LAPORAN PENDAHULUAN DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG
Oleh : Saharojul Ganjar Saputra 161100106
PROGRA! PENDIDIKAN PRO"ESI NERS "AKULTAS "AKULTAS IL!U I L!U KESE KESEHAT HATAN AN UNI#ERSITAS !UHA!!ADI$AH PUR%OKERTO &016 A. DEFINISI
Diare Diare atau atau penya penyakit kit diare diare (Diarrheal berasall dari dari bahas bahasa a Yunani unani yaitu yaitu Diarrheal disease disease) berasa “diarroi ” yang berarti mengalir terus, merupakan keadaan abnormal dari pengeluaran tinja yang terlalu frekuen (Yatsuyanagi, (Yatsuyanagi, 2002).
Diare adalah peningkatan dalam frekuensi buang air besar (kotoran), serta pada kandungan air dan olume kotoran itu. !ara "dha sering mengalami diare. Diare dapat menjadi masalah berat. Diare yang ringan dapat pulih dalam beberapa hari. #amun, diare yang berat dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan $airan) atau masalah gi%i yang berat (Yayasan &piritia, 20'')
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih $air dari biasanya, dan terjadi paling sedikit kali dalam 2 jam. &ementara untuk bayi dan anak*anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja +'0 gkg2 jam, sedang sedangkan kan rata*r rata*rata ata penge pengelua luaran ran tinja tinja normal normal bayi bayi sebes sebesar ar -*'0 -*'0 gkg gkg 2 jam (uffrie, 20'0).
Diare adalah buang air besar dalam bentuk $airan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. "rang yang mengalami diare akan akan kehila kehilanga ngan n $airan $airan tubuh tubuh sehin sehingga gga menye menyebab babkan kan dehidr dehidrasi asi tubuh. tubuh. /al ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jia, khususnya pada anak dan orang tua (1&3D, 2004)
Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (+ kalihari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi $air), denganta dengantanpa npa darah danatau lendir lendir (&uraatmaj (&uraatmaja, a, 2005). 2005). Diare disebabkan disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih -00 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 206 dari seluru seluruh h kemati kematian an pada pada anak anak yang yang hidup hidup di negara negara berke berkemba mbang ng berhub berhubung ungan an dengan diare serta dehidrasi. 7angguan diare dapat melibatkan lambung dan usus (gas (gastr troe oent nter erit itis is), ), usus usus halu halus s (ent (enter eriti itis) s),, kolo kolon n ($ol ($olit itis is)) atau atau kolo kolon n dan dan usus usus (enterokolitis). Diare biasanya diklasifikasikan sebagai diare akut dan kronis (8ong, 2004).
9erdapat beberapa pendapat tentang definisi penyakit diare. :enurut /ippo$rates definisi diare yaitu sebagai suatu keadaan abnormal dari frekuensi dan kepadatan tinja, :enurut 3katan Dokter nak 3ndonesia, diare atau penyakit diare adalah bila tinja mengandung air lebih banyak dari normal. :enurut Direktur enderal !!: dam !;!, !;!, diare diare adalah adalah penya penyakit kit denga dengan n buang buang air besar besar lembek lembek $air $air bahka bahkan n dapat dapat
berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya kali atau lebih dalam sehari) (&inthamurniaty, 200<).
:enurut &imadibrata (200<) diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk $air atau setengah $air (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml2 jam.
:enurut World Health Organization (8/"), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai men$air dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. !enyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada tahun pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami '* episode diare berat (&imatupang, 200).
Di =agian 3lmu >esehatan nak ?>13, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang en$er dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. #eonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari ' bulan dan anak, frekuensinya lebih
dari kali (&imatupang, 200) Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari fases (+200 mghari) yang dapat dihubungkan dengan meningkatnya $airan, frekuensi ==, tidak enak pada perinal, dan rasa terdesak untuk == dengan atau tanpa inkontinensia fekal.'* Diare terbagi menjadi diare kut dan >ronik.Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2 minggu. &elanjutnya pembahasan dikhususkan mengenai diare kronis (/ooard, '44- cit &utadi 200)
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk $air atau setengah $air (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml2 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar en$er lebih dari kali per hari. =uang air besar en$er tersebut dapattanpa disertai lendir dan darah (7uerrant, 200'@ Aiesla, 200)
:enurut =oyle (2000), diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. !ada bayi, olume tinja lebih dari '- gkg2 jam disebut diare. !ada umur tahun, yang olume tinjanya sudah sama dengan orang deasa, olume +200 gkg2 jam disebut diare. ?rekuensi dan konsistensi bukan merupakan indikator untuk olume tinja.
ETIOLOGI
'. !enyebab diare YaituB (9antiani$h, 2002@ &irii$hayakul, 2002@ !itisuttithum, 2002) a. Virus : :erupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (50 C 06). =eberapa jenis irus penyebab diare akut B
Rotavirus serotype ',2,,dan 4B pada manusia. &erotype dan didapati pada
hean dan manusia. Dan serotype -,<, dan 5 didapati hanya pada hean. Norwalk virus B terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borne atau water
borne transmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to person. Astrovirus, didapati pada anak dan deasa Adenovirus (type 0, ') Sall bowel structured virus !"toegalovirus b. Bakteri : #nteroto$igenic #.coli (E9EA). :empunyai 2 faktor irulensi yang penting yaitu faktor
kolonisasi yang menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin ( heat labile (/;) dan heat stabile (&9) yang menyebabkan sekresi $airan dan elektrolit yang menghasilkan water" diarrhea. E9EA tidak menyebabkan
kerusakan brush border atau menginasi mukosa. #nterophatogenic #.coli (E!EA). :ekanisme terjadinya diare belum jelas. Didapatinya proses perlekatan E!EA ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro ili yang akan mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas
disakaridase. #nteroaggregative #.coli (EggEA). =akteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas. =agaimana mekanisme
timbulnya diare masih belum jelas, tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan. #nteroinvasive #.coli (E3EA). &e$ara serologi dan biokimia mirip dengan Shigella.
