EXECUTIVE SUMMARY Investigasi Struktur Parsial Gedung Wisma Kosgoro 24 November 2015 Pekerjaan investigasi struktur eksisting Gedung Wisma Kosgoro dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi struktur paska paparan api (terbakar) pada tanggal 9 Maret 2015. Pekerjaan investigasi mencakup : uji beban (loading test ), ), pengamatan visual, NDT (non destructive test ) seperti rebound hammer, rebar scan, UPV dan DT (destructive test ) seperti core drill (uji (uji tekan, porositas) dan pengujian karbonasi.
Pengujian beban (loading test ) dilakukan pada lantai 16 dengan skema beban 10 ton (tumpukan zak semen) diletakkan pada area seluas 7 x 4 m (as 5-7/L-P). Tahapan pembebanan sebesar 25%-50%-75% hingga 100% memberikan nilai lendutan balok utama sebesar 2.26 mm dan pelat sebesar 2.46 mm. Beban 100% kemudian ditahan ( sustained ) hingga 24 jam dan memberikan nilai lendutan maksimum balok sebesar 2.38 mm dan pelat sebesar 2.48 mm (relatif). Lendutan sisa (setelah unloading) yang dilakukan setelah kurang lebih 3 jam memberikan nilai lendutan maksimum balok sebesar 0.3 mm dan pelat sebesar 0.2 mm (relatif). Secara visual, selama proses pembebanan tidak ditemukan indikasi kegagalan pada struktur. Nilai lendutan batas untuk pembebanan 100% adalah sebesar 18.225 mm (bentang balok terpendek 13.5 meter dan tinggi balok 50 cm), sehingga dalam hal ini kekakuan balok utama masih memenuhi ijin. Nilai batas lendutan sisa balok adalah sebesar 0.595 mm, sehingga dalam hal ini struktur masih berperilaku elastis. Kajian numerik perlu dilakukan untuk mengklarifikasi nilai lendutan (absolut) pada elemen pelat karena diperoleh nilai lendutan sisa (residual) yang lebih besar dari kriteria ijin. Pengamatan visual pada elemen pelat dan balok utama di lantai 16 – 20 memberikan bahwa terdapat cukup banyak retak struktural (dikonfirmasi dengan kedalaman retak hasil pengujian UPV) yang kemungkinan terjadi sebelum kebakaran (faktor tegangan berlebih atau kapasitas elemen tereduksi). Hammer test dilakukan pada 15 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan
pelat di lantai 16 sampai 20. Hasil pengujian hammer memberikan kisaran angka pantul sebesar 42 – 51 dan deviasi bacaan sebesar 2 – 3, yang berarti bahwa permukaan beton cukup homogen dan memiliki lapisan permukaan yang keras. Rebar scanning dilakukan pada 26 titik pengujian yang tersebar t ersebar pada elemen balok, kolom, dan
pelat di lantai 16. Hasil pengamatan memberikan variasi jumlah tulangan utama pada elemen kolom dan balok dengan diameter 25
4~6 mm dan sengkang 13
2 mm. Sedangkan
tulangan utama pelat memiliki diameter tulangan utama 13 2 mm dengan spasi 150 mm. i
Pengujian kepadatan beton dengan UPV dilakukan pada 15 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan pelat di lantai 16 – 20. Beton pada kolom memiliki range nilai kecepatan rambat sebesar 2,200 – 3,300 m/s (kualitas diragukan – cukup). Beton pada balok memiliki range nilai kecapatan rambat sebesar 2,700 – 4,000 m/s (kualitas diragukan – bagus). Beton pada pelat pelat memiliki range range nilai kecapatan kecapatan rambat sebesar sebesar 2,700 – 3,400 m/s (kualitas diragukan – cukup). Pengujian kedalaman retak beton dengan UPV dilakukan pada 30 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan pelat di lantai 16 – 20. Kedalaman retak pada balok diperkirakan sebesar 21 – 127 mm, kolom sebesar 35 mm, dan pelat sebesar 25 – 117 mm. Nilai kedalaman retak yang terjadi sebagian besar sudah mencapai level tulangan (asumsi tebal selimut beton 20 – 40 mm). Pengujian karbonasi dilakukan pada 30 titik pengujian yang tersebar di lantai 14 dan 16 – 20. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi beton eksisting tidak terkarbonasi. Dalam hal ini, pH beton eksisting masih terjaga di sekitar 12 – 13 dengan asumsi penggunaan air pencampur beton dengan pH 6.5 – 7.5. Sampel beton inti (core drill ) dilakukan pada elemen kolom lantai 14 dan kolom, balok, pelat lantai 16 – 20. Rata – rata nilai kuat tekan beton elemen kolom (tengah dan eksterior) diperoleh sebesar 204.45 kg/cm2. Rata – rata nilai kuat tekan beton elemen balok diperoleh sebesar 268.31 kg/cm2. Rata – rata nilai kuat tekan beton elemen pelat diperoleh sebesar 267.37 kg/cm2. Dalam hal ini, berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 5.6.5.4, nilai kuat tekan beton untuk masing – masing elemen kolom, balok, dan pelat setara K-240, K-315, dan K-315. Pengambilan sampel uji porositas beton dilakukan pada elemen kolom lantai 14 dan kolom, balok, pelat lantai 16 – 20. Nilai porositas (void permeabel) rata – rata pada beton elemen kolom, pelat, dan balok diperoleh sebesar 19.66%, 19.12%, 19.18%. Besaran nilai porositas beton ini masih dalam kategori normal (20 – 40%) dengan referensi nilai koefisien permeabilitas antara 100 – 300 x 10-12 cm/detik. Berdasarkan hasil pemetaan kerusakan (survey visual & pengukuran retak) dan pengujian material beton eksisting, struktur bangunan Wisma Kosgoro dianggap berisiko tinggi jika terus dioperasikan (digunakan). Keretakan struktural yang terjadi disebabkan karena kondisi servis sebagian besar elemen struktur sudah terlewati. Rekomendasi revitalisasi struktur (penggantian dengan struktur baru) perlu dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan.
ii
Pengujian kepadatan beton dengan UPV dilakukan pada 15 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan pelat di lantai 16 – 20. Beton pada kolom memiliki range nilai kecepatan rambat sebesar 2,200 – 3,300 m/s (kualitas diragukan – cukup). Beton pada balok memiliki range nilai kecapatan rambat sebesar 2,700 – 4,000 m/s (kualitas diragukan – bagus). Beton pada pelat pelat memiliki range range nilai kecapatan kecapatan rambat sebesar sebesar 2,700 – 3,400 m/s (kualitas diragukan – cukup). Pengujian kedalaman retak beton dengan UPV dilakukan pada 30 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan pelat di lantai 16 – 20. Kedalaman retak pada balok diperkirakan sebesar 21 – 127 mm, kolom sebesar 35 mm, dan pelat sebesar 25 – 117 mm. Nilai kedalaman retak yang terjadi sebagian besar sudah mencapai level tulangan (asumsi tebal selimut beton 20 – 40 mm). Pengujian karbonasi dilakukan pada 30 titik pengujian yang tersebar di lantai 14 dan 16 – 20. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi beton eksisting tidak terkarbonasi. Dalam hal ini, pH beton eksisting masih terjaga di sekitar 12 – 13 dengan asumsi penggunaan air pencampur beton dengan pH 6.5 – 7.5. Sampel beton inti (core drill ) dilakukan pada elemen kolom lantai 14 dan kolom, balok, pelat lantai 16 – 20. Rata – rata nilai kuat tekan beton elemen kolom (tengah dan eksterior) diperoleh sebesar 204.45 kg/cm2. Rata – rata nilai kuat tekan beton elemen balok diperoleh sebesar 268.31 kg/cm2. Rata – rata nilai kuat tekan beton elemen pelat diperoleh sebesar 267.37 kg/cm2. Dalam hal ini, berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 5.6.5.4, nilai kuat tekan beton untuk masing – masing elemen kolom, balok, dan pelat setara K-240, K-315, dan K-315. Pengambilan sampel uji porositas beton dilakukan pada elemen kolom lantai 14 dan kolom, balok, pelat lantai 16 – 20. Nilai porositas (void permeabel) rata – rata pada beton elemen kolom, pelat, dan balok diperoleh sebesar 19.66%, 19.12%, 19.18%. Besaran nilai porositas beton ini masih dalam kategori normal (20 – 40%) dengan referensi nilai koefisien permeabilitas antara 100 – 300 x 10-12 cm/detik. Berdasarkan hasil pemetaan kerusakan (survey visual & pengukuran retak) dan pengujian material beton eksisting, struktur bangunan Wisma Kosgoro dianggap berisiko tinggi jika terus dioperasikan (digunakan). Keretakan struktural yang terjadi disebabkan karena kondisi servis sebagian besar elemen struktur sudah terlewati. Rekomendasi revitalisasi struktur (penggantian dengan struktur baru) perlu dilakukan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan.
