4 " Page
KASUS
Seorang anak laki-laki penderita KEP buruk sedang dirawat sudah hari ke 14 (minggu ke 2) usia 4 tahun 2 bulan dengan BB sekarang 6,6 kg, TB 82 cm, nafsu makan sudah baik dan sudah dapat menghabiskan total volume F100 yang diberikan pada fase ini.
Catatan vital sign hari kemarin adalah sbb :
R/R : 24x /menit
N : 76x /menit
T : 110/80 mmHg
T : 37oC
Hasil Laboratorium:
Hb : 10,8 g/dl
GDA : 129 mg/dl
Susun rencana terapi gizi!
BAB I
GAMBARAN UMUM PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : X
JenisKelamin : Laki-laki
Umur : 4 tahun 2 bulan
Alamat : -
Status pendidikan : -
Status pekerjaan : -
Status perkawinan : -
Diagnosa : KEP buruk (Gizi Buruk)
KEADAAN UMUM PASIEN
Nafsu makan sudah baik dan sudah dapat menghabiskan total volume F100 yang diberikan
DATA FISIK DAN DATA KLINIS
Tabel 1. Pemeriksaan Fisik
Komponen Pemeriksaan
Hasil Pemeriksaan fisik
Ambang batas
Kategori
Normal
Tidak Normal
Suhu
37oC
37oC
< 37oC
Normal
Respiration Rate (RR)
24x /menit
14 – 16x /menit
>16x /menit
Tinggi
Nadi (N)
76x /menit
60 – 70x /menit
> 70x /menit
Tinggi
Tensi (T)
110/80 mmHg
105/60 mmHg
>105/60 mmHg
Tinggi
Data Klinis
( - )
DATA LABORATORIUM
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Komponen Pemeriksaan
Hasil Laboratorium
Ambang Batas
Kategori
Normal
Tidak normal
Hb
10,8 gr/dl
12 – 14 gr/dl
< 11 gr/dl
Rendah
Glukosa Darah Acak (GDA)
129 mg/dl
>54 mg/dl
< 54 mg/dl
Normal
DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG
(-)
DATA ANTROPOMETRI DAN STATUS GIZI
Tabel 3. Data Antropometri dan Status Gizi
Data Antropometri
Hasil Antropometri
Indeks Status Gizi
Hasil Pemeriksaan status gizi
Ambang batas
Kategori
Normal
Umur
4 tahun 2 bulan
BB/U
-5,26
-2SD – 2 SD
Sangat kurang
Berat Badan (BB)
6,6 kg
BB/TB
-5,97
-2SD – 2 SD
Sangat kurus
Tinggi Badan (TB)
82 cm
TB/U
-6,20
-2SD – 2 SD
Sangat pendek
BAB II
INTERVENSI GIZI
JENIS DIIT
Diit yang digunakan untuk pasien gizi buruk adalah diit untuk fase rehabilitasi. Fase rehabilitasi untuk gizi buruk diberikan 25% makanan tumbuh kejar dan 75% formula 100.
TUJUAN DIIT
Meningkatkan status gizi pasien sampai tercapai z score > 2 SD
Membantu menaikkan berat badan pasien
Memberikan makanan untuk koreksi mikro nutrien
PRINSIP DIIT
Peningkatan kebutuhan energi
Peningkatan kebutuhan protein
Peningkatan kebutuhan cairan
Tinggi Fe
Tinggi Vitamin B kompleks
Tinggi Vitamin C
Tinggiasamfolat
Tinggi Potasium
SYARAT DIIT
Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan lumat/bayi dengan sari buah serta bentuk cair
Makanan dalam bentuk cair adalah formula 100
Formula 100 diberikan 6 kali sehari dengan interval setiap 4 jam sekali
Makanan biasa 25% dan formula 100 75%.
