LAPORAN PEMANTAPAN PROFESIONAL
(PKP PGSM)-PEBI 4501
MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING
DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI VIRUS
DI KELAS X-7
SMAN 1 LOHBENER KABUPATEN INDRAMAYU
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP)
(Pendidikan Biologi/PEBI 4501)
Disusun Oleh :
Nama : Moh. Ridwan Gunawan
NIM : 017352667
Program Studi : Pendidikan Biologi (S1)/59
UPBJJ : UT Bandung
Masa Registrasi : 2015.2
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
2015.2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan karuniaNya yang tak terhingga kepada kita, dan atas karuniaNya
pulalah sehingga laporan ini dapat tersusun.
Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini dibuat untuk
memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(Pebi-4501) yang merupakan mata kuliah wajib bagi program pendidikan
Biologi S1.
Dalam penyusunan Laporan ini banyak pihak yang ikut serta membantu
baik langsung maupun tidak langsung, untuk itu pada kesempatan ini
penuyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Yth.Bpk. Dede selaku Supervisor 1 kegiatan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP).
2. Yth. Bpk. Zaenal Arifin, S.Pd selaku kepala SMAN 1 Lohbener yang telah
memberikan dukungan moril sekaligus memberikan kemudahan perizinan.
3. Rekan guru dan staf TU yang tidak bias saya sebutkan satu persatu.
Dan saya berharap mudah-mudahan Laporan Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) ini dapat diterima oleh semua pihak dan dapat diambil
manfaatnya.
Saya mengakui bahwa laporan ini masih banyak kekurangan oleh karena
itu kritik dan saran sangat saya harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Indramayu, 28 Oktober 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
ABSTRAK viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah 1
1. Identifikasi Masalah 2
2. Analisis Masalah 2
3. Alternatif Pemecahan Masalah 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran 2
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran 4
B. Syarat-syarat metode pembeljaran 5
C. Macam-macam metode pembelajaran 5
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) 6
b. Problem statement (pernytaan/identifikasi masalah) 7
c. Data collection (Pengumpulan Data) 7
d. Data Processing (Pengolahan Data) 7
e. Verification (Pembuktian) 7
f. Generalization (menarik kesimpulan) 8
D. Implementasinya 8
E. Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan 9
F. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan 10
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian 11
B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran 12
C. Teknik Analisis Data 17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 18
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus 22
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan 24
B. Saran dan Tidak Lanjut 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Kesediaan menjadi Supervisor 2
Lampiran 2 RPP Pra Siklus
Lampiran 3 Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 4 RPP Silus 1
Lampiran 5 Hasil Pekerjaan Siswa Tertinggi dan Terendah
Lampiran 6 Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
Lampiran 7 APKG 1 dan 2
Lampiran 8 RPP Siklus 2
Lampiran 9 Hasil Pekerjaan Siswa Tertinggi dan Terendah
Lampiran 10 Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
Lampiran 11 APKG 1 dan 2
Lampiran 12 Tanda Bukti Setoran UT (SPP)
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PKP PGSM/PEBI 4501
Judul : Melalui Metode Discovery Learning dapat
Meningkatkan Pemahaman siswa pada
pembelajaran biologi materi virus Di kelas X-7
SMAN 1 Lohbener Kabupaten Indramayu
Nama Mahasiswa : MOH. RIDWAN GUNAWAN
NIM : 017352667
Program Studi : S-1 Pendidikan Biologi
Tempat Mengajar : SMA N 1 Lohbener
Alamat : Jl. Raya Utara Lohbener
Jumlah siklus pembelajaran : 2 siklus
Hari dan tanggal pelaksanaan : - Siklus 1, Selasa 22 Septemebr 2015
- Siklus 2, Selasa 29 September 2015
Masalah yang merupakan Fokus Perbaikan :
Siswa belum memahami dalam pembelajaran Biologi materi virus.
" "Bandung, Oktober 2015 "
" " "
"Menyetujui " "
"Supervisor 1 "Mahasiswa "
" " "
" " "
" "Moh. Ridwan Gunawan "
" "NIM. 017352667 "
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan secara umum diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan
oleh orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak guna
mencapai kedewasaan yang optimal. Hal ini memerlukan penunjang agar
tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud dengan baik. Untuk mencapai
tujuan pendidikan di perlukan kurikulum, biaya dan proses belajar
mengajar.
Proses Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai
edukatif. Niali edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan
sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Proses belajar mengajar dapat berhasil juga ditentukan oleh guru,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan alat
evaluasi. Salah satu tugas guru yang sangat penting untuk memperoleh
hasil belajar yang optimal adalah membuat persiapan pembelajaran.
Persiapan pembelajaran yang ideal dapat dibuat oleh guru yang memiliki
sejumlah kemampuan, yaitu: 1). menguasai materi pembelajaran. 2).
merumuskan tujuan pembelajaran. 3). membuat alat evaluasi sesuai dengan
tujuan pembelajaran. 4). merancang pengalaman belajar. 5). menguasai
berbagai pendekatan dan teori belajar. 6). menguasai berbagai metode dan
media pembelajaran. 7). memilih dan mengkombinasikan antar materi
pembelajaran.
Selain membuat persiapan pembelajaran, guru pun di tuntut membuat
strategi belajar mengajar agar pembelajaran' dapat berjalan optimal serta
adanya perbaikan pembelajaran yang dilakukan apabila hasil dari kegiatan
pembelajaran kurang memuaskan. Maksud dari strategi pembelajaran itu
sendiri merupakan pola kegiatan pembelajaran yang berurutan ditetapkan
dari waktu ke waktu, serta diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar
siswa yang diinginkan. Sedangkan pada dasarnya perbaikan pembelajaran
merupakan bagian dari strategi pembelajaran, dimana perbaikan
pembelajaran ini yang pasti bertujuan untuk memperbaiki atau menabah
model atau cara pembelajaran berdasarkan pengamatan keadaan atau situasi
keiatan belajar mengajar yang dilakukan sebelumnnya.
