BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di berbagai bidang, khususnya dalam upaya untuk mewujudkan negara Indonesia yang maju, mandiri dan madani dengan masyarakat yang aman dan sejahtera, Indonesia harus menghadapi berbagai tantangan global. Tantangan paling fundamental adalah upaya Indonesia untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan secara merata dan berkesinambungan. Untuk menjawab hal tersebut, diperlukan usaha-usaha peningkatan dalam bidang efisiensi ekonomi, produktivitas tenaga kerja, kualitas sumber daya alam dan manusia, pendidikan yang baik serta kontribusi yang maksimal dalam membangun sarana dan prasarana untuk masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi besar terutama dibidang peternakan. Banyak peluang yang masih terbuka di bidang peternakan yang merupakan salah satu potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini perlu diperhatikan dan ditindak lanjutti dengan cara melakukan Inseminasi buatan agar dapat diperoleh jenis ternak yang memiliki kulitas yang bagus, supaya memiliki nilai ekonomi yang tinggi agar dapat miningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama kesejahteraan ekonomi selain itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daging dan susu yang semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui progam – progam peningkatan kuantitas dan kualitas dari hewan ternak. Salah satu tempat yang menjadipusat Inseminasi Buatan adalah di Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB ) Singosari, Malang. Dimana Balai tersebut merupakatempat memproduksi semen beku dari sembilan bangsa sapi yaitu : Limousine, Simental, Aberdeen Angus, Brangus, Brahman, Ongole, Madura, Bali dan Friesien Holstein dan dua bangsa kambing yaitu : Peranakan Ettawa dan Boer. Saat membicarakan tentang masalah hewan – hewan ternak tersebut tentu tidak lepas dari kesehatan hewan yang menjadi salah satu hal mutlak yang harus dipenuhi.Dengan terjaganya kesehatan hewan
1
maka kehidupan hewan tersebut menjadi layak.Serta produksi semen yang dihasilkan memiliki kuantitas dan kualitas yang bagus. Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa S-1 Pendidikan Dokter Hewan merasa sangat perlu untuk melakukan magang sebagai suatu proses pembelajaran dan peningkatan wawasan serta keterampilan sebagai calon Dokter Hewan. Pada semester ganjil tepatnya semester tiga telah mendapat kuliah Agama Islam I, Bahasa Inggris, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD), Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), Anatomi I, Boiokimia 1, Pengantar Ilmu Veteriner, Embriologi, Filsafat Ilmu, Fisiologi Veteriner, Histologi Veteriner, Ilmu Pakan dan Nutrisi Hewan, Anatomi Veteriner II, Ilmu Ternak Ruminansia, Ilmu Ternak Unggas dan Non Ruminansia, Genetika Hewan, Mikrobiologi Veteriner, Farmakologi Veteriner , Virologi Veteriner, Parasitologi Veteriner , Teknologi Pakan Hewan, serta Anatomi Veteriner III. Karena berbagai ilmu yang kami peroleh tersebut akan lebih jelas aplikasinya kita ketahui saat praktik di lapangan. Pada magang ini para mahasiswa bukan hanya mengamati dan mendengar teori pekerjaan yang disampaikan oleh petugas, namun juga menerapkan secara langsung apa yang telah dipahami dan dilihat. Melalui proses pembelajaran yang demikian diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan keterampilan, sehingga pada waktu nanti mengabdi dalam masyarakat bisa memberikan langkah-langkah dan tindakan yang seharusnya dilakukan. Bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan magang adalah suatu momentum yang tepat untuk mengisi kegiatan liburan semester agar bertambah pengetahuan dan kecintaannya terhadap profesi Kedokteran Hewan. Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk merencanakan dan mendesain kira-kira hal apa yang ingin dicapai setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga ini. Semoga nantinya para mahasiswa dapat menjadi para Dokter Hewan yang excellent dan bermoral tinggi. 1.2.
Tujuan Kegiatan magang yang kami lakukan ini bertujuan untuk : 1. Mengaplikasikan ilmu perkuliahan secara langsung sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja. 2. Membuka peluang dan kesempatan untuk memperoleh pengalaman praktis dan memberi gambaran yang nyata mengenai profesi yang akan digeluti oleh seorang Dokter Hewan. 2
3. Menambah relasi dan jaringan sehingga nantinya dapat membangun suatu silaturrahim yang bagus dan kuat antara mahasiswa, fakultas dan tempat magang. 4. Memanfaatkan liburan semester dengan kegiatan yang positif dan meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mengembangkan ilmu kedokteran hewan. 1.3.
Rumusan Masalah 1. Bagaimana sistem manajemen pemeliharaan dan perkandangan ternak unggul di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari ? 2. Apa pakan yang diberikan pada ternak unggul di Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari ? 3. Bagaimana proses produksi Semen Beku di Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari ? 4. Bagaimana alur pendistribusian Semen Beku dari Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari ? 5. Bagaimana cara Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari melakukan promosi ?
1.4.
Manfaat Diharapkan setelah magang yang dilakukan, mahasiswa memperoleh tambahan pengalaman kerja, wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan hewan serta cara berinteraksi dengan klien serta masyarakat. Sehingga nantinya mahasiswa saat terjun ke masyarakat menjadi dokter hewan bisa bertindak lebih profesional.
3
BAB II PROSES PELAKSANAAN
2.1. Tempat Pelaksanaan Kegiatan magang dilaksanakan di Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB ) Singosari Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Provinsi JawaT imur ± 20km dari kota Malang. Geografi dari BBIB Singosari dengan ketinggian 800 – 1200 dpl, suhu udara 16o-22oC. Luas areal BBIB Singosari 67,72 ha yang mencangkup :
Gedung Perkantoran Laboratorium Guest House Perumahan Pegawai Gedung Promosi Asrama Kandang Pejantan Kebun rumput Area Penampungan Semen
2.2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan magang ini dilaksanakan selama 16 hari dimulai pada 04 Februari 2014 sampai 20 Februari 2014. 2.3. Metode Pelaksanaan Pelaksanaan meliputi : a. Partisipasi Aktif Kami secara aktif melaksanakan kegiatan di BBIB yang sesuai dengan tujuan magang yaitu : pada seksi pemeliharaan ternak, seksi produksi semen, seksi pemasaran dan seksi informasi. b. Wawancara / Diskusi Kami melakukan diskusi / wawancara dengan tenaga kerja / karyawan di BBIB Singosari c. Pembuatan Laporan dan Presentasi Setelah kegiatan magang selesai, kami membuat laporan magang sesuai dengan ilmu yang kami peroleh dari BBIB Singosari dan mempresentasikannya. 4
5
BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI
3.1. Informasi Umum Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian No.681/Kpts/OT.140/11/2004 BBIB Singosari merupakan Unit Pelaksana Teknis Eselon 2b dibawah Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Terletak di Desa Toyomarto, Kec.Singosari, Kab. Malang dengan ketinggian 800-1200m diatas permukaan laut BBIB menjalankan kegiatannya di areal seluas 67,72 hektar ini ditunjang dengan kondisi rataan suhu udara 16-22C yang cukup ideal. BBIB Singosari yang mengusung motto “Setetes Mani Sejuta Harapan” ini juga memiliki sarana dan prasarana memadai yang dibangun demi efektivitas kelangsungan berbagai kegiatan di BBIB, seperti bangunan perkantoran, laboratorium, auditorium, kandang sapi dan kambing, perumahan dinas, gudang, garasi, kereta biosecurity, dan alat pertanian (chopper, corn harvester, pick up harvester, hay drying solar energy, hay maker, dan hay baller). 3.2. Sejarah BBIB Singosari Pada tahun 1976 Pemerintah Daerah Jawa Timur bekerjasama dengan Pemerintah Belgia mendirikan laboratorium semen beku di Wonocolo Surabaya yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan semen beku di dalam negeri untuk perkembangan inseminasi buatan. Kemudian pada tanggal 25 Mei 1978 Pemerintah Pusat mengambil alih pengelolaan laboratorium dan ditetapkan sebagai cabang balai inseminasi buatan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 314/Kpts/Org/5/1978 setelah itu pada tahun 1982 dilakukan pemindahan lokasi dari Wonocolo ke Singosari Malang. Pada tahun 1984 terjadi pemindahan Cabang Balai Inseminasi Buatan dari Wonocolo ke Singosari sehingga dua tahun berikutnya pun diubah menjadi Cabang Balai Inseminasi Buatan Singosari oleh Direktur Jenderal Peternakan tepatnya pada tahun 1984. Proyek pengembangan BIB Singosari (The Strenghtening of Singosari Al Center-ATA233) melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) atas kerjasama dengan Pemerintah Jepang pun diadakan sekaligus dengan adanya uji zuriat (Progeny Test).
6
Peningkatan status dari Cabang BIB ditetapkan sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian No.193/Kpts/OT.210/2/1988. Alhasil pada tahun 1996 BBIB ditetapkan sebagai pusat
pelatihan
IB
dengan
Surat
Keputusan
Direktur
Jenderal
Peternakan
No.52/OT.210/Kpts/0896 walaupun sejak tahun 1987 pelatihan memang telah dilaksanakan. Atas dasar Surat Keputusan Menteri Pertanian No.681/Kpts/OT.140/11/2004 statusnya pun meningkat menjadi BBIB. Hingga akhirnya sekitar tahun 2010 BBIB Singosari ditetapkan menjadi unit kerja yang menerapkan PPK-BLU (Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum) sampai saat ini menurut surat Keputusan Menteri Keuangan no.54/KMK 05/2010 tanggal 25 Februari 2010. 3.3. Visi Dan Misi BBIB Singosari 3.3.1. Visi Visi Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari adalah “Komersialisasi Potensi Singosari Menuju Pasar Internasional” 3.3.2. Misi Demi mewujudkan visi yang ada, maka BBIB Singosari menetapkan misi sebagai berikut. 1. Meningkatkan produksi semen beku, diversifikasi produk yang berkualitas melalui pengujian yang akurat dan teknologi mutakhir 2. Melaksanakan replacement pejantan dan
produksi
bibit
unggul
secara
berkesinambungan yang ditunjang oleh optimalisasi pakan ternak dan biosecurity 3. Meningkatkan profesionalisme SDM melalui pendidikan dan pelatihan secara promosi dan penempatan berdasarkan kompetensi guna tercapainya kesejahteraan 4. Mengoptimalkan fasilitas serta meningkatkan nilai tambah aset fisik dan intelektual dengan pengembangan teknologi dan pendaftaran hak paten merk 5. Meningkatkan kualitas pelayanan, pemasaran, dan penjual produk, monitoring, dan evaluasi 6. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan, efisiensi dan akuntabilitas, koordinasi dan komunikasi, serta pelayanan guna mewujudkan manajemen bisnis modern
3.4. Tugas Dan Fungsi Pokok BBIB Singosari 7
Adapun tugas pokok BBIB Singosari adalah “Produksi, distribusi, pemasaran dan pemantauan mutu semen unggul ternak serta pengembangan inseminasi buatan”. Hal tersebut telah diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian No 40/Kementan/OT.140/6/2012. Selain tugas pokok, di dalamnya juga menyangkut tentang fungsi pokok BBIB antara lain sebagai berikut. 1. Penyusunan program kegiatan produksi, pemasaran, dan pemantauan mutu semen ternak unggul serta pengembangan inseminasi buatan Pelaksanaan pemeliharaan ternak pejantan unggul Pelaksanaan pengujian keturunan dan fertilitas pejantan unggul Pelaksanaaan pemantauan dan pengawasan mutu semen ternak unggul yang beredar Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode inseminasi buatan Pemberian saran teknik produksi semen ternak unggul Pemberian pelayanan teknik produksi dan pemantauan semen unggul ternak dan
2. 3. 4. 5. 6. 7.