ii
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY ....................................................................................................................................................i DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................................ v DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................................................................................ 1
1.2
Ruang Lingkup Pekerjaan .......................................................................................................................... 1
1.3
Deskripsi Struktur Wisma Kosgoro ........................................................................................................ 1
1.4
Sistematika Pembahasan ............................................................................................................................ 3
BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN .............................................................................................................................. 4 2.1
Pendahuluan .................................................................................................................................................... 4
2.2
Pengujian Beban (Loading Test ) .............................................................................................................. 4
2.3
Pengujian Homogenitas Beton dengan Hammer .............................................................................. .............................................................................. 8
2.4
Pengujian Keseragaman dan Kedalaman Retak dengan UPV .......................................... ..................... .............................. ......... 11
2.5
Pengujian Rebar Detector/Scanner ...................................................................................................... ...................................................................................................... 12
2.6
Pengambilan & Uji Tekan Sampel Beton Inti (Core Drill ) ........................................................... 14
2.7
Pengujian Kedalaman Karbonasi Beton ............................................................................................ 17
2.8
Pengujian Porositas Beton ...................................................................................................................... 17
BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO......................................... .................... .............................. ......... 19 3.1
Pendahuluan ................................................................................................................................................. 19
3.2
Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur ................................................................................. 19
3.3
Pemetaan Kerusakan (Visual) Lantai 16 – 20 ................................................................................. 23
3.4
Pengukuran Lendutan Uji Beban (Loading Test ) Lantai 16 ...................................................... 28
3.5
Pemeriksaan Homogenitas Beton (Hammer Test ) ........................................................................ 32
3.6
Pemeriksaan Keseragaman dan Kedalaman Retak (UPV) .......................................... .................... ..................................... ............... 34
3.7
Pemeriksaan Konfigurasi Penulangan dengan Rebar Detector ............................................... ............................................... 36
3.8
Pengujian Kedalaman Karbonasi ......................................................................................................... 46
3.9
Pemeriksaan Kuat Tekan Sampel Beton Inti ( Core Drill ) ........................................................... 56 iii
3.10 Pengujian Porositas Beton ...................................................................................................................... 57 BAB 4 KESIMPULAN & REKOMENDASI ............................................................................................................... 58 4.1
Kesimpulan .................................................................................................................................................... 58
4.2
Rekomendasi ................................................................................................................................................ 58
LAMPIRAN DOKUMENTASI ..................................................................................................................................... L-1
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Sketsa Lokasi Pengujian Beban (Loading Test ) di Lt. 16 (4 x 7) m2 .................................... 6 Gambar 2.2 Sketsa Lokasi Instrumentasi Loading Test di Lt. 16 (4 x 7) m2 ............................................. 7 Gambar 2.3 Digi-Schmidt Rebound Hammer .......................................................................................................... 9 Gambar 2.4 Arah Pengujian Hammer & Grafik Konversi Angka Pantulan Rata-Rata Hammer (Perkiraan Kuat Tekan Beton) .................................................................................................................................... 9 Gambar 2.5 Ultrasonic Pulse Velocity (a) TICO Proceq (b) Metoda Pengujian Keseragaman Beton ............................................................................................................................................................................................... 11 Gambar 2.6 Ultrasonic Pulse Velocity (Metoda Pengujian Kedalaman Retak) ...................................... 11 Gambar 2.7 Alat Uji Hilti Scan PS200 .................................................................................................................... 13 Gambar 2.8 Kertas Pemandu untuk Mode Imagescan .................................................................................... 14 Gambar 2.9 Alat Core Drill .......................................................................................................................................... 15 Gambar 2.10 Grafik Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D .............................................................................. 16 Gambar 2.11 Pengujian Karbonasi dengan Larutan Phenolphthalein .................................................... 17 Gambar 3.1 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 14) ............................................ 19 Gambar 3.2 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 16) ............................................ 20 Gambar 3.3 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 17) ............................................ 20 Gambar 3.3 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 18) ............................................ 21 Gambar 3.5 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 19) ............................................ 21 Gambar 3.6 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 20) ............................................ 22 Gambar 3.7 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 16) ................................................... 23 Gambar 3.8 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 17) ................................................... 24 Gambar 3.9 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 18) ................................................... 25 Gambar 3.10 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 19) ................................................. 26 Gambar 3.11 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 20) ................................................. 27 Gambar 3.12 Uji karbonasi pada kolom lantai 14 ............................................................................................ 46 Gambar 3.13 Uji karbonasi pada kolom lantai 14 (Lanjutan) ..................................................................... 47 Gambar 3.14 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 ............................................................................................ 47 Gambar 3.15 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 (Lanjutan) ..................................................................... 48 Gambar 3.16 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 (Lanjutan) ..................................................................... 49 Gambar 3.16 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 ............................................................................................ 49 Gambar 3.18 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 (Lanjutan) ..................................................................... 50 Gambar 3.19 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 (Lanjutan) ..................................................................... 51 Gambar 3.20 Uji karbonasi pada kolom lantai 18 ............................................................................................ 52 Gambar 3.21 Uji karbonasi pada kolom lantai 18 (Lanjutan) ..................................................................... 53 v
Gambar 3.22 Uji karbonasi pada kolom lantai 19 ............................................................................................ 53 Gambar 3.22 Uji karbonasi pada kolom lantai 19 (Lanjutan) ..................................................................... 54 Gambar 3.24 Uji karbonasi pada kolom lantai 20 ............................................................................................ 55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Korelasi Angka Pantul dan Kualitas Permukaan Beton .......................................... .................... ......................................... ................... 10 Tabel 2.2 Hubungan Cepat Rambat Gelombang terhadap Kualitas (Homogenitas) Beton ............ 12 Tabel 2.3 Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D ................................................................................................... 16 Tabel 3.1 Bacaan LVDT Pembebanan 25% Beban Rencana ........................................................................ 28 Tabel 3.2 Bacaan LVDT Pembebanan 50% Beban Rencana ........................................................................ 28 Tabel 3.3 Bacaan LVDT Pembebanan 75% Beban Rencana ........................................................................ 29 Tabel 3.4 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana............................................ ...................... ........................................... .......................... ..... 29 Tabel 3.5 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana (Sustained 24 24 jam) .............................. 30 Tabel 3.5 Bacaan LVDT Unloading 100% Beban Rencana.......................................... .................... ............................................ .................................. ............ 30 Tabel 3.7 Hasil Pengujian Hammer ........................................................................................................................ 32 Tabel 3.8 Kecepatan Gelombang pada Beton (Kepadatan Beton) UPV .......................................... ..................... .............................. ......... 34 Tabel 3.9 Kecepatan Gelombang pada Beton (Kepadatan Beton) UPV .......................................... ..................... .............................. ......... 35 Tabel 3.3 Hasil Pengujian Rebar Scan Elemen Pelat dan Dinding Ruang Server ................................ 36 Tabel 3.11 Hasil Pengujian Kuat Tekan Sampel Beton Inti .......................................................................... 56 Tabel 3.12 Hasil Pengujian Porositas Sampel Beton Inti .............................................................................. 57
vii
