Laboratorium / SMF Ilmu Penyakit Dalam Program Pendidikan Dokter Universitas Mulawarman RSUD A.W.Sjahranie Samarinda Case Report GERD + HT Stage II + DM Type II Uncontrolled + Gastroparesis Diabe...
Full description
gfdgfdFull description
1Deskripsi lengkap
Full description
Full description
Full description
mrDeskripsi lengkap
case reportDeskripsi lengkap
duplikasi ureter by rifaie ramli ProductionFull description
Laporan kasus psikiatri
Deskripsi lengkap
Laporan Kasus
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT GERD (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE )
Oleh !r" T#a Nur R#$%#ana
1
Pen!a&p#n' !r" I No&an A'us Tr#paana
DALA RANGKA ENGIKUTI PROGRA PROGRA DOKTER INTERNSHIP DI *AHANA PUSKESAS PEKUTATAN I +E,RANA -./0
KATA PENGANTAR
Puji Puji syukur syukur penuli penuliss panjatk panjatkan an kehada kehadapan pan Tuhan Tuhan Yang Maha Maha Esa karena karena atas berkatNyalah laporan Kasus yang berjudul 1D#a'nos# 1D#a'nos#ss !an Pena2ala% Pena2ala%saan saan Pena%#2 Pena%#2 GERD (GASTROES (GASTROESOPHA OPHAGEAL GEAL REFLUX DISEASE) DISEASE) 3 dapat
dise disele lesa saik ikan an deng dengan an tepa tepatt wakt waktu. u. Lapo Lapora ran n ini ini disu disusu sun n seba sebaga gaii tuga tugass dala dalam m menjalani Program Dokter nternship di wahana Puskesmas Pekutatan . Dalam menyelesaikan menyelesaikan laporan laporan ini! penulis memperoleh banyak bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak! baik yang berasal dari dalam maupun dari luar institusi. Melalui ini! penulis mengu"apkan terima kasih yang sebesar#besarnya kepada $ %.
dr. Nyoman &g &gus Tr Tripayana se selaku Ke Kepala Pu Puskesmas Pe Pekutatan sekaligus menjadi Pembimbing.
'.
(ekan#rekan se sejawat do dokter! do dokter in internship! pe perawat! bi bidan se serta orang tua yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
2
Pen!a&p#n' !r" I No&an A'us Tr#paana
DALA RANGKA ENGIKUTI PROGRA PROGRA DOKTER INTERNSHIP DI *AHANA PUSKESAS PEKUTATAN I +E,RANA -./0
KATA PENGANTAR
Puji Puji syukur syukur penuli penuliss panjatk panjatkan an kehada kehadapan pan Tuhan Tuhan Yang Maha Maha Esa karena karena atas berkatNyalah laporan Kasus yang berjudul 1D#a'nos# 1D#a'nos#ss !an Pena2ala% Pena2ala%saan saan Pena%#2 Pena%#2 GERD (GASTROES (GASTROESOPHA OPHAGEAL GEAL REFLUX DISEASE) DISEASE) 3 dapat
dise disele lesa saik ikan an deng dengan an tepa tepatt wakt waktu. u. Lapo Lapora ran n ini ini disu disusu sun n seba sebaga gaii tuga tugass dala dalam m menjalani Program Dokter nternship di wahana Puskesmas Pekutatan . Dalam menyelesaikan menyelesaikan laporan laporan ini! penulis memperoleh banyak bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak! baik yang berasal dari dalam maupun dari luar institusi. Melalui ini! penulis mengu"apkan terima kasih yang sebesar#besarnya kepada $ %.
dr. Nyoman &g &gus Tr Tripayana se selaku Ke Kepala Pu Puskesmas Pe Pekutatan sekaligus menjadi Pembimbing.
'.
(ekan#rekan se sejawat do dokter! do dokter in internship! pe perawat! bi bidan se serta orang tua yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
2
Penulis sangat mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun bagi kesempurnaan laporan ini. &khir kata! penulis berharap semoga laporan ini dapat memberi memberi sumbangan sumbangan terhadap pengembang pengembangan an ilmu pengetahuan pengetahuan dan berman)aat berman)aat bagi semua pihak.