pengembangan inseminasi buatan 8. Pelaksanaan pemasaran dan distribusi semen ternak unggul 9. Pemberian informasi dan pelaksanaan dokumentasi hasil kegiatan inseminasi buatan 10. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBIB Singosari
PERSONALIA BBIB SINGOSARI Berdasarkan data terbaru yang telah ada, jumlah pegawai yang tercatat saat ini di BBIB Singosari adalah sebanyak 88 orang dengan rincian sebagai berikut. Namun 1 orang tercatat sebagai MPP I (Masa Persiapan Pensiun). a. Bagian Umum b. Bidang Pemasaran dan Informasi c. Bidang Pelayanan Teknis
: 30 orang : 11 orang : 46 orang
STRUKTUR ORGANISASI BBIB SINGOSARI Struktur
organisasi
BBIB
Singosari
mengacu
pada
40/Permentan/OT.140/6/2012tanggal 5 Juni 2012 yaitu :
8
SK
MENTAN
Nomor
:
Gambar 1. Struktur Organisasi BBIB Singosari
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Seksi Pemeliharaan Dan Peningkatan Mutu Genetik Ternak BANGSA PEJANTAN Bangsa sapi pejantan yang di BBIB Singosari terdiri dari 8 bangsa, yaitu: 1
Sapi Simmental Warna tubuh coklat kemerahan,warna kepala putih,bulu bagian lutut kepala dan ujung ekor juga berwarna putih.
2 3
Sapi Limousin Warna coklat muda, bentuk tubuh besar, panjang dan padat. Sapi FH (Frisien Holstein) Warna tubuh hitam dan putih. Merupakan salah satu sapi penghasil susu dan
4
memiliki kualitas daging yang bagus. Sapi Brahman Warna tubuh putih keabuan, badan besar, memiliki punuk, tahan terhadap panas
5
tinggi, presentase karkas yang tinggi. Sapi Ongole Warna tubuh putih sedikit keabuan, berpunuk tidak sebesar Brahman, badan besar, telinganya kecil dan tegak. Tahan terhadap panas tinggi, endo/ektoparasit, dapat menyesuaikan diri dengan pakan yang jelek, pertumbuhan badan relatif cepat, dan
6 7
8
persentase karkas tinggi. Sapi Aberdeen Angus Warna tubuh hitam dan tidak berpunuk. Sapi Madura Berwarna merah bata atau merah coklat, memiliki punuk, tanduk kecil dan pendek. Sapi Bali Berwarna hitam, terdapat warna putih di bagian pantat dan bagian lutut kebawah.
Populasi bangsa sapi: No 1 10
Bangsa FH
Populasi 39
2 3 4 5 6 7 8
Bali 28 Brahman 9 Ongole 5 Limousin 54 Simmental 43 Madura 13 Aberdeen Angus 11 Tabel 1. Populasi Ternak Sapi di BBIB Singosari (Sumber: data populasi ternak di BBIB Singosari, Januari 2014)
Sedangkan bangsa kambing pejantan di BBIB Singosari ada 2 bangsa, yaitu 1
Kambing Peranakan Etawa (PE) Kambing PE atau Peranakan Ettawa merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing lokal. Kambing PE merupakan kambing yang bersifat adaptif terhadap lingkungan lokal di Indonesia. Kambing PE yang terdapat di BBIB Singosari memiliki ciri khas yaitu warna bulu belang hitam putih, tanduk kecil, muka cembung, gelambir cukup besar, bulu panjang di daerah belakang paha, ekor dan dagu. Keunggulan kambing ini yaitu produksi susu tinggi dan pertumbuhan badan relatif cepat (Katalog BBIB
2
Singosari, 2011). Kambing Boer Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan. Memiliki ciri-ciri tubuh berwarna putih, leher sampai kepala berwarna cokelat, dengan variasi coklat dan putih di bagian muka, telinga lebar melengkung, tanduk besar dan panjang mengarah kesamping, kaki pendek, hidung cembung, telinga lebar dan menggantung (Susilorini dkk, 2008). Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25˚C) hingga sangat panas (43˚C), mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan serta tahan terhadap penyakit (Jumiatin, dkk 2012). Pertumbuhan kambing ini relatif cepat, adaptasi terhadap pakan sangat baik, pemeliharaan mudah, kawin sepanjang musim dan merupakan kambing tipe potong (Katalog BBIB Singosari, 2011) Populasi kambing: No 1 2 3
11
Bangsa Peranakan Etawa jantan Peranakan Etawa betina Boer jantan
Populasi 16 2 12
4
Boer betina 2 Tabel 2. Populasi Ternak Kambing di BBIB Singosari (Sumber: data populasi ternak di BBIB Singosari, Januari 2014)
1.1 PEMELIHARAN TERNAK 1.1.1
SISTEM PERKANDANGAN Kandang adalah salah satu tempat untuk memelihara ternak sebagai upaya
perlindungan ternak dari berbagai perubahan iklim atau cuaca lingkungan yang tidak menguntungkan. Macam-macam tipe perkandangan: 1. Kandang Tunggal Kandang Tunggal adalah kandang yang terdiri dari satu baris dan sejajar. 2. Kandang Ganda Kandang Ganda adalah yang terdiri dari dua baris dan saling berhadapan (tail to tail atau head to head). BBIB Singosari menggunakan sistem perkandangan tail to tail. 3. Kandang Paddock Kandang Paddock adalah kandang yang berhalaman dan berfungsi untuk sapi yang membutuhkan exercise lebih dikarenakan sakit ataupun kelebihan bobot badan. 4. Kandang Karantina Kandang karantina digunakan untuk pejantan yang baru masuk ke BBIB Singosari. Tujuannya untuk pemeriksaan kondisi ternak sebelum disatukan dengan sapi yang lain dalam satu kandang. 5. Kandang Isolasi Digunakan memisahkan sapi yang sedang sakit agar penyakitnya tidak menular pada sapi yang lain. 6. Kandang Panggung Digunakan untuk kambing dan bentuknya seperti rumah panggung, selain menjamin kesehatan, kandang panggung juga menjamin kondisi lingkungan lebih bersih. 1.1.2 PERAWATAN PEJANTAN Perawatan pejantan yang ada di BBIB Singosari dilakukan secara rutin mulai pukul 06.30 sampai 15.00 WIB yang meliputi:
12
1. Memandikan Ternak Dilakukan setiap pagi hari, tubuh pejantan dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan cara menyemprotkan air keseluruh tubuh kemudian disikat sampai bersih. Tujuan dari memandikan ternak sapi yaitu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak. 2. Pembersihan Kandang Kebersihan kandang menjadi penting karena berpengaruh terhadap kesehatan dan kenyamanan ternak. Biasanya dilakukan pada pagi hari setelah memandikan ternak. Hal ini meliputi pembersihan kotoran, lantai, palung makanan dan minuman serta dinding kandang. 3. Pemberian pakan Pada sapi No 1 2 3 4
Waktu Pagi Siang Hijauan 20 kg Konsentrat 2-3,5 kg 2-3,5 kg Mineral 100-120 g Silase 5 kg Tabel 3. Pemberian Pakan pada Sapi Jenis pakan
Sore 20 kg -
Pada kambing No
Jenis pakan
1 2
Hijauan konsentrat
Waktu Pagi
Siang
Sore
3,5-4 kg 3,5-4 kg 0,5-0,75 kg 0,5-0,75 kg Tabel 4. Pemberian Pakan pada Kambing
4. Pemberian Identitas Pemberian identitas dengan menggunakan ear tag dan papan nama pada kandang. Pemasangan ear tag pada kanan dan kiri telinga yang berupa nama ternak dan nomor urut ternak. Sedangkan pemberian identitas pada papan nama terdiri dari nama ternak, bangsa, tempat tanggal lahir, asal ternak dan nomor. Penomoran kode bull terdiri dari 5 atau 6 digit 1 atau 2 angka pertama menunjukkan kode bangsa, 2 angka kedua menunjukkan tahun kelahiran dang 2 angka terakhir menunjukkan nomor urut masuknya ternak ke BBIB Singosari.
1.2 HMT (HIJAUAN MAKANAN TERNAK) 13
Hijauan makanan ternak adalah sub seksi yang berfungsi sebagai penyedia makanan dan nutrisi ternak. Program Hijauan Makanan Ternak terbagi menjadi 3, yaitu penyediaan pakan, pengolahan hasil serta distribusi dan pemberian pakan. Alat-alat yang digunakan dalam menunjang kegiatan HMT, antara lain: 1. Manure spreader Alat ini digunakan untuk menyebarkan pupuk di lahan.
Gambar 2. Manure Spreader 2. Disc plow Disc plow merupakan alat yang digunakan untuk membajak lahan yang akan di tanami.
Gambar 3. Disc plow 3. Hero Hero dilengkapi dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Alat ini berfungsi untuk memecah bongkahan tanah (penggaruan).
14
Gambar 4. Hero 4.
Furrow Furrow
merupakan
alat
yang
digunakan untuk membuat alur atau celah pada lahan tanam.
Gambar 5. Furrow 5. Corn Planter Corn planter berfungsi untuk membuat lubang tanam. Alat ini digunakan untuk menanam bibit jagung.