&eperti Shigella, E3EA melakukan penetrasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon. #nteroheorrhagic #.coli (E/EA). E/EA memproduksi veroc"toto$in (F9) ' dan 2 yang disebut juga Shiga%like to$in yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse
di kolon. !ada anak sering berlanjut menjadi heol"tic%ureic s"ndroe. Shigella spp. &higella menginasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon, menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. &higella jarang masuk kedalam alian darah. ?aktor irulensi termasuk B sooth lipopol"saccharide cell%wall antigen yang mempunyai aktifitas endotoksin serta membantu proses inasi dan
toksin (Shiga to$in dan Shiga%like to$in) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik dan mungkin menimbulkan atery diarrhea
!ap"lobacter &e&uni 'helicobacter &e&uni(. :anusia terinfeksi melalui kontak
langsung dengan hean (unggas, anjing, ku$ing, domba dan babi) atau dengan feses hean melalui makanan yang terkontaminasi seperti daging ayam dan air. >adang*kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung person to person. !.&e&uni mungkin menyebabkan diare melalui inasi kedalam usus halus dan usus
besar.da 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu c"toto$in dan heat%labile enteroto$in.
!erubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis. )ibrio cholerae 0' dan ).choleare 0'4. ir atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan menularkan kolera. !enularan melalui person to person jarang
terjadi. ).cholerae melekat dan berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare. 9oksin kolera ini sangat mirip dengan heat%labile to$in (;9) dari E9EA. !enemuan terakhir adanya enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri, seperti accessor" cholera enteroto$in (AE)
dan
zonular
occludens
to$in
(G"9). >edua toksin ini
menyebabkan sekresi $airan kedalam lumen usus. Salonella 'non th"poid(. Salonella dapat menginasi sel epitel usus. Enterotoksin yang dihasilkan menyebabkan diare. =ila terjadi kerusakan mukosa yang
menimbulkan ulkus, akan terjadi blood" diarrhea $. Protozoa : *iardia lablia. !arasit ini menginfeksi usus halus. :ekanisme patogensis masih
belum jelas, tapi diper$ayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu. 9ransmisi melalui fe$al*oral route. 3nteraksi host*parasite dipengaruhi oleh umur, status nutrisi,endemisitas, dan status imun. Didaerah dengan endemisitas yang tinggi, giardiasis dapat berupa asimtomatis, kronik, diare persisten dengan atau tanpa malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas rendah, dapat terjadi abah dalam - C hari setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual, nyeri epigastrik dan anoreksia. >adang*kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty
stools,nyeri perut dan gembung. #ntaoeba histol"tica. !realensi
Disentri
amoeba
ini
berariasi,namun
penyebarannya di seluruh dunia. 3nsiden nya mningkat dengan bertambahnya umur,dan teranak pada laki*laki deasa. >ira*kira 406 infksi asimtomatik yang disebabkan oleh E.histolyti$a non patogenik (E.dispar). mebiasis yang simtomatik
dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant. !r"ptosporidiu. Dinegara yang berkembang + cr"ptosporidiosis - C '-6 dari kasus diare pada anak. 3nfeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada
anak yang lebih besar dan deasa. 7ejala klinis berupa diare akut dengan tipe water" diarrhea, ringan dan biasanya self*limited. !ada penderita dengan gangguan
sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita 3D&, $ryptosporidiosis merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis antibiotik. ,icrosporidiu spp -sospora belli !"clospora ca"atanensis d. Helmints : Strong"loides stercoralis. >elainan pada mu$osa usus akibat $a$ing deasa dan
lara, menimbulkan diare. Schistosoa spp. Aa$ing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi, termasuk diare dan perdarahan
usus.. !apilaria philippinensis. Aa$ing ini ditemukan di usus halus, terutama jejunu, menyebabkan inflamasi dan atrofi ili dengan gejala klinis water" diarrhea dan nyeri
abdomen. richuris trichuria. Aa$ing deasa hidup di kolon, $ae$um, dan appendiH. 3nfeksi berat dapat menimbulkan blood" diarrhea dan nyeri abdomen.
2. &e$ara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan < besar, tetapi yang sering ditemukan di lapangan ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan kera$unan. 1ntuk mengenal penyebab diare yang dikelompokan sebagai berikutB (;ebenthal, '44@ Daldiyono, '440@ Dep >es I3, '444@ Yatsuyanagi, 2002) a. 3nfeksi B ') =akteri (Shigella+ Salonella+ #.!oli+ *olongan vibrio+ /acillus !ereus+ !lostridiu perfringens+ Staphilococ 0saurfus+!af"lobacter+ Aeroonas) 2) Firus (Rotavirus+ Norwalk 1 Norwalk like agent+ Adenovirus) ) !arasit a) !roto%oa (#ntauba Histol"tica+ *iardia 2abia+ /alantidiu !oli+ !r"pto Sparidiu) b) Aa$ing perut ( Ascaris+ richuris+ Strong"loides+ /lastissistis Huinis) $) /acilus !ereus+ !lostridiu 3erfringens b. :alabsorpsiB karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein. $. lergiB alergi makanan d. >era$unan B ') >era$unan bahan*bahan kimia 2) >era$unan oleh ra$un yang dikandung dan diproduksi B a) a%ad renik, lgae b) 3kan, =uah*buahan, &ayur*sayuran e. 3munodefisiensi imunosupresi (kekebalan menurun) B ids dll f. &ebab*sebab lainB ?aktor lingkungan dan perilaku, !sikologiB rasa takut dan $emas
. MANIFESTASI KLINIS Gejala awal : 1.
Anak menjadi cengeng
2.
Gelisah
3.
Sh !adan meningka"
#.
Na$s makan men%n a"a "idak ada
&.
Tinja cai% 'mngkin mengandng da%ah a"a lendi%(
).
*a%na "inja !e%!ah menjadi kehija+hijaan ka%ena "e%cam,% em,ed
Gejala lain : 1.
Mn"ah 'da,a" "e%jadi se!elm a"a sesdah dia%e(
2.
Gejala dehid%asi
3.
-e%a" !adan men%n
#.
!n+!n cekng ',ada !a/i(
&.
T0ns dan "%g0% kli" !e%k%ang
).
Sela," lendi% dan !i!i% ke%ing
Gejala klinis sesai "ingka" dehid%asi adalah se!agai !e%ik" : 1.
ingan 'kehilangan 2& --( 4ehid%asi Kesada%an K0m,0sme"is nadi k%ang da%i 125 kali ,e% meni" ,e%na$asan !iasa !n+!n !esa% agak cekng ma"a agak cekng "%g0% dan "0ns !iasa ml" ke%ing.
2.
4ehid%asi sedang 'kehilangan )6 --( Kesada%an gelisah nadi 125+1#5 kali ,e% meni" ,e%na$asan agak ce,a" !n+!n !esa% cekng ma"a "am,ak cekng "%g0% dan "0ns agak !e%k%ang ml" ke%ing.
3.
