LAPORAN PENDAHULUAN ANTENATAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Salah Satu Tugas Keperawatan Keperawatan Maternitas pada Program Profesi Ners
Disusun Oleh: Kelompok 1
Kurniawan Dwi Hartanto
220112140001 220112140001
Santa Maria Pangaribuan
220112140010 220112140010
Putri Fatma Kusumaningrat 220112140016 220112140016 Nisa Ikatania
220112140090 220112140090
Nurul Khaira
220112140018 220112140018
Nining Sariningsih
220112140102 220112140102
Melia Rahmayanti
220112140091 220112140091
Amartiwi
220112140020
Dian Palupi Kusuma W
220112140025 220112140025
Denti Mardianti Muminah
220112140093 220112140093
Fuji Lestari
220112140101 220112140101
Tri Nur Jayanti
220112140036 220112140036
Evi Noviyani
220112140031 220112140031
Twenty Sulastri Aimanjuntak 220112140027 220112140027
UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEPERAWATAN BANDUNG 2014/2015
Laporan Pendahuluan Antenatal A. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2004). Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). B. Tujuan Antenatal Care
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk
riwayat
penyakit
secara
umum,
kebidanan
dan
pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. C. Jadwal Kunjungan Antenatal Antenatal
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan
Laporan Pendahuluan Antenatal A. Pengertian
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2004). Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). B. Tujuan Antenatal Care
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk
riwayat
penyakit
secara
umum,
kebidanan
dan
pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. C. Jadwal Kunjungan Antenatal Antenatal
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan
trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005). Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah : 1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. 2. Pemeriksaan ulang: a. Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 - 7 bulan. b. Setiap dua minggu sampai umur kehamilan 8-9 bulan. c. Setiap satu minggu sejak umur kehamilan 9 bulan – bulan – persalinan. persalinan. 3. Untuk ibu hamil:
Trimester
I dan II
Waktu Kunjungan
Tindakan
Sebulan sekali.
Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ultrasonografi. Nasehat diet tentang menu seimbang. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan,
resiko
komplikasi kehamilan. Rencana
untuk
menghindari
pengobatan
terjadinya
penyakit, komplikasi
kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I. III
Dua
minggu
sekali
sampai hasil pengobatan.
ada kelahiran.
tanda
Evaluasi data laboratorium untuk melihat
Diet menu seimbang. Pemeriksaan ultrasonografi.
Imunisasi Tetanus Toksoid II. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan,
komplikasi
kehamilan. Rencana untuk pengobatan. Nasehat
tentang
tanda-tanda
inpartu,
kemana harus datang untuk melahirkan.
D. Standar Minimal Pelayanan Antenatal
Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun dalam penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang terdiri dari: 1. Timbang berat badan Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada trimester II dan III masing – masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total adalah 9-12 kg. Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah adanya resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar. 2. Ukur tekanan darah Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat. 3. Ukur tinggi fundus uteri Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut: 12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis. 16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan anta ra symphysis – pusat. 20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat. 24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.
28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat. 32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusa t-Proc.xyphoideus. 36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus. 40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus pusat. 4. Pemberian imunisasi TT Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika sebelumnya ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu 0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut : a) Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II sedini mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu. b) Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan ulang/boster satu kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI, 1997). 5. Pemberian tablet zat besi Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002). Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997). 6. Tes terhadap penyakit menular seksual. Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan
sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani. 7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002). Perlu diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.
E. Fisiologi Kehamilan
Kehamilan memerlukan proses yang berkesinambungan, yaitu: 1. Konsepsi -
Bertemunya sel telur dengan sperma.
-
Terjadi pada 1/3 distal tuba.
-
Mengalami pembelahan; zigot – morula – blastula.
2. Nidasi -
Menempelnya blastula dalam endometrium/desidua.
-
Terjadi pada hari ke-4 – 7 setelah konsepsi.
3. Plasentasi -
Tumbuhkembangnya khorion dan desidua.
-
Pembentukan plasenta.
-
Pada akhir bulan ke-4 plasenta terbentuk lengkap.
Masa hamil berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Ditinjau dari usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu). 2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu). 3. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu. Produk kehamilan terdiri dari plasenta, selaput ketuban, air ketuban, tali pusat, dan janin.
F. Diagnosis Kehamilan Tanda Kehamilan Tidak
Tanda Kemungkinan
Pasti
Hamil
Tanda Kehamilan Pasti
(Pr obable Sign ) -
Amenorea
-
Mual dan muntah
-
Mastodinia/payudara
-
rahim
dan perut. -
Pada
-
Denyut jantung janin
-
Palpasi untuk menilai
pemeriksaan
gerakan janin
dijumpai :
tegang -
Pembesaran
Ngidam
bagian janin
-
Tanda hegar
-
Rontgenografi
-
Sering miksi
-
Tanda chadwik
-
Ultrasonografi
-
Konstipasi atau obstipasi
-
Tanda discasek
-
Fetal ECG
-
Perubahan berat badan
-
Teraba ballottement
-
Tes kehamilan
-
Perubahan
-
Reaksi pemeriksaan
temperatur
kehamilan positif.
basal -
Perubahan
warna
kulit/pigmentasi -
Perubahan
pada
payudara -
Perubahan pada pelvis
-
Pembesaran perut
-
Kontraksi uterus
-
Balotemen
-
Sinkope
-
Epulis (hipertropi gusi pada kehamilan)
-
Varices
dan
G. Perubahan Pada Kehamilan
Perubahan ini terjadi karena: 1. Perubahan fungsi endokrin maternal. 2. Pertumbuhan plasenta yang berfungsi endokrin. 3. Kebutuhan metabolisme yang meningkat karena pertumbuhan janin. Perubahan sistemik meliputi: 1. Sistem Reproduksi a. Rahim atau Uterus Menjadi 1000 kali lebih besar, 30 kali lebih berat, aliran darah 60 kali lebih cepat. Semula sebesar jempol (30 gram), mengalami hipertropi dan hiperplasia menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan. Tanda Hegar: Perubahan pada istmus uteri menjadi lebih panjang dan
lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Tanda Piskacek : Pertumbuhan rahim tidak sama ke semua arah tetapi
pertumbuhan cepat didaerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama. Braxton Hicks: Kontraksi uterus yang disebabkan oleh terjadinya
gangguan perimbangan hormonal dimana estrogen dan progesteron berubah konsentrasinya sehingga progesteron mengalami penurunan. b. Vagina Tanda Chadwicks: Vagina dan vulva mengalami peningkatan
pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan. c. Ovarium (Indung Telur) Ovarium
yang
mengandung
korpus
luteum
gravidarum
akan
meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu. d. Payudara Mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon estrogen, progesteron,
dan somatomamotropin. Penampakan payudara pada ibu hamil antara lain: payudara menjadi lebih besar, areola hiperpigmentasi (hitam), glandula mongtomery makin tampak, puting susu makin menonjol, belum mengeluarkan ASI, baru setelah persalinan hambatan prolaktin tidak ada sehingga pembuatan ASI dapat berlangsung. 2. Sistem Kardiovaskuler Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah. b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro plasenter. c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang meningkat. Akibat dari faktor-faktor tersebut terjadi perubahan pada sirkulasi darah ibu yaitu: a. Volume Darah Meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah. Serum darah bertambah 25 - 30% sedangkan sel darah bertambah 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. b. Sel Darah Meningkat, agar dapat mengimbangi pertumbuhan janin. Sel darah putih meningkat mencapai 10.000/ml, LED meningkat 4 kali lipat angka normal, protein darah; albumin dan gamma globulin menurun pada triwulan I sedangkan fibrinogen meningkat. Keluhan yang sering berkaitan dengan sistem kardiovaskuer antara laian: dispnea, palpitasi, ortopnea, hipotensi ortostatik. 3. Sistem Respirasi Terjadi hiperventilasi karena pengaruh hormon progesteron atau karena kebutuhan metabolisme yang meningkat. Desakan pada diafragma karena dorongan rahim yang besar menyebabkan sesak nafas sehingga kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sekitar 20 – 25 % dari biasanya.
4. Sistem Pencernaan a. Rasa tidak enak di ulu hati karena perubahan posisi lambung dan refkluks. b. Produksi asam lambung menurun. c. Mual
muntah
karena
pengaruh
HCG
(Human
Chorionic
Gonadotrophyn). d. Haemorrhoid karena tekanan venosa. e. Konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Perubahan metabolisme meliputi: a. Air, terdiri dari darah/uterus/payudara berjumlah 3 liter sedangkan janin/plasenta/air ketuban 3,5 liter. b. Protein, ibu 500 garam, janin dan plasenta 500 gram. c. Karbohidrat cenderung meningkat (diabetes). d. Lemak, kenaikan semua fraksi lemak. e. Mineral, kebutuhan meningkat. f.
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu.
5. Sistem Urinarius Bertambahnya frekuensi miksi karena pengaruh desakan pada hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua. 6. Sistem Integumen Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigementasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone.
H. Perubahan dan Perkembangan Janin a. 0-4 Minggu
Pada minggu-minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm. Perkembangannya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sum sum tulanh belakang yang masih sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk.
b. 4-8 Minggu
Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulangtulang belakang wajah, mata, kaki dan tangan. c. 8-12 Minggu
Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar daripada badannya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapt melakukan aktifitas seperti menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah terbentuk. d. 12-16 Minggu
Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka mulut. Rambutnay muali tumbuh kasar dan berwarna. e. 16-20 Minggu
Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap telah muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jari mulai tampak. f.
20-24 Minggu
Pada sat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan badanya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya muli terbuka, dan mulai melakukan gerakan pernafassan. Pusat-pusat tulangntya pun mulai mengeras. Selain itu, Kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur. g. 24-28 Minggu
Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan
otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat menegnali suara ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan pada masa ini merupakan masa-mas bagi sang janin mempersiapkan dirinmenghadapi hari kelahirannya. h. 28-36 Minggu
Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna. i.
38 Minggu
Kepalanya
sudah
berada
pada
rongga
panggul,
seolah-olah
mempersiapkan diri bagi kelahirannya kedunia. Ia kerap berlatih bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Sat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjaid kapan saja.
I. Perubahan Terhadap Maternal
Adapun perubahan yang terjaid ada 3 bagian, yaitu : a. Trimester pertama minggu ke 1-14/ bulan 1-3 Ibu terlambat menstruasi, payudara menbjadi nyeri dan membesar, kelelahan, dan ibu akan mengalami dua gejala terakhir selama 3 bulan berikutnya yaitu morning sickness atau mual muntah yang biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berkhir sampai 12 minggu. b. Trimester kedua minggu 16-24/ bulan 4-6 Fundus berada ditengah antara simpisis dan pusat, sekris vagina meningkat tetapi tetap normal juka tidak gatal, iritasi dan berbau, bulan ke 5 TFU 3 jari dibawah pusat, payudara melai sekresi kolostrum, kantungketuban menampung 400 ml cairan. Bulan ke 6 fundus sudah diatas pusat, sakit punggung dan kram pada kaki mungkin melai terjadi, mengalami gatalgatal pada abdomen karrena uterus dan kulit merenggang.
c. Trimester ketiga minggu ke 28-36/ bulan 7-9 Fundus berada di pertengahan antara pusat dan PX, hemoroid mungkin terjadi, pernapasan dada berganti menjadi npenapasan perut, mungkin ibu lelah menjalani kehamilannya dan ingin sekali menjadi ibu, ibu juga sulit tidur. Bulan kesembilan, penurunan kepala ke panggul ibu/kepala masuk PAP, sakit punggung dan sering kencing, barxton Hik meningkat karna serviks dan segmen bawah rahim disiapkan.
J. Perubahan Psikologis Pada ibu hamil
1. Trimester Pertama Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, 2. Trimester Kedua Pada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama. 3. Trimester ketiga Trimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal.
K. Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa : data bilogis, keluhan hamil, fisiologis, patologis ( abnormal ) 2. Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik khusus yang
meliputi
:
obstetric,pemeriksaan
dalam/rectal,
pemeriksaan
ultrasonografi 3. Pemeriksaan psikologis : kejiwaan dalam menghadapi kehamilan 4. Pemeriksaan laboratorium : laboratorium rutin : darah lengkap, urine lengkap, tes kehamilan ; Laboratorium khusus : pemeriksaan TORCH, Serologis, Fungsi hati dan Ginjal, Protein darah, Golongan darah, Faktor RH, Air ketuban, Infeksi hepatitis B ibu/bayi, Estriol dalam urin, Infeksi AIDS. 5. Pemeriksaan Leopold Leopold I Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan juga untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di fundus uteri (bagian atas perut ibu). Teknik pemeriksaan : Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk meraba fundus. Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan
teraba
adalah
keras,bundar
dan
melenting
(seperti
mudah
digerakkan). Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting. Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim. Leopold II Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana kepala janin. Caranya: 1. Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama. 2. Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian punggung akan teraba jelas,
rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan dan memanjang. Bagian bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan kaki janin secara aktif maupun pasif. Leopold III Bertujuan untuk menentukan bagian janin apa (kepala atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah menyentuh pintu atas panggul. Caranya: 1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian kaki ibu. 2. Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi, 3. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak tangan kanan bawah perut ibu. 4. Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong) 5. Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya kemudian goyang bagian terbawah janin. Cobalah apakah bagian yang teraba itu masih dapat digerakkan atau tidak. Apabila tidak dapat digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas panggul. Leopold IV Bertujuan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul. Teknik pemeriksaan : Pemeriksa menghadap kaki pasien, dengan kedua tangan ditentukan bagian janin apa (bokong atau kepala) yang terletak di bagian bawah perut ibu.
Untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul, apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru sedikit janin memasuki pintu atas panggul. Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin (kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul).
L. Menghitung HPL
Untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL) berdasar HPHT dapat menggunakan rumus Neagele, adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir, kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya, sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak ditambah atau dikurangi. M. Komplikasi Selama Kehamilan
Sudah banyak kasus ibu mengandung yang mengalami masalah selama kehamilan atau memiliki risiko yang tinggi ketika melahirkan seperti kasus eklampsia akibat hipertensi yang dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil. Meski tidak setiap ibu hamil akan memiliki komplikasi kehamilan yang berisiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau risiko selama hamil dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi. Seperti dilansir dari dari Babycenter dan Buzzle, Rabu (31/3/2010), ada beberapa komplikasi kehamilan berisiko tinggi, antara lain: a. Anemia
Juga disebut sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi di mana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. Selama kehamilan volume darah seorang wanita meningkat hampir sebesar 50 persen dan konsentrasi sel darah merah bisa diencerkan. Janin berkembang bergantung pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang buruk, lahir prematur dan berat lahir rendah.
b. Intrauterine Growth Restriction
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan selama beberapa minggu pertama kehamilan. Juga disebut sebagai pembatasan pertumbuhan janin. Janin yang tumbuh pada kondisi seperti ini, beratnya kurang dari 90 persen dari semua janin dari usia kehamilan yang sama, dan ada kemungkinan bayi lahir prematur, yaitu sebelum 37 minggu. c. Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
Prematur labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37 minggu kehamilan dan terutama dicirikan oleh kontraksi rahim prematur, pecahnya kantung atau selaput ketuban atau dilatasi serviks. d. Premature Rupture of Membranes
Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes (pecahnya ketuban terlalu dini atau PPROM). e. Gestational Diabetes
Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi di mana tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes lain yang mulai muncul selama kehamilan pada seorang wanita yang belum pernah sebelumnya didiagnosis diabetes. f.
Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension
Pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah suatu bentuk tekanan darah tinggi selama kehamilan yang lebih sering terjadi pada wanita muda dengan kehamilan pertama, kehamilan kembar, atau pada seorang wanita yang menderita masalah kesehatan lainnya seperti diabetes, hipertensi kronis, dan lainnya. g. Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, di mana plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim (pembukaan rahim).
h. Hidroamnios
Hidroamnios adalah suatu kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar janin. Kondisi ini dapat mengakibatkan cacat lahir, prematur pecah ketuban atau kantung ketuban, plasenta abruption dan tali pusar prolaps. Diabetes, kelainan gastrointestinal, gagal jantung, kegagalan bawaan, transfusi kembar sindrom adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan Hidroamnios selama kehamilan. i.
Penyakit Rhesus
Penyakit Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang terjadi ketika ada ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi. Setiap individu memiliki tipe darah (O, A, B, atau AB) dan faktor Rh, baik positif atau negatif, yang mendefinisikan karakteristik khusus tertentu. j.
Kehamilan Post-Term
Kehamilan Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu, sering kali karena kesalahan perhitungan tanggal pembuahan kehamilan. Pada dasarnya, dekat akhir kehamilan, plasenta mulai berkurang dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Selain itu, volume cairan ketuban juga mulai menurun. Sebagai akibatnya pasokan oksigen janin menjadi sedikit dan akan menghentikan kenaikan berat badan. k. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin, yang terjadi ketika lebih dari satu telur subur dan tertanam di dalam rahim. Riwayat keluarga kehamilan kembar, usia lebih tua, paritas tinggi (satu atau lebih kehamilan sebelumnya), obat-obatan yang merangsang ovulasi tertentu, dapat berkontribusi pada kehamilan seorang wanita. l.
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berkembang di luar rahim, dekat tabung tuba di mana tidak ada cukup aliran darah untuk janin tetap hidup dan akhirnya mati. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami masalah ketidaksuburan, endometriosis, penyakit menular seksual, operasi tuba dan pembuahan intrauterine device (IUD).
m. Keguguran
Juga disebut sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan awal, yang dapat dikategorikan ke jenis berikut:
Terancam (bercak dan perdarahan di trimester pertama)
Lengkap (janin, plasenta dan jaringan lain yang disahkan dengan pendarahan)
Tidak lengkap (beberapa bagian dari jaringan tetap di dalam rahim)
Lewat aborsi (janin mati tetapi tidak melewati keluar dari rahim)
Septik (terinfeksi keguguran)
Berulang (lebih dari tiga kali keguguran)
n. Kelahiran mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan di mana bayi meninggal di dalam rahim. Diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan bawaan, penyakit Rh, masalah plasenta, adalah penyebab pasti bayi lahir mati. o. Pendarahan pasca melahirkan
Pendarahan
pasca
melahirkan
merupakan
salah
satu
komplikasi
kehamilan berisiko tinggi, di mana terjadi perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Kondisi ini lebih umum setelah bedah caesar, rahim terus kontraksi dan mengusir plasenta. Akibatnya, kontraksi ini menekan pembuluh darah di daerah di mana plasenta dihubungkan, intens menyebabkan perdarahan pasca-melahirkan.
N. Pemeriksaan Kehamilan
a. Pengkajian a) Identitas klien: nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat b) Identitas Penanggung Jawab: nama, umur, hub. dg klien, agam, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat c) Keluhan utama d) Riwayat menstruasi: menarche, lamanya, jarak/interval/siklus,
e) Riwayat kehamilan sekarang: HPHT, gerakan janin, tanda-tanda bahaya
atau
penyulit,
obat-obatan/jamu
yang
dikonsumsi,
kekhawatiran khusus f) Riwayat kesehatan keluarga: keturunan kembar, penyakit menular atau turunan g) Riwayat kesehatan yang lalu h) Riwayat psikososial spiritual
Bahasa yang digunakan
Keadaan emosional (kooperatif, bingung, hiperaktif, depresi, dll)
Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan orang lain
Proses berpikir (terarah, bingung, ilusi, halusinasi)
Ibadah/spiritual
Dukungan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga
Beban kerja dan kegiatan sehari-hari
i) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
TTV
Kepala
Leher
Dada
Abdomen
Panggul
Genitourinaria
Vulva/vagina
Ektremitas atas dan bawah
j) Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Radiologi
k) Dasar Pengetahuan
Pengetahuan
Fungsi seksual
Reproduksi
Kehamilan dan kelahiran - Anatomi dan fisiologi kehamilan, persalinan dan pelahiran, dan pascapartum - Obat-obatan dan anastesia - Teknik pernapasan dan relaksasi
Tumbuh kembang bayi - Kebutuhan nutrisi - Tahapan perkembangan - Petunjuk perilaku
Keterampilan menjadi orang tua - Memandikan - Memakaikan popok - Memberikan makan - Komunikasi ibu-bayi
Keluarga berencana
Sikap dan Perasaan
Berbagai persiapan untuk bayi baru lahir
Tingkat minat dalam mempelajari tentang bayinya
Strategi dan teknik disiplin
Interaksi ibu bayi (selama pemberian makan dan perawatannya)
b. Analisa Data Trimester I No
1.
Data
DS:
Didapatkan
umum
kehamilan
Etiologi
gejala
hormon estrogen dan HCG meningkat
pada
↓
trimester 1 sering mual dan
Traktus otot saluran pencernaan menurun
muntah tiap pagi, sehingga
↓
nafsu makan berkurang. DO: -
Masalah
Nutrisi
kurang
dari kebutuhan
Motilitas usus menurun ↓ Makanan lebih lama di dalam lambung, terjadi morning sickness ↓ nafsu makan menurun ↓ Nutrisi kurang dari kebutuhan
2.
DS
:
Didapatkan
gejala
Kadar hormone estrogen dan progesterone
umum
kehamilan
pada
meningkat
trimester 1: tidak nyaman
↓
terjadi karena pembesaran
Hiperpigmentasi, hipersaliva, pembesaran
dan terasa penuh, sering
payudara
BAK,
Ketidaknyamanan
↓ ketidaknyamanan
DO: 3.
DS: umum
Didapatkan kehamilan
gejala
Kadar hormone estrogen dan progesterone
pada
meningkat
trimester 1: sering ingin
↓
berkemih, dan meras penuh,
Vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah
sering berkemih DO: -
meningkat ↓ Uterus membesar
Resiko kekurangan volume cairan
↓ kandung kemih tertekan ↓ perasaan ingin berkemih ↓ sering berkemih ↓ Resiko kekurangan volume cairan 4.
DS: umum
Didapatkan kehamilan
gejala
Aktifitas yang berlebihan
pada
↓
trimester 1: mengeluh lelah
Resiko cedera
Resiko cedera
karena aktivitasnya DO:-
5.
DS:
Tekanan uterus yang membesar terhadap usus
Didapatkan gejala umum
besar
kehamilan pada trimester 1:
↓
ibu mengeluh lemas, letih,
Terjadi perubahan fisiologis dan psikologis
tidak ada tenaga dan lesu DO:
Keletihan
↓ Traktus otot saluran pencernaan menurun ↓ Motilitas usus menurun ↓ kemampuan gerak usus yang mengarah ke perlambatan waktu pengosongan berkurang ↓ Keletihan
6.
DS:
Kehamilan ↓
DO: Kehamilan
Persiapan menjadi orang tua pertama,
↓
Perubahan peran
pasangan suami istri muda
7.
Terjadi perubahan peran
DS:
Kehamilan tidak direncanakan
DO:
↓
Kehamilan
tidak
direncanakan
Keluarga tidak siap menerima kehamilan
Mekanisme koping
keluarga
tidak efektif
secara fisik, psikologis, dan ekonomi ↓ Mekanisme koping keluarga tidak efektif
II. Trimester II
No
Data
Etiologi
Masalah
. 1.
DS : -
Klien
Uterus yang membesar merasa
sesak napas
↓
Ketidakefektifan pola nafas
Penekanan diafragma
DO:
↓ Kesulitan untuk bernapas
2.
DS:
hormon progresteron dan hormon relaxing
Keluhan umum yang terjadi
pada
trimester 2: -
↓
merasakan nyeri pada
nyeri punggung ↓
persendian,
Pelvis tidak stabil, bertambahnya lengkung lumbar dan
pergerakan sendi
peningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan
Klien
punggung
↓
dan servikotorakal ↓
yang
Nyeri pingang
Ketidaknyamanan
berlebih -
mengeluh nyeri pinggang
-
Pembesaran Uterus
sulit untuk BAB (konstipasi)
↓ Peregangan ligamentum
DO:-
↓ Nyeri pada ligamen
Pengaruh hormom progesteron ↓ Motilitas saluran GI menurun ↓ Usus halus dikompresi oleh uterus yang membesar ↓ Reabsropsi air meningkat dan tinja menjadi kering ↓ sulit BAB 3.
DS :-
Meningkatnya aliran darah ke daerah kulit
DO :
↓
-
cloasma
Lobus anterior
gravidarum -
jerawat
-
kulit
↓ Meningkat sekresi Melanophore Stimulating
wajah
berminyak -
↓
spider pada
nevy leher,
dada, muka dan tangan -
Hormon
aerola menghitam
Perubahan pada kulit
Gangguan tubuh
citra
III. Trimester III No
1.
Data
DS
:
Adanya
mengeluh
kram
Etiologi
sesak
nafas,
Tekanan Uterus meningkat
kaki,
pasien
↓
Mengeluh nyeri punggung DO: RR meningkat
Masalah
Ketidaknyamanan
menekan diagframa ↓ ekspansi paru kurang optimal ↓ nafas sesak
kekurangan kalsium karena vaskularisasi menurun ↓ Peningkatan tekanan uterus ↓ Menekan syaraf tulang belakang ↓ Nyeri Nyeri punggung
2.
Didapatkan gejala umum pada trimester III DS : mengeluh tidak bisa tidur DO :-
Gerakan janin, sering buang air besar dan kecil ↓ insomnia
Gangguan pola tidur
3
DS : takut untuk berhubungan
Ketidaknyamanan (sesak napas,
Perubahan
seksual karena merasa berbahaya
kelelahan, pembesaran abdomen)
seksualitas
bagi janin
pola
↓
DO : uterus semakin besar
Khawatir akan kondisi fisik dan janin ↓ Penurunan hasrat seksual ↓ Perubahan pola seksual
4
DS : mengeluh khawatir dan
kurangnya pengetahuan mengenai
cemas
proses persalinan
DO: -
↓
Koping individu/keluarga tidak efektif
Khawatir,cemas ↓ Koping tidak efektif 5
DS
:
kurang
mengetahui
mengenai proses persalinan dan perawatan bayi DO:6
DS: DO: tekanan darah tinggi
Informasi yang kurang
Kurang pengetahuan
↓ Kurang pengetahuan mengenai proses persalinan Beban kerja jantung meningkat ↓ Hipertropi otot jantung terutama ventrikel kiri ↓ Curah jantung meningkat ↓ Tekanan darah meningkat
Resiko
tinggi
terhadap ibu
cedera
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester I
1. Diagnosa : Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual/muntah, peningkatan kebutuhan nutrisi, ditandai dengan : DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang. DO: Tujuan : Tupan : ibu menunjukan penambahan berat badan yang sesuai (minimal 1,5 pada akhir trimester pertama). Tupen : Pada kunjungan selanjutnya, ibu sudah dapat: 1. Menjelaskan komponen diet seimbang bagi ibu hamil 2. Mengikuti diet yang dianjurkan 3. Mengkonsumsi zat besi/vitamin sesuai resep Intervensi
Rasional
Mandiri : 1. Tentukan
Mandiri : keadekuatan
kebiasaan
asupan
nutrisi
dulu/sekarang dalam 24 jam.
1. Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan.
2. Anjurkan meningkatkan asupan karbohidrat saat bangun
2. Menurunkan kemungkinan gangguan gastric yang dapat
tidur, makan sedikit dan sering, dan menghindari bau-bau
disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung yang
menyengat.
kosong
atau
peningkatan
sensitivitas
terhadap
bau
menyengat, makanan pedas atau makanan tertentu. 3. Lihat riwayat kesehatan, catat usia (khusunya kurang dari 20
tahun, atau lebih dari 35 tahun).
3. Usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
merupakan usia beresiko. Selain itu, remaja akan cenderung mengalami malnutrisi/anemia dank lien lansia mungkin cenerung obesitas/diabetes gestasional.
4. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.
4. Untuk menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode prenatal,
laju
basal
metabolic
meningkat
20%-25%
(khusunya pada kehamilan lanjut), sehingga resiko klien mengalami nutrisi buruk dapat terjadi. Penambahan 800 mg zat besi diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan janin. 5. Berikan informasi turtulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitamin /zat besi setiap hari . 6. Evaluasi
5. Materi
referensi
yang
dapat
dipelajari
di
rumah,
meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.
motivasi/sikap dengan mendengar keterangan
6. Bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi
klien\ dan meminta umpan balik tentang informasi yang
lanjut atau intervensi lain yang mungkin dapat diindikasikan.
telah diberikan. 7. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan.
7. Dapat menu jukan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh ada budaya yang melarang ibu mengkonsumsi ikan selama hamil, karena dapat mengakibatkan bayinya berbau amis.
8. Perhatikan adanya ngidam. Kaji pilihan makanan yang
8. Beberapa bahan makanan tidak dianjurkan dikonsumsi oleh
tahun, atau lebih dari 35 tahun).
merupakan usia beresiko. Selain itu, remaja akan cenderung mengalami malnutrisi/anemia dank lien lansia mungkin cenerung obesitas/diabetes gestasional.
4. Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.
4. Untuk menentukan kebutuhan belajar khusus. Pada periode prenatal,
laju
basal
metabolic
meningkat
20%-25%
(khusunya pada kehamilan lanjut), sehingga resiko klien mengalami nutrisi buruk dapat terjadi. Penambahan 800 mg zat besi diperlukan selama kehamilan untuk perkembangan janin. 5. Berikan informasi turtulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan suplemen vitamin /zat besi setiap hari . 6. Evaluasi
5. Materi
referensi
yang
dapat
dipelajari
di
rumah,
meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang.
motivasi/sikap dengan mendengar keterangan
6. Bila klien tidak termotivasi untuk memperbaiki diet, evaluasi
klien\ dan meminta umpan balik tentang informasi yang
lanjut atau intervensi lain yang mungkin dapat diindikasikan.
telah diberikan. 7. Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan.
7. Dapat menu jukan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh ada budaya yang melarang ibu mengkonsumsi ikan selama hamil, karena dapat mengakibatkan bayinya berbau amis.
8. Perhatikan adanya ngidam. Kaji pilihan makanan yang
dikonsumsi.
8. Beberapa bahan makanan tidak dianjurkan dikonsumsi oleh
ibu
hamil,
seperti
nenas
yang
dapat
menyebabkan
keguguran. 9. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
9. Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembanagn janin.
10. Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosa.
10. Dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial risiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, diabetic ketoasidosis, dan hipertensi pada kehamilan.
11. Ukur pembesaran uterus. Kolaborasi : 1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misal pada ahli diet)
11. Malnutrisi pada ibu berefek negatif pada pertumbuhan janin. Kolaborasi : 1. Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi.
dikonsumsi.
ibu
hamil,
seperti
nenas
yang
dapat
menyebabkan
keguguran. 9. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
9. Mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembanagn janin.
10. Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosa.
10. Dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial risiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, diabetic ketoasidosis, dan hipertensi pada kehamilan.
11. Ukur pembesaran uterus.
11. Malnutrisi pada ibu berefek negatif pada pertumbuhan janin.
Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Buat rujukan yang perlu sesuai indikasi (misal pada ahli diet)
1. Mungkin diperlukan bantuan tambahan terhadap pilihan nutrisi.
2. Diagnosa : Ketidaknyamanan b.d perubahan fisik dan pengaruh hormonal , ditandai oleh : DS : klien mengatakan tidak nyaman karena payudara membesar dan terasa penuh, sering BAK, DO: Tujuan : Tupan : Pada pertemuan selanjutnya ibu sudah bisa mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu. Tupen: Setelah diberikan intervensi ibu dapat menyebutkan perubahan fisik yang terjadi saat kehamilan dan penyebabnya. Intervensi Mandiri: 1. Catat adanya rasa tidak nyaman.
Rasional Mandiri: 1. Memberikan
informasi
untuk
memilih
intervensi;
petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan dan nyeri. 2. Anjurkan penggunaan bra yang menyokong . Tinjau perawatan putting . 3. Tekankan pentingnya menghindari stimulasi putting berlebihan.
2. Memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar, menguatkan jaringan areola. 3. Stimulasi
putting
berlebihan
dapat
memperbesar
kemungkinan persalinan praterm melalui pelepasan oksitosin.
4. Instruksikan penggunaan teknik Hoffman, dengan cara: posisikan jempol dan telunjuk pada arah yang saling
4. Teknik Hoffman adalah teknik untuk menonjolkan puting yang datar/masuk.
2. Diagnosa : Ketidaknyamanan b.d perubahan fisik dan pengaruh hormonal , ditandai oleh : DS : klien mengatakan tidak nyaman karena payudara membesar dan terasa penuh, sering BAK, DO: Tujuan : Tupan : Pada pertemuan selanjutnya ibu sudah bisa mengidentifikasi tindakan-tindakan yang dapat memberikan kenyamanan bagi ibu. Tupen: Setelah diberikan intervensi ibu dapat menyebutkan perubahan fisik yang terjadi saat kehamilan dan penyebabnya. Intervensi Mandiri: 1. Catat adanya rasa tidak nyaman.
Rasional Mandiri: 1. Memberikan
informasi
untuk
memilih
intervensi;
petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan dan nyeri. 2. Anjurkan penggunaan bra yang menyokong . Tinjau perawatan putting . 3. Tekankan pentingnya menghindari stimulasi putting berlebihan.
2. Memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar, menguatkan jaringan areola. 3. Stimulasi
putting
berlebihan
dapat
memperbesar
kemungkinan persalinan praterm melalui pelepasan oksitosin.
4. Instruksikan penggunaan teknik Hoffman, dengan cara: posisikan jempol dan telunjuk pada arah yang saling
4. Teknik Hoffman adalah teknik untuk menonjolkan puting yang datar/masuk.
berhadapan. Tekanlah kedua jari ke arah areola menuju puting sambil menarik puting keluar. 5. Kaji adanya hemoroid, perhatikan keluhan-keluhan gatal, bengkak, dan perdarahan.
5. Penurunan motilitas gastrointestinal dan perubahan usus serta tekanan pada system pembuluh darah oleh pembesaran uterus member kecenderungan terjadinya hemoroid.
6. Kram kaki; instruksikan untuk posisi dorsofleksi telapak
6. Meningkatkan suplai darah ke kaki. Kelebihan asupan
kaki dengan kaki diekstensikan serta mengurangi makan
produk susu mengakibatkan kadar fosfor lebih besar
keju dan susu.
daripada
kalsium,
sehingga
menimbulkan
ketidakseimbangan yang mengakibatkan kram otot. 7. Leukorea : anjurkan mandi dengan teratur dan perawatan perineal, menggunakan celana dalam dari katun. 8. Tinjau ulang perubahan fisiologis yang mempengaruhi
7. Meningkatkan
hygiene
dengan
mengangkat/mengabsorpsi sekret vagina yang berlebih. 8. Frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus yang
frekuensi berkemih. Anjurkan menghindari minuman
membesar
dan
menekan
kandung
kemih.
Kafein
yang mengandung kafein.
mempunyai sifat diuretic yang dapat memperberat masalah frekuensi berkemih.
9. Kaji tingkat kelelahan. Kolaborasi: 1. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan
9. Mendorong klien untuk mengatur waktu i stirahat. Kolaborasi : 1. Membantu dalam memperbaiki keseimbangan kalsium
berhadapan. Tekanlah kedua jari ke arah areola menuju puting sambil menarik puting keluar. 5. Kaji adanya hemoroid, perhatikan keluhan-keluhan
5. Penurunan motilitas gastrointestinal dan perubahan usus
gatal, bengkak, dan perdarahan.
serta tekanan pada system pembuluh darah oleh pembesaran uterus member kecenderungan terjadinya hemoroid.
6. Kram kaki; instruksikan untuk posisi dorsofleksi telapak
6. Meningkatkan suplai darah ke kaki. Kelebihan asupan
kaki dengan kaki diekstensikan serta mengurangi makan
produk susu mengakibatkan kadar fosfor lebih besar
keju dan susu.
daripada
kalsium,
sehingga
menimbulkan
ketidakseimbangan yang mengakibatkan kram otot. 7. Leukorea : anjurkan mandi dengan teratur dan perawatan
7. Meningkatkan
perineal, menggunakan celana dalam dari katun.
hygiene
dengan
mengangkat/mengabsorpsi sekret vagina yang berlebih.
8. Tinjau ulang perubahan fisiologis yang mempengaruhi
8. Frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus yang
frekuensi berkemih. Anjurkan menghindari minuman
membesar
dan
menekan
kandung
kemih.
Kafein
yang mengandung kafein.
mempunyai sifat diuretic yang dapat memperberat masalah frekuensi berkemih.
9. Kaji tingkat kelelahan.
9. Mendorong klien untuk mengatur waktu i stirahat.
Kolaborasi:
Kolaborasi :
1. Tambahkan suplemen kalsium setiap hari bila asupan
1. Membantu dalam memperbaiki keseimbangan kalsium
produk susu dikurangi.
dan menurunkan kram otot.
3. Diagnosa : Resiko kekurangan volume cairan b.d muntah, peningkatan kebutuhan cairan, ditandai dengan: DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang DO: Tujuan : Tupan: Kebutuhan cairan tercukupi. Tupen : 1. Setelah diberi intervensi, ibu dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi mual dan muntah. 2. Tanda dan gejala berkurang Intervensi Mandiri: 1. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran urine, dan penurunan berat badan setiap hari 2. Kaji suhu, turgor kulit, membrane mukosa, dan tekanan darah, dan suhu. Timbang berat badan klien dan bandingkan dengan standar.
Rasional Mandiri: 1. Muntah
dapat
mengakibatkan
dehidrasi
dan
ketidakseimbangan elektrolit. 2. Indikator
dalam
membantu
tingkat/kebutuhan hidrasi.
untuk
mengevaluasi
produk susu dikurangi.
dan menurunkan kram otot.
3. Diagnosa : Resiko kekurangan volume cairan b.d muntah, peningkatan kebutuhan cairan, ditandai dengan: DS: klien mengatakan sering mual dan muntah tiap pagi, sehingga nafsu makan berkurang DO: Tujuan : Tupan: Kebutuhan cairan tercukupi. Tupen : 1. Setelah diberi intervensi, ibu dapat menyebutkan penyebab dan cara mengatasi mual dan muntah. 2. Tanda dan gejala berkurang Intervensi Mandiri:
Rasional Mandiri:
1. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran urine,
1. Muntah
dan penurunan berat badan setiap hari 2. Kaji suhu, turgor kulit, membrane mukosa, dan tekanan
dapat
mengakibatkan
dehidrasi
dan
ketidakseimbangan elektrolit. 2. Indikator
darah, dan suhu. Timbang berat badan klien dan bandingkan
dalam
membantu
untuk
mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
dengan standar.
4.Diagnosa : Resiko tinggi cedera b.d mal nutrisi, kemajanan pada agen infeksius, kelainan genetik dan akfivitas, ditandai dengan DS: ibu mengeluh lelah karena pekerjannya DO: Tujuan: Tupan: Ibu memiliki perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin. Sehingga dapat mencegah terjadinya cedera. Tupen: Setelah dilakukan intervensi, ibu dapat: 1. Menyebutkan penyebab dan akibat dari cedera 2. Mengatur aktivitas dan diet yang tepat pada saat kehamilan. Intervensi
Rasional
Mandiri :
Mandiri:
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu.
1. Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan ibu, khususnya di tm I, saat perkembangan sistem organ paling rentan terhadap cedera dari faktor lingkungan/keturunan.
2. Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan. Anjurkan klien melakukan aktivitas secukupnya bukan latihan berat.
2. Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karena latihan keras.
Misalnya berenang, bersepeda. 3. Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman menggunakan kondom
3. Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat meningkatkan resiko transmisi penyakit hubungan seksual
4.Diagnosa : Resiko tinggi cedera b.d mal nutrisi, kemajanan pada agen infeksius, kelainan genetik dan akfivitas, ditandai dengan DS: ibu mengeluh lelah karena pekerjannya DO: Tujuan: Tupan: Ibu memiliki perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan diri sendiri dan janin. Sehingga dapat mencegah terjadinya cedera. Tupen: Setelah dilakukan intervensi, ibu dapat: 1. Menyebutkan penyebab dan akibat dari cedera 2. Mengatur aktivitas dan diet yang tepat pada saat kehamilan. Intervensi
Rasional
Mandiri :
Mandiri:
1. Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu.
1. Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan dengan kesejahteraan ibu, khususnya di tm I, saat perkembangan sistem organ paling rentan terhadap cedera dari faktor lingkungan/keturunan.
2. Diskusikan tingkat aktivitas normal dan latihan. Anjurkan klien melakukan aktivitas secukupnya bukan latihan berat.
2. Aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70% karena latihan keras.
Misalnya berenang, bersepeda. 3. Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman menggunakan kondom
3. Kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat meningkatkan resiko transmisi penyakit hubungan seksual
(PHS), khususnya HIV. 4. Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat
4. Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan intra uterine
badan. Diskusikan kurva penambahan berat badan normal
growthretardation (IUGR) pada janin dan bayi berat badan
untuk setiap trimester.
lahir rendah.
5. Pantau Hb, dan Ht.
5. Hb essensial untuk oengangutan oksigen.
6. Tinjau ulang riwayat obstetri untuk faktor-faktor resiko
6. Mengidentifikasi faktor resiko fisik dan psikologis untuk
tinggi. Misalnya, gaya hidup kelas atas, budaya, stressor
evaluasi tambahan dan atau intervensi.
emosi, penggunaan obat-obatan, potensial teratogen seperti alkohol/nikotin. 7. Kaji terhadap kemungkinan resiko tinggi berkenaan dengan kelainan genetik.
7. Klien yang beresiko terhadap kelainan genetik tertentu membutuhkan
tes
untuk
menentukan
apakah
janin
berpengaruh. 8. Berikan informasi hal yang dapat mengakibatkan terjadinya perkembangan abnormal seperti sinar X, alkohol, nikotin, virus
STORCH
(sifilis,
toxoplasmosis,
8. Membantu klien membuat pilihan tentang perilaku atau lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.
rubela,
sitomegalovirus, herves simplex) dan HIV. 9. Tekankan perlunya mencuci tangan setelah kontak dengan binatang. 10. Anjurkan pemberhentian penggunaan tembakau.
9. Toxoplasma gondii paling sering ditransmisikan melalui feses kucing. 10. Merokok
dapat
mempengaruhi
sirkulasi
pasenta
dan
(PHS), khususnya HIV. 4. Tinjau ulang kebiasaan dan budaya diet klien. Timbang berat
4. Malnutrisi pada ibu dihubungkan dengan intra uterine
badan. Diskusikan kurva penambahan berat badan normal
growthretardation (IUGR) pada janin dan bayi berat badan
untuk setiap trimester.
lahir rendah.
5. Pantau Hb, dan Ht.
5. Hb essensial untuk oengangutan oksigen.
6. Tinjau ulang riwayat obstetri untuk faktor-faktor resiko
6. Mengidentifikasi faktor resiko fisik dan psikologis untuk
tinggi. Misalnya, gaya hidup kelas atas, budaya, stressor
evaluasi tambahan dan atau intervensi.
emosi, penggunaan obat-obatan, potensial teratogen seperti alkohol/nikotin. 7. Kaji terhadap kemungkinan resiko tinggi berkenaan dengan kelainan genetik.
7. Klien yang beresiko terhadap kelainan genetik tertentu membutuhkan
tes
untuk
menentukan
apakah
janin
berpengaruh. 8. Berikan informasi hal yang dapat mengakibatkan terjadinya perkembangan abnormal seperti sinar X, alkohol, nikotin, virus
STORCH
(sifilis,
toxoplasmosis,
8. Membantu klien membuat pilihan tentang perilaku atau lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan.
rubela,
sitomegalovirus, herves simplex) dan HIV. 9. Tekankan perlunya mencuci tangan setelah kontak dengan binatang. 10. Anjurkan pemberhentian penggunaan tembakau.
9. Toxoplasma gondii paling sering ditransmisikan melalui feses kucing. 10. Merokok
dapat
mempengaruhi
sirkulasi
pasenta
dan
janin
dan
kesehatan janin. Kolaborasi : 1. Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal
Kolaborasi: 1. Memberikan
informasi
tentang
gestasi
mengidentifikasi kehamilan miltiple. 2. Lakukan kultur vaginal. Serum harus didapatkan untuk tes HIV.
2. Tindakan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan hasil kultur
3. Lakukan tes serologi.
3. Unttuk menentukan diagnosis
4. Evaluasi titer rubella untuk imunitas.
4. Skreening untuk kerentanan yang memungkinkan klien mendapatkan tindakan yang tepat sehingga menurunkan kemungkinan pemajanan pranatal.
5. Diskusikan kemungkinan pilihan tindakan seperti aborsi.
5. Aborsi terapeutik dapat dipertimbangkan bila penyakit didiagnosa sebelum gestasi minggu ke 20.
kesehatan janin. Kolaborasi :
Kolaborasi:
1. Kaji perkembangan uterus melalui pemeriksaan internal
1. Memberikan
informasi
tentang
gestasi
janin
dan
mengidentifikasi kehamilan miltiple. 2. Lakukan kultur vaginal. Serum harus didapatkan untuk tes HIV.
2. Tindakan yang tepat dapat dilakukan berdasarkan hasil kultur
3. Lakukan tes serologi.
3. Unttuk menentukan diagnosis
4. Evaluasi titer rubella untuk imunitas.
4. Skreening untuk kerentanan yang memungkinkan klien mendapatkan tindakan yang tepat sehingga menurunkan kemungkinan pemajanan pranatal.
5. Diskusikan kemungkinan pilihan tindakan seperti aborsi.
5. Aborsi terapeutik dapat dipertimbangkan bila penyakit didiagnosa sebelum gestasi minggu ke 20.
5. Diagnosa : Keletihan b.d peningkatan metabolisme tubuh, peningkatan kebutuhan energi, ditandai dengan: DS: klien mengeluh lemah dan lesu DO:Tujuan : Tupan: Ibu melaporkan adanya peningkatan energi Tupen : Setelah diberi intervensi 1. Ibu mengetahui penyebab kelelahan 2. Ibu dapat memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan atau tingkat energi Intervensi Mandiri :
Rasional Mandiri:
1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal.
1. Membantu menyususn waktu istirahat yang cukup
2. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur
2. Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
malam. 3. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat besi dalam tubuh, anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
dengan pertumbuhan jaringan ibu dan janin. 3. Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.
5. Diagnosa : Keletihan b.d peningkatan metabolisme tubuh, peningkatan kebutuhan energi, ditandai dengan: DS: klien mengeluh lemah dan lesu DO:Tujuan : Tupan: Ibu melaporkan adanya peningkatan energi Tupen : Setelah diberi intervensi 1. Ibu mengetahui penyebab kelelahan 2. Ibu dapat memodifikasi gaya hidup untuk memenuhi perubahan kebutuhan atau tingkat energi Intervensi Mandiri :
Rasional Mandiri:
1. Tentukan siklus tidur bangun yang normal.
1. Membantu menyususn waktu istirahat yang cukup
2. Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari, 8 jam setiap tidur
2. Istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
malam.
dengan pertumbuhan jaringan ibu dan janin.
3. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zat besi dalam tubuh,
3. Kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar
anjurkan mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai
karena penurunan jumlah pembawa oksigen.
indikasi.
6. Diagnosa : Perubahan peran b.d kehamilan Tujuan : -
Tupan : Ibu dan keluarga dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan peran selama kehamilan.
-
Tupen : Setelah diberi intervensi : 1. Ibu mengetahui perubahan peran yang t erjadi saat kehamilan 2. Ibu dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan akibat perubahan peran yang mungkin terjadi Intervensi
Mandiri:
Rasional Mandiri:
1. Evaluasi respon klien/pasangan pada kehamilan, stressor
1. Mengidentifaksi kebutuhan untuk membantu perencanaan
individu dan keluarga, dan implikasi budaya dari kehamilan
intervensi. Kemampuan klien/pasangan untuk beradaptasi
dan melahirkan anak
positif terhadap “krisis” tergantung pada s ystem pendukung, keyakinan budaya. Sekalipun kehamilan direncanakan, ibu mungkin tetap merasa belum siap terhadap kehamilankarena masalah financial dan perubahan peran menjadi seorang ibu.
2. Patikan cara klien/pasangan mengatasi stressor pada masal lalu.
2. Memberikan
informasi
sesuai
dengan
kemampuan
klien/pasangan untuk mengatasi stress secara positif. Metode koping yang digunakan pada masa lalu, cendeung digunakan
6. Diagnosa : Perubahan peran b.d kehamilan Tujuan : -
Tupan : Ibu dan keluarga dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan peran selama kehamilan.
-
Tupen : Setelah diberi intervensi : 1. Ibu mengetahui perubahan peran yang t erjadi saat kehamilan 2. Ibu dapat mengungkapkan perasaan yang dirasakan akibat perubahan peran yang mungkin terjadi Intervensi
Mandiri:
Rasional Mandiri:
1. Evaluasi respon klien/pasangan pada kehamilan, stressor
1. Mengidentifaksi kebutuhan untuk membantu perencanaan
individu dan keluarga, dan implikasi budaya dari kehamilan
intervensi. Kemampuan klien/pasangan untuk beradaptasi
dan melahirkan anak
positif terhadap “krisis” tergantung pada s ystem pendukung, keyakinan budaya. Sekalipun kehamilan direncanakan, ibu mungkin tetap merasa belum siap terhadap kehamilankarena masalah financial dan perubahan peran menjadi seorang ibu.
2. Patikan cara klien/pasangan mengatasi stressor pada masal lalu.
2. Memberikan
informasi
sesuai
dengan
kemampuan
klien/pasangan untuk mengatasi stress secara positif. Metode koping yang digunakan pada masa lalu, cendeung digunakan
pada masa krisis selanjutnya. 3. Kaji situasi ekonomi dan kebutuhan financial. Buat rujukan sesuai kebutuhan.
3. Dampak kehamilan pada keluarga tanpa sumber-sumber yang adekuat dapat menciptakan stress tambahan. Beberapa budaya
memandang
pelayanan
kesehatan
tidak
menghasilkan apa-apa, akibatnya lebih memilih melakukan aborsi atau tidak mengikuti perawatan prenatal. 4. Dapatkan informasi tentang persiapan atau kurangnya persiapan yang dibuat untuk bayi. 5. Jelaskan labilnya emosi sebagai karakteristik kehamilan.
4. Dapat mengalami ketakutan bahwa merencanakan terlebih dahulu potensial ”menentang kehendak Tuhan”. 5. Membantu klien/pasangan memahami perubahan alam perasaan. Pasangan menyadari kebutuhan untuk memberikan dukungan pada saat ini.
6. Berikan informasi dan anjurkan mengikuti kelas antenatal.
6. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan secara formal/informal tentang masalah, perasaan, dan dukungan sesama.
7. Kaji perilaku maladaptive (mis: menarik diri, marah/reaksi yang tidak tepat, perawatan diri yang kurang baik) Kolaborasi: 1. Rujuk pada konseling psikologis (bila perlu)
7. Memberikan informasi tentang kemampuan klien untuk mengatasi stress dan kebutuhan akan intervensi. Kolaborasi: 1. Bantuan selanjutnya untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dapat membantu. Pada akhir trimester
pada masa krisis selanjutnya. 3. Kaji situasi ekonomi dan kebutuhan financial. Buat rujukan sesuai kebutuhan.
3. Dampak kehamilan pada keluarga tanpa sumber-sumber yang adekuat dapat menciptakan stress tambahan. Beberapa budaya
memandang
pelayanan
kesehatan
tidak
menghasilkan apa-apa, akibatnya lebih memilih melakukan aborsi atau tidak mengikuti perawatan prenatal. 4. Dapatkan informasi tentang persiapan atau kurangnya persiapan yang dibuat untuk bayi. 5. Jelaskan labilnya emosi sebagai karakteristik kehamilan.
4. Dapat mengalami ketakutan bahwa merencanakan terlebih dahulu potensial ”menentang kehendak Tuhan”. 5. Membantu klien/pasangan memahami perubahan alam perasaan. Pasangan menyadari kebutuhan untuk memberikan dukungan pada saat ini.
6. Berikan informasi dan anjurkan mengikuti kelas antenatal.
6. Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan secara formal/informal tentang masalah, perasaan, dan dukungan sesama.
7. Kaji perilaku maladaptive (mis: menarik diri, marah/reaksi yang tidak tepat, perawatan diri yang kurang baik) Kolaborasi:
7. Memberikan informasi tentang kemampuan klien untuk mengatasi stress dan kebutuhan akan intervensi. Kolaborasi:
1. Rujuk pada konseling psikologis (bila perlu)
1. Bantuan selanjutnya untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dapat membantu. Pada akhir trimester
pertama, klien/pasangan harus mengalami keberhasilan dalam mencapai tugas menerima kehamilan.
7. Diagnosa : Mekanisme koping keluarga tidak efektif b.d ketidaksiapan keluarga dalam menerima kehamilan Tujuan: Tupan: Ibu dan keluarga dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif. Tupen: Setelah diberi intervensi ibu dan keluarga dapat menerima kehamilan Intervensi Mandiri:
Rasional Mandiri:
1. Identifikasi hubungan antar anggota keluarga, perhatikan
1. Kehamilan adalah situasi krisis terhadap klien/pasangan dan
stressor (mis; gaya komunikasi, interaksi antar anggota
anggota keluarga, mengakibatkan ketidakseimbangan yang
keluarga).
memerlukan adaptasi pada peran baru dan tanggung jawab.
2. Kaji hubungan klien/pasangan dengan orang tua.
2. Dapat memberikan pengertian untuk membantu pasangan dalam menjalani peran menjadi orang tua. Orang tua baru cenderung menggunakan orang tua mereka sendiri sebagai model peran dan akan mengadopsi perilaku positif atau negative orang tua.
