BAB I PENDAHULUAN
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. 1 Keadaan Keadaan gizi masyaraka masyarakatt Indo Indonesia nesia pada saat ini masih belum menggemb menggembiraka irakan. n. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang vitamin A, anemia deisiensi besi, gangguan akibat kurang !odium !odium dan gizi lebih "obesitas# masih banyak tersebar di kota dan desa di seluruh tanah air.$ Untuk mengatasi masalah gizi tersebut, tersebut, %eparteme %epartemenn Kesehatan Kesehatan telah menetapkan menetapkan sasaran prioritas pembangunan kesehatan tahun $&&'($&&) dan salah satunya adalah Keluarga *adar +izi. Keluarga *adar +izi merupakan keluarga yang mampu mengenal, menegah dan mengatasi masalah gizi di tingkat keluarga-rumah tangga melalui perilaku menimbang berat badan seara teratur, memberikan hanya A*I saa kepada bayi &(/ bulan, makan beraneka ragam, memasak menggunakan garam beryodium, dan mengkonsumsi suplemen zat gizi mikro sesuai anuran. $ Kesepaka Kesepakatan tan global global yang yang dituangka dituangkann dalam Millenium Development Goals "0%+s# yang terdiri dari tuuan, 1 target dan 2 indikator, menegaskan bahwa tahun $&1' setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 1))&. %ua dari lima indikator sebagai penabaran tuuan pertama 0%+s adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita "indikator keempat# dan menurunnya umlah penduduk dengan deisit energi "indikator kelima#. 3 Berdasarkan data dari %irektorat Bina +izi Kementrian Kesehatan diketahui sampai tahun $&11 ada sekitar 1 uta anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk. 4ada tahun $&1&, teratat umlah balita gizi buruk di Indonesia sebanyak 23./1/ balita atau sebesar ini lebih keil 2,)5. Angka ini lebih keil ika dibandingkan tahun $&&) dengan umlah balita gizi buruk sebanyak '/.)21 balita. 6amun, angka penderita gizi buruk pada tahun $&1& ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun $&& yang berumlah 21.$)& balita. 2 %i 4apua sendiri, 4ada tahun $&13, sebanyak persen balita yang mengalami wasting "kurus# atau turun sebesar 3,7 persen dari tahun $&1$ yang berada pada tingkat 11,7 persen. 6amun, prevalensi ini masih menunukkan masalah kesehatan masyarakat pada tingkat buruk P a g e 1 | 36
berdasarkan klasiikasi 89O, dimana 4apua masih dalah tingkat kurang. *ebanyak enam kabupaten-kota sudah tergolong dalam klasiikasi baik dimana memiliki prevalensi kurang dari ' persen, $3 kabupaten-kota berada pada tingkat kurang dan ) kabupaten pada tingkat buruk.' :aktor :aktor(a (akto ktorr yang yang mempen mempengar garuhi uhi keada keadaan an terseb tersebut ut antara antara lain lain adala adalahh tingka tingkatt kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan pengetahuan dan perilaku keluarga keluarga dalam meilih, mengolah, mengolah, dan membagi membagi makanan di tingkat tingkat rumah rumah tangga tangga,, keters ketersedi ediaa aann air bersih bersih dan dan asilit asilitas as sanita sanitasi si dasar dasar serta serta keters ketersed ediaa iaann dan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang berkualitas. $
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
P a g e 2 | 36
2.1 Defin Definisi isi
+izi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur "BB-U# yang merupakan padanan istilah severely underweight "Kemenkes "Kemenkes ;I, $&11#, seda sedang ngka kann menu menuru rutt %epk %epkes es ;I $&& $&&,, kead keadaa aann kura kurang ng gizi gizi tingk tingkat at bera beratt pada pada anak anak berdasarkan indeks berat badan badan menurut tinggi badan "BB-
+izi +izi buru burukk masi masihh meru merupa paka kann masa masala lahh di Indo Indone nesia sia,, wala walaup upun un 4eme 4emeri rint ntah ah Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. %ata *usenas menunukkan bahwa umlah balita yang BB-U =(3*% >(sore 89O(6?9* seak tahun 1)) meningka tdari /,35 menadi 7,$5 tahun 1))$ dan menapai punaknya 11,/ 5 padatahun 1))'. Upaya pemerintahan tara lain melalui 4emberian 0akanan
2.3 Klasifias Klasifiasii !i"i B#$#
P a g e 3 | 36
0arasmus +ambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak ukup
karena diet yang tidak ukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yang hubungan orangtua(anak terganggu, atau karena kelainan metaboli atau malormasi ongenital. +angguan berat setiap system tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi. / 0arasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. +eala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua "berkerut#, tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit "kelihatan tulang di bawah kulit#, rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan penernaan "sering diare#, pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut adalah geala pada marasmus adalah a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot( ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit b. 8aah seperti orang tua .
