LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN (GLOMERULONEFRITIS)
A. DEF DEFINIS INISII Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau
virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus. Sering ditemukan ditemukan pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah. sekolah. !ebih sering mengenai mengenai anak laki-laki laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan perbandingan " # $ (%apita Selekta %edokteran& "''' # )7. Glumer Glumerolu olunef nefrit ritis is adalah adalah ganggu gangguan an pada pada ginjal ginjal *ang *ang ditand ditandai ai dengan dengan peradangan pada kapiler glumerulus *ang fungsin*a sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan. (+asti*ah& $,,7 # $". Glomerulonefritis adalah suatu sindrom *ang ditandai oleh peradangan dari dari glom glomeru erulu luss diik diikut utii pemb pemben entu tuka kan n bebe bebera rapa pa anti antige gen n *ang *ang mung mungki kin n endogenus (seperti sirkulasi tiroglobulin atau eksogenus (agen infeksius atau proses pen*akit sistemik *ang men*ertai hospes (ginjal mengenal antigen sebagai benda asing dan mulai membentuk antibod* untuk men*erangn*a. espon peradangan peradangan ini menimbulka menimbulkan n pen*ebaran pen*ebaran perubahan perubahan patofisiolog patofisiologis& is& term termas asuk uk
menu menuru runn nn* *a
laju laju
filt filtra rasi si
glom glomer erul ulus us
(!/G (!/G& &
peni pening ngka kata tan n
permeabilitas dari dinding kapiler glomerulus terhadap protein plasma (terutama albumin dan S01& dan retensi abnormal natrium dan air *ang menekan produksi renin dan aldosteron (Glassok& $,))2 0alam buku Sandra 1. +ettina& "''$.
B. EPIDEM EPIDEMIOL IOLOGI OGI / INSI INSIDEN DEN KASU KASUS S 1. 0iperkirakan pada lebih dari ,' anak-anak *ang menderita pen*akit ini
sembuh sempurna 2. 4ada orang dewasa prognosisn*a kurang baik (3' sampai ' 3. " sampai dari semua kasus akut mengalami kematian Sisa pender penderita ita lainn* lainn*aa dapat dapat berkem berkemban bang g menjad menjadii glomer glomerulo ulonef nefriti ritiss 4. Sisa progesif cepat5kronik.
C. ETIO ETIOLO LOG GI
6imbuln*a didahului infeksi ekstrarenal& terutama di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptococcus beta haemol*ticus golongan tipe $"& & $8& " dan ,. antara infeksi bakteri dan timbuln*a G+ terdapat masa laten selama $' hari. G+ juga dapat disebabkan oleh sifilis& keracunan (timah hitam& tridion& amiloidosis& trombosis vena renalis& pen*akit kolagen& purpura anafilaktoid& dan lupus eritematosis. 9ubungan antara G+ dan infeksi streptococcus ini ditemukan pertama kali oleh !ohlein pada tahun $,'7 dengan alasan bahwa # $. 6imbuln*a G+ setelah terjadin*a infeksi skarlatina. ". 0iisolasin*a kuman sterptococcus beta hemol*ticus golongan . 3. 1eningkatn*a titer anti-streptolisin pada serum pasien. D. KLASIFIKASI Glomerulonefritis dibedakan menjadi 3 # $. 0ifus
1engenai semua glomerulus& bentuk *ang paling sering ditemui timbul akibat gagal ginjal kronik. :entuk klinisn*a ada 3 # a. kut # ;enis gangguan *ang klasik dan jinak& *ang selalu diawali oleh infeksi stroptococcus dan disertai endapan kompleks imun pada membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferasif seluler. b. Sub akut # :entuk glomerulonefritis *ang progresif cepat& ditandai dengan perubahan-perubahan proliferatif seluler n*ata *ang merusak glomerulus sehingga dapat mengakibatkan kematian akibat uremia. c. %ronik # Glomerulonefritis progresif lambat *ang berjalan menuju perubahan sklerotik dan abliteratif pada glomerulus& ginjal mengisut dan kecil& kematian akibat uremia. ". /okal 9an*a sebagian glomerulus *ang abnormal. 3. !okal 9an*a sebagian rumbai glomerulus *ang abnomral misaln*a satu sampai kapiler. E. ANATOMI DAN FISIOLOGI $. natomi Ginjal Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen& terutama di daerah lumbal& di sebelah kanan dan kiri tulang belakang& dibungkus lapisan lemak *ang tebal& di belakan gperitoneum& dan kerena itu di luar rongga peritoneum.