Salah satu point yang penting juga dalam kegiatan pembelajaran yang
berperan pada strategi pembelajaran dan perbaikan pembelajaran adalah
guru harus bisa membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar
semakin aktif belajar. Ada tiga alasan mendasar tentang pentingnya
motivasi, yaitu : 1) watak dan sifat manusia yang membutuhkan dorongan,
desakan, dan rangsangan dari sesamanya, 2) sebagai proses dan upaya apa
adanya, sifat perbuatan belajar itu sendiri sangat membutuhkan dorongan,
3) strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasrnya
terletak pada guru atau pengajar itu sendiri.
Seorang guru dapat berperan aktif sebagai motivator, jika
mengembangkan beberapa jenis kualitas, yaitu: 1) meningkatkan kemampuan
yang dapat menampilkan penguasaan bahan atau pengetahuan, 2) menunjukkan
sikap memahami secara mendalam terhadap perasaan dan pengalaman peserta
didik, khususnya menyangkut kelemahan maupun kekurangan dalam sikap dan
kemampuan akademis, 3) menunjukkan semangat mencintai bidang studi yang
digelutinya, 4) memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih kabur
atau kurang jelas, dengan bahasa dan sikap yang dapat dimengerti.
Faktor lainnya yang juga penting adalah pemilihan media, pendekatan,
dan metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi
pelajaran yang menjadi obyek pembelajaran. Hal ini dmaksudkan untuk
mencapai proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Media, pendekatan
dan metode berbeda Media merupakan setiap orang, bahan, alat atau
peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa menerima
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Metode adalah tata cara yang
dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan. Sedangkan pendekatan merupakan rincian kegiatan atau cara
pelaksanaan pembelajaran yang diuraikan atau digunakan dalam perencanaan
pembelajaran.
Berdasarkan konsep-konsep di atas penulis mencoba meneliti melalui
perbaikan pembelajaran, apakah ada peningkatan pemahaman dan keaktifan
siswa SMA kelas X pada pembelajaran Biologi tentang materi objek virus
yang ditunjang dengan metode discovery learning dan apakah ada
peningkatan pemahaman siswa SMA kelas X pada pembelajaran Biologi tentang
materi virus dengan metode discovery learning dan ditunjang dengan media
gambar.
Melalui penelitian dari 33 siswa kelas X diperoleh nilai awal teori
siswa yaitu nilai 30-59 sebanyak 12 orang, nilai 60-74 sebanyak 10 orang,
nilai 75-84 sebanyak 8 orang dan nilai 85-100 sebanyak 3 orang.
Berdasarkan data tersebut secara persentase siswa yang belum tuntas
mencapai 66,67 %, dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Persentase
siswa yang sudah tuntas adalah 33,33 %. Maka sebagai tindak lanjutnya
adalah dengan mengadakan perbaikan pembelajaran, dimana hal yang menjadi
penyebab terjadinya ketidaktuntasan nilai siswa berdasarrkan hasil yang
diperoleh di atas kemungkinan besar dikarenakan metode pembelajaran yang
kurang baik dan kurangnya media pembelajaran yang merupakan faktor
pendukung bagi suksesnya kegiatan belajar di kelas.
Berdasarkan asumsi di atas, maka untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan siswa kelas X dalam pembelajaran biologi, maka diperlukan cara
atau metode yang tepat untuk melengkapi proses pembelajaran kepada siswa
yaitu dengan metode discovery learning dengan ditunjang media gambar.
Kegiatan pembelajaran dengan discovery learning yang ditunjang media
gambar adalah merupakan salah satu metode pengajaran yang bertujuan
memberikan informasi secara langsung ke siswa, sehingga dapat memperjelas
pengertian suatu materi.
Oleh karena itu diharapkan dengan diterapkannya penggunaan metode
discovery learning dengan ditunjang media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar secara
kognitif, afektif dan psikomotor, karena dengan begitu siswa dapat
belajar secara aktif dan mandiri sehingga apa yang disampaikan dan
diterangkan oleh guru dapat dimengerti siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan diatas masalah yang diperoleh oleh guru
adalah tentang metode yang digunakan kurang tepat dan kurangnya media
pengajaran yang merupakan alat dalam pencapaian proses kegiatan belajar
mengajar.
Adapun rumusan masalahnya:
Bagaimana penggunaan metode discovery learning dengan ditunjang media
gambar dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran Biologi
tentang virus ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa kelas X dalam
pembelajaran Biologi melalui penggunaan metode discovery learning
sehingga siswa dapat belajar lebih aktif dan mandiri.
2. Untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas X dalam pembelajaran Biologi
melalui penggunaan metode discovery learning dengan ditunjang media
gambar, sehingga siswa lebih mudah memahami materi secara langsung dan
lebih mandiri.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi guru sebagai peneliti dapat membuktikan sendiri bahwa metode
belajar yang tepat dapat menentukan tingkat keberhasilan siswa dan
menarik minat belajar siswa.
2. Bagi siswa dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan berhubungan
langsung dengan alam sekitar serta lebih aktif.