Gambar 6.Corn Planter 6. Disk mower Disk mower digunakan untuk memanen rumput berbatang kecil, seperti star grass (Cynodon dactylon) dan BD (Brachiaria decumbens). Sedangkan untuk rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dan tanaman jagung (Zea mays) dipanen menggunakan sabit.
15
Gambar 7. Disk mower 7. Gyro Tedder Gyro Tedder adalah alat yang digunakan untuk membolak-balikkan rumput pada saat dijemur.
Gambar 8. Gyro Tedder
8. Hay baller Hay baller digunakan untuk mengepak rumput yang telah dijemur (Hay) sehingga mencapai ukuran yang diinginkan.
Gambar 9. Hay baller 9. Chopper Mesin pemotong rumput atau tanaman jagung menjadi cacahan kecil ukuran panjang antara 3 sampai 5 cm.
16
Gambar 10. Chopper Program Hijauan Makanan Ternak, meliputi: 1. PENYEDIAAN PAKAN a. Pengolahan Lahan Dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: Pembersihan lahan, membersihkan lahan dari tanaman liar, gulma dll Pembajakan menggunakan alat Disk Plow yang bertujuan memecah lapisan
tanah
menjadi
bongkahan
untuk
mempermudah
proses
mineralisasi. Penggaruan menggunakan alat Hero yang bertujuan memecah bongkahan
tanah menjadi lebih kecil atau menggemburkan tanah. b. Penanaman Penanaman dilakukan dengan 3 cara yaitu: 1) Pols adalah cara penanaman dengan menggunakan sobekan akar contoh BD (Branchiara Decumbens). 2) Stek adalah cara penanaman dengan menggunakan batang. Contoh rumput gajah, gamal. 3) Stolon adalah cara penanaman dengan menggunakan potongan batang yang merayap atau batang yang berhimpit dengan tanah. Biasa digunakan pada jenis star grass. Jarak tanam bibit bergantung pada jenis rumput dan tingkat kesuburan tanah. Untuk rumput tumbuh tegak dan berumpun (Branchiara Decumbens dan rumput gajah) jarak tanam 60-60 cm, 60-45 cm atau 60-75 cm. Untuk tanaman star grass jarak tanam 90-60 cm, 80-100 cm atau 100-100 cm. c. Perawatan, meliputi beberapa tahap yaitu penyulaman, pembersihan gulma, pendangiran, dan pemupukan. Penyulaman Setelah penanaman bibit pada lahan biasanya terjadi kegagalan atau ada bibit yang tidak tumbuh oleh karena itu dilakukan penyulaman 17
atau penggantian dengan bibit baru, penyulaman dapat dilakukan mulai
hari ketujuh. Pembersihan gulma Tujuan pembersihan gulma adalah untuk membersihkan rumput liar ataupun tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok. Pembersihan gulma dilakukan dengan menggunakan alat cangkul,
sabit. Pendangiran Pendangiran tanah dilakukan setelah hijauan berumur 1 bulan. Tujuan pendangiran adalah menggemburkan tanah kembali agar proses peredaran udara dan air di dalam tanah lebih sempurna, mengurangi penguapan air dari dalam tanah dan efisiensi penyerapan pupuk
meningkat. Pemupukan Tujuan pemupukan adalah memberi zat makanan untuk tanaman, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. Pada pemupukan menggunakan 2 pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk organik digunakan sebelum penanaman dengan dosis 4 ton/ ha sedangkan pupuk kimia digunakan setelah pemanenan dan hanya untuk rumput gajah jenis pupuk kimia yang digunakan di BBIB Singosari adalah
urea dengan dosis 250 kg/ ha. d. Pemanenan, rumput dipanen sebelum berbunga rata-rata dipanen pada umur 40-60 hari. Pada musim kemarau umur 40 hari sudah dipanen, tetapi pada musim hujan dipanen pada saat umur lebih dari 60 hari. e. Peremajaan Hijauan Pada saat hijauan berumur 5-8 tahun maka diganti dengan penanaman hijauan yang baru karena produksinya semakin menurun. Hal ini disebabkan akar melebar sehingga menutupi permukaan tanah dan kebutuhan nutrisi hijauan tidak terpenuhi. 2. PENGOLAHAN HASIL Pada musim penghujan ketersediaan pakan sangat melimpah tetapi pada musim kemarau ketersediaan pakan terbatas. Sehingga untuk mengantisipasi kekurangan pakan dengan melakukan pengawetan hijauan segar (hay) dan pembuatan silase. a) Hay, merupakan hijauan makanan ternak yang sengaja dipotong dan dikeringkan baik dengan sinar matahari maupun panas buatan sehingga hijauan tersebut memiliki kadar air 10-15%. Bahan yang digunakan dalam pembuatan Hay di 18
BBIB Singosari ini adalah rumput Brachiaria decumbens dan Star grass. Tujuan dari pembuatan Hay adalah untuk memanfaatkan kelebihan hijauan pada saat musim hujan sehingga ternak tidak kekurangan pakan pada saat musim kemarau. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Hay adalah alat potong rumput manual (sabit) atau alat potong mesin (Disk mower), alat membalik (gyro tedder/ garpu manual), dan alat pengepakan (hay baller machine). Proses pembuatan hay yaitu: Bahan hay rumput berbatang kecil Pemanenan dengan menggunakan disk mover/sabit Penjemuran dilakukan 5-7 hari atau sampai kadar air 10-15 % Pembalikan 1 hari sekali pada pukul 09.00 WIB dengan menggunakan gyro tedder/garpu manual. Pembalikan ini dimaksudkan agar rumput kering secara
merata. Pengumpulan Pengepakan menggunakan Hay baller machine Penyimpanan dengan ciri-ciri hay yang baik yaitu; warna kehijauan, bau khas rumput, kadar air 10-15% dan lentur (tidak mudah patah). Tempat penyimpanan diusahakan tidak terkena air hujan dan memiliki ventilasi yang
baik. b) Silase, merupakan pakan ternak yang masih memiliki kadar air tinggi sebagai hasil pengawetan hijauan makan ternak atau bahan-bahan lain melalui proses fermentasi yang dibantu oleh jasad renik dalam kondisi anaerob. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan silase yaitu chopper, terpal, pemberat, dan silo. Bahan yang digunakan yaitu hijauan berbatang besar. Di BBIB Singosari tanaman yang digunakn dalam pembuatan silase yaitu jagung berumur antara 70-90 hari (berbuah jagung muda). Proses pembuatan silase yaitu: Jagung dipanen pada umur 70-90 hari. Dilayukan sampai kadar air 70%. Dichopper 3-5 cm. Dipadatkan sampai silo (trance silo) penuh. Pengisian silo tidak lebih dari 12 hari. Ditutup dengan plastic dilapisi terpal agar tidak mudah sobek. Diberi pemberat. Disimpan minimal selama 40 hari. Sebelum diberikan pada ternak diangin-anginkan minimal 12 jam. Ciri-ciri silase yang baik adalah bau harum agak kemanis-manisan, tidak berjamur, tidak menggumpal dan berwarna kehijau-hijauan serta memiliki pH antara 4 - 4.5. 19
3. DISTRIBUSI DAN PEMBERIAN PAKAN Distribusi pakan ada yang langsung diberikan pada ternak dan ada yang diolah terlebih dahulu. Pemberian pakan pada sapi dilakukan 3 kali sehari. Pagi hari diberikan hijauan, silase, konsentrat (sumber protein) dan mineral (suplemen pakan). Siang hari konsentrat (sumber protein) sedangkan sore hari hijauan yang dichopper. Pemberian pakan pada musim kemarau dapat menggunakan wafer sebagai pengganti hijauan segar yang merupakan pakan olahan berasal dari pucuk tebu yang dikeringkan dan dikemas dalam bentuk balok. Sedangkan pemberian air minum secara ad libitum (tidak terbatas). Pemberian pakan pada kambing sama halnya dengan pemberian pakan pada sapi. Pada pagi hari kambing diberi pakan berupa hijauan tetapi sebelum diberikan hijauan terlebih dahulu diberikan konsentrat (sumber protein), ketika konsentratnya habis baru diberikan hijauan. Apabila langsung dicampur maka kambing akan cenderung memilih-milih makan hijauan saja. Pada siang hari pemberian pakan hanya konsentrat lalu pada sore diberikan kembali hijauan tanpa penambahan konsentrat. Pemberian air minum secara ad libitum (tidak terbatas). Kebutuhan pakan untuk sapi per hari:
Rumput untuk sapi Bali, Madura, Jaliteng sebanyak 35 kg, sapi FH sebanyak 45 kg dan sapi Limousin, Simmental, Aberdeen Angus, Brahman, Ongole
sebanyak 40 kg. Konsentrat untuk sapi Limousin, Simmental, Aberdeen Angus, Ongole sebanyak 6 kg, sapi FH yang membutuhkan 7 kg dan sapi Madura dan bali
membutuhkan 5 kg. Mineral yang dibutuhkan 100-120 gram. Silase yang diberikan 5 kg.
Sedangkan kebutuhan pakan untuk kambing per hari yaitu: Hijauan diberikan 7-8 kg. Konsentrat sebanyak 1 kg untuk kambing Boer dan 1,5 kg untuk kambing Peranakan Etawa. Kegiatan yang dilakukan di HMT yaitu pada pagi hari distribusi hijauan, silase, konsentrat dan mineral kemudian membantu dalam penchopperan serta
20
membantu dalam pembuatan silase. Pada siang hari memberikan pakan konsentrat. Pada sore hari memberikan hasil chopper.
