1. Konsep sep Mat Materi eri a. Peng engert ertian ian Limfadenitis merupakan peradangan pada kelenjar limfe atau getah bening. Jadi,
limfade limfadenit nitis is tuberku tuberkulos losis is (TB) (TB) merupak merupakan an peradang peradangan an pada kelenja kelenjarr limfe limfe atau atau getah getah bening yang disebabkan oleh basil tuberkulosis. Apabila peradangan terjadi pada kelenjar limfe di leher disebut dengan dengan scrof scrofula. ula. Limfadenitis pada kelenjar limfe di leher inilah yang biasanya paling sering terjadi. b. Etiologi Limfad Limfadenit enitis is tuberk tuberkulo ulosis sis disebab disebabkan kan oleh oleh infeks infeksii Mycobacterium Mycobacterium tuberculos tuberculosis. is.
Mycobacteria tergolong Mycobacteria tergolong dalam famili famili Mycobactericeae dan Mycobactericeae dan ordo ordo Actinomyceales. Actinomyceales. Spesies patogen yang termasuk dalam Mycobacterium dalam Mycobacterium kompleks, kompleks, yang merupakan merupakan agen penyebab penyakit yang tersering dan terpenting adalah Mycobacterium adalah Mycobacterium tuberculosis. tuberculosis. ang tergolong dalam Mycobacterium dalam Mycobacterium tuberculosae complex adalah complex adalah ! ". M. ". M. tuberculosae, tuberculosae, #. M. #. M. bovis, bovis, $. M. $. M. caprae, caprae, %. M. %. M. africanum, africanum, &. M. &. M. Microti, '. Microti, '. M. M. Pinnipedii, Pinnipedii, . M.canettii . M.canettii embagian tersebut berdasarkan perbedaan epidemiologi epide miologi (*a+iglione, #"). Basil Basil TB adalah adalah bakteri bakteri aerobik berbentuk uk batang batang tipis tipis lurus lurus berukur berukuran an aerobik obligat berbent seki sekita tarr ,% ,% - $ m dan tidak tidak bers berspo pora ra.. ada ada medi mediaa buata buatan n berben berbentu tuk k kokoi kokoid d dan filamentous filamentous tampak ber+ariasi dari satu spesies ke spesies lain. /y0oba0teria termasuk M.tuberculosis M.tuberculosis tidak dapat di1arnai dengan pe1arnaan 2ram dan hanya dapat di1arnai dengan pe1arnaan khusus serta sangat kuat mengikat 3at 1arna tersebut sehingga tidak dapat dilunturkan 1alaupun menggunakan asam alkohol, sehingga dijuluki bakteri tahan asam (*a+iglione. (*a+iglione. M.tuberculosis M.tuberculosis mudah mengikat pe1arna 4iehl56eelsen atau karbol fuksin. Bakteri ini mendapatkan energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana. enambahan 78# meningkatkan pertumbuhan. Akti+itas biokimia tidak khas dan laju pertumbuhannya lebih lambat daripada kebanyakan bakteri. 9a 9aktu ktu replikasi basil tuberkulosis sekitar ": jam. Bentuk saprofit 0enderung tumbuh lebih 0epat,berprolifer 0epat,berproliferasi asi dengan dengan baik baik pada pada temp temper erat atur ur ##5# ##5#$; $;7, 7, dan dan tidak tidak terl terlal alu u bersi bersifa fatt taha tahan n asam asam bila bila dibandingkan dengan bentuk patogennya.
c. Mani Manife fest stas asii Klini Kliniss Limf Limfad adeni eniti tiss adala adalah h pres present entas asii klin klinis is palin paling g seri sering ng dari dari TB ekstr ekstrapu apulm lmone onerr.