Kebutuhan energi sehari 1320 kalori
Kebutuhan protein sehari 26,4 gram
Kebutuhan cairan sehari 1320 ml per hari
Kebutuhan lemak sehari gram
Kebutuhan karbohidrat sehari gram
PERHITUNGAN ENERGI DAN ZAT GIZI
Fase Rehabilitasi
Kebutuhan cairan:
200 x 6,6kg = 1320 ml
Kebutuhan energi:
200 x 6,6kg = 1320 kal
Protein: 4 – 6 gr/kg BB/hari
4 gr x 6,6 kg = 26,4 gr
Lemak: 30 – 45% dari total energi
40% x 1320 kal9=58,67 gr
Karbohidrat:
52% x 1320 kal4=171,6 gr
DISTRIBUSI ZAT GIZI
75% F100
Energi = 75% x 1320 kal = 990 kal
Protein = 75% x 26,4 gr = 19,8 gr
Cairan = 75% x 990 ml = 990 ml
25% Makananlumat/bayi + sari buah
Energi = 25% x 1320 kal = 330 kal
Protein = 25% x 26,4 gr = 6,6 gr
Cairan = 25% x 1320 ml = 330 ml
Kebutuhan bahan makanan F100
Diketahui :
Energi susu dancow full cream = 130 kal/27gr
Protein = 7 gr/27gr
Energi minyak kelapa sawit = 902 kal/100gr
Energi gula pasir = 364 kal/100gr
Tabel 4. Distribusi zat gizi F100
Nama bahan
Jumlah bahan (gr)
Energi (kal)
Protein (gr)
Susu bubuk dancow full cream
28,71125,92 x 100
= 110,76
110,76100 x 481,48
= 533,287
990100 x 2,9
= 28,71
Gula (5 – 30%)
148,5364 x 100
= 40,80
15% x 990
= 148,5
Minyak kelapa sawit
308,213902 x 100
= 34,169
990 – (533,287+148,5)
= 308,213
Mineral mix
990100 x 2
= 19,8
Air
+ Air s/d 990 cc
990 kal
28,71 gr
DISTRIBUSI MENU SEHARI
Tabel 5. Jadwal waktu pemberian F100 dan makanan lumat/bayi + sari buah dalam sehari
Waktu
Pemberian
06.00
F100
10.00
F100
12.00
Makananlumat/bayi + sari buah
14.00
F100
18.00
F100
22.00
F100
02.00
F100
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian gizi buruk secara klinis dan antropometris adalah gangguan gizi akut & berat. Secara klinis yaitu sangat kurus , lemak & otot tipis / habis atau kurus & bengkak pada kedua kaki. Sedangkan secara antropometris BB / PB < - 3 sd atau BB / PB < 70% median atau lila < 11,0 cm. Dengan kata lain, Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun (balita). Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis gizi buruk apabila:
BB/TB < -3 SD atau <70% dari median (marasmus)
Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor: BB/TB >-3SD atau marasmik-kwashiorkor: BB/TB <-3SD
Jika BB/TB atau BB/PB tidak dapat diukur, gunakan tanda klinis berupa anak tampak sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu, lengan, pantat dan paha; tulang iga terlihat jelas, dengan atau tanpa adanya edema. Anak-anak dengan BB/U < 60% belum tentu gizi buruk, karena mungkin anak tersebut pendek, sehingga tidak terlihat sangat kurus. Anak seperti itu tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, kecuali jika ditemukan penyakit lain yang berat.
Pada setiap anak gizi buruk lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis terdiri dari anamnesis awal dan anamnesis lanjutan.
Anamnesis awal (untuk kedaruratan):
Kejadian mata cekung yang baru saja muncul
Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare (encer/darah/lendir)
Kapan terakhir berkemih
Sejak kapan tangan dan kaki teraba dingin.
Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera.