6E(D 7Gastroesofageal Reflux Disease8 adalah suatu penyakit yang jarang terdiagnosis oleh dokter di ndonesia karena bila belum menimbulkan keluhan yang berat seperti re)luks eso)agitis dokter belum bisa mendiagnosa. (e)luks gastroeso)agus adalah masuknya isi lambung ke dalam eso)agus yang terjadi se"ara intermiten pada orang! terutama setelah makan 7&sroel! '++'8. 6E(D adalah penyakit organ eso)agus yang banyak ditemukan di negara 0arat. 0erbagai sur9ei menunjukkan bahwa '+#3+: populasi dewasa menderita heartburn 7rasa panas membakar di daerah retrosternal8! suatu keluhan klasik
5
6E(D. Di ndonesia! penyakit ini sepintas tidak banyak ditemukan. anya sebagaian ke"il pasien 6E(D datang berobat pada dokter karena pada umumnya keluhannya ringan dan menghilang setelah diobati sendiri dengan antasida. Dengan demikian hanya kasus yang berat dan disertai kelainan endoskopi dan berbagai ma"am komplikasinya yang datang berobat ke dokter 7Djajapranata! '++%8. Pre9alensi P(6 ber9ariasi tergantung letak geogra)is! tetapi angka tertinggi terjadi di Negara 0arat. Trend pre9alensi 6E(D di &sia meningkat. Di ongkong meningkat dari ';!<: 7'++'8 menjadi 24: 7'++28. -edangkan berdasarkan data salah satu rumah sakit di ndonesi! (-=M menunjukkan peningkatan signi)ikan dari 5: menjadi '5: dalam kurun waktu 4 tahun. &sian 0urning Desire -ur9ey 7'++58 membuktikan bahwa pemahaman tentang 6E(D pada populasi di ndonesia adalah yang terendah di &sia Pasi)ik! hanya sekitar %:! sedangkan di Taiwan men"apai <%: dan ongkong 55:. &ntara laki#laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan insidensi yang begitu jelas! ke"uali jika dihubungkan dengan kehamilan dan kemungkinan nonerosive reflux disease lebih terlihat pada wanita. >alaupun perbedaan jenis kelamin bukan menjadi )aktor utama dalam perkembangan P(6! namun Barrett’s esophagus lebih sering terjadi pada laki#laki. Gastroesophageal reflux disease 76E(D8 terdiri dari spektrum gangguan yang terkait! termasuk hernia hiatus! re)lu? disease dengan gejala yang terkait! eso)agitis erosi)! striktur peptikum! 0arrett eso)agus! dan adenokarsinoma esophagus.
6
,A, II LAPORAN KASUS
I!en2#2as Pas#en
Nama
$ Tn. P
/mur
$ 44 tahun
@enis Kelamin
$ laki#laki
Pendidikan
$ -MP
&gama
$ slam
&lamat
$ Desa Yeh -umbul
-tatus pernikahan
$ Menikah
Ana&nes#s
Telah dirawat seorang pasien laki#laki berumur tahun di
Puskesmas
pekutatan % sejak tanggal '< @anuary '+%,! &namnesis dilakukan se"ara auto# anamnesis dan allo#anamnesis dengan keluarga pasien Keluhan U2a&a
1s datang dengan keluhan nyeri dada seperti rasa terbakar
R#4aa2 Pena%#2 Se%aran'
7
1s mengeluh nyeri dada seperti rasa terbakar sejak 2 hari sebelum ke puskesmas! selain itu perut terasa penuh mendesak ke atas sehingga os merasa sedikit sesak. 1s mengatakan bahwa setiap habis makan terasa asam pada lidah dan air liur terasa banyak mengumpul di dalam mulut.. 1s juga mengeluh tidak enak di tenggorokan dan merasa mual dan nyeri ulu hati. 1s menyangkal sering terbangun dimalam hari! dan menyangkal nyeri ulu hati berkurang atau bertambah dengan makanan! os juga menyangkal nyeri dada yg menjalar ke lengan atau ke punggung.
R#4aa2 Pen'o5a2an
Pasien 0elum pernah berobat sebelumnya
R#4aa2 Pena%#2 Dahulu
1s tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya. 1s memiliki riwayat penyakit maag sejak ' tahun yang lalu. 1s tidak memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung R#4aa2 Pena%#2 Keluar'a
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.
