan sosial dan masyarakat pasien akan menarik diri dan mengurangi interaksi sosial. (utta;in, !""#. 5anyaknya kejadian peritonitis di masyarakat perlu mendapatkan perhatian serius karena mengingat banyak permasalahan yang terjadi
5
pada klien dengan pritonitis. aka upaya perawat sebagai tenaga kesehatan yaitu dengan cara meningkatkan mutu pelayanan kesehatan untuk mengatasi berbagai komplikasi yang akan timbul.
praktek klinik.
6
B. Ru#usan !asalah
5erdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahannya yaitu, >5agaimana menerapkan pelaksanaan 2suhan )eperawatan pada )lien dengan PE=7T?-7T7$ di 7nstalasi =awat 7nap 5edah Pria =$
$. Tu"uan tudi Kasus %. Tu"uan U#u#
engaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam memberikan 2suhan )eperawatan Pada )lien dengan peritonitis secara komprehensi& di 7nstalasi =awat 7nap 5edah Pria =$
a. ampu melaksanakan pengkajian asuhan keperawatan pada klien dengan peritonitis di 7nstalasi =awat 7nap 5edah Pria =$
7
d. ampu melakukan tindakan untuk mengatasi masalah atau diagnosa keperawatan pada klien dengan peritonitis di 7nstalasi =awat 7nap 5edah Pria =$
D. !an'aat tudi Kasus %. Bagi penulis
6engan adanya studi kasus tentang asuhan keperawatan pada klien dengan peritonitis ini, diharapkan pasien mendapatkan asuhan keperawatan yang baik dari tenaga perawat. (. Bagi Ru#ah akit
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berman&aat bagi para perawat yang berada di =$
8
Padang, agar dapat menerapkan dan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan peritonitis. ). Bagi Institusi
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan atau re&erensi akademi untuk pengembangan pembelajaran studi kasus selanjutnya. *. Bagi Pe#+a,a
6engan adanya hasil studi kasus ini diharapkan dapat memberikan pengertian, pengetahuan dan pengambilan keputusan yang tepat kepada pembaca khususnya dalam menyikapi jika ada pasien dengan penyakit peritonitis.
9
BAB II TIN-AUAN TEORITI
A. Knsep Dasar Peritnitis %. Pengertian
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum suatu membrane yang melapisi rongga abdomen. Peritonitis biasanya terjadi akibat masunya bakteri dari saluran cerna atau organ'organ abdomen ke dalam ruang perotonium melalui per&orasi usus atau rupturnya suatu organ. (:orwin, !!!#. Peritonitis adalah in&lamasi dari peritoneum yang biasanya di akibatkan oleh in&eksi bakteri, organisme yang berasal dari penyakit saluran pencernaan atau pada organ' organ reprodukti& internal wanita (5augman dan Hackley, !!!#. Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh in&eksi pada selaput organ perut (peritonieum#. Peritonieum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. 4okasi peritonitis bisa terlokalisir atau di&use, riwayat akut atau kronik dan patogenesis disebabkan oleh in&eksi atau aseptik. Peritonitis merupakan suatu kegawat daruratan yang biasanya disertai
10
dengan bakterecemia atau sepsis. 2kut peritonitis sering menular dan sering dikaitkan dengan per&orasi iskus(secondary peritonitis#. 2pabila tidak ditemukan sumber in&eksi pada intraabdominal, peritonitis diketagori sebagai primary peritonitis. (3auci et al, !!8#. Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan oleh in&eksi pada selaput rongga perut (peritoneum#. Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. (=atu dan 2dwan, !"#. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus isera dalam rongga perut. Peritonitis adalah suatu respon in&lamasi atau supurati& dari peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau inasi bakteri. ( $ibuea dkk, !!+#.
8
11
&. Anat#i /isilgi
0a#+ar &.% 0a#+ar Anat#i Hati12ai'uddin3 &4%%5
$aluran pencernaan di tubuh manusia dimulai dari rongga mulut, eso&agus, lambung, usus halus hingga anus. $istem pencernaan meliputi B
".