Iga gambang dan perut ekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant # e. ?engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
$.3.$
Kwashiorkor P a g e 4 | 36
4enampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk " suger baby#, bilamana dietnya mengandung ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atroi.
mungkin keil pada awal stadium
penyakit tetapi biasanya kemudian membesar. 4ada kasus ini sering terdapat dermatitis. 4enggelapan kulit tampak pada daerah yang teriritasi tetapi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahari. %ispigmentasi dapat teradi pada daerah ini sesudah deskuamasi atau dapat generalisata. ;ambut sering arang dan tipis dan kehilangan siat elastisnya. 4ada anak yang berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan orak merah atau abu(abu pada warna rambut "hipokromotrihia#. / P a g e 5 | 36
Ineksi dan inestasi parasit sering ada, sebagaimana halnya anoreksia, mual, muntah, dan diare terus menerus. Otot menadi lemah, tiois, dan atroi, tetapi kadang( kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. 4erubahan mental, terutama iritabilitas dan apati sering ada. *tupor, koma dan meninggal dapat menyertai. / Berikut iri(iri dari kwashiorkor seara garis besar adalah a. 4erubahan status mental engeng, rewel, kadang apatis b. ;ambut tipis kemerahan seperti warna rambut agung dan mudah diabut, pada penyakit kwashiorkor yang lanut dapat terlihat rambut kepala kusam. . 8aah membulat dan sembab d. 4andangan mata anak sayu e. 4embesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan terasa kenyal pada rabaan permukaan yang liin dan pinggir yang taam. . Kelainan kulit berupa berak merah muda yang meluas dan berubah menadi oklat kehitaman dan terkelupas
$.3.3
0arasmik(Kwashiorkor +ambaran klinis merupakan ampuran dari beberapa geala klinik kwashiorkor
dan marasmus. 0akanan sehari(hari tidak ukup mengandung protein dan uga energi untuk pertumbuhan yang normal. 4ada penderita demikian disamping menurunnya berat badan = /&5 dari normal memperlihatkan tanda(tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan biokimiawi terlihat pula.
P a g e 6 | 36
2.% E&iologi
0enurut 9asaroh, "$&1 masalah gizi pada balita dipengaruhi oleh berbagai aktor, baik aktor penyebab langsung maupun aktor penyebab tidak langsung. 0enurut %epkes ;I "1))7# dalam 0astari "$&&)#, aktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi pada balita adalah penyakit ineksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan kebutuhan anak, sedangkan aktor penyebab tidak langsung merupakan aktor sepertitingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan ditingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke asilitas pelayanan. *elain itu, pemeliharaan kesehatan uga memegang peranan penting. %i bawah ini dielaskan beberapa aktor penyebab tidak langsung masalah gizibalita, yaitu P a g e 7 | 36
a. Tinga& Pendapa&an Kel#a$ga.
*uatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan yaitu •
*tatus gizi ukup adalah penting bagi kesehatan dan keseahteraan.
•
*etiap orang hanya akan ukup gizi ika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal.
•
Ilmu gizi memberikan akta(akta yang perlu sehingga penduduk dapat belaar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi. 4engetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun
menu yang baik untuk dikonsumsi. *emakin banyak pengetahuan gizi seseorang,maka ia akan semakin memperhitungkan enis dan umlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. 4engetahuan gizi yang dimaksud disini termasuk pengetahuan tentang penilaian status gizi balita. %engan demikian ibu bias lebih biak menanggapi tentang masalah yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita. ). Tinga&an Pendidian I'#.
4endidikan ibu merupakan aktor yang sangat penting.
diadikan landasan untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat. %ari kepentingan gizi keluarga, pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bias mengambil tindakan seepatnya.