Anamnesis lanjutan (untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan ditangani):
Diet (pola makan)/kebiasaan makan sebelum sakit
Riwayat pemberian ASI
Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
Hilangnya nafsu makan
Kontak dengan pasien campak atau tuberkulosis paru
Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir
Batuk kronik
Kejadian dan penyebab kematian saudara kandung
Berat badan lahir
Riwayat tumbuh kembang: duduk, berdiri, bicara dan lain-lain
Riwayat imunisasi
Apakah ditimbang setiap bulan
Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang sosial anak)
Pengamatan klinis cadangan lemak dan otot balita gizi buruk adalah sebagai berikut :
Lemak dada, pinggul & punggung tipis :
* Tampak iga depan, selangka & tulang Pinggul
* Tampak iga belakang, belikat, spina tulang punggung & tulang duduk
Lemak / otot anggota gerak tipis :
* Bagian atas - lengan tampak kecil
* Bagian bawah - tungkai tampak kecil
Lemak daerah kepala tipis :
* Lemak pipi habis - pipi tampak cekung
* Lemak mata habis - mata tampak cekung
Pemeriksaan fisis balita gizi buruk adalah sebagai berikut :
Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB
Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hati menentukan status dehidrasi pada gizi buruk).
Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat, nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun. Demam (suhu aksilar 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksilar < 35.5° C).
Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
Sangat pucat
Pembesaran hati dan ikterus
Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites, atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal splash)
Untuk keadaan faal sel pada balita gizi buruk yaitu produksi energi dalam bentuk ATP sangat rendah, akibatnya semua proses faal sel yang memerlukan energi ATP harus dikurangi, oleh karena harus menyesuaikan terhadap keterbatasan ATP tersebut. Salah satu proses yang mengalami gangguan serius akibat hal tersebut di atas adalah transportasi elektrolit lintas membrane. Transportasi elektrolit lintas membran sangat terganggu, akibatnya K & Mg yang harus selalu dipertahankan tinggi kadarnya di dalam sel, dengan memakai energi ATP, mengalir keluar sel dan terbuang dari tubuh, keluar lewat urine, akhirnya tubuh mengalami hipokalemia dan hipomagnesia. Transportasi elektrolit lintas membran sangat terganggu, akibatnya Na & Ca yang harus selalu dipertahankan tinggi kadarnya di luar sel, dengan memakai energi ATP, mengalir masuk ke dalam sel & tertimbun di dalam sel, tetapi rendah di luar sel, akhirnya tubuh mengalami hipernatremia intra seluler.
Sedangkan komplikasi yang sering terjadi pada penderita gizi buruk adalah sebagai berikut :
Hipoglikemia – mengantuk
Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar gula darah < 3 mmol/L atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi buruk harus diberi makan atau larutan glukosa/gula pasir 10% segera setelah masuk rumah sakit. Pemberian makan yang sering sangat penting dilakukan pada anak gizi buruk.
Tatalaksana :
Segera beri F-75 pertama atau modifikasinya bila penyediaannya memungkinkan.
Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa atau gula 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral atau melalui NGT.
Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2–3 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.
Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.
Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.
Beri antibiotik.
Pemantauan :
Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30 menit.
Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberian larutan glukosa atau gula 10%.
Jika suhu rektal < 35.5° C atau bila kesadaran memburuk, mungkin hipoglikemia disebabkan oleh hipotermia, ulangi pengukuran kadar gula darah dan tangani sesuai keadaan (hipotermia dan hipoglikemia).
Pencegahan :
Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin atau jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu. Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam siang malam.
Hipotermia - badan dingin
Diagnosis
Suhu aksilar < 35.5° C
Tatalaksana
Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu).
Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya). Tutup dengan selimut hangat dan letakkan pemanas (tidak mengarah langsung kepada anak) atau lampu di dekatnya, atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya (dari kulit ke kulit: metode kanguru). Bila menggunakan lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh anak.
Beri antibiotik sesuai pedoman.
Pemantauan
Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai suhu meningkat menjadi 36,5°C atau lebih. Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap setengah jam. Hentikan pemanasan bila suhu mencapai 36,5°C.
Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian atau selimut, terutama pada malam hari.
Periksa kadar gula darah bila ditemukan hipotermia.