3. Bagi sekolah tentunya juga bermanfaat dengan meningkatnya nilai-nilai
siswa dapat menentukan kualitas sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Metode sendiri secara bahasa adalah "cara", sedangkan secara
istilahnya adalah suatu cara atau prosedur yang dipakai atau digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu.Sedangkan pembelajaran itu sendiri berarti
segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada
diri peserta didik. Jadi apabila digabungkan, antara kata metode dan kata
pembelajaran adalah cara – cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam
mencapai tujuan tertentu.
Faktor - faktor yang mempengaruhi metode pembelajaran
Sebagai suatu cara untuk proses pembelajaran, metode tidaklah dapat
berdiri sendiri, tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Guru
akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan
kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing
metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89)
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut:
1) Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
2) Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-
mengajar.
3) Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak
selamanya sama dari hari ke hari.
4) Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar
anak didik di sekolah. Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA
kurang mendukung penggunaan metode eksperimen.
5) Guru
Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya
penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan
menentukan metode.
Syarat-syarat metode pembelajaran
Menurut Ahmadi dalam (Asih, 2007:20) syarat-syarat yang harus diperhatikan
dalam penggunaan metode mengajar adalah:
Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah
belajar siswa
Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar
lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar
sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat
verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata
dn bertujuan.
Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Macam – macam metode pembelajaran
Proses belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis
metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama
lain. Masing-masing metode ada kelemahan dan kelebihannya. Tugas guru ialah
memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar-
mengajar. Menurut Djamarah (2002:93-110) macam-macam metode pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Metode diskusi
b. Metode tanya jawab
c. Metode latihan
d. Metode ceramah
e. Metode discovery
f. Metode inquiry
Diatas merupakan beberapa istilah dari macam – macam metode pembelajaran
yang bisa kita terapkan pada proses mengajar , akan tetapi kita hanya akan
memperdalam mengenai metode discovery ( penemuan ), metode discovery akan
dibahas lebih lanjut dibawah ini :
1. Definisi Discovery ( Penemuan )
Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang
mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan
yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,
sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery
(penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui
proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan
pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan
dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan
pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi.
Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam
belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui
suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam
proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.
Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan
suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain:
mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini
siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri,
guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran
discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri
dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu:
1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan
dan menggeneralisasi pengetahuan;
2) berpusat pada siswa;
3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
ada.
Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan
oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu:
1) mengklarifikasi;
2) menarik kesimpulan secara induksi;
3) pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:
1. identifikasi kebutuhan siswa;
2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan
generalisasi pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta
peranan masing-masing siswa;
5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang
mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Langkah Persiapan
Langkah persiapan model pembelajaran penemuan (discovery learning)
adalah sebagai berikut:
Menentukan tujuan pembelajaran
Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat,
gaya belajar, dan sebagainya)
Memilih materi pelajaran.
Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif
(dari contoh-contoh generalisasi)
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh,
ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari
yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke
simbolik
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang
menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping
itu guru dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam
mengeksplorasi bahan.
b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).
c. Data collection (Pengumpulan Data)
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para
siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
d. Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah
data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. Semua informasi hasil bacaan,
wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara
tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004 :
244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua
kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi
(Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
prinsip yang mendasari generalisasi.
Penilaian Pada Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan
dengan menggunakan tes maupun non tes.Penilaian yang digunakan dapat berupa
penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika
bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model
pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Jika
bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian
hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan
pengamatan.
Implementasinya
Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang
menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam mengaplikasikan
metode Discovery Learning guru berperan sebagai pembimbing dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana
pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah kegiatan belajar
mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin,
atau ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi
siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan :
a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci
dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh
karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil.
d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
f. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan
gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan
sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah
pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses
belajar yang baru;
k. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
l. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang;
n. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya;
o. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
p. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar;
q. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan :
a. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis
atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
c. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang
lama.
d. Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian.
e. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk
mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.
f. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan
ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang membantu
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA N 1 Lohbener Desa
Lohbener Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu Jawa Barat dengan jumlah
siswa 33 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Mata
Pelajaran Biologi untuk semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 antara
lain tentang virus
"No "Kegiatan "Hari/Tanggal "
" "Pembelajaran " "
"1 "Prasiklus "Selasa, 15 September "
" " "2015 "
"2 "Siklus 1 "Selasa, 22 September "
" " "2015 "
"3 "Siklus 2 "Selasa, 29 September "
" " "2015 "
Dalam penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 bulan kegiatan
penelitian perbaikan pembelajaran dibantu oleh Supervisot 2 yaitu Ibu Lili
Juliah, S.Pd.
B. Desain Prosedur Perbaikan pembelajaran
Penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap yaitu : perencanaan, pleaksanaan
Data dan Refleksi
a. Siklus 1
1) Rencana
Pelaksanaan perbaikan pada mata pelajaran IPA Biologi. Menyusun
rencana perbaikan melalui Lembar Kerja Siswa
2) Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan pada hari Selasa
tanggal 22 September 2015 dibantu oleh supervisor 2 sebagai
penilai satu dengan metode pembelajaran discovery learning. Adapun
kegiatan pembelajarannya yaitu :
Kegiatan awal
Guru mengucapkan salam dan dijawab oleh siswa
Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu mengkondisikan
siswa sehingga siap menerima pelajaran yang akan diberikan.
Guru menyiapkan peserta didik dengan, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa.
Guru memberikan motivasi
Guru membacakan presensi siswa
Guru mengingatkan kembali pada pertemuan sebelumnya.
Guru bertanya kepada siswa, Pernakah kalian mengalami flu?
Tahukah kalian apa penyebabnya?".
