LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG II SMP MUHAMMADIYAH 1 MALANG
LAPORAN KELOMPOK
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Penyelesaian Program Magang
Oleh IRFAN ARIF (201310080311048)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2015-2016
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Magang II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 1 Malang telah diperiksa dan disetujui oleh:
Dosen Pembimbing Magang
Guru Pembimbing Magang
Drs. Rohmad Widodo, M.Si
Drs. Budiyono
NIP. 196704071992101001
NUPTK. 1937 7406 4520 0002
Menyetujui Kepala Sekolah,
Dra. Rukiyani LH, M.KPd NIP. 196208221987032010
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, berkat limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang II yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 1 Malang. Laporan ini disusun agar pembaca memiliki pengetahuan akan hasil pengamatan langsung tentang dunia pendidikan yang ada di sekolah. Laporan ini disusun oleh penulis dengan banyaknya rintangan dan kesulitan baik itu dari penyusun sendiri maupun ada faktor lain. Berkat kerja keras serta do’a kepada Allah SWT maka akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan ini. Penulis mengucapkan terimaksih yang sebanyak-banyaknya kepada pihakpihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini , khususnya kepada Bapak Drs. Rohmad Widodo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Magang, Bapak Budiono selaku Guru Pembimbing Magang dan juga Ibu Dra. Rukiyani LH, M.KPd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 1 Malang. Laporan kegiatan magang II ini memuat segala hal tentang sasaran program magang yang telah ditentukan seperti penelaahan kurikulum dan perangkat pembelajaran, penelaahan strategi pembelajaran, penelaahan sistem evaluasi, perencanaan RPP, pengembangan bahan ajar, dan pengembangan perangkat evaluasi. Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga laporan ini bermanfaat.
Malang, 14 maret 2014
Penulis
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT, berkat limpahan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang II yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 1 Malang. Laporan ini disusun agar pembaca memiliki pengetahuan akan hasil pengamatan langsung tentang dunia pendidikan yang ada di sekolah. Laporan ini disusun oleh penulis dengan banyaknya rintangan dan kesulitan baik itu dari penyusun sendiri maupun ada faktor lain. Berkat kerja keras serta do’a kepada Allah SWT maka akhirnya penulis bisa menyelesaikan laporan ini. Penulis mengucapkan terimaksih yang sebanyak-banyaknya kepada pihakpihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan ini , khususnya kepada Bapak Drs. Rohmad Widodo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Magang, Bapak Budiono selaku Guru Pembimbing Magang dan juga Ibu Dra. Rukiyani LH, M.KPd selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 1 Malang. Laporan kegiatan magang II ini memuat segala hal tentang sasaran program magang yang telah ditentukan seperti penelaahan kurikulum dan perangkat pembelajaran, penelaahan strategi pembelajaran, penelaahan sistem evaluasi, perencanaan RPP, pengembangan bahan ajar, dan pengembangan perangkat evaluasi. Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, semoga laporan ini bermanfaat.
Malang, 14 maret 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI DAFTAR ISI. .................................................................................................................. iv BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 2 A. Latar Belakang .................................................................................................... 5 B. Tujuan Program Magang II ................................................................................. 7 C. Manfaat Program Magang II ............................................................................... 7 BAB II HASIL PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG II ....................................... 10 A. Penelaahan Terhadap Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran yang Digunakan Guru. 22 B. Penelaahan Strategi Pembelajaran...................................................................... 24 C. Penelaahan Sistem Evaluasi ............................................................................... 28 D. Penelaahan Media Pembelajaran ........................................................................ 34 E. Penelaahan Bahan Ajar ...................................................................................... 37 F. Penelaahan Perangkat Evaluasi .......................................................................... 38 BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 42 A. Kesimpulan ........................................................................................................ 42 LAMPIRAN.. .................................................................................................................. 43
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan Magang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang (FKIP UMM) sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terikat oleh kebijakan pendidikan nasional di bidang kurikulum. Kebijakan kurikulum baru untuk LPTK mensyaratkan bahwa institusi pendidikan harus menetapkan profil lulusan. Profil lulusan tersebut akan menentukan rumusan capaian pembelajaran (learning outcome). Penetapan capaian pembelajaran harus mengacu pada market signal dan standar kompetensi. Standar kompetensi bagi lulusan haruslah sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka capaian pembelajaran lulusan FKIP UMM akan menjadi dasar pengembangan keahlian sesuai dengan strata keahlian profesi, yaitu guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. Pasal 1 ayat (1) PP No. 74/2008 tentang guru, menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Sejalan dengan pernyataan itu, seorang guru harus memiliki kompetensi yang diharapkan yaitu dapat melaksanakan peran, tugas, dan fungsinya sebagai guru profesional, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
1
Kompetensi ini disiapkan melalui pendidikan akademik dan pendidikan profesi. Salah satu prinsip pembelajaran dalam rangka pembentukan keterampilan, pengembangan pengetahuan, dan peneguhan sikap dalam pendidikan akademik versi LPTK adalah belajar dengan berbuat. Magang adalah pembelajaran dengan berbuat, sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Seiring dengan kebijakan pendidikan nasional yang telah merekomendasikan program magang sebagai bagian dari kurikulum LPTK di Indonesia, maka FKIP UMM juga telah mengadaptasikan diri. FKIP UMM telah merancang dan menetapkan program magang sebagai bagian integral kurikulum yang dilaksanakan secara berjenjang, yaitu Magang I, Magang II, dan Magang III. Setiap program magang dilaksanakan dengan dengan waktu dan tujuan yang berbeda. Masing-masing program magang memiliki bobot SKS, sebagai berikut magang I berbobot 1 SKS, magang II berbobot 1 SKS, dan Magang III berbobot 2 SKS. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada komunitas sekolah, sedangkan pembimbingnya dilakukan oleh Dosen Pembimbing Magang (DPM) dan Guru Pembimbing Magang (GPM) disekolah yang memenuhi persyaratan. Program magang merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman awal untuk membangun jati diri pendidik, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru, mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogis dalam membangun bidang keahlian pendidikan. Magang merupakan kegiatan akademis dan praktis yang lebih memfokuskan pada bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah. Selain itu, keberadaan program
2
magang ini diharapkan dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam bidang akademik dan profesi. B. Tujuan Program Magang Secara umum, program magang bertujuan untuk membentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional mahasiswa sebagai calon pendidik. Namun secara khusus program magang bertujuan khusus sebagai berikut. Program Magang II bertujuan memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan kaitannya dengan kompetensi akademik bidang studi dan menetapkan kemampuan awal calon guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran melalui: 1. Penelaahan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru; 2. Penelaahan strategi pembelajaran; 3. Penelaahan sistem evaluasi; 4. Perancangan RPP; 5. Pengembangan media pembelajaran; 6. Pengembangan bahan ajar; 7. Pengembangan perangkat evaluasi. C. Manfaat Program Magang Program magang ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, sekolah tempat magang, FKIP UMM. Semua itu dijabarkan sebagai berikut. 1. Manfaat bagi Mahasiswa Mahasiswa diharapkan:
3
a. Mendapatkan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman di bidang manajemen dan kultur sekolah; b. Mendapatkan pengalaman melalui pengamatan terhadap proses membangun kompetensi pedagogik, kepribadian, dan sosial sekolah; c. Mendapatkan
pengalaman
dan
penghayatan
melalui
pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas; d. Memperoleh pengalaman tentang cara berfikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah; e. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada disekolah; f. Memperoleh
pengalaman
dan
keterampilan
untuk
melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah; dan g. Member
kesempatan
untuk
dapat
berperan
sebagai
motivator, fasilitator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver. 2. Manfaat bagi sekolah tempat magang Sekolah tempat magang di harapkan: a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara sekolah tempat magang dengan FKIP UMM;
4
b. Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon guru yang berdedikasi dan professional; dan c. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi
dalam
merencanakan
serta
melaksanakan
pengembangan sekolah. 3. Manfaat bagi FKIP UMM FKIP UMM diharapkan: a. Mendapatkan informasi tentang manajemen dan kultur sekolah; b.
Mendapatkan
informasi
tentang
proses
membangun
kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial di sekolah; c. Mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran di kelas; d. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja; e. Membangun sinergitas antara sekolah dengan FKIP UMM dalam mempersiapkan lulusan yang bermutu; f. Mendapatkan umpan-balik tentang kompetensi akademik mahasiswa FKIP UMM; dan g. Membina jaringan kerjasama dengan sekolah tempat magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara subtansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan masyarakat.
5
BAB II PELAKSANAAN PROGAM MAGANG II 2.1 Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan pembangunan. Kurikulum sebagai jantung pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. 2.1.1 Penelaahan Kesesuaian Kompetensi/Capaian Pembelajaran, Indikator, dan Alokasi Waktu 1. Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya. 1.2 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan langkahlangkah suatu proses berbentuk linier. 1.3 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan. 1.4 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan. 2. Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1 Dapat menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan.
6
2.2 Selalu jujur dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier. 2.3 Memproduksi teks eksposisi dengan teks deskripsi
(bentuk)
berdasarkan struktur isi dan ciri bahasa dengan bahasa Indonesia yang santun. 2.4 Menyusun teks rumpang menjadi teks prosedur yang utuh dan benar.