Pencegahan
Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian bangsal yang bebas angin dan pastikan anak selalu tertutup pakaian/selimut
Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan tempat tidur tetap kering
Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan setelah mandi, atau selama pemeriksaan medis)
Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap hangat, terutama di malam hari
Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin, sepanjang hari, siang dan malam.
Dehidrasi - diare / muntah
Diagnosis
Cenderung terjadi diagnosis berlebihan dari dehidrasi dan estimasi yang berlebihan mengenai derajat keparahannya pada anak dengan gizi buruk. Hal ini disebabkan oleh sulitnya menentukan status dehidrasi secara tepat pada anak dengan gizi buruk, hanya dengan menggunakan gejala klinis saja. Anak gizi buruk dengan diare cair, bila gejala dehidrasi tidak jelas, anggap dehidrasi ringan.
Tatalaksana
Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada kasus dehidrasi berat dengan syok.
Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT, lakukan lebih lambat disbanding jika melakukan rehidrasi pada anak dengan gizi baik.
- Beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
- Setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama, setiap jam selama 10 jam.
Jumlah yang pasti tergantung seberapa banyak anak mau, volume tinja yang keluar dan apakah anak muntah.
Catatan: Larutan oralit WHO (WHO-ORS) yang biasa digunakan mempunyai kadar natrium tinggi dan kadar kalium rendah; cairan yang lebih tepat adalah ReSoMal.
Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam
Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk usia < 1 th: 50-100 ml setiap buang air besar, usia 1 th: 100-200 ml setiap buang air besar.
Infeksi – ISPA
Pada gizi buruk, gejala infeksi yang biasa ditemukan seperti demam, seringkali tidak ada, padahal infeksi ganda merupakan hal yang sering terjadi. Oleh karena itu, anggaplah semua anak dengan gizi buruk mengalami infeksi saat mereka datang ke rumah sakit dan segera tangani dengan antibiotik. Hipoglikemia dan hipotermia merupakan tanda infeksi berat. Berikut tatalaksana pada semua anak dengan gizi buruk yang mengalami infeksi:
Antibiotik spektrum luas
Vaksin campak jika anak berumur 6 bulan dan belum pernah mendapatkannya, atau jika anak berumur > 9 bulan dan sudah pernah diberi vaksin sebelum berumur 9 bulan. Tunda imunisasi jika anak syok.
BAB IV
RENCANA KERJA
PERENCANAAN ALAT
Tabel 6. Kebutuhan alat masak
No
Nama alat masak
Jumlah
1.
Panci kecil
1
2.
Spatula
1
3.
Saringan
1
4.
Blender
1
5.
Pisau
2
6.
Telenan
2
7.
Wajan
1
Tabel 7. Kebutuhan alat hidang
No
Nama alat masak
Jumlah
1.
Nampan
1
2.
Gelas belimbing
7
3.
Tutup gelas
7
4.
Alas gelas
7
5.
Mangkuk bubur
1
6.
Sendok makan
3
7.
Sendok teh
2
8.
Garpu
1
PERENCANAAN KERJA
Tabel 8. Rencana Kerja
Waktu
Dewi
Dhenok
13.00 – 13.10
Mengecek alat masak dan alat hidang
Mengecek bahan yang akan dipraktekan
13.10 – 13.25
Mendidihkan air untuk membuat F100, tinggalkan. Lalu memotong semangka menjadi bagian kecil, blender buah semangka dengan tambahan air, lalu saring. Hidangkan dalam gelas belimbing
Mencuci beras, lalu memasak beras hingga menjadi setengah bubur.
13.25 – 13.35
Matikan kompor untuk mendidihkan air tersebut, lalu mencapur semua bahan untuk F100 sambil diberi air sedikit demi sedikit hingga encer, bagi dalam 6 gelas dengan volume 165 ml. sajikan
Setelah beras agak menjadi setengah bubur, matikan api. Kupas wortel, dan bayam, lalu cuci bersih wortel dan bayam yang telah dipotong, dan daging yang telah dicincang.