21
1.3 KESEHATAN HEWAN (KESWAN) Kegiatan kesehatan hewan adalah menjaga kesehatan hewan, mencegah dan mengobati ternak yang sakit. Kegiatan penanganan hewan yang kami lakukan dan pelajari pada bagian kesehatan hewan di BBIB Singosari yaitu: Pemeriksaan Rutin Kondisi Kesehatan Ternak Pemeriksaan rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan melihat fisik sapi sehat atau tidak pincang, ada luka-luka, serta nafsu makan ternak yang dilihat dari sisa pakan yang diberikan sebelumnya. 1
Pengobatan Ternak Pengobatan yang dilakukan pada ternak yang sakit. Pengobatan pertama dilakukan secara symptomatis berdasarkan gejala klinis yang tampak dan apabila penyebabnya diketahui pengobatan dilakukan secara kausatif dengan obat-obatan yang sesuai dengan penyebab penyakitnya. Contoh kasus yang kami temukan selama mengikuti kegiatan keswan yaitu : 1. Sapi bernama Agent kandang 15. Hidung sobek karena tertarik oleh nosering yang terlalu kencang. Penanganannya dengan cara dijahit yang sebelumnya ternak dianastesi terlebih dahulu. Anastesi yangdigunakan merupakan anastesi local dan umum. Anastesi lokal menggunakan lidocain dengan dosis 6ml sedangkan anastesi umum menggunakan xilacine dengan dosis 2,5ml 2. Sapi bernama Cailin kandang 5. Myasis di kaki dengan gejala stress, nafsu makan menurun, gelisah, menendang-nendang maupun menggesek-gesekkan pada dinding kandang dan terdapat luka borok. Penanganan dengan pemberian obat
2
intermectin 16 mL lewat injeksi subcutan. Desinfeksi Kandang Desinfeksi kandang dilakukan setiap satu minggu sekali dengan tujuan menjaga kandang agar terbebas dari mikroorganisme patogen yang merugikan dan membahayakan kondisi kesehatan ternak. Desinfeksi kandang dilakukan dengan menyemprotkan larutan desinfektan Dimethyl cocobenzyl ammonium chloride dengan dosis 6 mL /1 Liter air. Pada saat penyemprotan kondisi kandang sudah bersih dari kotoran dan feses.
22
3
Pemotongan Kuku Pemotongan kuku dilakukan setiap 6 bulan sekali. Tujuan pemotongan kuku untuk menjaga kesehatan, keamanan dan kerapian sapi. Pemotongan kuku menggunakan kandang penjepit elektrik untuk mempermudah handling. Alat potong kuku yang digunakan yaitu grinda, rennet, kama gata teitto, dan tali untuk mengikat kaki sapi. Kuku dipotong hingga sama rata antara kuku kanan dan kuku kiri.
4
Pemberian Vitamin Pemberian vitamin bertujuan untuk meningkatkan fertilitas pejantan.yang dilakukan setiap 1 bulan sekali. Vitamin yang diberikan berupa vitamin ADE dengan dosis 10 mL/ ekor melalui injeksi intra muscular.
5
Pemberian Obat Cacing Tujuan pemberian obat cacing adalah untuk memberantas parasit cacing. Pemberian obat cacing dilakukan setiap 6 bulan sekali. Obat cacing yang dipakai
6
adalah Albendazole. Pemberian setiap ternak adalah 10 mL/ kg berat badan. Pemberian Vaksin Septichaemia Epizootica (SE) Pemberian vaksin dilakukan setiap 1 tahun sekali. Pemberian vaksin SE
7
bertujuan untuk mencegah penyakit SE yang disebabkan oleh Pasteurella multocida. Penyemprotan Anti Ektoparasit Tujuan penyemprotan anti ektoparasit adalah untuk menghindarkan ternak dari caplak, kutu, tungau dan lain-lain. Penyemprotan anti ektoparasit dilakukan seminggu sekali dengan cara disemprotkan merata pada seluruh permukaan tubuh ternak sampai batas leher dan penyemprotan tidak boleh mengenai palung pakan.
8
Obat yang digunakan adalah Cypermethrin dengan dosis 3 g / 1 Liter air. Pengambilan Sampel untuk Pemeriksaan secara Laboratoris Sampel yang diambil untuk pemeriksaan laboratoris yaitu: Feces, digunakan untuk pemeriksaan adanya endoparasit cacing, amoeba dll Preputium washing, pengambilan preputium washing menggunakan cotton swap dari dalam preputium dan dimasukkan kedalam tabung NaCl fisiologis yang diberi label. Preputium washing digunakan untuk pemeriksaan
trichomoniatis, champhylo bacteriosis. Darah, pemeriksaan dilakukan dua tahun sekali. Darah diambil dari vena jugularis atau vena coccygealis. Darah yang diambil berupa whole blood dan serum, untuk whole blood setelah pengambilan darah dimasukkan kedalam tabung EDTA. Whole blood digunakan untuk pemeriksaan penyakit: Anaplasmolisis, Babesiosis, Theilleriosis. Sedangkan serum digunakan untuk pemeriksaan penyakit Bovine Viral Diarrhea (BVD), Infectious Bovine
23
Rhinotracheitis (IBR), Enzootic Bovine Leukosis (EBL), Brucellosis, 9
Leptospirosis, Para TB, Jembrana (sapi bali) Isolasi Ternak Isolasi ternak dilakukan pada pejantan yang sakit (seropositif) atau yang
perlu penanganan khusus agar tidak menularkan penyakit pada ternak yang lain. 10 Afkir Pejantan Pengafkiran pejantan sapi dilakukan pada pejantan tua berumur diatas 9 tahun sedangkan pejantan kambing pada umur diatas 6 tahun. Pejantan yang cacat, dan tidak produktif lagi dalam menghasilkan semen atau yang kualitas semennya buruk juga diafkir. Selain itu pengafkiran dilakukan dari hasil pemeriksaan kondisi kesehatan fisik dan laboratoris. 11 Biosecurity Tindakan biosecurity dilakukan dengan tujuan pencegahan terhadap penularan penyakit, meliputi biosecurity terhadap hewan dan biosecurity terhadap manusia. Biosecurity terhadap hewan meliputi sanitasi kandang, desinfektan kandang, penyemprotan ektoparasit, dan isolasi ternak yang sakit agar tidak terjadi penularan penyakit. Sedangkan biosecurity terhadap manusia meliputi aktivitas tamu yang berkunjung dilarang masuk tanpa ijin ke dalam kandang dan laboratorium, tamu yang masuk ke laboratorium harus memakai alas kaki dan pakaian lab yang disediakan dan kendaraan roda 4 yang memasuki wilayah BBIB Singosari wajib disemprot dengan desinfektan. 4.2. Seksi Produksi Semen dan Pengembangan Inseminasi Buatan 4.2.1. Proses Produksi Kegiatan laboratorium dimulai pukul 07.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan yaitu mulai dari persiapan alat-alat yang digunakan dalam proses penampungan semen, pengujian dan processing semen. 4.2.1.1.
Persiapan Pejantan sebelum Penampungan Semen Persiapan penampungan meliputi persiapan tempat, artificial vagina, pejantan, teaser, dan false mounting. Biasanya dalam penampungan semen tiap pejantan membutuhkan satu orang handler dan satu orang kolektor namun tergantung sifat dan karakteristik pejantan. Tahapan pejantan yang akan dilakukan penampungan semen adalah :
24
1. Persiapan tempat penampungan Tahapan persiapan tempat penampungan dilakukan pada pagi hari. Persiapan yang dilakukan adalah pembersihan tempat penampungan, baik sampah maupun kotoran yang ada di tempat penampungan dan siram dengan air untuk membersihkan debu yang menempel pada karpet. 2. Persiapan Artificial Vagina ( Double-Walled type ) Di BBIB Singosari metode penampungan
semennya
menggunakan AV ( Artificial Vagina ) baik untuk sapi maupun kambing. Tahapan persiapan AV ( Artificial Vagina ) yaitu : a. Pasang collection tube 15ml pada ujung cone artificial vagina, karet dan selongsong hitam setelah disterilisasi dalam kondisi higenis. b. Masukkan air hangat bersuhu 50oC – 55oC sehingga artificial vagina bersuhu 41oC – 44oC sebanyak 550ml – 650ml. c. Artificial vagina yang telah diisi air hangat tersebut bila perlu di pompa untuk disesuaikan dengan ukuran penis. d. Oleskan lubricating jelly pada artificial vagina dengan menggunakan stick dimulai dari bagian luar lubang sampai 1/3 bagian atas artificial vagina. e. Siapkan artificial vagina sebelum penampungan dilakukan. f. Bagian luar lubang artificial vagina tidak boleh disentuh tangan karena sudah steril
Gambar 11. Artificial Vagina 3. Persiapan Teaser ( Pemancing ) Tujuan penggunaan teaser ( pemancing ), mempermudah pejantan untuk meningkatkan libido. Teaser yang digunakan Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB ) Singosari ada dua macam, yaitu: Mobile Dummy Cow dan Bull Teaser. Untuk sapi yaitu dengan penggunaan pejantan lain, sedangkan kambing dengan penggunaan pejantan lain dan betina. Ini dikarenakan ada pejantan kambing yang libidonya naik jika teasernya adalah betina.
25
a. Karakteristik teaser adalah : Ukuran badannya lebih kecil daripada pejantan yang akan dilakukan penampungan, bersifat pendiam ( Tidak aktif dan tidak banyak bergerak ) b. Teaser ( sapi maupun kambing ) lalu dimasukkan ke kandang jepit dan selanjutnya diikat dibagian kepala dan ekor.