3. Alokasi Waktu 2 X 45 menit (2 jam pelajaran) Kesesuaian kompetensi/capaian pembelajaran, indikator, dan alokasi waktu yang terdapat pada materi mengenai teks cerita moral/fabel sudah sesuai. Kesesuaian dapat dilihat pada pertemuan pertama guru mencoba mendampingi siswa untuk mengenal teks cerita yang mengandung moral/fabel. Selanjutnya pada akhir pelajaran, guru memberikan penguatan. Pada pertemuan selanjutnya siswa kembali berdiskusi mengenai materi yang sama dan dalam pemahaman yang jauh lebih baik dengan motivasi-motivasi yang dapat membangun karakter siswa menjadi lebih baik. 2.1.2 Ketepatan Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Materi yang Dirancang Tujuan Pembelajaran 1. Memahami cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan
7
2. Membedakan cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan 3. Menangkap makna cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan 4. Dapat menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 5. Dapat menggunakan bahasa Indonesia di luar kelas dengan baik dan benar. 6. Dapat memahami informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 7. Dapat menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. Setelah membaca teks cerita moral/fabel peserta didik dapat 1. Menyusun teks cerita moral/fabel dengan pola teks yang terstruktur dan benar; 2. Menceritakan ulang cerita moral/fabel dengan bahasa indonesia yang baik dan benar; Materi Pembelajaran Ketika memahami teks cerita moral/fabel, selain memperhatikan struktur teks, kalian juga harus memperhatikan penerapan kaidah kebahasaan dan penerapan ejaan. Penting juga kalian pahami tentang bagaimana menyusun paragraf yang runtut sehingga mudah dipahami pembaca. Oleh karena itu, perkayalah pengetahuan kalian dengan membaca buku terutama buku fiksi seperti kumpulan cerpen, novel dan
8
lain sebagainya. Buku akan banyak membantu cara membedakan antara mana cerpen dan mana novel serta model sastra yang lain. Setelah dapat membedakan perbedaan antar bentuk karya sastra, selanjutnya kalian mulai memfokuskan diri pada membaca kritis sehingga nanti dapat memperoleh amanat dari karya sastra tersebut dengan sempurna sehingga pada proses selanjutnya kalian dapat menjadikan isi dari karya sastra tersebut sebagai landasan untuk mengarahkan pikiran yang kalian tuangkan dalam bentuk tulisan yang menarik dan bermoral. Adapun struktur teks cerita moral/fabel adalah: 1. orientasi 2. komplikasi 3. Resolusi/Penutup 4. Amanat b.
Struktur dan ciri bahasa teks laporan hasil diskusi dan teks deskrips .
No.
Jenis Teks
Kriteria Struktur
1.
Teks Eksposisi
Kaidah bahasa teks
Judul
Bahasa dalam teks
Klasifikasi
laporan mengacu
Pencirian objek
pada model
Kesimpulan
penulisan teras berita, meliputi
9
pertanyaan terhadap peristiwa atau kejadian: apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana. 2.
Teks Deskripsi
Judul
Bahasa dalam teks
Klasifikasi
deskripsi didasarkan
Pencirian objek
pada ketajaman
Kesimpulan
indera penulis, meliputi: penglihatan, perasaan, perabaan, pendengaran, dan penciuman.
1. Teknik menyusun perbadingan teks laporan hasil diskusi dan teks deskripsi Teknik menyusun perbandingan teks laporan dan teks deskripsi didasarkan persamaan dan perbedaan pada struktur dan ciri bahasa masingmasing teks. 2. Teknik menyusun teks laporan hasil diskusi dan teks deskripsi impresionis. Teknik menyusun analisis teks laporan dan teks deskripsi didasarkan pada klasifikasi dan pencirian objek!
10
Perumusan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Tema Teks dalam Kehidupan Nyata Menghadapi Teks Eksposisi dari Dua Sisi adalah mengharapkan siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dan persamaan tentang teks eksposisi dan teks deskripisi ditinjau dari struktur isi dan ciri bahasa, setelah membaca teks eksposisi dengan teks teks deskripsi impresionalis, peserta didik mampu mengidentifikasi persamaan teks eksposisi dengan teks deskripsi dari struktur dan kaidah teks. Berdasar perumusan tujuan seperti tersebut diatas, guru memberikan materi pembelajaran contoh teks anekdot bentuk monolog dan contoh teks anekdot dalam bentuk dialog. Berdasarakan penelaahan mengenai ketepatan perumusan tujuan pembelajaran dengan materi yang dirancang, dapat di katakan bahwa perumusan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang di sajikan guru sudah tepat. Tujuan pembelajaran mengenai teks anekdot mengenai lingkungan dalam bentuk monolog dan dialog disajikan dengan materi yang berupa contoh teks anekdot bentuk monolog dan dialog. 2.1.3 Pengamatan Rancangan Media dan Sumber Pembelajaran yang digunakan. 1) Mediaz Model : Teks cerita Moral berjudul “Kisah Cinta Nusantara – Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” 2) Sumber Belajar Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII (Edisi Revisi 2014). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Waluyo, Budi.2014. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
11
2.1.4 Pengamatan Kesesuaian dan Pengembangan Materi Pengembangan materi yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan topik yang dibicarakan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Indikator ketepatan itu terlihat ketika guru memulai pembelajaran dengan melakukan curah pendapat mengenai pengertian dan manfaat teks laporan dengan teks deskripsi dalam kehidupan sehari-hari, kemudian pada kegiatan inti guru mendampingi siswa untuk membaca dan memahami, berdiskusi mengenai naskah cerita moral, menyampaikan hasil diskusi dan terakhir siswa diminta menyampaikan dan mejelaskan hasil diskusi yang telah dilakukan bersama kelompoknya. Setelah semua kegiatan terlaksana, pada akhir kegiatan pembelajaran ini guru memberikan penguatan materi kepada siswa untuk memantapkan kompetensi siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru meminta siswa membuat rangkuman, kemudian guru melakukan refleksi, dan penyampaian informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu mempelajari perbedaan dari jenis-jenis karya sastra mulai dari puisi, cerpen dan novel. Berdasar uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi yang dilakukan oleh guru sudah tepat. 2.1.5 Pengamatan Ketepatan Skenario Pembelajaran yang Dirancang Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan (pada saat Magang II), guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran yang di rancang. Hal ini terlihat pada saat guru hendak memulai pembelajaran, guru memulai dengan penunjukan salah satu siswa untuk memimpin berdoa menurut agama dan
12
keyakinan masing-masing. Kemudian guru melakukan tukar pendapat mengenai materi. Setelah tukar pendapat maka guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa kemudian guru dan siswa membuat keepakatan mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Setelah kegiatan pembuka selesai di laksanakan, kemudian guru memulai kegiatan inti yang telah dirancang sesuai dengan RPP. Setelah proses kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan dengan baik, pada akhir pertemuan guru merefleksi misalnya dengan menanyakan kepada siswa bagian mana yang dirasa siswa perlu dijelaskan kembali atau dijelaskan lebih lanjut. Jika ada tugas untuk pertemuan kedua, maka guru akan menyampaikan informasi tersebut kepada siswa. Selanjutnya pada akhir pertemuan, guru meminta salah seorang siswa memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2.1.6 Pengamatan Sistem Evaluasi atau Penilaian yang Direncanakan Penilaian Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Observasi
Lembar pengamatan sikap dan rubrik
Tes Tulis
Tes uraian, menemukan persamaan dan perbedaan teks cerita pendek, puisi dan novel
13
Contoh Instrumen: Lembar Pengamatan Sikap No.
Aspek
Skor 1
1.
2.
2
Catatan 3
Skor 3 jika
Mensyukuri keberadaan bahasa
memenuhi 3
Indonesia
kriteria
Kesantunan dalam menggunakan bahasa Indonesia
Skor 2 jika hanya memenuhi 2 kriteria
Skor 1 jika hanya memenuhi 1 kriteria
Rubrik Penilaian Sikap No. 1.
Aspek Memahami teks
Deskripsi
cerita moral/fabel
Menunjukkan ekspresi atau ungkapan senang, kagum.
Menunjukkan sikap yakin dan bangga terhadap karya sastra bahasa Indonesia
Mampu menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
14
2.
Kesantunan dalam
Kalimat yang digunakan komunikatif
menggunakan
Pilihan kata yang digunakan dalam
bahasa Indonesia
diskusi menggunakan kata-kata halus seperti: mohon, tolong, saya harap, menurut pendapat saya, dsb.
Sebelum memberi tanggapan/menyela terlebih dahulu meminta kesempatan kepada moderator.
Tes Uraian 1. Bacalah teks cerita moral dan fabel berikut! 2. Temukan persamaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur dan kaidah teks! 3. Temukan perbedaan kedua teks tersebut dilihat dari struktur dan kaidah teks! Tes Praktik 1. Susunlah satu teks (teks eksposisi dan deskripsi) yang menurut Anda layak untuk disampaikan dalam media publikasi di dalam kelas! 2. Buatlah rancangan analisis struktur isi dan ciri bahasa teks cerita moral dan fabel yang telah Anda baca! Rubrik Analisis Teks Cerita Moral No. 1.