4ehid%asi !e%a" 'kehilangan 7 15 --( Kesada%an a,a"is sam,ai k0ma nadi le!ih da%i 1#5 kali ,e% meni" ,e%na$asan ksmal !n+!n !esa% cekng sekali "%g0% dan "0ns k%ang sekali ml" e%ing dan sian0sis. 'Mansj0e% 2555(
PATOFISIOLOGI
?ungsi utama dari saluran $erna adalah menyiapkan makanan untuk keperluan hidup sel, pembatasan sekresi empedu dari hepar dan pengeluaran sisa*sisa makanan yang tidak di$erna. ?ungsi tadi memerlukan berbagai proses fisiologi pen$ernaan yang majemuk, aktiitas pen$ernaan itu dapat berupaB (&ommers,'44@ #oerasid, '444 cit &inthamurniaty 200<) '. !roses masuknya makanan dari mulut kedalam usus.
2. !roses pengunyahan 'astication( 4 menghaluskan makanan se$ara mengunyah dan men$ampur.dengan en%im*en%im di rongga mulut . !roses penelanan makanan 'diglution( 4 gerakan makanan dari mulut ke gaster . !en$ernaan 'digestion( 4 penghan$uran makanan se$ara mekanik, per$ampuran dan hidrolisa bahan makanan dengan en%im*en%im -. !enyerapan makanan 'absorption(4 perjalanan molekul makanan melalui selaput lendir usus ke dalam. sirkulasi darah dan limfe. <. !eristaltikB gerakan dinding usus se$ara ritmik berupa gelombang kontraksi sehingga makanan bergerak dari lambung ke distal. 5. =erak 'defecation( 4 pembuangan sisa makanan yang berupa tinja. Dalam keadaan normal dimana saluran pen$ernaan berfungsi efektif akan menghasilkan ampas tinja sebanyak -0*'00 gr sehari dan mengandung air sebanyak <0*06. Dalam saluran gastrointestinal $airan mengikuti se$ara pasif gerakan bidireksional transmukosal atau longitudinal intraluminal bersama elektrolit dan %at %at padat lainnya yang memiliki sifat aktif osmotik. Aairan yang berada dalam saluran gastrointestinal terdiri dari $airan yang masuk se$ara per oral, salia, sekresi lambung, empedu, sekresi pankreas serta sekresi usus halus. Aairan tersebut diserap usus halus, dan selanjutnya usus besar menyerap kembali $airan intestinal, sehingga tersisa kurang lebih -0*'00 gr sebagai tinja. :otilitas usus halus mempunyai fungsi untuk : '. :enggerakan se$ara teratur bolus makanan dari lambung ke sekum 2. :en$ampur khim dengan en%im pankreas dan empedu . :en$egah bakteri untuk berkembang biak. ?aktor*faktor fisiologi yang menyebabkan diare sangat erat hubungannya satu dengan
lainnya.
:isalnya
bertambahnya
$airan
pada
intraluminal
akan
menyebabkan terangsangnya usus se$ara mekanis, sehingga meningkatkan gerakan peristaltik usus dan akan memper$epat aktu lintas khim dalam usus. >eadaan ini akan memperpendek aktu sentuhan khim dengan selaput lendir usus, sehingga penyerapan air, elektrolit dan %at lain akan mengalami gangguan. =erdasarkan gangguan fungsi fisiologis saluran $erna dan ma$am penyebab dari diare, maka patofisiologi diare dapat dibagi dalam ma$am kelainan pokok yang berupa B '. >elainan gerakan transmukosal air dan elektrolit (karena toksin) 7angguan reabsorpsi pada sebagian ke$il usus halus sudah dapat menyebabkan diare, misalnya pada kejadian infeksi. ?aktor lain yang juga $ukup penting dalam diare adalah empedu. da ma$am garam empedu yang terdapat di dalam $airan
empedu yang keluar dari kandung empedu. Dehidroksilasi asam dioksikholik akan menyebabkan sekresi $airan di jejunum dan kolon, serta akan menghambat absorpsi $airan di dalam kolon. 3ni terjadi karena adanya sentuhan asam dioksikholik se$ara langsung pada permukaan mukosa usus. Diduga bakteri mikroflora usus turut memegang peranan dalam pembentukan asam dioksi kholik tersebut. /ormon* hormon saluran $erna diduga juga dapat mempengaruhi absorpsi air pada mukosa. usus manusia, antara lain adalahB gastrin, sekretin, kholesistokinin dan glukogen. &uatu perubahan !/ $airan usus juga. dapat menyebabkan terjadinya diare, seperti terjadi pada Sindroa 5ollinger #llison atau pada 6e&unitis. 7. >elainan $epat laju bolus makanan didalam lumen usus (inasie diarrhea( &uatu proses absorpsi dapat berlangsung sempurna dan normal bila bolus makanan ter$ampur baik dengan en%im*en%im saluran $erna dan. berada dalam keadaan yang $ukup ter$erna. uga. aktu sentuhan yang adekuat antara khim dan permukaan mukosa usus halus diperlukan untuk absorpsi yang normal. !ermukaan mukosa usus halus kemampuannya berfungsi sangat kompensatif, ini terbukti pada penderita yang masih dapat hidup setelah reseksi usus, alaupun aktu lintas menjadi sangat singkat. :otilitas usus merupakan faktor yang berperanan penting dalam ketahanan lo$al mukosa usus. /ipomotilitas dan stasis dapat menyebabkan mikro organisme berkembang biak se$ara berlebihan (tumbuh lampau atau overgrowth) yang kemudian dapat merusak mukosa usus, menimbulkan gangguan
digesti dan absorpsi, yang kemudian menimbulkan diare. /ipermotilitas dapat terjadi karena rangsangan hormon prostaglandin, gastrin, pankreosimin@ dalam hal ini dapat memberikan efek langsung sebagai diare. &elain itu hipermotilitas juga dapat terjadi karena pengaruh enterotoksin staphilococcus maupun kholera atau karena ulkus mikro yang inasif o'eh Shigella atau Salonella.&elain uraian di atas haruslah diingat baha hubungan antara aktiitas otot polos usus,gerakan isi lumen usus dan absorpsi mukosa usus merupakan suatu mekanisme yang sangat kompleks. . >elainan tekanan osmotik dalam lumen usus (irus). Dalam beberapa keadaan tertentu setiap pembebanan usus yang melebihi kapasitas dari pen$ernaan dan absorpsinya akan menimbulkan diare. danya malabsorpsi dari hidrat arang, lemak dan %at putih telur akan menimbulkan kenaikan daya tekanan osmotik intra luminal, sehingga akan dapat menimbulkan gangguan absorpsi air. :alabsorpsi hidrat arang pada umumnya sebagai malabsorpsi laktosa yang terjadi karena defesiensi en%im laktase. Dalam hal ini laktosa yang terdapat dalam susu tidak sempurna mengalami hidrolisis dan kurang di absorpsi oleh usus halus.