Gambar 12. Persiapan Teaser
26
4. Pengambilan pejantan dari kandang a. Hal yang harus diperhatikan adalah : Nama pejantan, bangsa, warna bulu, motif, ear tag / ear mark – harus sesuai dengan yang dijadwalkan b. Pejantan harus sudah bersih ( dimandikan ) dan diberi makan c. Mengeluarkan pejantan dari kandang menuju tempat penampungan
Gambar 13. Pengeluaran Pejantan dari Kandang 4.2.1.2. Persiapan False Mounting Setelah pejantan dan teaser siap di tempat penampungan, sebelum dilakukan
penampungan
semen
maka
dilakukan
false
mounting
( Pemanasan ). Tiap – tiap penjantan membutuhkan false mounting yang berbeda – beda tergantung karakteristik dan stamina. Hal – hal yang diperhatikan pada saat False Mounting : a. Pejantan umumnya ditampung semennya setelah melakukan sebanyak 6 – 7 kali ( Biasanya setelah pejantan menunjukan libido yang meningkat ) b. Pejantan biasanya mengeluaran cairan accessorious atau cairan kelenjar pelengkap c. Penis harus dalam keadaan ereksi (keras dan berwarna merah) dan hindari penis menyentuh bagian pantat pemancing (teaser) d. Pencucian preputium (preputium orifice), preputium keadaan kotor karena akan mempengaruhi kualitas semen
Gambar 14. Persiapan False Mounting
27
tidak boleh dalam
4.2.1.3. Penampungan Semen Penampungan semen setiap bangsa sapi maupun kambing memiliki jadwal yang berbeda setiap minggunya ( Penampungan dilakukan pada hari senin – jumat ). Jadwal penampungan semen : 1. Senin : bangsa sapi Madura, Bali, dan Limousin 2. Selasa : bangsa Simental, Brahman, Madura, kambing PE dan kambing Boer 3. Rabu : bangsa Frisian Holstein, Ongole dan Angus 4. Kamis : bangsa Madura, Bali, dan Limousin 5. Jumat : bangsa Simental, Brahman, Madura, kambing PE dan kambing Boer Cara penampungan semen yaitu : a. Kolektor berdiri di sebelah kanan pejantan yang akan ditampung semennya sedangkan handler biasanya berada di seberang kolektor b. Umumnya pejantan dibiarkan melakukan false mounting ( Sampai pejantan menunjukkan libido yang meningkat ) c. Untuk evaluasi libido dihitung dari lama menunggu ejakulasi ( Waktu perhitungan ejakulasi dimulai dari pejantan didekatkan dengan teaser ). Lamanya waktu menunggu ejakulasi yang baik yaitu ±15 menit d. Saat semen pejantan akan ditampung, dipastikan pejantan mengeluaran cairan accessorious dan penis harus dalam keadaan ereksi (keras dan berwarna merah) e. Pejantan yang sedang mengalami libido dan siap ditampung dengan menunjukkan ciri dengan menaiki pemancing, penis diarahkan ke artificial vagina dengan tangan kiri oleh kolektor secara cepat f. Setelah semen ditampung, dilakukan pencatatan nama pejantan, libido, daya jepit, daya lompat, dan handle dahulu agar semen dapat diketahui identitasnya g. Selanjutnya semen segera dibawa ke laboratorium untuk dilakukannya pengujian mutu semen dan produksi semen beku dengan menggunakan kain gelap ( hitam ) supaya semen terhindar dari cahaya matahari langsung sehingga motilitas sperma terjaga
Gambar 15. Penampungan semen 28
4.2.1.4. Pengujian Mutu Semen Semen segar yang telah ditampung masuk ke pengujian. Lalu, dilakukan pengujian makroskopis yang meliputi warna, konsistensi, konsentrasi dan pH serta pengujian mikroskopis yang meliputi gerak individu dan gerak massa. A. Pengujian konsentrasi dan konsistensi Tahapan pengujian konsentrasi semen yaitu tabung reaksi yang telah diisi oleh NaCl Fisiologis 0,9% sebanyak 3,5 ml ditambahkan semen segar 0,3 ml. Kemudian dilakukan mixing dengan alat vortex mixer selanjutnya
dituangkan
spektofotometer
(yang
ke di
kuffet. gunakan
Selanjutnya di
BBIB
diuji
Singosari
dengan adalah
spektofotometer SDM 5 dan spektofotometer SDM 6) dan tunggu beberapa saat selanjutnya baca hasil yang tertera pada spektofotometer sekaligus menunjukkan angka konsistensi semen yang sedang diuji tersebut. Kriteria konsistensi semen terdiri atas 3, yaitu: ≤ 999 x 106 = e (encer) 1000 x 106 – 1499 x 106= s (sedang) ≥ 1500 x 106= p (pekat)
Gambar 16. Proses uji konsetrasi B. Pengujian makroskopis 1. Warna semen Warna semen yang baik ialah putih susu ( ps ), putih kuning ( pk ) dan putih bening ( pb ), sedangkan yang kurang baik biasanya berwarna bening ( b ), merah muda ( mm ) maupun tercampurnya rambut preputium serta bau semen yang 2. 29
tidak normal. Volume semen
Volume semen dapat dilihat langsung pada skala di glassware. Volume semen yang didapatkan biasanya berbedabeda dengan rata – rata 4 - 10 ml untuk sapi dan 0,5 – 3 ml kambing. pH ( Derajat keasaman ) semen Pemeriksaan pH dilakukan menggunakan kertas lakmus.
3.
Tahapan pemeriksaannya yaitu dengan mengambil sampel dari semen menggunakan batang pengaduk kaca lalu diteteskan pada kertas lakmus dan menentukan pHnya dengan mencocokkan warna pada kertas indikator lakmus. pH semen yang baik pada sapi berkisar antara 6,2-6,8, sedangkan pada kambing memiliki pH alkalis antara 6,8 – 7,4. C. Pengujian mikroskopis Pengujian mikroskopis dimulai dari pengambilan semen segar dengan menggunakan mikropipet dan sampel diletakkan pada object glass cekung tanpa cover glass lalu dilihat motilitas yang terdiri dari gerak individu dan gerak massa. 1. Gerak individu Motilitas gerak individu yang baik minimal atau sama dengan 70%, jika kurang maka harus diafkir. Nilai motilitas gerak individu jika: +++ = maju ke depan, cepat ++ = maju ke depan, aktif + = sangat lambat 2. Gerak massa Dalam pergerakan massa akan terlihat adanya pusaran-pusaran gelombang yang terbentuk oleh sperma harus berada diantara 2+ hingga 3+, gerakan massa 2+ artinya gerakan sperma aktif ke arah depan 4.2.1.5. Pengenceran Semen Setelah semen lolos dari pengujian pertama, selanjutnya dilakukan pengenceran pada semen. Pengenceran dilakukan untuk menjaga daya hidup saat dibekukan dan didistribusikan. Pengenceran ini bertujuan untuk menambah volume semen, memperpanjang daya hidup sperma, mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, melindungi sperma dari cool shock, menjaga
30
tekanan osmotik dan mencegah perubahan pH akibat asam laktat hasil metabolit spermatozoa. Bahan pengencer di Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB ) Singosari menggunakan : 1. Tris kuning telur a.a. Pengencer A1 dan A2 Tris aminomethan Citric acid Laktosa Raffinousa Disstiled Water Kuning telur Penicillin Streptomycin a.b. Pengencer B Pengencer A + Glycerol 13 %
± 1,6 % ( g/g ) ± 0,9 % ( g/g ) ± 1,4 % ( g/g ) ± 2,5 % ( g/g ) ±80 % ( v/v ) ± 20 % ( v/v ) ± 100.00 IU / 100 ml ± 0,1 gr / 100 ml
Kelebihan pengenceran menggunakan tris kuning telur antara lain adalah pemeriksaan after thawing dibawah mikroskop jelas, kemampuan hidup sperma after thawing baik, penurunan kemampuan hidup after thawing sangat rendah, kerugian produksi sangat kecil
Gambar 17. Tris Kuning Telur 2. Skim kuning telur a.a Pengenceran pertama (A) Skim milk Glucose Penicilin Sterptomycin Egg yolk Distilled water
31
± 10 % (g/g) ± 1 % (g/g) ± 100.000 IU/ 100 mL ± 0,1 g/ 100 mL ± 5 % (v/v) ± 80 % (v/v)
a.b Pengecer kedua (B) A(Pengecer pertama) + glycerin 6,5 %
Gambar 18. Skim Kuning Telur 3. AndroMed Andromed adalah bahan pengenceran yang sudah jadi dengan komposisi yaitu: Aquabidest, Fruktose, Glycerol, Citrit acid, Pengencers, Phospholipids, Final consentration antibiotics ( active units ) per 100 ml of extended semen at a minimum dilution rate of 1,8; spectinomycin 30,0 mg; limcomycin 15,0 mg; tylosin 5,0 mg; gentamycin 25,0 mg.
Gambar 19. Larutan Andromed
A. Pengenceran Semen Pertama (A1) Setelah dilakukan pengujian makroskopis
dan
mikroskopis,
didapatkan semen segar dengan kualiatas yang baik. Selanjutnya dilakukan 32
pengenceran yang pertama (A1). Tahap-tahap pengenceran pertama (A1) yaitu: 1. Semen segar dicampur dengan pengencer (tris kuning telur dan skim kuning telur untuk sapi, andromed untuk kambing) dengan perbandingan 1:1. Namun sebelum dicampurkan, larutan pengencer ditempatkan pada waterbath dengan suhu 37oC agar menyerupai suhu semen segar. Selanjutnya dimasukkan ke dalam semen tube lalu dikocok pelan agar semen dan pengencer tercampur dengan homogen. 2. Gelas diisi air hangat 37oC yang diambil dari waterbath (air pada gelas harus lebih tinggi sedikit dari volume semen) digunakan sebagai water jacket 3. Gelas yang berisi semen tube dimasukkan ke dalam waterbath dengan suhu 200C selama ± 2-3menit 4. Gelas dan semen tube diangkat dari waterbath dan diletakkan di dalam cool toop yang sudah diatur suhunya 3-5oC sampai menunggu suhu water jacket menurun hingga suhu 4-7oC
Gambar 20.Proses Pengenceran pertama A1 B. Pengenceran Semen Kedua ( A2) Setelah suhu pada water jacket menurun hingga 4-7oC, maka dilakukan pengenceran semen kedua ( A2 ) dengan pengencer yang sama ( tris, skim untuk sapi dan andromed untuk kambing ). Langkah – langkah pengenceran kedua ( A2 ) yaitu : 1. Menyiapkan larutan pengencer 2. Mencampurkan larutan pengencer dan pengenceran A1 dengan perbandingan 1:1. Cara perhitungan pengenceran A2 ialah : Volume total −∑ (volume semen+ volume larutan A 1) 2 Cara menentukan Volume Total : 33
Volume semen x konsentrasi x 0,25 ml 25.000 .000 3. Dimasukan ke dalam lemari pendingin yang sudah diatur suhunya 3-5 oC selama 18-24 jam
Gambar 21. Proses Pengenceran Kedua ( A2 ) C. Pengenceran Semen Ketiga (B) Proses selanjutnya, pengenceran A2 yang sudah didiamkan selama 1824 jam di lemari pendingin, kemudian dimasukkan ke dalam cool toop dengan suhu 3-5oC. Selanjutnya dilakukan proses pengenceran B yang telah ditambahkan glycerol 13% dengan perhitungan : Volume total Pengenceran B = 2 Dari rumus diatas, Glycerol 13% yang ditambahkan ke pengenceran A2 sebanyak setengah dari volume semen, agar didapatkan kadar glycerol 6,5%
Gambar 22. Proses Pengenceran Ketiga ( B )
4.2.1.6. Pemeriksaan Before Freezing
34
Sebelum filling and sealing, dilakukan uji before freezing untuk mengetahui berapa persentase motilitas sperma. Standar minimal motilitas sperma sebelum dilakukan freezing yaitu: 55% +++ ~ ++
Gambar 23. Uji Before Freezing 4.2.1.7. Straw printing dan sterilisasi straw Straw printing di BBIB Singosari menggunakan mesin printing straw dan dilakukan pengecekan bangsa pejantan dengan warna straw yang berbeda – beda
tiap bangsa. Warna straw bangsa pejantan : Limousin : Merah muda Frisian Holstein : Abu – abu Simental : Transparan Brahman : Biru tua Ongole : Biru muda Angus : Orange ( blewah ) Bali : Merah Madura : Hijau Muda Kambing : Kuning Selanjutnya mengatur posisi label pada straw yang meliputi : bangsa pejantan, nama pejantan, kode pejantan, kode batch, tempat produksi (BBIB SGS) yang akan dicetak, menyiapkan jumlah straw yang akan dicetak dan mengecek hasil printing straw. Straw memiliki 2 segel pada masing-masing ujungnya, yaitu factory plug dan laboratory plug. BBIB Singosari menggunakan mini straw yang memiliki volume semen per straw 0,25 ml dengan konsentrasi 25.000.000 sel sprematozoa. Straw disterilisasi dengan mesin UV steril.