3. Evaluasi respon saudara kandung pada kehamilan dan
3. Pada trimester pertama, saudara sekandung yang masih
pertama, klien/pasangan harus mengalami keberhasilan dalam mencapai tugas menerima kehamilan.
7. Diagnosa : Mekanisme koping keluarga tidak efektif b.d ketidaksiapan keluarga dalam menerima kehamilan Tujuan: Tupan: Ibu dan keluarga dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif. Tupen: Setelah diberi intervensi ibu dan keluarga dapat menerima kehamilan Intervensi Mandiri:
Rasional Mandiri:
1. Identifikasi hubungan antar anggota keluarga, perhatikan
1. Kehamilan adalah situasi krisis terhadap klien/pasangan dan
stressor (mis; gaya komunikasi, interaksi antar anggota
anggota keluarga, mengakibatkan ketidakseimbangan yang
keluarga).
memerlukan adaptasi pada peran baru dan tanggung jawab.
2. Kaji hubungan klien/pasangan dengan orang tua.
2. Dapat memberikan pengertian untuk membantu pasangan dalam menjalani peran menjadi orang tua. Orang tua baru cenderung menggunakan orang tua mereka sendiri sebagai model peran dan akan mengadopsi perilaku positif atau negative orang tua.
3. Evaluasi respon saudara kandung pada kehamilan dan
perubahan yang akan terjadi dalam struktur keluarga
3. Pada trimester pertama, saudara sekandung yang masih
muda mungkin tidak menyadari realitas dan konsekuensi kehamilan jangka panjang. Anak yang lebiih besar mungkin tidak menunjukan perasaan negative yang kelihatan, namun secara
internal
mereka
mulai
takut
akan
perubahan
keamanan hubungan mereka dengan orang tua. 4. Berikan informasi tentang kehadiran ayah/saudara kandung pada kelas antenatal dan partisipasi d alam kelahiran, sesuai
4. Membantu anggota keluarga untuk menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kehamilan dan kelahiran.
kebutuhan. 5. Berikan daftar bahan bacaan yang tepat untuk klien
5. Informasi
membantu
individu
untuk
secara
realistis
/pasangan/saudara sekandung mengenai penyesuaian bayi
menganalisa perubahan-perubahan dalam struktur keluarga,
bari lahir.
peran, dan perilaku.
perubahan yang akan terjadi dalam struktur keluarga
muda mungkin tidak menyadari realitas dan konsekuensi kehamilan jangka panjang. Anak yang lebiih besar mungkin tidak menunjukan perasaan negative yang kelihatan, namun secara
internal
mereka
mulai
takut
akan
perubahan
keamanan hubungan mereka dengan orang tua. 4. Berikan informasi tentang kehadiran ayah/saudara kandung pada kelas antenatal dan partisipasi d alam kelahiran, sesuai
4. Membantu anggota keluarga untuk menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kehamilan dan kelahiran.
kebutuhan. 5. Berikan daftar bahan bacaan yang tepat untuk klien
5. Informasi
membantu
individu
untuk
secara
realistis
/pasangan/saudara sekandung mengenai penyesuaian bayi
menganalisa perubahan-perubahan dalam struktur keluarga,
bari lahir.
peran, dan perilaku.
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester II
1. Diagnosa : Ketidakefektifan pola pernafasan b.d dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus. -
DO :
-
DS :
Ibu merasa sesak napas
Tujuan : -
Tupan: Klien tidak mengalami sesak napas
-
Tupen: 1. Dalam waktu 1x pertemuan klien dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan mandiri saat klien mengalami sesak napas 2. Dalam waktu 2x pertemuan klien mengatakan dapat mengatasi keluhan sesak napasnya Intervensi
MANDIRI 1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
Rasional 1. Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira – kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah
2. Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin
sinus,tuberkulosis). 3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya
3. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester II
1. Diagnosa : Ketidakefektifan pola pernafasan b.d dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus. -
DO :
-
DS :
Ibu merasa sesak napas
Tujuan : -
Tupan: Klien tidak mengalami sesak napas
-
Tupen: 1. Dalam waktu 1x pertemuan klien dapat mengidentifikasi dan melakukan tindakan mandiri saat klien mengalami sesak napas 2. Dalam waktu 2x pertemuan klien mengatakan dapat mengatasi keluhan sesak napasnya Intervensi
MANDIRI 1. Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
Rasional 1. Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira – kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
2. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah
2. Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin
sinus,tuberkulosis). 3. Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya
3. Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32
masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali
mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia
pada klien dengan anemia sel sabit).
dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering
4. Menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan. 5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk 5. Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari
memaksimalkan
yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan
ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.Pengubahan posisi tegak
posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
penurunan
diafragmatik,
meningkatkan
masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali
mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia
pada klien dengan anemia sel sabit).
dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
4. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering
4. Menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan. 5. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk 5. Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari
memaksimalkan
penurunan
diafragmatik,
meningkatkan
yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan
ketersediaan ruang untuk ekspansi paru.Pengubahan posisi tegak
posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.
2. Diagnosa : Ketidaknyaman b.d perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit, ditandai oleh: DS: - Ibu mengatakan sering merasakan nyeri pada persendian, punggung dan pergerakan sendi yang berlebih - Ibu mengeluh nyeri pinggang - Ibu mengeluh nyeri uluh hati - Ibu merasa sulit untuk BAB (konstipasi) DO: Tujuan : Tupan: Klien dapat metoleransi ketidaknyaman yang dialaminya. Tupen: 1. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi dan mendemontrasikan tindakan perawatan diri yang tepat. 2. Dalam waktu 2x pertemuan, klien melaporkan ketidaknyaman dapat diminimalkan/ dicegah. Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feses. 1. Membantu dalam pencegahan/ penatalaksanaan konstipasi. 2. Perhatikan adanya nyeri ulu hati; tinjau ulang riwayat diet. 2. Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastrik; makanan Jelaskan
fisiologis
masalah.
Anjurkan
klien
menghindari
sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi
makanan gorengan/ berlemak, makan enam kali sehari dalam
fowler, menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan
porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari makanan yang
dingin membantu mencegah refluks gastrik.
2. Diagnosa : Ketidaknyaman b.d perubahan pada mekanika tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit, ditandai oleh: DS: - Ibu mengatakan sering merasakan nyeri pada persendian, punggung dan pergerakan sendi yang berlebih - Ibu mengeluh nyeri pinggang - Ibu mengeluh nyeri uluh hati - Ibu merasa sulit untuk BAB (konstipasi) DO: Tujuan : Tupan: Klien dapat metoleransi ketidaknyaman yang dialaminya. Tupen: 1. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi dan mendemontrasikan tindakan perawatan diri yang tepat. 2. Dalam waktu 2x pertemuan, klien melaporkan ketidaknyaman dapat diminimalkan/ dicegah. Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Diskusikan masukan diet, latihan, dan penggunaan pelunak feses. 1. Membantu dalam pencegahan/ penatalaksanaan konstipasi. 2. Perhatikan adanya nyeri ulu hati; tinjau ulang riwayat diet. 2. Makanan berlemak meningkatkan keasaman gastrik; makanan Jelaskan
fisiologis
masalah.
Anjurkan
klien
menghindari
sering dalam porsi kecil menetralkan keasaman. Posisi semi
makanan gorengan/ berlemak, makan enam kali sehari dalam
fowler, menurunkan masukan cairan, dan menghindari makanan
porsi kecil, lakukan posisi semi fowler, hindari makanan yang
dingin membantu mencegah refluks gastrik.
sangat dingin. 3. Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung 3. Menghilangkan tegang pada punggung bawah yang disebabkan bagian bawah. Demonstrasikan latihan (mis. Mengangkat
oleh
peningkatan
lengkung
panggul, berbaring datar pada punggung dan punggung menekan
pengencangan otot-otot punggung
vertebra
lumbosakral
dan
lantai). Tinjau ulang yang dikenakan ibu dengan tepat (mis. Sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman). 4. Pantau adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan 4. Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium jaringan, kaki dan dorsofleksi telapak kaki.
potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan dorsofleksi telapak kaki meningkatkan perfusi jaringan dan membantu menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas
5. Anjurkan ibu hamil untuk merencanakan periode istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya.
bagian bawah. 5. Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus
-
Posisi miring kiri
dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada
-
Posisi terlentang, anjurkan ibu yang memiliki varises di
vena kava asenden (hipotensi supine). Posisi terlentang dengan
vulva untuk meletakkan bantal di bawah pinggangnya.
kaki diluruskan ke atas dan disandarkan miring ke dinding dapat menginstirahatkan tungkai dan mengurangi edema dan varises. Anjurkan ibu yang memiliki varises di vulva untuk meletakkan bantal di bawah pinggangnya.
6. Ajarkan ibu cara untuk bangun dari posisi miring secara perlahan 6. Menghindari ketegangan pada punggung dan meminimalkan
sangat dingin. 3. Perhatikan adanya sakit punggung dan tekanan pada punggung 3. Menghilangkan tegang pada punggung bawah yang disebabkan bagian bawah. Demonstrasikan latihan (mis. Mengangkat
oleh
peningkatan
lengkung
vertebra
panggul, berbaring datar pada punggung dan punggung menekan
pengencangan otot-otot punggung
lumbosakral
dan
lantai). Tinjau ulang yang dikenakan ibu dengan tepat (mis. Sepatu berhak rendah; pakaian longgar dan nyaman). 4. Pantau adanya kram pada kaki, ajarkan klien untuk meluruskan 4. Tekanan pada saraf pelvis serta rendahnya kalsium jaringan, kaki dan dorsofleksi telapak kaki.
potensial menyebabkan kram kaki. Meluruskan kaki dan dorsofleksi telapak kaki meningkatkan perfusi jaringan dan membantu menghilangkan tekanan pada saraf-saraf ekstremitas
5. Anjurkan ibu hamil untuk merencanakan periode istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya.
bagian bawah. 5. Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus
-
Posisi miring kiri
dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada
-
Posisi terlentang, anjurkan ibu yang memiliki varises di
vena kava asenden (hipotensi supine). Posisi terlentang dengan
vulva untuk meletakkan bantal di bawah pinggangnya.
kaki diluruskan ke atas dan disandarkan miring ke dinding dapat menginstirahatkan tungkai dan mengurangi edema dan varises. Anjurkan ibu yang memiliki varises di vulva untuk meletakkan bantal di bawah pinggangnya.
6. Ajarkan ibu cara untuk bangun dari posisi miring secara perlahan 6. Menghindari ketegangan pada punggung dan meminimalkan
hipotensi yang disebabkan oleh perubahan posisi. 7. Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang 7. Dapat mengandung bahan seperti natrium, yang merupakan dijual bebas. Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir
kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya meretensi air.
atau penggunaan produk kalsium.
Penggunaan
antasida
yang
mengandung
kalsium
dapat
memperberat ketidakseimbangan kalsium-fosfor dan terjadinya kram otot. KOLABORASI 1. Berikan antasida rendah natrium.
1. Menetralisir keasaman gastrik; penurunan kadar fosfor.
2. Berikan suplemen kalsium dan alumunium dalam bentuk jeli 2. Sebagai tambahan akibat adanya intolerans diet, selain itu juga dengan tepat.
dapat menurunkan kadar fosfor.
3. Diagnosa : Gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik, ditandai oleh: DO : -
Hiperpigmentasi pada bagian dahi
-
cloasma gravidarum
-
jerawat
-
kulit wajah berminyak
-
spider nevy pada leher, dada, muka dan tangan
hipotensi yang disebabkan oleh perubahan posisi. 7. Berikan informasi tentang pilihan yang tepat dari antasida yang 7. Dapat mengandung bahan seperti natrium, yang merupakan dijual bebas. Hindari penggunaan bikarbonat sebagai penetralisir
kontraindikasi pada situasi tertentu karena sifatnya meretensi air.
atau penggunaan produk kalsium.
Penggunaan
antasida
yang
mengandung
kalsium
dapat
memperberat ketidakseimbangan kalsium-fosfor dan terjadinya kram otot. KOLABORASI 1. Berikan antasida rendah natrium.
1. Menetralisir keasaman gastrik; penurunan kadar fosfor.
2. Berikan suplemen kalsium dan alumunium dalam bentuk jeli 2. Sebagai tambahan akibat adanya intolerans diet, selain itu juga dengan tepat.
dapat menurunkan kadar fosfor.
3. Diagnosa : Gangguan citra tubuh b.d persepsi perubahan biofisik, ditandai oleh: DO : -
Hiperpigmentasi pada bagian dahi
-
cloasma gravidarum
-
jerawat
-
kulit wajah berminyak
-
spider nevy pada leher, dada, muka dan tangan
-
aerola menghitam
DS : -
ibu mengatakan ia tidak secantik sebelum hamil
-
ibu mengatakan menurunnya rasa percaya diri khawatir ditinggal su ami karena perubahan tubuhnya
Tujuan : -
Tupan: Tidak terjadi gangguan citra tubuh
-
Tupen: 1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengungkapkan penerimaan/ adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri/ citra tubuh 2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Perhatikan sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, 1. Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. dan sebagainya.
Efek-efek yang tampak lainnya dari hormon-hormon prenatal seperti, kloasma, striae, telangiektasis, eritema palmar, dan jerawat d apat mempengaruhi bagaimana respon ibu terhadap dirinya.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien 2. Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang
-
aerola menghitam
DS : -
ibu mengatakan ia tidak secantik sebelum hamil
-
ibu mengatakan menurunnya rasa percaya diri khawatir ditinggal su ami karena perubahan tubuhnya
Tujuan : -
Tupan: Tidak terjadi gangguan citra tubuh
-
Tupen: 1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengungkapkan penerimaan/ adaptasi bertahap untuk mengubah konsep diri/ citra tubuh 2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Perhatikan sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh, 1. Pada trimester kedua perubahan bentuk tubuh telah tampak. dan sebagainya.