*istem akses kesehatan menakup pelayanan kedokteran " medical service#dan pelayanan kesehatan masyarakat " public health service#. *eara umum akses kesehatan masyarakat adalah merupakan subsistem akses kesehatan, yang tuuan utamanya adalah pelayanan preventi "penegahan# dan promoti "peningkatan kesehatan# dengan sasaran masyarakat. 0eskipun demikian, tidak berarti bahwa akses kesehatan masyarakat tidak melakukan pelayanan kurati "pengobatan# dan rehabilitati "pemulihan#. Upaya akses kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan dan status gizi pada golongan rawan gizi seperti pada wanita hamil, ibu menyusui, bayi dan anak(anak keil, sehingga dapat menurunkan angka kematian. 4usat kesehatan yang paling sering melayani masyarakat, membantu mengatasi dan menegah gizi kurang melalui program(program pendidikan gizi dalam masyarakat. Akses kesehatan yang selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu meningkatkan deraat kesehatan. %engan akses kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan dan pengetahuan gizi masyarakat akan terpenuhi. 7 2.+ Diagnosis
%iagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui geala klinis, antropometri dan pemeriksaan laboratorium. +eala klinis gizi buruk berbeda(beda tergantung dari deraat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modiikasi disebabkan oleh karena adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. +eala klinis gizi P a g e 9 | 36
buruk ringan dan sedang tidak terlalu elas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat. %iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan geala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis gizi buruk apabila •
BB-
•
Cdema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh"kwashiorkor BB-
tampak sangat kurus " visible severe wasting # dan tidak mempunyai aringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu lengan pantat dan paha tulang iga terlihat elas dengan atau tanpa adanya edema. 4ada setiap anak gizi buruk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan isik. Anamnesis terdiri dari anamnesia awal dan lanutan. Anamnesis a,al -#n eda$#$a&an / 0 •
Keadian mata ekung yang baru saa munul
•
Eama dan rekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare "ener-darah-lender#
•
Kapan terakhir berkemih
•
*eak kapan kaki dan tangan teraba dingin
Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan-atau syok, serta harus diatasi segera. Anamnesis lan#&an "untuk menari penyebab dan renana tatalaksana selanutnya,
dilakukan setelah kedaruratan tertangani# 7 •
%iet "pola makan#- kebiasaan makan sebelum sakit
•
;iwayat pemberian A*I
•
Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
•
9ilangnya nasu makan
•
Kontak dengan ampak atau tuberulosis paru
•
4ernah sakit ampak dalam 3 bulan terakhir
•
Batuk kronik
•
Keadian dan penyebab kematian saudara kandung P a g e 10 | 36
•
Berat badan lahir
•
;iwayat tumbuh kembang
•
;iwayat imunisasi
•
Apakah ditimbang setiap bulan
•
Eingkungan keluarga "untuk memahami latar belakang soial anak#
•
%iketahui atau tersangka ineksi 9IF .
Peme$isaan isi 0 •
Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.
•
•
•
%emam "suhu aksilar G 37,' ?# atau hipotermi "suhu aksilar =3',' ?#
•
:rekuensi dan tipe pernaasan pneumonia atau gagal antung
•
*angat puat
•
4embesaran hati dan ikterus
•
Adakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda asites
•
•
Ulkus pada mulut
•
:okus ineksi <9<, paru, kulit
•
Eesi kulit pada kwashiorkor
•
•
P a g e 11 | 36
2.
Al#$ dan Pena&alasanaan !i"i B#$# 0
Berikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk.
Bagan 1. Alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk
P a g e 12 | 36
*elain itu, berikut disertakan alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit-puskesmas perawatan.7
Bagan $. Alur 4elayanan Anak +izi Buruk di ;umah *akit-4uskesmas 4erawatan
P a g e 13 | 36
Berikut uga disertakan salah satu tatalaksana anak dengan gizi buruk tanpa tada bahaya atau tanda penting tertentu. 7
Bagan 3. 4emberian ?airan dan 0akanan Untuk *tabilisasi %alam proses pengobatan KC4 berat terdapat 3 ase, adalah ase stabilisasi, ase transisi dan ase rehabilitasi. 4etugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana yang ook untuk setiap ase.