35
Gambar 24. Mesin Printing Straw 4.2.1.8.
Filling and Sealing Straw Filling and sealing straw merupakan proses pengisian straw dengan menggunakan alat filling and sealing machine dengan suhu didalamnya 3-5oC. Proses filling and sealing diawali dengan mencocokan identitas pada straw dengan semen yang akan diisikan. Kemudian setiap selesai pengisian semen, akan dilakukan pergantian silicone tube, tapper disk, dan needle pengisi pada filling and sealing machine. Setelah proses filling and sealing selesai, dilakukan pengecekan, penghitungan, dan pencatatan straw. Tujuan dari pengecekan tersebut yaitu untuk mengetahui straw yang tidak memenuhi standar, sedangkan straw yang memenuhi standar dihitung menggunakan rak straw yang terdiri atas rak straw berkapasitas besar 175 straw dan kapasitas rak kecil 100 straw. Kemudian dilakukan pencatatan dalam buku produksi.
Gambar 25. Filling and Sealing Machine 4.2.1.9.
Pre Freezing Sebelum memasuki tahap pre freezing, semen yang telah ditata di rak straw diberi waktu equilibrasi untuk menstabilkan suhu semen. Lalu mesin pre freezing ( digit cool ) diisi dengan uap N2 cair yang didalamnya terdapat kipas
36
untuk meratakan uap N2 cair dalam digit cool. Selanjutnya straw yang ada di rak straw dimasukkan ke dalam digit cool. Digit cool dapat diisi sebanyak 5250 straw ( pada umumnya dalam digit cool diisi 10 rak dengan 3 baris, setiap rak berisi 175 straw ) dalam sekali pre freezing. Setelah itu, suhu distabilkan menjadi 4oC selama 5 menit. Kemudian suhu dalam digit cool diturunkan menjadi -140oC secara bertahap untuk menghindari temperatur shock pada semen beku antara -4oC – 100oC yang merupakan titik kritis.
Gambar 26. Proses Pre Freezing
37
4.2.1.10. Freezing Proses freezing diawali dengan cara semen beku dalam straw dipindahkan ke dalam goblet dan kemudian dilakukan perendaman pada N2 cair yang terdapat pada container storage dengan suhu -196ºC, kemudian dilakukan pengecekan.. Semen beku yang tidak memenuhi standar diantaranya straw yang kosong, laboratory plug tidak tertutup rapat, adanya rongga udara di dalam straw yang menandakan bahwa semen terisi kurang dari 0,25 ml akan mengapung. Lalu diambil dua sampel secara acak pada setiap goblet untuk dilakukan pengujian Post Thawing Motility (PTM). Setelah itu, goblet yang berisi semen beku dimasukkan pada canister yang selanjutnya dimasukkan pada container. Kemudian dilakukan pencatatan pada semen beku dalam container yang sesuai dengan standart pada buku produksi.
Gambar 27. Proses Freezing 4.2.1.11.
Post Thawing Motility (PTM) Post Thawing Motility (PTM) merupakan proses pemeriksaan terakhir
dalam rangkaian proses produksi semen beku. Pemeriksaan PTM ini dilakukan satu hari setelah freezing. Tahapan pengujian Post Thawing Motility (PTM) diantaranya: 1. Persiapan air hangat dengan suhu 37ºC untuk thawing. 2. Straw diangkat dari air suhu 37ºC dan dikeringkan dengan handuk kering dan kemudian dipotong segel laboratorium. 3. Potong bagian tengah straw sampai straw terbelah menjadi dua, tetapi jangan sampai putus kaena jika putus semen tidak akan keluar. 4. Selanjutnya sampel semen beku diteteskan pada object glass dan ditutup dengan cover glass. 38
5. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400 kali. Standar minimal motilitas spermatozoa saat pemeriksaan PTM adalah 40%. Ketika hasil pemeriksaan PTM tidak memenuhi standar akan dilakukan pemeriksaan PTM kembali dengan sampel semen maksimal 3 kali pemeriksaan. Semen beku yang lolos dalam pemeriksaan PTM segera diserahkan ke bagian pemasaran untuk diproses lebih lanjut. 4.2.1.12. Sterilisasi Setelah proses pengujian dan processing, alat-alat yang digunakan disterilkan. Sterilisasi alat di laboratorium BBIB Singosari terdiri dari sterilisasi kering dan sterilisasi UV.
Gambar 28. Pencucian Alat A. Sterilisasi Kering Sterilisasi kering merupakan kegiatan membersihkan peralatan yang terbuat dari logam dan gelas atau kaca diantaranya tabung reaksi, tabung erlenmeyer, collection tube, tabung ukur, spuit, jarum spuit, batang pengaduk kaca, pipet jarum untuk filling and sealing. Prosedur sterilisasi diawali mencuci peralatan dengan air bersih kemudian digosok dengan sikat yang telah diberi sabun pencuci piring, lalu bilas dengan air mengalir. Selanjutnya dimasukkan ke dalam air mendidih selama ±3 menit. Setelah itu ditiriskan dan masukkan ke dalam oven pada suhu 180ºC, selanjutnya lakukan penyimpanan tanpa membuka oven agar tidak merusak gelas dan membakar kertas atau kapas.
39
B. Sterilisasi UV ( Ultra Violet ) Sterilisasi UV digunakan untuk peralatan yang terbuat dari bahan tidak tahan panas seperti Vagina buatan. Prosedur sterilisasi UV yaitu: mencuci peralatan dengan air mengalir, gosok dengan sikat yang telah diberi sabun, kemudian bilas kembali dengan air mengalir. Selanjutnya dilakukan perebusan. Lalu peralatan dimasukkan dalam sterilizator UV dengan suhu 40ºC sampai kering.
Kemudian
dilakukan penyalaan Ultra Violet selama ±15 menit dan lakukan penyimpanan.
4.3. Bidang Pemasaran dan Informasi 4.3.1. Seksi Pemasaran dan Kerjasama BBIB Singosari menyediakan semen beku : 1. Tersedia semen beku yang berasal dari pejantan Sapi Limosin, Simental, Brahman, Ongole, Bali, Angus, dan FH, juga menyediakan semen beku dari pejantan Kambing PE dan Boer 2. Menyediakan semenbeku sexing dan unsexing 3. Tarif sesuai dengan Peratuan Menteri RI No: 119/PMK.05/2013 tentang Tarif Layanan BLU BBIB Singosari. 4. Stock semen beku selalu tersedia 5. Semen beku berasal dari pejantan local dan eksotis 6. Bahan pengencer berasal dari Tris dan Skim 7. Pengiriman semen beku menggunakan asuransi 8. Kualitas Internasioanal ( Komoditi Ekspor) Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
No
40/Permentan/OT.140/6/2012. Tanggal 05 Juni 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja BBIB Singosari. Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan 40
penyiapan bahan kerjasama, dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya, serta penyimpanan dan pendistribusian hasil produksi. 4.3.1.1.
Penyiapan Bahan Kerjasama Penyiapan bahan kerjasama yang dilakukan oleh sie Pemasaran dan Kerjasama untuk mendukung sembilan layanan meliputi :
1. Penjualan Semen Beku a. Semen beku yang dijual berasal dari beberapa sapi diantaranya sapi FH, Angus, Brahman, Bali, Madura, Limousine, dan Simental yang telah teruji. Dan untuk kambing ada 2 jenis, yaitu semen beku kambing peranakan ettawa dan kambing boer. Agar efektif, penjualan semen beku ini ditunjang oleh beberapa promosi yang dilakukan oleh Seksi Informasi dan Pemantauan IB. b. Tarif / Biaya Sesuai dengan PERKEMENKEU RI No. 119/PMK.05/2013 harga semen beku unsexing sesuai dengan jenis pejantan unggul, sebagai berikut : No. Jenis Pejantan Biaya ( Rp. ) 1 Sapi Simmental 7.000,00 2 Sapi Limousin 7.000,00 3 Sapi Brahman 7.000,00 4 Sapi Angus 7.000,00 5 Sapi Bali 7.000,00 6 Sapi Madura 7.000,00 7 Sapi FH 7.000,00 8 Sapi Ongole 7.000,00 9 Kambing Boer 7.000,00 10 Kambing PE 7.000,00 Tabel 5. Harga semen beku Unsexing dalam Negeri (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama)
41
Tarif layanan penjualan semen beku : a. Semen beku Unsexing Semen beku unsexing sapi dan kambing Semen beku unsexing sapi FH kelas A Semen beku unsexing sapi FH Proven sire Semen beku unsexing sapi FH Elite Bull Semen beku unsexing ikan
Rp. 7.000,00 Rp. 8.000,00 Rp. 9.000,00 Rp.12.000,00 Rp.15.000,00
b.
Semen beku Sexing Semen beku sexing sapi dan kambing Semen beku sexing sapi FH kelas A Semen beku sexing sapi FH Proven sire Semen beku sexing sapi FH Elite Bull
Rp.36.000,00 Rp.40.000,00 Rp.45.000,00 Rp.60.000,00
c.
