34
34
1
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA
(Uji Karbohidrat, Protein, Lipid, dan Enzim)
Oleh :
SUKRON NI'AM
O 121 14 016
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA
Di susun Sebagai Salah SatuSyarat
Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah
Biokimia
Oleh :
SUKRON NI'AM
O 121 14 016
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Bahan Makanan Ternak
Nama : Sukron Ni'am
Stambuk : O 121 14 016
Kelompok : II ( Dua )
Program Studi : Peternakan
Fakultas : Peternakan dan Perikanan
Universitas : Tadulako
Palu, Desember 2015
Penyusun
Menyetujui,
Koordinator Asisten Praktikum Asisten Praktikum
Ibrahim Hamzah Ibrahim Hamzah
O 121 12 036 O 121 12 036
Mengetahui,
Dosen Koordinator Mata Kuliah
Mikrobiologi
Prof. Dr. Ir. Hj. Asriani Hasanuddin, MS
Nip. 19600502 198603 2 001
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji skukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpah rahmat serta karunia-Nya kepada penulis untuk menyelasikan laporan praktikum mengenai "Uji karbohidrat, Protein, Lipid dan Enzim'' yang dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini. Khususnya kepada Prof. Dr. Ir. Hj. Asriani Hasanuddin, MS selaku dosen pembimbing mata kuliah biokimia yang banyak memberikan semangat dan masukan baik dalam teori maupun pelaksanaannya, dan terima kasih juga kepada kakak asisten dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan praktik hingga sampai saat penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan lengkap ini penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karana itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangaun sehingga dapat dijadikan pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selnjutnya. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama kepada penulis sendiri, baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Palu, November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Tujuan 2
I.3 Kegunaan 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat 3
2.2 Protein 4
2.3 Lipid 6
2.4 Enzim 8
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat 10
3.2 Alat dan Bahan 10
3.3 Prosedur Kerja 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 16
4.2 Pembahasan 19
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan 23
5.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Alat dan Bahan Pada Uji Karbohidrat 10
Alat dan Bahan Pada Uji Asam Amino dan Protein 11
Alat dan Bahan Pada Uji Lipid 11
Alat dan Bahan Pada Uji Enzim 12
Pengamatan Percobaan B Karbohidrat 12
Pengamatan Percobaan A Uji Asam Amonodan Protein 14
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Gambar 1. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Aktivitas Enzim....... 17
Gambar 2. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim.................. 18
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Secara biokimia karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya glukosa, merupakan nutrien utama sel. Misalnya, pada vertebrata, glukosa mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh.
Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengambil tenaga yang tersimpan di dalam molekul tersebut pada proses respirasi selular untuk menjalankan sel-sel tubuh. Selain itu, kerangka karbon monosakarida juga berfungsi sebagai bahan baku untuk sintesis jenis molekul organik kecil lainnya, termasuk asam amino dan asam lemak. Sebagai nutrisi untuk manusia, 1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 Kalori. Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini misalnya padi-padian atau serealia (gandum dan beras), umbi-umbian (kentang, singkong, ubi jalar), dan gula.
Tujuan
Tujuan dari praktikum biokimia pembuatan ekstra amilum, uji karbohidrat, asam amino dan protein, uji biuret, dan penentuan angka penyabunan, penentuan FFA,pengeruh konsentrasi enzim, dan pengaruh suhu adalah supaya mahasiswa mengetahui dan memahami bagaimana cara yang baik dan melakukan percobaan karbohidrat, protein, lipid, dan enzim agar manghasilkan hasil percobaan yang benar dalam melakukan penelitian tersebut.
1.3 Kegunaan
Menentukan ekstrak pati dari umbi-umbian atau kentang untuk melihat perubahan pada kentang setelah di panaskan dengan mengunakan uji kuantitatif dan kwalitatif karbohidrat yang telah di peroleh, pada protein untuk menentukan uji kualitatif dalam asam amino dan protein sedangkan lipid dan enzim yaitu menentukan asam lemak bebas dan angka penyabunan serta dalam enzim menentukan aktifitas enzim dan menentukan pengaruh suhu terhadap kerja enzim.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, berasal dari bahan baku nabati. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, dapat berkisar antara 10 –50%. Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya untuk menghasilkan enzim pemecah karbohidrat (amilase). Ikan karnivora biasanya membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk omnivora kadar karbohidratnya dapat mencapai50% (Teguh, 2009).