13.35 – 13.45
Mencuci alat blender dan panci yang telah digunakan.
Menumis wortel, bayam, dan daging cincang
13.45 – 14.05
Membersihkan tempat saji yang akan digunakan
Memanaskan kembali beras yang sudah menjadi setengah bubur, lalu memasukkan tumisan sayuran dan daging cincang kedalamnya, beri sedikit air jika kurang lembek. Masak hingga matang. Matikan api yang sudah matang.
14.05 – 14.10
Membersihkan alat masak dan tempat masak yang telah digunakan
Memblender bubur beras daging cincang tersebut hingga teksturnya halus seperti makanan bayi.
14.10 – 14.20
Menyajikan bubur beras daging cincang tadi dalam mangkuk bubur lalu meletakkannya di tempat saji.
Membersihkan blender yang telah digunakan
14.20 – selesai
EVALUASI
EVALUASI
DAFTAR BELANJA
Tabel 9. Daftar belanja
NO
NAMA BAHAN
BERAT BERSIH
HARGA SATUAN
HARGA
gr
URT
1.
Beras putih
50
Rp. 9.000/kg
Rp. 500
Daging sapi cincang
50
Rp. 90.000/kg
Rp. 5.000
Wortel
20
Rp. 3.000/1/4kg
Rp. 500
Bayam
20
Rp. 1.000/ikat
Rp. 500
Margarin
10
Rp.1.000/bks
Rp. 1.000
Susu bubuk Dancow full cream
150
Rp. 38.500/400gr
Rp. 9.500
Minyak kelapa sawit
50
Rp. 16.000/L
Rp. 1.000
Gula
50
Rp. 8.000/kg
Rp. 1.000
Mineral mix
1 bks
Rp. 2.500/bks
Rp. 2.500
Semangka
100
Rp. 1.000/iris
Rp. 1.000
Tablet Fe
1 tablet
Rp. 1.500/tablet
Rp. 1.500
Vitamin C
2 tablet
Rp. 3.500/2tablet
Rp. 3.500
Asam folat
6 tablet
Rp. 1.250/tablet
Rp. 7.500
Vitamin B kompleks
1 tablet
Rp. 2.000/tablet
Rp. 2.000
TOTAL
Rp. 37.000
RESEP
F100
BAHAN:
Susu bubuk Dancow Full cream 110 gr
Gula Pasir 41 gr
Minyak kelapa sawit 34 gr
Mineral mix 1 bks
Air + 990 cc
CARA MEMBUAT:
Siapkan semua alat dan bahan
Timbang semua bahan sesuai dengan peritungan
Haluskan gula pasir dan minyak, campur hingga homogen
Setelah larut semua, tambahkan susu aduk hingga homogen
Tambahkan air hangat sedikit demi sedikit hingga terlarut
Tambahkan mineral mix yang telah dilarutkan dengan penambahan air menjadi 20cc
Aduk hingga homogen
Sajikan dalam gelas belimbing, bagi menjadi 6 porsi
Bubur Kacang Hijau dan Kuning Telur
BAHAN:
Tepung beras 35 gr
Kacang hijau 40 gr
Kuning telur 30 gr (2 butir)
Gula 15 gr
Minyak 5 gr
Garam dan air secukupnya
CARA MEMBUAT:
Siapkan masing-masing bahan sesuai jumlahnya
Kacang hijau direbus dengan air 800cc hingga matang
Hancurkan rebusan kacang hijau dengan saringan kawat
Campurkan tepung beras, kuning telur, gula, minyak, garam dan air dingin 50cc
Masukkan kedalamr ebusan kacang hijau yang sudah dihancurkan
Kemudian aduk hingga menjadi satu dan lakukan pengadukan berulang-ulang diatas api kecil
Sari Buah Semangka
BAHAN:
Buah Semangka 50 gr
Air 100 cc
CARA MEMBUAT:
Kupas semangka, lalu potong menjadi bagian kecil
Blender semangka dengan penambahan air sebanyak 100cc
Saring jus buah semangka agar mendapatkan sari buah semangka yang diinginkan
Sajikan dalam gelas belimbing
BAB V
HASIL EVALUASI PRAKTEK
Tabel 10. Hasil Evaluasi Menu
No
Menu
ZatGizi
Hasil Evaluasi
Perbaikan
1.
