MENGHITUNG POPULASI DENGAN METODE MENANGKAPMENANDAI DAN MENANGKAP ULANG (CAPTURE-RECAPTURE)
Disusun oleh : Desti Rinit H!s"i #$%&$'& Ri*+, ." A*+i #$%&$'&/$ Nin0, Nu"i0 A,unin1t,s A,unin1t,s #$%&$'$$2 E03in Mutt4in #$%&$'$/ Kelo5!o+ :2 Asisten : Sho+hi+hun Nti4
KEMENTERIAN RISET6 TEKNOLOGI6 DAN PENDIDIKAN TINGGI UNI7ERSITAS %ENDERAL SOEDIRMAN AKULTAS #IOLOGI PUR8OKERTO &$9
I PENDAHULUAN A Lt" #el+n1 Satuan utama suatu populasi adalah individu dari makhluk hidup.Studi
yang mendalam mengenai individu dalam populasi tidak akan banyak membantu seseorang untuk memahami seperti apakah sebenarnya populasi itu. Setiap populasi memiliki suatu kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu yang membangun populasi. Kekhasan dasar dari suatu populasi yang menarik bagi para ilmuwan atau peneliti (ekologiawan) adalah ukuran dan kerapatannya. Jumlah individu dalam suatu populasi mencirikan ukurannya, sedang jumlah individu dalam satuan area/daerah atau dalam satuan volume tertentu mencirikan kepadatannya (mar, !"#$). Setiap individu yang ada di alam suatu populasi maupun komunitas sangat sulit dihitung bila tanpa menggunakan metode dan satuan yang telah ditentukan. ntuk menerangkan populasi atau komunitas diperlukan sejumlah satuan pengukuran seperti kepadatan (density), %rekuensi, luas penutupan (coverage) dan biomasa. &enarikan contoh (sampling) harus menggunakan metode sampling yang tepat, sebab bila tidak hasil yang diperoleh akan bias (&riyono, !"#!). 'empelajari populasi serta kepadatannya baik pada tumbuhan maupun hewan merupakan hal yang penting. Kepadatan diambil dari estimasi populasi dibagi luas area. rganisme yang bergerak cukup sulit untuk diidenti%ikasi. &erhitungan populasi baik untuk hewan ataupun tumbuhan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara langsung dan tidak langsung dengan memperkirakan besarnya populasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan si%at hewan atau tumbuhan yang akan di hitung. 'isalnya, untuk padang rumput dapat digunakan metode kuadrat untuk memperkirakan memperkirakan populasi dengan cara “track count” atau “fecal count”. ntuk hewan yang ralati% mudah ditangkap, misalnya tikus, belalang dapat di perkirakan dengan metode capturemark-release-recapture ('**). 'etode apture+*ecapture adalah salah satu metode yang paling umum untuk memperkirakan ukuran populasiyang tidak diketahui. 'etodologi ini awalnya
dikembangkan dalam
ekologi
untuk
memperkirakan ukuran populasi satwa liar. ewan yang terperangkap, ditandai, dan ditangkap kembali, kemudian digunakan untuk memperkirakan ukuran seluruh populasi (*ossi, !"#").
# Tu.un -ujuan praktikum ini adalah mengetahui jumlah populasi Fejervarya
cancrivora dengan metode Capture-Recapture (metode menangkap+menandai dan menangkap kembali).