>emudian
bakteri*bakteri
dalam
usus
besar
meme$ah
laktosa
menjadi
monosakharida dan fermentasi seterusnya menjadi gugusan asam organik dengan rantai atom karbon yang lebih pendek yang terdiri atas 2* atom karbon. :olekul* molekul inilah yang se$ara aktif dapat menahan air dalam lumen kolon hingga terjadi diare. Defisiensi laktase sekunder atau dalam pengertian yang lebih luas sebagai defisiensi disakharidase (meliputi sukrase, maltase, isomaltase dan trehalase) dapat terjadi pada setiap kelainan pada mukosa usus halus. /al tersebut dapat terjadi karena en%im*en%im tadi terdapat pada brush border epitel mukosa usus. sam* asam lemak berantai panjang tidak dapat menyebabkan tingginya tekanan osmotik dalam lumen usus karena asam ini tidak l arut dalam air
!O"PLI!ASI
>ehilangan $airan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama, terutama pada usia lanjut dan anak*anak. !ada diare akut karena kolera kehilangan $airan se$ara mendadak sehingga terjadi sho$k hipoolemik yang $epat. >ehilangan elektrolit melalui feses potensial mengarah ke hipokalemia dan asidosis metabolik. (/endaranto, '44<@ Aiesla et al+ 200) !ada kasus*kasus yang terlambat meminta pertolongan medis, sehingga syok hipoolemik yang terjadi sudah tidak dapat diatasi lagi maka dapat timbul 9ubular #ekrosis kut pada ginjal yang selanjutnya terjadi gagal multi organ. >omplikasi ini dapat juga terjadi bila penanganan pemberian $airan tidak adekuat sehingga tidak te$apai rehidrasi yang optimal. (#elan, 200'@ &oeondo, 2002@ 9hielman J 7uerrant, 200) Haeolit"c ureic S"ndroe (/1&) adalah komplikasi yang disebabkan
terbanyak oleh E/EA. !asien dengan /1& menderita gagal ginjal, anemia hemolisis, dan trombositopeni '2*' hari setelah diare. Iisiko /1& akan meningkat setelah infeksi E/EA dengan penggunaan obat anti diare, tetapi penggunaan antibiotik untuk terjadinya /1& masih kontroersi. &indrom *uillain 8 /arre, suatu demielinasi polineuropati akut, adalah merupakan komplikasi potensial lainnya dari infeksi enterik, khususnya setelah infeksi !. &e&uni . Dari pasien dengan *uillain 8 /arre, 20 C 0 6 nya menderita infeksi !. &e&uni beberapa minggu sebelumnya. =iasanya pasien menderita kelemahan motorik dan memerlukan entilasi mekanis untuk mengaktifkan otot
pernafasan. :ekanisme dimana infeksi menyebabkan &indrom *uillain 8 /arre tetap belum diketahui. rtritis pas$a infeksi dapat terjadi beberapa minggu setelah penyakit diare karena !ap"lobakter+ Shigella+ Salonella+ atau 9ersinia spp :enurut &!: >esehatan nak 3D3 (200) dan &!: >esehatan nak I&1D 8ates (200'), >omplikasi Diare yaituB
>ehilangan air dan elektrolit B dehidrasi, asidosis metaboli$
&yok
>ejang
&epsis
7agal 7injal kut
3leus !aralitik
:alnutrisi
7angguan tumbuh kembang
PENATALA!SANAAN :enurut >emenkes I3 (20''), prinsip tatalaksana diare pada balita adalah
;3#9& D3IE (;ima ;angkah 9untaskan Diare), yang didukung oleh 3katan Dokter nak 3ndonesia dengan rekomendasi 8/". Iehidrasi bukan satu*satunya $ara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta memper$epat penyembuhanmenghentikan diare dan men$egah anak kekurangan gi%i akibat diare juga menjadi $ara untuk mengobati diare. dapun program LINTAS Diare (;ima ;angkah 9untaskan Diare) yaituB '. =erikan "ralit 1ntuk men$egah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan $airan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. "ralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. "ralit merupakan $airan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti $airan yang hilang. =ila penderita tidak bisa minum harus segera di baa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan $airan melalui infus. Derajat dehidrasi dibagi dalam klasifikasi B a. Diare tanpa dehidrasi 9anda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di baah ini atau lebih B >eadaan 1mum B baik
:ata B #ormal Iasa haus B #ormal, minum biasa 9urgor kulit B kembali $epat Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb B 1mur K ' tahun B L * M gelas setiap kali anak men$ret 1mur ' C tahun B M * ' gelas setiap kali anak men$ret 1mur diatas - 9ahun B ' C 'M gelas setiap kali anak men$ret b. Diare dehidrasi Iingan&edang Diare dengan dehidrasi Iingan&edang, bila terdapat 2 tanda di baah ini atau
lebihB >eadaan 1mum :ata Iasa haus 9urgor kulit
B 7elisah, reel B Aekung B /aus, ingin minum banyak B >embali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam jam pertama 5- ml kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi. $. Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di baah ini atau lebihB
>eadaan 1mum :ata Iasa haus 9urgor kulit
B ;esu, lunglai, atau tidak sadar B Aekung B 9idak bisa minum atau malas minum B >embali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
!enderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke !uskesmas untuk di infus.
ORALIT
2. =erikan obat Gin$ Gin$ merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Gin$ dapat menghambat en%im 3#"& (3ndu$ible #itri$ "Hide &ynthase), dimana ekskresi en%im ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Gin$ juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare. !emberian Gin$ selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi olume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada bulan berikutnya.(=la$k, 200). !enelitian di 3ndonesia menunjukkan baha Gin$ mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak '' 6 dan menurut hasil pilot stud" menunjukkan baha Gin$ mempunyai tingkat hasil guna sebesar <5 6 (/idayat '44 dan &oenarto 2005). =erdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Gin$ segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Gin$ pada balitaB
1mur K < bulan B M tablet ( '0 :g ) per hari selama '0 hari 1mur + < bulan B ' tablet ( 20 mg) per hari selama '0 hari. Gin$ tetap diberikan selama '0 hari alaupun diare sudah berhenti. Aara pemberian tablet %in$B ;arutkan tablet dalam ' sendok makan air matang atau &3, sesudah larut berikan pada anak diare.