Formula 100
Energi: 990 kal
Protein: 28,71 gr
Pada evaluasi praktikum, kesalahan yang terjadi adalah kurang homogenynya minyak dan air susu pada proses pencampuran dan pengadukannya. Akibatnya setelah diseduh, minyak dan air susu terpisah
Perbaikan dari kurang homogennya minyak dan air susu yaitu saat pengadukan dan pelarutan antara gula dan minyak harus dipastikan bahwa gula dan minyak sudah tercampur dan terlarut menjadi satu sehingga jika sudah diseduh dengan penambahan susu, maka air susu dan minyak tidak akan terpisah lagi
2.
Makanan tumbuh kejar
Bubur kacang hijau dan kuning telur
Energi:337,9 kal
Protein: 11,2 gr
Lemak: 11,6 gr
KH: 46,8 gr
Pada evaluasi praktikum, kami membuat makanan tumbuh kejar yaitu bubur beras daging cincang, namun kesalahan yang terjadi pada saat itu adalah nilai densitas yang tidak memenuhi syarat yaitu minimal 1,5 kal/gr tetapi makanan tumbuh kejar yang kami buat memiliki nilai densitas 1,042 kal/gr. Meskipun terdapat kesalahan dalam nilai densitasnya, bentuk makanan yang kami buat sudah benar yaitu makanan lumat/bayi
Perbaikan dari kesalahan nilai densitas tersebut, maka kami membuat menu baru dengan nilai energi tinggi yaitu bubur kacang hijau dan kuning telur dengan standar seperti di buku tatalaksana gizi buruk, dan nilai densitas yang kami dapatkan adalah 2,138 kal/gr. Sehingga nilai densitas tersebut sudah memenuhi syarat untuk menjadi makanan tumbuh kejar bagi penderita KEP
3
Sari buah Semangka
Potassium: 58 mg
Sari buah yang diberikan sudah benar karena buah semangka mengandung banyak potassium yang dibutuhkan bagi penderita KEP
_
4.
Tablet Fe
Zat gizi mikro
Tablet Fe yang diberikan sudah benar yaitu ½ tablet sehari bagi anak usia 1 – 5 tahun
_
5.
Vitamin C
Zat gizi mikro
Vitamin C yang diberikan juga sudah benar yaitu dengan dosis 100 mg/hari atau 2 tablet/hari karena berat badan pasien > 5 kg. Namun jika berat badan< 5 kg, maka pemberian vitamin C adalah 50 mg/hari atau 1 tablet/hari
_
6.
Asam folat
Zat gizi mikro
Asamfolat yang diberikan sudah benar padam ingguke 2 dengan pemberian asam folat sebesar 1 mg/hari. Jika baru memasuki hari pertama, maka asam folat diberikan 5mg/hari
_
7.
Vitamin B kompleks
Zat gizi mikro
Vitamin B kompleks yang diberikan juga sudah benar yaitu dengan pemberian 1 tablet/hari
_
BAB VI
PEMBAHASAN
Gizi buruk merupakan dampak dari berbagai macam penyebab, seperti rendahnya tingkat pendidikan, kemiskinan, ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat (sosial budaya), dan sebagainya. Perawatan balita gizi buruk dilaksanakan di Puskesmas Perawatan atau Rumah Sakit setempat dengan Tim Asuhan Gizi yang terdiri dari dokter, nutrisionis/dietisien dan perawat, melakukan perawatan balita gizi buruk dengan menerapkan 10 langkah tata laksana anak gizi buruk meliputi fase stabilisas untuk mencegah / mengatasi hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi, fase transisi, fase rehabilitasi untuk tumbuh kejar dan tindak lanjut.