Semen beku Luar Negeri Semen beku unsexing sapi dan kambing Semen beku unsexing sapi FH kelas A Semen beku unsexing sapi FH Proven sire Semen beku unsexing sapi FH Elite Bull Semen beku sexing sapi dan kambing Semen beku sexing sapi FH kelas A Semen beku sexing sapi FH Proven sire Semen beku sexing sapi FH Elite Bull
Rp.30.000,00 Rp.40.000,00 Rp.60.000,00 Rp.80.000,00 Rp.115.000,00 Rp.150.000,00 Rp.155.000,00 Rp.165.000,00
2. Bimbingan Teknis Pihak BBIB juga aktif dalam mengadakan seminar, pelatihan, maupun workshop tentang inseminasi buatan maupun semen beku kepada para peternak, dinas, dll.Hal ini meliputi teori baik praktek langsung di lapangan. a. Jenis Bimbingan Teknis di BBIB Singosari Bersifak kelompok : Inseminasi sapi, inseminasi kambing, Pelatihan PKB, ATR
penanganan semen beku Bersifat perorangan : Potong kuku, Bull Salon, Laborant, Bull Master, Pembuatan silase dan hay
b. Tarif / Biaya Sesuai dengan PERKEMENKEU RI No. 119/PMK.05/2013 biaya bimbingan teknis, sebagai berikut : No. 1
Bimbingan Teknis Inseminasi Sapi
42
Tarif/Biaya ( Rp. ) 7.000.000,-
Lama Bimbingan 21 hari
2
Pemeriksaan
kebuntingan 7.500.000,-
15 hari
3
( PKB ) Assisten Teknik Reproduksi 7.500.000,-
15 hari
( ATR ) Inseminasi kambing/domba 5.000.000,10 hari Tabel 6. Biaya Bimbingan Teknis (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama)
4
Biaya / tarif Magang di BBIB Singosari :
No.
Magang
Tarif/Biaya
Lama Magang 5 hari
1
Handling semen beku
( Rp. ) 2.500.000,-
2
Potong kuku dan Bull Salon
2.500.000,-
5 hari
3
Laborant
2.500.000,-
5 hari
4
Pembuatan silase dan hay
2.500.000,-
5 hari
5
Bull Master
2.500.000,-
5 hari
Tabel 7. Biaya Magang (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama) 3. Pelayanan Masyarakat Kegiatan yang dimaksud menyangkut tentang pendataan kuesioner
layanan
masyarakat dan survey tingkat
kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan yang ada di BBIB Singosari demi terwujudnya peningkatan signifikan pada pelayanan di BBIB Singosari. a. Bentuk Pelayanan Informasi aktifitas BBIB Singosari secara audiovisual
43
Informasi aktifitas BBIB secara audiovisual dan melihat langsung dengan kereta biosecurity
b. Biaya / tarif Sesuai dengan
PERKEMENKEU
RI
No.
119/PMK.05/2013 biaya pelayanan masyarakat, sebagai berikut :
TK dan SD : Rp. 5.000/orang Layanan Masyarakat Paket II : Rp. 10.000/orang Layanan Masyarakat Paket III (sabtu-minggu) : Rp.15.000/orang Layanan Masyarakat Paket I (Luar Negeri) : Rp. 30.000/orang (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama)
4. Jasa Konsultasi a. Bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi dengan pihak BBIB juga menyediakan berbagai jenis konsultasi di bidang pemeliharaan ternak, reproduksi ternak,semen beku, serta pengawasan pakan. b. Biaya / Tarif Sesuai dengan PERKEMENKEU
RI
No.
119/PMK.05/2013 biaya jasa konsultasi luar Jawa Timur, Rp.
1.000.000,00
(ket:
Transport
PP, Akomodasi,
Konsumsi ditanggung pihak penyelenggara ) (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama) 5. Pengujian Mutu Semen Demi terjaminnya mutu semen beku yang di distribusikan, semen beku yang di jual akan dipantau oleh pihak BBIB. Sebelum semen di distribusikan ke berbagai daerah, pihak seksi informasi dan pemantauan IB wajib untuk mengevaluasi bagaimana keadaan semen tersebut. Baik itu dengan meneliti faktor motilitas,konsentrasi, pH,serta abnormalitasnya dan tentunya dengan melalui beberapa pengujian sesuai ISO / IEC 17025 : 2008. a. Bentuk sampel pengujian : Pemeriksaan semen segar, semen cair, dan semen beku b. Biaya / tarif Sesuai dengan dokumen Instansi kerja Lab. Uji Mutu BBIB Singosari Bag. XIII tanggal 14 September 2009.
44
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengujian Biaya/Tarif ( Rp. ) Motilitas Semen Segar 25.000,00 Konsentrasi Semen Segar 25.000,00 pH semen Segar 25.000,00 Motilitas Semen Cair 25.000,00 Motilitas Semen Beku 50.000,00 Livabilitas Semen segar/cair 50.000,00 Abnormalitas Semen Segar/cair 50.000,00 Livabilitas Semen Beku 50.000,00 Abnormalitas Semen Beku 50.000,00 Tabel 8. Biaya Pengujian (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama)
6. Tenaga Instruktur dan Juri Kontes Ternak a. Layanan ini menyediakan beberapa instruktur yang menangani IB serta kontes ternak melalui pemberian materi, penilaian serta praktek kerja lapangan. b. Biaya / tarif Sesuai dengan PERKEMENKEU RI No. 119/PMK.05/2013 : Jasa Instruktur selama 2 hari (luar Jawa) Rp. 1. 000.000,00 Jasa Juri Kontes selama 2 hari (luar Jawa) Rp. 1.500.000,00 (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama) 7. Penyewaan Aset Balai a. Ada beberapa aset balai yang dapat disewakan kepada masyarakat diantaranya yakni gedung workshop, auditorium,,asrama, kandang karantina, dll. b. Biaya / Tarif Sesuai dengan PERKEMENKEU RI No. 119/PMK.05/2013 biaya penyewaan aset balai, sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Asset Tarif Sewa ( Rp. ) Gedung auditorium 1.500.000 Ruang makan 250.000 Gedung workshop 800.000 Kamar asrama 1 dan 2 (internal) 7.500 Kamar asrama 1 (eksternal) 20.000 Kamar asrama 2 (eksternal) 150.000 Guest house 150.000 Kandang karantina 40.000 Tabel 9. Biaya Penyewaan Aset Balai (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama)
8. Pelayanan Penelitian 45
Mahasiswa atau mahasiswi yang akan melakukan penelitian pihak BBIB mempersiapkan alat dan bahan serta ruangan berdasarkan kebutuhan penelitian. 9. Pelayanan Purna Jual Melalui penanganan abnormalitas reproduksi, pakan ternak, pemeliharaan ternak, manajemen IB serta pemuliaan ternak maupun sistem breeding, BBIB mengorganisir pertemuan teknisnya baik di lapangan dengan adanya pengujian semen beku ataupun dengan mengevaluasi hasil pelaksanaan IB (Monev). 4.3.1.2.Handling Semen beku Penyimpanan dan Perawatan Semen Beku Setelah Semen Beku diproduksi dan diuji di laboratorium , semen beku yang memiliki kualitas ≥ 40% PTM diserahkan ke Sie Pemasaran dan kerjasama untuk disimpan dan dirawat. Hal pertama dalam perawatan semen beku yang dilakukan adalah menjaga agar volume Nitrogen cair tetap stabil, karena untuk menjaga kualitas semen , semen berada pada suhu dengan kisaran -196 oC. Untuk mencapai hal tersebut semen beku dalam container harus selalu terendam dalam nitrogen cair. Pengisian container dengan nitrogen cair dilakukan 2 kali dalam 1 minggu yatu pada hari senin dan kamis. Beberapa media yang digunakan untuk penyimpanan semen beku: 1. Goblet Suatu silinder plastic ringan dengan ukuran setengah dari tinggi canister biasa sehingga tepat mengisi canister. Macam – macam ukuran goblet yaitu : No 1 2 3 4 6
2. Canister
46
Diameter Goblet Dosis yang dapat ditampung 1 cm 25 dosis 2 cm 80 dosis 3 cm 200 dosis cm 600 dosis Tabel 10. Macam – macam Ukuran Goblet
Terbuat dari bahan logam yang berbentuk silinder dengan alas tertutup dan mempunyai pengait panjang yang terbuat dari fiber. Canister digunakan untuk meletakan goblet yang berisi semen beku yang berada di dalam straw.
Gambar 29 . Canister 3. Container Container adalah bejana vakum yang terdiri dari bahan aluminium berdinding yang mempunyai isi ruang vakum serta isolasi yang ketat. Ukuran serta tipe countener bervariasi. Beberapa tipe container yaitu : No
Tipe
Jumlah
Jumlah
Kapasitas N2
Kapasitas
.
Kontainer
Canister
Goblet
(liter)
Semen Beku
DR 2 3 XTL LR 7 10 HCL 10 XT CD B2015 DR 17 XR 16 DR 30/6 DR 30/10
(buah) 1 6 6 9 6 6 6 6 6 10
(buah) 1 6 12 9 12 12 12 12 12 20
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
47
2 3 7 10 10 15 17 30 30 30
(dosis) 200 1.200 2.400 1.800 2.400 8.400 2.400 2.400 8.400 14.000
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
MVE 30/6 MVE 30/9 SC 33/26 DR 31 34 XT 34 HC 35 HC
6 9 6 6 6 6 10
12 30 18 30 12 30 12 31 12 34 12 34 20 35 Tabel 11. Tipe Container (Sumber : Seksi Pemasaaran dan Kerjasama)
8.400 12.600 2.400 2.400 2.400 8.400 14.000
Gambar 30. Container 3.4.1.3.
Pengisian N2 cair
Pengisian N2 cair pada container digolongkan menjadi 2 yaitu: 1. Pengisian dalam keadaan basah Yaitu penambahan N2 cair pada container yang masih ada sisa N2 cair di dalamnya. Untuk pengisian container basah hal yang per dilakukan : Misal container dengan tipe 34 XT dengan volume 34 liter. Pertama ukur tinggi container, setelah itu kurangi tinggi container dengan panjang tutup bagian dalam container. Selanjutnya hitung tinggi sisa N2 cair dalam container. P1 = tinggi kontainer 2. Pengisian dalam keadaan kering Yaitu pengisian N2 cair pada container kosong / baru yang memerlukan 1,5 x dari kapasitas volume container.
48
Misal container
dengan tipe 34 XT dengan volume 34 liter. Jadi volume
nitrogen cair yang dibutuhkan untuk mengisi container adalah 34 x 1,5 = 51 liter
Gambar 31 . Pengisian Container Basah 3.4.1.4. Cara penyimpanan semen beku antara lain : 1. Masukan semen beku ke dalam goblet 2. Setelah itu masukkan ke dalam canester 3. Isi container dengan nitrogen cair hingga mencapai batas leher container 3.4.1.5.