Limfadenitis TB juga dapat merupakan manifestasi lokal dari penyakit sistemik. asien biasanya datang dengan keluhan pembesaran kelenjar getah bening yang lambat. ada pasien limfadenitis TB dengan <=>5negatif, <=>5negatif, limfadenopati leher terisolasi adalah manifestasi manifestasi yang paling sering dijumpai dijumpai yaitu sekitar dua pertiga pertiga pasien. pasien. 8leh karena itu,
infeksi mikobakterium harus menjadi salah satu diagnosis banding dari pembengkakan kelenjar getah bening, terutama pada daerah yang endemis. ?urasi gejala sebelum diagnosis berkisar dari beberapa minggu sampai beberapa bulan. Limfadenitis TB paling sering melibatkan kelenjar getah bening ser+ikalis, kemudian diikuti berdasarkan frekuensinya oleh kelenjar mediastinal, aksilaris, mesentrikus, portal hepatikus, perihepatik dan kelenjar inguinalis (/ohapatra, #%). Berdasarkan penelitian oleh 2eldma0her (##) didapatkan kelenjar limfe yang terlibat yaitu! '$,$@ pada kelenjar limfe ser+ikalis, #',@ kelenjar mediastinal, dan :,$@ pada kelenjar aksila, dan didapatkan pula pada $&@ pasien pembengkakan terjadi pada lebih dari satu tempat. /enurut Sharma (#%), pada pasien dengan <=>5negatif maupun <=>5positif, kelenjar limfe ser+ikalis adalah yang paling sering terkena, diikuti oleh kelenjar limfe aksilaris dan inguinalis. embengkakan kelenjar limfe dapat terjadi se0ara unilateral atau bilateral, tunggal maupun multipel, dimana benjolan ini biasanya tidak nyeri dan berkembang se0ara lambat dalam hitungan minggu sampai bulan, dan paling sering berlokasi di regio ser+ikalis posterior dan yang lebih jarang di regio suprakla+ikular. eterlibatan multifokal ditemukan pada $@ pasien <=>5negatif dan pada @ pasien <=>5positif. ada pasien <=>5positif, keterlibatan multifokal, limfadenopati intratorakalis dan intraabdominal serta TB paru adalah sering ditemukan (Sharma, #%). Beberapa pasien dengan limfadenitis TB dapat menunjukkan gejala sistemik yaitu seperti demam, penurunan berat badan, f atigue dan keringat malam. Lebih dari &@ pasien tidak menunjukkan gejala sistemik (/ohapatra, #%). Terdapat ri1ayat kontak terhadap penderita TB pada #",:@ pasien, dan terdapat TB paru pada "',"@ pasien. /enurut Jones dan 7ampbell ("'#) dalam /ohapatra (#%) limfadenopati tuberkulosis perifer dapat diklasifikasikan ke dalam lima stadium yaitu! Stadium ", pembesaran kelenjar yang berbatas tegas, mobile dan diskret. • Stadium #, pembesaran kelenjar yang kenyal serta terfiksasi ke jaringan sekitar oleh • •
karena adanya periadenitis. Stadium $, perlunakan di bagian tengah kelenjar (central softening ) akibat
pembentukan abses. Stadium %, pembentukan collar-stud abscess. • Stadium &, pembentukan traktus sinus. • d. Patofisiologi Se0ara umum penyakit tuberkulosis dapat diklasifikasikan menjadi TB pulmoner dan TB ekstrapulmoner. TB pulmoner dapat diklasifikasikan menjadi TB pulmoner primer dan TB pulmoner post5primer (sekunder). TB primer sering terjadi pada anak5 anak sehingga sering disebut child-type tuberculosis, sedangkan TB post5primer (sekunder) disebut juga adult-type tuberculosis karena sering terjadi pada orang de1asa, 1alaupun faktanya TB