P a g e 14 | 36
@ika berat badan pasien 7 kg atau lebih, makanan diberikan seperti makanan untuk anak di atas 1 tahun. 4emberian makanan dimulai dengan makanan air, kemudian makanan lunak dan makanan biasa, dengan ketentuan sebagai berikut a. 4emberian energi dimulai dengan '& kkal-kg berat badan sehari. b. @umlah airan $&& ml-kg berat badan sehari. . *umber protein utama adalah susu yang diberikan seara bertahap dengan keeneran 1-3, $-3, dan 3-3, masing(masing tahap selama $(3 hari. Untuk meningkatkan energi ditambahkan '5 glukosa, dan d. 0akanan diberikan dalam porsi keil dan sering, adalah (1& kali sehari tiap $(3 am. Bila konsumsi per(oral tidak menukupi, perlu diberi tambahan makanan lewat pipa "per(sonde# 2. Ta(ap Pen*em'#(an
Bila nasu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, seara berangsur, tiap 1($ hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi menapai 1'&($&& kkal-kg berat badan sehari dan $(' gram protein-kg berat badan sehari. 3. Ta(ap Lan#&an
*ebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia sudah dibiasakan memperoleh makanan biasa yang bukan merupakan diet at besi ":e# dan asam olat diberikan bila terdapat anemia yang biasanya menyertai KK4 berat. P a g e 15 | 36
P a g e 16 | 36
2.0 Dampa !i"i B#$#
+izi Buruk bukan hanya menadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saa terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. Kondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gizi buruk ini uga sering disertai dengan deisiensi "kekurangan# asupan mikro-makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. +izi buruk akan memporak porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena ineksi. *eara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa menganam iwa karena berberbagai disungsi yang di alami, anaman yang timbul antara lain hipotermi "mudah kedinginan# karena aringan lemaknya tipis, hipoglikemia "kadar gula dalam darah yang dibawah kadar normal# dan kekurangan elektrolit dan airan tubuh. @ika ase akut tertangani dan namun tidak di follow up dengan baik akibatnya anak tidak dapat J catch upJ dan mengear ketinggalannya maka dalam angka panang kondisi ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya. Akibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan performance anak, akibat kondisi J stunting J "postur tubuh keil pendek# yang diakibatkannya dan perkembangan anak pun terganggu. Cek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan deraat beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. %ampak terhadap pertumbuhan otak ini menadi patal karena otak adalah salah satu aset yang vital bagi anak. Beberapa penelitian menelaskan, dampak angka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menadi apatis, mengalami gangguan biara dan gangguan perkembangan yang lain. *edangkan dampak angka panang adalah penurunan skor tes I, penurunan perkembangn kogniti, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa peraya diri dan tentu saa merosotnya prestasi anak.
BAB III LAP45AN KASUS
3.1 Iden&i&as
6ama
An. *arah Clian ;aiwaki
Umur
bulan
@enis Kelamin
4erempuan
BB
2&&& g
4B
'& m
EIEA
7,) m
Alamat
%ok FIII bawah
Agama
Kristen 4rotestan
4endidikan orang tua
L *0A- M *0A
4ekeraan orang tua
L
*uku bangsa
*erui
$2 *eptember $&1/
6o. %0
3/ /$ $/
3.2 Anamnesis I.
Kel#(an U&ama -He&e$oanamnesis
*esak seak 1 hari a. 5i,a*a& Pen*ai& Sea$ang
4asien datang ke I+% %ok II @ayapura diantar oleh orang tua dengan keluhan sesak seak 1 hari *0;*. *esak baru pertama kali dialami pasien, sesak berulang "(#, sesak tidak dipengaruhi oleh waktu "dapat pagi, siang atau malam#, sesak disertai bunyi seperti bersiul nyaring "(#, sesak terutama dipiu setelah pasien batuk. Batuk berdahak dirasakan N $ minggu, batuk disertai lendir warna putih, batuk hilang timbul, batuk darah "(#, pilek "(#, demam "H# seak N $ minggu, demam dirasakan ibu naik turun. *elain itu, ibu merasa berat badan pasien tidak naik bahkan dirasakan menurun. 9al ini dirasakan seak $ bulan belakangan ini, ibu merasa pasien terus menerus sakit batuk, pilek, demam yang hilang timbul. *etelah dilakukan penimbangan di posyandu berat badan pasien dinyatakan
menurun, pasien pun tidak dapat dilakukan imunisasi setiap datang karena sedang sakit. *ehingga ibu mengaku pasien hanya mendapatkan imunisasi lewat mulut dan imunisasi di paha kanan 1. Berat badan lahir pasien adalah $.2&& g dilahirkan dengan persalinan spontan dan ditolong oleh bidan, ibu mengaku pasien lahir langsung menangis. A*I diberikan hanya sampai $ bulan dengan alasan ibu mendengar inormasi dari petugas posyandu bahwa kondisi ibu tidak boleh memberikan A*I kepada anak. *ehingga ibu memberikan asupan susu sapi. %an pada usia pasien ' bulan karena pasien masih kurang puas dengan susu, ibu memberikan makanan pendamping A*I yaitu bubur saring dan uga bubur kemasan. *aai ini pasien menurun dalam makan dan minum, BAK lanar dan BAB normal. '. 5i,a*a& Pen*ai& Da(#l#
Asma "(#,
;iw asma "(#,
Keadaan umum
Kepala-leher waah tampak seperti orang tua, konungtiva anemis "H-H#, sklera ikterik "(-(#, Oral trush "H#
*tatus gizi berdasarkan indeks BB-4B didapatkan hasil $ *% , bila menggunakan
•
indeks BB-usia dan 4B-usia didapatkan hasil =(3 sehingga diklasiikasikan status gizi pasien ini adalah gizi buruk.