'INK
. !emberian &3 :akanan B !emberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gi%i pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta men$egah berkurangnya berat badan. nak yang masih minum si harus lebih sering di beri &3. nak yang minum susu formula juga diberikan lebih sering dari biasanya. nak uis < bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat harus diberikan makanan yang mudah di$erna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih sering. &etelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan. . !emberian ntibiotika hanya atas indikasi ntibiotika tidak boleh digunakan se$ara rutin karena ke$ilnya kejadian diare pada balita yang disebabkan oleh bakteri. ntibiotika hanya bermanfaat pada penderita diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera. "bat*obatan nti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. "bat anti muntah tidak di anjurkan ke$uali muntah
berat. "bat*obatan ini tidak men$egah dehidrasi ataupun meningkatkan status gi%i anak, bahkan sebagian besar menimbulkan efek samping yang bebahaya dan bisa berakibat fatal. "bat anti proto%oa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit (amuba, giardia). -. !emberian #asehat 3bu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang B a. Aara memberikan $airan dan obat di rumah b. >apan harus membaa kembali balita ke petugas kesehatan bila B Diare lebih sering :untah berulang &angat haus :akanminum sedikit 9imbul demam 9inja berdarah 9idak membaik dalam hari.
:enurut >apita &elekta >edokteran (2000) dan &!: >esehatan nak I&1D 8ates (200'), !enatalaksanaan :edis diare yaituB '. Iesusitasi $airan dan elektrolit a. Ien$ana !engobatan , digunakan untuk B
:engatasi diare tanpa dehidrasi
:eneruskan terapi diare di rumah
:emberikan terapi aal bila anak diare lagi
9iga $ara dasar ren$ana !engobatan B ') =erikan lebih banyak $airan daripada biasanya untuk men$egah dehidrasi (oralit, makanan $air B sup, air matang). =erikan $airan ini sebanyak anak mau dan terus diberikan hingga diare berhenti. !e#utuan oralit $er kelom$ok umur %mur
D&i#erikan Setia$ Ba#
'an( Dise&iakan
K '2 bulan -0*'00 ml '* tahun '00*200 ml
00 ml hari (2 bungkus) <00*00 ml hari (*
+ - tahun
bungkus) 00*'000
200*00 ml
ml
hari
(*-
bungkus) '.200*2.00 ml hari
Deasa 00*00 ml Aara memberikan oralit B o
=erikan sesendok teh tiap '*2 menit untuk anak K 2 tahun
o
=erikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua
o
=ila anak muntah, tunggu '0 menit, kemudian berikan $airan lebih sedikit (sesendok teh tiap '*2 menit)
o
=ila diare belanjut setelah bungkus oralit habis, beritahu ibu untuk memberikan $airan lain atau kembali ke petugas untuk mendapatkan tambahan oralit.
2) =eri anak makanan untuk men$egah kurang gi%i B o
9eruskan pemberian &3
o
1ntuk anak K < bln dan belum mendapatkan makanan padat dapat diberikan susu yang di$airkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.
o
+
=ila anak + N < bulan atau telah mendapat makanan padat B =erikan bubur atau $ampuran tepung lainnya, bila mungkin di$ampur dengan ka$ang*ka$angan, sayur, daging, tam*bahkan ' atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.
+
=erikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium
+
Dorong anak untuk makan berikan sedikitnya < kali sehari
+
=erikan makanan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.
+
=aa anak kepada petugas bila anak tidak membaik selama hari atau anak mengalami B bab sering kali, muntah berulang, sangat haus sekali, makan minum sedikit, demam, tinja berdarah
b. Ien$ana !engobatan =
Dehidrasi tidak berat (ringan*sedang)@ rehidrasi dengan oralit 5- ml kg == dalam jam pertama atau bila berat badan anak tidak diketahui dan atau memudahkan dilapangan, berikan oralit sesuai tabel B )umla oralit *an( &i#erikan + ,am $ertama : %mur
umlah oralit
- taun
/0 taun
1 0taun
00 ml
<00 ml
'.200 ml
De2asa
2.00 ml
&etelah * jam, nilai kembali, kemudian pilih ren$ana , =, atau A untuk melanjutkan pengobatan B
=ila tidak ada dehidrasi ganti ke ren$ana =ila ada dehidrasi tak berat atau ringansedang, ulangi ren$ana = tetapi taarkan makanan, susu dan sari bu*ah seperti ren$ana
=ila dehidrasi berat, ganti dengan ren$ana A
$. Ien$ana !engobatan A
Dehidrasi berat B rehidrasi parenteral $airan intraena segera. =eri '00 mlkg == $airan I;, sering atau garam normal 3larutan *an( an*a men(an&un( (lukosa ti&ak #ole &i#erikan4. %mur
K '2 bulan + ' tahun
+5 ml6k( BB
' jam pertama M jam pertama
75 ml6k( BB
- jam kemudian 2'2 jam kemudian
ehidrasi parenteral B
I; atau sering untuk resusitasi rehidrasi
D'& atau >#'= untuk maintenan (umur K bulan)
D'2& atau ># untuk maintenan (umur + bulan)
1langi bila nadi masih lemah atau tidak teraba
#ilai kembali tiap '*2 jam. =ila rehidrasi belum ter$apai per$epat tetesan infuse
uga berikan oralit - mlkg ==jam bila penderita bisa minum. =iasanya setelah * jam (bayi) atau '*2 jam (anak)
&etelah *< jam (bayi) atau jam (anak) nilai lagi, kemudian pilih ren$ana , =, A untuk melanjutkan pengobatan.