primer dapat juga terjadi pada orang de1asa (*a+iglione, #"). Basil tuberkulosis juga dapat menginfeksi organ lain selain paru, yang disebut sebagai TB ekstrapulmoner. 8rgan ekstrapulmoner yang sering diinfeksi oleh basil tuberkulosis adalah kelenjar getah bening, pleura, saluran kemih, tulang, meningens, peritoneum, dan perikardium. TB primer terjadi pada saat seseorang pertama kali terpapar terhadap basil tuberkulosis (*a+iglione, #"). Basil TB ini masuk ke paru dengan 0ara inhalasi droplet. Sampai di paru, basil TB ini akan difagosit oleh makrofag dan akan mengalami dua kemungkinan. ertama, basil TB akan mati difagosit oleh makrofag. edua, basil TB akan dapat bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam makrofag sehingga basil TB akan dapat menyebar se0ara limfogen, perkontinuitatum, bronkogen, bahkan hematogen. enyebaran basil TB ini pertama sekali se0ara limfogen menuju kelenjar limfe regional dihilus, dimana penyebaran basil TB tersebut akan menimbulkan reaksi inflamasi di sepanjang saluran limfe (limfangitis) dan kelenjar limfe regional (limfadenitis). ada orang yang mempunyai imunitas baik, $ C % minggu setelah infeksi akan terbentuk imunitas seluler. =munitas seluler ini akan membatasi penyebaran basil TB dengan 0ara menginakti+asi basil TB dalam makrofag membentuk suatu fokus primer yang disebut fokus 2hon. Dokus 2hon bersama5sama dengan limfangitis dan limfadenitis regional disebut dengan kompleks 2hon. Terbentuknya fokus 2hon mengimplikasikan dua hal penting. ertama, fokus 2hon berarti dalam tubuh seseorang sudah terdapat imunitas seluler yang spesifik terhadap basil TB. edua, fokus 2hon merupakan suatu lesi penyembuhan yang didalamnya berisi basil TB dalam keadaan laten yang dapat bertahan hidup dalam beberapa tahun dan bisa tereakti+asi kembali menimbulkan penyakit. Jika terjadi reakti+asi atau reinfeksi basil TB pada orang yang sudah memiliki imunitas seluler, hal ini disebut dengan TB post5primer. Adanya imunitas seluler akan membatasi penyebaran basil TB lebih 0epat daripada TB primer disertai dengan pembentukan jaringan keju (kaseosa). Sama seperti pada TB primer, basil TB pada TB post5primer dapat menyebar terutama melalui aliran limfe menuju kelenjar limfe lalu ke semua organ. elenjar limfe hilus, mediastinal, dan paratrakeal merupakan tempat penyebaran pertama dari infeksi TB pada parenkim paru. Basil TB juga dapat menginfeksi kelenjar limfe tanpa terlebih dahulu menginfeksi paru. Basil TB ini akan berdiam di mukosa orofaring setelah basil TB masuk melalui inhalasi droplet. ?i mukosa orofaring basil TB akan difagosit oleh makrofag dan diba1a ke tonsil, selanjutnya akan diba1a ke kelenjar limfe di leher. e. Penatalaksanaan
•
engobatan engobatan tergantung dari organisme penyebabnya. Entuk infeksi bakteri, biasanya diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) atauintravena (melalui pembuluh darah). Entuk membantu mengurangi rasa sakit, kelenjar getah bening yang terkena bisa dikompres hangat. Biasanya jika infeksi telah diobati, kelenjar akan menge0il se0ara perlahan dan rasa sakit akan hilang. adang5kadang kelenjar yang membesar tetap
•
keras dan tidak lagi terasa lunak pada perabaan. en0egahan /enjaga kesehatan dan kebersihan badan bisa membantu men0egah terjadinya berbagai infeksi.
