LATAR BELAKANG Bencana dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, baik disebabkan oleh faktor alam, non alam, maupun sosial. Adalah hal yang lumrah, bahwa bencana selalu membawa kerugian, baik material maupun non-material. Satu yang harus diwaspadai dari berlangsungnya bencana adalah penanganan pasca bencana karena biasanya bencana selalu diikuti oleh masalah kesehatan. Belajar dari berbagai pengalaman yang telah terjadi, masyarakat pada umumnya belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi bencana, sehingga pada saat terjadi masyarakat tidak mampu mengantisipasi agar jumlah korban dan kerugian materian dan non material tidak semakin membeludak. Dengan adanya ketidakmampuan teRSebut, banyak korban jiwa yang langsung dirujuk ke Rumah Sakit (RS) terdekat. Olehkarenanya, RS memiliki tanggung jawab untuk menyediakan tempat yang aman bagi pasien korban bencana. Untuk meminimalisir resiko pasca bencana, RS harus memiliki perencanaan dan prosedur untuk penanganan bencana, yaitu menjaga agar fungs, struktur, medical support, dan menejemen support tidak kolaps walaupun pasien yang berobat sangat banyak. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang kesiapsiagaan penanganan korban bencana dan musibah masal. Tujuan khusus : 1. Memahami Memahami pentingny pentingnyaa penanganan penanganan bencana bencana berbasis berbasis rumah rumah sakit sakit dan pelayan pelayanan an kesehatan primer. 2.
Menilai pemahaman peserta mengenai kesiapan RS dalam menghadapi bencana dan musibah missal.
3. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu membuat membuat rencana rencana langkah-la langkah-langkah ngkah penanganan penanganan bencana bencana dan dan musibah musibah missal. KEGIATAN: studi banding ke RS Bethesda, dengan penjelasan dari tim siaga bencana RS. Dalam pertemuan dengan pihak RS, yaitu dengan pembicara Bp.Praptana yang menjabat sebagai Pelayanan Internal, Kepala Instalasi Gawat Darurat, dijelaskan mengenai tim pe nanganan bencana dengan mengambil contoh penanganan RS Bethesda pada bencana dan musibah masal yang terjadi saat gempa bumi Yogyakarta 27 Mei 2006.
Kronologis kejadian pada 27 Mei 2006
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Pada sekitar pukul 6 pagi, gempa berkekuatan 5,9 skala Richter menggunjang kota Yogyakarta dan sekitarnya. Beberapa waktu kemudian pasien berdatangan dari berbagai tempat, masuk ke RS Bethesda dari semua penjuru. Keadaan mereka berbeda-beda, sebagian besar pasien mengalami luka ringan-berat dan sebagian yang dibawa dalam keadaan meninggal dunia. Sedangkan keadaan pengungsi di RS berasal dari sanak keluarga dan mereka tanpa bekal apapun. Perbandingan rata-rata pasien dan keluarga yang mengantar (pengungsi) adalah 1:3, ini terjadi karena sebagian besar dari pasien dan keluarganya telah kehilangan tempat tinggal. RS Bethesda masih sedikit lebih beruntung, karena pada hari yang sama sedang diadakan peRSiapan untuk Pentakosta, sehingga sejak pagi hari tenaga medis sudah berdatangan. Kemudian, karena pada saat itu terjadi prediksi bahwa gunung Merapi akan meletus, RS Bethesda sedikit banyak telah mempeRSiapkan diri terhadap bencana masal (walaupun prediksi korban dan keteRSediaan obat yang ada juga berbeda) sehingga pada bencana yang lalu, RS Bethesda bisa bertahan dan tidak kolaps. 1. Tuju Tujuan an Pen Penang angan anan an Benc Bencan anaa Tujuan penanganan pasca bencana adalah sebagai berikut: -
Menu Menuru runk nkan an mort ortalit alitas as
-
Mencegah kec kecacatan
-
Menu Menuru runk nkan an mor morbi bidi dita tass (ang (angka ka kes kesak akit itan an))
-
Rehabilitasi pas pasien
-
Pasca perawatan
Untuk mencapai tujuan teRSebut, Tim Penang anan Bencana RS Bethesda memiliki misi yaitu strong leadeRShip, to respond victims quickly and comply to sop, to give the proper hospitality, h ospitality, dan fulfill the basic needed. Kesemuanya itu tergabung di dalam semboyan “Tolong dulu urusan belakang” Srtuktur organisasi Tim Penanganan Bencana di RS Bethesda sendiri sebagai berikut: Direktur | Koordinator | – ADM-SDM -------------------------------------------------------------
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
oleh seorang Dokter bedah, bernama dr. Puji Sri Rasmiati yang bertugas sebagai komandan. Beliau yang menangani semua penanganan yang berlangsung, misalnya saja dalam pemilihan relawan yang berkompeten. Dalam penanganan ini banyak sekali relawan yang menawarkan diri namun tidak semua bisa diterima oleh pihak RS karena tidak sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi yang diharapkan. Relawan tersebut misalnya saja dr.umum, dr.bedah, dr.forensik, perawat, apoteker, dan nakes. Oleh karenanya, untuk memilih relawan yang berkompeten dilakukanlah Manajeman Relawan, yaitu dengan mengindentifikasi identitas, lokasi, dan instruksi kerja. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi second terjadi second disaster , yaitu kolapsnya RS akibat ketidakmampuan petugas medis (termasuk relawan) untuk mengatasi/merawat semua pasien dengan baik.