Aspek Ketepatan judul
Analisis Apakah judul sesuai dengan isi?
15
Ya
Tidak
2.
Kelengkapan
Apakah teks memuat seluruh struktur
struktur teks
isi teks karya sastra ataukah terdapat bahasa-bahasa ilmiyah di dalam?
3.
Kaidah bahasa
Apakah bahasa teks sudah mencirikan teks cerita?
4.
5
Kemenarikan
Apakah aspek penulisan cerita yang
laporan
telah dipaparkan dengan tepat?
Keterpaduan
Apakah antara paragraf satu dengan
wacana
paragraf berikutnya berkaitan, ditandai oleh keterkaitan isi?
6.
7.
Kesalahan
Apakah tidak ada kesalahan dalam
struktur kalimat
struktur kalimat?
Ketepatan
Apakah tidak ada kesalahan dalam
penulisan ejaan
penulisan ejaan dan tanda baca?
dan tanda baca
Rubrik Analisis Teks Fabel No.
Aspek
Analisis
1.
Ketepatan judul
Apakah judul sesuai dengan isi?
2.
Kelengkapan
Apakah teks memuat seluruh struktur isi
struktur teks
teks fabel?
Kaidah bahasa
Apakah bahasa teks sudah mencirikan teks
3.
fabel?
16
Ya
Tidak
4.
5
Kemenarikan teks
Apakah aspek penulisan fabel telah
deskripsi
paparkan dengan tepat?
Keterpaduan
Apakah antara paragraf satu dengan
wacana
paragraf berikutnya berkaitan, ditandai oleh keterkaitan isi?
6.
7.
Kesalahan struktur
Apakah tidak ada kesalahan dalam struktur
kalimat
kalimat?
Ketepatan
Apakah tidak ada kesalahan dalam
penulisan ejaan
penulisan ejaan dan tanda baca?
dan tanda baca
Sistem evaluasi atau penilaian yang direncanakan oleh guru sudah sesuai dengan materi atau pembelajaran yang diberikan kepada siswa. Hal ini nampak pada topik materi pembelajaran mengenai teks cerita moral dan teks fabel. Dalam topik pembelajaran ini guru meminta siswa mengamati contoh teks crita moral dengan teks fabel di buku ajar, kemudian guru meminta siswa untuk mendiskusikan persamaan dan perbedaan mengenai kedua jenis teks tersebut. Dari pembelajaran tersebut instrument evaluasi yang digunakan guru tepat karena dalam sistem evaluasinya, guru menggunakan teknik observasi dengan melakukan pengamatan sikap dan rubrik. Lembar penilaian sikap mengamati aspek mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia dan karya sastra yang menggunakan bahasa Indonesia. Dalam rubrik penilaian
17
sikap guru menilai aspek Rasa syukur atas keberadaan bahasa Indonesia dan Kesantunan dalam menggunakan bahasa Indonesia. Untuk penilaian tugas diskusi atau pengamatan siswa terhadap teks, guru menggunakan rubrik analisis teks. Beberapa aspek yang dinilai antara lain ketepatan judul, kelengkapan struktur teks, kaidah bahasa, kemenarikan laporan, keterpaduan wacana, kesalahan struktur kalimat dan ketepatan penulisan ejaan dan tanda baca. Penilain ini digunakan untuk menilai tugas dan hasil diskusi siswa. 2.2 Strategi Pembelajaran 2.2.1 Tujuan pembelajaran Proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru dikelas sesuai dengan rancangan pembelajaran, tujuan yang dicapai guru adalah berupa hasil maksimal yang didapatkan siswa tentang materi menggunakan strategi pembelajaran tersebut. 2.2.2 Kontekstual pembelajaran Identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya). Konstektualisasi pembelajaran yang dilihat dari kondisi siswa menangkap materi, sebagian siswa dari beberapa kelas memerlukan rekap ulang untuk memenuhi hasil yang maksimal karena adanya beberapa perbedaan sepaham antar siswa. 2.2.3 Keterbukaan sikap dan kebiasaan positif siswa Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh generalisasi). Sikap siswa menanggapi strategi pembelajaran tersebut sangat positif, mereka menggunakan strategi guru
18
sebagai pedoman untuk menunjang cara belajar di sekolah maupun di luar sekolah. Seperti terbentuknya kelompok belajar sebagai acuan untuk mereka paham materi bukan hanya yang diterangkan guru saja, melainkan menciptakan inovasi baru yaitu diadakannya tutor sebaya untuk saling berkomunikasi dan bertukan perdapat tentang materi yang akan dibahas. 2.2.4 Efektifitas dan efisiensi pembelajaran Metode yang menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi atau tidak kesiapan siswa menangkap pelajaran. Efektifitas dan efisiensi pembelajaran diamati dari jam matapelajaran dikelas, apabila mulai pembelajaran pada jam ke 1 dan 2 akan beda dengan jam ke 5 dan 6. Daya menyerap materi akan berbeda karena semakin siang maka tingkat konsentrasi siswa akan melemah dipengaruhi oleh kondisi dan keadaan siswa tersebut, bisa saja karena factor fisik siswa. Metode yang tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya. Guru menyiasati dengan cara memulai pembelajaran dikelas menggunakan metode diskusi dengan bertujuan untuk saling berkomunikasi antar siswa. 2.2.5 Kekondusifan pembelajaran Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa. Kekondusifan kelas
19
akan tercipta sebaik-baiknya apabila antar siswa dan guru dapat berkomunikasi dengan baik sehingga memahami pelajaran sepenuhnya. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru. Evaluasi pembelajaran sebelum pelajaran berahir, guru dapat mengulang materi yang tidak jelas atau mengaplikasikannya dengan memberikan tugas kepada murid dengan tujuan untuk lebih paham materi yang diajarkan disekolah. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa maka pelaksanaan penilaian
dapat dilakukan dengan
pengamatan. Keuntungan guru menggunakan strategi pembelajaran yaitu: mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. 2.3 Sistem Evaluasi 2.3.1 Perangkat dan instrumen evaluasi yang dikembangkan Pembelajaran menggunakan tes uraian, pilihan ganda, Tanya jawab disaat diskusi kelompok. Tes penilaian terhadap siswa guru memberikan
20
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa, untuk melihat kemampuan siswa. 2.3.2 Kompetensi yang dicapai Menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk mengerjakan tugastugas yang diberikan guru. Siswa mampu mengerjakan tugas lisan maupun tulis dengan baik. 2.3.3 Sikap dan perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran Siswa membaca dan mengamati contoh teks laporan dengan teks cerita moral di buku ajar. Siswa menanyakan butir-butir penting terkait dengan materi pembelajaran dan siswa aktif dalem menanggapi diskusi antar teman. Siswa menyampaikan dan menjelaskan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas serta siswa memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara santun. 2.3.4 Proses pengajaran guru Diawal pembelajaran guru menunjuk salah satu siswa atau ketua kelas untuk memimpin berdoa. Dalam pembelajaran guru melakukan curah pendapat kepada siswa dengan membahasa materi. Guru dan peserta didik menyepakati pembelajaran setelah itu guru memberikan tugas untuk di kerjakan kepada siswa dan mengkoreksi jawaban antara siswa. Siswa membaca dan mengamati contoh teks laporan dengan teks deskripsi di buku ajar. Siswa menanyakan butir-butir penting terkait struktur dan kaidah teks
21
sastra. Siswa menanyakan butir-butir penting terkait struktur dan kaidah teks deskripsi. Siswa mendiskusikan persamaan terkait struktur dan kaidah teks cerita moral dengan teks fabel dilihat dari struktur dan kaidah teks. Siswa mendiskusikan perbedaan terkait struktur dan kaidah teks cerita dengan teks fabel dilihat dari struktur dan kaidah teks. Siswa menyampaikan dan menjelaskan hasil diskusi kelompok dalam diskusi kelas. Peserta didik memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara santun. Guru memberikan penguatan. Pada akhir pelajaran, peserta didik membuat rangkuman. Guru melakukan refleksi, misalnya mereviu bagian mana yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Guru menyampaikan informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu menyusun teks cerita moral dan teks fabel minimal 100 kata, serta peserta didik menampilkan di media publikasi di dalam kelas. Guru mencatat bahwa pada pertemuan kedua akan didiskusikan hasil temuan dari tiap siswa. Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2.3.5 Metode, media, strategi yang digunakan guru: Guru mengajar dengan metode curah pendapat, siswa belajar dengan cara berdiskusi kelompok, guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang sedang di bahas, serta memberikan penugasan rumah di akhir pembelajaran selesai.