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari karakteristik
virus. Dengan mempelajarinya kita kan mengetahui bagaimana
bentuk virus yang menginfeksi tubuh kita.'
Guru menyampaikan KD dan indicator yang ingin dicapai
Kegiatan inti
Guru memfasilitasi siswa dengan materi pendahuluan sebagai acuan siswa
dalam memahami materi virus.
Guru memfasilitasi siswa menggunakan pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran dan sumber belajar yang mendukung pembelajaran.
Guru membimbing siswa dalam pembuatan kelompok yang beranggotakan 4
siswa.
Guru memfasilitasi lembar kerjas siswa pada tiap kelompok.
Guru memfasilitasi papan point berisi angka nol, dimana tiap kelompok
memiliki point awal yang sama sebagai point awal tiap kelompok.
3) Pengumpulan Data
Untuk mengevaluasi keefektifan dan efisiensi pda proses perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan, menganalisis hasil evaluasi dengan
aspek yang diamati berupa prestasi rata-rata siswa.
4) Refleksi
Setelah melaksanakan perbaikan pada pembelajaran pertama siklus
kesatu, peserta didik hanya beberapa orang yang aktif dikarenakan
peserta didik belum memahami maksud proses pembelajaran yang
dilakukan dan materi yang diberikan. Peserta didik hanya memahami
secara umum saja materi yang diberikan dengan metode ceramah.
b. Siklus 2
1) Rencana
Pada siklus 2 merencanakan pembelajaran atas dasar observasi
siklus 1. Hasilnya pembelajaran perlu dilakukan perbaikan karena
nilai rata rata siswa bekum mencapai sasaran. Adapun fokus
perbaikan pembelajaran sebagai berikut :
Memahami materi tentang virus
Meningkatkan nilai rata-rata belajar siswa pada materi tentang
virus.
2) Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran siklus 2 dilaksanakan pada ahri selasa 29
September 2015 merupakan penyempurnaan siklus 1. Adapun
pelaksanaan ini adal;ah sebagai berikut:
Kegiatan awal
Siswa menyajikan tugas yang kemarin dan membahasnya bersama-sama
tentang sejarah dan ciri-ciri virus..
Guru memfasilitasi siswa dengan materi pendahuluan sebagai acuan siswa
dalam memahami materi replikasi virus dan manfaat serta bahaya dari
virus.
Guru memfasilitasi siswa menggunakan pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran dan sumber belajar yang mendukung kegiatan pembelajaran
Guru membimbing siswa dalam pembuatan kelompok yang beranggotakan 4-5
siswa.
Guru lembar kerja siswa pada tiap kelompok.
Kegiatan inti
Guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif.
Siswa menganalisis tentang tahapan replikasi virus dan
mengindentifikasi manfaat serta bahaya virus.
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya / mengetahui jawabannya.
Guru memfasilitasi jalannya diskusi untuk meningkatkan prestasi siswa.
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama diskusi kelompoknya.
Siswa menempelkan keterangan pada gambar replikasi virus.
Kelompok lain member tanggapan dari hasil diskusi kelompok yang sedang
mempresentasikan, lalu guru menunjuk nomor yang lain.
3) Pengumpulan Data
Data hasil pelaksanaan siklus 2 dikumpulkan setelah pembelajaran
dan menganalisis hasil evaluasi dengan aspek yang diamati berupa
prestasi rata-rata siswa
4) Refleksi
Setelah melakukan thapan pembelajaran penulis melakukan refleksi
untuk mengetahui hasil perbaikan dan tindakan apa yang harus
dilakukan untuk mengatasinya, pada siklus 2 ini menunjukkan
prestasi belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan siklus 1
C. Teknik Analisa Data
Analisi data dalam PTK adalah suatau kegiatan mencermati atau menelaah,
menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi
awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh kesimpulan
tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran. Data yang diperoleh
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif. Analisis data yang dipakai adalah analisis data kuantitatif.
Analisis data kuantitatif.dapat dilakukan secara sederhana dengan
menggunakan analisis deskriftif. Analisis deskriftif dapat dilakukan
dengan memanfaatkan statiska sederhana seperti menghitung rata-rata
(mean) dan menghitung persentase. Menghitung skor rata-rata dapat dengan
mudah yaitu dengan cara menjumlahkan semua data kemudian dibagi dengan
banyaknya data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian tindakan Kelas atau Perbaikan
Pembelajaran ini dilakukan sebanyak dua kali pembelajaran terbagi dalam
empat siklus. Dimana dalam melaksanakan tindakan dari masing-masing siklus
bertujuan untuk mengoptimalkan hasil kegiatan belajara mengajar yang
menggunakan metofe pengamatan langsung dan presentasi hasil diskusi serta
metode eksperimen yang ditunjang media gambar. Dengan harapan nantinya
terjadi peningkatan keberhasilan belajar siswa. Dan guru diharapkan dapat
membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan dan potensi yang
dimilikinya.
A. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran 1 (memahami prinsip-prinsip
pengelompokkan makhluk hidup)
a. Siklus 1
Untuk memperbaiki nilai awal siswa, maka siklus ke satu
menggunakan kegiatan belajar mengajar yang berbeda. Siklus 1
dilaksanakan pada hari Selasa, 22 September 2015 kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode ceramah dan dimana waktu yang digunakan
2 x 45 menit.
Dalam pembelajaran awal guru memberikan motivasi atau apersepsi,
yaitu tanya jawab kepada siswa tentang materi sebelumnya selama 10
menit, setelah pembelajaran awal yang dilakukan guru memberikan
gambaran pengelompokkan makhluk hidup dengan metode ceramah, dimana
kegiatan tersebut dilakukan selama 20 menit. Kemudian, guru
menugaskan peserta didik untuk mencari contoh dari virus dalam
kehidupan sehari-hari, hal ini dilakukan selama 20 menit.