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan pemeriksaan/investigasi struktur parsial (Lt. 14, 16 – 20) Wisma Kosgoro Jakarta perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan operasional struktur dikarenakan adanya paparan api (terbakar), khususnya di Lantai 16 pada bulan Maret 2015. Selain itu, pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan untuk menjamin masa layan struktur, baik dalam level elemen atau struktur keseluruhan. Investigasi struktur parsial Wisma Kosgoro yang dilakukan meliputi survey visual, pelaksanaan tes non-destruktif, tes destruktif, dan tes pembebanan (simulasi beban rencana). Jenis–jenis investigasi ini akan dilakukan pada area yang diduga mengalami paparan api paling parah. Atas permintaan PT. Essen Sekawan Enjiniring selaku konsultan audit struktur Wisma Kosgoro, PT. LAPI ITB melakukan instrumentasi pengukuran lendutan pengujian beban (loading test ) pada tanggal 7 – 8 Oktober 2015 dan pemeriksaan visual, pengujian pengujian fisik berupa hammer, rebar scan, UPV, karbonasi, dan pengambilan sampel beton inti pada tanggal 13 – 15 Oktober 2015. 1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan investigasi struktur: 1. Pengujian beban (Loading Test ) pada Lantai 16. 2. Pemetaan kerusakan (visual) di Lantai 16 – 20. 3. Pengujian homogenitas beton dengan Hammer Test . 4. Prediksi konfigurasi penulangan dengan Rebar Scanner/Detector . 5. Pengujian kepadatan dan kedalaman retak beton dengan UPV (Ultrasonic Pulse Velocity ). ). 6. Pengambilan sampel beton untuk pengujian kuat tekan & porositas beton. 7. Pengujian kedalaman karbonasi. 1.3 Deskripsi Struktur Wisma Kosgoro
Struktur utama Wisma Kosgoro merupakan sistem struktur beton bertulang, yang terdiri dari kolom, balok (dimungkinkan adanya balok prategang), dan pelat. Wisma Kosgoro terdiri dari 20 lantai. Gambaran umum umum lokasi dan tampak atas area area Wisma Kosgoro dapat dilihat pada gambar berikut : LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 1 PENDAHULUAN
1
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 1.1 Denah Lokasi Wisma Kosgoro (Google (Google Map) Map)
Gambar 1.2 Tampak Depan (Bird (Bird View ) Wisma Kosgoro (Setelah Kebakaran)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 1 PENDAHULUAN
2
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
1.4 Sistematika Pembahasan
Laporan berikut membahas metodologi pengujian, hasil pengujian, dan analisis data hasil pengujian dengan sistematika sebagai berikut: 1. Pendahuluan, berisi latar belakang, lingkup pekerjaan, metoda pelaksanaan pekerjaan, deskripsi struktur Wisma Kosgoro, dan sistematika pembahasan. 2. Metodologi pengujian, berisi metode–metode yang digunakan dalam pengujian baik di lapangan maupun di laboratorium. 3. Hasil pemeriksaan struktur, yang berisi hasil pengujian beban ( loading test ), pemeriksaan kerusakan (visual) struktur Wisma Kosgoro, pengujian homogenitas beton (Hammer), pemeriksaan konfigurasi penulangan (Rebar Scan), pemeriksaan kepadatan & kedalaman retak beton (UPV), pemeriksaan kedalaman beton terkarbonasi, pemeriksaan
dan
pemeriksaan kuat tekan beton inti. 4. Kesimpulan dan Rekomendasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 1 PENDAHULUAN
3
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
2.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan metodologi pelaksanaan pekerjaan investigasi struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta. Secara umum, pekerjaan investigasi struktur parsial Wisma Kosgoro dilakukan dengan pendekatan non-destruktif dan destruktif. Pengujian beban (loading test ), pemeriksaan homogenitas beton dengan Hammer , pemeriksaan kepadatan dan retak beton dengan UPV, dan pemeriksaan konfigurasi penulangan dengan Rebar Scanner termasuk dalam pengujian non-destruktif. Pengambilan sampel beton untuk mengetahui kedalaman karbonasi, kuat tekan, dan porosotas beton termasuk pengujian destruktif. 2.2 Pengujian Beban (Loading Test )
Prosedur pembebanan dilakukan berdasarkan peraturan ACI 318-08 Pasal 20.3, dengan garis besar ketentuan pengujian sebagai berikut:
Pemilihan jumlah dan jenis pembebanan pada panel/pelat harus didasarkan pada lokasi yang diprediksi akan memiliki defleksi/perpindahan maksimum dan tegangan pada daerah kritis yang kekuatannya diragukan (dalam hal ini terpapar panas api dalam jangka waktu tertentu)
Besaran beban uji yang ditentukan adalah sedemikian agar memberikan lendutan yang kritis namun tidak menyebabkan kegagalan pada area yang diuji. Ada dua standar
yang mengatur besaran minimum yaitu SNI 03-2847 2013 pasal 20.3.2 atau ACI 318M - 14 bab 27.4.2.2 dan ACI 437.2M - 13 pasal 4.2.2 yaitu sebagai berikut : Data
Tebal pelat lantai = 100 mm Beban hidup (LL) = 250 kg/m² (asumsi = hunian/perkantoran) Beban mati tambahan (SIDL) = 130 kg/m² (asumsi = partisi ringan) Berat jenis beton = 2400 kg/m3 Faktor reduksi LL = 0.45 Berat 1 sak semen = 50 kg Reduksi beban hidup diijinkan sebesar 0.45
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
4
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
a. TLM berdasarkan ACI 318M-14 atau SNI 03-2847-2013
TLM 1 = 0.15 SW + 1.15 SIDL + 1.5 (0.45 LL) = 354.25 kg/m2 menentukan TLM 2 = 0.15 SW + 1.15 SIDL + 0.9 (0.45 LL) = 286.75 kg/m2 TLM 3 = 0.3 SW + 1.3 SIDL = 241 kg/m2
b. TLM berdasarkan ACI 437.2M-13
TLM 1 = 0.3 SW + 1.3 SIDL = 241 kg/m2 TLM 2 = 1.1 SIDL + 1.6 (0.45 LL) = 323 kg/m2 TLM 3 = 1.1 SIDL + 1.0 (0.45 LL) = 255.5 kg/m2 Dengan demikian besaran beban uji minimum yang menentukan adalah 354.25 kg/m 2 yang memberikan total berat yaitu 354.25×(4 × 7) = 9919 kg. Total sak semen yang digunakan yaitu 200 sak dengan berat 50 kg menjadi total 10000 kg.
Nilai awal untuk seluruh pengukuran respon (perpindahan, rotasi, regangan, slip, dan lebar retak) harus diukur tidak lebih dari 1 jam sebelum pembebanan pertama.
Beban tes harus diberikan dengan peningkatan (penambahan) sebanyak minimum empat kali.
Pengukuran
respons
struktur
harus
dilakukan
setelah
masing
– masing
peningkatan/penambahan beban dan setelah beban total diberikan pada struktur selama minimum 24 jam.
Beban tes harus segera dipindahkan setelah pengukuran response (minimum 24 jam).
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
5
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Pengukuran respon struktur final harus dilakukan dalam waktu 24 jam setelah beban dipindahkan.
Area pengujian beban (loading test ) dilakukan sesuai sketsa berikut:
Gambar 2.1 Sketsa Lokasi Pengujian Beban (Loading Test ) di Lt. 16 (4 x 7) m 2
Sedangkan sketsa penempatan sensor pengujian beban dapat dilihat pada Gambar 2.2.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
6
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Ch.0
Ch.3
Ch.1
Ch.2
Ch.4
Gambar 2.2 Sketsa Lokasi Instrumentasi Loading Test di Lt. 16 (4 x 7) m 2
Prosedur pembebanan pada lantai (pelaksanaan aktual di lapangan) :
Pemberian beban pertama kali (25% beban maksimum) dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2015 jam 9.43. Beban di sustain selama kurang lebih 15 menit (nilai perpindahan sudah konstan).
Penambahan beban kedua (50% beban maksimum) selesai dilakukan pada jam 10.57. Beban di sustain selama kurang lebih 15 menit (nilai perpindahan sudah konstan).
Penambahan beban ketiga (75% beban maksimum) selesai dilakukan pada jam 12.38. Beban di sustain selama kurang lebih 15 menit (nilai perpindahan sudah konstan).
Penambahan beban keempat (100% beban maksimum) selesai dilakukan pada jam 13.43. Beban di sustain selama kurang lebih 24 jam dan dilakukan pencatatan lendutan setiap 1 jam hingga tanggal 8 Oktober 2015 jam 13.22.
Pengangkatan beban (unloading) 100% beban selesai dilakukan pada jam 16.42. Pencatatan lendutan dilakukan hingga nilai lendutan konstan (kurang lebih 1 jam).
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
7
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Kriteria penerimaan
Bagian struktur yang diuji harus dibuktikan tidak mengalami kegagalan. Indikasi kegagalan antara lain spalling dan crushing dari komponen tekan beton.
Perpindahan/defleksi terukur harus memenuhi kriteria berikut:
= defleksi maksimum hasil pengukuran = defleksi residual
= panjang bentang elemen struktur, diambil bentang terpendek (untuk sistem pelat dua
arah) – in. Panjang bentang diambil yang terkecil diantara : (a) jarak antara titik pusat tumpuan, dan (b) jarak bentang bersih antar tumpuan ditambah tebal elemen, h. 2.3 Pengujian Homogenitas Beton dengan Hammer
Salah satu kualitas beton ditentukan dari kekerasan permukaan beton. Pengujian dengan metoda Schmidt Rebound Hammer merupakan salah satu metoda untuk mengetahui tingkat kekerasan pada beton. Metoda ini dilakukan dengan memberikan beban impak (tumbukan) pada permukaan beton. Beban impak tersebut berasal dari suatu massa yang diaktifkan dengan memberikan energi dengan besaran tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga, setelah dikalibrasi, dapat memberikan prediksi nilai kuat tekan benda uji beton. Pengujian dengan alat Schmidt Rebound Hammer dapat dilakukan dengan cepat, sehingga dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu singkat. Pengujian ini sangat peka terhadap variasi kekerasan permukaan beton, misalkan dengan adanya plesteran pada elemen struktur. Karena itu diperlukan pengambilan beberapa kali pembacaan di sekitar lokasi pengukuran, untuk memperoleh nilai rata-rata yang mewakili. Untuk memperoleh data yang baik, dilakukan pengambilan antara 9 hingga 20 kali pembacaan pada daerah pengujian seluas 300 mm2 (jarak antara dua lokasi pengukuran tidak boleh kurang dari 20 mm). Pengujian dengan Schmidt Rebound Hammer dilakukan dalam beberapa tahap: a. Menentukan lokasi yang akan diuji, diutamakan pada lokasi dimana kondisi permukaan beton masih baik/rata. b. Membersihkan dan meratakan permukaan beton yang aka diuji untuk menghindari terjadinya penyimpangan data yang besar. c. Melakukan pengujian dengan memberikan beban impak sebanyak 10 kali (jarak antar titik impak tidak kurang dari 20 mm). LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
8
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
d. Mencatat kekuatan beton berdasarkan nilai yang diperoleh. Perangkat alat Schmidt Rebound Hammer dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.3 Digi-Schmidt Rebound Hammer
Hasil perhitungan pengujian hammer tergantung pada arah alat terhadap permukaan struktur. Pada pelaksanaan pengujian, terdapat beberapa cara penempatan alat hammer dalam pengambilan data. Koreksi terhadap bacaan dilakukan sesuai dengan penempatan hammer tersebut. Koreksi bacaan biasa ditampilkan dalam bentuk grafik.
Gambar 2.4 Arah Pengujian Hammer & Grafik Konversi Angka Pantulan Rata-Rata Hammer (Perkiraan Kuat Tekan Beton)
Pengujian hammer yang dilakukan pada studi ini mengacu pada standar ASTM C 805-89. Secara umum alat ini dapat digunakan untuk: a. Memeriksa keseragaman kualitas beton pada struktur. LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
9
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
b. Mendapatkan perkiraan nilai kuat tekan permukaan beton. Tabel referensi korelasi angka pantul dan kualitas permukaan beton dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Korelasi Angka Pantul dan Kualitas Permukaan Beton
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
10
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
2.4 Pengujian Keseragaman dan Kedalaman Retak dengan UPV
Pelaksanaan pengujian Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) bertujuan untuk memeriksa kondisi internal komponen struktur beton. Beton pada prinsipnya memiliki porositas yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan material konstruksi lainnya. Microscopic pores, air void dan juga retak merupakan komponen-kompenen yang terdapat di dalam st ruktur pori. Penggunaan metoda pengujian berupa UPV mampu digunakan untuk menjustifikasi presentase voids yang berada di dalam beton dengan mempertimbangkan bahwa gelombang ultrasonic hanya merambat melalui fase solid suatu material. Dalam hal ini semakin sedikit voids berada di dalam beton maka cepat rambat gelombang ultrasonic akan semakin cepat.