II TIN%AUAN PUSTAKA
kuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. eberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relati% konstan sedangkan pupolasi lain ber%luktasi cukup besar. &erbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. &enyelidikan tentang
dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (aughton, #01$). 'enurut aughton
(#01$), penyebaran populasi
merupakan
pola
pergerakan individu+individu kedalam atau keluar dari populasi yang disebabkan oleh dorongan mencari makan, menghindar dari predator, pengaruh iklim, terbawa angin atau air, perilaku kawin dan %aktor %isik lain.&enyebaran populasi dapat terjadi melalui $ cara yakni 2 a. 3migrasi 2 merupakan pola pergerakan individu keluar dari daerah populasinya ke tempat lain, dan tinggal permanen di tempat barunya. b.4migrasi 2 merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatau daerah populasi lain dan individu tersebut menetap di tempat baru. c. 'igrasi 2 merupakan pola penyebaran individu dua arah, ke luar dan masuk atau pergi dan dating secara periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan sehingga individu suatu populasi akan berpindah tempat. 'etode capture-mark-release-recapture ('**) dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. &rinsip umum percobaan '** adalah untuk menandai individu dalam penangkapan sesi pertama dan kemudian untuk mencatat proporsi individu yang ditandai dalam penangkapan kembali sesi berikutnya (5illiams et al., !""#). 'odel sederhana, populasi berukuran kemudian diperkirakan dari rasio individu yang ditandai dan individu yang tidak ditandai dalam sesi penangkapan kembali (Seber, #01$), dengan asumsi bahwa semua individu (ditandai dan tidak ditandai) dicampur secara acak setelah penangkapan pertama dan dengan demikian semua individu bisa ditangkap kembali dalam sesi penangkapan kembali. Kelemahan metode capture recapture ini adalah penggunaan metode ini masih sangat sulit untuk memperoleh estimasi ukuran populasi yang dapat diandalkan bagi spesies yang sulit untuk menangkapnya, seperti spesies langka, atau spesies yang sulit untuk ditangani (6arroch, #007). 'etode ini mengasumsikan populasi tertutup (tidak ada imigrasi, emigrasi, kelahiran atau kematian antara pemberian tanda dan penangkapan kembali). 'etode ini juga mengasumsikan semua anggota populasi sama+sama
mungkin ditandai dan ditangkap kembali, dan hewan ditandai secara acak didistribusikan dalam populasi hingga saat penangkapan kembali. -ujuan menggunakan metode ini adalah untuk mengetahui kerapatan suatu populasi hewan. 'etode capture recapture berman%aat untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan ('c8arlane, !""$).
III DESKRIPSI LOKASI 9okasi pengambilan sampel dilakukan di areal persawahan 8akultas
iologi niversitas Jenderal Soedirman, sedangkan lokasi penyebaran sampel dilakukan di taman belakang didekat stasiun percobaan 8akultas iologi niversitas Jenderal Soedirman. Kondisi vegetasi ditempat ini cukup banyak ditumbuhi jenis+jenis tumbuhannya mulai dari semak, perdu, dan pohon. -anah memiliki nilah p 1, suhu udara !: " dan kelembapan 7;<. -anah cukup basah dikarenakan sedang musim hujan.
G5;" $ Lo+si Pen,e;"n M!)
G5;" Pet Lo+si (Goo1le
I7 MATERI DAN METODE A Mte"i =lat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah alat tulis, benang
wol, dan kamera. ahan yang digunakan adalah Fejervarya cancrivora. # Meto0e #. &enangkapan Fejervarya cancrivora dilakukan di lapangan. !. ewan+hewan yang tertangkap diberi tanda dengan benang wol pada kakinya,
jangan sampai benang wol lepas. $. Fejervarya cancrivora yang telah diberi tanda kemudian dilepaskan kembali
;. Setelah # hari kemudian dilakukan recapture atau penangkapan kembali. &erhitungan populasi dengan menggunakan indeks &eterson+9incoln, yaitu 2
=
N
M . n m
2
=
var N
( − m)
M .n n m
3
Keterangan 2 2 taksiran jumlah individu populasi. ' 2 jumlah individu yang ditandai pada penangkapan pertama. n 2 jumlah total individu+induvidu yang tertangkap kembali baik yang bertanda maupun tidak bertanda. m 2jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua. *umus+rumus di atas digunakan untuk jumlah individu yang bertanda yang dileps kembali, yang cukup besar (> !"). ntuk ' ? !" dipakai rumus berikut 2
=
N
( +1) m+ 1
m n
@arian estimasinya
( −m ) ( m+ 1 ) ( n + 2 ) 2
varN
=
M .n n 2
7 HASIL DAN PEM#AHASAN A Hsil
G5;" Fejervarya cancrivora ,n1 telh 0i;e"i tn0
1. -abel asil &erhitungan &opulasi Fejervarya cancrivora dengan 'etode Capture Recapture