Setelah selesai, kemudian guru memberikan tugas tambahan secara
individu yang berkaitan dengan materi pembelajaran, yang digunakan
adalah sisa waktu dari sebelumnya.
Adapun hasil penilaiannya adalah sebagai berikut :
Daftar Nilai Biologi Kelas X
RPP 1 Siklus 1 (Teori)
"No. "Nama Siswa "Pembelajaran 1 "
" " "Nilai Awal "Siklus 1 "
" " "Teori " "
"1 "Anisa "30 " "
"2 "Dewi "63 " "
"3 "Ratna "75 " "
"4 "Marta "45 " "
"5 "Helmi Amri "69 " "
"6 "Drajat Maulana "78 " "
"7 "Indah "50 " "
"8 "Hani "70 " "
"9 "Erina Fitri "76 " "
"10 "Vania "58 " "
"11 "Tri Diana "74 " "
"12 "Nasripah "79 " "
"13 "Silviani "35 " "
"14 "Widiyanti "60 " "
"15 "Amni Sofiyati "59 " "
"16 "Nurkomalasari "65 " "
"17 "Eka Lutvia "49 " "
"18 "Siti Rahmah "75 " "
"19 "Ari Armando "46 " "
"20 "Maria Ulfa "80 " "
"21 "Melia "34 " "
"22 "Riyanto "62 " "
"23 "Topan Hidayat "84 " "
"24 "Robi Saputra "38 " "
"25 "Carudin "82 " "
"26 "Yusup "40 " "
"27 "Apni "81 " "
"28 "Herdika "55 " "
"29 "Rasmadi "99 " "
"30 "Nanan "64 " "
"31 "Sopyatun "100 " "
"32 "Wahyuni "73 " "
"33 "Kuswatin "85 " "
b. Siklus 2
Pada siklus 1 sudah mengalami peningkatan pada nilai, dan
beberapa siswa sudah aktif, tetapi nilainya belum optimal menurut
penilai kegiatan belajar mengajar (teman sejawat) nilai masih dapat
dioptimalkan. Dan siklus ke-2 ini dilaksanakan pada Selasa, tanggal
29 September 2015. Dalam pembelajaran awal guru tetap memberikan
motivasi atau apersepsi, yaitu Tanya jawab mengenai materi
sebelumnya atau hal-hal yang umum yang berhubungan dengan materi
yang akan dipelajari yang akan dilakukan dalam waktu 10 menit.
Kemudian dalam pembelajaran inti guru menjelaskan kembali sedikit
gambaran tentang virus, hal ini dilakukan dalam waktu 10 menit.
Setelah itu guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
memahami ciri-ciri virus.
Pada akhir pembelajaran siswa membuat rangkuman atau kesimpulan
materi dan guru memberikan tugas tambahan di rumah untuk mencari
informasi lain dari media elektronika atau internet berupa gambar-
gambar tentang virus.
Berdasarkan tugas atau latihan sekolah yang diberikan diperoleh
hasil penilaian siswa kelas X adalah sebagai berikut :
Daftar Nilai Biologi Kelas X
RPP Siklus 2 (Teori)
"No. "Nama Siswa "Pembelajaran 1 "
" " "Nilai Awal Teori"Siklus 1"Siklus 2 "
"1 "Anisa "50 " " "
"2 "Dewi "50 " " "
"3 "Ratna "50 " " "
"4 "Marta "50 " " "
"5 "Helmi Amri "50 " " "
"6 "Drajat Maulana "50 " " "
"7 "Indah "50 " " "
"8 "Hani "50 " " "
"9 "Erina Fitri "50 " " "
"10 "Vania "50 " " "
"11 "Tri Diana "50 " " "
"12 "Nasripah "50 " " "
"13 "Silviani "50 " " "
"14 "Widiyanti "50 " " "
"15 "Amni Sofiyati "50 " " "
"16 "Nurkomalasari "50 " " "
"17 "Eka Lutvia "50 " " "
"18 "Siti Rahmah "50 " " "
"19 "Ari Armando "50 " " "
"20 "Maria Ulfa "50 " " "
"21 "Melia "50 " " "
"22 "Riyanto "50 " " "
"23 "Topan Hidayat "50 " " "
"24 "Robi Saputra "50 " " "
"25 "Carudin "50 " " "
"26 "Yusup "50 " " "
"27 "Apni "50 " " "
"28 "Herdika "50 " " "
"29 "Rasmadi "50 " " "
"30 "Nanan "50 " " "
"31 "Sopyatun "50 " " "
"32 "Wahyuni "50 " " "
"33 "Kuswatin "50 " " "
Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran 1 pada siklus 1 dan
siklus 2 ada beberapa keberhasilan dan kegagalan siswa yang dicapai,
yaitu:
Keberhasilan :
Minat belajar siswa ada peningkatan, terbukti selama proses perbaikan
pembelajaran berlangsung siswa menjadi lebih aktif, ada umpan balik
dari siswa dan pemahaman siswa pun menjadi meningkat juga.
Kegagalan :
Kemampuan siswa yang terbatas dan daya tangkap siswa yang agak lemah,
membuat beberapa siswa menjadi pasif dalam interaksinya. Terlihat pada
table dan diagram, siswa yang memiliki kemampuan terbatas dan kurang
mampu bernalar akan mendapatkan hasil yang kurang memuaskan.