Sehubungan dengan ini, keberadaan retak atau large air voids dapat terdeteksi melalui metoda pengujian UPV.
(a)
(b)
Gambar 2.5 Ultrasonic Pulse Velocity (a) TICO Proceq (b) Metoda Pengujian Keseragaman Beton
Gambar 2.6 Ultrasonic Pulse Velocity (Metoda Pengujian Kedalaman Retak)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
11
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Referensi hubungan antara nilai kecepatan rambat dan prediksi kualitas (keseragaman) beton dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Hubungan Cepat Rambat Gelombang terhadap Kualitas (Homogenitas) Beton
Nilai kedalaman retak beton dapati dihitung berdasarkan persamaan berikut (panduan manual TICO):
dimana:
x
Jarak antara transmitter terhadap receiver (mm)
t 1
Waktu rambat gelombang ultrasonik transmitter (T1) - receiver (R1) (µs)
t 2
Waktu rambat gelombang ultrasonik transmitter (T2) - receiver (R2) (µs)
2.5 Pengujian Rebar Detector/Scanner
Pengujian Rebar Scanning dilakukan untuk mengetahui kondisi dari elemen-elemen struktur pada tersebut yang terkait dengan penulangan elemen beton bertulang. Beberapa hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan yang dilakukan dengan scanner adalah : 1. Konfigurasi tulangan 2. Kedalaman cover beton (maksimal 180 mm) 3. Perkiraan diameter tulangan Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Hilti PS 200 Ferroscan. Alat ini menggunakan prinsip induksi magnetik sehingga dapat mendeteksi obyek metal (logam) pada jarak tertentu dari permukaan. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu scanner beroda dan alat pengolah data hasil scanning.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
12
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 2.7 Alat Uji Hilti Scan PS200
Beberapa karakteristik dari alat scanner yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Memberikan tingkat akurasi yang baik untuk pengukuran cover /selimut beton dan diameter tulangan karena prinsip kerja alat yang memanfaatkan induksi magnetik 2. Kerja alat tidak dipengaruhi oleh keberadaan beton yang basah karena rembesan air 3. Kerja alat hanya optimal untuk tulangan dengan kedalaman kurang dari 180 mm 4. Tidak dapat mendeteksi obyek-obyek non logam pada beton, sehingga tidak bisa digunakan untuk mendeteksi keropos pada beton Berikut adalah tahapan pengujian dengan menggunakan alat Hilti PS 200 Ferroscan ini : 1. Dengan mode quickscan, lakukan pengukuran kedalaman selimut beton 2. Pasang kertas pemandu pada bagian elemen struktur yang diinginkan 3. Dengan mode imagescan, pindai bagian elemen sesuai kertas pemandu yang berukuran 60 cm x 60 cm atau kurang 4. Pindahkan data hasil scanning ke dalam pengolah data atau dapat juga langsung dipindahkan kembali ke dalam laptop untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih jelas dan detail
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
13
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 2.8 Kertas Pemandu untuk Mode Imagescan
Untuk mendapatkan hasil scanning yang baik, kondisi-kondisi berikut harus terpenuhi : 1. Permukaan beton rata dan halus 2. Tulangan tidak terkorosi 3. Beton tidak mengandung bahan additive atau komponen yang mengandung partikel magnet 4. Tulangan tidak dilas 5. Tulangan yang bersebelahan memiliki diameter yang sama 6. Tulangan yang bersebelahan berada pada kedalaman yang sama 7. Akurasi tulangan hanya berlaku pada lapisan tulangan pertama 8. Akurasi pengukuran diameter tulangan yang baik hanya berlaku pada kondisi kedalaman tulangan kurang dari 60 mm Untuk mendapatkan tingkat akurasi diameter tulangan ±1, maka kondisi yang harus terpenuhi adalah:
Selain itu pada kasus dimana diameter tulangan yang tidak diketahui, Hilti PS 200 Ferroscan memiliki nilai toleransi prediksi diameter tulangan sebesar ±6 . 2.6 Pengambilan & Uji Tekan Sampel Beton Inti (Core Drill )
Pengambilan Benda Uji Pengambilan benda uji di lapangan dilakukan dengan menggunakan Core Drill dengan mata bor 3-in (69 mm). ASTM C42/C42M memberikan ketentuan sebagai berikut:
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
14
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Kriteria benda uji : 1. Diameter (D) benda uji sekitar 2.75 in (69 mm). 2. Panjang (L) benda uji 1.9 – 2.1 dari diameter benda uji. Langkah pengambilan benda uji: 1. Alat diletakkan pada posisi tegak lurus bidang yang akan di-core, dan diangkur sedemikian rupa sehingga dalam proses pengambilan sampel tidak terjadi pergeseran 2. Pengambilan benda uji dilakukan hingga kedalaman sekitar 2 00mm 3. Setelah benda uji diperoleh maka area lubang hasil coring ditutup kembali dengan menggunakan semen grouting dengan kuat tekan melebihi kuat rencana beton struktur
Gambar 2.9 Alat Core Drill
Persiapan Benda Uji Benda uji disiapkan berdasarkan sampel yang diperoleh dengan cara meratakan permukaan sisi silinder dan memotong sesuai dengan panjang yang disyaratkan. Pengujian Benda Uji Benda uji yang telah disiapkan selanjutnya diuji dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Langkah pengujian benda uji adalah sebagai berikut:
1. Benda uji diletakkan secara sentris pada mesin uji tekan 2. Pembebanan dilakukan pada benda uji, dan meningkat secara konstan hingga benda uji mengalami kegagalan
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
15
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3. Kuat tekan dihitung berdasarkan besarnya beban yang diberikan pada saat benda uji mengalami kegagalan Besarnya kuat tekan berdasarkan pengujian dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut:
dimana: K = Kuat tekan (kg/cm2) P = Beban maksimum (kg) A = Luas bidang tekan benda uji (cm2)
Hasil kuat tekan tersebut berlaku untuk benda uji dengan kriteria benda uji yang memiliki nilai L/D antara 1.9–2.1. Apabila benda uji tidak memenuhi kriteria tersebut, maka hasil rumusan harus dikoreksi berdasarkan nilai perbandingan L/D yang dimiliki. Nilai faktor koreksi adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D
L/D
Faktor koreksi
2 1.75 1.5 1.25 1
1 0.98 0.96 0.93 0.87
Apabila nilai perbandingan L/D tidak terdapat dalam tabel tersebut, maka faktor koreksi dapat diperoleh dari nilai interpolasi berdasarkan grafik seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.10 Grafik Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
16
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
2.7 Pengujian Kedalaman Karbonasi Beton
Pelaksanaan pengujian karbonasi bertujuan untuk mengetahui kondisi pH material beton baik dipermukaan beton maupun hingga pada kedalaman tulangan atau setebal selimut beton. Pada dasarnya pH beton normal yang tidak terkarbonasi adalah sebesar 12 hingga 13. Namun apabila karbonasi terjadi maka pH tersebut akan turun hingga ke level pH lebih rendah dari 10. Pada level ini, beton akan cenderung memiliki sifat yang lebih asam dan dapat mengakibatkan tulangan menjadi sangat mudah terinisiasi korosi. Hanya dengan moisture, inisiasi dapat terjadi.
Gambar 2.11 Pengujian Karbonasi dengan Larutan Phenolphthalein
Larutan Phenolphthalein adalah typical color changing indicator yang umumnya digunakan dalam melakukan pengujian karbonasi. Larutan Phenolthalein akan berwarna pink/purple pada lingkungan dengan kondisi pH antara dari 10 – 13. Sebaliknya larutan Phenolthalein tidak akan menunjukkan perubahan warna apabila pH lebih kecil dari 8.2 atau lebih besar dari 13. Pelaksaan pengujian dilakukan pada freshly broken face of a concrete surface yang dapat diperoleh melalui proses chipping maupun drilling. 2.8 Pengujian Porositas Beton
Pengujian porositas pada material beton eksisting terpasang pada suatu struktur bangunan dilakukan melalui pengujian laboratorium dengan prosedur yang tertera pada ASTM C 642. Benda uji merupakan sampel beton inti yang didapat melalui metoda core drill. Beberapa tahapan yang dilalui untuk mengevaluasi tingkat porositas beton adalah sebagai berikut:
Perendaman di dalam air selama 24 jam lalu di timbang di udara (berat SSD – B).
Kemudian pengeringan secara oven selama 24 jam lalu ditimbang di udara (berat kering oven – A). LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
17
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Benda uji yang telah mengalami masing-masing perendaman di dalam air dan dioven selama 24 jam lalu direbus selama 5 jam. Selanjutnya setelah mencapai suhu kamar, benda uji ditimbang dalam kondisi SSD di udara (berat SSD – C) dan di dalam air (berat – D).
Beberapa rumus perhitungan yang digunakan: Absorbsi setelah perendaman, % Absorbsi setelah perendaman dan perebusan , % Bulk density , kering Bulk density , setelah perendaman Bulk density , setelah perendaman & perebusan Apparent density
Volume pori permeable (void), %
atau
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 2 METODOLOGI PENGUJIAN
18
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
3.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil pengujian struktur parsial Wisma Kosgoro yang dilakukan pada 7 – 8 Oktober dan 13 – 15 Oktober 2015. Hasil pemeriksaan struktur parsial Wisma Kosgoro terdiri dari hasil bacaan lendutan uji pembebanan (loading test ), peta kerusakan (retak) pada beberapa lantai pemeriksaan, homogenitas beton ( hammer ), keseragaman (homogenitas) dan kedalaman retak beton (UPV), konfigurasi penulangan ( rebar detector ), dan pengujian tekan & porositas sampel beton inti ( core drill ) elemen struktur.