Pe&er#%saan F#s#%
Keadaan umum
$ Tampak sakit sedang
Kesadaran
$ "ompos mentis
Tekanan darah
$ %3+A<+ mmg
Nadi
$ << ?Amenit
8
Na)as
$ '+ ?Amenit
-uhu
$ 25.3B=
Kesan giCi
$ giCi baik
S2a2us General#s
Kepala
$ bulat! simetris
(ambut
$ hitam lebat! tersebar merata dan tidak mudah di"abut
Mata
$ konjungti9a anemis 7#A#8! skleraikterik7#A#8
Telinga
$ sekret tidak ada! nyeri tekan dan ketok mastoid tidak ada
idung
$ tidak ditemukan kelainan
Tenggorok
$ )aring tidak hiperemis! tonsil T%#T% tidak hiperemis
6igi dan Mulut
$ mukosa dan bibir basah. =aries gigi tidak ada. 1 baik
Leher
$ K60 tidak ditemukan pembesaran
Thoraks
$ normo"hest! iktus tidak terlihat Pa )remitus sama KiKa! iktus teraba di % jari medial
LM=- (= Pe -onor. 0atas jantung dalam batas normal &u -uara na)as 9esikular FAF! ronkhi #A#! wheeCing #A#. 0@ 0@ reguler Murmur 7#8! 6allop 7#8 &bdomen
$ datar! distensi tidak ada Pa supel! hepar dan lien tidak teraba. Nyeri tekan
epigastrium 7F8 Pe Timpani &u bising usus 7F8 normal 6enitalAanus
$ tidak ditemukan kelainan
9
Ekstremitas
akral hangat! per)usi baik. (e)leks )isiologis FAF! re)leks patologis #A#. Tidak terdapat edema pada kedua ekstremitas bawah pasien
Pe&er#%saan Penun6an'
Pemeriksaan Laboratorium Dilakukan pada tanggal '< @anuary '+%5 Pe&er#%saan He&a2olo'# emoglobin Leukosit ematokrit Trombosit
Has#l
N#la# Nor&al
%2.< grAdl ,.5++A Hl 32!% : %;<.+++ A Hl
%2 G %< grAdl 2.<++ G %+.5++ A Hl 3+ G 4' : %4+.+++ G 33+.+++ A Hl
D#a'nos#s ,an!#n' • • •
=hest pain et "ausa 6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8 =hest pain et "ausa /lkus peptikum =hest pain et "ausa &ngina pe"toris
Nyeri dada sebelah kanan seperti rasa terbakar -esak 7#8 -akit tenggorokan 7#8 Mulut terasa asam 7#8 Nyeri ulu hati 7#8
1bje"ti9e$
Keadaan /mum
$ Tampak sakit sedang
Kesadaran
$ =ompos Mentis
Tekanan darah
$ %2+A<+ mmg
*rek. Na)as
$ '< ?Amenit
*rek. Nadi
$ << ?Amenit
-uhu
$ 25B=
Mata
$ konjungti9a tidak anemis! sklera tidak
Leher
$ dalam batas normal
Thoraks
$ "or dan pulmo dalam batas normal
ikterik
11
&bdomen
$ distensi tidak ada! bising usus 7F8 normal! nyeri tekan epigastrium 7F8
Ekstremitas
$ akral hangat! pitting oedem tidak ada
&ssessment$
6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8
Planning$
n)us (L A'3 jam %5 tpm nj. (anitidin % amp parasetamol tab 2?% &ntasid syr 2?%" a" (anitidine '?% a" Pasien diperbolehkan pulang
,A, III ANALISA KASUS
12
-eorang pria usia 44 tahun di rawat di Puskesmas % pekutatan dengan diagnosis kerja 6astroesophageal re)lu? disease 76E(D8. Keluhan utama pasien yaitu nyeri dada seperti rasa terbakar yang dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk puskesmas. Penyakit re)luks gastroeso)ageal 7Gastroesophageal reflux disease A 6E(D 8 adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat re)luks kandungan lambung ke dalam eso)agus! dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan eso)agus! )aring! laring dan saluran na)as.% 6angguan ini disebabkan oleh sphin"ter eso)agus bagain bawah yang bekerja dengan kurang baik dan re)luks asam lambung atau getah alkali usus ke dalam eso)agus yang berlangsung dalam waktu yang lama. Nyeri ulu hati biasanya ditandai oleh sensasi terbakar yang biasanya sangat terasa di epigastrium atas atau di belakang pro"essus ?yphoideus dan menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh de)luks asam lambung atau sekret empedu ke dalam eso)agus bagian bawah! keduanya mengiritasi mukosa. Nyeri menelan atau odino)agia dapat dirasakan sebagai nyeri membakar. -ulit dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.pat disebabkan oleh de)luks asam lambung atau sekret empedu ke dalam eso)agus bagian bawah! keduanya mengiritasi mukosa.dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada. al tersebut dapat disebabkan oleh spasme eso)agus akibat peregangan akut! atau dapat terjadi sekunder akibat peradangan mukosa eso)agus. (egurgitasi adalah aliran balik isi lambung ke dalam rongga mulut. 0edanya dengan muntah adalah regurgitasi tidak membutuhkan tenaga dan tidak