Efek-efek yang tampak lainnya dari hormon-hormon prenatal seperti, kloasma, striae, telangiektasis, eritema palmar, dan jerawat d apat mempengaruhi bagaimana respon ibu terhadap dirinya.
2. Diskusikan perubahan aspek fisiologis, dan respon klien 2. Individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang
terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan
terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami/menerima
perubahan.
apa yang terjadi.
3. Anjurkan untuk bergaya dari pakaian saat hamil.
3. Gaya pakaian akan meningkatkan penampilan klien untuk bekerja dan melakukan aktivitas yang menenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias (untuk 4. Belajar dan ikut terlibat dalam perawatan kulit mungkin menyamarkan areaa yang menjadi gelap), menggunakan kaus
membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang
kaki penyokong, pemeliharaan postur, dan program latihan
dirinya. Aturan latihan prenatal cenderung memperpendek
sedang.
persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran pervaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi
KOLABORASI
oksitosin.
Rujuk pada sumber-sumber lain seperti konseling dan/atau kelas- 1. Membantu dalam memberikan dukungan pada klien selama kelas pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua.
periode perubahan di trimester II; mengidentifikasi modelmodel peran.
terhadap perubahan. Berikan informasi tentang kenormalan
terjadi. Informasi dapat membantu klien memahami/menerima
perubahan.
apa yang terjadi.
3. Anjurkan untuk bergaya dari pakaian saat hamil.
3. Gaya pakaian akan meningkatkan penampilan klien untuk bekerja dan melakukan aktivitas yang menenangkan.
4. Diskusikan metode perawatan kulit dan berias (untuk 4. Belajar dan ikut terlibat dalam perawatan kulit mungkin menyamarkan areaa yang menjadi gelap), menggunakan kaus
membantu untuk mempertahankan perasaan positif tentang
kaki penyokong, pemeliharaan postur, dan program latihan
dirinya. Aturan latihan prenatal cenderung memperpendek
sedang.
persalinan, meningkatkan kemungkinan kelahiran pervaginal spontan, dan menurunkan kebutuhan terhadap augmentasi
KOLABORASI
oksitosin.
Rujuk pada sumber-sumber lain seperti konseling dan/atau kelas- 1. Membantu dalam memberikan dukungan pada klien selama kelas pendidikan kelahiran anak dan menjadi orang tua.
periode perubahan di trimester II; mengidentifikasi modelmodel peran.
4.Diagnosa : Perubahan pola seksualitas b.d konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, ditandai oleh: -
DO: Terdapat leukore
-
DS: Ibu memiliki hasrat tinggi untuk berhubungan seksual namun merasa khawatir untuk melakukannya
Tujuan : -
Tupan:Klien dan pasangan dapat menerima perubahan seksualitas yang terjadi karena kehamilan.
-
Tupen: 1. Dalam 1x pertemuan, perawat dan klien b eserta pasangan dapat mendiskusikan masalah seksual 2. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhannya dan pasangan 3. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dan pasangan mengungkapkan kepuasan bersama
Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang 1. Kepuasan seksual yang optimal pada prenatal terjadi pada normal.
trimester
kedua
karena
vasokongesti
pelvis/
perineal
meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan
hasratnya
sendiri
dalam
berespon
terhadap
perubahan bentuk pasangannya. 2. Dikusikan kemungkinan pilihan dalam kontak fisik melalui 2. Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang
4.Diagnosa : Perubahan pola seksualitas b.d konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, ditandai oleh: -
DO: Terdapat leukore
-
DS: Ibu memiliki hasrat tinggi untuk berhubungan seksual namun merasa khawatir untuk melakukannya
Tujuan : -
Tupan:Klien dan pasangan dapat menerima perubahan seksualitas yang terjadi karena kehamilan.
-
Tupen: 1. Dalam 1x pertemuan, perawat dan klien b eserta pasangan dapat mendiskusikan masalah seksual 2. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima untuk memenuhi kebutuhannya dan pasangan 3. Dalam waktu 2x pertemuan, klien dan pasangan mengungkapkan kepuasan bersama
Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang 1. Kepuasan seksual yang optimal pada prenatal terjadi pada normal.
trimester
kedua
karena
vasokongesti
pelvis/
perineal
meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan
hasratnya
sendiri
dalam
berespon
terhadap
perubahan bentuk pasangannya. 2. Dikusikan kemungkinan pilihan dalam kontak fisik melalui 2. Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang
berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara
umum. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya
aktual.
dipuaskan.
3. Diskusikan perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam 3. Membantu pasangan untuk membuat pilihan. aktivitas seksual.
KOLABORASI Rujuk pada perawat klinis spesialis untuk melakukan konseling Mendapatkan bantuan tambahan untuk mengatasi masalah mengenai sesuai indikasi.
pola seksualitas.
5.Diagnosa : Resiko tinggi peningkatan curah jantung terhadap dekompensasi b.d peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload dan afterload, hipertrofi ventrikel, ditandai oleh: DO : -
TD rendah
-
Varises pada kaki
-
Terdapat hemoroid pada perineum
DS : -
Ibu mengatakan sering merasa lelah
Tujuan :
berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara
umum. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya
aktual.
dipuaskan.
3. Diskusikan perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam 3. Membantu pasangan untuk membuat pilihan. aktivitas seksual.
KOLABORASI Rujuk pada perawat klinis spesialis untuk melakukan konseling Mendapatkan bantuan tambahan untuk mengatasi masalah mengenai sesuai indikasi.
pola seksualitas.
5.Diagnosa : Resiko tinggi peningkatan curah jantung terhadap dekompensasi b.d peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan preload dan afterload, hipertrofi ventrikel, ditandai oleh: DO : -
TD rendah
-
Varises pada kaki
-
Terdapat hemoroid pada perineum
DS : -
Ibu mengatakan sering merasa lelah
Tujuan :
-
Tupan:
Tidak terjadi peningkatan curah jantung -
Tupen: 1. Tetap normotensif selama perjalanan prenatal 2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK 3. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular. Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan 1. Selama trimester II, hipertrofi ventrikel jantung meningkatkan abnormal, tanda-tanda, dan g ejala-gejala
curah jantung untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien ibu/janin. Normalnya, sistem kardiovaskular mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kirakira 12 mmHg. Keadaan tersebut dapat membahayakan sistem.
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah 2. Klien menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung jantung/ diabetik/ ginjal.
selama trimestr kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan 3. Peningkatan TD dapat menunjukan hipertensi akibat kehamilan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.
(HAK)
-
Tupan:
Tidak terjadi peningkatan curah jantung -
Tupen: 1. Tetap normotensif selama perjalanan prenatal 2. Bebas dari edema patologis dan tanda-tanda HAK 3. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mengontrol dan menurunkan masalah kardiovaskular. Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal dan 1. Selama trimester II, hipertrofi ventrikel jantung meningkatkan abnormal, tanda-tanda, dan g ejala-gejala
curah jantung untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien ibu/janin. Normalnya, sistem kardiovaskular mengkompensasi peningkatan curah jantung dengan dilatasi pembuluh darah, yang menurunkan tahanan curah jantung. Ini menurunkan tekanan sistolik kira-kira 8 mmHg saat tekanan diastolik menurun kirakira 12 mmHg. Keadaan tersebut dapat membahayakan sistem.
2. Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya atau potensial masalah 2. Klien menghadapi resiko paling tinggi terhadap masalah jantung jantung/ diabetik/ ginjal.
selama trimestr kedua, bila curah jantung memuncak.
3. Ukur tekanan darah (TD) dan nadi. Laporkan jika peningkatan 3. Peningkatan TD dapat menunjukan hipertensi akibat kehamilan sistolik lebih dari 30 mmHg dan diastolik lebih dari 15 mmHg.
4. Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur.
(HAK)
4. Murmur sistolik mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan.
5. Perhatikan adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, 5. Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis) vulva, dan rektum. Bedakan antara edema fisiologis dan yang
sering terjadi karena statis vena akibat vasodilatasi dari aktivitas
potensial berbahaya
progesteron, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko pembentukan trombus vena. Edema wajah dan/atau ekstremitas atas dapat menandahan HAK.
6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, 6. Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko dan berdiri dalam waktu lama; pasang kaus kaki penyokong
terjadinya edema, varises, atau trombosis vena.
sebelum bangun pada pagi hari: menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul, vulva vertikal ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikan telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama. 7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homan’s. Bila ada 7. Tanda Homan positif dapat menunjukan tromboflebitis. rujuk pada dokter.
4. Auskultasi bunyi jantung; catat adanya murmur.
4. Murmur sistolik mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung, atau torsio pembuluh darah besar. Namun murmur dapat menandakan terjadinya kerusakan.
5. Perhatikan adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, 5. Edema dependen dari ekstremitas bawah (edema fisiologis) vulva, dan rektum. Bedakan antara edema fisiologis dan yang
sering terjadi karena statis vena akibat vasodilatasi dari aktivitas
potensial berbahaya
progesteron, herediter, retensi kelebihan cairan, dan tekanan uterus pada pembuluh darah pelvis. Ini meningkatkan resiko pembentukan trombus vena. Edema wajah dan/atau ekstremitas atas dapat menandahan HAK.
6. Anjurkan klien untuk menghindari menyilangkan kaki, duduk, 6. Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko dan berdiri dalam waktu lama; pasang kaus kaki penyokong
terjadinya edema, varises, atau trombosis vena.
sebelum bangun pada pagi hari: menggunakan pakaian yang longgar, tidak ketat, meninggikan kaki, panggul, vulva vertikal ke dinding tiga kali sehari selama 20 menit; dan membalikan telapak kaki ke atas dalam posisi dorsofleksi bila duduk atau berdiri selama periode lama. 7. Kaki dorsofleksi untuk tes terhadap tanda Homan’s. Bila ada 7. Tanda Homan positif dapat menunjukan tromboflebitis. rujuk pada dokter.
8. Pantau adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menghindari 8. Perubahan cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah perubahan posisi dengan cepat.
terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.
6.Diagnosa : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d kebutuhan informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami, ditandai oleh: -
DS: Klien meminta informasi mengenai kehamilan dan perubahan dirinya karena kehamilan
-
DO:
Tujuan : -
Tupan:Klien mendapatkan pengetahuan yang tepat mengenai kehamilannya
-
Tupen: 1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengun gkapkan/ mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan 2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko 3. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda bahaya/ mencari perawatan medis dengan tepat
Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Berikan penyuluhan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada 1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari trimester II.
klien terkait perubahan dalam dirinya dan memberikan informasi yang bermanfaat.
8. Pantau adanya kelemahan. Anjurkan klien untuk menghindari 8. Perubahan cepat dapat mengakibatkan pusing saat darah perubahan posisi dengan cepat.
terkumpul di ekstremitas bawah, menurunkan volume sirkulasi.
6.Diagnosa : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan b.d kebutuhan informasi sesuai perubahan trimester kedua yang dialami, ditandai oleh: -
DS: Klien meminta informasi mengenai kehamilan dan perubahan dirinya karena kehamilan
-
DO:
Tujuan : -
Tupan:Klien mendapatkan pengetahuan yang tepat mengenai kehamilannya
-
Tupen: 1. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengun gkapkan/ mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang meningkatkan kesejahteraan 2. Dalam 2x pertemuan, klien dapat mengenali dan melakukan tindakan untuk meminimalkan dan mencegah faktor resiko 3. Dalam 1x pertemuan, klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda bahaya/ mencari perawatan medis dengan tepat
Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Berikan penyuluhan sesuai dengan perubahan yang terjadi pada 1. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dari trimester II.
klien terkait perubahan dalam dirinya dan memberikan informasi yang bermanfaat.
2. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan 2. Membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam asam folat.
folat memperberat aneia yang dapat menyebabkan abrupsi plasenta, aborsi, dan malformasi janin.
3. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk 3. Membantu dalam memilih tidakan karena kebutuhan harus mengontrol atau mengatasi masalah medis.
ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
4. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium 4. Kunjungan prenatal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk khusus, skrining, dan pemantauan ketat sesuai indikasi.
meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia dan membantu menentukan mendeteksi
penyebabnya. terjadinya
Skrining
hiperglikemia,
untuk dapat
DMG
dapat
memerlukan
tindakan dengan insulin dan/atau membantu menentukan diet sesuai indikasi.
2. Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap fero sulfat dan 2. Membantu mempertahankan kadar Hb normal. Defisiensi asam asam folat.
folat memperberat aneia yang dapat menyebabkan abrupsi plasenta, aborsi, dan malformasi janin.
3. Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk 3. Membantu dalam memilih tidakan karena kebutuhan harus mengontrol atau mengatasi masalah medis.
ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.
4. Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan laboratorium 4. Kunjungan prenatal yang lebih sering mungkin diperlukan untuk khusus, skrining, dan pemantauan ketat sesuai indikasi.
meningkatkan kesejahteraan ibu. Pemantauan Hb dan Ht dengan menggunakan elektroforesis mendeteksi anemia dan membantu menentukan mendeteksi
penyebabnya. terjadinya
Skrining
untuk
hiperglikemia,
dapat
DMG
dapat
memerlukan
tindakan dengan insulin dan/atau membantu menentukan diet sesuai indikasi.