3.2 Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur
Titik – titik pemeriksaan struktur ditentukan berdasarkan pada distribusi sampling yang diperlukan. Selain itu, akses dan level keamanan serta keselamatan kerja pada titik – titik pemeriksaan juga menjadi pertimbangan. Titik – titik pengujian (beserta kode pengujian) dapat dilihat pada sketsa berikut: Titik pengambilan Core Drill (CD) Titik pengujian Karbonasi
Titik Pengujian Hammer (H)
Titik Pengujian Rebar Scan (R)
Titik Pengujian UPV (Retak-C atau Kepadatan-K)
Gambar 3.1 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 14)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
19
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
K-1
H-
C-1
C-2 K-2 HC-3
K-3 H-
C-4
C-5
Gambar 3.2 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 16)
C-7 C-6
K-4
K-5
HH-
C-
C-9 H-
K-6
Gambar 3.3 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 17)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
20
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
K-7 HC-12
K-8
HHK-9 C-13
C-14
C-15
Gambar 3.4 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 18)
C-17 H-10 H-11
K-
C-18
C-19
KH-12 K-
C-20
Gambar 3.5 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 19)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
21
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
C-21 C-22
C-25
C-24
C-23
C-26 C-28 C-27
C-30
C-29
KH-15
H-14
K-
H-13 K-
Gambar 3.6 Sketsa Deskripsi Titik – Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 20)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
22
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.3 Pemetaan Kerusakan (Visual) Lantai 16 – 20
Survey visual pada elemen balok dan pelat di masing – masing lantai 16 – 20 dilakukan untuk memperoleh gambaran kerusakan yang terjadi baik yang diakibatkan oleh beban eksisting (kerja) atau oleh paparan api. Sketsa berikut memberikan lokasi retak struktural yang terjadi (hasil pengukuran kedalaman retak dilakukan pada titik – titik pengujian di atas).
Gambar 3.7 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 16)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
23
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.8 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 17)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
24
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.8 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 17)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
24
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.9 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 18)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
25
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.9 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 18)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
25
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.10 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 19)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
26
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.10 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 19)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
26
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.11 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 20)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
27
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.11 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 20)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
27
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.4 Pengukuran Lendutan Uji Beban (Loading Test ) Lantai 16
Identifikasi lokasi LVDT yang digunakan sesuai skema pembebanan Gambar 2.1 (Ch. 0 – 5). Hasil bacaan lendutan untuk intensitas pembebanan 25 – 50 – 75 – 100 – unloading dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Bacaan LVDT Pembebanan 25% Beban Rencana
Waktu 09:43 09:45 09:47 09:49 09:51 09:53 09:55 09:57 09:59 10:01
00 0.58 0.52 0.48 0.5 0.52 0.52 0.52 0.54 0.52 0.5
Bacaan LVDT mm Ch. 01 02 03 0.44 0.24 0.52 0.4 0.24 0.48 0.4 0.24 0.48 0.4 0.24 0.46 0.42 0.24 0.46 0.42 0.24 0.46 0.42 0.24 0.46 0.44 0.24 0.48 0.42 0.26 0.48 0.4 0.24 0.46
[7 Oktober 2015]
04 0.38 0.36 0.36 0.36 0.38 0.38 0.38 0.34 0.38 0.36
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.4 Pengukuran Lendutan Uji Beban (Loading Test ) Lantai 16
Identifikasi lokasi LVDT yang digunakan sesuai skema pembebanan Gambar 2.1 (Ch. 0 – 5). Hasil bacaan lendutan untuk intensitas pembebanan 25 – 50 – 75 – 100 – unloading dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Bacaan LVDT Pembebanan 25% Beban Rencana
Waktu 09:43 09:45 09:47 09:49 09:51 09:53 09:55 09:57 09:59 10:01
00 0.58 0.52 0.48 0.5 0.52 0.52 0.52 0.54 0.52 0.5
Bacaan LVDT mm Ch. 01 02 03 0.44 0.24 0.52 0.4 0.24 0.48 0.4 0.24 0.48 0.4 0.24 0.46 0.42 0.24 0.46 0.42 0.24 0.46 0.42 0.24 0.46 0.44 0.24 0.48 0.42 0.26 0.48 0.4 0.24 0.46
04 0.38 0.36 0.36 0.36 0.38 0.38 0.38 0.34 0.38 0.36
[7 Oktober 2015] Tabel 3.2 Bacaan LVDT Pembebanan 50% Beban Rencana
Waktu 10:57 10:59 11:01 11:03 11:05 11:07 11:09 11:11 11:13 11:15
00 1.02 1.02 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04 1.04
Bacaan LVDT mm Ch. 01 02 03 0.98 0.66 1.1 0.98 0.64 1.1 1 0.66 1.1 0.98 0.66 1.1 1 0.68 1.1 1 0.66 1.1 1 0.68 1.1 1 0.66 1.1 1 0.66 1.1 1 0.68 1.1
04 0.94 0.94 0.96 0.96 0.96 0.98 0.98 0.96 0.96 0.96
[7 Oktober 2015]
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
28
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Tabel 3.3 Bacaan LVDT Pembebanan 75% Beban Rencana
Waktu 12:38 12:40 12:42 12:44 12:46 12:48 12:50 12:52 12:54 12:56
00 1.68 1.68 1.68 1.7 1.68 1.68 1.68 1.68 1.66 1.68
Bacaan LVDT (mm) Ch. 01 02 03 1.68 1.12 1.78 1.7 1.14 1.78 1.7 1.14 1.78 1.7 1.14 1.78 1.7 1.14 1.78 1.7 1.14 1.78 1.68 1.14 1.78 1.68 1.14 1.78 1.68 1.12 1.78 1.68 1.14 1.8
04 1.6 1.6 1.6 1.6 1.6 1.62 1.6 1.6 1.6 1.6
[7 Oktober 2015] Tabel 3.4 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana
Waktu 13:43 13:45 13:47 13:49 13:51 13:53 13:55 13:57 13:59
00 2.22 2.2 2.22 2.22 2.24 2.22 2.22 2.22 2.24
Bacaan LVDT mm Ch. 01 02 03 2.24 1.54 2.46 2.24 1.56 2.44 2.24 1.56 2.44 2.24 1.56 2.44 2.24 1.56 2.44 2.24 1.56 2.44 2.24 1.56 2.44 2.24 1.56 2.42 2.26 1.58 2.42
04 2.22 2.22 2.22 2.2 2.22 2.22 2.22 2.22 2.24
[7 Oktober 2015]
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
29
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Tabel 3.5 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana ( Sustained 24 jam)
Waktu 15:22 16:22 17:22 18:22 19:22 20:22 21:22 22:22 23:22 00:22 01:22 02:22 03:22 04:22 05:22 06:22 07:22 08:22 09:22 10:22 11:22 12:22 13:22
00 2.22 2.26 2.24 2.22 2.22 2.2 2.2 2.2 2.2 2.22 2.2 2.22 2.18 2.22 2.2 2.2 2.22 2.26 2.26 2.32 2.36 2.38 2.38
Bacaan LVDT (mm) Ch. 01 02 03 2.22 1.52 2.48 2.26 1.58 2.52 2.26 1.58 2.52 2.22 1.56 2.52 2.24 1.58 2.56 2.2 1.56 2.62 2.2 1.56 2.56 2.18 1.56 2.6 2.18 1.56 2.54 2.2 1.56 2.48 2.18 1.58 2.5 2.18 1.58 2.5 2.16 1.58 2.54 2.18 1.58 2.54 2.18 1.58 2.64 2.16 1.58 2.64 2.18 1.6 2.56 2.22 1.62 2.52 2.2 1.6 2.48 2.24 1.62 2.48 2.26 1.64 2.48 2.28 1.66 2.48 2.28 1.64 2.48
04 2.2 2.28 2.28 2.26 2.28 2.26 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.28 2.3 2.3 2.28 2.3 2.32 2.32 2.32
[7 – 8 Oktober 2015] Tabel 3.6 Bacaan LVDT Unloading 100% Beban Rencana
Waktu 16:42 16:47 16:52 16:57 17:02 17:07 17:12 17:17 17:22 17:27
00 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Bacaan LVDT mm Ch. 01 02 03 0.08 0.14 0.22 0.1 0.06 0.2 0.1 0.08 0.2 0.08 0.06 0.18 0.08 0.06 0.2 0.08 0.08 0.2 0.08 0.06 0.2 0.1 0.08 0.2 0.08 0.08 0.18 0.08 0.08 0.2
04 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.16 0.18 0.16 0.16
[8 Oktober 2015] Kondisi struktur parsial (Lantai 16) tidak mengalami kegagalan. Retak struktural yang terjadi pada elemen sudah teridentifikasi sebelum pengujian beban ( loading test ) dilakukan. LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
30
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Lendutan maksimum relatif balok (Ch. 0 – 1 – 2) dan pelat (Ch. 4 – 5) yang terjadi setelah pembebanan 100% adalah sebesar 2.38 mm dan 2.48 mm. Lendutan absolut pada pelat dihitung berdasarkan selisih pergerakan antara balok dan pelat (2.48 – 2.38 mm) sebesar 0.1 mm. Batas nilai lendutan maksimum yang diijinkan dihitung berdasarkan persamaan berikut: Lendutan balok
Lendutan pelat
Sehingga nilai lendutan maksimum yang terjadi masih memenuhi nilai batas lendutan maksimum. Nilai lendutan sisa/residual yang terjadi pada balok dan pelat adalah sebesar 0.3 mm dan 0.2 mm. Lendutan sisa absolut pada pelat dihitung berdasarkan selisih pergerakan antara balok dan pelat (0.3 – 0.2 mm) sebesar 0.1 mm. Sedangkan nilai batas lendutan residual diperoleh berdasarkan persamaan berikut: Lendutan sisa balok