=ongga mulut =ongga mulut merupakan awal saluran pencernaan,
proses pencernaan dimulai dengan aktiitas mengunyah dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil dan dicampur dengan enCim'enCim pencernaan. 6i dalam mulut terdapat salia yang mengandung mukus yang &ungsinya membantu melumasi makanan saat dikunyah. )emudian saat makanan ditelan epiglotis bergerak menutup lubang trakea untuk mencegah terjadinya aspirasi makanan ke paru'paru sehingga mengakibatkan bolus makanan berjalan ke dalam eso&agus.
12
.
Eso&agus Eso&agus memiliki panjang D cm dan terletak di
mediastinum rongga thorakal, anterior terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. ?tot halus di dinding eso&agus berkontraksi dalam urutan irama dari eso&agus ke arah lambung untuk mendorong bolus makanan sepanjang saluran. $elama proses peristaltik eso&agus, s&ingter eso&agus bawah rileks dan memungkinkan bolus makanan masuk ke lambung kemudian s&ingter eso&agus menutup dengan rapat untuk mencegah re&luks isi lambung ke dalam eso&agus. .
4ambung 4ambung terletak di bagian atas abdomen sebelah kiri dari
garis tengah tubuh, tepat di bawah dia&ragma kiri. 4ambung adalah suatu kantong yang dapat berdistensi dengan kapasitas D ".!! ml. 4ambung terdiri dari % bagian yaitu kardia (jalan masuk#, &undus, korpus, dan pilorus. 4ambung mensekresi cairan yang sangat asam, cairan ini mempunyai pH serendah " dan memperoleh keasamannya dari asam hidrochlorida yang disekresikan oleh kelenjar lambung. 3ungsi sekresi asam untuk memecah makanan menjadi komponen yang lebih dapat diabsorbsi dan untuk membantu destruksi bakteri pencernaan. 4ambung dapat menghasilkan sekresi kira'kira ,% literhari. %.
13
a.
6uodenum 6uodenum adalah bagian pertama usus halus yang
panjangnya cm berbentuk sepatu kuda dan kepalanya mengelilingi kepala pankreas. $aluran empedu dan saluran pankreas masuk ke dalam duodenum pada suatu lubang yang disebut ampula hepatopankreatika "! cm dari pilorus. b.
Feyunum Feyunum menempati sebelah atas dari usus halus.
c.
7leum 7leum menempati akhir dari usus halus.
6inding usus halus terdiri atas % lapisan yang sama dengan lambung yaitu a.
6inding lapisan luar adalah membran serosa, yaitu
peritoneum yang membalut usus dengan erat.
14
b.
6inding lapisan berotot terdiri atas lapisan serabut
yaitu lapisan luar terdiri atas serabut longitudinal, dan di bawahnya yaitu lapisan tebal terdiri dari atas serabut sirkuler. 6iantara kedua lapisan serabut berotot terdapat pembuluh darah, pembuluh lim&e dan plexus sara&. c.
6inding sub mukosa, terdapat antara otot sirkuler
dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya. 6inding sub mukosa ini terdiri dari jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran lim&e, kelenjar dan plexus sara& yang disebut plexus meissner. 6i dalam duodenum terdapat kelenjar bruner yang mengeluarkan sekret cairan kental alkali yang bekerja untuk melindungi lapisan duodenum dari pengaruh isi lambung yang asam.
6i dalam dinding mukosa terdapat berbagai ragam sel termasuk banyak leukosit juga terdapat beberapa nodula jaringan lim&e yang disebut kelenjar soliter. 6i dalam ileum terdapat kelompok'kelompok nodula, membentuk tumpukan kelenjar peyer dan dapat berisi !'! kelenjar soliter yang panjangnya " cm sampai beberapa cm. )elenjar'kelenjar ini mempunyai &ungsi melindungi dan merupakan tempat peradangan pada demam usus atau ti&oid.
15
3ungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorbsi khime dari lambung isi duodenum yaitu alkali. a. Empedu Empedu diperlukan untuk pencernaan lemak yang diemulsikan untuk membantu kerja lipase. $i&atnya alkali dan membantu membuat makanan yang keluar dari lambung yang asam menjadi netral. Garam Empedu mengurangi tegangan permukaan isi usus dan membantu membentuk emulsi dari lemak yang dimakan. b. Pankreas Getah pankreas berisi tiga jenis enCim pencernaan yang memecah atas jenis makanan. 2milase, mencerna hidrat karbon, mengubah Cat tepung menjadi disakharida. 4ipase, ialah enCim yang memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak. Tripsin, merupakan enCim pembeku susu mengubah protein menjadi pepton. .