22
Media pembelajaran 2.3.6 Alat penilaian yang digunakan guru Alat penilaian yang digunakan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, serta guru melakukan tes tulis dengan memberikan tugas-tugas di kelas maupun di rumah secara individu. Guru memberikan tugas kelompok untuk melakukan diskusi antar kelompok. 2.3.7 Refleksi/penugasan siswa yang dilakukan oleh guru Guru memberikan penugasan kepada siswa untuk membuat rangkuman materi setelah pembelajaran selesai guru melakukan refleksi dengan mereviu materi-materi yang sudah dijelaskan untuk mengingatkan dan mengulang kembali poin-poin materi tersebut. Guru selalu menyampaikan informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua. 2.3.8 Sikap sopan santun dan komunikasi yang dibangun guru dalam pembelajaran Berdasarkan penelitian di kelas guru membimbing siswa dengan baik. Sebelum pembelajaran dimulai guru menunjuk salah seorang siswa memimpin berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Pembelajaran dimulai guru menjelaskan dengan baik sehingga siswa di kelas mendengarkan dengan baik. Tugas di kelas guru bukan hanya memberikan materi tetapi juga dengan cara mendidik siswa dengan memberikan arahan-arahan yang baik seperti memberitahu siswa etika sehingga siswa bisa meniru kebaikan yang dilakukan guru. Guru berkomunikasi dengan siswa dengan sabar dan tenang sehingga siswa bisa
23
mengontrol keadaan suasana di dalam kelas dan melakukan pembelajaran dengan baik. 2.4 Rancangan RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: SMP Muhammadiyah I Malang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
: VIII/ 2
Tema
: Teks Cerita Moral/Fabel
Jumlah Pertemuan
: 2 X 45 menit (2 jam pelajaran)
A. Kompetensi Dasar 1.1 Memahami cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan 1.2 Membedakan cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan 1.3 Menangkap makna cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Dapat memahami isi dari sebuah cerita moral/fabel. 2. Dapat membedakan antara cerita moral dan fabel. 3. Mengambil amanat dari sebuah cerita moral dan fabel
C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah membaca cerita moral dan fabel, siswa dapat meningkatkan unsur kebahasaan teks cerita moral dan fabel.
24
2. Selama proses belajar mengajar, siswa menunjukkan penggunaan bahasa Indonesia secara santun. 3. Melalui tahapan kegiatan pembelajaran teks cerita moral/fabel, siswa melakukan penafsiran terhadap evaluasi dari berbagai sudut pandang, kemudian diangkat dalam ulasan. 4. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pengajaran, siswa paham memperoleh kompetensi yang diharapkan dan membangkitkan kegemaran belajar melalui membaca sastra dalam memahami konteks sebuah bacaan. D. Materi Ketika menyusun teks cerita, selain memperhatikan struktur teks, kalian juga harus memperhatikan penerapan kaidah kebahasaan dan penerapan ejaan. Penting juga kalian pahami tentang bagaimana menyusun paragraf yang runtut sehingga mudah dipahami pembaca. Oleh karena itu, perkayalah pengetahuan kalian dengan membaca buku. Buku akan banyak membantu memahami bagaimana cara menyusun kalimat dan paragraf dalam kegiatan menyusun teks. Cara lain yang dapat dicoba adalah menggunakan kerangka karangan, tidak ada salahnya jika sebelum menyusun karangan, terlebih dahulu kalian menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan tersebut dapat kalian jadikan landasan untuk mengarahkan pikiran yang kalian tuangkan dalam bentuk tulisan. Bagan Struktur Teks Ulasan ORIENTASI
STRUKTUR
KOMPLIKASI
TEKS CERITA MORAL/FABEL
RESOLUSI
PENUTUP 25
E. Metode
Pendekatan
: Saintifik
Metode
: Penjelasan, diskusi, praktek dan penugasan
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama Pendahuluan (10 menit) 1.
Guru menunjuk salah seorang siswa memimpin berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing.
2.
Guru melakukan penjelasan kepada siswa tentang pengertian dan fungsi konteks dan pemodelan teks cerita moral/fabel.
3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4.
Guru dan siswa menyepakati kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.
Inti (70 menit) 1. Siwa membaca dan mengamati contoh teks cerita (observing). 2. Siswa menanyakan butir-butir penting terkait struktur dan kaidah teks cerita. 3. Siswa memahami pengertian teks ulasan dan mengaplikasikannya terhadap teks yang dibaca. 4. Siswa mendiskusikan pemahaman mereka tentang teks cerita (associating). 5. Siswa mendiskusikan perbedaan terkait struktur dan kaidah konteks dan teks cerita (associating). 6. Siswa menyampaikan dan menjelaskan contoh teks cerita (networking).
26
7. Siswa menyiasati materi dengan cara mengulas secara kritis tentang penjelasan yang diberikan guru, perwakilan individu menyampaikan hasil pemahamannya yang dilihat dari contoh. 8. Siswa memberi tanggapan baik berupa pertanyaan, sanggahan atau dukungan secara santun (associating). 9. Guru memberikan penguatan tentang pengertian dan ulasan teks tersebut. Penutup (10 menit) 1.
Peserta didik membuat rangkuman (networking)
2.
Guru melakukan refleksi, misalnya mereviu materi yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
3.
Guru menyampaikan informasi tentang tugas untuk pertemuan kedua, yaitu mengulas materi dalam pembacaan teks ulasan berupa simpulan teks cerita berjudul qorin karya Irfan.
4.
Guru mencatat bahwa pada pertemuan kedua akan didiskusikan hasil temuan dari tiap siswa.
5.
Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri pembelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
G. Media dan Sumber Belajar Media Teks cerita dari buku kreatif. Beragam contoh teks dari media cetak dan elektronik Sumber Belajar Buku Teks Bahasa Indonesia SMA: Ekpresi Diri dan Akademik. 2013. Jakarta: Kemendikbud.
27
H. Penilaian Teknik dan Bentuk Instrumen Teknik
Bentuk Instrumen
Observasi
Lembar pengamatan sikap dan rubric
Tes Tulis
Tes uraian, memahami teks cerita moral/fabel dalam bentuk contoh dan mengulas kritis teks tersebut dan penjelasan jawaban
Contoh Instrumen: Lembar Pengamatan Sikap No.
Aspek
Skor 1
1.
2.
2
Catatan 3
Skor 3 jika
Mensyukuri keberadaan bahasa
memenuhi 3
Indonesia
kriteria
Kesantunan dalam menggunakan
bahasa Indonesia
Skor 2 jika hanya memenuhi 2 kriteria
Skor 1 jika hanya memenuhi 1 kriteria
28
Rubrik Penilaian Sikap No. 1.
Aspek
Deskripsi
Rasa syukur atas
keberadaan bahasa
senang, kagum.
Indonesia
Menunjukkan ekspresi atau ungkapan
Menunjukkan sikap yakin dan bangga terhadap keberadaan bahasa Indonesia
Selalu menggunakan bahasa Indonesia secara tertib.
2.
Kesantunan dalam
Kalimat yang digunakan komunikatif
menggunakan
Pilihan kata yang digunakan dalam
bahasa Indonesia
diskusi menggunakan kata-kata halus seperti: mohon, tolong, saya harap, menurut pendapat saya, dsb.
Sebelum memberi tanggapan/menyela terlebih dahulu meminta kesempatan kepada moderator.
Rubrik Analisis Teks Cerita No.
Aspek
Analisis
1.
Ketepatan judul
Apakah judul sesuai dengan isi?
2.
Kelengkapan
Apakah teks memuat seluruh struktur
struktur teks
teks ulasan?
29
Ya
Tidak
3.
Kaidah bahasa
Apakah ulasan teks menunjukan pembangunan hasil konteks?
4.
5
Kemenarikan
Apakah aspek penulisan teks ulasan
laporan
yang telah dipaparkan dengan tepat?
Keterpaduan
Apakah antara paragraf satu dengan
wacana
paragraf berikutnya berkaitan, ditandai oleh keterkaitan isi?
6.
7.
Kesalahan
Apakah tidak ada kesalahan dalam
struktur kalimat
struktur kalimat dalam teks?
Ketepatan
Apakah tidak ada kesalahan dalam
penulisan ejaan
penulisan ejaan dan tanda baca?