Lendutan sisa pelat
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diperoleh informasi bahwa nilai lendutan sisa untuk elemen pelat melebihi nilai batas lendutan. Dalam hal ini, analisis menggunakan nilai lendutan elemen absolut dengan mengasumsikan balok dan pelat berdekatan bergerak bersama – sama saat pembebanan terjadi. Nilai lendutan ini akan dibandingkan dengan pemodelan matematis/numerik yang dilakukan.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
31
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.5 Pemeriksaan Homogenitas Beton ( Hammer Test )
Lokasi pengambilan data tersebar pada elemen struktur balok, kolom, dan pelat di Lt. 16 – 20. Hasil pemeriksaan keseragaman dan prediksi kekuatan permukaan beton dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Hasil Pengujian Hammer
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
⁰
(0 )
(90 )
(90 )
(0 )
(90 )
(90 )
(0 )
(90 )
(90 )
(0 )
(90 )
(90 )
(0 )
(90 )
(90 )
40
46
42
43
46
40
51
48
48
40
48
40
48
48
46
42
42
44
42
42
42
52
52
42
42
48
44
52
50
48
40
44
48
40
44
48
48
48
45
44
52
45
51
48
40
42
44
42
43
48
42
52
44
42
38
48
40
49
50
44
44
46
40
42
43
46
50
46
47
39
46
44
52
52
48
40
44
46
45
48
44
52
48
42
42
42
42
51
50
46
42
45
48
40
43
42
50
48
45
44
48
46
50
52
46
44
48
40
40
42
45
48
50
46
44
44
42
52
53
45
40
48
42
42
44
48
50
52
47
46
50
44
48
50
44
42
46
48
43
45
40
49
46
45
43
46
44
50
52
46
39
34
37
34
43
38
41
35
50
38
32.5
27.0
30.3
27.1
36.1
31.0
42.5
31.5
34.1
34.7
50.0
33.0
3 3.6
28.3
50.1
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
32
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7, nilai angka pantul untuk material beton di Gedung Wisma Kosgoro, Jakarta menunjukkan beberapa karakteristik seperti berikut:
Lantai 16 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 42 hingga 45 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 17 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 42 hingga 45 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 18 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 45 hingga 50 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 19 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 42 hingga 47 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 20 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 45 hingga 51 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul seragam 2, hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7, nilai angka pantul untuk material beton di Gedung Wisma Kosgoro, Jakarta menunjukkan beberapa karakteristik seperti berikut:
Lantai 16 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 42 hingga 45 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 17 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 42 hingga 45 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 18 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 45 hingga 50 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 19 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 42 hingga 47 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3 , hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 20 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata 45 hingga 51 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul seragam 2, hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
33
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.6 Pemeriksaan Keseragaman dan Kedalaman Retak (UPV)
Tabulasi hasil pemeriksaan keseragaman dan kedalaman retak beton (UPV) dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8 Kecepatan Gelombang pada Beton (Kepadatan Beton) UPV
No
Lokasi (titik pengujian)
Kualitas
t2 (µ)
Kecepatan Gelombang V (m/s)
Jarak
Gelombang
Gelombang
B (mm)
t1 (µ)
1
LT. 16 - 1 (KOLOM P - 17)
430
196
-
2194
Diragukan
2
LT. 16 - 2 (BALOK O, P - 8)
100
71.7
100
3534
Bagus
3
LT. 16 - 3 (PELAT M, N - 6, 7)
100
24.6
55.3
3257
Cukup
4
LT. 17 - 1 (KOLOM U - 14)
100
26.6
68.5
2387
Diragukan
5
LT. 17 - 2 (BALOK M, N - 14)
100
35.4
72
2732
Diragukan
6
LT. 17 - 3 (PELAT P, Q - 8, 9)
100
25
58
3030
Cukup
7
LT. 18 - 1 (KOLOM N - 17)
500
152
-
3289
Cukup
8
LT. 18 - 2 (BALOK P - 12, 13)
100
34.2
65.1
3236
Cukup
9
LT. 18 - 3 (PELAT O, P - 15, 16)
100
25.7
55.2
3390
Cukup
10 LT. 19 - 1 (KOLOM A - 4)
500
148
-
3378
Cukup
11 LT. 19 - 2 (BALOK B, C - 3)
100
26.1
52.3
3817
Sangat Bagus
12 LT. 19 - 3 (PELAT E, F - 4, 5)
100
45.1
82.2
2695
Diragukan
13 LT. 20 - 1 (KOLOM T - 1)
500
162
-
3086
Cukup
14 LT. 20 - 2 (BALOK R - 4, 5)
100
50.3
75.1
4032
Sangat Bagus
15 LT. 20 - 3 (PELAT P, Q - 2, 3)
100
42.2
72.4
3311
Cukup
Keterangan
Nilai kecepatan gelombang pada beton di lantai 16 – 20 rata – rata memiliki nilai 3.000 – 3.500 m/2 dengan prediksi kualitas yang cukup. Dalam hal ini, ketebalan selimut beton juga mempengaruhi bacaan (khususnya untuk indirect method ).
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
34
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Tabel 3.9 Kecepatan Gelombang pada Beton (Kepadatan Beton) UPV
Jarak No
Lokasi (ti tik penguji an)
waktu
waktu
tempuh
tempuh
transducer b gelombang gelombang
Kedalaman Retak c
Lebar Retak
(mm)
t1 (µs)
t2 (µs)
mm
mm
1
LT. 16 - 1 (Pelat I,j - 13, 14)
50
51
90.6
31
0.4
2
LT. 16 - 2 (Balok J - 9, 10)
50
62
101
45
0.4
3
LT. 16 - 3 (Balok G - 4, 5)
50
34.2
52.3
56
0.4
4
LT. 16 - 4 (Balok L - 4, 5)
50
45.2
78
36
0.5
5
LT. 16 - 5 (Pelat E, F - 2, 3)
50
42.3
65.1
55
0.5
6
LT. 17 - 1 (Balok J - 14, 15)
50
38.8
52.3
82
1
7
LT. 17 - 2 (Balok N - 15, 16)
50
58.4
97.3
42
0.8
8
LT. 17 - 3 (Balok R - 14, 15)
50
55
95
36
0.3
9
LT. 17 - 4 (Balok J -12)
50
51
100
12
0.4
10
LT. 17 - 5 (Pelat P, Q -13, 14)
50
34
41.1
117
1
11
LT. 18 - 1 (Balok S, T - 15)
50
38
45
127
0.6
12
LT. 18 - 2 (Pelat H, I - 13, 14)
50
48
64
85
0.7
13
LT. 18 - 3 (Balok R - 10, 11)
50
44.2
72.3
44
0.4
14
LT. 18 - 4 (Pelat E, F - 5, 6)
50
54.1
88.8
44
0.3
15
LT. 18 - 5 (Pelat D, E - 2, 3)
50
46.3
72.1
53
0.4
16
LT. 19 - 1 (Kolom A - 8)
50
27.7
48
35
0.4
17
LT. 19 - 2 (Balok Q, R - 8)
50
51.2
66.8
90
0.2
18
LT. 19 - 3 (Balok P - 7)
50
67.7
96.5
69
0.5
19
LT. 19 - 4 (Balok T - 5, 6)
50
36.5
62.8
36
0.6
20
LT. 19 - 5 (Balok R, S - 2)
50
48.2
76
50
1.5
21
LT. 20 - 1 (Balok T - 14, 15)
50
61.6
100.2
45
0.5
22
LT. 20 - 2 (Balok P - 12, 13)
50
45.2
80.2
31
1.2
23
LT. 20 - 3 (Pelat I, J - 10, 11)
50
72.1
111.3
54
0.3
24
LT. 20 - 4 (Balok P - 10)
50
61.3
115.3
21
0.4
25
LT. 20 - 5 (Balok R -10)
50
61.7
95.6
53
1.2
26
LT. 20 - 6 (Balok T - 7, 8)
50
61.4
79.6
92
1
27
LT. 20 - 7 (Pelat E, F - 4, 5)
50
72.1
92.2
96
0.8
28
LT. 20 - 8 (Pelat G, H - 4, 5)
50
68.5
100.3
64
0.4
29
LT. 20 - 9 (Balok L - 4, 5)
50
44.9
77.5
36
0.5
30
LT. 20 - 10 (Pelat G, H - 2, 3)
50
26.1
48.2
25
0.5
Keterangan
Nilai kedalaman retak struktural yang diperoleh sebagian besar sudah melebihi selimut beton (asumsi 40 mm), sehingga perlu tindakan perbaikan segera untuk mencegah retak merambat/menjadi lebih besar.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
35
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.7 Pemeriksaan Konfigurasi Penulangan dengan Rebar Detector
Pemeriksaan konfigurasi penulangan dilakukan pada elemen struktur kolom, balok dan pelat. Hasil analisis konfigurasi penulangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 Hasil Pengujian Rebar Scan Elemen Kolom, Balok, dan Pelat
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
1
Utama 25 6
3
200
Sengkang 10 2
2
300
Keterangan
[jumlah & spasi tulangan utama/sengkang yang ditampilkan hanya berdasarkan pada 43~53 kertas pandu berukuran 60 x 60 cm, sehingga prediksi penulangan hanya bersifat lokal saja]
Kolom Utama As N-10 (Sisi Panjang)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
36
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 6 2
Sengkang 10 2
4
Keterangan
150~200 44~52
2
300
2
350~400
Kolom Utama As N-10 (Sisi Melintang)
Utama 25 6 3
Sengkang 10 2
40~51 1
-
Kolom As P-17
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
37
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 6 2
Sengkang 10 2
4
Keterangan
150~200 44~52
2
300
2
350~400
Kolom Utama As N-10 (Sisi Melintang)
Utama 25 6 3
Sengkang 10 2
40~51 1
-
Kolom As P-17
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
37
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 6 4
Sengkang 10 2
2
Keterangan
350~400 39~45
1
-
Kolom As P-17
Utama 13 2
5
3
200~250
15~20
[variasi spasi tulangan yang rapat dimungkinkan karena dekat dengan opening atau sambungan tulangan yang tidak rapi]