%edudukan ginjal dapat diperkirakan dari belakang& mulai dari ketinggian vertebra torakalis terakhir sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri& karena hati menduduki ban*ak raung di sebelah kanan. Setiap ginjal panjangn*a 8-7& cm dan tebal $&-"& cm. 4ada orang dewasa beratn*a kira-kira $' gr. :entuk ginjal seperti biji kacang dan sisi dalamn*a atau hilum menghadap ke tulang punggung. Sisi luarn*a cembung. 4embuluh pembuluh ginjal semuan*a masuk dan keluar pada hilum. 0i atas setiap ginjal menjulang sebuah kelenjar suprarenal. Ginjal kanan lebih pendek dan lebih tebal daripada *ang kiri (4earce&"'',. Setiap ginjal dilingkupi kapsul tipis dari jaringan fibrus *ang rapat membungkusn*a& dan membentuk pembungkus halus. 0i dalamn*a terdapat struktur-struktur ginjal.
b. Glomerulus Glomerulus merupakan
suatu jaringan kapiler
berbentuk
bola
*angberasal dari arteriol afferent *ang kemudian bersatu menuju arteriol efferent& :erfungsisebagai tempat filtrasi sebagian air dan =at *ang terlarut dari darah *ang melewatin*a. c. %apsul :owman :erbentuk seperti mangkuk. !apisan
parietaln*a
terdiri
dari
epitelgepeng dengan nucleus-nukleus *ang mencolok *ang menonjol ke dalam ruang kapiler.
>pitel dalam atau epitel ?isceral dibentuk oleh sel-sel bercabang *ang disebut podosit. 6iapsel terdiri dari sekumpulan bahan di pusat *ang mengandung sebuah nucleus dan beberapatonjolan atau c abang-cabang *ang memancar& *ang pada gilirann*a menumbuhkan tonjolantonjolanlebih kecil *ang dilenal sebagai tonjolan-tonjolan kaki atau pedikel.
%apsul:owman
ini
melingkupi
glomerolus
untuk
mengumpulkan cairan *ang difiltrasi oleh kapilerglomerolus. d. 6ubulus 4roksimal 6erdiri dari suatu bagian *ang terpilin dalam labirin kortikal dan suatu anggota naik *ang lurus dalam pancaran meduler dan piramida. 6ubulus proksimal initersusun dari suatu tubula dengan epitel torak rendah *ang mempun*ai suatu batas sikatpada permukaan bebasn*a dan alur-alur dasar dalam posisi subnuklear. Suatu sifat mencolokdari sel-sel tubula proksimal adalah bagian dasarn*a terbagi dalam kompartemenkompartemenoleh lipatan-lipatan *ang menonjol. %ompartemen-kompartemen inimengandung sejumlah besar mitokondrium *ang memanjang dari poliribosom. Sel-seltubula proksimal terikat menjadi satu oleh kompleks sambungan. 6ubulus proksimal iniberfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahanke dalam cairan tubuli.
e. !engkung 9enle !engkung 9enle membentuk lengkungan tajam berbentuk @.6erdiri dari pars descendens *aitu bagian *ang menurun terbenam dari korteks ke medula&dan pars ascendens *aitu bagian *ang naik kembali ke korteks. :agian bawah dari lengkunghenle mempun*ai dinding *ang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis& sedangkanbagian atas *ang lebih tebal disebut segmen tebal. !engkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahanbahanke dalam cairan tubulus. Selain itu& berperan penting dalam mekanisme konsentrasidan dilusi urin. f. 6ubulus 0istal
6ubula berpilin dengan permukaan bebas *ang polos. Sel-s el inikurang eosinofil (atau lebih basofil dari pada *ang terdapat dalam tubula proksimal. 4embuluh ini berperan dalam pengaturan konsentrasi ion %A dan +aBl dari cairan tubuhdengan cara sejumlah ion %A disekresi ke dalam filtrate dan sejumlah +aBl direabsorbsi darifiltrat. 4embuluh distal juga berperan menjaga p9 cairan tubuh dengan cara mensekresikan9 dan mereabsorbsi ion bikarbonat (9BC 3-. g. 6ubulus 4engumpul Sel-sel tubula pengumpul mempun*ai batas-batas *ang jelas&nucleus berbentuk bola kira-kira pada tingkat sama didalam sel& dan sitoplasma *ang relativegranuler. 4embuluh ini bersifat permeable terhadap air tetapi tidak untuk garam. Ginjal diperdarahi oleh
rterirenalis
(percabangandari
aorta
abdominal dan ?ena renalis*ang akan bermuara pada vena cava inferior. Ginjal memiliki persarafan simpatis dan
parasimpatis.