dan tanda baca
Malang, 14 Maret 2015
Irfan Arif
2.5 Media Pembelajaran 2.5.1 Relevansi media pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan guru dikelas relevan dengan keadaan atau kondisi siswa dalam kelas pada saat pembelajaran. Harapan-
30
harapan yang terkandung dalam metode yang dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. Guru memberikan media baru bagi siswa untuk memperkenalkan halhal yang belum diketahui sebelumnya untuk menambah wawasan baru siswa. Metode yang dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya. Membantu siswa menghilangkan keragu-raguan karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru. 2.5.2 Keefektifan proses penggunaan media Penggunaan media pembelajaran dikelas termasuk efektif karena guru menggunakan media pembelajaran yang macam-macam dan dapat diterima oleh siswa. Misalnya guru memberikan media pembelajaran yang sesuai dengan materi, guru menggunakan koran sebagai media bahan ajar pada saat materi membaca atau aplikasi pembacaan berita. Siswa akan memahami materi tersebut apabila langsung prakter sehingga mereka dapat menyerap materi sekaligus paham tentang contoh yang diajarkan. Contoh yang lain, guru menayangkan media pembelajaran video sebagai contoh drama atau acting pada materi drama, dengan begitu siswa mengetahui tentang pengertian drama, cara bermain drama, memahami dialog dll. Guru memberikan teks, pada materi memahami paragraf sehingga setelah pelajaran tersebut, siswa dapat mewujudkan materi tersebut untuk lebih paham dengan memiliki hasil berupa cerpen, cergam dll sehingga dapat
31
dipublikasikan di lingkungan sekolah. Kegiatan seperti itu akan menumbuhkan rasa nyaman pada siswa ketika mereka menyukai pelajaran tersebut. Jadi media pembelajaran dapat mempengaruhi keaktifan siswa menanggapi materi yang diajarkan guru. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 2.5.3 Keikutsertaan siswa dalam pemanfaatan media Siswa
menggunakan
media
pembelajaran
tersebut
sebagai
penunjang semangat mereka pada saat pembelajaran dikelas maupun di luar kelas. Media pembelajaran yang sudah diberikan akan dievaluaisi oleh guru setelah selesai pembelajaran di kelas. Guru menciptakan suasana baru ketika mengajar, misalnya guru mengajak siswa untuk memahami pelajaran dicampur dengan games yang bertujuan untuk menghilangkan rasa bosan siswa pada saat pembelajaran. Guru mengarahkan siswa untuk proses pembelajaran yang lebih menyenangkan, siswa diajak ke perpustakaan untuk bebas membaca materi yang mereka pilih, siswa melakukan pembelajaran diluar kelas unutk menciptakan suasana baru ketika pembelajaran. 2.5.4 Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Keaktifan siswa dalam menanggapi media pembelajaran yang disediakan guru pada saat proses belajar mengajar di kelas mempengaruhi cara guru mengajar, apabila media tersebut diterima oleh siswa maka proses belajar mengajar dikelas akan lancar sampai materi yang diajarkan selesai sehingga rancangan pembelajaran sama dengan hasil yang dicapai.
32
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya. Pengetahuan yang diperoleh melalui sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer. Menimbulkan rasa senang pada
siswa,
karena
tumbuhnya
rasa
menyelidiki
dan
berhasil.
Memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa
mengarahkan kegiatan
belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 2.6 Pengembangan Bahan Ajar 2.6.1 Kesesuaian bahan ajar dengan kompetensi yang dikembangkan Bahan ajar dalam rencana rancangan pembelajaran sudah sesuai dengan kompetensi yang dikembangakan. Pada acuan kompetensi yang tertera dalam rencana rancangan pembelajaran pada kompetensi dasar 3.2 membandingkan teks eksposisi dan teks deskripsi baik melalui lisan maupun tulisan dan 4.3 memproduksi teks eksposisi dan deskripsi baik secara lisan maupun tulisan, sudah sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi, yaitu siswa dilatih untuk membandingkan teks eksposisi dan teks deskripsi baik melalui lisan maupun tulisan dengan cara mengidentifikasi perbedaan teks eksposisi dengan teks deskripsi dilihat dari struktur isi dan ciri bahasa menggunakan bahasa Indonesia secara santun. Setelah para siswa dapat membandingkan teks eksposisi, siswa diminta untuk membuat atau memproduksi eksposisi dan deskripsi baik secara lisan maupun tulisan dengan indikator siswa membuat teks eksposisi dan
33
deskripsi berdasarkan struktur isi dan ciri bahasa dengan bahasa Indonesia yang santun. 2.6.2 Ketetapan penataan materi bahan ajar berbasis aktif, kreatif, dan menyenangkan Dalam rencana rancangan pembelajaran sudah terdapat ketepatan penataan materi bahan ajar dengan melibatkan siswa, seperti membuat siswa menjadi aktif, kreatif, dan pembelajaran dalam kelas menjadi menyenangkan. 2.6.3 Validitas atau keakuratan materi bahan ajar yang digunakan Bahan ajar yang digunakan telah akurat atau valid, karena dalam rencana rancangan pembelajaran terdapat sumber bahan ajar, yakni buku Teks Bahasa Indonesia SMA: Ekpresi Diri dan Akademik. 2013. Jakarta: Kemendikbud. 2.7 Mengembangkan Perangkat Evaluasi 2.7.1 Kesesuaian evaluasi yang dirancang dengan tujuan pembelajaran Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis. Dalam rencana rancangan pembelajaran evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran, karena dalam tujuan pembelajaran setelah siswa membaca teks eksposisi dan teks deskripsi, siswa dapat mengidentifikasi perbedaan tentang teks eksposisi dan teks deskripsi ditinjau dari struktur isi dan ciri bahasa dengan melalui tugas yang
34
diberikan oleh guru, yakni tugas uraian yang berupa perintah menemukan perbedaan teks eksposisi dan teks deskripsi dilihat dari struktur dan kaidah teks. Tujuan pembelajaran yang selanjutnya ialah berdasarkan topik yang telah ditentukan, siswa dapat membuat teks eksposisi dengan teks deskripsi yang sesuai dengan struktur isi dan ciri bahasa masing-masing teks. Kemudian siswa diberikan tugas praktik, yakni menyusun satu teks (teks eksposisi dan deskripsi) yang menurut siswa tersebut layak untuk disampaikan dalam media publikasi di dalam kelas. Sistem evaluasi dilakukan dengan cara observasi, yaitu berupa bentuk intrumen yang terdiri dari lembar pengamatan sikap dan rubrik. Lembar pengamatan sikap dinilai dari siswa mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia dan sikap kesantunan dalam menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan dalam rubrik penilaian sikap evaluasi terdapat 2 (dua) aspek, yakni rasa syukur atasa keberdaan bahasa Indonesia dan kesantunan dalam menggunakan bahasa Indonesia. Rasa syukur atas keberadaan bahasa Indonesia terdapat deskripsi menunjukkan ekspresi atau ungkapan senang, kagum, menunjukkan sikap yakin dan bangga terhadap keberadaan bahasa Indonesia, selalu menggunakan bahasa Indonesia secara tertib. Kesantunan dalam menggunakan bahasa Indonesia terdapat deskripsi penilaian kalimat yang digunakan komunikatif, pilihan kata yang digunakan dalam diskusi menggunakan kata-kata halus seperti: mohon, tolong, saya harap, menurut pendapat saya, dsb, dan sebelum memberi tanggapan/menyela terlebih dahulu meminta kesempatan kepada moderator.
35
2.7.2 Keontetikan evaluais atau penilaian yang dikembangkan Penilaian otentik adalah penilaian yang mengharuskan siswa untuk menunjukkan pengetahuan (knowledge), sikap (afective), keterampilan (skills) dan kemampuannya (ability) dalam situasi yang nyata /real life situations. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, penilaian diri, penllaian antar-teman, dan jurnal. Pengamatan sikap perlu dijabarkan aspek sikap yang diamati sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Penilaian diri dan antar-teman untuk menggali kelebihan atau kekurangan siswa. Jurnal sikap memuat catatan sikap di kelas maupun di luar kelas berkaitann dengan sikap dan perilaku. Penilaian pengetahuan dilakukan melalui tes (tertulis/lisan) dan penugasan (nontes). Tes tertulis/lisan dikembangkan berdasarkan indikator, tes tertulis dilakukan melalui UH, UTS, UAS dalam bentuk pilihan (BS, PG, dll) isian, atau uraian. Penugasan berupa pekerjaan rumah baik individu atau kelompok, dirinci dengan aspek penilaian berikut kriteria penilaian atau rubrik. Penilaian ketrampilan dilakukan melalui tes praktik, proyek, dan/atau portofolio. Tes praktik menilaian keterampilan konkrit yang menuntut respon aktivitas atau perilaku sesuai kompetensi. Penilain proyek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis/lisan,
36
atau bentuk lain. Penilaian portofolio mencakup seluruh karya siswa dalam periode tertentu. Keontetikan evaluasi tergantung pada kemampuan yang dimiliki siswa. Setiap siswa berbeda-beda, dengan demikian siswa yang berkemampuan lebih akan lebih mudah untuk mendapatkan nilai di atas rata-rata. Sedangkan siswa yang kurang mampu, akan dibantu penilaian dengan cara memberikan remidi atau penugasan yang lain untuk membantu penialian agar nilai dapat di atas rata-rata. 2.7.3 Refleksi dan membangun inovasi dalam pembelajaran Refleksi biasanya dilakukan dalam pembelajaran di akhir semeser, pada saat 1 minggu sebelum ujian tengah semester maupun ujian akhir semester. Guru akan mengulang kembali materi-materi yang telah diberikan dengan cara menyampaikan point-point yang penting. Dengan refleksi ini, pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, karena dapat membangun ingatan siswa akan materi yang telah diberikan.
37
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN SMP MUhammadiyah 1 Malang yang terletak di Jl. Brigjend Slamet Riadi No. 134, Malang 20533750 merupakan salah satu yayasan pendidikan pimpinan Muhammadiyah Kota Malang. Berakreditasi A dengan fasilitas yang cukup memadai untuk standart kompetensi pembelajaran siswa. Pelaksanaan kegiatan magang dalam bentuk pengamatan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pengamatan yang dilaksanakan selama 6 hari di SMP Muhammadiyah 1 Malang berjalan dengan lancar sehingga dapat menyelesaikan kewajiban mahasiswa membuat lapran akhir sebagai hasil pengamatan.
B. SARAN Dalam proses pengamatan dengan cara menelaah kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru di SMP Muhammadiyah 1 Malang kondusif . Apabila dalam penulisan laporan ini terdapat kesalahan, saya atas nama penulis atau penyusun memohon untuk memberikan kritik, saran dan masukannya yang bersifat membangun supaya dalam pembuatan laporan selanjutnya dapat lebih baik.