2. Konsep Asuhan Keperawatan a) Pengkajian 1) Aktivitas istirahat 2ejala ! elelahan, kelemahan, atau malaise umum, kehilangan produkti+itas dan •
•
penurunan toleransi latihan. ebutuhan tidur dan d an istirahat lebih banyak. Tanda ! enurunan kekuatan, bahu merosot, jalan lamban, dan tanda lain yang
menunjukkan kelelahan. 2) !irkulasi 2ejala ! alpitasi, angina F nyeri dada. • Tanda ! Takikardia, disrutmia. Sianosis 1ajah dan leher (obstruksi drainase +ena • karena pembesaran nodus limfa adalah kejadian yang jarang). =kterus sklera dan ikterik umum sehubungan dengan kerusakan hati dan obstruksi duktus empedu oleh pembesan nodus limfe (mungkin tanda lanjut).u0at (anemia), diaforesis, keringat malam. ") #ntegritas Ego 2ejala ! Daktor stres, misalnya sekolah, pekerjaan, keluarga. Takut F ansietas •
sehubungan dengan diagnosis dan kemungkinan takut mati. Anseitas F takut sehubungan dengan tes diagnostik dan modalitas pengobatan (kemoterapi dan terapi radiasi). /asalah finansial ! Biaya rumah sakit, pengobatan mahal, takut kehilangan pekerjaan sehubungan dengan kehilangan 1aktu bekerja. Status hubungan ! Takut dan ansietas sehubungan dengan menjadi orang yang tergantung pada keluarga. Tanda ! berbagai perilaku, misalnya marah, menarik diri, pasif. • $) Eli%inasi
•
2ejala ! erubahan karakteristik urine danF atau feses. *i1ayat obstruksi usus, 0ontoh intususepsi, atau sindrom malabsorpsi (infiltrasi dari nudos limfa
•
retroperitonial). Tanda ! 6yeri tekan pada kuadran kanan atas dan pembesaran kanan atas dan pembesaran pada palpasi (hematomegali). 6yeri tekan pada kuadran kiri atas dan pembesaran pada palpasi (splenomegali). enurunan haluaran urine, urine gelapFpekat, anuria (obstruksi uretral F gagal ginjal). ?isfungsi usus dan kandung
kemih (kompresi batang spinal terjadi lebih lanjut). &) Makanan 'airan 2ejala ! Anoreksia F kehilangan nafsu makan. ?isfagia (tekanan pada esofagus). • Adanya penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sama dengan "@ atau •
lebih dari berat badan dalam ' bulan sebelumnya dengan tanpa upaya diet. Tanda ! embengkakan pada 1ajah, leher, rahang, atau tangan kanan (sekunder terhadap kompresi +ena ka+a superioroleh pembesaran nodus limfe).Gkstrimitas! edema ekstrimitas ba1ah sehubungan dengan obstruksi +ena ka+a inferior dari pembesaran nodus limfe intraabdominal ( non5
ka+a inferior sehubungan dengan pembesaran nodus limfa intraab5dominal). () eurosensori 2ejala ! 6yeri syaraf (neuralgia) menunjukkan kompresi akar saraf oleh • pembesaran nodus limfa pada brakial, lumbar, dan, pleksus sakral. elamahan •
otot, parestesia Tanda ! Status mental! letargi, menarik diri, kurang minum terhadap sekitar. araplegia (kompresi batang spinal dari tubuh +etebral, keterlibatan diskus pada
kompresi F degenerasi, atau kompresi suplai darah terhadap batang spinal). *) +eri Ken+a%anan 2ejala ! 6yeri tekan F nyeri pada nodus limfa yang terkena, misalnya pada sekitar • mediastinum, nyeri dada, nyeri punggung (kompresi +ertebral) H nyeri tulang umum (keterlibatan tulamg limfomatus). 6yeri segera pada area yang terkena setelah minum alkohol. Tanda ! Dokus pada diri sendiriH perilaku berhati5hati. • ,) Pernafasan 2ejala ! ?ispnea pada kerja atau istirahatH nyeri dada. • Tanda ! ?ispneaH takikardia, batuk kering non5produktif. Tanda distres pernafasan, • 0ontoh peningkatan frekuensi pernapasan dan kedalaman, penggunaan otot bantu, stridor, sianosis. arau F paralisis laringeal (tekanan dari pembesaran nodus pada saraf laringeal). -) Kea%anan
•
2ejala !*i1ayat sering F adanya infeksi (abnormalitas imunitas seluler pen0etus untuk infeksi +irus herpes sismetik, TB, toksoplasmosis, atau infeksi bakterial). *i1ayat mononukleus (resiko tinggi penyakit hodgkin pada pasien dengan titer tringgi +irus Gspstien5Barr). *i1ayat ulkus F perforasi perdarahan gaster. ola sabit adalah peningkatan suhu malam hari berakhir sampai beberapa minggu (demam pel5Gbstain) diikuti oleh periode demamH keringat malam tanpa mengigil.