@ntuk
persarafan simpatis ginjal melalui segmen 6$'-!$ atau !"& melalui nsplan chnicus major& nsplan chnicusimus dan lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferenviseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus. ". /isiologi Ginjal 4roses pembentukan urine# Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin *ang terjadi melalui serangkaian
proses&
*aitu#
pen*aringan&
pen*erapan
kembali
dan
augmentasi. a. 4en*aringan(filtrasi 4roses pembentukan urin diawali dengan pen*aringan darah *ang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus *ang berpori (podosit& tekanan dan permeabilitas *ang tinggi pada glomerulus mempermudah proses pen*aringan. Selain pen*aringan& di glomelurus juga terjadi pen*erapan kembali se lsel darah& keping darah& dan sebagian besar protein plasma. :ahan bahan kecil *ang terlarut di dalam plasma darah& seperti glukosa& asam amino& natrium& kalium& klorida& bikarbonat dan urea dapat melewati
saringan dan menjadi bagian dari endapan. 9asil pen*aringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer&mengandung asam amino& glukosa& natrium& kalium& dan garam-garam lainn*a. b. 4en*erapan kembali (eabsorbsi :ahan-bahan *ang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserapkembali di tubulus kontortus proksimal& sedangkan di tubulus kontortus distal terjadipenambahan =at-=at sisa dan urea.1eresapn*a =at pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresapmelalui peristiwa difusi& sedangkan air melalui peristiwa osmosis. 4en*erapan airterjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.Substansi *ang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan kedarah. Dat amonia& obat-obatan seperti penisilin& kelebihan garam dan bahan lainpada filtrat dikeluarkan bersama
urin.Setelah
terjadi
reabsorbsi
maka
tubulus
akan
menghasilkan urin sekunder& =at-=at*ang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebalikn*a& konsentrasi =at-=atsisa metabolisme *ang bersifat racun bertambah& misaln*a urea.
c. ugmentasi ugmentasi adalah proses penambahan =at sisa dan urea *ang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.0ari tubulus-tububulus ginjal& urin akan menuju rongga ginjal& selanjutn*a menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. ;ika kantong kemih telah penuh terisi urin& dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. @rin akan keluar melalui uretra. %omposisi urin *ang dikeluarkan melalui uretra adalah air& garam& urea dan sisa substansi lain& misaln*a pigmen empedu *ang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
F. PATOFISIOLOGI Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebuka lekosit dan proliferasi
sel& serta sdukasi eritrosit& lekosit& dan protein plasma dalam ruan :owman.
$. Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi *ang tertjadi dengan adan*a perlawanan antibod* dengan mikroorganisme& *aitu streptococcus. ". eaksi anti gen dan anti bodi tersebut membentuk imun kompleks *ang menimbulkan respon peradangan *ang men*ebabkan kerusakan dinding kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi mengecil *ang mana akan menurunkan filtrasi glomerulus& insufficiensi renal dan perubahaan permeabilitas kapiler. Sehingga molekul *ang besar seperti protein dieskresikan dalam urin. (proteinuria.
G. MANIFESTASI KLINIK
$. 9ematuria (darah dalam urine ". 4roteinuria (protein dalam urine 3. >dema ringan terbatas disekitar mata atau seluruh tubuh . 9*pertensi (terjadi pada 8'-7' anak dengan G+ pada hari pertama dan akan normal kembali pada akhir minggu pertama juga. . 1ungkin demam 8. Gejala gastrointestinal seperti mual& tidak nafsu makan& diare& konstipasi. 7. /atigue (keletihan5kelelahan
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG $. 4emeriksaan laboratorium a. !>0 (!aju >ndap 0arah meningkat. b. %adar 9b menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi garam dan
air. c. 4emeriksaan urin menunjukkan jumlah urin menurun& :erat jenis urine meningkat. d. 9ematuri makroskopis ditemukan pada ' pasien& ditemukan #lbumin (A& eritrosit (AA& leukosit (A& silinder leukosit& eritrosit& dan hialin. e. lbumin serum sedikit menurun& komplemen serum (Globulin betaEB sedikit menurun. f. @reum dan kreatinin meningkat. g. 6iter antistreptolisin umumn*a meningkat& kecuali kalau infeksi streptococcus *ang mendahului han*a mengenai kulit saja. h. @ji fungsi ginjal normal pada ' pasien. ". 6est gangguan kompleks imun 3. :iopsi ginjal
I. PENATALAKSANAAN i. 1edik 6idak ada pengobatan *ang khusus *ang mempengaruhi pen*embuhan
kelainan di glomerulus.