13
disertai dengan mual. 6angguan ini dirasakan dalam tenggorokan sebagai rasa asam atau "airan panas yang pahit. Pada orang dewasa! regurgitasi men"erminkan adanya inkompetensi sphin"ter eso)agus bagian bawah dan kegagalan sphin"ter eso)agus bagian atas untuk bertindak sebagai sawar regurgitasi. '
Penyakit re)luks gastroeso)ageal 7Gastroesofageal refluks disease A 6E(D 8 adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat re)luks kandungan lambung ke dalam eso)agus! dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan eso)agus! )aring! laring dan saluran na)as.% (e)luks gastroeso)ageal adalah )enomena biasa yang dapat timbul pada setiap orang sewaktu#waktu! pada orang normal re)luks ini terjadi pada posisi tegak sewaktu habis makan! karena sikap posisi tegak tadi dibantu oleh adanya kontraksi peristaltik primer! isi lambung yang mengalir ke eso)agus segera kembali ke lambung! re)luks sejenak ini tidak merusak mukosa eso)agus dan tidak menimbulkan keluhan. Keadaan ini dikatakan patologis bila re)luks terjadi berulang#ulang dan dalam waktu yang lama. 6E(D terdiri dari dua tipe! yakni $ NE(D 7 Non#erosi9e (e)lu? disease 8 dan E(D 7 Erosi9e (e)lu? Disease 8 5 0. EPDEM1L16 nsidensi terjadinya 6E(D tinggi pada negara#negara barat dan saat ini makin banyak yang menaruh perhatian tentang 6E(D. Dilaporkan sebanyak %2!3: #%5!2 : pasien menderita 6E(D di Taiwan! Malaysia! dan @epang. Di *K/! (-/PN =ipto Mangunkusumo -yam &* et al melaporkan bahwa terjadi peningkatan pre9alensi 6E(D dari 4!, : pada tahun %;;, menjadi '4!%< : pada tahun '++'. 2
=. ET1L16
15
(e)luks gastroeso)ageal terjadi sebagai konsekuensi berbagai kelainan )isiologi dan anatomi yang berperan dalam mekanisme antire)luks di lambung dan eso)agus. Mekanisme pato)isiologis meliputi relaksasi transien dan tonus Lower Esophageal Sphincter 7LE-8 yang menurun! gangguan clearance eso)agus! resistensi mukosa yang menurun dan jenis reluksat dari lambung dan duodenum! baik asam lambung maupun bahan# bahan agresi) lain seperti pepsin! tripsin! dan "airan empedu serta )aktor# )aktor pengosongan lambung. &sam lambung merupakan salah satu )aktor utama etiologi penyakit re)luks eso)ageal! kontak asam lambung yang lama dapat mengakibatkan kematian sel! nekrosis! dan kerusakan mukosa pada pasien 6E(D. &da 3 )aktor penting yang memegang peran untuk terjadinya 6E(D 4$ %. (intangan &nti#re)luks 7&nti (e)luks 0arrier8 Kontraksi tonus Lower Esofageal Sphincter 7LE-8 memegang peranan penting untuk men"egah terjadinya 6E(D! tekanan LE- J 5 mmg hampir selalu disertai 6E(D yang "ukup berarti! namun re)luks bisa saja terjadi pada tekanan LE- yang normal! ini dinamakan inappropriate atau transient sphincter relaxation! yaitu pengendoran s)ingter yang terjadi di luar proses menelan. &khir#akhir ini dikemukakan bahwa radang kardia oleh in)eksi kuman elicobacter p!lori
mempengaruhi
)aal
LE-
denagn
akibat
memperberat
keadaan.*aktor hormonal! makanan berlemak! juga menyebabkan turunnya tonus LE-. 4 '. Mekanisme pembersihan eso)agus
16