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen clan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam glikogen bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai (Hutagalung, 2004).
Karbohidrat merupakan sumber karbon untuk organisme hidup. Karbohidrat juga merupakan sumber karbon untuk sintesis biomolekul dan sebagai bentuk energi polimerik. Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa polihidroksi-aldehid atau polihidroksi-keton dan turunannya. Karbohidrat dapat digolongkan ke dalam monosakarida, disakarida dan polisakarida (Sunarya, 2003).
Karbohidrat dalam makanan biasanya dalam bentuk umbi-umbian, serealia maupun dalam batang tanaman. Selain dari sumber nabati, karbohidrat juga berasal dari pangan hewani yang terbentuk dalam jumlah yang kecil melalui proses biosintesa glikogen dan sintesa secara kimiawi. Karbohidrat dapat dioksida menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan hewan. Dalam tubuh, karbohidrat mengalami perubahan atau metabolisme yang menghasilkan antara lain glukosa yang terdapat dalam darah. Sedangkan karbohidrat yang disintesa dalam hati berupa glikogen digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energy (Pujianto, 2008).
2.2 Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton (Desrizal, 2011).
Tidak semua protein adalah enzim. Keratin protein struktural pada rambut hewan dan hormon insulinmerupakan contoh protein bukan enzim. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki monomer yang tersusun dalam tatanan linear tertentu (struktur primer protein) tetapi monomernya adalah kedua puluh asam amino tersebut. Dengan demikian, asam nukleat dan protein berisi informasi yang ditulis dalam dua bahasa kimia yang berbeda (Campbell, 2002).
Denaturasi protein adalah kondisi di mana struktur sekunder, tersier maupun kuartener dari suatu protein mengalami modifikasi tanpa ada pemecahan
ikatan peptida. Denaturasi dapat berupa rusaknya struktur tiga matra dari suatu protein. Denaturasi protein ada dua macam, yaitu pengembangan rantai peptide (terjadi pada polipeptida) dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul (terjadi pada ikatan sekunder) (Anugrah, 2011).
Selain sifat-sifat yang umum, kebanyakan protein alam masih mempunyai satu atau lebih sifat khusus. Sifat khusus tersebut mempunyai daya angkut oksigen, mempunyai daya sebagai alat pengangkut lipida; mempunyai kelarutan tertentu dalam garam encer atau asam encer; dan mempunyai aktivitas sebagai enzim. Protein tersebut yang dipengaruhi oleh pemanasan, sinar ultraviolet, gelombang ultrasonik dan pengocokan yang kuat atau bahan-bahan kimia tertentu dapat mengalami proses denaturasi. Denaturasi protein itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan konfigurasi tiga dimensi molekul protein tanpa menyebabkan kerusakan ikatan peptida (Sumardjo, 2006).
2.3 Lipid
Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diektraksi dari makhluk hidup dengan menggunakan pelarut yang kurang polar atau pelarut non polar. Istilah lipid mencangkup golongan senyawa-senyawa yang memiliki keanekragaman struktur, dan tidak ada skema penggolongan lipid yang bisa diterima diseluruh dunia. Ciri khas yang umum dijumpai disemua lipid adalah kamdungan hidrokarbonnya diturunkan dari polimerasi asetat yang diikuti dengan reduksi rantai segera setelah rantai itu terbentuk (Kuchel dkk, 2002).
Lipid sangat penting di dalam tubuh, baik untuk struktur maupun fungsi tubuh. Simpanan lemak memberikan cadangan energi, menyekat dan memberi beberapa perlindungan. Lipid lain merupakan konstituen penting membran sel (fosfolipid), merupakan prekursor untuk hormon steroid, bekerja sebagai molekul pengatur (misalnya leukotrin, protoglandin, tromboksan dan transpor lemak seluruh tubuh (lipoprotein), serta lemak pelarut vitamin berfungsi dalam pembekuan darah, fungsi penglihatan dan antioksidan (Brooker, 2005).
Lipid merupakan bentuk energi tubuh yang paling pekat. Sel-sel otak hanya menggunakan glukosa tetapi jaringan tubuh lainnya seperti otot jantung lebih memilih lipid sebagai sumber energi. Asam lemak akan mengalami oksidasi beta di hati membentuk asetil KoA. Asetil KoA dapat langsung memasuki siklus krebs, tidak perlu melalui jalur glikolisis. Reaksi ini disebut sebagai reaksi oksidasi-beta karena yang dioksidasi adalah atom karbon kedua (James, dkk., 2008).