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester III
1. Diagnosa : Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik. Tujuan : -
Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
-
Klien melaporkan bahwa ktidaknyamanan dapat dikontrol
-
Klien dapat mencari pertolongan medis dengan tepat.
Intervensi
Rasional
MANDIRI 1.
Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien dan
1. Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.
metoda untuk mengatasinya. 2.
Kaji status pernapasan klien.
2. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan
dispnea,
khususnya
pada
multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungannya (keringanan) sampai awitan persalinan. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
3. Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh
perubahan caa jalan. Anjurkan penggunaan sepatu hak rendah,
hormone (relaksin, progesterone) pada sambungan pelvis dan
latihan pelvic rock, girdle maternitas, penggunaan kompres
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran
panas, sentuhan terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal
uterus. Intervensi multiple biasanya labih mambantu untuk
3.
Rencana Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan Pada Kehamilan Trimester III
1. Diagnosa : Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik. Tujuan : -
Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat untuk mengurangi ketidaknyamanan.
-
Klien melaporkan bahwa ktidaknyamanan dapat dikontrol
-
Klien dapat mencari pertolongan medis dengan tepat.
Intervensi
Rasional
MANDIRI 1.
Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien dan
1. Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan.
metoda untuk mengatasinya. 2.
Kaji status pernapasan klien.
2. Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan
dispnea,
khususnya
pada
multigravida yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi dalam kandungannya (keringanan) sampai awitan persalinan. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
3. Lordosis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh
perubahan caa jalan. Anjurkan penggunaan sepatu hak rendah,
hormone (relaksin, progesterone) pada sambungan pelvis dan
latihan pelvic rock, girdle maternitas, penggunaan kompres
perpindahan pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran
panas, sentuhan terapeutik atau stimulasi saraf elektrikal
uterus. Intervensi multiple biasanya labih mambantu untuk
transkutan (TENS) dengan tepat.
menghilangkan ketidaknyamanan.
3.
Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
4. Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke
kadar kalsium atau ketidakseimbangan kalsium-fosfor, atau
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering menganti
karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang
posisi, dan menghindari berdiri atau duduk lama.
mensuplai ekstremitas bawah.
4.
5.
Kaji adanya atau frekuensi kontraksi Braxton Hicks. Berikan
informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
5. Kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida
pada
trimester
kedua
maupun
ketiga.
Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir, saat efek perlindungan progesterone pada
aktivitas
uterus
menurun
dan
kadar
oksitosin
meningkat. KOLABORASI Berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan jeli aluminium hidroksida sesuai dengan kebutuhan.
1. Penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi masalah. Jeli dapat menurunkan kadar fosfor, memperbaiki ketidakseimbangan kalsium fosfor.
transkutan (TENS) dengan tepat.
menghilangkan ketidaknyamanan.
Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
4. Menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke
kadar kalsium atau ketidakseimbangan kalsium-fosfor, atau
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering menganti
karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang
posisi, dan menghindari berdiri atau duduk lama.
mensuplai ekstremitas bawah.
4.
5.
Kaji adanya atau frekuensi kontraksi Braxton Hicks. Berikan
5. Kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigravida
informasi mengenai fisiologi aktivitas uterus.
pada
trimester
kedua
maupun
ketiga.
Primigravida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir, saat efek perlindungan progesterone pada
aktivitas
uterus
menurun
dan
kadar
oksitosin
meningkat. KOLABORASI Berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan
1. Penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi masalah. Jeli dapat menurunkan kadar fosfor, memperbaiki
jeli aluminium hidroksida sesuai dengan kebutuhan.
ketidakseimbangan kalsium fosfor.
2. Diagnosa : Gangguan pola tidur b.d insomnia Tujuan : -
Melaporkan perbaikan tidur atau istirahat
-
Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan 1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk menetapkan dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini.
pola tidur yang berbeda
2. Evaluasi tingkat kelelahan anjurkan klien untuk istirahat 1- 2. Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam. Berikan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
informasi tentang kelelahan sedang yang normal. Kaji ulang
khususnya
tanggung jawab terhadap kerja dan keluarga.
berkebutuhan lain.
pada
multipara
dengan
anak
lain
atau
3. Kaji terhadap kejadian insomnia dan respons klien terhadap 3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi,
membaca,
mandi
air
hangat,
fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
dan
penurunan aktivitas tepat sebelum istirahat. 4. Perhatikan keluhan kesulitan bernafas karena posisi. 4. Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ Anjurkan tidur posisi semi fowler.
abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi paru.
Penggunaan
posisi
semifowler
memungkinkan
2. Diagnosa : Gangguan pola tidur b.d insomnia Tujuan : -
Melaporkan perbaikan tidur atau istirahat
-
Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan 1. Membantu mengidentifikasi kebutuhan untuk menetapkan dengan kehamilan. Tentukan pola tidur saat ini.
pola tidur yang berbeda
2. Evaluasi tingkat kelelahan anjurkan klien untuk istirahat 1- 2. Peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan, dan 2 jam dan dapatkan 8 jam tidur per malam. Berikan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah,
informasi tentang kelelahan sedang yang normal. Kaji ulang
khususnya
tanggung jawab terhadap kerja dan keluarga.
berkebutuhan lain.
pada
multipara
dengan
anak
lain
atau
3. Kaji terhadap kejadian insomnia dan respons klien terhadap 3. Ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan penurunan tidur. Anjurkan alat bantu untuk tidur, seperti teknik
relaksasi,
membaca,
mandi
air
hangat,
fisik, nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
dan
penurunan aktivitas tepat sebelum istirahat. 4. Perhatikan keluhan kesulitan bernafas karena posisi. 4. Pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ Anjurkan tidur posisi semi fowler.
abdomen menekan diafragma, sehingga membatasi ekspansi paru.
Penggunaan
posisi
semifowler
memungkinkan
diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. KOLABORASI 1. Dapatkan sel darah merah dan kadar Hb; kesampingkan
1. Anemia dan penurunan kadar Hb atau sel darah merah
masalah-masalah organik seperti anemia
mengakibatkan
penurunan
oksigenasi
jaringan
serta
mempengaruhi perasaan lelah berlebihan. 3. Diagnosa : Gangguan pola seksualitas b.d perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak napas, kelelahan, pembesaran abdomen ), salah pengertian/merasa takut Tujuan : -
mendiskusikan masalah yag berhubungan dengan isu isu seksual pada trimester ketiga.
-
mengekspresikan kepuasaan bersama dengan berhubungan seksual Intervensi
Rasional
1. Lanjutkan / mulai pengakajian seksual, cari perubahan pada 1. Penurunan minat pada aktivtas/koitus seksual sering terjadi pola dari trimester pertama dan kedua.
pada trimester ketiga karena perubahan/ketidaknyamanan fisiologis.
2. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual
2. Kemampuan
pasangan
untuk
mengidentifikasikan/mengungkapkan /menerima perubahan seksual pada trimester pertama dapat mempegaruhi hubungan dan kemampuan mereka untuk mendukung satu sama lain
diafragma menurun, membantu mengembangkan ekspansi paru dengan optimal. KOLABORASI 1. Dapatkan sel darah merah dan kadar Hb; kesampingkan
1. Anemia dan penurunan kadar Hb atau sel darah merah
masalah-masalah organik seperti anemia
mengakibatkan
penurunan
oksigenasi
jaringan
serta
mempengaruhi perasaan lelah berlebihan. 3. Diagnosa : Gangguan pola seksualitas b.d perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan (sesak napas, kelelahan, pembesaran abdomen ), salah pengertian/merasa takut Tujuan : -
mendiskusikan masalah yag berhubungan dengan isu isu seksual pada trimester ketiga.
-
mengekspresikan kepuasaan bersama dengan berhubungan seksual Intervensi
Rasional
1. Lanjutkan / mulai pengakajian seksual, cari perubahan pada 1. Penurunan minat pada aktivtas/koitus seksual sering terjadi pola dari trimester pertama dan kedua.
pada trimester ketiga karena perubahan/ketidaknyamanan fisiologis.
2. Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual
2. Kemampuan
pasangan
untuk
mengidentifikasikan/mengungkapkan /menerima perubahan seksual pada trimester pertama dapat mempegaruhi hubungan dan kemampuan mereka untuk mendukung satu sama lain
secara emosional. 3. Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan
3. Komunikasi antar pasangan adalah penting untuk pemecahan
terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang
masalah yang konstruktif. klien dapat merasa ketertarikan
berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual.
seksual berkurang saat tubuhnya membesar, dan respons pria
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
pada perubahan klien dapat bervariasi dari peningkatan hasrat sampai tidak berminat atau penolakan. selain itu, klien lebih meperhatikan
perubahan
pengalaman
orgasme
dengan
konstraksi tunggal yang lama daripada kontraksi yang berirama. 4. Berikan informasi tentang metode – meode alternatif untuk 4. Kebutuhan
seksual
dapat
dipenuhi
melalu
masturbasi,
mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan
kemesraan, membelai,dan sebagainya, bila secara bersama
keintiman/kedekatan.
diinginkan/dapat diterima. klien dapat menemukan bahwa masturbasi menciptakan orgasme yang lebih kuat daripada koitus.
5. Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posis i pria di 5. Kesalahan pengertian dan rasa takut bahwa koitus dapat atas (mis.,miring atau posisi wanita diatas )
mengakibatkan cedera janin, infeksi, dan timbulnya persalinan dapat juga mempegaruhi hasrat seksual. belum ditemukan bahwa koitus dapat menyebabkan cedera janin, KPD, awitan persalinan, atau infeksi pada kebanyakan wanita.
secara emosional. 3. Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan
3. Komunikasi antar pasangan adalah penting untuk pemecahan
terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang
masalah yang konstruktif. klien dapat merasa ketertarikan
berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual.
seksual berkurang saat tubuhnya membesar, dan respons pria
Berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
pada perubahan klien dapat bervariasi dari peningkatan hasrat sampai tidak berminat atau penolakan. selain itu, klien lebih meperhatikan
perubahan
pengalaman
orgasme
dengan
konstraksi tunggal yang lama daripada kontraksi yang berirama. 4. Berikan informasi tentang metode – meode alternatif untuk 4. Kebutuhan
seksual
dapat
dipenuhi
melalu
masturbasi,
mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan
kemesraan, membelai,dan sebagainya, bila secara bersama
keintiman/kedekatan.
diinginkan/dapat diterima. klien dapat menemukan bahwa masturbasi menciptakan orgasme yang lebih kuat daripada koitus.
5. Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posis i pria di 5. Kesalahan pengertian dan rasa takut bahwa koitus dapat atas (mis.,miring atau posisi wanita diatas )
mengakibatkan cedera janin, infeksi, dan timbulnya persalinan dapat juga mempegaruhi hasrat seksual. belum ditemukan bahwa koitus dapat menyebabkan cedera janin, KPD, awitan persalinan, atau infeksi pada kebanyakan wanita.
Kolaborasi 1. Instruksikan klien untuk mendiskusikan keamanan koitus 1. Instruksi khusus mungkin diperlukan bla terdapat riwayat dalam minggu ke-6 sampai ke-8 akhir denga pemberi perawatannya.
komplikasi atau bla komplikasi dapat diantisipasi 2. Mungkin diperlukan untuk meningkatkan adaptasi positif pada
2. Rujuk pada konseling bila masalah tidak teratasi
perubahan seksual
4. Diagnosa : Koping individu/keluarga tidak efektif b.d kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan Tujuan : -
Mendiskusikan reaksi emosi pada trimester ketiga.
-
Menyiapkan kelahiran bayi, sesuai dengan keyakinan budaya melalui pendidikan atau keahlian.
-
Mengidentifikasi model peran yang tepat
-
Menggambarkan karakteristik kepribadian terhadap janin Intervensi
MANDIRI 1. Kaji persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi baru lahir
Rasional 1. Keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan keahlian tentang peralatan dan bahan dalam perawatan dapat menunjukkan kesiapan secara psikologis. Kurangnya persiapan dapat didasarkan pada keyakinan budaya, atau dapat menandakan masalah keuangan atau psikologis.
2. Tentukan persepsi klien atau pasangan terhadap janin sebagai 2. Persepsi ini menandakan kelengkapan tugas-tugas psikologis
Kolaborasi 1. Instruksikan klien untuk mendiskusikan keamanan koitus 1. Instruksi khusus mungkin diperlukan bla terdapat riwayat dalam minggu ke-6 sampai ke-8 akhir denga pemberi perawatannya.
komplikasi atau bla komplikasi dapat diantisipasi 2. Mungkin diperlukan untuk meningkatkan adaptasi positif pada
2. Rujuk pada konseling bila masalah tidak teratasi
perubahan seksual
4. Diagnosa : Koping individu/keluarga tidak efektif b.d kurangnya pengetahuan mengenai proses persalinan Tujuan : -
Mendiskusikan reaksi emosi pada trimester ketiga.
-
Menyiapkan kelahiran bayi, sesuai dengan keyakinan budaya melalui pendidikan atau keahlian.
-
Mengidentifikasi model peran yang tepat
-
Menggambarkan karakteristik kepribadian terhadap janin Intervensi
MANDIRI 1. Kaji persiapan persalinan, kelahiran, dan kedatangan bayi baru lahir
Rasional 1. Keterlibatan pada kelas kelahiran bayi dan keahlian tentang peralatan dan bahan dalam perawatan dapat menunjukkan kesiapan secara psikologis. Kurangnya persiapan dapat didasarkan pada keyakinan budaya, atau dapat menandakan masalah keuangan atau psikologis.