&erlakuan &raktikum Jumlah Fejervarya cancrivora
Capture A
Recapture $
2. asil &erhitungan &opulasi Fejervarya cancrivora dengan 'etode Capture Recapture 6ari hasil tersebut, dihitung besarnya populasi Fejervarya cancrivora dangan, yaitu 'etode &eterson. *umus dasar yang digunakan untuk perhitungan adalah2 B ' C n m Keterangan 2 ' n
@arian B '! C n ( n D m ) m$
B -aksiran jumlah individu populasi B jumlah individu yang tertangkap pada penangkapan pertama. B jumlah individu D individu yang tertangkap kembali baik yang bertanda maupun yang tidak bertanda B jumlah individu yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua
m •
&erhitungan B ' C n B A E $ B #A m # ! @arian B ' C n ( n D m ) B A ! C # ($ D #) B A" m$ #$ # Pe5;hsn &reparat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah katak
Fejervarya cancrivora. Katak adalah hewan amphibia yang paling dikenal orang di 4ndonesia. Katak berkulit kasar berbintil+bintil sampai berbingkul+bingkul, kerap kali kering, dan kaki belakangnya pendek, sehingga kebanyakan kurang pandai melompat jauh. eberapa jenis katak sisi tubuhnya terdapat lipatan kulit berkelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha yang disebut lipatan dorsolateral. Katak mempunyai mata berukuran besar, dengan pupil mata horisontal dan vertikal. eberapa jenis katak, pupil matanya berbentuk berlian atau segi empat yang khas bagi masing+masing kelompok. Kebanyakan binatang betina lebih besar daripada yang jantan. kuran katak dan kodok di 4ndonesia bervariasi dari yang terkecil hanya #" mm, dengan berat hanya satu atau dua gram sampai jenis yang mencapai !7" mm dengan berat lebih dari #A"" gram (-jitrosoepomo, #00$).
ara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. ewan ini tidak hidup di dalam perairan yang dalam dan menggunakan sebagian besar waktunya di darat. Katak juga memiliki bermacam+macam warna kulit dengan pola yang berlainan. 5arna+warna itu ditimbukan oleh pigmen+pigmen yang terdapat di dalam sel+sel pigmen di dalam dermis. &erubahan warna pada kulit Katak dapat terjadi karena stimuli lingkungan, misalnya gelap, panas, dan dingin ('arwoto et al., !"##). Ketika habitat sudah tidak layak untuk kelangsungan hidupnya karena persaingan makanan dengan jenis lain, adanya perubahan habitat dan perubahan kualitas air, beberapa jenis yang rentan cenderung mati namun beberapa jenis yang lebih tahan akan mampu melangsungkan kehidupannya bahkan bila tidak ada predator, jenis ini akan mendominasi perairan. anyak %aktor yang terkait dengan habitat, diantaranya adalah sumber pakan dan tempat berlindung, substrat untuk melekatkan telur, atau tempat terlindung dari predator, bagi katak dewasa dan anakan+ anakannya. &erilaku harian dan pemilihan unit habitat diduga sangat dipengaruhi oleh kondisi habitat dan posisi unit habitat essensial dalam suatu ekosistem (=bdullah, !"#$). &ercobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah menggunakan metode capture-recapture, metode ini pada dasarnya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. 4ndividu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah keesokan harinya individu ditangkap kembali dihitung apakah ada yang bertanda atau tidak.Sejauh ini metode termudah untuk penaksiran ukuran populasi adalah 'etode 9incoln+&etersen. 'etode ini menghitung proporsi besar dari populasi dapat ditangkap dalam satu periode waktu. 'etode ini hanya membutuhkan ! periode census, melibatkan inisial &enanda dari 4ndividu (') dimana m diperoleh dari n binatang yang ditangkap pada penangkapan kedua. Jika populasi tertutup (yaitu tidak adanya penambahan atau pengurangan seperti 4migrasi, 3migrasi, mortalitas, dll.) maka secara intuisi hal ini dapat diperkirakan bahwa pengacakan satwa tertandai dalam populasi ('/) dapat ditaksir dengan proporsi dari satwa yang ditandai pada pengambilan sampel kedua yaitu 2
M . n
B
m
Keterangan 2 B taksiran jumlah populasi ' B jumlah individu yang ditandai pada penangkapan pertama n B jumlah total individu+individu yang tertangkap kembali (bertanda atautidak) m B jumlah individu bertanda yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua Capture Mark Release Recapture (''*) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi, merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. 'etode capture recapture yang digunakan yaitu 9incoln+&eterson dimana jumlah sampel lebih dari !". &enerapan metode ini baik untuk hewan maupun manusia relati% sama. al yang perlu diperhatikan menurut Fuan et al. (!"#;) adalah sebagai berikut #. !. $. ;.