GRAFIK PEROLEHAN NILAI TEORI BIOLOGI
"No "Nilai " " " " " "
"1 " " " " " " "
"2 " " " " " " "
"3 " " " " " " "
Keterangan
SP : Sebelum Pembelajaran
P1/S1 : Pembelajaran 1 Siklus 1
P1/S2 : Pembelajaran 1 Siklus 2
2. Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 (mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi
dan peran virus dalam kehidupan)
a. Siklus 1
Pada Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 Siklus 1 mengenai materi
ciri-ciri, replikasi dan peran virus dalam kehidupan (Kegiatan
Pembelajaran Berpraktik/Praktikum).
Proses Pembelajaran ini menggunakan metode ceramah, dimana
setelah guru memberikan motivasi dan ceramah tentang pengertian
virus itu sendiri, kemudian guru memberikan tugas kepada siswa, dan
hasilnya ditulis ke dalam lembar kerja yang diberikan oleh guru.
Pada akhir pembelajaran siswa beberapa pertanyaan yang ada di
lembar kerja siswa yang berhubungan dengan hasil pembelajaran yang
mereka amati sebelumnya. Peserta didik di beri soal masing- masing
dan kemudian hasil serahkan ke guru. Pada saat melakukan ceramah
beberapa siswa saja yang aktif, sedangkan yang lain belum memahami
sehingga hasilnya pun kurang optimal dan masih di bawah nilai KKM.
Adapun nilai yang diperoleh pada perbaikan pembelajaran 2 siklus 1
ini adalah sebagai berikut:
Daftar Nilai Biologi Kelas VII A
RPP 2 Siklus 1 (Praktikum)
"No. "Nama Siswa "Pembelajaran 1 "
" " "Nilai Awal "Siklus 1 "
" " "Praktek " "
"1 " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
b. Siklus 2
Pada perbaikan pembelajaran 2 siklus 2 ini siswa mulai tertarik
untuk melakukan pembelajaran berpraktikum, pada siklus 2 ini guru
tetap mnejelaskan gambaran atau pengertian dari ekosistem dan
komponen serta satuannya, kemudian dilanjutkan menjelaskan langkah-
langkah melakukan eksperimen atau kegiatan praktik langsung
mengukur kepadatan populasi yang ada di lingkungan sekitar. Pada
proses pembelajaran siklus kedua ini siswa sudah mulai semangat
karena mereka sudah mengetahui sedikit gambaran langkah kerjanya.
Setelah itu guru juga menambahkan kegiatan pembelajaran ekosistem
dengan menugaskan setiap kelompok peserta didik untuk menggambarkan
rantai makanan yang terjadi di sekitar populasi yang diukur
kepadatannya dalam bentuk media gambar yang digunakan sebagai media
pembelajaran peserta didik sendiri.
Proses pembelajaran selanjutnya, setiap kelompok peserta didik
saling berdiskusi kelompoknya di depan kelas sebagai perbandingan
dengan kelompok lain. Dan pada akhir pembelajaran peserta didik
ditugaskan untuk membuat rangkuman materi dan guru memberikan tugas
mengerjakan soal latihan.
Pada proses pembelajaran siklus ke-2 ini sudah ada kerjasama dan
interaksi yang baik antara siswa dengan kelompoknya masing-masing,
mereka bersaing secara sehat untuk mendapatkan nilai yang bagus dan
berusaha menjadi kelompok yang terbaik. Nilai akhirnya pun sudah
menunjukkan angka yang lebih baik daripada pembelajaran 2 siklus 1.
Semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM, artinya semua siswa
dinyatakan sudah tuntas dalam melakukan eksperimen kepadatan
populasi dan membuat media gambar dalam materi ekosistem, komponen
dan satuan-satuannya. Adapun hasil penilaian siswa kelas X pada
materi ekosistem adalah sebagai berikut :
Daftar Nilai Biologi Kelas X
RPP 2 Siklus 2 (Praktikum)
"No. "Nama Siswa "Pembelajaran 1 "
" " "Nilai Awal "Siklus 1"Siklus 2 "
" " "Praktek " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
" " " " " "
Berdasarkan pelaksanaan perbaikan pembelajaran 1 siklus 1 dan
siklus 2 ada beberapa keberhasilan dan kegagalan siswa yang
dicapai, yaitu :
Keberhasilan :
Semangat belajar peserta didik ada peningkatan, terbukti selama
proses perbaikan pembelajaran berpraktikum ini berlangsung, siswa
mempunyai gairah belajar yang tinggi dan merasa bertantang untuk
melakukan beberapa eksperimen dan pembuatan media gambar sehingga
terlihat ada persaingan yang sehat antar kelompok dan termotivasi
untuk menjadi kelompok yang terbaik.
Kegagalan :
Media pembelajaran yang digunakan terbatas (hanya menggunakan
lingkungan sekitar sekolah), sehingga dapat menghambat kreativitas
siswa dalam melakukan eksperimen atau praktek langsung. Ada
beberapa siswa yang tampak pasif dalam interaksi dengan kelompoknya
sehingga cenderung kurang percaya diri, hal ini dapat mrnimbulkan
pengaruh dan menghambat dirinya sendiri dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki.