16
melalui katup ileosekal. )atup ini secara normal tertutup, membantu mencegah isi colon mengalir kembali ke usus halus. Populasi bakteri adalah komponen utama dari isi usus besar. 5akteri membantu menyelesaikan pemecahan materi sisa dan garam empedu. 6ua jenis sekresi kolon ditambah pada materi sisa mukus dan larutan elektrolit. 4arutan elektrolit adalah larutan bikarbonat yang bekerja untuk menetralisasi. Prosedur akhir yang terbentuk melalui kerja bakteri kolonik. ukus ini melindungi mukosa colon dari isi interluminal dan juga memberikan perlekatan untuk massa &ekal. 2kti&itas peristaltik yang lemah menggerakkan isi kolonik dengan perlahan sepanjang saluran. Gelombang peristaltik kuat intermiten mendorong isi untuk jarak tertentu. Hal ini terjadi secara umum setelah makanan lain dimakan, bila hormon perangsang usus dilepaskan. ateri sisa dari makanan akhirnya mencapai dan mengembangkan anus, biasanya dalam " jam. sebanyak seperempat dari materi sisa dari makanan mungkin tetap berada di rektum selama hari setelah makanan dicerna. 1.
=ektum B 6e&ekasi, 3aeces dan 3latus =ektum terletak "! cm di bawah dari usus besar dimulai pada kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. $aluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga oleh otot internal dan eksternal. =ektum serupa dengan kolon tetapi dindingnya yang
17
berotot lebih tebal dan membran mukosanya memuat lipatan' lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni. $emua ini menyambung ke dalam saluran anus. 6i dalam saluran anus ini serabut otot sirkuler menebal membentuk otot s&ingter anus internal. $el'sel yang melapisi saluran anus berubah si&atnya epitelium bergaris menggantikan sel'sel silinder. $&ingter eksterna menjaga saluran anus dan ori&isium supaya tertutup. =ektum biasanya kosong sampai menjelang de&ekasi. (. ETIOLO0I
enurut
".
7n&eksi bakteri
a. ikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal
b. 2ppendisitis yang meradang dan per&orasi
c. Tukak peptik (lambung dudenum#
d. Tukak thypoid
e. Tukan disentri amuba colitis
&. Tukak pada tumor
g. $alpingitis
h. 6iertikulitis
18
)uman yang paling sering ialah bakteri :oli, streptokokus alpha dan beta hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus dan yang paling berbahaya adalah clostridium wechii.
). Pat'isilgi
6isebabkan oleh kebocoren dari organ abdomen kedalam rongga abdomen bisanya sebagai akibat dari in&lamasi,in&eksi,iskemia, trauma atau per&orasi tumor. Terjadi proli&erasi bacterial, yang menimbulkan edema jaringan, dan dalam waktu yang singkat terjadi eksudasi cairan. cairan dalam peritoneal menjadi keruh dengan peningkatan protein, sel darah putih, debris seluler dan darah. =espon segera dari saluran usus adalah hipermotilitas, diikut oleh oleh ileus pralitik, disertai akumudasi udara dan cairan dalam usus. Peritonitis menyebabkan penurunan aktiitas &ibrinolitik intra abdomen (meningkatkan aktiitas inhibitor actiator plasminogen# dan sekuestrasi &ibrin dengan adanya pembentukan jajaring pengikat. Produksi eksudat &ibrin merupakan mekanisme terpenting dari system pertahanan tubuh, sengan cara ini akan terikat bakteri dalam jumlah yang sangat banyak diantara matrika &ibrin. Pembentukan abses pada peritonitis pada prinsipnya merupakan mekanisme tubuh yang melibatkan substansi
19
pembentuk abses dan kuman'kuman itu sendiri untuk menciptakan kondisi abdomen yang steril. Pada keadaan jumlah kuman yang sangat banyak, tubuh sudah tidak mampu mengeliminasi kuman dan berusaha mengendalikan penyebaran kuman dengan membentuk kompartemen yang dikenal sebagai abses. asuknya bakteri dalam jumlah besar ini bisa berasal dari berbagai sumber. Fang paling sering ialah kontaminasi bakteri transien akibat penyakit isceral atau interensi bedah yang merusak keadaan abdomen. $elain jumlah bakteri transien yang terlalu banyak di dalam rongga abdomen, peritonitis juga terjadi karena irulensi kuman yang tinggi hingga mengganggu proses &agositosis dan pembunuhan bakteri dengan neutro&il. )eadaan makin buruk jika in&eksinya disertai dengan pertumbuhan bakteri lain atau jamur (:leo, !"#.