Lipid terkonjugasiterbentuk dari pengikatan gugus fosfat atau gula ke molekul lemak. Fosfolid dan Glikolipid ini merupakan konstituen intgral struktur dinding sel. Sterol juga berfungsi sebagai building block. Struktural di sel dan membran serta sebagai konstituen hormon dan metabolit lain. Karena tidak larut dalam air, lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah kecil di dalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan albumin. Komponen-komponen lipid utama yang dijumpai dalam plasma adalah trigliserida, koleterol, dan fosfolipid. Ketiganya terdapat dan diangkut dalam darah sebagai lipoprotein, suatu kompleks makromolekul yang sangat besar dari lipid dan protein khusus (apolipoprotein) yang membantu pengemasan, kelarutan, dan metabolisme lemak (Sacher dan Ricard, 2005).
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketengikan. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis (Poedjiadi, 2006 dalam Suryani, 2008).
2.4 Enzim
Enzim adalah suatu kelompok protein yang menjalankan dan mengatur perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi. Zat ini dihasilkan oleh organ-organ hewan dan tanaman, yang secara katalik menjalankan berbagai reaksi, seperti pemecahan hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerisasi, adisi, transfer radikal dan kadang-kadang pemutusan rantai karbon. Kebanyakan enzim yang terdapat di dalam alat-alat atau organ-organ organisme hidup berupa larutan koloidal dalam cairan tubuh, seperti air ludah, darah, cairan lambung dan cairan pankreas (Sumardjo, 2006).
Kekhususan suatu enzim berhubungan dengan adanya kesesuaian antara bentuk tempat aktifnya dengan bentuk substratnya. Namun demikian, tempat aktif itu bukanlah suatu tempat penerima yang kaku bagi substrat tersebut. Ketika substrat memasuki tempat aktif, maka enzim akan terinduksi untuk mengubah bentuknya sedikit sehingga tempat aktif akan lebih pas mengelilingi substrat itu (Campbell, 2002).
Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktifitas enzim meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu (Aryulina, dkk., 2006).
Enzim sebagai katalisator, suatu enzim berikatan dengan substrat rekasi dan mengubah substrat menjadi prodak. Substrat berikatan dengan tempat pengikatan substrat spesifik yang terdapat di enzim melalui interaksi dengan residu asam amino enzim. Geometri ruang yang diperlukan untuk semua interaksi antara substrat dan enzim menyebabkan setiap enzim selektif bagi substratnya, dan memastikan bahwa yang dihasilkan hanyalah prodak spesifik (Marks, dkk., 2000).
Enzim memiliki kemampuan katalis yang sangat efisien dan kuat meskipun dalam konsentrasi yang rendah. Enzim adalah protein spesifik yang dapat dimanfaatkan kembali karena enzim akan selalu muncul kembali dalam keadaan utuh setelah substrat diubah menjadi produk. Untuk mempercepat reaksi-reaksi dapat dilakukan dengan menaikkan suhu, namun hal tersebut tidak sesuai sebagai sumber energi pengaktif bagi organisme (Setiowati dan Furqonita, 2007).
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Praktikum Karbohidrat dan Protein
Praktikum Biokimia Pengujian Karbohidrat dan Protein dilaksanakan pada hari Jum'at, 16 Oktober 2015 pukul. 13.00 WITA bertempat di Laboratorium Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.1.2 Pratikum Lipid dan Enzim
Praktikum Biokimia Pengujian Karbohidrat dan Protein dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 oktober 2015 pikul. 13.00 WITA bertempat di Laboratorium Perikanan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Karbohidrat
Isolasi Amilum Dari Kentang
Tabel 1. Alat Dan Bahan Isolasi Amilum Dari Kentang
Alat
Bahan
Pisau + blender
Kentang 500 gr
Kain saringan
Gelas piala 500 ml
Gelas ukur 250 ml
Etanol 95 %
Corong
Batang pengaduk
Prosedur Kerja
300 gr kentang dikupas dan dicuci lalu dipotong – potong, kemudian dihomogenisasi dengan 200 ml air dalam belender dalam 1 menit. Bubur kentang yang diperoleh disaring dengan mengunakan kain saringan didapatkan cairan berwarna keruh yang di tampung dala gelas piala 500 ml, residu yang tersisa kain di buang.