GRAFIK PEROLEHAN NILAI TEORI BIOLOGI
"No "Nilai "30-39 "40-59 "60-69 "70-79 "80-89 "
"1 " " " " " " "
"2 " " " " " " "
"3 " " " " " " "
Keterangan
SP : Sebelum Pembelajaran
P2/S1 : Pembelajaran 1 Siklus 1
P/2S2 : Pembelajaran 1 Siklus 2
B. Pembahasan
Deskripsi Persiklus
Berdasarkan data hasil yang diperoleh melalui evaluasi hasil belajar
siswa, maka dapat diambil pembahasan persiklus kegiatan adalah sebagai
berikut :
1. Sebelum Pembelajaran
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa cenderung pasif, kurang
memahami materi dengan baik, hanya sedikit interaksi dan kerjasama
antar siswa dengan kelompoknya masing-masing dan tidak ada interaksi
dan kerjasama dengan kelompok lainnya. Nilai yang diperoleh banyak
yang belum tuntas mengingat nilai Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM)
70. Adapun perincian perolehan nilainya adalah sebagai berikut, nilai
awal teori siswa yaitu nilai 30-39 sebanyak 10 orang denagan
persentase 22,22 %, nilai 60-69 sebanyak 9 orang dengan persentase 25
%, nilai 70-79 sebanyak 6 orang dengan persentase 16,67 % dan jumlah
siswa yang memperoleh 80-100 sebanyak 3 orang dengan persentase 8,33
%. Berdasarkan data tersebut secara persentase siswa yang belum tuntas
mencapai 75 %, dan siswa yang sudah tuntas adalah 30 % dengan nilai
rata-rata 57,53. Sedangkan nilai awal kegiatan nilai praktikum siswa
dilapangan adalah sebagai berikut, siswa yang memperoleh nilai 30-39
sebanyak 10 orang dengan persentase 27,78 %, nilai 40-69 sebanyak 14
orang dengan persentase 38,89 %, nilai 70-79 sebanyak 7 orang dengan
persentase 19,44 % dan siswa yang mendapatkan nilai 80-90 adalah
sebanyak 5 orang dengan persentase 13,89%. Siswa yang belum tuntas
mencapai persentase 66,67%, dan yang sudah tuntas adalah 33,33% dengan
nilai rata-rata 60,56.
2. Perbaikan Pembelajaran 1
Siklus ke-1
Pada siklus ke-1 ini siswa sudah mulai dapat berinteraksi dengan
kelompoknya, aktif tetapi hanya dalam kelompok belum ada interaksi dan
kerjasama dengan kelompok lain. Namun wlaupun begitu hasil nilai yang
diperoleh ada sedikit peningkatan. Adpun perolehan nilainya sebagai
berikut :
a. Siswa dengan nilai 30-39 sudah tidak ada;
b. Siswa dengan nilai 40-59 sebanyak 10 orang dengan persentase 27,78%;
c. Siswa dengan nilai 60-69 sebanyak 8 orang dengan persentase 22,22%;
d. Siswa dengan nilai 70-79 sebanyak 9 orang dengan persentase 25%;
e. Siswa dengan nilai 80-2000 sebanyak 9 orang dengan persentase 25%.
Berdasarkan data perolehan nilai di atas terlihat bahwa persentase
siswa yang belum tuntas mealami penurunan, yang sebelumnya adalah
66,67% menjadi 50% dan persentase siswa yang sudah tuntas menglami
kenaikan yang sebelumnya 33,33% menjadi 50% dengan nilai rata-rata
yang diperoleh adalah sebesar 70,33.
Siklus ke-2
Pada siklus ini siswa mulai ada kerjasama yang baik dengan kelompoknya
masing-masing, saling berdiskusi, bertanya antar kelompok juga
dilakukan untuk mendpatkan informasi materi. Sebagian besar siswa
sudah aktif, dan ada umpan balik antaraguru dengan siswa. Hal ini
dikarenakan pada siklus ini siswa sudah mulai memahami sistem
pembelajaran dengan metode pengamatan langsung dan presentasi hasil
diskusi kelompok siswa yang menyajikan materi secara berurutan.
Hasil evaluasi yang diperoleh lebih meningkat dari siklus ke-1, dan
pada siklus ini semua siswa sudah mengalami ketuntasan belajar 100%
dengan batas nilai terendah 70 dan nilai rata-ratanya 72,22.
Hasil perolehan nilainya adalah :
a. Siswa dengan nilai 70-79 sebanyak 18 orang dengan persentase 50%;
b. Siswa dengan nilai 80-100 sebanyak 18 orang dengan persentase 50%.
3. Perbaikan Pembelajaran 2
Siklus ke-1
Pada pembelajarn 2 siklus ke-1 guru menggunakan kegiatan praktikum
dengan metode eksprimen pengukuran kepadatan populasi secara langsung
tetapi masih menggunakan ceramah untuk menjelaskan pengertian dan
gambar serta contoh-contoh yang berkaitan dengan materi ekosistem,
komponen dan satuan-satuannya. Pada proses pembelajaran ini siswa
sedikit tertantang tapi masih hanya sedikit siswa yang aktif,
dikarenakan belum begitu memahami tata car dan langkah-langkah
melakukan eksperimennya.
Hasil evaluasi yang diperoleh pada praktikum ini belum begitu
memuaskan, dikarenakan masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM. Adapun perincian perolehan nilainya sebagai berikut :
a. Siswa dengan nilai 30-39 sudah tidak ada;
b. Siswa dengan nilai 40-69 sebanyak 14 orang dengan persentase 38,89%;
c. Siswa dengan nilai 70-79 sebanyak 10 orang dengan persentase 27,78%;
d. Siswa dengan nilai 80-100 sebanyak 12 orang dengan persentase 33,33%.
Berdasarkan data perolehan nilai tersebut dapat terlihat sudah ada
peserta didik yang memperoleh nilai di atas ketuntasan dengan
persentase 61,11% tapi masih terdapat juga peserta didik yang memiliki
nilai belum tuntas yaitu sebesar 38,89% dengan nilai rata-rata 72,94.