Selain itu dalam penanganan bencana dam musibah masal ini juga harus diperhatikan keamanannya karena banyak juga pihak-pihak yang menjadikan bencan sebagai suatu yang menguntungkan bagi mereka. Dalam penanganan gempa kemarin tim keamanan kurang dapat terkoordinasi dengan baik karena keterbatasan tenaga yang ada pada saat itu, dikarenakan jumlah pasien yang menembus angka 1900 jiwa dan kedatangannya yang mendadak, sehingga (security) menyebabkan mereka semua kewalahan dalam menanganinya. Tugas dari keamanan security) sendiri adalah mengatur jalannya pasien baik yang datang maupun pergi. Sedangkan keamanan pasien yang ada dijaga oleh pasien sendiri, dan keamanan gedung (roboh atau tidak) ditangani oleh tim audit bangunan yang pada saat itu datang dari UGM.
Hal yang sebenarnya juga sangat dibutuhkan pada saat penanganan adalah komunikasi, Misalnya, pada saat dibutuhkan tambahan relawan atau obat-obatan. Namun pada saat bencana komunikasi sulit sekali untuk dilakukan. Karena telepon tidak bisa dipakai dan satu-satunya komunikasi hanya melalui radio. Sehingga hubungan dengan luar terhambat . Pada saat bencana yang lalu, layanan komunikasi telepon baru dapat dioperasikan 2 atau 3 hari setelah kejadian.
Dalam penanganan korban-korban bencana sendiri perlu dilakukannya triase, yaitu proses
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
•
Prioritas Nol – Hitam/Putih: Pasien telah meninggal atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi.
•
Prioritas Pertama – Merah: Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan dan transport segera (gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat, luka bakar berat).
•
Prioritas Kedua – Kuning: Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher, serta luka bakar ringan).
•
Prioritas Ketiga - Hijau: Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas serta gawat darurat psikologis). http://as.casalemedia.com/cmp2.swf
Dalam penanganan pada saat itu pihak RS menggunakan Trase ditempat, yaitu Triase yang dilakukan ditempat korban ditemukan atau pada tempat penampungan.
Pelayanan RS pada saat terjadi gempa semua tim melakukan pelayanan tanpa dinding hal ini karena di dalam RS sendiri pasiennya sangat penuh akan korban bencana bahkan sampai pelataran parkeir, oleh karenanya petugas medis harus mendatangi pasien satu persatu, inilah yang kemudian disebut sebagai Rumah Sakit tanpa dinding. Hasil kerja dari tim sendiri tercatat sebagai berikut: -
Tidak Tidak ada ada inf infek eksi si yang yang sign signif ifik ikan an
-
Tidak ad ada te tetanus
-
Tida Tidak k ada ada comp compar arte teme men n synd syndro rome me
-
Tida Tidak k ada ada crus crush h syn syndr drom omee
Walaupun hasil kerja yang cukup bagus dari tim RS, namun semua itu masih dirasa kurang
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
-
Triase du dual la layer
-
PK/IK dirubah
-
Simulasi periodik
-
IT ben benccana di disiapkan
Tindak lanjut yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit setelah pasien menjalani perawatan, pihak Rumah Sakit mengembalikan para pasien kepada keluarganya, kemudian bagi pasien yang sudah tidak memiliki tempat tinggal karena hancur terkena gempa, dikembalikan ke pos-pos pengungsian di sekitar mereka tempat tinggal mereka.
Dari semua kejadian yang telah berlangsung pasti ada suatu pengalaman baru yang didapatkan. Jika saja pada saat ini terjadi bencana pihak Rumah Sakit sudah lebih siap dalam menangani para korban yang ada. Karena pihak Rumah Sakit sendiri sendiri telah membuat rencana tindak lanjut untuk proses-proses penanganan para korban seperti yang tertera diatas. Dan tentunya organisasi yan g dibentuk telah siap semua dalam menanganinya.
The world's largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
LAPORAN HOSPITAL DISASTER PLAN
Oleh