20
6O$ PERITONITI
21
7. Klasi'ikasi
5erdasarkan pathogenesis peritonitis dapat di klasi&ikasikan sebagai berikutB a.
Peritonitis bacterial primer 2kibat kontaminasi bacterial secara hematogen pada caum peritoneum dan tidak ditemukan &ocus in&eksi dalam abdomen. Penyebabnya bersi&at monomikrobial, biasanya E.coli, $treotokokus atau Pneumococus, peritonitis ini dibagi menjadi dua yaituB $pesi&ik B $eperti Tuberculosa. -on'spesi&ik B Pneumonia non tuberculosis dan tonsillitis. 3actor yang beresiko pada peritonitis ini adalah malnutrisi, keganasan intra abdomen, imunosupresi dan splenektomi. )elompok resiko tinggi adalah dengan sindrom ne&rotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan asites.
b.
Peritonitis bacterial akut sekunder(supuratie# Peritonitis yang mengikuti suatu in&eksi akaut atau per&orasi traktus gastrointestinal atau tractus urinarius. Pada umunya organism tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis yang &atal. $inergisme dari multiple organism
22
dapat memperberat terjadinya in&eksi ini. 5akteri anaerob, khususnya spesies bacteroides dapat memperbesar pengaruh bakteri aerob dalam menimbulkan in&eksi. 4uas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat memperberat peritonitis. )uman dapat berasalB 4uka trauma atau penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam caum peritoneal. Per&orasi organ'organ dalam perut. $eperti di akibatkan oleh bahan kimia. Per&orasi usus sehingga &eces keluar dari usus. )omplikasi dari proses in&lamasi organ' organ intra abdominal, misalnya appendicitis. c.
Peritonitis Tersier Peritonitis ini terjadi akibat timbulnya abses atau &lagmon dengan atau tanpa &istula. Fang disebabkan oleh jamur, peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan. $eperti disebabkan oleh iritan langsung, seperti misalnya empedu, getah lambung, getah pancreas, dan urine(2ndra Fessie, !"#
8. Tanda dan 0e"ala
enurut :orwin (!!!#, gambaran klinis pada penderita peritonitis adalah sebagai berikut B a. -yeri terutama diatas daerah yang meradang.
23
b. Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipoolemia karena perpindahan cairan kedalam peritoneum. c. ual dan muntah. d. 2bdomen yang kaku. e. 7leus paralitik (paralisis saluran cerna akibat respon neurogenik atau otot terhadap trauma atau peradangan# muncul pada awal peritonitis. &. Tanda'tanda umum peradangan misalnya demam, peningkatan sel darah putih dan takikardia. g. =asa sakit pada daerah abdomen h. 6ehidrasi i.
4emas
j.
-yeri tekan pada daerah abdomen
k. 5ising usus berkurang atau menghilang l.
-a&as dangkal
m. Tekanan darah menurun n. -adi kecil dan cepat o. 5erkeringat dingin p. Pekak hati menghilang 9. K#plikasi
enurut (Haryono, !"# komplikasi potensial Peritonitis yang memerlukan pendekatan kolaborati& dalam perawatan, mencakup B a. $eptikemia dan syok septic. b. $yok hipoelmia.
24
c. $epsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan multi system. d. 2bses residual intraperitoneal e. Eiserasi luka. &.
