LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TBC)
A. KONSEP KONSEP DASAR DASAR TUBERKUL TUBERKULOSIS OSIS PAR PARU U (TBC) 1. Pengertian Tuber Tuberku kulosi losiss Paru Paru adalah adalah penya penyakit kit infeks infeksius ius yang yang terutam terutamaa menyer menyerang ang
parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2!"# Tuberkulosis Paru merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycoba Mycobacter cterium ium tubercu tuberculos losis, is, yang yang dapat dapat menyeb menyebar ar melalu melaluii getah getah bening bening atau pembuluh darah (Price & $ilson, $ilson, !%%"# Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis"# Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat 'uga mengenai organ tubuh lain (ep)es, 2*"# Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksi pada Paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam (Suriadi, 2!"# Tuberkulosis Paru Paru adala adalah h infe infeks ksii peny penyak akit it menu menula larr yang yang diseb disebab abka kan n oleh oleh Myco Mycobac bacte teriu rium m tuberculosis, suatu basil tahan asam yang ditularkan melalui udara (+sih, 2"# ari beberapa beberapa pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan disimpulkan baha Tuberkulo Tuberkulosis sis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis suatu basil tahan tahan asam yang yang menyer menyerang ang parenk parenkim im paru paru yang yang dapat dapat menyeba menyebarr melalui melalui getah getah bening atau pembuluh darah dan dapat menular melalui udara#
2. Kla lai!i" i!i"a aii Berdasarkan epkes (2-" Penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien
tuberculosis memerlukan suatu .definisi kasus/ yang meliputi empat hal , yaitu0 a# 1okasi 1okasi atau organ organ tubuh tubuh yang sakit0 paru atau ekstra paru
#. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis"0 BT+ positif atau BT+
negatie $. Tingkat keparahan penyakit0 ringan atau berat# %. 3iayat pengobatan TB sebelumnya0 baru atau sudah pernah diobati Manfaat dan tu'uan menentukan klasifikasi dan tipe adalah untuk menentukan paduan pengobatan yang sesuai, registrasi kasus secara benar, menentukan prioritas pengobatan TB BT+ positif, dan analisis kohort hasil pengobatan# )esesuaian paduan dan dosis pengobatan dengan kategori diagnostik sangat diperlukan untuk menghindari terapi yang tidak adekuat (undertreatment " sehingga mencegah timbulnya resistensi, menghindari pengobatan yang tidak perlu (overtreatment " sehingga meningkatkan pemakaian sumber4daya lebih biaya efektif ( cost-effective" dan mengurangi efek samping# +da beberapa klasifikasi TB yaitu menurut epkes (2-" yaitu0 a# )lasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena0 !" Tuberkulosis paru Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang 'aringan (parenkim" paru# tidak termasuk pleura (selaput paru" dan kelen'ar pada hilus# 2" Tuberkulosis ekstra paru Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput 'antung (pericardium", kelen'ar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, gin'al, saluran kencing, alat kelamin, dan lain4lain# b# )lasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis, yaitu pada TB Paru0 !" Tuberkulosis paru BT+ positif# a" Sekurang4kurangnya 2 dari * spesimen dahak SPS hasilnya BT+ positif# b" ! spesimen dahak SPS hasilnya BT+ positif dan foto toraks dada menun'ukkan gambaran tuberkulosis# c" ! spesimen dahak SPS hasilnya BT+ positif dan biakan kuman TB positif# d" ! atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah * spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BT+ negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non 5+T# 2" Tuberkulosis paru BT+ negatif )asus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BT+ positif# )riteria diagnostik TB paru BT+ negatif harus meliputi0