•
emerahan F pruritus umum. Tanda ! ?emam menetap tidak dapat dijelaskan dan lebih tinggi dari $: 7 tanpa gejala infeksi. 6odus limfe simetris, tak nyeri, membenkak F membesar (nodus ser+ikal paling umum terkena, lebih pada sisi kiri daripada kananH kemudian nudos aksila dan mediastinal). 6udus dapat terasa kenyal dan keras, diskret dan dapat digerakkan. embesaran tonsil. ruritus umum. Sebagian area kehilangan
pigmentasi melanin (+itiligo) . 1) !eksualitas 2ejala !/asalah tentang fertilitas F kehamilan (sementara penyakit tidak • mempengaruhi), Tetapi penurunan libido. 11) Pen+uluhan pe%belajaran 2ejala ! Daktor resiko keluarga (lebih tinggi insiden diantara keluarga pasien • hodgkin dari pada populasi umum). ekerjaan terpajan pada herbisida (pekerja katu F kimia). ertimbangan ?*2 menunjukkan rerata lama dira1at $, hari, dengan inter+ensi bedah, "," hari. b) /iagnosa keperawatan dan perencanan 1) 0esiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif ujuan /en0apai penyembuhan tepat 1aktu,bebas drenase purulen atau eritema dan tidak • demam. #ntervensi Tingkatkan 0u0i tangan yang baik pada staf dan pasien. • 2unakan aseptik atau kebersinan yang ketet sesuai indikasi untuk menguatkan • atau menganti balutan dan bila menangani drain. insruksian pasien tidak untuk •
menyentuh atau menggaruk insisi. aji kulit atau 1arna insisi. Suhu dan integrits H perhatikan adanya eritema F
inflamasi kehilangan penyatuan luka. A1asi suhu, adanya menggigil. • ?orong pemasukan 0airan, diet tinggi protein dengan bentuk makanan kasar. • olaborasi berikan antibiotik sesuai indikasi. • 0asional /enurunkan resiko kontaminasi silang. • /en0egah kotaminasi dan resiko infeki luka, dimana dapat memerlukan post • prostese.
•
/emberikan informasi tentang status proses penyembuhan dan 1aspadakan staf
•
terhadap dini infeksi. /eskipun umumnya suhu meningkat pada fase dini pas0a operasi dan atau adanya menggigil biasanya mengindikasikan terjadinya infeksi memerlukan
•
inetr+ensi untuk men0egah komplikasi lebih serius. /empertahankan keseimbangan 0airan dan nutrisi untuk mendukung perfusi jaringan dan memberikan nutrisi yang perlu untuk regenerasi selular dan penyembuhan jaringan. /ungkin berguna se0ara profilaktik untuk men0egah infeksi.