Setelah diperoleh semua cairan dikocok dan campuran diberikan mengendap beberapa waktu sehingga akan terjadi diendapan amilum. Larutan bagian atas didekantasi dan endapan ditambakan lagi 200 ml air, aduk secara sempurna dan setelah itu dibiarkan seperti diatas dan larutan bagian atas dibuang, pekerjaan terahir adalah menambakan laruran etanol 95 % kedalam endapan sebanyak 100 ml lalu didekantasi lagi setelah itu disaring endapan dengan corong lalu dikeringkan dengan cara penyebaran pada suhu kamar. Setelah itu ditimbang beratnya.
Uji Iodida Pada Amilum
Tabel 2 alat dan bahan Uji Iodida Pada Amilum
Alat
Bahan
Tabung Reaksi
Larutan Amilum 1%
Pipetetes
HCL 6 M
Pemanas
NaOH 6 M
Iodium 0,1 M
Cara Kerja
Pereaksi
Tabung
I
II
III
Amilum
3 ml
3 ml
3 ml
Air
2 Tetes
-
-
NHCL
-
2 tetes
-
Naoh
-
-
2 tetes
Iodium 0,01 M
1 Tetes
1 tetes
1 tetes
Campuran yang berwarna dipanaskan, catat adanya perubahan warna, dinginkan dan catat lagi terjadinya perubahan warna.
Protein
Uji biuret
Tabel 3 alat danbahan
Alat
Bahan
Tabung reaksi
Larutan protein
Asam amino cystein
Pipetetes
CuSO4 0 ,01 M
NaOH 2,25 M
Prosedur Kerja
Masukan kedalam masing-masing tabung reaksi tambakan larutan protein dan asam amino sebanyak 3 ml. Setelah itu ditambahkan 1 ml NaOH campurkan dengan baik, selanjutnya masukan setetes CuSO4 kocok amati perubahan ya ng terjadi .jika timbul warna tambahkan lagi setetes atau lebih CuSO4 dan amati perubahan yang terjadi.
Lipid
Tabel 4. Alat Dan Bahan Percobaan Lipid
Alat
Bahan
Pendingin tegak
Minyak kelapa
Erlemeyer 250 ml
Minyak bimoli
Buret
NaOH 1 M
Timbangan
Indikator Pp
Pipetetessumbat gabus / karet
HCL 1 M
Prosedur kerja
Penentuan Angka Penyabunan
Timbang 2,5 ml minyak dengan teliti kedalam erlemeyer 250 ml, tambahkan 25 ml NaOH. Setelah itu tutup dengan pendingin balik, didihkan dengan hati-hati selam 15 menit.
Setelah itu dinginkan dan tambahkan dengan beberapa tetes indikator pp dan titrasi dengan HCL untuk mengetahui kelebihan NaOH.
Lakukan hal yang sama terhadap larutan blanko (NaOH) dan titrasi dengan HCL 1 M .
Hitung angka penyabunan dengan rumus Sbb.
Angka penyabunan = 28,05x(Titrasi Blanko- Sample)
Berat Sampel
Penentuan Asam Lemak Bebas
Timbang sample sebanyak 10 gr kedalam elenmeyer, kemudian tambahkan alcohol panas sebanyak 25 ml. selanjutnya tambahkan idikator pp sebanyak 4 tetes.
Titrasi dengan NaOH 0,1 M sampai larutan tampak berubah menjadi merah muda dan tidak tidak hilang selama 30 detik.
Hitung % FFA dengan mengunakan persamaan sebagai berikut:
%FFA = ml NaOH x M x BM Asam Lemak
Berat Sample x 10000
Catatan : Untuk minyak Bimoli adalah oleat dengan BM = 256 dan minyak kelapa asam larut dengan BM = 200.
Enzim
Tabel 5. Alat Dan Bahan Percobaan Enzim
Alat
Bahan
Waterbath
Pipet tetes
Termometer
Stop watch
Ekstrak enzim
Amilum 1%
Larutan iodium (I2 dalam KI)
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Aktivitas Enzim
Cara kerja:
Siapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan masing-masing 2 ml larutan amilum 1% kedalam setiap tabung masukan 5 tetes larutan iodium.