a" Paling tidak * spesimen dahak SPS hasilnya BT+ negatif# b" 6oto toraks abnormal menun'ukkan gambaran tuberkulosis# c" Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non 5+T# d" itentukan (dipertimbangkan" oleh dokter untuk diberi pengobatan# c# )lasifikasi berdasarkan tingkat keparahan penyakit# !" TB paru BT+ negatif foto toraks positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan# Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses “far advanced”", dan atau keadaan umum pasien buruk# 2" TB ekstra4paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu0 a" TB ekstra paru ringan, misalnya0 TB kelen'ar limfe, pleuritis eksudatia unilateral, tulang (kecuali tulang belakang", sendi, dan kelen'ar adrenal b" TB ekstra4paru berat, misalnya0 meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatia bilateral, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin# d# )lasifikasi berdasarkan riayat pengobatan sebelumnya, dibagi men'adi beberapa tipe pasien, yaitu0 !" )asus baru +dalah pasien yang belum pernah diobati dengan 5+T atau sudah pernah menelan 5+T kurang dari satu bulan ( minggu"# 2" )asus kambuh ( Relaps" +dalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, didiagnosis kembali dengan BT+ positif (apusan atau kultur"# *" )asus setelah putus berobat ( Default " +dalah pasien yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan atau lebih dengan BT+ positif# " )asus setelah gagal ( Failure" +dalah pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali men'adi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan# 7" )asus Pindahan (Transfer In" +dalah pasien yang dipindahkan dari 8P) yang memiliki register TB lain untuk melan'utkan pengobatannya# 9" )asus lain0
+dalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas# alam kelompok ini termasuk )asus )ronik, yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan masih BT+ positif setelah selesai pengobatan ulangan#
&. Anat'i %an ii'l'gi Saluran penghantar udara hingga mencapai paru4paru adalah hidung, faring,
laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus# !" :idung;
daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama leat di baah arteri, disebut bronkus lobus baah# Bronchus kiri lebih pan'ang dan lebih langsing dari yang kanan, dan ber'alan dibaah arteri pulmonalis sebelum dibelah men'adi beberapa cabang yang ber'alan ke lobus atas dan baah# >abang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi men'adi bronchus lobaris dan kemudian men'adi lobus segmentalis# Percabangan ini ber'alan terus men'adi bronchus# ?ang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya men'adi bronchiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak mengandung aleoli (kantong udara"# 9" Bronchiolus terminalis memiliki garis tengah kurang lebih !mm# Bronchiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang raan# Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah# Saluran4saluran udara ke baah sampai tingkat bronchibiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru4paru# -" +leolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronchiolus dan respiratorius yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau aleoli pada dindingnya# uctus aleolaris seluruhnya dibatasi oleh aleolis dan sakus aleolaris terminalis merupakan akhir paru4paru, assinus atau kadang disebut lobulus primer memiliki tangan kira4kira ,7 4 !, cm# terdapat sekitar 2 kali percabangan mulai dari trachea sampai sakus aleolaris# +leolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori4pori kohn (+sih, 2"# @" Paru terdapat dalam rongga toraks pada bagian kiri dan kanan# ilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan isceral pleura# i dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikan# Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior# Tiap lobus dibungkus oleh 'aringan elastik yang
mengandung pembuluh limfe, arteriola, enula, bronchial enula, ductus aleolar, sakkus aleolar dan aleoli# iperkirakan baha setiap paru4paru mengandung !7 'uta aleoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaanApertukaran gas (+sih, 2"#