?bstruksi usus
g. ?liguri :. Penatalaksanaan
enurut -etina (!!"#, penatalaksanaan pada peritonitis adalah sebagai berikut B a. Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan &ocus utama dari penatalaksanaan medik. b. 2nalgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan muntah. c. 7ntubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan distensi abdomen. d. Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki &ungsi entilasi. e. )adang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan entilator juga diperlukan. &.
Therapi antibiotik masi& (sepsis merupakan penyebab kematian utama#.
g. Tindakan pembedahan diarahkan pada eksisi ( appendks #, reseksi , memperbaiki (per&orasi #, dan drainase ( abses #. h. Pada sepsis yang luas perlu dibuat diersi &ekal
25
%4. Pe#eriksaan Diagnstik
enurut 6oengoes, oorhouse, dan Geissler ("+++#, pemeriksaan diagnostic pada peritonitis adalah sebagai berikut B a. Pemeriksaan darah lengkap B sel darah putih meningkat kadang' kadang lebih dari !.!!! mm.$el darah merah mungkin meningkat menunjukan hemokonsentrasi. b. 2lbumin serum, mungkin menurun karena perpindaahan cairan. c. 2mylase serum biasanya meningkat. d. Elektrolit serum, hipokalemia mungkin ada. e. )ultur, organisme penyebab mungkin teridenti&ikasi dari darah, eksudatsekret atau cairan asites. &. Pemeriksaan &oto abdominal, dapat menyatakan distensi usus ileum. 5ila per&orasi isera sebagai etiologi, udara bebas akan ditemukan pada abdomen. g. 3oto dada, dapat menyatakan peninggian dia&ragma. h. Parasentesis, contoh cairan peritoneal dapat mengandung darah, puseksudat, amilase, empedu, dan kreatinin.
B. Asuhan Keperawatan Teritis
26
%. Pengka"ian
Pengkajian merupakan awal dalam proses keperawatan, meliputi identitas klien (nama, alamat, no. =, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, data penanggung jawab dan lain lain (utta;in, !""#. a. )eluhan
27
a. 5iasanya keadaan umum klien lemah, letih dan terlihat sakit berat. b. 5iasanya tingkat kesadaran klien composmentis c. TTI B 5iasanya == meningkat, biasanya tekanan darah naik # )epala engamati bentuk kepala, tidak ada hematoma atau edema, perlukaan (rincian luka, adanya jahitan, dan kondisi luka#. a# ata
B
5iasanya simetris kiri
dan kanan, konjungtia tidak anemis, dan sklera tidak ikterik b# Hidung B
5iasanya tidak ada
pembengkakan polip dan simetris kiri dan kanan. c# 5ibir
B
5iasanya
bibir pucat
d# Gigi
B
5iasanya tidak terdapat
karies pada gigi. e# 4idah
B
5iasanya klien tidak
mengalami pendarahan lidah # 4eher 5iasanya tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid atau kelenjar getah bening dan pembesaran ena leher. %# 6ada Thorak "# 7nspeksi B
5iasanya simetris kiri dan kanan
28
# Palpasi
B
5iasanya &remitus lemah kiri dan
B
5iasanya terdengar sonor
kanan # Perkusi
%# 2uskultasi
B
5iasanya terdapat bunyi
esicular. # 9antung "# 7nspeksi B yang berada
5iasanya letak ictus cordis normal pada 7:$ pada linea medio
claicularis sinistra selebar " cm. 7ctus cordis tidak terlihat. # Palpasi B
5iasanya ictus cordis tidak teraba
# Perkusi B
5iasanya tidak ada nyeri
%# 2uskultasi
B
5iasanya terdapat irama
jantung yang cepat 1# Perut 2bdomen "# 7nspeksi
B
5iasanya tidak ada pembesaran pada
abdomen, simetris kiri dan kanan # 2uskultasi
B
5iasanya bising usus normal,
berkisar antara ' kalimenit. # Palpasi
B
5iasanya tidak adanyeri tekan, tidak ada
pembesaan hepar dan lien. %# Perkusi
B
biasanya terdapat nyeri tekan. 0# Genitourinaria
29
5iasanya tidak terpasang kateter 8# Ekstremitas 5iasanya tidak ada gangguan pada ekstremitas
+# $istem 7ntegumen 5iasanya warnanya sawo matang, dan tidak ada gatal pada kulit "!# $istem -eurologi 5iasanya tidak terjadi penurunan kesadaran d. 6ata Pola )ebiasaan $ehari'hari -o "
6ata
$ehat
$akit
-utrisi B ". Pola akan a. 3rekuensi
b. )omposisi
5iasanya x sehari
5iasanya x sehari
habis satu porsi
habis J porsi
5iasanya seperti -asi,
5iasanya seperti
daging, tempe, tahu,
-asi, sayuran,
sayur.