3.% Peme$isaan pen#nang
4emeriksaan 9ematologi "$2-&)-$&1/# Jenis Peme$isaan
9b ;B? 9t 0?F 0?9 0?9? Eeukosit
Hasil
7,1 g-dE 3,17 1& /-uE $$,25 7&,7 l $$,2 pg 31,7 g-dl 11.)&& -mm3 1// 1&3-uE )3 6egati
Nilai 5##an
1$,& Q 1,& 2.'&('.'&1& / 2$('$5 2()& $(32 3$(3/ '.&&& Q 1&.&&&-mm 3 1'&(2&&-uE H 1(1& parasit-1&& lp HH 11(1&& parasit-1&& lp HHH 1(1& parasit- lp HHHH D 1& parasit- lp
3.+ DIA!N4SA SE7ENTA5A 8 Bayi %engan Ibu 9IF "BI9A# dengan immunodeisiensi , IO oral andidiasis, suspek
8
3. 4LL49 UP 5UAN!AN Tanggal 2+;<=;2<1
:a&a&an
* sesak dan lemas O tampak sesak, Kes ?0, +?* 1'
Tindaan 8 4 ( O$ nasal 1($ lpm
HP 1
<
BIHA dengan imm#nodefisiensi. I4/ o$al )andidiasis> s#spe TB
8
pa$#> anemia sedang !i"i '#$# Tipe 7a$asm#s
8 8 8 8 8 8 8 8
IF:% %'1-26* 1' tpm mikro 4uasa In. Ampisilin 1$' mg-am In. ?eotaksim 1$' mg-am In. ;anitidine 2mg-1$ am nystatin drop 1-am 4t syr R th ika demam 4ro transuse 4;? '& dalam $
serial prelasi 1mg 8 :oto thoraks, *oring #i 'e$)#lin -nega&i@e &(n
K,a$sio$o
2<1% ? <> s&as gi"i -'#$# ? 2> $i, demam 1> $i, 'a 1>
pem.
≥2mingg#
≥ 3
- ?
mingg# - ?
K!B
-
?
1>
pem'engaan lang sendi ? <> fo&o &(o$as ? 1 2;<=;2<1 HP 2
* sesak dan batuk O tampak sesak, Kes ?0, +?* 1' <
!i"i
'#$#
8
,a$sio$o$ BIHA
&ipe
imm#nodefisiensi
ma$asm#s dengan >
I4/
o$al
)andidiasis> s#spe TB pa$#> 8
anemia sedang. (ipogliemi
8 4 ( O$ nasal 1($ lpm 8 IF:% %'1-26* 1& tpm mikro 8 In. Ampisilin 21&&mg 8 Asam olat 11 mg 8 6istatin drop 1-am 8 4t syr R th ika demam 8 Fit A 11&&.&&& IU "91# 8 %iet 7' :7' 8 @aga kehangatan 8 @ika intake ='&5
pemasangan 6+< 8 0antou test
20;<=;2<1
* sesak ↓↓, minum program susu
HP 3 BB 3<
tidak habis O tampak lemas, Kes ?0, +?* 1' <
!i"i
'#$#
8
,a$sio$o$. BIHA
&ipe
imm#nodefisiensi
ma$asm#s
8 4 ( O$ nasal 1($ lpm 8 IF:% %'1-26* 1& tpm mikro 8 6ebulizer- am 8 In. Ampisilin 21&&mg 8 Asam olat 11 mg 8 6istatin drop 1-am 8 4t syr R th ika demam 8 Fit A 11&&.&&& IU "9$# 8 %iet '& :7' 8
H'
>+>
5B:
3><3C1<> 7:6 0%>> 7:H dengan >
I4/
o$al
)andidiasis> s#spe TB pa$#> anemia sedang
21>+> 7:H: 2>> PLT %C1< > LED %80 KL/ #$ %> )$ 1>1> al'#min 1>=>
S!4T;S!PT
33>%;2>0 2;<=;2<1
* sesak ↓↓, %emam, batuk, diet
HP %
/& habis O tampak lemas, Kes ?0, +?* 1' <
BIHA dengan imm#nodefisiensi > o$al )andidiasis> TB pa$#> anemia sedang.