Alur distribusi di BBIB Singosari dibedakan menjadi 2 yaitu : Ditjen PKH (Direktur Perbibitan)
Menyampaikan kemampuan produksi dan stok semen beku
Target Distribusi
Mengusulkan Kebutuhan Semen Beku
Mengirimkan kontainer BBIB Singosari
Disnak Provinsi Mendistribusikan Semen Beku
Gambar 32. Diagram Alur Prosedur Distribusi Anggaran Pendapatam Belanja Negara ( APBN ) / Hibah
Jalur distribusi dari pelanggan sampai pengeluaran semen beku pada seksi pemasaran terdapat dua jalur yaitu: 1. Jalur Distribusi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) / Hibah 49
Awal jalur distribusi APBN dimulai dari Dinas Peternakan Provinsi mengajukan surat permohonan kebutuhan semen beku ke Direktorat Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian. Selanjutnya , Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang menyerahkan rencana alokasi sesuai stok semen beku , potensi pejantan , dan dana APBN/Hibah yang kemudian dikirim ke Direktur Perbibitan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian. Setelah data permintaan semen beku dan rencana alokasi sesuai stok semen beku , potensi pejantan , dan dana APBN/Hibah diterima oleh Direktorat Perbibitan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian. Kemudain data tersebut diolah, setelah itu baru ditentukan target produksi semen beku. Pihak Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari kemudian menerima surat persetujuan rencana distribusi dari Direktur Perbibitan Direkorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian dan selanjunya menginformasikan ke Dinas Peternakan Provinsi. Dinas Peternakan Provinsi selanjutnya mengirim kontainer kosong ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari kemudian ke Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari membuat surat order sesuai barang yang dikirim. 2. Jalur Distribusi Badan Layanan Umum (BLU) Jalur ini dimulai dari pelanggan swasta , koperasi , maupun pemerintah mengajukan permohonan melalui surat, telepon, fax, SMS, ke BBIB Singosari. Lalu petugas dari BBIB Singosari mengecek semen stok semen beku yang tersedia meliputi jenis, bangsa, dan jumlahnya. Kemudian petugas dari BBIB Singosari menngonfirmasi balikke pelanggan mengenai kebutuhan semen beku yang dilayani serta jumlah ketersediaan , administrasi , dan sarana penunjang yang disiapkan. Jika pelanggan menyetujui , pelanggan kemudian mengirimkan kontainer kosong dan mentransfer dana ke BBIB Singosari dan membuatkan surat order sesuai pesanan yang masuk. Pelanggan atau Mitra (Datang Langsung ke BBIB Singosari, Surat, Email, Fax, Tlp)
50
BBIB Singosari
Stok Tersedia Pelanggan atau Mitra Bayar Langsung atau Transfer Dana atau Piutang
Stok Belum Tersedia Inden atau Layani Minggu Berikutnya
-Disiapkan Semen Beku - Kartu Petunjuk dan Serah Terima Barang -Semen Beku Diambil - Dikirim Lewat Jalur Darat, Laut, Udara Gambar 33. Diagram Alur Prosedur Distribusi Melalui BLU 3.4.1.6. Pengiriman Semen Beku Pengiriman semen beku harus melewati beberapa prosedur. Pelanggan yang memesan semen beku harus sudah membayar biaya semen beku sesuai dengan biaya pemesanan, termasuk biaya pngiriman melalui ekspedisi ditanggung oleh pelaggan. Pelanggan diharuskan mengirimkan/membawa container kosong terlebih dahulu, container yang dikirimkan oleh pelanggan setelah diterima oleh pihak BBIB Singosari akan dicek dan diuji kelayakanya, mulai dari kondisi fisik container, nitrogen cair dalam container, dan bocor atau tidaknnya container. Setelah container lulus dari uji container langkah selanjutnya adalah penambahan nitrogen cair kedalam container dan juga penghitungan semen beku sesuai dengan jumlah yang di pesan oleh pelanggan. Setelah itu ditulis dalam berita acara. Dan jika container dikirim mengunakan jasa ekspedisi maka container dipacking menggunakan kotak kayu. Untuk menghindari benturan secara langsung
saat proses
pengiriman . Agar dapat meminimalisir kerusakan pada container. Karena kerusakan container dapat menyebabkan kebocoran dan mengakibatkan menurunnya kualitas semen.
4.3.2. Seksi Informasi Dan Pemantauan Mutu Semen
51
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No: 40/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 5 Juni 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja BBIB, tugas pokok dari Bidang Pemasaran dan Informasi khususnya Seksi Informasi dan Pemantauan Mutu Semen adalah “Melakukan pelaksanaan urusan informasi dan promosi, pencatatan, dokumentasi, hasil produksi, pemberian pelayanan purna jual, serta pelayanan pemantauan mutu semen ternak unggul”. Dengan kata lain, segala sesuatu yang menyangkut informasi internal maupun external mengenai informasi promosi kegiatan di Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari ini dikelola oleh seksi ini. Untuk informasi internal seksi informasi dan pemantauan semen beku bertugas dalam :
Evaluasi data fertilitas semen beku per pejantan yang telah
didistribusikan ke mitra-mitra kerja BBIB di berbagai daerah. Pendataan kuesioner layanan masyarakat dan survey tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang ada di BBIB Singosari. Jika ada keluhan nantinya, baik itu dari 1 responden maka akan segera ditindak lanjuti.
Gambar 34. Kuesioner Kepuasan Masyarakat
Mengadakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan IB.Monev ini berlaku bagi semua pelanggan yang punya permasalahan tentang
produk semen beku yang diproduksi BBIB Singosari. Pembuatan desain leaflet, katalog, poster, notes, kalender, dan buku saku.
52
Gambar 35. Media Promosi
Pengelolaan perpustakaan dimana didalamnya terdapat berbagai dokumentasi foto, buku-buku literatur, arsip dokumen penting, laporan magang/praktik kerja lapangan pelajar/mahasiswa. Adapun mengenai pengelolaan informasi secara external meliputi :
Promosi langsung melalui tatap muka, contohnya untuk pameran, pihak BBIB sendiri telah mencakup di berbagai daerah dalam negeri maupun luar ke luar negeri melalui kerjasama dengan pihak Kedutaan Besar
Republik Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Promosi secara tidak langsung (media cetak dan media elektronik) contohnya melalui website resmi BBIB Singosari, brosur, leaflet, katalog, buletin dan poster.
Gambar 36 . Website Resmi BBIB Singosari Berdasarkan
standar
pelayanan
minimum
PK-BLU
BBIB
Singosari
No:50/OT.10/10/2008 dan UU no 25 tahun 2009 pasal 21, informasi promosi dari Seksi Informasi dan Kerjasama terkait dengan 9 layanan pokok di BBIB Singosari diantaranya: 1. Penjualan semen beku 53
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
54
Bimbingan teknis Pelayanan masyarakat Jasa konsultasi Pengujian mutu semen Tenaga instruktur dan juri kontes ternak Penyewaan aset balai Pelayanan penelitian Pelayanan purna jual
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1.1.
Kesimpulan 1. Beberapa bangsa sapi yang terdapat di Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari antara lain: Simmental, Limousin, Brahman, Angus, Madura, Bali, Ongole, Frisian Holstein dan bangsa kambing adalah Boer dan PE ( Peranakan Ettawa ). Tipe perkandangan yang ada di BBIB Singosari ialah tipe Kandang Tunggal, Kandang Ganda, Kandang Paddock, Kandang Karantina, Kandang Isolasi serta Kandang Panggung. 2. Pakan yang diberikan untuk ternak ialah hijauan dan pakan olahan. Pakan hijauan antara lain star grass, Rumput Gajah, BD dan Kalliandra. Sedangkan pakan olahan ialah hay, wafer, silase dan konsentrat. 3. Produksi semen beku diawali dengan penampungan semen segar yang selanjutnya evaluasi semen. Utuk processing semen secara berurut dimulai dari pengenceran ( A1, A2, dan B), pemeriksaan Before Freezing, Printing Straw, Filling and Sealing, Pre Freezing, Freezing dan pemeriksaan Post Thawing Motility ( PTM ). 4. Semen beku yang telah jadi sebelum didistribusikan, disimpan dahulu di Bank Sperma. Alur pendistribusian Semen Beku ada dua cara, Alur APBN ( Anggaran Pendapatan Belanja Negara ) dan BLU ( Badan Layanan Umum ). 5. Dalam pemasarannya, BBIB Singosari menggunakan promosi, yaitu promosi langsung contohnya sosialisasi melalui pameran, kunjungan; dan promosi tidak langsung contohnya melalui media cetak dan elektronik.
1.2.
Saran Produksi semen beku di Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB ) Singosari
sudah baik dan standart nasional ( SNI ), namun pada pemeliharaan pejantan unggul perlu diadakannya evaluasi, misalnya pemotongan kuku pada kambing rutin dilakukan serta pemberian hijauan ( Rumput Gajah ) seharusnya dipotong / di cooper agar rumput tidak jatuh di lantai kandang dan terbuang. Dan pemanfaatan kotoran ternak perlu diperhatikan, misalnya dimanfaatkan sebagai biogas agar kotoran tidak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kandang saja.
55
Serta perlu dibangun Klinik Kesehatan sebagai sarana penunjang kesehatan karyawan Balai Besar Inseminasi Buatan ( BBIB ) Singosari.
56
DAFTAR PUSTAKA BBIB Singosari, 2014.Penampungan Mani ala Singosari.http://bbibsingosari.com/ buletin_detail/penampungan_mani_ala_singosari.html.Diakses pada 15/02/2014. Fikar, S. dan Ruhyadi, D.2010. Buku Pintar Beternak dan Bisnis Sapi Potong.Agromedia Pustaka.Jakarta Ismudiono, dkk. 2010. Buku Ajar Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. AirlanggaUniversity Press, Surabaya\ Firdausi, A., Susilawati, T., Nasich, M., dan Kuswati.2012.Pertambahan Bobot Badan Harian Sapi Brahman Cross pada Bobot Badan dan Frame Size yang Berbeda.Jurnal Ternak Tropika Vol.13, No.1:48-62 Riadi, M.2007. Petunjuk Teknis Uji Performans Sapi Potong Nasional.www.ditjennak.go.id. Sudarmono, A.S dan Sugeng, Y.B.2008.Sapi Potong, Pemeliharaan, Perbaikan Produksi, Prospek Bisnis, Analisa Penggemukan.Penebar Swadaya.Jakarta.
57