Nutrisi berperan penting dalam penyembuhan penyakit. Dengan nutrisi akan memberikan makanan-makanan tinggi kalori, protein dan cukup vitamin-mineral untuk mencapai status gizi optimal. Nutrisi balita gizi buruk diawali dengan pemberian makanan secara teratur, bertahap, porsi kecil, sering dan mudah diserap. Frekuensi pemberian dapat dimulai setiap 2 jam kemudian ditingkatkan 3 jam atau 4 jam. Penting diperhatikan aneka ragam makanan, pemberian ASI, makanan, mengandung minyak, santan, lemak dan buah-buahan.
PENGATURAN DIET
a. Fase Stabilisasi
Pada fase ini, peningkatan jumlah formula diberikan secara bertahap dengan tujuan memberikan makanan awal supaya anak dalam kondisi stabil. Formula hendaknya hipoosmolar rendah laktosa, porsi kecil dan sering. Setiap 100 ml mengandung 75 kal dan protein 0,9 gram. Diberikan makanan formula 75 (F 75). Resomal dapat diberikan apabila anak diare/muntah /dehidrasi, 2 jam pertama setiap ½ jam.
b. Fase Transisi
Pada fase ini anak mulai stabil dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (cathup). Diberikan F100, setiap 100 ml F100 mengandung 100 kal dan protein 2,9 gram.
c. Fase Rehabilitasi
Terapi nutrisi fase ini adalah untuk mengejar pertumbuhan anak. Diberikan setelah anak sudah bisa makan. Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi berdasarkan BB< 7 kg diberi MP-ASI dan BB 7 kg diberi makanan balita. Diberikan makanan formula 100 (F 100) dengan nilai gizi setiap 100 ml F100 mengandung energi 100 kal dan protein 2,9 gram.
d. Fase tindak lanjut dilakukan di rumah setelah anak dinyatakan sembuh, bila BB/TB atau BB/PB -2 SD, tidak ada gejala klinis dan memenuhi kriteria selera makan sudah baik, makanan yang diberikan dapat dihabiskan, ada perbaikan kondisi mental, anak sudah dapat tersenyum, duduk, merangkak, berdiri atau berjalan sesuai umurnya, suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37, 7oC, tidak muntah atau diare, tidak ada edema, terdapat kenaikan BB sekitar 50g/kg BB/minggu selama 2 minggu berturut turut.
PENATALAKSANAAN GIZI BURUK
Mencegah dan mengatasi hipoglikemi. Hipoglikemi jika kadar gula darah < 54 mg/dl atau ditandai suhu tubuh sangat rendah, kesadaran menurun, lemah, kejang, keluar keringat dingin, pucat. Pengelolaan berikan segera cairan gula: 50 ml dekstrosa 10% atau gula 1 sendok teh dicampurkan ke air 3,5 sendok makan, penderita diberi makan tiap 2 jam, antibotik, jika penderita tidak sadar, lewat sonde.
Mencegah dan mengatasi hipotermi. Hipotermi jika suhu tubuh anak < 35oC , aksila 3 menit atau rectal 1 menit. Pengelolaannya ruang penderita harus hangat, tidak ada lubang angin dan bersih, sering diberi makan, anak diberi pakaian, tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki, anak dihangatkan dalam dekapan ibunya (metode kanguru), cepat ganti popok basah, antibiotik.
Mencegah dan mengatasi dehidrasi. Pengelolaannya diberikan cairan Resomal (Rehydration Solution for Malnutrition) 70-100 ml/kgBB dalam 12 jam atau mulai dengan 5 ml/kgBB setiap 30 menit secara oral dalam 2 jam pertama. Selanjutnya 5-10 ml/kgBB untuk 4-10 jam berikutnya, jumlahnya disesuaikan seberapa banyak anak mau, feses yang keluar dan muntah.
Koreksi gangguan elektrolit. Berikan ekstra Kalium 150-300mg/kgBB/hari, ekstra Mg 0,4- 0,6 mmol/kgBB/hari dan rehidrasi cairan rendah garam (Resomal).