2. Tentukan persepsi klien atau pasangan terhadap janin sebagai 2. Persepsi ini menandakan kelengkapan tugas-tugas psikologis
kesatuan yang terpisah.
dari kehamilan.
3. Tentukan bagaimana manusia mengetahui kehamilan saat 3. Seseorang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dapat persalinan dan kelahiran mendekat.
mengalami kesulitan memenuhi peningkatan kebutuhan ketergantungan klien sehingga dapat menciptakan konflik. Selain itu, koping negatif dimanifestasikan sebagai akibat kurangnya persiapan persalinan pada bayi baru lahir. Sesorang dapat beristirahat dari kerja, hobi, atau urusan ekstramarital
bila
ia
tidak
menyelesaikan
tugas-tigas
kehamilan. 4. Perhatikan kehilangan dari kehamilan sebelumny, faktor- 4. Pasangan resiko tinggi mungkin lebih memilih untuk tidak faktor genetik, atau riwayat lahir mati, dan diskusikan makna
membuat persiapan dengan baik sebagai cara perlindungan
kejadian tersebut pada klien atau pasangan.
bagi mereka sendiri dari kemungkinan kehilangan atau cedera apabila janin tidak hidup.
5. Evaluasi sistem pendukung yang tersedia pada klien atau 5. Ketersediaan keluarga dan teman dapat membantu klien atau pasangan.
pasangan untuk mengatasi tugas-tugas yang datang karena persalinan dan kelahiran.
kesatuan yang terpisah.
dari kehamilan.
3. Tentukan bagaimana manusia mengetahui kehamilan saat 3. Seseorang dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dapat persalinan dan kelahiran mendekat.
mengalami kesulitan memenuhi peningkatan kebutuhan ketergantungan klien sehingga dapat menciptakan konflik. Selain itu, koping negatif dimanifestasikan sebagai akibat kurangnya persiapan persalinan pada bayi baru lahir. Sesorang dapat beristirahat dari kerja, hobi, atau urusan ekstramarital
bila
ia
tidak
menyelesaikan
tugas-tigas
kehamilan. 4. Perhatikan kehilangan dari kehamilan sebelumny, faktor- 4. Pasangan resiko tinggi mungkin lebih memilih untuk tidak faktor genetik, atau riwayat lahir mati, dan diskusikan makna
membuat persiapan dengan baik sebagai cara perlindungan
kejadian tersebut pada klien atau pasangan.
bagi mereka sendiri dari kemungkinan kehilangan atau cedera apabila janin tidak hidup.
5. Evaluasi sistem pendukung yang tersedia pada klien atau 5. Ketersediaan keluarga dan teman dapat membantu klien atau pasangan.
pasangan untuk mengatasi tugas-tugas yang datang karena persalinan dan kelahiran.
5. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai persiapan untuk persalinan atau kelahiran dan perawatan bayi b.d. kurang pemajanan atau pengalaman atau kesalahan interpretasi informasi Tujuan : -
Mendiskusikan perubahan fisik atau psikologis berkenaan dengan persalinan atau kelahiran.
-
Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
-
Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan atau kelahiran bayi. Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Lanjutkan/mulai program belajar.
1. Menguatkan pembelajaran sebelumnya dan atau memberikan informasi baru. Masalah paling bear bagi pasangan pada trimester ini adalah bagaimana persiapan secara fisiologis dan psikologis terhadap persalinan atau kelahiran dan masalah sekitar perawatan bayi.
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal 2. Pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan berkenaan dengan trimester III.
kecemasan
dan
membantu
meningkatkan
penyesuaian
aktivitas perawatan diri. 3. Berikan informasi tertulis atau verbal tentang tanda-tanda 3. Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk awitan persalinan; bedakan antara persalinan palsu dan benar.
menjamin tiba ke rumah sakit tepat waktu, dan menangani
Diskusikan
persalinan atau kelahiran.
kapan
memberitahu
dokter
atau
pemberi
5. Diagnosa : Kurang pengetahuan mengenai persiapan untuk persalinan atau kelahiran dan perawatan bayi b.d. kurang pemajanan atau pengalaman atau kesalahan interpretasi informasi Tujuan : -
Mendiskusikan perubahan fisik atau psikologis berkenaan dengan persalinan atau kelahiran.
-
Mengidentifikasi sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
-
Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan atau kelahiran bayi. Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Lanjutkan/mulai program belajar.
1. Menguatkan pembelajaran sebelumnya dan atau memberikan informasi baru. Masalah paling bear bagi pasangan pada trimester ini adalah bagaimana persiapan secara fisiologis dan psikologis terhadap persalinan atau kelahiran dan masalah sekitar perawatan bayi.
2. Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal 2. Pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan berkenaan dengan trimester III.
kecemasan
dan
membantu
meningkatkan
penyesuaian
aktivitas perawatan diri. 3. Berikan informasi tertulis atau verbal tentang tanda-tanda 3. Membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk awitan persalinan; bedakan antara persalinan palsu dan benar.
menjamin tiba ke rumah sakit tepat waktu, dan menangani
Diskusikan
persalinan atau kelahiran.
kapan
memberitahu
dokter
atau
pemberi
pelayanan kesehatan serta kapan meninggalkan rumah sakit atau rumah bersalin (RB). Diskusikan tahap-tahap persalinan atau kelahiran. 4. Berikan informasi verbal atau tertulis tentang perawatan bayi, 4. Membantu
menyiapkan
pengambilan
peran
baru,
perkembangan, dan pemberian makan; berikan referensi yang
memerlukan barang-barang tertentu untuk perabot, pakaian,
tepat. Kaji keyakinan budaya.
dan suplai; membantu persiapan member makan secara menyusui dan atau dengan menggunakan botol. Kurang persiapan mungkin berhubungan secara cultural, ditandai dengan keyakinan bahwa persiapan mungkin berkenaan dengan peningkatan resiko kematian ba yi karena “menentang keinginan Tuhan”.
5. Anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak (bila 5. Menurunkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan; belum mengikuti) dan melakukan orientasi rumah sakit atau
meningkatkan mekanisme koping untuk persalinan atau
rumah bersalin (RB).
kelahiran.
pelayanan kesehatan serta kapan meninggalkan rumah sakit atau rumah bersalin (RB). Diskusikan tahap-tahap persalinan atau kelahiran. 4. Berikan informasi verbal atau tertulis tentang perawatan bayi, 4. Membantu
menyiapkan
pengambilan
peran
baru,
perkembangan, dan pemberian makan; berikan referensi yang
memerlukan barang-barang tertentu untuk perabot, pakaian,
tepat. Kaji keyakinan budaya.
dan suplai; membantu persiapan member makan secara menyusui dan atau dengan menggunakan botol. Kurang persiapan mungkin berhubungan secara cultural, ditandai dengan keyakinan bahwa persiapan mungkin berkenaan dengan peningkatan resiko kematian ba yi karena “menentang keinginan Tuhan”.
5. Anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak (bila 5. Menurunkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan; belum mengikuti) dan melakukan orientasi rumah sakit atau
meningkatkan mekanisme koping untuk persalinan atau
rumah bersalin (RB).
kelahiran.
6. Diagnosa: Resiko tinggi cedera Tujuan: -
Mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor resiko individu yang potensial.
-
Bebas dari komplikasi Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Periksa evaluasi faktor-faktor resiko yang ada sebelumnya 1. Situasi potensial resiko tinggi sering menjadi masalah dan atau baru. (misalnya kondisi jantung, ginjal, atau kondisi
memerlukan intervensi segera, bila kebutuhan sirkulasi dan
paru; kelainan genetik). Pantau tekanan darah (TD), nadi,
metabolik
dan bunyi jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat
kardiovaskular (vasokontriksi, vasospasme) terjadi, pada
kehamilan
retensi natrium atau air secara negative mempengaruhi ginjal,
(HAK)
seperti
edema,
albuminuria,
dan
hipertensi.
paling
besar.
Berbagai
derajat
masalah
sirkulasi uterus, dan fungsi SSP.
2. Dapatkan kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit 2. Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati, menciptakan hubungan seksual (PHS) (misal monilia, trichomonas,
ketidaknyamanan berat pada klien, dan resiko terhadap janin,
gonorea, virus herpes simpleks tipe II, Chlamydia, pruritus,
baik transmisi melalui plasenta atau pada saat kelahiran.
dan lesi/kutil yang dapat dilihat). Bila ada, rujuk pada tindakan yang tepat. 3. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran sesaria dan 3. Mencegah infeksi neonates selama proses kelahiran. jadwalkan prosedur, bila dalam 4 hari kelahiran dan kultur
6. Diagnosa: Resiko tinggi cedera Tujuan: -
Mengungkapkan pemahaman tentang faktor-faktor resiko individu yang potensial.
-
Bebas dari komplikasi Intervensi
Rasional
MANDIRI 1. Periksa evaluasi faktor-faktor resiko yang ada sebelumnya 1. Situasi potensial resiko tinggi sering menjadi masalah dan atau baru. (misalnya kondisi jantung, ginjal, atau kondisi
memerlukan intervensi segera, bila kebutuhan sirkulasi dan
paru; kelainan genetik). Pantau tekanan darah (TD), nadi,
metabolik
dan bunyi jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat
kardiovaskular (vasokontriksi, vasospasme) terjadi, pada
kehamilan
retensi natrium atau air secara negative mempengaruhi ginjal,
(HAK)
seperti
edema,
albuminuria,
dan
hipertensi.
paling
besar.
Berbagai
derajat
masalah
sirkulasi uterus, dan fungsi SSP.
2. Dapatkan kultur vagina. Kaji terhadap infeksi dan penyakit 2. Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati, menciptakan hubungan seksual (PHS) (misal monilia, trichomonas,
ketidaknyamanan berat pada klien, dan resiko terhadap janin,
gonorea, virus herpes simpleks tipe II, Chlamydia, pruritus,
baik transmisi melalui plasenta atau pada saat kelahiran.
dan lesi/kutil yang dapat dilihat). Bila ada, rujuk pada tindakan yang tepat. 3. Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran sesaria dan 3. Mencegah infeksi neonates selama proses kelahiran. jadwalkan prosedur, bila dalam 4 hari kelahiran dan kultur
vagina positif terhadap virus herpes simpleks. 4. Dapatkan Hb dan Ht pada gestasi minggu ke 28. Pastikan 4. Mendeteksi anemia dengan hipoksemia atau anoreksia bahwa klien mentaati masukan zat besi dan vitamin prenatal
potensial pada klien dan janin.
setiap hari. Periksa masalah genetik (misal sel sabit, talasemia) bila tidak dilakukan sebelumnya. 5. Berikan pengawasan ketat dan terus menerus terhadap klien 5. Wanita diabetik paling cenderung terhadap masalah trimester diabetik. Pada gestasi minggu ke 28, dapatkan hasil tes
ketiga yang berhubungan dengan abrupsi plasenta, infeksi
toleransi glukosa.
saluran kemih (ISK), lahir mati, penuaan plasenta, dan ketoasidosis.
6. Berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan; 6. Riwayat positif meningkatkan kemungkinan masalah serupa tinjau ulang riwayat KPD atau persalinan preterm. 7. Tentukan penggunaan alkohol atau obat-obatan lain.
pada kehamilan berikutnya. 7. Penggunaan
atau
penyalahgunaan
zat
membuat
klien
beresiko terhadap persalinan premature dan janin sulit dilahirkan. KOLABORASI Kaji terhadap perdarahan vagina, adanya area ekimosis, dan Adanya kedaruratan obstetrik, dengan reduksi pada volume tanda-tanda koagulasi intravascular diseminata; rujuk pada
cairan dan penurunan kapasitas pembawa oksigen menimbulkan
tindakan yang tepat.
ancaman pada organ-organ ibu, sirkulasi plasenta, dan sistem janin.
vagina positif terhadap virus herpes simpleks. 4. Dapatkan Hb dan Ht pada gestasi minggu ke 28. Pastikan 4. Mendeteksi anemia dengan hipoksemia atau anoreksia bahwa klien mentaati masukan zat besi dan vitamin prenatal
potensial pada klien dan janin.
setiap hari. Periksa masalah genetik (misal sel sabit, talasemia) bila tidak dilakukan sebelumnya. 5. Berikan pengawasan ketat dan terus menerus terhadap klien 5. Wanita diabetik paling cenderung terhadap masalah trimester diabetik. Pada gestasi minggu ke 28, dapatkan hasil tes
ketiga yang berhubungan dengan abrupsi plasenta, infeksi
toleransi glukosa.
saluran kemih (ISK), lahir mati, penuaan plasenta, dan ketoasidosis.
6. Berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan; 6. Riwayat positif meningkatkan kemungkinan masalah serupa tinjau ulang riwayat KPD atau persalinan preterm. 7. Tentukan penggunaan alkohol atau obat-obatan lain.
pada kehamilan berikutnya. 7. Penggunaan
atau
penyalahgunaan
zat
membuat
klien
beresiko terhadap persalinan premature dan janin sulit dilahirkan. KOLABORASI Kaji terhadap perdarahan vagina, adanya area ekimosis, dan Adanya kedaruratan obstetrik, dengan reduksi pada volume tanda-tanda koagulasi intravascular diseminata; rujuk pada
cairan dan penurunan kapasitas pembawa oksigen menimbulkan
tindakan yang tepat.
ancaman pada organ-organ ibu, sirkulasi plasenta, dan sistem janin.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba IBG,dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Manuaba,Chandranita,dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetr i – Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Fraser, Diana, dkk. 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung .1984.Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset
Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.