bubur, ikan, buah' buahan.
c. 9enis
5iasanya
bersi&at
padat
5iasanya bersi&at lunak, rendah garam dan protein.
d. )ebiasaan
5iasanya klien suka
5iasanya klien
30
mengkonsumsi yang
sering makan
mengandung protein
melebihi jumlah
tinggi seperti K ayam,
kalori yang
daging, udang,
dibutuhkan.
mengkonsumsi makanan yang berlebihan garam, gorengan dan ngemil seperti biskuit, keripik kentang dan kue manis lainnya.
. Pola inum a. 3rekuensi
b. 9enis
5iasanya 1'0 gelas
5iasanya %'
(D"!!'"0!cc#hari
(D"!!!'"!!#hari
5iasanya air putih, teh
5iasanya air putih
manis dan minuman
saja
bersoda.
c. )ebiasaan
5iasanya klien suka
5iasanya klien
minum teh manis dan
hanya sedikit minum
bersoda dibandingkan
akibat pembatasan
air putih.
pemasukan cairan akibat dari
31
penumpukan cairan dalam tubuh.
Pola Eliminasi ". iksi a. 3rekuensi
5iasanya 0'8 xhari
elalui uretra 0'
(!!'0!cc#
8xhari (D0!!' 8!!cc#, melalui ne&rostomi L !!' 0!!cchari
b. 9enis
)uning jernih
)uning keruh
c. )ebiasaan
5iasanya klien 52)
5iasanya klien
teratur, ' xhari
hanya sedikit 52) dan kesulitan 52)
. 6e&ekasi a. 3rekuensi
"x sehari
b. /arna
5iasanya berwarna kuning
c. )onsistensi
5iasanya padat
d. 5au
5iasanya berbau menyengat
e. )ebiasaan
5iasanya klien 525 xsehari
"x sehari 5iasanya berwarna kuning kecoklatan 5iasanya padat 5iasanya berbau khas dan menyengat
5iasanya klien susah 525, seperti mengalami diare, konstipasi dan pendarahan saluran
32
cerna.
7stirahat dan tidur a. $iang
b. alam
c. )ebiasaan
5iasanya "' jam
5iasanya "' jam
perhari
perhari
5iasanya tidur nyenyak
5iasanya susah tidur
0'8 jam perhari
dan sering terbangun
5iasanya klien tidak
5iasanya klien
ada mengalami
mengalami
gangguan tidur
kelemahan, malaise, kelelahan ektrem, gangguan pola tidur, gelisah atau
%
2ktiitas sehari'hari dan
5iasanya dilakukan
somnolen. 5iasanya klien
perawatan diri
secara mandiri
mengalami ketidakmampuan dalam beraktiitas karena mengalami gangguan pada ekstremitas, otot, dan sara&.
e. 6ata $osial Ekonomi 5iasanya klien tidak bisa menjalankan tugasnya sehari'hari karena perawatan yang lama.
33
&. 6ata Psikososial 5iasanya klien mengalami &aktor stress contohB &inancial, hubungan dan sebabnya, perasaan tidak berdaya, tidak ada harapan, tidak ada kekuatan, menolak, ansietas, takut,marah, mudah tersinggung, perubahan kepribadian dan perilaku serta perubahan proses kogniti&. g. 6ata $pritual 5iasanya tidak terjadi gangguan pola tata nilai dan kepercayaan. h. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratorium B a. Pemeriksaan darah lengkap B sel darah putih meningkat kadang'kadang lebih dari !.!!! mm.$el darah merah mungkin meningkat menunjukan hemokonsentrasi. b. 2lbumin serum, mungkin menurun karena perpindaahan cairan. c. 2mylase serum biasanya meningkat. d. Elektrolit serum, hipokalemia mungkin ada. e. )ultur, organisme penyebab mungkin teridenti&ikasi dari darah, eksudatsekret atau cairan asites. &. Pemeriksaan &oto abdominal, dapat menyatakan distensi usus ileum. 5ila per&orasi isera sebagai etiologi, udara bebas akan ditemukan pada abdomen. g. 3oto dada, dapat menyatakan peninggian dia&ragma.