a. Estirahat mutlak selama 3- minggu dahulu dianjurkan selama 8-) minggu. b. 4emberian penisilin pada fase akut. 4emberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratn*a glomerulonefritis& melainkan mengurangi pen*ebaran infeksi streptococcus *ang mungkin masih ada. 4emberian penisilin dianjurkan han*a untuk $' hari. 4emberian profilaksis *ang lama sesudah nefritisn*a sembuh terhadap kuman pen*ebab tidak dianjurkan& karena terdapat imuntas *ang menetap. c. 4engaturan dalam pemberian cairan (perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit. 4emberian diet rendah protein ( $ gr5kg ::5hari dan rendah garam ($ gr5hari. 1akanan lunak dinerikan pada pasien dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu normal kembali. :ila ada anuria5muntah diberikan E?/0 dengan larutan glukosa $'. %omplikasi seperti gagal jantung& edema& hipertensi dan oliguria maka jumlah cairan *ang diberikan harus dibatasi. d. 4engobatan terhadap hipertensi. e. :ila anuri berlangsung lama (-7 hari& maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah. 0apat dengan cara peritoneum dialisis& hemodialisis& transfusi tukar dan sebagain*a. f. 0iuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut& tetapi akhir-akhir ini pemberian furosemid (lasiF secara intravena ($ mg5kg ::5kali dalam -$' menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus. g. :ila tidak timbul gagal jantung& diberikan digitalis& sedativum dan oksigen.
". %eperawatan a. Estirahat mutlak selama " minggu. b. 4engawasan tanda-tanda vital secara 3F sehari. c. ;ika terdapat gejala dispnea5ortopnea dan pasien terlihat lemah adalah kemungkinan adan*a gejala pa*ah jantung& segera berikan sikap setengah duduk& berikan C " dan hubungi dokter. d. 0iet protein $ gr5kg ::5hari dan garam $ gr5hari (rendah garam.
J. ASUHAN KEPERAWATAN 1. 4engkajan a. 0ata sub*ektif - 4asien mengeluh mual - noreksia - 1untah - 1engeluh demam - 1engeluh sakit kepala5pusing - 1engeluh sesak b. 0ata sub*ektif# - 6ampak odema - 1untah - 4ada saat disentuh teraba hangat - lbuminuria - 9ematuria - 4roteianuria - Cliguria - 6ampak lemah - 6ekanan darah meningkat - 6ampak bertan*a-tan*a tentang keadaann*a - 6ampak penambahan berat badan - 4eningkatan tekanan darah
". 0iagnosa keperawatan a. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi ditandai oleh pasien mengeluh sesak. b. 4erubahan pola eleminasi urinarius berhubungan dengan penurunan kapasitas atau iritasi kandung kemih sekunder terhadap infeksi ditandai dengan oliguri5anuria c. %elebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulator (gagal ginjal dengan potensi air ditandai oleh aliguria& edema& peningkatan berat badan. d. isiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan imunologi. e. 4erubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia& mual& muntah. f. isiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan turgor kulit (edema& pruritus. g. 9ipertermi berhubungan dengan tidak efektifn*a
termoregulasi
sekunder terhadap infeksi ditandai oleh demam. h. %urang pengetahuan tentang kondisi& prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai oleh pertan*aan5permintaan informasi& pern*ataan salah konsep.
3. 4erencanaan 6indakan5intervensi-rasional-kriteria evaluasi a. 4ola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi ditandai oleh pasien mengeluh sesak 6indakan5intervensi $. %aji frekuensi kedalaman
asional $.