Setelah itu masukan ekstrak enzim sebanyak 2 ml,3 ml dan 4 ml, pada masing-masing tabung reaksi. Catat berapa lama waktu yang diperlukan sehinga larutan tidak berwarna biru lagi.
Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Cara kerja:
Siapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan masing-masing 2 ml larutan amilum 1% kedalam setiap tabung masukan 5 tetes larutan iodium.
Tabung reaksi kemudian disiapkan dalam berbagai suhu yaitu suhu kamar 45o C dan 50o C.
Setelah 5 menit tambahkan larutan enzim, selanjutnya catat waktu perubahan warna larutan dari amilum.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Percobaan I : Karbohidrat
Pengamatan Percobaan A
Berat kentang (sampel) = 297gr
Kentang setelah diblender akan terjadi Hancur menjadi bubur kentang berwarna coklat mudah keruh.
Amilum dalam suspensi alkohol bewarna Putih keruh setelah kering bewarna putih susu.
Berat amilum setelah kering = 2,57 gr.
% kadar amilum dalam kentang = 20 %
Pengamatan Percobaan B
Perubahan
Tabung
I
II
III
Warna sebelum ditambahkan iodium
Bening
Bening
Bening
Warna setelah ditambhakan iodium
Bening
Biru
Bening
Warna setelah pemanasan
Bening
Bening
Bening
Warna setelah didinginkan
Bening
Biru
Bening
4.1.2 Percobaan II : Uji Asam Amino Dan Protein
Pengamatan Percobaan A
Larutan sampel
NaOH 2,5 M
CuSO40,01 M
CuSO40,01 M berlebihan
Larutan Protein
2 ml
1 tetes
Tetes
Cystein
3 ml
3 tetes
3 tetes
4.1.3 Percobaan III : Lipid
Pengamatan Percobaan A
Volume HCl pada titrasi blanko = 24,8 ml
Volume HCl pada titrasi sampel = 12 ml minyak kelapa dan pada bimoli = 6ml
Perubahan yang diamati pada waktu titrasi adalah dari warna merah muda ke warna bening
Nilai angka penyabunan : MB = 12. MK 17,1
Pengamatan Percobaan B
Volume NaOH pada titrasi 1 = 5 ml
Volume NaOH pada titrasi 2 = ...ml
Volume rata-rata = ,,,ml
Perubahan yang diamati pada waktu titrasi adalah dari warna bening Ke warna merah muda
Nilai % FFA = MB = 0,020736 x MK = 0,0064
Percobaan IV : Enzim
Pengamatan Percobaan A
Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 1 = 1710 detik.
Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 2 = 1652 detik.
Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 3 = 1600 detik.
Perubahan warna disebabkan oleh apa adanya tambahan ekstrak touge kedalam masing-masing tabung reaksi.
Perubahan warna dari biru perak ke putih.
Gambar 1. Grafik Pengaruh Konsentrasi Terhadap Aktivitas Enzim
Menit
40
30 (28 menit 30 detik)
(27 menit 40 detik)
20 (26 menit 30 detik)
10
ml
1ml 2ml 3ml 4m
Pengamatan Percobaan B
Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 1 = (suhu 450= 46 detik dan suhu 50 0 = 26 detik ).
Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 2 = ( suhu 450 = 39 detik dan suhu 50 0 = 25 detik ).
Waktu yang diperlukan terjadinya perubahan warna tabung 3 = ( suhu 450 = 134 detik dan suhu 500 = 33 detik ).
Kenapa suhu dapat mempengaruhi aktivitas enzim kerna enzim sangat peka dan terpengaruh pada suhu.
Gambar 2. Grafik Pngaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
(menit)
35
Waktu 30
25
20
15 ( oc)
10 20 30 40 50
Suhu
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karbohidrat
Pengamatan Percobaan A
Pada saat dblender, struktur kentang akan hancur dan akan tersisa patinya, menurut Girindra, (1986) pati merupakan gula cadangan yang terdapat dalam tumbuhan, atau buah-buahan. Pati terdiri atas amilosa dan amilopektin.