8 4 ( O$ nasal 1($ lpm 8 IF:% %'1-26* )/-2 tpm
mikro 8 In. Ampisilin
21&&mg
etriakson 13&&mg 8 Asam olat 11 mg 8 6istatin drop 1-am 8 ++ salbutamol 31 8 4t syr R th ika demam 8 ?otrimoksazole 11 pulv 8 OA< ";iampisin 1'&mg, I69 FIA 113&mg,
etambutol
17'mg# 8 %iet /& :7' Hasil PIT: N5 7AT4U &es& posi&if S)o$ing TB/ on&a TB -8 ? <> #i 'e$)#lin ? 3> s&as gi"i -'#$#
?
2>
$i,
demam
≥2mingg# ≥ 3
- ? 1> $i, 'a
mingg# - ? 1> pem. K!B
- ? 1> pem'engaan lang sendi ? <> fo&o &(o$as ? 1
2=;<=;2<1 HP +
* batuk, diet /& habis O tampak lemas, Kes ?0, +?* 1' <
*B 3 ?, *pO$ )/5 *tatus generalis ?A anemis,oral trush H, retraksi (, ;ho H-H, turgor kulit kembali agak lambat, pitting edema ekstremitas H-H ↓ A ( !i"i '#$# &ipe ma$asm#s ,a$sio$o$ 8
BIHA dengan imm#nodefisiensi > o$al )andidiasis> TB pa$#> anemia sedang.
3.0 5o T(o$aC
=
8 4 ( O$ nasal 1($ lpm 8 IF:% %'1-26* )/-2 tpm
mikro 8 In. etriakson 13&&mg 8 Asam olat 11 mg 8 6istatin drop 1-am 8 ++ salbutamol 31 8 4t syr R th ika demam 8 ?otrimoksazole 11 pulv 8 OA< 8 %iet 7&(7' :7'
3. 5es#me
Bayi perempuan berumur bulan diantar orang tuanya datang dengan keluhan sesak seak 1 hari *0;* . *esak baru pertama kali dialami pasien, sesak terutama dipiu setelah pasien batuk. Batuk berdahak dirasakan N $ minggu, batuk disertai lendir warna putih, batuk hilang timbul, demam "H# seak N $ minggu, demam dirasakan ibu naik turun. Ibu merasa berat badan pasien tidak naik bahkan dirasakan menurun. 9al ini dirasakan seak $ bulan belakangan ini, selain berat badan pasien dinyatakan menurun, pasien pun tidak dapat dilakukan imunisasi karena setiap datang pasien sedang sakit. *ehingga pasien hanya mendapatkan imunisasi lewat mulut dan imunisasi di paha kanan 1. A*I diberikan hanya sampai $ bulan. %an pada usia pasien ' bulan ibu memberikan makanan pendamping A*I yaitu bubur saring dan uga bubur kemasan. *aai ini pasien menurun dalam makan danminum, BAK lanar dan BAB normal. ;iwayat penyakit keluarga adalah bapak dan ibu pasien dengan 9IF reakti. 4ada pemeriksaan isik didapatkan keadaan umum tampak sesak, rekuensi respirasi 2-menit, konungtiva anemis, oral trush H, retraksi dada H, rhonki pada seluruh lapang paru kanan dan kiri, turgor kembali agak lambat, pitting edema pada kedua ekstremitas bawah. 4ada oto rontgen thoraks posisi 4A didapatkan gambaran bayangan berawan di segmen aikal lobus atas paru dekstra yang merupakan gambaran radiologi yang diurigai sebagai lesi
+izi buruk tipe marasmus kwarsiorkor
8
BI9A dengan immunodeisiensi , oral andidiasis,
3.1<
P$ognosis •
uo ad Fitam
dubia ad malam
•
uo ad *anationam
dubia ad malam
•
uo ad :untionam
dubia ad malam
BAB I6 PE7BAHASAN %.1 7engapa pada as#s ini didiagnosis !i"i '#$# &ipe 7a$asm#s K,a$sio$o$
4asien ini didiagnosis gizi buruk berdasarkan anamnesis, pemeriksaan isik, pengukuran antropometri, dan pemeriksaan penunang. %ari anamnesis pasien datang dengan salah satu keluhan yang disebutkan oleh ibunya adalah pasien ini tidak mengalami kenaikan berat badan bahkan mengalami penurunan berat badan, hal ini dirasakan seak $ bulan belakangan ini, semenak pasien terus menerus sakit batuk, pilek, dan demam yang hilang timbul. *etelah dilakukan