2. "bat*obat anti diare meliputi antimotilitas (loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adsorben (norit, kaolin, smekta). . "bat anti muntah B prometa%in , domperidon, klorproma%in . ntibiotik hanya diberikan untuk disentri dan tersangka kolera B :etronida%ol -0 mgkg==hari -. /iponatremia (#a + '-- mEO;), dikoreksi dengan D'2&. !enurunan kadar #a tidak boleh lebih dari '0 mEO per hari karena bisa menyebabkan edema otak <. /iponatremia (#a K '0 mEO;), dikoreksi dengan I; atau #aAl 5. /iperkalemia (> + - mEO;), dikoreksi dengan kalsium glukonas perlahan*lahan -*'0 menit sambil memantau detak jantung
. /ipokalemia (>, ,- mEO;), dikoreksi dengan >Al
PENG!A)IAN !EPE8A9ATAN
'. 3dentitas !erlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 3nsiden paling tinggi adalah golongan umur <*'' bulan. >ebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden$e penyakit pada anak yang lebih besar. !ada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. >ebanyakan kasus karena infeksi
usus
asimptomatik dan kuman enteri$ menyebar terutama klien tidak menyadari adanya
infeksi. &tatus ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan peraatannya . 2. >eluhan 1tama == lebih dari H, muntah, diare, kembung, demam. . Iiayat !enyakit &ekarang == arna kuning kehijauan, ber$amour lendir dan darah atau lendir saja. >onsistensi en$er, frekuensi lebih dari kali, aktu pengeluaran B *- hari (diare akut), lebih dari 5 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari ' hari (diare kronis). . Iiayat !enyakit Dahulu !ernah
mengalami
diare
sebelumnya,
pemakian
antibiotik
atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan $andida albi$ans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, 3&!, 3&>, ": $ampak. -. Iiayat #utrisi !ada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang deasa, porsi yang diberikan kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gi%i pada anak usia toddler sangat rentan,. Aara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan $u$i tangan, <. Iiayat >esehatan >eluarga da salah satu keluarga yang mengalami diare. 5. Iiayat >esehatan ;ingkungan !enyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal. . !emeriksaan ?isik a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan menge$il, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar, b. keadaan umum B klien lemah, gelisah, reel, lesu, kesadaran menurun. $. >epala B ubun*ubun tak teraba $ekung karena sudah menutup pada anak umur ' tahun lebih d. :ata B $ekung, kering, sangat $ekung e. &istem pen$ernaan B mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristalti$ meningkat + - Hmnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum f.
&istem !ernafasan B dispnea, pernafasan $epat + 0 Hmnt karena asidosis metaboli$ (kontraksi otot pernafasan)
g. &istem kardioaskuler B nadi $epat + '20 Hmnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang . h. &istem integumen B arna kulit pu$at, turgor menurun + 2 dt, suhu meningkat + 50 $, akral hangat, akral dingin (aspada syok), $apillary refill time memajang + 2 dt, kemerahan pada daerah perianal. i.
&istem perkemihan B urin produksi oliguria sampai anuria (200*00 ml 2 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j.
Dampak hospitalisasi B semua anak sakit yang :I& bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan aktu bermain, terhadap tindakan inasie respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
4. !ola ?ungsi >esehatan a. !ola persepsi dan pemeliharaan kesehatan B kebiasaan bab di $ jamban sungai kebun, personal hygiene P, sanitasi P, sumber air minum P b. !ola nutrisi dan metabolisme B anoreksia, mual, muntah, makanan minuman terakhir yang dimakan, makan makanan yang tidak biasa belum pernah dimakan, alergi, minum &3 atau susu formula, baru saja ganti susu, salah makan, makan berlebihan, efek samping obat, jumlah $airan yang masuk selama diare, makan minum di arung P $. !ola eleminasi a. =ab B frekuensi, arna, konsistensi, bau, lendir, darah b. =ak B frekuensi, arna, bak < jam terakhir P, oliguria, anuria d. !ola aktifitas dan latihan B traelling e. !ola tidur dan istirahat f. !ola kognitif dan per$eptual g. !ola toleransi dan koping stress h. !ola nilai dan keyakinan i. !ola hubungan dan peran j. !ola persepsi diri dan konsep diri i. !ola seksual dan reproduksi
DIARE
L. DIAGNOSA !EPE8A9ATAN 'ANG "%NG!IN "%N%L
'. Diare b.d fa$tor psikologis (tingkat stress dan
$emas tinggi), faktor situasional
( kera$unan, penyalahgunaan laksatif, pemberian makanan melalui selang efek samping obat, kontaminasi, traeling), fa$tor fisiologis (inflamasi, malabsorbsi, proses infeksi, iritas, parasit) 2. /ipertermi b.d peningkatan metaboli$, dehidrasi, proses infeksi, medikasi . >ekurangan olume $airan b.d kehilangan olume $airan aktif, kegagalan dalam mekanisme pengaturan.
". PE8ENANAAN !EPE8A9ATAN NO
DIAGNOSA !EP
'.
Diare b.d faktor psiko*logis (stress, $emas), faktor situasional (kera* $unan, kontaminasi, pem* berian makanan melalui selang, penyalahgunaan laksatif, efek samping obat, traelling, malab* sorbsi, proses infeksi, parasit, iritasi)
NO 6 T%)%AN
NI 6 INTE8VENSI
&etelah dilakukan"ana,emen Diare 35;<54 tindakan peraatan '. 3dentifikasi faktor yang mungkin me* selama Q R 2 jam nyebabkan diare (bakteri, obat, pasien tidak me* makanan, selang makanan, dll ) ngalami diare 2. Ealuasi efek samping obat diare berkurang, . jari pasien menggunakan obat diare dengan $riteria B dengan tepat (smekta diberikan '*2 jam setelah minum obat yang lain) . njurkan pasien keluarga untuk men* Bo2el $atat arna, olume, frekuensi, bau, Elemination konsistensi feses. 35054 ?rekuensi bab -. Dorong klien makan sedikit tapi sering normal K kali (tambah se$ara bertahap) hari <. njurkan klien menghindari makanan >onsistensi feses yang berbumbu dan menghasilkan normal (lunak dan gas. =atasan berbentuk) 5. &arankan klien untuk menghindari ma* karakteristik B 7erakan usus kanan yang banyak mengandung =ab + Hhari tidak me*ningkat laktosa. >onsistensi (terjadi tiap '0 *0 . :onitor tanda dan gejala diare 4. njurkan klien untuk menghubungi pe* en$er $air detik) &uara usus 8arna feses tugas setiap episode diare '0."bserasi turgor kulit se$ara teratur hiperaktif normal ''.:onitor area kulit di daerah perianal #yeri perut 9idak ada lendir, dari iritasi dan ulserasi >ram darah 9idak ada nyeri '2.1kur diare keluaran isi usus 9idak ada diare '.9imbang =erat =adan se$ara teratur 9idak ada kram '.>onsultasikan dokter jika tanda dan 7ambaran gejala diare menetap. '-.>olaborasi dokter jika ada peningkatan peristalti$ tidak suara usus tampak '<.>olaborasi dokter jika tanda dan gejala =au fese normal (tidak amis, bau diare menetap. '5.njurkan diet rendah serat busuk) '.njurkan untuk menghindari laksatif '4.jari klien keluarga bagaimana meme*lihara $atatan makanan 20.jari klien teknik mengurangi stress 2'.:onitor keamanan preparat makanan "ana,emen Nutrisi 3554 '. /indari makanan yang membuat alergi 2. /indari makanan yang tidak bisa di* toleransi oleh klien . >olaborasi dengan ahli gi%i untuk menentukan kebutuhan kalori dan
jenis makanan yang dibutuhkan . =erikan makanan se$ara selektif -. =erikan buah segar (pisang) atau jus buah <. =erikan informasi tentang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan kien dan ba* gaimana $ara makannya Bo2el In=ontinen=e are 35;54 '. 9entukan faktor fisik atau psikis yang menyebabkan diare. 2. 9erangkan penyebab masalah dan alasan dilakukan tindakan. . Diskusikan prosedur dan hasil yang diharapkan dengan klien keluarga . njurkan klien keluarga untuk men$atat keluaran feses -. Au$i area perianal dengan sabun dan air dan keringkan setiap setelah habis bab <. 7unakan $ream di area perianal 5. aga tempat tidur selalu bersih dan kering Pera2atan Perineal 37054 '. =ersihkan se$ara teratur dengan teknik aseptik 2. aga daerah perineum selalu kering . !ertahankan klien pada posisi yang nyaman . =erikan obat anti nyeri inflamasi dengan tepat
2.