2) +eri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit3 jaringan dan integritas otot. ujuan /engatakan bah1a rasa sakit telah terkontrol F hilang. • #ntervensi G+aluasi rasa sakit se0ara regular (misal setiap # jam - "# ), 0atat karakteristik, •
• • • •
lokasi dan intensitas ( skala 5" ). aji penyebab ketidaknyamanan yang mungkin selain dari prosedur operasi. Berikan informasi mengenai sifat ketidaknyamanan, sesuai kebutuhan Lakukan reposisi sesui petunjuk, misalnya semi fo1lerH miring. ?orong penggunaan teknik relaksasi, misalnya latihan napas dalam, bimbingan
imajinasi, +isualisasi. Berikan per1atan oral reguler. • 0asional Sediakan informasi mengenai kebutuhan F efektifitas inter+ensi. 7atatan! sakit • kepala frontal dan atau oksipital mungkin berekembang dalam #%5# jam yang mengikuti •
anestesi
spinal,
mengharuskan
posisi
terlentang,
peningkatan
pemasukan 0airan, dan pemberitahuan ahli anestesi. etidaknyamanan mungkin disebabkan F diperburuk dengan penekanan pada kateter ind1elling yang tidak tetap, selang 62, jalur parenteral (sakit kandung
•
kemih, akumulasi 0airan dan gas gaster, dan infiltrasi 0airan => F medikasi). ahami penyebab ketidaknyamanan (misalnya sakit otot dari pemberian suksinilkolin dapat bertahan sampai %: jam pas0a operasi, sakit kepala sinus yang disosialisasikan dengan nitrus oksida dan sakit tenggorok dan sediakan jaminan emosional). 7atatan ! peristasia bagian5bagian tubuh dapat menyebabkan 0edera saraf. 2ejala5gejala mungkin bertahan sampai berjam5jam atau bahkan berbulan5 bulan dan membutuhkan 1e+aluasi tambahan.
•
/ungkin mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. osisi semi5Do1ler dapat mengurangi tegangan otot abdominal dan otot punggung artritis, sedangkan
•
miring mengurangi tekanan dorsal. Lepaskan tegangan emosional dan otot H tingkatkan perasaan kontrol yang
•
mungkin dapat meningkatkan kemampuan koping. /engurangi ketidaknyamanan yang di hubungkan dangan membaran mukosa yang kering pada 3at53at anestesi, restriksi oral.
") Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan neouro%uskular3 ketidak i%bangan persptual. ujuan /enetapkan pola nafas normal F efektif dan bebas dari sianosis dan tanda C tanda •
hipoksai lain. #ntervensi ertahankan jalan udara pasien dengan memiringkan kepala, hipereksentensi •
•
rahang, aliran udara feringeal oral. 8bserefasi dan kedalamam pernafasan, pemakaian otot5otot bantu pernafasan, perluasan rongga dada, retraksi atau pernafasan 0uping hidung, 1arna kulit dan
•
aliran udara. Letakkan pasien pada posisi yang sesuai, tergantung pada kekuatan pernafasan
dan jenis pembedahan. 8bser+asi pengembalian fungsi otot terutama otot pernafasan. • Lakukan penghisapan lendir jika perlu. • aloborasi ! berikan tambahan oksigen sesui kebutuhan. • 0asional /en0egah obstruksi jalan nafas. • ?ilakukan untuk memastikan efekti+itas pernafasan •
•
sehingga
upaya
memperbaikinya dapat segera dilakukan. Gle+asi kepala dan posisi miring akan men0egah terjadinya aspirasi dari muntah, posisi yang benar akan mendoromg +entilasi pada lobus paru bagian ba1ah dan
•
menurunkan tekanan pada diafragma. Setelah pemberian obat5obat relaksasi otot selama masa intra
operatif
pengembalian fungsi otot pertama kali terjadi pada difragma, otot5otot interkostal, dan laring yang akan diikuti dengan relaksasi dengan relaksasi kelompok otot5otot utama seperti leher, bahu, dan otot5otot abdominal, selanjutnya diikuti oleh otot 5otot berukuran sedang seperti lidah, paring, otot5otot ekstensi dan fleksi dan •
diakhiri oleh mata, mulut, 1ajah dan jari5jari tangan. 8bstruksi jalan nafas dapat terjadi karena danya darah atau mukus dalam tenggorok atau trakea.