Pelat Lantai As 12-14/R-T
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
38
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 6 4
Sengkang 10 2
2
Keterangan
350~400 39~45
1
-
Kolom As P-17
Utama 13 2
5
3
200~250
15~20
[variasi spasi tulangan yang rapat dimungkinkan karena dekat dengan opening atau sambungan tulangan yang tidak rapi]
Pelat Lantai As 12-14/R-T
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
38
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 4 6
Sengkang 13 2
4
Keterangan
150~200 40~43
6
100~110
4
120~150
Balok As 10/L-M (Sisi Bawah)
Utama 25 4 7
Sengkang 13 2
40~42 4
100~120
Balok As 10/L-M (Sisi Samping)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
39
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 4 6
Sengkang 13 2
4
Keterangan
150~200 40~43
6
100~110
4
120~150
Balok As 10/L-M (Sisi Bawah)
Utama 25 4 7
Sengkang 13 2
40~42 4
100~120
Balok As 10/L-M (Sisi Samping)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
39
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 30 4 8
Balok As L/8-10 (Sisi Samping)
Sengkang 13 2
Utama 25 4 9
Balok As L/8-10 (Sisi Bawah)
Sengkang 13 2
1
Keterangan
41~47
5
50~75
3
110~150 45~48
6
85~105
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
40
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 30 4 8
Balok As L/8-10 (Sisi Samping)
Sengkang 13 2
Utama 25 4 9
Balok As L/8-10 (Sisi Bawah)
Sengkang 13 2
1
Keterangan
41~47
5
50~75
3
110~150 45~48
6
85~105
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
40
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 30 4 10
Balok As N/8-10 (Sisi Bawah)
Sengkang 13 2
Utama 30 4 11
Balok As N/8-10 (Sisi Samping)
Sengkang 13 2
6
Keterangan
150~170 51~55
5
60~85
3
50~70 52~55
6
60~85
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
41
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 30 4 10
Balok As N/8-10 (Sisi Bawah)
Sengkang 13 2
Utama 30 4 11
Balok As N/8-10 (Sisi Samping)
Sengkang 13 2
6
Keterangan
150~170 51~55
5
60~85
3
50~70 52~55
6
60~85
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
41
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 30 4 12
Balok As 8/J-L (Sisi Bawah)
Sengkang 13 2
Utama 25 4 13
Balok As 8/J-L (Sisi Samping)
Sengkang 13 2
1
Keterangan
53~57
3
100~150
1
50~55
4
90~115
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
42
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 30 4 12
Balok As 8/J-L (Sisi Bawah)
Sengkang 13 2
Utama 25 4 13
Balok As 8/J-L (Sisi Samping)
Sengkang 13 2
1
Keterangan
53~57
3
100~150
1
50~55
4
90~115
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
42
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 32 6 14
Sengkang 12 2
4
Keterangan
120~200 45~52
3
290~320
4
100~120
Kolom As H-14
Utama 25 4 15
Sengkang 13 2
48~53 5
110~150
Balok As P/1-2 (Sisi Bawah)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
43
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 32 6 14
Sengkang 12 2
4
Keterangan
120~200 45~52
3
290~320
4
100~120
Kolom As H-14
Utama 25 4 15
Sengkang 13 2
48~53 5
110~150
Balok As P/1-2 (Sisi Bawah)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
43
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 4 16
Sengkang 13 2
1
Keterangan
51~54
5
110~150
5
65~75
Balok As P/1-2 (Sisi Samping)
Utama 25 4 17
Sengkang 13 2
50~55 2
370~420
Balok As 17/P-Q (Sisi Bawah)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
44
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 4 16
Sengkang 13 2
1
Keterangan
51~54
5
110~150
5
65~75
Balok As P/1-2 (Sisi Samping)
Utama 25 4 17
Sengkang 13 2
50~55 2
370~420
Balok As 17/P-Q (Sisi Bawah)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
44
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 4 18
Sengkang 13 2
2
Keterangan
75~85 51~57
6
70~120
Balok As 17/P-Q (Sisi Samping)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
45
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
No.
Identitas Elemen Struktur
Hasil Analisis
Diameter Spasi Selimut Jumlah Tulangan Tulangan Beton Tulangan (mm) (mm) (mm)
Utama 25 4 18
Sengkang 13 2
2
Keterangan
75~85 51~57
6
70~120
Balok As 17/P-Q (Sisi Samping)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
45
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.8 Pengujian Kedalaman Karbonasi
Hasil pengujian karbonasi pada material beton di Gedung Wisma Kosgoro, Jakarta ditunjukkan pada gambar-gambar berikut ini: Sample karbonasi 1 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 7,5 cm
Sample karbonasi 2 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.8 Pengujian Kedalaman Karbonasi
Hasil pengujian karbonasi pada material beton di Gedung Wisma Kosgoro, Jakarta ditunjukkan pada gambar-gambar berikut ini: Sample karbonasi 1 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 7,5 cm
Sample karbonasi 2 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 10 cm
Sample karbonasi 3 Core Drill Kolom N - 1 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 6 cm
Gambar 3.12 Uji karbonasi pada kolom lantai 14
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
46
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 4 Core Drill Kolom L - 17 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 17 cm Gambar 3.13 Uji karbonasi pada kolom lantai 14 (Lanjutan)
Sample karbonasi 5 Core Drill Pelat Q, R - 11, 12 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 15 cm
Sample karbonasi 6 Core Drill Kolom N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 20 cm
Gambar 3.14 Uji karbonasi pada kolom lantai 16
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
47
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 7 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 9 cm
Sample karbonasi 8 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 11 cm
Sample karbonasi 9 Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 10 cm Gambar 3.15 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 (Lanjutan)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
48
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 10 Core Drill Balok S, T - 13 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 20 cm
Gambar 3.16 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 (Lanjutan)
Sample karbonasi 11 Core Drill Kolom R - 1 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 27 cm
Sample karbonasi 12 Core Drill Balok Q - 4 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 26,5 cm
Gambar 3.17 Uji karbonasi pada kolom lantai 17
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
49
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 13 Core Drill Pelat Q, R - 3, 4 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 9,5 cm
Sample karbonasi 14 Core Drill Pelat Q, R - 4, 5 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 10 cm
Sample karbonasi 15 Core Drill Kolom N - 1 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 6 cm
Gambar 3.18 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 (Lanjutan)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
50
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 16 Core Drill Kolom A - 6 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 12 cm
Sample karbonasi 17 Core Drill Balok Q, R - 3 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 21 cm
Sample karbonasi 18 Core Drill Pelat Q, R - 3, 4 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 15 cm
Gambar 3.19 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 (Lanjutan)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
51
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 19 Core Drill Kolom P - 17 Lantai 18 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 21,5 cm
Sample karbonasi 20 Core Drill Kolom R - 17 Lantai 18 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 14 cm
Sample karbonasi 21 Core Drill Pelat O, P - 12, 13 lantai 18 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 10 cm
Gambar 3.20 Uji karbonasi pada kolom lantai 18
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
52
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 22 Core Drill Balok P - 13, 14 lantai 18 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 26,5 cm
Sample karbonasi 23 Core Drill Pelat Q - 3, 4 lantai 18 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 9 cm Gambar 3.21 Uji karbonasi pada kolom lantai 18 (Lanjutan)
Sample karbonasi 24 Core Drill Kolom A - 6 Lantai 19 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 12 cm Gambar 3.22 Uji karbonasi pada kolom lantai 19
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
53