Pada keadaan normal bersih diri eso)agus terdiri dari 3 ma"am mekanisme! yaitu gaya gra9itasi! peristaltik! sali9asi dan pembentukan bikarbonat intrinsik oleh eso)agus. Proses membersihkan eso)agus dari asam 7esophageal acid clearance8 ini sesungguhnya berlangsung dalam ' tahap. Mula#mula peristaltik eso)agus primer yang timbul pada waktu menelan dengan "epat mengosongkan isi eso)agus! kemudian air liur yang alkalis dan dibentuk sebanyak +!4 mLAmenit serta bikarbonat yang dibentuk oleh mukosa eso)agus sendiri! menetralisasi asam yang masih tersisa. -ebagian besar asam yang masuk eso)agus akan turun kembali ke lambung oleh karena gaya gra9itasi dan peristaltik. (e)luks yang terjadi pada malam hari waktu tidur paling merugikan oleh karena dalam posisi tidur gaya gra9itasi tidak membantu! sali9asi dan proses menelan boleh dikatakan terhenti dan oleh karena itu peristaltik primer dan sali9a tidak ber)ungsi untuk proses pembersihan asam di eso)agus. -elanjutnya kehadiran hernia hiatal juga menggangu proses pembersihan tersebut. 4 2. Daya perusak bahan re)luks &sam pepsin dan mungkin juga empedu yang ada dalam "airan re)luks mempunyai daya perusak terhadap mukosa eso)agus. 0eberapa jenis makanan tertentu seperti air jeruk nipis! tomat dan kopi menambah keluhan pada pasien 6E(D. 4 3. si lambung dan pengosongannya (eluks gastroeso)agus lebih sering terjadi sewaktu habis makan dari pada keadaan puasa! oleh karena isi lambung merupakan )aktor
17
penentu terjadinya re)luks. Lebih banyak isi lambung lebih sering terjadi re)luks. -elanjutnya pengosongan lambung yang lamban akan menambah kemungkinan re)luks tadi. 4
Penyakit
re)luks
gastroeso)ageal
bersi)at
multi)aktorial.
Eso)agitis dapat terjadi sebagai akibat dari re)luks gastroeso)ageal apabila%$ %. Terjadi kontak dalam waktu yang "ukup lama antara bahan re)luksat dengan mukosa eso)agus 2.
Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa eso)agus! walaupun waktu kontak antara bahan re)luksat dengan eso)agus tidak lama.
D. P&T16ENE-Eso)agus dan 6aster dipisahkan oleh suatu Cona tekanan tinggi 7high pressure "one8 yang dihasilkan oleh kontraksi Lower esophageal sphincter# Pada indi9idu normal! pemisah ini akan dipertahankan ke"uali pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan! atau aliran retrogard yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. &liran balik dari gaster ke esophagus melalui LE- hanya terjadi apabila tonus LEtidak ada atau sangat rendah 7J2 mmg8 %
(e)luks gastroeso)ageal pada pasien 6E(D terjadi melalui 2 mekanisme
%$18
%. (e)luks
spontan
pada
saat
relaksasi
LE-
7 Lower
esophageal sphincter 8 yang tidak adekuat '. &liran retrograde yang mendahului kembalinya tonus LEsetelah menelan 2. Meningkatnya tekanan intra abdomen
Terjadinya aliran balikA re)luks pada penyakit GERD diakibatkan oleh gangguan motilitas A pergerakan eso)agus bagian ujung bawah . Pada bagian ujung ini terdapat otot pengatur 7 s)ingter 8 disebut LES $ yang )ungsinya mengatur arah aliran pergerakan isi saluran "erna dalam satu arah dari atas kebawah menuju usus besar. Pada GERD akan terjadi relaksasi spontan otot tersebut atau penurunan kekuatan otot tersebut! sehingga dapat terjadi arus balik atau re)luks "airanA asam lambung! dari bawah keatas ataupun sebaliknya.4
6ambar % $ Patogenesis Terjadinya 6E(D
19
*aktor G )aktor yang mempengaruhi LE- 4$
ormon
Menaikkan tekanan 6astrin
Menurunkan tekanan -e"retin
Motilin
=olesistokinin
-ubstan"e P
-omastotatin 6lukagon Polipeptida
Makanan
Protein
Progesteron Lemak =oklat
Lain#lain
istamin
Pepermint Ka)ein
&ntasida
(okok
Meti"lopramid
Kehamilan
Domperidone
Prostaglandin
=isapride
Morpin
E. M&N*E-T&- KLN6ejala klinik yang khas dari 6E(D adalah nyeri A rasa tidak enak di epigastrium atau retrosternal bagian bawah! rasa nyeri
biasanya
dideskripsikan sebagai rasa terbakar 7heart burn 8! ber"ampur dengan gejala dis)agia! mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah! gejala ini dapat lebih buruk pada malam hari. % eart burn kadang#kadang dijumpai pada orang sehat! namun bila terjadi berulang#ulang! hal ini mempunyai nilai ramal diagnostik 5+:. Yang dimaksud dengan heart burn adalah rasa panasA membakar yang
20
dirasakan di daerah epigastrium dan bergerak naik ke daerah retrosternal sampai ke tenggorok. Keluhan ini terutama timbul malam hari pada waktu berbaring
atau
setelah
makan.