/rekuensi
nafas
pernafasan dan ekspansi
biasan*a meningkat& dispnea dan
dada
terjadi
peningkatan
>kspansi
dada
kerja
*ang
nafas. terbatas
menandakan adan*a n*eri dada ".6inggikan posisi kepala dan
". 4osisi
kepala
lebih
tinggi
bantu bantu dalam mengubah
memungkinkan ekspansi paru dan
posisi
memudahkan pernafasan. 4engubahan posisi meningkatkan pengisian segmen paru *ang berbeda sehingga memperbaiki difusigas
3.1embantu pasien mengatasi
3. 4erasaan takut bernafas meningkat-
ketakutan dalam bernafas .%olaborasi dalam pemberian
kan terjadi hipoksemia . 1emaksimalkan
oksigen tambahan
bernafas
dan
menurunkan kerja nafas
%riteria evaluasi *ang diharapkan # 1enunjukkan pola nafas efektif& sesak berkurang atau hilang b. 4erubahan pola eleminasi urinarius berhubungan dengan kapasitas atau
-
iritasi kandung kemih sekunder terhadap infeksi ditandai oleh oliguria5anuria 6indakan5intervensi $.Batat keluhan urine (sedikit
asional $.
4enurunan aliran
penurunan5 penghentian aliran
urine tiba-tiba dapat mengindikasikan
urine tiba-tiba
obstruksi5disfungsi
".Cbservasi dan catat warna urine& perhatikan hematuria
".@rine dapat agak kemerahmudaan
3. wasi tanda-tanda vital
3. Endikator
keseimbangan
menunjukkan
tingkat
cairan
hidrasi
dan
keefektifan therapi penggantian cairan .%olaborasi dalam pemberian
. 1embantu
cairan intravena
mempertahankan
hidrasi5sirkulasi volume adekuat dan aliran urine.
%riteria evaluasi *ang diharapkan #
-
1enunjukkan aliran urine terus-menerus dengan haluaran urine
adekuat untuk situasi individu c. %elebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan mekanisme regulator (gagal ginjal dengan potensi air ditandai oleh aliguria& edema& peningkatan berat badan. 6indakan5intervensi $.wasi den*ut jantung& tekanan darah
asional $.6akikardia
dan
hipertensi
karena
kegagalan ginjal untuk mengeluarkan urine dan pembatasan cairan berlebihan selama
mengobai
hipovolemik5
hipotensi. ".Batat pemasukan dan pengeluaran adekuat
".4erlu untuk menentukan fungsi ginjal& kebutuhan
penggantian
cairan
dan
risiko kelebihan cairan. 3.%aji kulit& wajah& area tergantung untuk edema
3.>dema terjadi terutama pada jaringan *ang tergantung pada tubuh.
.wasi pemeriksaan laboratorium .1engkaji berlanjutn*a dan penanganan seperti :@+5kreatinin .:erikan5batasi cairan sesuai indikasi
disfungsi5gagal ginjal .1anajemen cairan diukur untuk menggantikan pengeluaran dari semua sumber ditambah perlaraan kehilangan *ang tak tampak
8.%olaborasi dalam pemberi piuretik %riteria hasil *ang diharapkan
8.0iberikan pada fase oliguria dan meningkatkan volume urine adekuat
-
1enunjukkan haluaran urine tepat dengan berat jenis5hasil laboratorium mendekati normal& berat badan stabil& tanda vital dalam batas normal& tidak ada odema.
d. isiko infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan imunologi. 6indakan5intervensi $.6ingkatkan cuci tangan *ang
asional $.1enurunkan risiko kontamiasi
baik pada pasien dan staf
silang
".9indari prosedur& instrumen dan ".1embatasi introduksi bakteri ke manipulasi kateter tidak
dalam tubuh& deteksi dini5
menetap& gunakan teknik
pengobatan terjadin*a infeksi
aseptik bila merawat5
dapat mencegah sepsis
memanipulasi E? 3.:erikan perawatan kateter dan 3.1enurunkan kolonisasi bakteri dan tingkatkan perawatan kateter
risiko $% asenden
dan tingkatkan perawatan perionatal . %aji integritas kulit
. >kskoriasi akibat gesekan dapat menjadi infeksi sekunder
.wasi tanda vital
.0emam dengan peningkatan nadi dan
pernafasan
adalah
tanda
peningkatan laju metabolik dari proses inflamasi. 8.mbil spesimen untuk kultur
8.1emastikan infeksi dan identifikasi
dan sensitivitas dan berikan
organisme
antibiotik tepat sesuai indikasi
memilih pengobatan infeksi paling efektif.