34
h. Parasentesis, contoh cairan peritoneal dapat mengandung darah, puseksudat, amilase, empedu, dan kreatinin. (Padila, !"# &. Diagnsa Keperawatan
$etelah dilakukan pengkajian, data'data yang di dapatkan dalam pengkajian tersebut dianalisa dan dapat ditegakkan diagnosa keperawatannya sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi klien, maka kemungkinan diagnosa yang mungkin muncul pada klien dengan peritonitis yaitu B a#
=esiko in&eksi berhubungan dengan trauma jarigan
b#
-yeri akut berhubungan dengan agen cidera &isik
c#
6eisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan kogniti&
(-2-62, !"# (. Ren,ana Asuhan Keperawatan N %
Diagnsa
NO$
NI$
Keperawatan =esiko in&eksi
7mmune
".
$tatus
Pertahankan
berhubungan dengan trauma teknik asepti& jarigan
a. )nowledg
.
e
pengunjung
B
5atasi
7n&ection
bila perlu
control
.:uci
35
b. =isk
tangan setiap
control
sebelum dan sesudah
kriteria indakan hasilB keperawatan a# )lien bebas dari
Gunakan baju, sarung
tanda
tangan dan gejala sebagai in&eksi alat b# enunjukkan pelindung kemampuan untuk
%. Ganti letak
mencegah
7I
timbulnya
dan dressing
n&eksi
sesuai
peri&er
dengan c# 9umlah leukosit petunjuk dalam
batas umum
normal .
Gunakan
d# enunjukkan kateter perilaku hidup intermiten sehat
36
e# $tatus
imun,
untuk
gastrointestinal
menurunkan
, genitourinaria
in&eksi
dalam
kandung
normal
batas
kencing
1. Tingkatkan intake nutrisi
0.
5erikan
terapi
8. tanda
onitor dan
gejala in&eksi sistemik dan lokal
+. Pertahankan teknik isolasi kp
"!. 7nspeksi
37
kulit
dan
membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
"".
onitor
adanya luka
".
6orong
masukan cairan
".6orong istirahat
"%.
2jarkan
pasien
dan
keluarga tanda
dan
gejala in&eksi
". )aji suhu
38
badan
pada
pasien neutropenia setiap % jam
&
-yeri akut a. Pain 4eel,
a. 4akukan
berhubungan pengkajian nyeri dengan agen
b. pain control, secara
cidera &isik c. com&ort leel
komprehensi& termasuk lokasi,
$etelah karakteristik, dilakukan durasi, &rekuensi, tin&akan kualitas dan &aktor kriteria
presipitasi
hasil;
b. ?bserasi reaksi a. ampu mengontrol
nonerbal dari ketidaknyamanan
nyeri (tahu c. 5antu pasien dan penyebab nyeri, keluarga untuk mampu mencari dan menggunakan menemukan tehnik
39
non&armakologi
dukungan
untuk d. )ontrol mengurangi lingkungan yang nyeri, mencari dapat bantuan# mempengaruhi b. elaporkan
nyeri seperti suhu
bahwa nyeri
ruangan,
berkurang
pencahayaan dan
dengan
kebisingan
menggunakan e.
)urangi &aktor
manajemen presipitasi nyeri nyeri &. )aji tipe dan c. ampu sumber nyeri mengenali nyeri untuk menentukan (skala, interensi intensitas, &rekuensi dan tanda nyeri#
g. 2jarkan tentang teknik non &armakologiB napas
d.
enyatakan dala, relaksasi, rasa nyaman distraksi, kompres setelah nyeri
40
berkurang
hangat dingin
e. Tanda ital
&.
h. 5erikan analgetik
dalam rentang
untuk mengurangi
normal
nyeriB
Tidak
i.
ingkatkan istirahat
".