/ipertermi b.d &etelah dilakukan dehidrasi, tindakan peraatan '. peningkatan selama Q R 2 jam 2. metabolik, suhu badan klien inflamasi usus normal, dengan . $riteria B . =atasan karakteristik B -. Termore(ulasi &uhu tubuh + 35>554 normal &uhu kulit normal <. >ejang &uhu badan 9akikardi -,4SA* 5,SA 5. . Iespirasi 9idak ada sakit meningkat kepala 9idak ada nyeri Diraba hangat >ulit memerah otot '. 9idak ada
Pen(aturan Panas 3+?55) :onitor suhu sesuai kebutuhan :onitor tekanan darah, nadi dan respirasi :onitor suhu dan arna kulit :onitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi njurkan intake $airan dan nutrisi yang adekuat jarkan klien bagaimana men$egah panas yang tinggi =erikan obat antipiretik =erikan obat untuk men$egah atau mengontrol menggigil Pen(o#atan Panas 3+7;54 :onitor suhu sesuai kebutuhan
perubahan ar*na 2. :onitor 38; kulit . :onitor suhu dan arna kulit #adi, respirasi . :onitor tekanan darah, nadi dan dalam ba*tas respirasi normal -. :onitor derajat penurunan kesadaran /idrasi adekuat <. :onitor kemampuan aktiitas 5. :onitor leukosit, hematokrit !asien menyatakan nya* . :onitor intake dan output 4. :onitor adanya aritmia jantung man 9idak menggigil '0.Dorong peningkatan intake $airan $airan intraena 9idak iritabel ''.=erikan gragapan kejang'2.9ingkatkan sirkulasi udara dengan kipas angin '.Dorong atau lakukan oral hygiene '.=erikan obat antipiretik untuk men$egah pasien menggigil kejang '-.=erikan obat antibioti$ untuk mengobati penyebab demam '<.=erikan oksigen '5.>ompres dingin diselangkangan, dahi dan aksila bila suhu badan 4SA atau lebih '.>ompres hangat diselangkangan, dahi dan aksila bila suhu badan K 4SA '4.njurkan klien untuk tidak memakai selimut 20.njurkan klien memakai baju berbahan dingin, tipis dan menyerap keringat "ana,emen Lin(kun(an 3<;>54 '. =erikan ruangan sendiri sesuai indikasi 2. =erikan tempat tidur dan kain linen yang bersih dan nyaman . =atasi pengunjung
'. 2. . . -. <. 5. .
"en(ontrol In@eksi 3<0;54 njurkan klien untuk men$u$i tangan sebelum makan 7unakan sabun untuk men$u$i tangan Au$i tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan peraatan 7anti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan &"! =erikan peraatan kulit di area yang odem Dorong klien untuk $ukup istirahat ;akukan pemasangan infus dengan teknik aseptik njurkan koien minum antibiotik sesuai
adis dokter
.
>ekurangan olume $a*iran b.d intake kurang, kehilangan olume $airan aktif, kegagalan dalam mekanisme pengaturan
&etelah dilakukan"onitor airan 3;+54 tindakan peraatan '. 9entukan riayat jenis dan banyaknya selama Q R 2 intake $airan dan kebiasaan eleminasi jam kebutuhan2. 9entukan faktor resiko yang $airan dan elektrolit menyebabkan ketidakseimbangan adekuat, dengan $airan (hipertermi, diu*retik, kelainan kriteria B ginjal, muntah, poliuri, diare, diaporesis, terpapar panas, infeksi) . :enimbang == se$ara teratur Hi&rasi 35<54 =atasan /idrasi kulit . :onitor ital sign karakteristik B adekuat -. :onitor intake dan output >elemahan 9ekanan darah <. !eriksa serum, elektrolit dan /aus dalam ba*tas membatasi $airan bila diperlukan 5. aga keakuratan $atatan intake dan !enurunan normal turgor kulit #adi teraba output . :onitor membrane mukosa, turgor kulit :embran mu$us :embran mukosa dan rasa haus kulit kering lembab #adi meningkat, 9urgor kulit normal4. :onitor arna dan jumlah urin '0.:onitor distensi ena leher, krakles, te*kanan darah =erat badan stabil menu*run, tekanan dan dalam batas odem perifer dan peningkatan berat badan. nadi menurun normal ''.:onitor akses intraena !enurunan >elopak mata tidak '2. :onitor tanda dan gejala asites pengisian kapiler $e*kung '.Aatat adanya ertigo !erubahan status ?ontanela tidak '.!ertahankan aliran infuse sesua adis mental $ekung !enurunan urin 1rin output normal dokter out*put 9idak demam !eningkatan 9idak ada rasa "ana,emen airan 3;54 konsen*trasi urin haus yang sangat '. 9imbang berat badan dan monitor ke* !eningkatan suhu 9idak ada napas $enderungannya. tubuh pendek kusmaul 2. 9imbang popok . !ertahankan keakuratan $atatan intake /ematokrit dan output mening*kat Balan=e airan . !asang kateter bila perlu >ehilangan berat 35<54 ba*dan mendadak. 9ekanan darah -. :onitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, denyut nadi, normal #adi perifer teraba tekanan darah) <. :onitor ital sign 9idak terjadi 5. :onitor tanda*tanda oerhidrasi ke* ortostatik lebihan $airan (krakles, edema perifer, hypotension distensi ena leher, asites, edema 3ntake*output seimbangdalam 2 pulmo) . =erikan $airan intraena jam