Mencegah dan mengatasi infeksi. Antibiotik (bila tidak komplikasi : kotrimoksazol 5 hari, bila ada komplikasi amoksisilin 15 mg/kgBB tiap 8 jam 5 hari. Monitoring komplikasi infeksi (hipoglikemia atau hipotermi).
Mulai pemberian makan. Segera setelah dirawat, untuk mencegah hipoglikemi, hipotermi dan mencukupi kebutuhan energi dan protein. Prinsip pemberian makanan fase stabilisasi yaitu porsi kecil, sering, secara oral atau sonde, energi 100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hari, cairan 130 ml/kgBB/hari untuk penderita marasmus, marasmik kwashiorkor atau kwashiorkor dengan edem derajat 1,2, jika derajat 3 berikan cairan 100 ml/kgBB/hari.
Koreksi kekurangan zat gizi mikro. Berikan setiap hari minimal 2 minggu suplemen multivitamin, asam folat (5mg hari 1, selanjutnya 1 mg), zinc 2 mg/kgBB/hari, besi 1-3 Fe elemental/kgBB/hari sesudah 2 minggu perawatan, vitamin A hari 1 (<6 bulan 50.000 IU, 6-12 bulan 100.000 IU, >1 tahun 200.000 IU).
Memberikan makanan untuk tumbuh kejar. Satu minggu perawatan fase rehabilitasi, berikan F100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100ml, modifikasi makanan keluarga dengan energi dan protein sebanding, porsi kecil, sering dan padat gizi, cukup minyak dan protein.
BAB VII
KESIMPULAN
Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius. Gizi buruk dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi buruk dapat ditangani dengan pemberian asupan gizi yang seimbang secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada tahap
tersebut. Formula yang dipilih dapat disesuaikan dengan tahap dan tujuan dari pemberian tambahan nutrisi.
Penyebab tingginya angka kurang gizi di Indonesia cukup kompleks. Terkadang masalahnya adalah kurangnya makanan yang tersedia atau pilihan untuk tidak mengkonsumsi variasi makanan dengan nilai gizi yang cukup. Masyarakat di daerah yang miskin umumnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan sebagian lagi memiliki kesadaran yang rendah tentang pentingnya variasi makanan, terutama untuk anak-anak.
Makanan yang sesuai untuk tahap stabilisasi adalah F-75 :
Kandungan energi 75 kal / 100 ml
Kandungan protein 0,9 g / 100 ml
Kandungan kcl 0,2 g / 100 ml
Makanan yang sesuai untuk rehabilitasi & tumbuh kejar adalah F-100 :
Berisi energi 100 kal / 100 ml
Berisi protein 2,2 - 2,9 g / 100 ml
Berisi kcl 0,2 g / 100 ml
Berikut beberapa upaya untuk mencegah kejadian kasus gizi buruk :
1. Meningkatkan pemantauan pertumbuhan melalui revitalisasi posyandu
2. Menyamakan & memantapkan pemahaman pola tumbuh balita dengan memakai kartu menuju sehat (KMS)
3. Meningkatkan pengenalan dini penyimpangan pertumbuhan dengan KMS di posyandu.
4. Melakukan tindak lanjut terhadap penyimpangan dini pertumbuhan dengan memberikan pengobatan & nasehat pemberian makanan & minuman sehat Padat gizi.
DAFTAR PUSTAKA
http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Jurnal/mandala20 jan2010 pdf/NUTRISI DAN GIZI BURUK.pdf
http://elib.fk.uwks.ac.id/asset/archieve/matkul/Ilmu Gizi/GIZI BURUK.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16316-1309105010-chapter-1pdf.pdf
Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Anak-di-RS.pdf
http://www.zoeconnor.co.uk/wp-content/uploads/2011/05/Kurang-Gizi-di-Indonesia-by-Zoe-Connor-RD-2007.pdf
LAMPIRAN