Keluhan
bertambah
pada
waktu
membungkuk! atau setelah minum minuman beralkohol! sari buah! kopi! minuman panas atau dingin. -ebaliknya antasida dapat mengurangi rasa sakit tadi. (asa tidak enak pada retrosternal ini mirip dengan keluhan pada serangan angina pektoris. Dis)agia yang timbul saat makan makanan padat mungkin terjadi karena striktur atau keganasan yang berkembang dari Barrett’s esophagus . 1dino)agia 7rasa sakit saat menelan makanan8 bisa timbul jika sudah terjadi ulserasi eso)agus yang berat. 6E(D dapat juga menimbulkan mani)estasi gejala ekstra eso)ageal yang atipik dan sangat ber9ariasi mulai dari nyeri dada non#kardiak 7 Non =ardia" =hestpain8 ! suara serak 7 hoarseness 8 ! mulut terasa asam ! laringitis! batuk karena aspirasi sampai timbulnya bronkiektasis atau asma.6ejala GERD biasanya berjalan perlahan#lahan! sangat jarang terjadi episode akut atau keadaan yang bersi)at mengan"am nyawa
21
*. D&6N1-Disamping anamnesis dan pemeriksaan )isik! beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis 6E(D! yaitu $ •
Endoskopi saluran "erna bagian atas Merupakan standart baku untuk diagnosis 6E(D dengan ditemukannya %ucosal break di eso)agus! jika tidak ditemukan keadaan ini disebut sebagai non erosive refluks disease 7NE(D8. Pada kebanyakan kasus hasil pemeriksaan ini normal! atau bisa tampak eso)agitis A eppitelliu% barret ! yang merupakan suatu keadaan praganas dan predisposisi adenokarsinoma di sepertiga bawah eso)agus. 0iopsi diperlukan untuk memastikan diagnosis! menyingkirkan etiologi radang lainnya seperti kandidiasis atau 9irus 7herper simpleks! =ytomegalo 9irus8! selanjutnya endoskopi menetapkan tempat asal perdarahan! striktur dan berguna pula untuk pengobatan 7dilatasi endoskopik8%
Ta5el /" Klas#9#%as# Los An'eles /
22
Dera6a2 Kerusa%an & 0
Ga&5aran En!os%op# Erosi ke"il#ke"il pada mukosa eso)agus dengan diameter J 4 mm Erosi pada mukosaAlipatan mukosa dengan diameter 4 mm
=
tanpa saling berhubungan Lesi yang kon)luen tetapi tidak mengenaiAmengelilingi seluruh
D
lumen Lesi mukosa
eso)agus
yang
bersi)at
sirkum)erensial
7mengelilingi seluruh lumen eso)agus8
Pemeriksaan radiologi
•
Pada pemeriksaan ini diberikan kontras barium! diamati se"ara )luoroskopi jalannya barium dalam eso)agus! peristaltik terutama bagian distal! bila ditemukan re)luks barium dari lambung kembali ke eso)agus maka hal itu dinyatakan sebagai 6E(D. -ering tidak menunjukkan kelainan pada kasus eso)agitis ringan. Namun pada keadaan tertentu pemeriksaan ini mempunyai nilai lebih dari endoskopi! yaitu pada $ %. -tenosis eso)agus derajat ringan akibat eso)agitis peptik dengan gejala dis)agia '. iatus hernia% •
Pemantauan P '3 jam Pengukuran P pada eso)agus bagian distal dapat memastikan ada tidaknya re)luks gastroeso)ageal. P dibawah 3 pada jarak 4 "m di atas LE- dianggap diagnostik untuk re)luks gastroeso)ageal. %
•
Tes Pro9okati) # Tes 0ernstein
23
Tes ini mengukur sensiti9itas mukosa dengan memasang selang transanal dan melakukan per)usi bagian distal eso)agus dengan =L +!% M dalam waktu kurang dari % jam. 0ila larutan ini menimbulkan nyeri dada seperti yang biasa dialami pasien! sedangkan larutan Na=l tidak menimbulkan rasa nyeri! maka test ini dianggap positi)
%
# Tes )armakologikAedro)onium Menggunakan obat edrophorium yang disuntikkan untuk menentukan adanya komponen nyeri motorik yang dapat dilihat dari rekaman gerak peristaltik eso)agus se"ara manometri untuk memastikan nyeri dada berasal dari eso)agus.% •
Manometri eso)agus Tes ini akan memberi man)aat yang berarti jika pada pasien#pasien dengan gejala nyeri epigastrium dan regurgitasi yang nyata. % •
-intigra)i 6astroeso)ageal Tes ini menggunakan "airan atau "ampuran makanan "air dan padat yang di label dengan radio isitop yang tidak diabsorbsi! biasanya technetiu% . -ensiti9itas dan spesi)itas tes ini masih diragukan.%