penimbangan di posyandu selain berat badan pasien dinyatakan menurun, pasien pun tidak dapat dilakukan imunisasi setiap datang karena sedang sakit. *ehingga ibu mengaku pasien hanya mendapatkan imunisasi lewat mulut dan imunisasi di paha kanan 1. Berat badan lahir pasien adalah $.2&& g dilahirkan dengan persalinan spontan dan ditolong oleh bidan, ibu mengaku pasien lahir langsung menangis. A*I diberikan hanya sampai $ bulan dengan alasan ibu mendengar inormasi dari petugas posyandu bahwa kondisi ibu tidak boleh memberikan A*I kepada anak. *ehingga ibu memberikan asupan susu sapi. %an pada usia pasien ' bulan karena pasien masih kurang puas dengan susu, ibu memberikan makanan pendamping A*I yaitu bubur saring dan uga bubur kemasan. *aat ini pasien menurun dalam makan dan minum. Untuk anamnesis penyakit keluarga, diketahui bahwa ibu dan bapak pasien adalah 9IF reakti. *ehingga semua anamnesis yang dilakukan dan data yang diperoleh telah sesuai dengan teori yang mengarahkan pasien pada kriteria dari penderita gizi buruk. Untuk memastikannya, dilakukan pengukuran antropometri berdasarkan indeks BB-4B dan didapatkan hasil $ *%, sedangkan dengan menggunakan indeks BB-usia dan 4B-Usia didapatkan hasil =(3*% sehingga status gizi pasien dikategorikan sebagai gizi buruk. %ari pemeriksaan isik dapat terlihat keadaan umum pasien tampak sangat kurus "visible severe wasting #, sangat puat dengan onungtiva anemis, adanya oral trush, rekuensi naas yang epat, terdapat tanda(tanda dehidrasi yaitu turgor yang kembali lambat, dan adanya edema pada punggung kaki sehingga ini sangat mendukung diagnose gizi buruk pada pasien. *esuai teori pasien diklasiikasikan dengan gizi buruk tipe marasmus kwarsiorkor karena memiliki gambaran klinis dari kedua tipe gizi buruk tersebut seperti Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot(ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit, waah seperti orang tua, otot paha mengendor (baggy pant #, ?engeng, rewel, serta edema pada tungkai. %ari pemeriksaan penunang didapatkan pasien menderita anemia berat, pada mantou test didapatkan hasil positi dan pada oto thoraks didapatkan lesi
Berdasarkan teori, ator resiko gizi buruk antara lain aktor penyebab langsung maupun aktor penyebab tidak langsung. :aktor penyebab langsung timbulnya masalah gizi adalah penyakit ineksi serta kesesuaian pola konsumsi makanan dengan kebutuhan
anak, sedangkan aktor penyebab tidak langsung merupakan aktor seperti tingkat sosial ekonomi, pengetahuan ibu tentang kesehatan, ketersediaan pangan ditingkat keluarga, pola konsumsi, serta akses ke asilitas pelayanan. *elain itu, pemeliharaan kesehatan uga memegang peranan penting. 4ada pasien ini yang termasuk ator penyebab langsung adalah penyakit ineksi yang telah diketahui diderita oleh pasien adalah
kuantitas ketersediaannya. *elain itu, berdasarkan tingkat pendidikan kedua orang tua berpendidikan terakhir *0A, ini sangat mempengaruhi pengetahuan akan menanggapi masalah yang ada dalam kasus ini masalah gizi anak yang buruk. %apat dilihat bahwa ibu sudah mengetahui bahwa berat badan anak tidak naik seak $ bulan belakangan ini disertai dengan kondisi anak yang menderita batuk pilek dan demam yang hilang timbul tetapi ibu tidak merespon keadaan tersebut dengan menari pertolongan dipelayanan kesehatan ibu hanya merawat anak seperti biasa hingga keadaan anak dirasakan semakin parah hingga sesak dan lemah. *ehingga dapat disimpulkan baik ator langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi satus gizi pasien. %.3 Apaa( s#da( &epa& pena&alasanaan pada as#s ini
4enatalaksanaan pada kasus ini memiliki sedikit perbedaan dengan penatalaksaan pada teori "sesuai buku KC0C6KC* tentang tatalaksana gizi buruk#. Berdasarkan teori tatalaksana gizi buruk dilakukan dalam 2 ase yaitu ase stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan ase lanut. Karena pada pasien ini tidak dalam kondisi letargis, syok, muntah dan diare maka dilakukan tatalaksana gizi buruk sesuai renana F. 4ada renana F, ase stabilisasi "hari 1($# dilakukan untuk mengatasi hipoglikemik, hipotermi, dehidrasi, dan memberikan makanan dengan memberikan '& ml glukosalarutan gula pasir 1&5 dan dilakukan observasi <