%riteria evaluasi *ang diharapkan #
-
6idak mengalami tanda5gejala infeksi
khusus&
membantu
e. 4erubahan
pemenuhan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan anoreksia& mual& muntah. 6indakan5intervensi $.%aji5catat pemasukan diet
asional $.1embantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet
".:erikan makan sedikit dan ".1eminimalkan anoreksia dan mual sering
sehubungan
dengan
status
uremik5menurunn*a peristaltik 3.:erikan pasien5orang terdekat
3.1emberiakn pasien tindakan kontrol
daftar makanan .6awarkan perawatan mulut
dalam pembatasan diet. .1embran mukosa menjadi keringan
sering
dan
pecah
perawatan
men*ejukkan&
mulut
membantu
men*egarkan rasa mulut. .6imbang berat badan tiap hari
.1engetahui status gi=i pasien
%riteria hasil *ang diharapkan#
-
1empertahankan5emingkatkan
berat
badan
seperti
*ang
diindikasikan oleh situasi individu& bebas edema. f. 9ipertermi berhubungan dengan tidak efektifn*a termoregulasi sekunder terhadap infeksi ditandai oleh demam 6indakan5intervensi $.4antau suhu pasien perhatikan menggigil ".4antau suhu lingkungan
asional $.1embantu dalam menentukan dalam diagnosis ".Suhu ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.
3.:erikan kompres air hangat
3.0apat membantu mengurangi demam.
.%olaborasi dalam pemberian
.0igunakan untuk mengurangi
antipiretik
demam
%riteria hasil *ang diharapkan # 1enunjukkan suhu dalam batas normal g. isiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
-
gangguan turgor kulit (edema& pruritus. 6indakan5intervensi
asional
$.Enspeksi kulit terhadap
$.1enandakan area sirkulasi
perubahan warna& turgor&
buru5kerusakan *ang dapat
vaskuler
menimbulkan pembentukan infeksi.
".4antau masukan cairan dan
".1endeteksi adan*a dehidrasi atau
hidrasi kulit dan membran
hidrasi berlebihan *ang
mukosa
mempengaruhi sirkulasi dan integrasi jaringan pada tingkat seluler
3.Ensnpeksi area tergantung
3.;aringan edema lebih cenderung
terhadap odema
rusak5robek
.@bah posisi dengan sering
.1enurunkan tekanan pada odema& jaringan denagn perfusi buruk untuk menurunkan iskemia
.:erikan perawatan kulit
.Eosion dan salep mungkin dinginkan untuk menghilangkan kering& robekan kulit.
%riteria hasil *ang diharapkan #
-
1enunjukkan perilaku5tehnik untuk mencegah kerusakan5cedera
kulit. h. %urang pengetahuan tentang kondisi& prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif ditandai oleh pertan*aan5permintaan informasi& pern*ataan salah konsep. 6indakan5intervensi
asional
$.%aji ulang proses pen*akit $.1emberikan prognosis
dan
faktor
dasar
pengetahuan
dimana pasien dapat membuat
pencetus bila diketahui ".0iskusikan5kaji
pilihan informasi
ulang ". Cbat
*ang
penggunaan obat. 0orong
dikeluarkan
pasien
men*ebabkan
untuk
mendiskusikan semua obat
terkonsentrasi5 oleh
ginjal
reaksi
dapat
kerusakan
permanen pada ginjal
3.6ekankan perlun*a perawatan 3./ungsi ginjal dapat lambat sampai evaluasi&
pemeriksaan
laboratorium
gagal
akut
dan
defisit
dapat
menetap& memerlukan perubahan dalam terapi untuk menghindari kekambuhan5komplikasi
%riteria hasil *ang diharapkan #
-
1en*atakan pemahaman kondisi& proses pen*akit& prognosis dan
-
pengobatan. 1engidentifikasi hubungan tanda5gejala proses pen*akit dan gejala
-
*ang berhubungan dengan faktor pen*ebab. 1elakukan perubahan perilaku *ang perlu dan berpartisipasi pada program pengobatan.
0/6 4@S6%
1ansjoer& rif& dkk ("'''& Kapita Selekta Kedokteran Jilid 3 Edisi 2& ;akarta& >GB. !. :eta Gell*& . Sowden !inda ("''"& Buku Keperawatan Pediati, Edisi 3& ;akarta& >GB.
+gasti*ah ($,,7& Perawatan Anak Sakit, ;akarta& >GB.