&erum, elektrolit 4. :onitor status nutrisi dalam batas '0.=erikan intake oral selama 2 jam normal. ''.=erikan $airan dengan selang (#79) /mt dalam batas bila perlu normal '2. :onitor respon pasien terhadap terapi elektrolit 9idak ada suara napas tambahan '.>olaborasi dokter jika ada tanda dan == stabil gejala kelebihan $airan 9idak ada asites, "ana,emen Hi$oolemia 3;>54 edema perifer '. :onitor status $airan intake dan 9idak ada distensi output ena leher :ata tidak $ekung2. !ertahankan patensi akses intraena . :onitor /b dan /$t 9idak bingung . :onitor kehilangan $airan (muntah Iasa haus tidak dan diare) berlebih*an -. :onitor tanda ital :embrane mukosa lem*bab <. :onitor respon pasien terhadap /idrasi kulit perubahan $airan 5. =erikan $airan isotoni$ kristaloid adekuat (#a*Al, I;, sering) untuk rehidrasi eks*traseluler . :onitor tempat tusukan intraena dari tanda infiltrasi atau infeksi 4. :onitor 38; (misalnya B diaporesis) '0.njurkan klien untuk menghindari meng*ubah posisi dengan $epat, dari tidur ke duduk atau berdiri ''.:onitor berat badan se$ara teratur '2.:onitor tanda*tanda dehidrasi ( turgor kulit menurun, pengisian kapiler lambat, membrane mukosa kering, urin output menurun, hipotensi, rasa haus meningkat, nadi lemah. '.Dorong intake oral (distribusikan $airan selama 2 jam dan beri $airan diantara aktu makan) '.!ertahankan aliran infus '-.!osisi pasien 9rendelenburg kaki eleasi lebih tinggi dari kepala ketika hipotensi jika perlu "onitorin( Elektrolit 3554 '. :onitor elektrolit serum 2. >olaborasi dokter jika ada ketidak* seimbangan elektrolit . :onitor tanda dan gejala ketidak* seimbangan elektrolit (kejang, kram perut, tremor, mual dan muntah, letargi, $emas, bingung, disorientasi,
kram otot, nyeri tulang, depresi pernapasan, gangguan ira*ma jantung, penurunan kesadaran B apa* tis, $oma) "ana,emen Elektrolit 35554 '. !ertahankan $airan infuse yang me* ngandung elektrolit 2. :onitor kehilangan elektrolit leat su$* tion nasogastrik, diare, diaporesis . =ilas #79 dengan normal salin . =erikan diet makanan yang kaya kalium -. =erikan lingkungan yang aman bagi klien yang mengalami gangguan neurologis atau neuromuskuler <. jari klien dan keluarga tentang tipe, penyebab, dan pengobatan ketidakse* imbangan elektrolit 5. >olaborasi dokter bila tanda dan gejala ketidakseimbangan elektrolit menetap. . :onitor respon klien terhadap terapi elektrolit 4. :onitor efek samping pemberian su* plemen elektrolit. '0.>olaborasi dokter pemberian obat yang mengandung elektrolit (aldakton, kalsium glukonas, >$l). ''.=erikan suplemen elektrolit baik leat oral, #79, atau infus sesuai adis dokter DAFTA8 P%STA!A
3D& info net. 200. Diarrhea. Diakses pada .aidsinfonet.org ikar, nupkumar, dkk. 200. Iole of #scherichia coli in a$ute diarrhoea in tribal pres$hool $hildren of $entral 3ndia. 6ournal !opilation 3aediatric and 3erinatal #pideiolog"+ No. 22, 0C<. Ahakraborty, &ubhra, dkk. 200'. Aon$omitant 3nfe$tion of EnterotoHigeni$ #scherichia coli in an "utbreak of Aholera Aaused by )ibrio cholera "' and "'4 in hmedabad, 3ndia. 6O0RNA2 O: !2-N-!A2 ,-!RO/-O2O*9 Fol. 4, #o. 4 p. 2'C2<. Direktorat endral !engendalian !enyakit dan !enyehatan ;ingkungan. 200. /uku Saku 3etugas ;esehatan 2-NAS D-AR# . akartaB Departemen >esehatan I3. Doengoes, :.E., 2000, Rencana Asuhan ;eperawatan , E7A, akarta. ohnson, :., et all. 2000. Nursing Outcoes !lassification 'NO!( Second #dition. #e erseyB 1pper &addle Iier
>omite :edis I&. Dr. &ardjito. 200-. Standar 3ela"anan ,edis RS DR. Sard&ito . YogyakartaB :ED3> ?akultas >edokteran 1niersitas 7adjah :ada. :attingly, Daid., &eard,Aharles. 200<. /edside Diagnosis <= th #dition. YogyakartaB 7adjah :ada 1niersity !ress. :$ Aloskey, A.., et all . '44<. Nursing -nterventions !lassification 'N-!( Second #dition. #e erseyB 1pper &addle Iier :ubarak, 8. 3., =.. &antoso., >. Io%ikin., and &.!atonah. 200<. -lu ;eperawatan kounitas 74 eori > Aplikasi dala 3raktik dengan 3endekatan Asuhan ;eperawatan ;ounitas+ *erontik+ dan ;eluarga . akartaB &agung &eto. !uro &udarmo &., 7ama /., /adinegoro &. 2002. /uku A&ar -lu ;esehatan Anak4 -nfeksi dan 3en"akit ropis. 3katan Dokter nak 3ndonesia. akartaB =alai !enerbit ?>13. &antosa, =udi. 2005. 3anduan Diagnosa ;eperawatan NANDA 7??@%7?? . akartaB !rima :edika &udoyo, ru, dkk. 200<. /uku A&ar -lu 3en"akit Dala . akartaB Departemen 3lmu !enyakit Dalam ?> 13. 9janiadi, !eriska, dkk. 200. #93:3AI"=3; IE&3&9#AE "? =A9EI3; !9/"7E#& &&"A39ED 839/ D3II/E; !93E#9& 3# 3#D"#E&3. A. 6. rop. ,ed. H"g.+ <(<) pp. <<
"hio &tate 1niersity :edi$al .healthinfotranslations.$om
Aenter.
200<.
Diarrhea.
Diakses
pada
8iyadi, #. 2005. /ook 7 ;uliah ;er&a ;esehatan ,as"arakat ';=,(.?> 17:. Yogyakarta.