&opulasi tertutup (tidak ada kelahiran, kematian, 4migrasi, dan 3migrasi) &robabilitas menangkap sama setiap individu dalam populasi sampel Sampel indipendent -anda tidak hilang. 'etode capture-recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga
ukuran populasi alami.al ini disebabkan karena asumsi+asumsi dalam metode capture-recapture pada kenyataannya sulit dilaksanakan di lapangan. ntuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa cara yang dapat digunakan salah satunya adalah dengan cara pendugaan yang dilakukan tanpa melepaskan kembali hewan yang telah disampling. 'etode ini dikenal dengan nama removal sampling (mar, !"#$). erdasarkan rumus metode capture-recapture, diperoleh nilai #A dengan @ariasi A". Jumlah Fejervarya cancrivora yang ditangkap kembali tidak sama dengan jumlah diawal pelepasan. al ini dikarenakan terjadinya migrasi atau perpindahan Fejervarya cancrivora ke luar dari populasi awalnya menuju ke populasi yang baru, adanya dorongan mencari makanan, menghindari predator, atau mungkin karena pergerakan kaki serta %aktor non+teknis menyebabkan benang wol terlepas. 8aktor lingkungan ada dua yaitu lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Kehidupan hewan tanah sangat tergantung pada habitatnya, karena keberadaan
dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat ditentukan keadaan daerah itu. 'enurut eddy (#070), %aktor lingkungan abiotik secara besarnya dapat dibagi atas %aktor %isika dan %aktor kimia. 8aktor %isika antara lain ialah suhu, kadar air, porositas dan tekstur tanah. 8aktor kimia antara lain adalah salinitas, p, kadar organik tanah dan unsur+unsur mineral tanah. 8aktor lingkungan abiotik sangat menentukan struktur komunitas hewan+hewan yang terdapat di suatu habitat. 8aktor lingkungan biotik bagi hewan tanah adalah organisme lain yang juga terdapat di habitatnya seperti mikro%lora, tumbuh+ tumbuhan dan golongan hewan lainya.
7I
KESIMPULAN DAN SARAN A Kesi5!uln erdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa2 #. 'etode capture-recapture adalah metode yang digunakan untuk mengukur
kerapatan suatu populasi. !. Jumlah populasi Fejervarya cancrivora yang dihitung menggunakan metode capture-recapture adalah sebanyak #A dengan variasi A".
# S"n Saran dalam praktikum ini adalah sebaiknya Fejervarya cancrivora benar+
benar diambil dari tempat aslinya agar dapat diketahui %aktor yang mempengaruhi jumlah setelah ditangkap kembali serta dilakukan pengambilan sampel pada malam hari atau menjelang hujan.
DATAR REERENSI
=bdullah. !"#$. Karakterisitik abitat Gajah Sumatera (lep!as ma"imus sumatranus -emminck. #urnal du$io %ropika.#(#)2A1+:". 6arroch, 6. #007. Metode kolo&i untuk 'enyelidikan a)oraturium. niversitas 4ndonesia. Jakarta.
adan&
dan
*ossi, &. &epe, . urHio., I '. 'archi. !"#". GeneraliHed 9inear 'odels and apture+*ecapture 'ethod 4n a losed &opulation2 Strengths and 5eaknesses. *tatistica. @ol. 9CC ($)2 $1#+$70. eddy, S. #070. +unci ,dentifikasi ooplankton. &enerbit niversitas 4ndonesia, Jakarta. 'c 8arlane, =. =. !""$. $ekicot $udidaya dan 'emanfaatannya. &- &enebar Swadaya, Jakarta. aughhton.#01$. kolo&i mum edisi +e 2. Fogyakarta2 G' &ress &riyono, ., !"#!. kolo&i kuantitatif. Jakarta29embaga 4n%ormasi dan Studi &embangunan 4ndonesia. Seber, .8. #01$. $iolo&y of Fres!/ater 'ollution.ew Fork29ongman 4nc. -jitrosoepomo. #00$. Morfolo&i 0e/an. Jakarta2 Gajah mada niversity &ress. mar, '. *., !"#$. 'enuntun 'raktikum kolo&i mum. 'akassar2 niversitas asanuddin. 5illiams, J.-. !""#. uide to %!e *tudy of nimal 'opulaion . KnoEvilie2-he niversity o%-annasse &ress.
Fuan Cu, '. 8y%e, 9. 5alker dan 9. owen. !"#;. 3stimating the number o% injection drug users in greater @ictoria, anada using capture+ recapturemethods. 0arm Reduction #ournal . ##(0)2#+1.