•
?ilakukan untuk meningkatkan atau memaksimalkan pengambilan oksigen yang akan diikat oleh
$) 0esiko tinggi terhadap kekurangan volu%e cairan berhubungan dengan pengeluaran
integritas
pe%buluh
darah3
perubahan
dala%
ke%a%puan
pe%bekuan darah. ujuan /endemonstrasikan keseimbangan 0airan yang adekuat, sebagaimana ditunjukkan •
dengan tanda5tanda +ital yang stabil, palpasi denyut nadi dengan kualitas yang baik, turgor kulit normal, membran mukosa lembab, dan pengeluaran urine yang sesuai. #ntervensi Ekur dan • • •
0atat
pemasukan
dan
pengeluaran
(termasuk
pengeluaran
gastrointestinal). aji pengeluaran urinarus, terutama untuk tipe prosedur operasi yang dilakukan. Berikan bantuan pengukuran berkemih sesuai kebutuhan. /isalnya pri+asi, posisi
•
duduk, air yang mengalir dalam bak, mengalirkan air hangat diatas perineum. 7atat mun0ulnya mual F muntah, ri1ayat pasien mabuk perjalanan. eriksa pembalut, alat drein pada intr+al reguler. aji luka untuk terjadinya
•
pembengkakan. alaborasi ! Berikan 0airan pariental, pruduksi darah dan atau plasma ekspander
•
sesuai petunjuk. Tingkatkan ke0epatan => jika diperlukan. 0asional ?okumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran • 0airan F kebutuhan pemggantian dan pilihan5pilihan yang mempengaruhi •
• •
inter+ensi. /ungkin akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelah prosedur pada sistem genitourinarius dan atau struktur yang berdekatan. /eningkatkan relaksasi otot perineal dan memudahkan upaya pengosongan. 9anita, pasien dengan obesitas, dan mereka yang memiliki ke0enderungan mabuk perjalanan penyakit memiliki resiko mual F muntah yang lebih tinggi pada masa pas0a operasi. Selain itu, semakin lama durasi anestesi, semakin resiko untuk mual, 0atatan ! mual yang terjadi selama "# C#% jam pas0a operasi umumnya dibangunkan dengan anestesi (termasuk anestesi regional). /ual yang bertahan lebih dari $ hari pas0a operasi mungkin dihubungkan dengan pilihan narkotik
•
untuk mengontrol rasa sakit atau terapi obat5obatan lainnya. erdarahan yang berlebihan dapat menga0u kepada hipo+olemia F hemoragi. embengkakan lokal mungkin mengindikasikan formasi hematoma F perdarahan.
•
2antikan kehilangan 0airan yang
telah
didokumentasikan.
7atat
1aktu
penggantian +olume sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi, misalnya ketidak seimbangan. &) #ntoleransi aktivitas berhubungan dengan kele%ahan u%u% 4 penurunan kekuatan ketahanan n+eri. ujuan /enunjukkan tekhnik F perilaku yang mampu memampukan kembali melakukan •
akti+itas. #ntervensi Tingkatkan tirah baring F duduk. Berikan linkungan tenang H batasi pengunjung •
•
sesuai keperluan. Ebah posisi dengan sering. Berikan pera1atan kulit yang baik. Tingkatkan akti+itas sesuai toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak
•
sensipasi F aktif. ?orong penggunaan tekhnik menejemen stres. 7ontoh relaksasi progresif,
•
+issualisasi bimbing imajinasi. Berikan akti+itas hiburan yang tepat 0ontoh •
menonton T+, radio dan memba0a. Berikan obat sesuai indikasi, sedatif, agen antiansietas, 0ontoh dia3epam (+alium),
lora3epam (ati+am). 0asional /eningkatkan istirahat dan ketenangan. /enyimpan energi yang digunakan untuk • penyembuhan. Akti+itas dengan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran •
darah kaki yang men0egah sirkulasi optimal kesel hati. /eningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan pada area tertentu
•
untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan. Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan. =ni dapat terjadi karena
•
keterbatasan akti+itas yang mengganggu periode istirahat. /eningkatkan relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian,
•
dan meningkatkan koping. /embantu dalam menejemen kebutuhan tidur, 0atatan ! penggunaan Barbiturat dan Tranguili3er seperti 7ompa3ine dan Thora3ine, dikontra indikasikan sehubungan dengan efek hepatotoksik.