38
LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: SMP Muhammadiyah 1 Malang
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: VIII/ Semester Dua
Materi Pokok
:Penyusunan Teks Ulasan secara Bersama
Alokasi Waktu
: 1 pertemuan (1 x 2 Jam Pelajaran)
A. Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2
: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3
: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4
: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar No Kompetensi Dasar 1.
Indikator Pencapaian
1.1 Menghargai dan mensyukuri 1.1.1 keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa 1.1.2 Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya 1.2 Menghargai dan mensyukuri 1.2.1 keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha
1
Dapat menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. Dapat menggunakan bahasa Indonesia di luar kelas dengan baik dan benar. Dapat memahami informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan.
2.
3.
Esa sebagai SARANA MEMAHAMI INFORMASI lisan dan tulis 1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai SARANA MENYAJIKAN INFORMASI lisan dan tulis 2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan 3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi berdasarkan kaidah-kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan 4.2 Menyusun teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan
4.
4.3 Menelaah dan merevisi cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan 4.4 Meringkas teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik secara lisan maupun tulisan
2
1.2.2
Dapat memahami informasi berbahasa Indonesia secara tulisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 1.3.1 Dapat menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 1.3.2 Dapat menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara tulis dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 2.2.1 Selalu jujur dalam memaparkan langkahlangkah suatu proses berbentuk linier 2.2.2 Selalu kreatif dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier 3.1.1 Menjelaskan isi teks ulasan 3.1.2 Menjelaskan struktur teks ulasan 3.1.3 Menentukan ciri bahasa teks ulasan
3.4.1 3.4.2
Mengidentifikasi kekurangan struktur teks ulasan Mengidentifikasi jenis-jenis teks
4.2.1 Menyusun teks rumpang menjadi teks prosedur yang utuh dan benar 4.2.2 Menyusun teks ulasan sesuai struktur
4.3.1 Menjelaskan kekurangan dan kelebihan teks berdasarkan isi, struktur dan penggunaan bahasa 4.3.2 Menjelaskan bagian-bagian teks yang harus diperbaiki 4.3.3 Merevisi teks sehingga menjadi teks yang benar dari segi isi, struktur, dan penggunaan bahasa
4.4.1 Menjelaskan isi teks ulasan dari segi isi, struktur, dan penggunaan bahasa 4.4.2 Menjelaskan cara membuat ringkasan teks ulasan dengan memperhatikan kaidahnya 4.4.3 Membuat ringkasan teks ulasan
C. Tujuan Pembelajaran Kompetensi sikap 8. Dapat menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 9. Dapat menggunakan bahasa Indonesia di luar kelas dengan baik dan benar. 10. Dapat memahami informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 11. Dapat memahami informasi berbahasa Indonesia secara tulisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 12. Dapat menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara lisan dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 13. Dapat menyajikan informasi berbahasa Indonesia secara tulis dengan baik dan benar saat pembelajaran teks ulasan. 14. Selalu jujur dalam memasyarakatkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier 15. Selalu kreatif dalam memasyarakatkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier Setelah membaca teks ulasan peserta didik dapat 3. Menyusun teks rumpang menjadi teks prosedur yang utuh dan benar; 4. Menyusun teks ulasan sesuai struktur.
D. Materi Pembelajaran Ketika menyusun teks ulasan, selain memperhatikan struktur teks, kalian juga harus memperhatikan penerapan kaidah kebahasaan dan penerapan ejaan.
3
Penting juga kalian pahami tentang bagaimana menyusun paragraf yang runtut sehingga mudah dipahami pembaca. Oleh karena itu, perkayalah pengetahuan kalian dengan membaca buku. Buku akan banyak membantu memahami bagaimana cara menyusun kalimat dan paragraf dalam kegiatan menyusun teks. Cara lain yang dapat dicoba adalah menggunakan kerangka karangan, tidak ada salahnya jika sebelum menyusun karangan, terlebih dahulu kalian menyusun kerangka karangan. Kerangka karangan tersebut dapat kalian jadikan landasan untuk mengarahkan pikiran yang kalian tuangkan dalam bentuk tulisan. Adapun struktur teks ulasan adalah: 5. 6. 7. 8.
orientasi tafsiran evaluasi rangkuman
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Model
: Discovery Learning
Metode
: Inkuiri, tanya jawab
F. Media, Alat dan Sumber Belajar 3) Media Model : Teks cerita Ulasan berjudul “Kisah Cinta Nusantara – Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Potongan kertas yang berisi paragraf teks ulasan yang diacak 4) Sumber Belajar Kemendikbud. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VIII (Edisi Revisi 2014). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Waluyo, Budi.2014. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
4
10 menit Pertemuan a. Pendahuluan (10 menit ) 1) Guru dan siswa melakukan orientasi dan apersepsi tentang Ke-1 maateri yang akan disampaikan 2) Guru menyampaikan tujuan dan langkah – langkah pembelajaran yang akan dilakukan. b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa berkelompok (4-5 orang) Mengamati Membaca teks ulasan berjudul “Kisah Cinta Nusantara – Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” 60 menit Menanya Struktur teks ulasan Langkah-langkah menyusun teks ulasan Mengumpulkan informasi Menentukan urutan-urutan paragraf sehingga menjadi teks ulasan utuh. Menentukan orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman teks ulasan Menalar/Mengasosiasi
Menyusun teks ulasan agar pembaca dapat mengetahui keseluruhan isi teks
secara
Mengomunikasikan
Mempresentasikan hasil penyusunan teks ulasan dengan kalimat yang runtut.
c. Penutup (10 menit) 1) Guru dan siswa melakukan refleksi tentang manfaat belajar dan kesulitan belajar teks ulasan yang telah dipelajari. 2) Guru menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
10 menit
H. Penilaian a. Penilaian Proses No. 1.
Aspek yang Dinilai Relegius
Teknik Penilaian Observasi
5
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
Aspek yang Dinilai
No. 2.
Jujur
3.
Kreatif
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
Selama proses pengerjaan tugas dan diskusi
Lampiran InstrumenPenilaianSikap Indikator:
a. Observasi Berikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan 1. 2. 3. 4.
jika tidak konsisten berperilaku dalam kegiatan jika belum konsisten berperilaku dalam kegiatan jika konsisten berperilaku dalam kegiatan jika sangat konsisten berperilaku dalam kegiatan No .
Nama Peserta didik
Relegius 1
2
3
Jujur 4
1
2
3
Jumlah Skor
Kreatif 4
1
2
3
4
1. 2. 3. ….
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
6
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐬𝐤𝐨𝐫 𝐱𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟐
N
Dengan predikat PREDIKAT
NILAI
SangatBaik ( SB)
80 ≤ AB ≤ 100
Baik (B)
70 ≤ B ≤ 79
Cukup (C)
60 ≤ C ≤ 69
Kurang (K)
<60
b. PenilaianDiri Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No
Pernyataan
1
Selama melakukan tugas kelompok saya jujur dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier
2
Selama melakukan tugas kelompok saya kreatif dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linier
3
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
4
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
5
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas
YA
TIDAK
c. AntarPesertaDidik Dilakukan/ No
muncul
Perilaku YA
1
Mau menerima pendapat teman
7
TIDAK
2
mengambil keputusan dipertanggungjawabkan
secara
cepat
dan
bisa
3
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan
4
Mengungkapkan informasi disertai dengan sumber rujukan
5
......................................
Keterangan: Guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut. Skor perilaku/sikap N Nama o 1 2 3 4 1 2 3 Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
Jumlah
5
Nilai
Jumlah skor x100 2 x jumlah perilaku
b. Penilaian Hasil Instrumen penilaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Dapat menyusun teks ulasan acak menjadi teks ulasan yang utuh
Tes Tertulis
Dapat menjelaskan struktur teks ulasan
Tes Tertulis
Bentuk Penilaian Uraian (Terlampir)
Instrumen
Susunlah teks ulasan acak berikut menjadi teks ulasan yang utuh dan benar! Tentukan struktur teks ulasan yang telah disusun!
Soal 1 Aspek
Deskriptor
Mampu menyusun menjadi teks ulasan dengan benar
8
Skor 2
Dapat Menyusun teks ulasan acak menjadi teks ulasan utuh
1
Mampu menyusun menjadi teks ulasan kurang benar
Soal 2 Aspek Dapat menentukan struktur teks ulasan
Deskriptor
Skor 4
Mampu menyebutkan 4 struktur teks ulasan Mampu menyebutkan 3 struktur teks ulasan Mampu menyebutkan 2 struktur teks ulasan Mampu menyebutkan 1 struktur teks ulasan
3 2 1
Rubrik penilaian Soal no. 1 Aspek
Skor
Siswa dapat menyusun teks ulasan yang diacak menjadi teks ulasan yang utuh dan benar
Jawaban sempurna Jawaban kurang sempurna Jawaban tidak sempurna SKOR MAKSIMAL
5 3 1 5
Soal no. 2 Aspek
Skor
Siswa dapat menentukan struktur teks ulasan
Jawaban sempurna Jawaban kurang sempurna Jawaban tidak sempurna SKOR MAKSIMAL
5 3 1 5
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
9
Bentuk Penilaian
Instrumen
Menyusun teks ulasan yang diacak menjadi teks ulasan yang utuh dan benar
Tes tertulis
Tes uraian
1. Bacalah dengan saksama teks cerita ulasan! 2. Susunlah teks ulasan yang diacak tersebut menjadi teks ulasan yang utuh dan benar!