Siklus ke-2
Pada siklus ke-2 pembelajaran 2 ini masih dilakukan dengan metode
eksperimen tetapi dengan ditunjang dengan media gambar yang dibuat
oleh siswa berdasarkan hasil pengamatannya, dengan tujuan untuk
memperbaiki hasil belajar siswa pada pembelajaran prkatikum siklus ke-
1. Kegiatan yang dilakukan siswa tetap eksperimen mengukur kepadatan
populasi dengan ditmabah kegiatan menggambarkan dalam suatu bagan atau
media rantai makanan yang terjadi di sekitar tempat melakukan
eksperimen.
Berdasarkan kegiatan ini, sudah banyak siswa yang aktif dan mulai
antusias mengamati apa yang diperintahkan guru dikarenakan adanya
penjelasan tentang langkah kerja terlebih dahulu . hasil evaluasi yang
diperoleh lebih meningkat dari sikluske-1, dan pada siklus ini semua
siswa sudah mengalami ketuntasan belajar 100% dengan batas nilai
terndah 70 dan nilai rata-ratanya 82,14.
Hasil perolehan nilainya adalah :
a. Siswa dengan nilai 70-79 sebanyak 14 orang dengan persentase 38,89%;
b. Siswa dengan nilai 80-100 sebanyak 22 orang dengan persentase 61,11%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian berjudul "Penggunaan Metode Pengamatan
Langsung dan Presentasi Hasil Diskusi Kelompok Siswa Untuk Meningkatkan
Pemahaman Keaktifan Siswa Dalam Belajar Tentang Objek Biotik dan Abiotik
serta Gejala Alam Biotik dan Abiotik, dan Penggunaan Metode Eksperimen
Dengan Ditunjang Media Gambar Dapat Meningkatkan Pemahaman Tentang
Ekosistem, Komponen dan Satuan-satuan Ekosistem" serta dilihat dari data
yang diperoleh melalui evaluasi pembelajaran pada proses perbaikan
pembelajaran, dan juga hasil observasi yang dilaksanakan bersama
observer, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode pengamatan langsung dapat meningkatkan pemahaman dan
keaktifan siswa dalam pembelajaran Biologi sehingga materi dapat
disampaikan secara efisien dan bermanfaat.
2. Metode pengamatan langsung berupa eksperimen yang disertai adanya
pembuatan media gambar merupakan metofe yang tepat dan baik untuk
digunakan di dalam memahami materi tentang ekosistem dan hal-hal yang
berkaitan dengannya, karena dengan metode eksperimen yang ditunjang
dengan pembuatan media gambar dapat meningkatkan kemampuan dan daya
kreativitas siswa sehingga siswa mendapatkan gambaran yang jelas
berkaitan dengannya.
3. Ketuntasan belajar ternyata dapat tercapai dengan baik dan hasil yang
diperoleh sangat memuaskan.
4. Metode eksperimen pengamatan langsung membuat peserta didik atau siswa
menjadi ingin lebih tau dan daya kreativitasnya dapat dimaksimalkan
dengdn melakukan berbagai kegiatan praktek atau praktikum Biologi.
5. Dengan adanya belajar kelompok atau diskusi kelompok dapat
mengembangkan sifat saling kerjasama antar teman, komunikatif, dapat
bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan terhadap kelompoknya,
menjadikan tutor sebaya sebab metode tersebut merupakan cara yang
mudah untuk menularkan ilmu kepada teman sekelompoknya.
6. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi
dapat mengatasi sikap pasif peserta didik.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh setiap pengajar saat berinteraksi dengan peserta didik pada proses
pembelajaran, yaitu :
1. Seorang pendidik harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang
sesuai untuk membahas suatu materi pelajaran, karena jika salah
menerapkan suatu metode pembelajaran, hal ini akan berakibat kurang
baik bagi siswa, sehingga siswa tidak dapat menangkap materi tersebut
secara maksimal.
2. Seorang pengjar harus dapat memanfaatkan media pembelajaran baik yang
ada di sekolah dan di lingkungannya ataupun yang merupakan hasil karya
siswa dengan sebaik-baiknya, bila perlu menggunakannya secara
bervariasi sehingga mampu menarik minat belajar peserta didik.
3. Seorang pengajar harus mampu merefleksikan diri sebagai bahan
renungan,apa yang krang dan apa yang harus dipertahankan dan
ditingkatkan dalam upaya perbaikan pembelajaran, sehingga pembelajaran
dapat dicapai dengan hasil yang baik dan memuaskan semua pihak.
4. Menghargai pendapat apapun yang disampaikan siswa, sehingga siswa
mempunyai keberanian untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
5. Memeriksa hasil pekerjaan peserta didik per individu sehingga guru
dapat mengetahui kemampuan dan kelemahan peserta didik pada setiap
pembelajaran yang berlangsung.
6. Untuk sekolah disrankan, hendaknya pihak sekolah dapat menyediakan
media pembelajarn yang diperlukan oleh guru dan siswa. Sekolah juga
dapat memberikan penghargaan pada guru atau siswa yang berprestasi,
sehingga guru maupun siswa dapat terus berpacu untuk meningkatkan
prestasi.
Berdasarkan data evaluasi yang diperoleh peserta didik, maupun dari hasil
observasi yang dilakukan guru sebagai peneliti pada proses penelitian
yang telah dilaksanakan, sebagai tindak lanjut penulis berupaya akan
menggunakan metode dan media yang tpat dan bervariasi, dengan harapan
dapat menarik minat belajar siswa dan ketuntasan belajar dapat tercapai
secara maksimal.