*ehingga pada pasien ini kebutuhan energi 3$&(2&& kkal-hari, protein 2(/gram-hari, airan '$& ml-hari. Kandungan dari :7' adalah
,
Berdasarkan teori, pemberian
:7'
pasien
dengan
berat badan 2
dan
pemberian tiap
kg
pada
3 am adalah /' tetapi pada pasien diberikan 7' sehingga total airan yang masukhari berlebih yang seharusnya dibutuhkan '$&ml-hari tetapi diberikan ')ml-hari. Karena tiap 1&&&ml :7' mengandung 7'& kkal maka ')ml :7' mengandung 22 kkal umlah energy ini sudah melebihi kebutuhan energi pasien. 4ada renana F, ase transisi "hari 3(7# dilakukan untuk memperbaiki keseimbangan elektrolit, mengatasi ineksi, dan untuk memberikan makan dilakukan dengan pemberian asam olat, vitamin A, antibioti dan antiungal.
Asam olat pada pasien ini diberikan 1 mg-hari, diberikan asam olat dapat meningkatkan produksi sel darah merah.dan vitamin A diberikan sesuai dengan teori diberikan 1&&.&&& *I selama $ hari. Untuk antibioti pasien ini diberikan ampisilin ineksi 21&&mg berbeda dengan ara dosis pada teori yaitu '&mg-kgBB sehingga seharusnya diberikan 2$&&mg. Antiamur diberikan karena pada pemeriksaan isik ditemukan oral trush. 4ada pasien ini pemberian :7' tidak dilanutkan ke :1&& karena pasien belum dapat menghabiskan :7' tiap 3 am. *elain itu, pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan elektrolit, sehingga tidak dapat diketahui nilai elektrolit apakah seimbang atau tidak dan akhirnya pada pasien ini di ase transisi tidak dilakukan perbaikan keseimbangan elektrolit. *elain itu, dilakukan uga penatalaksanaan pada penyulit yaitu anemia,
Berdasarkan kriteria di atas, pada pasien ini tidak tergolong anemia berat karena pasien masuk dengan 9b 7, 1 g-dl diberikan terapi transusi '& dalam $ serial dan 9b post transuse semakin menurun menadi /,' g-dl setelah itu tidak dilanutkan pemberian darah.
4ada pasien ini setelah dilakukan soring A 113&mg, etambutol 17'mg. dosis ini sudah sesuai dengan dosis-kgBB.
Berdasarkan teori dengan adanya kemungkinan ineksi 9IF pada pasien dengan status penyakit pada ibu yang reakti, dengan ara kelahiran spontan dan dilakukan laktasi selama $ bulan serta ditemukannya ineksi oportunistik seperti oral andidiasis, anemiadan
Berdasarkan teori pada pasien ini sudah dapat dikategorikan terineksi 9IF dengan memenuhi beberapa kriteria dari diagnosis presumti yaitu adanya penurunan berat badan
yang tidak membaik dengan terapi dan oral trush shingga harus segera diberikan A;F.
kemudian dilanutkan dengan pemberian A;F.
%engan terapi OA< dan A;F seara bersamaan uga membuat pasien mengkonsumsi obat yang banyak sehingga lebih menurunkan kepatuhan minum obat. 4ada pasien uga diberikan proilaksis pneumonia pneumoistik dengan pemberian kotrimoksazole /(mg-kgBB 1kali-hari hingga ineksi 9IF dapat disingkirkan.
BAB 6 KESI7PULAN
1. +izi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur "BB-U# yang merupakan padanan istilah severely underweight . Keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan "BB-
DATA5 PUSTAKA
1. Kemenkes ;I. $&11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar ntropometri !enilaian Status Gi"i nak . @akarta %iren Bina +izi dan Kesehatan Ibu dan
Anak. $. %epkes ;I. $&&7. !edoman !endampingan Keluarga Menu#u Kadar"i . @akarta %iren Bina Kesehatan 0asyarakat dan %irektorat Bina +izi 0asyarakat. 3. !ayasan pemantau 9ak anak. $&1'.