5erikan in&ormasi
mengalami gangguan tidur tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidak nyamanan (
6eisit sel& care B
$el'
2ctiity
assistane
o&
ADLs
$are
perawatan diri ;
berhubungan 6aily
dengan gangguan 4iing kogniti&
a.
onitor
(264s# kemempuan kriteria
klien
untuk
hasil;
perawatan
41
a.
)lien
terbebas
diri
yang
mandiri.
dari bau b. badan
onitor
kebutuhan klien
untuk
b. alatalat bantu enyatak untuk an kebersihan kenyaman diri, an berpakaian, terhadap berhias, kemampu toileting dan an
untuk makan.
melakuka n 264s
c.
$ediakan
bantuan c.
6apat sampai klien
melakuka mampu n
264$ secara
utuh
dengan untuk bantuan melakukan sel&'care.
42
d.
6orong
klien
untuk
melakukan aktiitas sehari'hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
e.
6orong
untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien
tidak mampu melakukanny a.
&.
2jarkan
klien
43
keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
jika
pasien
tidak
mampu untuk melakukanny a.
g.
5erikan
aktiitas rutin sehari' hari
sesuai
kemampuan
). I#ple#entasi Keperawatan
44
7mplementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau dilakukan secara bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain, misalnya ahli giCi atau &isioterapi. Hal yang akan dilakukan ini sangat bergantung pada jenis tindakan, pada kemampuan keterampilan dan keinginan pasien, serta pelaksanaan keperawatan bukan semata'mata tugas perawat, tetapi melibatkan banyak pihak. -amun demikian, yang memiliki tanggung jawab secara keseluruhan adalah tenaga perawat. 6alam tindakan keperawatan terdiri atas langkah'langkah yang harus dilakukan, yaitu langkah persiapan dan langkah pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan. a. 4angkah persiapan Pada langkah persiapan, tenaga perawat hendaknya B a# emahami rencana keperawatan yang telah ditentukan. b# enyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan. c# enyiapkan lingkungan teraupetik, sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan. b. 4angkah pelaksanaan
45
Pada langkah pelaksanaan, tenaga perawat harus mengutamakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. ?leh karena itu, tenaga perawat harus B a# enunjukkan sikap yang meyakinkan b# Peka terhadap respons pasien dan e&ek samping dari tindakan keperawatan yang dilakukan. c# elakukan sistematika kerja dengan tepat d# empertimbangkan hukum dan etika e# 5ertanggung jawab dan tanggung gugat encatat semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan Pada waktu perawat memberikan asuhan keperawatan, proses pengumpulan data dan analisis data berjalan terus menerus guna perubahan dan penyesuaian tindakan keperawatan. 5eberapa &aktor dapat mempengaruhi pelaksanaan kepearawatan, antara lain &asilitas dan alat yang ada, pengorganisasian pekerjaan perawat, serta lingkungan &isik di mana asuhan keperawatan dilakukan ($uarli, !"#. %. E
Ealuasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan. Ealuasi bertujuan untuk menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menilai akti&itas rencana
46
keperawatan dan strategi asuhan keperawatan. Hal'hal yang perlu diealuasi antara lain B a. 2pakah asuhan keperawatan tersebut e&ekti&. b. 2pakah tujuan keperawatan dapat dicapai pada tingkat tertentu. c. 2pakah perubahan pasien seperti yang diharapkan. d. $trategi keperawatan manakah yang e&ekti&. 4angkah'lagkah yang dilakukan dalam ealuasi adalah B a. engumpulkan data perkembangan pasien. b. ena&sirkan (menginterprestasikan# perkembangan pasien. c. embandingkan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan, dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. d. engukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar normal yang berlaku. 2da tiga simpulan dalam mena&sirkan hasil ealuasi, yaitu B a. Tujuan tercapai b. Tujuan tercapai sebagian c. Tujuan sama sekali tidak tercapai Penilaian tentang perkembangan pasien dibuat melalui obserasi, interaksi dan pemeriksaan oleh tenaga keperawatan, pasien dan keluarga dan anggota tim kesehatan lainnya.