Kandungan pati akan terlepas dari ampas kentang pada saat dilakukan penyaringan dengan kain saring, selanjutnya pada saat didiamkan beberapa menit pati akan mengendap pada dasar air. Selanjutnya pati akan diberi alcohol sehingga warnanya menjadi putih keruh, penambahan alcohol akan mempercepat proses pengeringan, sehingga larutan amilum yang disuspensi dengan alcohol akan menyebapkan air mudah menguap dan tersisa bubuk amilum yang berwarna putih
Pengamatan Percobaan B
Pada tabung satu penambahan amilum, air dan iodium akan menyebapkan perubahan warna dari bening menjadi biru pekat, sedangkan pada tabung dua penamban amilum dan HCL serta Iodium akan menyebapkan perubahan warna dari bening menjadi biru keunguan warna biru keunguan terbentuk karena adanya penambahan HCL sebanyak tiga tetes, HCL mnyebapkan kerja iodium terhambat selai itu tidak adanya penambahan air menyebapkan iodium lambat bereaksi sehingga warnanya menjadi biru keunguan. Sedangkan tabung tiga penambahan amilum, NaOH dan iodium, Iodim tidak bereaksi pada amilum karena adanya penambahan larutan NaOH. Amilum akan memberikan warna biru dengan adanya penambahan iodium, penambahan iodium akan dapat masuk dan menduduki posisi dalam gelung helical yang terbentuk jika amilosa berada pada air (Girindra, 1986)
Pemanasan dengan suhu tinggi akan menyebapkan larutan tidak berubah warna, perubahan warna hanya terjadi pada pemanasan dengan suhu tinggi karena air akan menguap dan reaksi iodium terhambat sehingga warna menjadi bening sedangkan pada saat ddidinginkan kembali warna larutan kembali menjadi biru.
Asam Amino dan Protein
Pada tepung ikan penambahan NaOH 2,3 m pada tepung ikan sebanyak satu tetes, CuSO4 0,01 m sebanyak satu tetes dan CuSO4 0,01 m berlebih tidak menyebapkan perubahan warna pada sampel tepung ikan, artinya pada sampel tepung ikan tidak mengandung protein.
Pada putih telur penambahan NaOH 2,3 m pada tepung ikan sebanyak satu tetes, CuSO4 0,01 m sebanyak satu tetes dan CuSO4 0,01 m berlebih dapat menyebapkan perubahan warna sampel putih telur manjadi berwarna ungu pada saat ditambahkan CuSO4 0,01 m berlebih, hal ini menandakan bahwa putih telur mengandung protein.
Pada asam amino Cystein penambahan NaOH 2,3 m pada tepung ikan sebanyak satu tetes, CuSO4 0,01 m sebanyak satu tetes dan CuSO4 0,01 m berlebih tidak menyebapkan perubahan warna yang signifikan pada sampel asam amino Cystein. Uji biuret merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna violet dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa
Lipid
Percobaan A
Adanya perbedaan volume titrasi blanko dengan volume titrasi sampel disebapkan adanya kandungan lemak pada larutan sampel, sehingga menyebapkan pada saat dititrasi dengan menggunakan HCL akan menimbulkan warna merahmuda pada larutan sampel. Sedangkan pada titrasi blanko tidak mengandung lemak sehingga NaOH yang bereaksi dengan HCL hanya menimbulkan warna putih keruh.
Percobaan B
Perubahan warna pada sampel minyak bimoli dan minyak kelapa disebapkan karena adanyatitrasi dengan NaOH sebanyak 17,5 ml, banyaknya jumlah penitar
Enzim
Berdasarkan hasil pengamatan pada pengaruh suhu terhadap aktifitas enzim, dihasilkan perbedaan penampakan hasil reaksi. Dimana terjadi perubahan warna dan struktur enzim pada penambahan masing masing 2 ml larutan amilum 1 % ( 5 tetes larutan iodium). Waktu yang dibutuhkn untuk terjadinya perubahan warna pada tabung 1 yaitu 46 detik pada suhu 450 C dan 26 detik pada suhu 500 C, Sedangkan pada tabung 2 yaitu 39 detik ada suhu 450 C dan 25 detik ada suhu 50 0 C Dan pada tabung 3 membutuhkan waktu 134 detik ada suhu 450 C dan 33 detik ada suhu 500 C. Hal ini disebabkan oleh pekanya enzim terhada perubahan suhu.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di peroleh kesimpulan :
Pada pengujian karbohidrat dengan larutan etanol, dalam tabung I dan II tidak dapat bereaksi karena tidak menghasilkan warna kuning, Sedangkan pada tabung III dapat bereaksi karena menghasilkan warna kuning.