3. Bacalah dengan saksama teks cerita ulasan! 4. Tentukan struktur teks ulasan tersebut!!
Menentukan struktur teks ulasan
Mengetahui Febuari 2014
Malang,
Kepala Sekolah, Pelajaran,
Guru
Dra. Rukiyani L.H, M.KPd. S.Pd. NIP 196208221987032010
Mawaddah,
10
Mata
LEMBAR KERJA 1. Bacalah teks cerita ulasan berikut, kemudian susunlah menjadi teks ulasan yang utuh dan benar! 2. Tentukan struktur teks ulasan dari dari teks yang kamu susun! KISAH CINTA NUSANTARA TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK 1) Amanat yang terdapat dalam roman ini diungkapkan secara halus dan menarik sehingga pembaca dengan mudah dapat menangkap isi amanat dari roman tersebut. Alur cerita dalam roman ini memiliki satu alur yaitu alur maju. Alur maju ini dapat membuat pembaca mengikuti perkembangan yang terjadi. 2) Meski kisah cinta serupa rasanya sering kita jumpai, Hamka agaknya mampu mengemas kisah ini menjadi terasa berbeda. Dengan diksi yang terasa mengalir dan setting dalam negeri yang beragam, yaitu Makasar, Minang kabau, Padang Panjang, Jakarta, Lamongan, dan Surabaya, dapat menambah kesan tersendiri untuk novel bersampul peta Indonesia ini. Sungguh, menurut saya novel ini benar-benar mengharukan dan sangat direkomendasikan sebagai bahan renungan dan pelajaran. 3) Dia selalu berkunjung kemakam Hayati. Zainudin sering sakit-sakitan dan kurang produktif lagi dalam menulis roman. Tetapi sebenarnya dia sedang menyelesaikan karya besar. Enam bulan kemudian Zainudin meninggal. Karyanya sudah selesai dan dibukukan, Zainudin dimakamkan disebelah makam Hayati. 4) Sudut pandang pada roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sudut pandang orang ketiga. Karena dalam roman ini Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah menggunakan nama orang. Hal tersebut membuat pembaca dapat mengetahui secara detail kejadian dalam cerita. 5) Hayati diberi uang dan disuruh pulang ke Sumatra. Zainudin tidak bisa mengantarnya karena ada urusan di Malang. Hayati pergi ke pelabuhan untuk pulang sambil membawa foto Zainudin. Di kapal Hayati gelisah dan terus menerus melihat foto Zainudin. Pada malam hari saat Hayati sedang tidur, Kapal Van Der Wijk yang dinaikinya tenggelam di dekat Lamongan. 6) Gaya bahasa Roman “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” ini sangat memberi warna dengan adanya syair yang melukiskan keindahan, kelincahan, dan kekayaan bahasa pengarang dalam penuangkan idenya, ataupun adanya berbalas surat yang dapat menggugah hati para pembaca. Tema dari roman tersebut adalah cinta yang tak berkesampaian. Penggambaran ide cerita dikemas menarik dan tidak monoton. 7) Aziz memutuskan untuk pindah ke Surabaya bersama Hayati. Hubungan mereka tidak harmonis. Mereka mendatangi suatu acara perkumpulan orang-
11
orang Sumatra di Surabaya. Zainudin diundang untuk menghadiri acara itu. Tanpa sengaja mereka bertemu disana. Zainudin bersikap biasa kepada Hayati seolah-olah tak pernah cinta mati sama Hayati. Sifat Aziz yang suka judi dan mabuk-mabukan diketahui oleh Hayati, Hayati semakin menderita saat Aziz bangkrut dan tak punya apa-apa. 8) Besoknya Zainudin mendengar berita tersebut dan segera menuju Lamongan. Saat itu Hayati sedang kritis. Zainudin mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada Hayati. Hayati tersenyum dan mengatakan bahwa ia juga masih mencintai Zainudin. Setelah mengatakan itu, Hayati menutup mata untuk selamanya. Zainudin makin sedih dan depresi. Ia merasa bahwa Hayati meninggal adalah kesalahannya. 9) Hayati menerima saja karena jika dia tidak menerima, dia tidak dianggap sebagai keluarga. Zainuddin yang mendengar kabar itu langsung down, seperti ingin lenyap dari bumi. Dia sakit parah. Dia mengigau terus menyebut nama Hayati. Ibu kost Zainuddin memanggil dokter. Kata dokter, dia harus dipertemukan sama pujaan hatinya itu yang bernama Hayati. Setelah dikirimi surat, Hayati dan Aziz datang menemui Zainuddin. Ajaib, Zainuddin sembuh Zainuddin benar-benar sedih saat diasadarkan kalau dijari Hayati melingkar sebuah cincin kawin. Bang Muluk, anak ibu kost yang baik hati bisa jadi teman yang baik buat Zainuddin. 10) Dalam novel ini, pengarang mencoba memperlihatkan kesetiaan seseorang pada orang lain ditengah perbedaan kekayaan dan adat yang keras walaupun kisahnya berakhir dengan kematian. Roman tersebut berlatar di daerah Makassar, Minangkabau, Padang Panjang, Jakarta, Lamongan, dan Surabaya. Latar suasananya sedih dan mengharukan. Penggambaran latar dilakukan dengan baik . 11) Saat Zainuddin harus pergi ke Padang Panjang karena merasa keberadaannya makin tak diterima, Hayati melepasnya dengan sebuah janji untuk setia. Di sebuah kesempatan untuk berkunjung ke Padang Panjang guna menemui Khadijah, sahabatnya, Hayati janjian bertemu dengan Zainuddin. Di kota sana, mereka mau melihat pacuan kuda. Ketika waktunya sudah tiba. Hayati yang biasanya berbaju tertutup, oleh Khadijah didandani model ala kota yang serba terbuka. 12) Dia memberi nasihat agar Zainuddin melupakan Hayati dan mulai berkarya. Mereka pun memutuskan buat merantau ke Surabaya. Disana Zainudin menjadi penulis. Roman-romannya yang mengharuhkan dan romantis sangat laris di pasaran, namanya terkenal keseantero Nusantara. 13) Dia diasuh oleh pembantunya dengan warisan yang lumayan dari ayahnya, Zainudin pergi merantau ke negeri bapaknya, Minangkabau, sesuai keinginan ibunya dulu dengan berat hati pembantunya melepaskan Zainudin untuk pergi ke Padang Panjang menemui keluarga ayahnya.Tapi karena ibunya bukan orang sana, dia tidak dianggap sebagai keluarga. Dia tinggal di rumah bibinya dibolehkanlah tinggal disana juga karena dia memberi uang belanja. 14) Alhasil, Aziz, kakaknya Hayati malah jatuh hati. Zainuddin dan Hayati bertemu, tapi Zainuddin benar-benar kaget melihat perubahan besar pada 12
Hayati. Ditambah lagi ejekan Khadijah tentang penampilan Zainuddin yang sudah kuno itu. Rasa cinta yang mereka bangun selama ini sedikit memudar. Kesempatan ini betul-betul dimanfaatkan Aziz untuk mendekati Hayati. Aziz datang ke kampung Hayati untuk melamar. Padahal, beberapa hari sebelumnya, datanglah surat Zainuddin yang isinya juga hendak melamar Hayati. Dengan menimbang bibit, bebet dan bobot, hasil musyawarah ninik mamak sanak sodara kaum kerabat, lamaran Aziz-lah yang diterima. 15) Suatu hari Zainuddin melihat seorang gadis yang cantik, lemah lembut bernama Hayati. Zainuddin jatuh hati sama Hayati. Hayati membalas cinta Zainuddin. Walau mereka hanya surat menyurat, tapi cukup untuk saling berbagi rasa. Banyak orang yang mengetahui kisah cinta mereka dan banyak gadis-gadis yang iri kepada Hayati. 16) Aziz memutuskan untuk mencari kerja ke Banyuwangi. Sementara itu Hayati dititipkan ke Zainudin. Zainudin masih bersikap seperti tak pernah mencintai Hayati. Karena frustasi dan depresi, Aziz bunuh diri. Dia meninggalkan pesan agar Hayati menikah dengan Zainudin. Hayati ingin mengetahui bagaimana perasaan Zainudin kepada dia. Tanpa sengaja Hayati menemukan lukisan dirinya di ruang kerja Zainudin. Di lukisan itu tertulis “ permataku yang hilang”. Muluk menceritakan bahwa sebenarnya Zainudin masih mencintai Hayati dan semua roman karyanya sebenarnya menceritakan tentang Hayati. Namun Zainuddin menyangkal semua itu. 17) Cerita dimulai dari seorang pemuda bernama Zainudin, ayahnya seorang minangkabau yang diasingkan. Dia diasingkan di Cilacap lalu dipindahkan ke Makassar. Ayahnya menikah dengan seorang wanita dari keluarga terpandang di Makassar, Ibunya meninggal beberapa hari setelah melahirkan Zainuddin. Saat dia beranjak remaja, sang ayah pergi menyusul ibunya. Jadilah Zainuddin seorang yatim piatu.