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 25 Core Drill Balok Q - 3, 4 Lantai 19 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 13,5 cm
Sample karbonasi 26 Core Drill Pelat Q - 3, 4 Lantai 19 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 9 cm
Sample karbonasi 27 Core Drill Balok Q - 3, 4 Lantai 19 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 13 cm Gambar 3.23 Uji karbonasi pada kolom lantai 19 (Lanjutan)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
54
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 28 Core Drill Kolom R - 1 Lantai 20 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 27 cm
Sample karbonasi 29 Core Drill Balok Q, R - 3 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 21 cm
Sample karbonasi 30 Core Drill Pelat Q, R - 3, 4 tidak terkarbonasi
Panjang lubang sample Core Drill 15 cm
Gambar 3.24 Uji karbonasi pada kolom lantai 20
Secara keseluruhan, sampel beton pada lantai 16 – 20 (area terbakar) belum mengalami karbonasi (reaksi dengan karbondioksida) dan masih memiliki sifat pH beton normal.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
55
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.9 Pemeriksaan Kuat Tekan Sampel Beton Inti ( Core Drill )
Pengambilan sampel beton inti dilakukan pada elemen pelat, balok, dan kolom struktur di lantai 14 – 20. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk pengujian kuat tekan. Hasil pengujian kuat tekan sampel beton dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.11 Hasil Pengujian Kuat Tekan Sampel Beton Inti
No
ID Elemen Struktur
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Pelat Balok Pelat Kolom Balok Pelat Kolom Balok Pelat Kolom Balok Kolom
Kode Sample
Tegangan Tinggi Diameter Berat Beban Hancur Sample Sample Rasio Sample Max (P) Silinder (f'c ) (L) (D) L/D (gr) (kg) 2 (cm) (cm) (kg/cm )
Kolom Lt. 14 - I Kolom Lt. 14 - II Kolom Tengah Lt. 14 Kolom Lt. 16 - I Kolom Lt. 16 - II Pelat Lt. 16 Balok Lt. 16
461 467 687 717 675 805 1163
13.9 14.0 8.1 8.6 7.8 9.1 14.0
Pelat Lt. 19 Kolom LT. 19 Balok LT. 19 Pelat LT.18 Kolom LT.18 Balok LT.18 Pelat LT.17 Kolom LT.17 Balok LT.17 Kolom LT.16
762 792 728 778 1102 820 878 1055 867 1180
8.4 9.0 8.0 8.1 12.1 9.1 10.0 12.0 10.0 14.0
6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8 6.8
2.04 2.06 1.19 1.26 1.15 1.34 2.06
5,000 5,500 4,250 4,500 7,000 6,000 7,000
1.24 1.32 1.18 1.19 1.78 1.34 1.47 1.76 1.47 2.06
10,500 7,000 9,500 10,000 7,500 10,500 8,000 11,300 7,000 5,000
Faktor Koreksi Terhadap Rasio L/D
137.68 151.45 117.03 123.91 192.75 165.21 192.75 289.12 192.75 261.59 275.35 206.52 289.12 220.28 311.15 192.75 137.68
Faktor Kuat Tekan Setelah Kuat Tekan Kubus Koreksi Dikoreksi L/D dan Beton Terhadap Tulangan Yang Ada 2 2 Tulangan (kg/cm ) (kg/cm )
1.01 1.01 0.92 0.93 0.91 0.94 1.01 0.93 0.94 0.92 0.92 0.98 0.94 0.96 0.98 0.96 1.01
1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.07 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
138.37 152.48 107.49 115.46 175.25 155.77 194.06 267.96 181.34 239.48 270.13 202.66 272.60 211.04 305.03 184.66 138.61
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
166.71 183.70 129.50 139.11 211.14 187.68 233.81 322.84 218.49 288.53 325.46 244.17 328.44 254.27 367.51 222.48 167.00
56
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.10
Pengujian Porositas Beton
Pengujian porositas beton juga dilakukan pada sampel beton inti yang diperoleh bersamaan dengan sampel kuat tekan. Hasil pengujian porositas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.12 Hasil Pengujian Porositas Sampel Beton Inti
HASIL TEST
PEMBACAAN
A NO
KODE
Berat Benda Uji Kering (gr)
B
C
D
Berat B enda Uji SSD (gr)
Berat B enda Uji Setelah direbus (gr)
Berat Benda Uji Dalam Air SSD (gr)
PENYERAPA PENYERAPA
N SETELAH
N SETELAH
PERENDAMA
PERENDAMA
N DAN
N ( %)
PENDIDIHAN
KERAPATAN KERAPATAN
MASSA
MASSA
SETELAH
KERING
PERENDAMA N
(%)
MASSA SETELAH
KERAPATAN
PERENDAMA
SEMU
N DAN
VOLUME RONGGA PERMEABEL
PENDIDIHAN
9.87
10.31
2.14
2.35
2.36
2.74
22.06
317
8.20
8.80
2.20
2.38
2.40
2.73
19.38
716
413
8.09
9.31
2.16
2.34
2.36
2.71
20.13
694
701
401
8.61
9.70
2.13
2.31
2.34
2.68
20.67
834
908
915
526
8.87
9.71
2.14
2.33
2.35
2.71
20.82
Balok Lt. 16
683
742
749
430
8.64
9.66
2.14
2.33
2.35
2.70
20.69
7
Pelat Lt. 17
610
659
663
382
8.03
8.69
2.17
2.35
2.36
2.68
18.86
8
Kolom Lt. 17
695
743
748
434
6.91
7.63
2.21
2.37
2.38
2.66
16.88
9
Kolom Lt. 18
839
912
918
528
8.70
9.42
2.15
2.34
2.35
2.70
20.26
10
Balok Lt. 18
611
661
664
382
8.18
8.67
2.17
2.34
2.35
2.67
18.79
11
Kolom Lt. 19
655
706
709
410
7.79
8.24
2.19
2.36
2.37
2.67
18.06
12
Balok Lt. 19
669
716
721
433
7.03
7.77
2.32
2.49
2.50
2.83
18.06
13
Pelat Lt. 19
488
523
528
303.5
7.17
8.20
2.17
2.33
2.35
2.64
17.82
1
Kolom Lt. 14
446
490
492
283.5
2
Kolom Lt. 14
500
541
544
3
Kolom Lt. 14
655
708
4
Pelat Lt. 16
639
5
Kolom Lt. 16
6
KERAPATAN
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
57
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
3.10
Pengujian Porositas Beton
Pengujian porositas beton juga dilakukan pada sampel beton inti yang diperoleh bersamaan dengan sampel kuat tekan. Hasil pengujian porositas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.12 Hasil Pengujian Porositas Sampel Beton Inti
HASIL TEST
PEMBACAAN
A NO
KODE
B
Berat B enda Berat Benda Uji Uji SSD Kering (gr) (gr)
C
D
Berat B enda Uji Setelah direbus (gr)
Berat Benda Uji Dalam Air SSD (gr)
PENYERAPA PENYERAPA
N SETELAH
N SETELAH
PERENDAMA
PERENDAMA
N DAN
N ( %)
PENDIDIHAN
KERAPATAN KERAPATAN
MASSA
MASSA
SETELAH
KERING
PERENDAMA N
(%)
MASSA SETELAH
KERAPATAN
PERENDAMA
SEMU
N DAN
VOLUME RONGGA PERMEABEL
PENDIDIHAN
9.87
10.31
2.14
2.35
2.36
2.74
22.06
317
8.20
8.80
2.20
2.38
2.40
2.73
19.38
716
413
8.09
9.31
2.16
2.34
2.36
2.71
20.13
694
701
401
8.61
9.70
2.13
2.31
2.34
2.68
20.67
834
908
915
526
8.87
9.71
2.14
2.33
2.35
2.71
20.82
Balok Lt. 16
683
742
749
430
8.64
9.66
2.14
2.33
2.35
2.70
20.69
7
Pelat Lt. 17
610
659
663
382
8.03
8.69
2.17
2.35
2.36
2.68
18.86
8
Kolom Lt. 17
695
743
748
434
6.91
7.63
2.21
2.37
2.38
2.66
16.88
9
Kolom Lt. 18
839
912
918
528
8.70
9.42
2.15
2.34
2.35
2.70
20.26
10
Balok Lt. 18
611
661
664
382
8.18
8.67
2.17
2.34
2.35
2.67
18.79
11
Kolom Lt. 19
655
706
709
410
7.79
8.24
2.19
2.36
2.37
2.67
18.06
12
Balok Lt. 19
669
716
721
433
7.03
7.77
2.32
2.49
2.50
2.83
18.06
13
Pelat Lt. 19
488
523
528
303.5
7.17
8.20
2.17
2.33
2.35
2.64
17.82
1
Kolom Lt. 14
446
490
492
283.5
2
Kolom Lt. 14
500
541
544
3
Kolom Lt. 14
655
708
4
Pelat Lt. 16
639
5
Kolom Lt. 16
6
KERAPATAN
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO
57
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
BAB 4 KESIMPULAN & REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil investigasi diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi eksisting sebagian besar elemen struktur, khususnya di lokasi pelaksanaan pengujian/investigasi, sudah melewati kondisi batas servis yang ditunjukkan dengan ditemukannya retak struktural pada elemen pelat dan balok. 2. Mutu beton eksisting (sampel beton inti) yang rendah jika dibandingkan dengan spesifikasi mutu beton awal menunjukkan penurunan/degradasi material beton yang cukup signifikan, mungkin disebabkan oleh sifat alami beton atau efek terbakar. 4.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas, direkomendasikan langkah – langkah berikut:
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
BAB 4 KESIMPULAN & REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil investigasi diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi eksisting sebagian besar elemen struktur, khususnya di lokasi pelaksanaan pengujian/investigasi, sudah melewati kondisi batas servis yang ditunjukkan dengan ditemukannya retak struktural pada elemen pelat dan balok. 2. Mutu beton eksisting (sampel beton inti) yang rendah jika dibandingkan dengan spesifikasi mutu beton awal menunjukkan penurunan/degradasi material beton yang cukup signifikan, mungkin disebabkan oleh sifat alami beton atau efek terbakar. 4.2 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh di atas, direkomendasikan langkah – langkah berikut: 1. Kajian
risiko
(collapse
analysis)
lebih
lanjut
perlu
dilakukan
jika
penggunaan/operasional gedung dilanjutkan. 2. Revitalisasi (penggantian) struktur (bawah dan atas) secara keseluruhan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan penggunaan bangunan di kemudian hari.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 4 KESIMPULAN & REKOMENDASI
58
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
LAMPIRAN DOKUMENTASI
[Pengujian Beban – Loading Test ]
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | LAMPIRAN DOKUMENTASI
L-1