Pada percobaan protein di dapatkan warna ungu, hal ini di sebabkan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. Makin kuat intensitas warna ungu yang di hasilkan ini menunjukkan makn panjang ikatan peptidanya.
Pada pengujian lemak untuk penyabunan lemak atau minyak harus di panaskan dengan larutan alkali.
Pada penyabunan enzim di dapatkan bahwa konsentrasi dan suhu memegang peranan penting bagi aktifitas enzim.
5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya dalam setiap hasil reaksi dijelaskan dengan hubungan sebab-akibat, sehingga praktikan dapat memahami hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abercrombie,M. dan M.Thain.1993.Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.
Anugrah. 2011. Denaturasi Protein. Vol. 3 (1) : 17-18
Aryulina, Diah., Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang W. Winarni. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Azis, Pradhana. 2007. Enzim dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Kerja Enzim. FIK Biochemical Experiment Class. Jakarta.
Brooker, Chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Campbell, Jane. 2002. Biologi. Erlangga. Jakarta : 570 Hal.
Desrizal. 2011. Fungsi Protein Bagi Tubuh. Vol. 7 (1) : 19-20.
Desrizal. 2011. Fungsi Protein BagiTu buh. Vol. 9 (1) : 14-16.
Hutagalung, Haloman. 2004. Karbohidrat. Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sumatera.
Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Sport Science Brief. 1 (03) : 2-5. James, Joyce. Colin Baker, dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Erlangga. Jakarta Suryani. 2008. Penentuan Lipid. FMIPA UI. Jakarta
James, Joyce. Colin Baker, dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains UntukKeperawatan. Erlangga. Jakarta Suryani. 2008. Penentuan Lipid. FMIPA UI. Jakarta.
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. IKAPI Kedokteran EGC. Jakarta : 540.
Koesnandar. 2001. Biokonversi. Jurnalmikrobiologiindonnesia. Vol. 6 (1) : 15-18
Kuchel, Philip, dan Ralston B. Gregory. 2002. Biokimia. Erlangga. Jakarta.
Marks, Dawn B., Allan D. Marks, Collen M. Smith. 2000. Biokimia. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Mutiara, Indah. 2008. Enzim. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Sumatera.
Petrucci, Winarno, 1995.penelitian pratikum lipid saponifikas.jakarta : erlangga
Pujianto, Agus. 2008. Kimia Makanan. Pendidikan Tata Boha. Universitas Sumatera. Sumatera.
Rachman, Riyan Syah., Tampico P., Viona M., Tri Nanda., Ervansyah. 2012. Enzim Kinetik dan Inhibitor. Universitas Brawijaya. Malang.
Sacher, A. Ronald., dan Richard A. 2005. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Samsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi SMA kelas XI. Erlangga : Malang
Sari., M. 2011. SkripsiIdentifikasi Protein Menggunakan Fourier Transform Infrared (FTIR). Fakultasteknik. Universitas Indonesia. Depok
Setiowati, Tetty., dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif. Azka Press. Jakarta.
Suadji, Bagod dan Siti Laila. 2007. Biologi Sains dalam kehidupan. Yudistira. Jakarta.
Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Sunarya, Yayan. (2003). Kimia Dasar 2 Bandung:Alkemi Grafisindo Press
Teguh. 2009. Kebutuhan Nutrisi Pakan Ikan Dan Udang. Vol. 6 (1) : 21-22.
LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap SUKRON NI'AM lahir di Desa Rio Mukti. Pada tanggal 23 Februari 1996. Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara dari pasangan AHMAD FATONI dan MASRIAH. Pada tahun 2002 penulis memulai pendidikan di SD Impres 5 Rio Pakava, Desa Rio Mukti, kecamatan Rio Pakava, Kabupaten Donggala.
Pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikannya ke SMPI Langensari dan lulus pada tahun 2009 kemudian melanjutkan pendidikan ke MA AN-NUR Panca Mukti dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas Tadulako melalui jalur SBMPTN dan diterima sebagai mahasiswa baru di Universitas Tadulako, Fakultas Peternakan Dan Perikanan , Jurusan Peternakan. Dan saat ini penulis masih kuliah pada semester Tiga.