Proses fisiologi pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam 'aringan4'aringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi men'adi tiga stadium# Stadium pertama adalah entilasi yaitu masuknya campuran gas4gas ke dalam dan keluar paru4paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan aleolus akibat ker'a mekanik dan otot4otot# Stadium kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu0 !" ifusi gas antara aleolus dan kapiler paru4paru (respirasi eksternal" antara darah sistemik dan sel4sel 'aringan 2" istribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam aleolus *" 3eaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah respimi atau respirasi interna menipakkan stadium akhir dari respirasi, yaitu sel dimana metabolic dioksida untuk mendapatkan energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru4paru " Transportasi, yaitu tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi gas4gas melintasi membran aleolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari ,7 urn"# )ekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas 7" Perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antara aleolus dan kapiler paru4paru membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru4paru dan perfusi (aliran darah" dalam kapiler dengan perkataan lain entilasi dan perfusi dari unit pulmonari harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan
istirahat maka entilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru (+sih, 2"#
Secara garis besar baha paru memiliki fungsi sebagai berikut0 !" Terdapat permukaan gas4gas yaitu mengalirkan 5ksigen dari udara atmosfer ke darah ena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari aleoli ke udara atmosfer# 2" Menyaring bahan beracun dari sirkulasi# *" 3eseroir darah# " 6ungsi utamanya adalah pertukaran gas#
*. Eti'l'gi
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, se'enis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran pan'ang ! = m dan tebal ,* = ,9 m dan digolongkan dalam basil tahan asam (BT+" (Suyono, etal 2!"# Bakteri ini sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik dan bersifat anaerob yakni menyukai daerah yang banyak oksigen# 5leh karena itu, Mycobacterium Tuberculosis senang tinggal di daerah apeks paru yang kandungan oksigennya tinggi, daerah tersebut men'adi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberculosis#
+. Pat,'!ii'l'gi Cnfeksi diaali karena seseorang menghirup basil M# Tuberculosis# Bakteri
menyebar melalui 'alan napas menu'u aleoli lalu berkembang biak dan terlihat bertumpuk# Perkembangan M# Tuberculosis 'uga dapat men'angkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas"# Basil 'uga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (gin'al, tulang dan korteks serebri" dan area lain dari paru (lobus atas"# Selan'utnya sistem kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi#
dan 'aringan normal# 3eaksi 'aringan ini mengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam aleoli yang menyebabkan bronkopneumonia# Cnfeksi aal biasanya timbul dalam aktu 24! minggu setelah terpapar bakteri# Cnteraksi antara M# Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa aal infeksi membentuk sebuah massa 'aringan baru yang disebut granuloma# Dranuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding# Dranuloma selan'utnya berubah bentuk men'adi massa 'aringan fibrosa# Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle# Materi yang terdiri dari makrofag dan bakteri men'adi nekrotik yang selan'utnya membentuk materi yang penampakannya seperti ke'u (necrotizing caseosa"# :al ini akan men'adi kalsifikasi dan akhirnya membentuk 'aringan kolagen, kemudian bakteri men'adi nonaktif# Setelah infeksi aal, 'ika respon sistem imun tidak adekuat maka penyakit akan men'adi lebih parah# Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali men'adi aktif# Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa di dalam bronkhus# Tuberkel yang ulserasi selan'utnya men'adi sembuh dan membentuk 'aringan parut# Paru yang terinfeksi kemudian meradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel dan seterusnya# Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya# Proses ini ber'alan terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel# Makrofag yang mengadakan infiltrasi men'adi lebih pan'ang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan !42 hari"# aerah yang mengalami nekrosis dan 'aringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan menimbulkan respon berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel (Smeltzer & Bare, 2!"#