6. PEN&T&L&K-&N&&N Pada prinsipnya! penatalaksanaan 6E(D terdiri dari modi)ikasi gaya hidup!
terapi medikamentosa! terapi bedah serta akhir#akhir ini mulai
dilakukan terapi endoskopik. Tujuan terapi 6E(D adalah menghilangkan gejala! menyembuhkan eso)agitis 7jika terjadi8 dan untuk men"egah terjadinya komplikasi.%
24
-asaran terapinya adalah asam lambung! lapisan mukosa lambung. -trategi terapinya dengan menurunkan sekresi asam di lambung! mengurangi keasaman pada lambung! melapisi mukosa lambung! menaikkan
p
dan
mengurangi
terjadinya
re)lu?!
memper"epat
pengosongan lambung! memperkuat LE-! )aktor barier antire)luks terpenting. Terapi untuk 6E(D dapat dibedakan menjadi terapi tanpa non)armakologi atau modi)ikasi gaya hidup! terapi )armakologis atau medikamentosa! terapi bedah! terapi endoskopik. 0erikut ini merupakan terapi non )armakologi $
Modi)ikasi 6aya idup o
Mengurangi berat badan pada pasien yang kegemukan
o
menghindari pakaian ketat sehingga dapat mengurangi tekanan intra abdomen.
o
Meninggikan posisi kepala saat tidur
o
menghindari makan sebelum tidur! dengan tujuan untuk meningkatkan bersihan asam selama tidur serta men"egah re)luks asam dari lambung ke eso)agus.
o
0erhenti merokok dan konsumsi alkohol! karena keduanya dapat menurunkan tonus LE- sehingga se"ara langsung mempengaruhi sel#sel epitel.
o
Mengurangi konsumsi lemak
dan
makanan
karena
yang
di
makan!
mengurangi keduanya
jumlah dapat
menimbulkan distensi lambung.
25
o
Menghindari makanan seperti "oklat! pepermint! teh! kopi! dan minuman bersoda! karena dapat menstimulasi sekresi asam.
o
Menghindari konsumsi obat#obat yang dapat menurunkan tonus LE- seperti anti kolinergik! teo)ilin! diaCepam! opiat! antagonis kalsium! agonis beta adrenergik! progesteron %
(ekomendasi makanan dan gaya hidup pada pengobatan penyakit (e)luks Eso)ageal Makanan yang harus dihindari $ %. @eruk nipis '. Tomat 2. 0awang 3. Makanan pedas Makanan yang dapat menyeabkan re)luks $ %. Makanan yang berlemak '. Kopi! teh! "oklat! permen 6aya hidup %. 0erhenti merokok '. indari kegemukan 2. Tidak mengkonsumsi alkohol 3. indari makan 2 jam sebelum tidur 4. Meninggikan bantal 5. Mengkonsumsi sedikit tetapi lebih sering makanan ,. indari tidur setelah makan <. indari pakaian yang ketat Tabel $ rekomendasi diet dan gaya hidup dalam pengobatan 6E(D 3
26
0erikut ini merupakan terapi medikamentosa %$
Dengan ' pendekatan yaitu step up dan stepdown$ %. Metode step up menggunakan obat yang tergolong kurang kuat dalam menekan sekresi asam 7antagonis reseptor ' 8 atau golongan prokinetik! bila gagal diberikan golongan obat penekan sekresi asam yang lebih kuat dengan terapi lebih lama 7penghambat pompa protonA PP 8. '. Metode step down pengobatan dimulai dengan PP dan apabila berhasil dapat dilanjutkan dengan terapi pemeliharaan dengan menggunakan dosis yang lebih rendah atau antagonis reseptor ' atau prokinetik atau bahkan antasid.