13
LEMBAR KERJA (EVALUASI) 1. Bacalah teks cerita ulasan berikut, kemudian susunlah menjadi teks ulasan yang utuh dan benar! 2. Tentukan struktur teks ulasan dari dari teks yang kamu susun!
(JUDUL) Orientasi ………………………………………………………………………… ….. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. Tafsiran ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. Evaluasi ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. .................................................................................................................
14
................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. Rangkuman ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. .................................................................................................................
15
KUNCI JAWABAN Susunan teks ulasan yang benar
KISAH CINTA NUSANTARA TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK Orientasi
Cerita dimulai dari seorang pemuda bernama Zainudin, ayahnya seorang minangkabau yang diasingkan. Dia diasingkan di Cilacap lalu dipindahkan ke Makassar. Ayahnya menikah dengan seorang wanita dari keluarga terpandang di Makassar, Ibunya meninggal beberapa hari setelah melahirkan Zainuddin. Saat dia beranjak remaja, sang ayah pergi menyusul ibunya. Jadilah Zainuddin seorang yatim piatu. Dia diasuh oleh pembantunya dengan warisan yang lumayan dari ayahnya, Zainudin pergi merantau ke negeri bapaknya, Minangkabau, sesuai keinginan ibunya dulu dengan berat hati pembantunya melepaskan Zainudin untuk pergi ke Padang Panjang menemui keluarga ayahnya.Tapi karena ibunya bukan orang sana, dia tidak dianggap sebagai keluarga. Dia tinggal di rumah bibinya dibolehkanlah tinggal disana juga karena dia memberi uang belanja. Suatu hari Zainuddin melihat seorang gadis yang cantik, lemah lembut bernama Hayati. Zainuddin jatuh hati sama Hayati. Hayati membalas cinta Zainuddin. Walau mereka hanya surat menyurat, tapi cukup untuk saling berbagi rasa. Banyak orang yang mengetahui kisah cinta mereka dan banyak gadis-gadis yang iri kepada Hayati. Saat Zainuddin harus pergi ke Padang Panjang karena merasa keberadaannya makin tak diterima, Hayati melepasnya dengan sebuah janji untuk setia. Di sebuah kesempatan untuk berkunjung ke Padang Panjang guna menemui Khadijah, sahabatnya, Hayati janjian bertemu dengan Zainuddin. Di kota sana, mereka mau melihat pacuan kuda. Ketika waktunya sudah tiba. Hayati yang biasanya berbaju tertutup, oleh Khadijah didandani model ala kota yang serba terbuka. Alhasil, Aziz, kakaknya Hayati malah jatuh hati. Zainuddin dan Hayati bertemu, tapi Zainuddin benar-benar kaget melihat perubahan besar pada Hayati. Ditambah lagi ejekan
16
Khadijah tentang penampilan Zainuddin yang sudah kuno itu. Rasa cinta yang mereka bangun selama ini sedikit memudar. Kesempatan ini betul-betul dimanfaatkan Aziz untuk mendekati Hayati. Aziz datang ke kampung Hayati untuk melamar. Padahal, beberapa hari sebelumnya, datanglah surat Zainuddin yang isinya juga hendak melamar Hayati. Dengan menimbang bibit, bebet dan bobot, hasil musyawarah ninik mamak sanak sodara kaum kerabat, lamaran Aziz-lah yang diterima. Hayati menerima saja karena jika dia tidak menerima, dia tidak dianggap sebagai keluarga. Zainuddin yang mendengar kabar itu langsung down, seperti ingin lenyap dari bumi. Dia sakit parah. Dia mengigau terus menyebut nama Hayati. Ibu kost Zainuddin memanggil dokter. Kata dokter, dia harus dipertemukan sama pujaan hatinya itu yang bernama Hayati. Setelah dikirimi surat, Hayati dan Aziz datang menemui Zainuddin. Ajaib, Zainuddin sembuh Zainuddin benar-benar sedih saat diasadarkan kalau dijari Hayati melingkar sebuah cincin kawin. Bang Muluk, anak ibu kost yang baik hati bisa jadi teman yang baik buat Zainuddin. Dia memberi nasihat agar Zainuddin melupakan Hayati dan mulai berkarya. Mereka pun memutuskan buat merantau ke Surabaya. Disana Zainudin menjadi penulis. Roman-romannya yang mengharuhkan dan romantis sangat laris di pasaran, namanya terkenal keseantero Nusantara. Aziz memutuskan untuk pindah ke Surabaya bersama Hayati. Hubungan mereka tidak harmonis. Mereka mendatangi suatu acara perkumpulan orang-orang Sumatra di Surabaya. Zainudin diundang untuk menghadiri acara itu. Tanpa sengaja mereka bertemu disana. Zainudin bersikap biasa kepada Hayati seolah-olah tak pernah cinta mati sama Hayati. Sifat Aziz yang suka judi dan mabuk-mabukan diketahui oleh Hayati, Hayati semakin menderita saat Aziz bangkrut dan tak punya apa-apa. Aziz memutuskan untuk mencari kerja ke Banyuwangi. Sementara itu Hayati dititipkan ke Zainudin. Zainudin masih bersikap seperti tak pernah mencintai Hayati. Karena frustasi dan depresi, Aziz bunuh diri. Dia meninggalkan pesan agar Hayati menikah dengan Zainudin. Hayati ingin mengetahui bagaimana perasaan Zainudin kepada dia. Tanpa sengaja Hayati menemukan lukisan dirinya di ruang kerja Zainudin. Di lukisan itu tertulis “
17
permataku yang hilang”. Muluk menceritakan bahwa sebenarnya Zainudin masih mencintai Hayati dan semua roman karyanya sebenarnya menceritakan tentang Hayati. Namun Zainuddin menyangkal semua itu. Hayati diberi uang dan disuruh pulang ke Sumatra. Zainudin tidak bisa mengantarnya karena ada urusan di Malang. Hayati pergi ke pelabuhan untuk pulang sambil membawa foto Zainudin. Di kapal Hayati gelisah dan terus menerus melihat foto Zainudin. Pada malam hari saat Hayati sedang tidur, Kapal Van Der Wijk yang dinaikinya tenggelam di dekat Lamongan. Besoknya Zainudin mendengar berita tersebut dan segera menuju Lamongan. Saat itu Hayati sedang kritis. Zainudin mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada Hayati. Hayati tersenyum dan mengatakan bahwa ia juga masih mencintai Zainudin. Setelah mengatakan itu, Hayati menutup mata untuk selamanya. Zainudin makin sedih dan depresi. Ia merasa bahwa Hayati meninggal adalah kesalahannya. Dia selalu berkunjung kemakam Hayati. Zainudin sering sakit-sakitan dan kurang produktif lagi dalam menulis roman. Tetapi sebenarnya dia sedang menyelesaikan karya besar. Enam bulan kemudian Zainudin meninggal. Karyanya sudah selesai dan dibukukan, Zainudin dimakamkan disebelah makam Hayati.
Tafsiran
Dalam novel ini, pengarang mencoba memperlihatkan kesetiaan seseorang pada orang lain ditengah perbedaan kekayaan dan adat yang keras walaupun kisahnya berakhir dengan kematian. Roman tersebut berlatar di daerah Makassar, Minangkabau, Padang Panjang, Jakarta, Lamongan, dan Surabaya. Latar suasananya sedih dan mengharukan. Penggambaran latar dilakukan dengan baik .
Evaluasi
Gaya bahasa Roman “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” ini sangat memberi warna dengan adanya syair yang melukiskan keindahan, kelincahan, dan kekayaan bahasa
18
pengarang dalam penuangkan idenya, ataupun adanya berbalas surat yang dapat menggugah hati para pembaca. Tema dari roman tersebut adalah cinta yang tak berkesampaian. Penggambaran ide cerita dikemas menarik dan tidak monoton. Amanat yang terdapat dalam roman ini diungkapkan secara halus dan menarik sehingga pembaca dengan mudah dapat menangkap isi amanat dari roman tersebut. Alur cerita dalam roman ini memiliki satu alur yaitu alur maju. Alur maju ini dapat membuat pembaca mengikuti perkembangan yang terjadi. Sudut pandang pada roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sudut pandang orang ketiga. Karena dalam roman ini Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah menggunakan nama orang. Hal tersebut membuat pembaca dapat mengetahui secara detail kejadian dalam cerita.
Rangkuman
Meski kisah cinta serupa rasanya sering kita jumpai, Hamka agaknya mampu mengemas kisah ini menjadi terasa berbeda. Dengan diksi yang terasa mengalir dan setting dalam negeri yang beragam, yaitu Makasar, Minang kabau, Padang Panjang, Jakarta, Lamongan, dan Surabaya, dapat menambah kesan tersendiri untuk novel bersampul peta Indonesia ini. Sungguh, menurut saya novel ini benar-benar mengharukan dan sangat direkomendasikan sebagai bahan renungan dan pelajaran.
19