-. ani!etai "lini Tuberkulosis sering di'uluki .the great imitator/ yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang 'uga memberikan ge'ala umum seperti lemah dan demam# Pada se'umlah penderita ge'ala yang timbul tidak 'elas sehingga diabaikan bahkan kadang4kadang asimtomatik# Dambaran klinik TB paru dapat dibagi men'adi 2 golongan, ge'ala respiratorik dan ge'ala sistemik# !" De'ala respiratorik meliputi0 a# Batuk De'ala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan# Mula4mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudah ada kerusakan 'aringan# b# Batuk darah arah yang dikeluarkan dalam dahak berariasi, mungkin tampak berupa garis atau bercak4bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam 'umlah sangat banyak# Batuk darah ter'adi karena pecahnya pembuluh darah# Berat ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah# c# Sesak napas De'ala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal4hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothoraE, anemia dan lain4 lain d#
2" De'ala sistemik, meliputi0 a# emam
Merupakan ge'ala yang sering di'umpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin pan'ang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek# b# De'ala sistemik lain De'ala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise# Timbulnya ge'ala biasanya gradual dalam beberapa minggu4 bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas alaupun 'arang dapat 'uga timbul menyerupai ge'ala pneumonia#
/. Penatala"anaan 1) Pengobatan Menurut ep#)es
(2*"
tu'uan
pengobatan
TB
Paru
adalah
untuk
menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan tingkat penularan# Salah satu komponen dalam 5TS (irectly 5bsered Treatment Shourtcourse chemotherapy" adalah pengobatan paduan 5+T 'angka pendek dengan pengaasan langsung dan untuk men'amin keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengaas Menelan 5bat (PM5"# Pemberian paduan 5+T didasarkan pada klasifikasi TB Paru# Prinsip pengobatan TB Paru adalah obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa 'enis (Csoniasid, 3ifampisin, Pirasinamid, Streptomisin, Ftambutol" dalam 'umlah cukup dan dosis tepat selama 94@ bulan, supaya semua kuman (termasuk kuman persisten" dapat dibunuh# osis tahap intensif dan tahap lan'utan ditelan sebagai dosis tunggal, sebaiknya pada saat perut kosong# Pada tahap intensif (aal" penderita mendapat obat setiap hari dan diaasi langsung untuk mencegah ter'adinya kekebalan terhadap semua 5+T# Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular men'adi tidak menular dalam kurun aktu 2 minggu# Sebagian besar penderita TB Paru BT+ positif men'adi BT+ negatif (konersi"
pada akhir pengobatan intensif# Pada tahap lan'utan penderita mendapat 'enis obat lebih sedikit, namun dalam 'angka aktu yang lebih lama# Tahap lan'utan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah ter'adi kekambuhan# Pada anak, terutama balita yang tinggal serumah atau kontak erat dengan penderita TB Paru BT+ positif, perlu dilakukan pemeriksaan# Bila anak mempunyai ge'ala seperti TB Paru maka dilakukan pemeriksaan seperti alur TB Paru anak dan bila tidak ada ge'ala, sebagai pencegahan diberikan Czoniasid 7 mg per kg berat badan perhari selama enam bulan# Pada keadaan khusus (adanya penyakit
penyerta,
kehamilan,
menyusui"
pemberian
pengobatan
dapat
dimodifikasi sesuai dengan kondisi khusus tersebut (ep#)es, 2*" misalnya0 !" $anita hamil0 Pinsip pengobatan pada anita hamil tidak berbeda dengan orang deasa# Semua 'enis 5+T aman untuk anita hamil kecuali Streptomycin, karena bersifat permanent ototoEic dan dapat menembus barier plasenta yang akan mengakibatkan ter'adinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang dilahirkan; 2" Cbu menyusui0 Pada prinsipnya pengobatan TB Paru tidak berbeda dengan pengobatan pada umumnya# Semua 'enis 5+T aman untuk ibu menyusui# Pengobatan pencegahan dengan C<: diberikan kepada bayi sesuai dengan berat badannya; *" $anita pengguna kontrasepsi0 3ifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut# Penderita TB Paru seyogyanya menggunakan kontrasepsi non hormonal; " Penderita TB Paru dengan kelainan hati kronik0 Sebelum pengobatan TB, penderita dian'urkan untuk pemeriksaan faal hati# +pabila SD5T dan SDPT meningkat * kali, 5+T harus dihentikan# +pabila peningkatannya kurang dari * kali, pengobatan diteruskan dengan pengaasan ketat# Penderita kelainan hati, Pirazinamid tidak boleh diberikan; 7" Penderita TB Paru dengan :epatitis +kut0 Pemberian 5+T ditunda sampai :epatitis +kut mengalami