6ambar 2. -trategi pengobatan 6E(D
0erikut ini adalah obat#obatan yang dapat digunakan dalam terapi medikamentosa $
&ntasid 6olongan obat ini "ukup e)ekti) dan aman! dapat memperkuat tekanan s)ingter eso)agus bagian bawah tapi tidak menyembuhkan lesi eso)agitis
&ntagonis reseptor '
27
-ebagai penekan
sekresi asam! golongan ini
e)ekti)
dalam
pengobatan 6E(D jika diberikan dosis ' kali lebih tinggi dan dosis untuk terapi ulkus! golongan ini hanya e)ekti) pada pengobatan eso)agitis derajat ringan sampai sedang serta tanpa komplikasi. 7%8 -imetidin $ ' ? <++ mg atau 3 ? 3++ mg 7'8 (anitidin $ 3 ? %4+ mg 728 *amotidin $ ' ? '+ mg 738 NiCatidin $ ' ? %4+ mg
-ukral)at 7 aluminium hidroksida F sukrosa oktasul)at 8 1bat ini tidak punya e)ek langsung terhadap asam lambung! obat ini bekerja dengan "ara meningkatkan pertahanan mukosa eso)agus! sebagai bu))er terhadap =l di eso)agus serta dapat mengikat pepsin dan garam empedu! "ukup aman diberikan karena bekerja se"ara topikal Dosis 3?% gram.
Penghambat pompa proton A PP 6olongan ini merupakan drug of choice dalam pengobatan 6E(D! obat ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enCim ! K &TP#ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung.
Pembedahan antire)luks! yaitu )undus lambung dibungkus mengelilingi eso)agus 7 )undoplikasi 8! meningkatkan tekanan s)ingter bagian bawah dan sebaiknya dipertimbangkan pada kasus resisten dan kasus re)luks eso)agitis dengan komplikasi yang tidak se"ara penuh responsi) terhadap terapi medis
29
atau pada pasien dengan terapi medis jangka panjang yang tidak menguntungkan dan gagal. @uga diindikasikan apabila terjadi striktur yang berulang.
0erikut ini merupakan terapi endoskopi $ #
Penggunaan energi radio)rekwensi
#
Plikasi gastrik endoluminal
#
mplantasi endoskopik! yaitu dengan menyuntikkan Cat implan di bawah mukosa eso)agus bagian distal! sehingga lumen eso)agus bagian menjadi lebih ke"il
ndikasi terapi endoskopi pada 6E(D
30
Penderita 6E(D yang tidak mmerlukan terapi pembedahan yang mengalami keadaan $ #
Peristaltik yang buruk dengan re)luks yang banyak
#
Pasien muda yang gagal dengan terapi medikamentosa
#
olume re)lu?ate
. P(16N1-Prognosis 6E(D sangat baik! sekitar <+#;+: yang terkena dapat sembuh dengan bantuan antasid. 0eberapa lainnya butuh pengobatan lain! teapi tidak terlalu jelas berapa lama untuk sembuh.
,A, 8 KESIPULAN
Gastroesofageal reflux disease 76E(D8 adalah suatu kondisi dimana "airan lambung mengalami re)luks ke eso)agus sehingga menimbulkan gejala khas berupa rasa terbakar! nyeri di dada! regurgitasi! dan komplikasi. Mani)estasi klinis 6E(D meliputi gejala tipikal 7eso)agus8 dan atipikal 7ekstraeso)agus8. *aktor
31
yang berperan untuk terjadinya 6E(D yaitu mekanisme antire)luks! kandungan "airan lambung! mekanisme bersihan oleh eso)agus! dan resistensi sel epitel eso)agus. /ntuk menegakkan diagnosis 6E(D dapat ditegakkan berdasarkan analisa gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan diantaranya endoskopi! radiologi! pengukuran p! tes per)usi 0erstein! tes gastro#esophageal s"intigraphy. Komplikasi penyakit 6E(D diantaranya Eso)agus barret! eso)agitis ulserati)! perdarahan! striktur eso)agus! dan aspirasi. 6E(D merupakan penyakit kronik yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Pengobatan yang dapat diberikan pada klien 6E(D meliputi modi)ikasi gaya hidup! terapi endoskopi! terapi medikamentosa! dan terapi komplikasi. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada klien dengan 6E(D yaitu $ a. (isiko aspirasi berhubungan dengan hambatan menelan! penurunan re)luks laring dan glotis terhadap "airan re)luks. b. De)isit 9olume "airan berhubungan dengan pemasukan yang kurang! mual dan muntah A pengeluaran yang berlebihan. ". Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan anoreksia! mual! muntah d. Nyeri akut berhubungan dengan in)lamasi lapisan eso)agus. e. 0ersihan jalan na)as tidak e)ekti) berhubungan dengan re)luks
).
"airan ke laring dan tenggorokan. 6angguan menelan berhubungan dengan penyempitanAstriktur
pada esophagus akibat gastroesofageal reflux disease. g. &nsietas berhubungan dengan proses penyakit.