penyembuhan# Pada keadaan dimana pengobatan TB Paru sangat diperlukan, dapat diberikan Streptomycin dan Fthambutol maksimal * bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilan'utkan dengan 3ifampicin dan Csoniasid selama 9 bulan; 9" Penderita TB Paru dengan gangguan gin'al0 osis yang paling aman adalah 2 3:GA9:3# apabila sangat diperlukan, Ftambutol dan Streptomicin tetap dapat diberikan dengan pengaasan fungsi gin'al; -" Penderita TB paru dengan iabetes Mellitus0 alam keadaan ini, diabetesnya harus dikontrol# Penggunaan 3ifampicin akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes sehingga dosisnya perlu ditingkatkan# Penggunaan Ftambutol pada penderita iabetes harus diperhatikan karena mempunyai komplikasi terhadap mata# Penggunaan 5+T mempunyai beberapa efek samping diantaranya0 a" 3ifampicin0 tidak nafsu makan, mual, sakit perut, arna kemerahan pada air seni, purpura dan syok (ep#)es, 2*", sindrom flu, hepatotoksik b" Pirasinamid0 nyeri sendi, hiperurisemia c" C<:0 kesemutan sampai dengan rasa terbakar di kaki (ep#)es, 2*", neuropati perifer hepatotoksik d" Streptomisin0 tuli, gangguan keseimbangan (ep#)es, 2*", nefrotoksik dan gangguan
Al0r tatala"ana aien TB ana" %aat %ili,at a%a "ea %i #aa, ini.
Pada sebagian besar kasus TB anak pengobatan selama 9 bulan cukup adekuat# Setelah pemberian obat 9 bulan, lakukan ealuasi baik klinis maupun pemeriksaan penun'ang# Faluasi klinis pada TB anak merupakan parameter terbaik untuk menilai keberhasilan pengobatan# Bila di'umpai perbaikan klinis yang nyata alaupun gambaran radiologik tidak menun'ukkan perubahan yang berarti, 5+T tetap dihentikan#
Pan%0an '#at TB a%a ana"
Pengobatan TB dibagi dalam 2 tahap yaitu tahap aalAintensif (2 bulan pertama" dan sisanya sebagai tahap lan'utan# Prinsip dasar pengobatan TB adalah inial & a$a '#at a%a !ae aal3inteni! (2 #0lan ertaa) %an %ilan40t"an %engan 2 a$a '#at a%a !ae lan40tan (* #0lan5 "e$0ali a%a TB #erat) # 5+T pada anak diberikan setiap hari, baik
pada tahap intensif maupun tahap lan'utan# 8ntuk men'amin ketersediaan 5+T untuk setiap pasien, 5+T disediakan dalam bentuk paket# Satu paket dibuat untuk satu pasien untuk satu masa pengobatan# Paket 5+T anak berisi obat untuk tahap intensif, yaitu 3ifampisin (3", Csoniazid (:", Pirazinamid (G"; sedangkan untuk tahap lan'utan, yaitu 3ifampisin (3" dan Csoniasid (:"# D'i
•
C<:0 74!7 mgAkgBBAhari, dosis maksimal * mgAhari 3ifampisin0 !42 mgAkgBBAhari, dosis maksimal 9 mgAhari Pirazinamid0 !74* mgAkgBBAhari, dosis maksimal 2 mgAhari Ftambutol0 !742 mgAkgBBAhari, dosis maksimal ! 27 mgAhari
•
Streptomisin0 !7= mgAkgBBAhari, dosis maksimal ! mgAhari
• • •
8ntuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam men'alani pengobatan yang relatif lama dengan 'umlah obat yang banyak, paduan 5+T disediakan dalam bentuk )ombinasi osis Tetap I )T ( Fixed Dose Combination I 6>"# Tablet )T untuk anak tersedia dalam 2 macam tablet, yaitu0
•
Tablet RH6 yang merupakan tablet kombinasi dari 3 (3ifampisin", : (Csoniazid" dan G (Pirazinamid" yang digunakan pada tahap intensif#
•
Tablet RH yang merupakan tablet kombinasi dari 3 (3ifampisin" dan : (Csoniazid" yang digunakan pada tahap lan'utan
Jumlah tablet )T yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan anak dan komposisi dari tablet )T tersebut#
Tabel berikut ini adalah contoh dari dosis )T yang komposisi tablet 3:G adalah 3 I -7 mg, : I 7 mg, G I !7 mg dan komposisi tablet 3: adalah 3 I -7 mg dan : I 7 mg,
Tabel 14. Dosis KDT (R75/H50/Z150 dan R75/H50) pada anak
BERAT BADAN (KG)
2 BULAN TIAP HARI RH6 (/+3+731+7)
* BULAN TIAP HARI RH (/+3+7)
74%
! tablet
! tablet
!4!
2 tablet
2 tablet
!74!%
* tablet
* tablet
24*2
tablet
tablet
)eterangan0 •
Bayi dengan berat badan kurang dari 7 kg diru'uk ke rumah sakit
•
+nak dengan BB K ** kg , disesuaikan dengan dosis deasa
•
5bat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah
•
5+T )T dapat diberikan dengan cara0 ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum#
Bila paket )T belum tersedia, dapat digunakan paket 5+T )ombipak +nak# osisnya seperti pada tabel berikut ini#
Tabel 15a. Dosis OAT Kombipak-ase-a!al/in"ensi pada anak
8ENIS OBAT
BB917 KG
BB 17:27 KG (KOBIPAK)
BB 27:&2 KG
Csoniazid
7 mg
! mg
2 mg
3ifampisin
-7 mg
!7 mg
* mg
Pirazinamid
!7 mg
* mg
9 mg
Tabel 15b. Dosis OAT Kombipak-ase-lan#$"an pada anak
8ENIS OBAT
BB917 KG
BB 17:27 KG BB 27:&2 KG (KOBIPAK)
Csoniazid
7 mg
! mg
2 mg
3ifampisin
-7 mg
!7 mg
*
Pada keadaan TB berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal seperti TB milier, meningitis TB, TB sendi dan tulang, dan lain4lain# •
Pada tahap intensif diberikan minimal macam obat (C<:, 3ifampisin, Pirazinamid,
•
Ftambutol atau Streptomisin"# Pada tahap lan'utan diberikan C<: dan 3ifampisin selama ! bulan# 8ntuk kasus TB tertentu yaitu TB milier, efusi pleura TB, perikarditis TB, TB
•
endobronkial, meningitis TB dan peritonitis TB diberikan kortikosteroid (prednison" dengan dosis !=2 mgAkg BBAhari, dibagi dalam * dosis# 1ama pemberian kortikosteroid adalah 2= minggu dengan dosis penuh dilan'utkan tappering off dalam 'angka aktu 2=9 minggu# Tu'uan pemberian steroid ini untuk mengurangi proses inflamasi dan mencegah ter'adi perlekatan 'aringan# %e&'a"ian :indarkan pemakaian streptomisin pada anak bila memungkinkan, karena
penyuntikan terasa sakit, dapat ter'adi kerusakan permanen syaraf pendengaran, dan terdapat risiko penularan :CH akibat perlakuan yang tidak benar terhadap alat suntikan#
2" Pembedahan
ilakukan 'ika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan mengangkat 'aringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk reseksi bagian paru yang rusak#
*" Pencegahan Menghindari
kontak
dengan
orang
yang
terinfeksi
basil
tuberkulosis,
mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi adekuat, minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi 'ika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi B>D untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis irulen#
;. K'li"ai )omplikasi yang dapat ter'adi pada penderita TB paru antara lain0 1) Pendarahan dari saluran pernafasan bagian baah yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipoolemik atau tersumbatnya 'alan nafas# 2) Penyebaran infeksi ke organ lain# Misalnya 0 otak, 'antung, persendian dan gin'al