LAPORAN HIPERKES DAN K3 INTENSITAS BISING, GETARAN DAN TEKANAN PANAS DI BALAI YASA PT. KAI YOGYAKARTA
Disusun oleh: KELOMPOK I :
dr. Eko Cahyadi dr. Yeni Verawati dr. Decky Yoga Saputro dr. Herratri Wikan Nur Agusti dr. Adrian Taufik dr. Ranisa Handayani dr. Muhammad Abdurrahman dr. I Komang Adhi Amertajaya dr. Prima Hari Pratama dr. Nila Kusuma dr. Putri Maulida Novianti dr. Arya Prasiddha Putra
BALAI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA YOGYAKARTA 2010 1
DAFTAR ISI
Hala Halama man n Judul Judul…… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... .. Daft Daftar ar Isi… Isi……… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ……… … BAB BAB I. LATA LATAR R BELA BELAKA KANG NG…… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... BAB BAB II. II. TINJ TINJAUA AUAN N PUS PUSTA TAKA… KA……… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... BAB BAB III. III. HASI HASIL L DAN DAN PEMB PEMBAH AHASA ASAN… N……… ………… ………… ………… ………… ………… ………… …….. III.1. III.1. Hasil Hasil……… …………… …………… ……………… ……………… ……………… …………… …………… ……………… ……………. ……... III.2. III.2. Pembahas Pembahasan… an………… ……………… ……………… ……………… ……………… ……………… …………… …………. ……..... ...... .. BAB BAB IV. IV. KESI KESIMP MPUL ULAN AN…… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………… ………. …... BAB V. SARAN… SARAN………… ……………… ……………… ……………… ……………… …………… …………… ……………. …….... ...... ..... DAFTAR DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA……… ……………… …………… …………… ……………… ……………… ……………… ………….. …...... ...... ..
1 2 3 6 25 25 27 33 34 35
2
BAB I LATAR BELAKANG Meng Mengha hada dapi pi
era era
glob global alis isas asi, i,
kete ketena naga ga-k -ker erja jaan an
sema semaki kin n
diha dihara rapk pkan an
konstri konstribus businy inyaa dalam dalam mening meningkat katkan kan kualita kualitass sumber sumber daya daya manusi manusiaa yang yang akan akan tercer tercermin min dengan dengan mening meningkat katnya nya profes profesion ionali alisme sme,, kemandi kemandiria rian, n, etos etos kerja kerja dan produ produkti ktivit vitas as kerja. kerja. Untuk Untuk menduk mendukung ung itu semua semua diperl diperlukan ukan tenaga tenaga kerja kerja dan ling lingku kunga ngan n kerja kerja yang yang seha sehat, t, sela selama mat, t, nyam nyaman an dan menj menjam amin in peni peningk ngkat atan an produktivitas kerja. Kesela Keselamat matan an dan Keseha Kesehatan tan Kerja Kerja (K3) (K3) adalah adalah kepenti kepentinga ngan n pengusa pengusaha, ha, pekerja dan pemerintah di seluruh dunia. Menurut perkiraan ILO, setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya akibat kerja ini amat besar. ILO memperkirakan kerugian yang dialami sebagai akibat kecelakaankecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP). Pada dasawarsa 1990-an, Indonesia, melewati suatu periode yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat hingga tahun 1997, walaupun periode sesudah itu didera oleh krisis keuangan. Selama tahap pertumbuhan tersebut, ternyata jumla jumlah h kecela kecelakaa kaan n kerja kerja cenderu cenderung ng mengal mengalami ami kenaika kenaikan. n. Tetapi Tetapi selama selama reses resesi, i, jumla jumlah h biaya biaya yang yang dialok dialokasi asikan kan untuk untuk kesela keselamat matan an dan keseha kesehatan tan kerja kerja justr justru u termasuk salah satu yang mengalami pemangkasan. Sehubungan dengan hal ini, ILO berpendapat bahwa apapun keadaan yang menimpa suatu negara, keselamatan dan kesehatan pekerja adalah hak asasi manusia yang mendasar, yang bagaimanapu bagaimanapun n juga tetap harus dilindungi, dilindungi, baik sewaktu sewaktu negara tersebut tersebut sedang mengalami pertumbuhan ekonomi maupun ketika sedang dilanda resesi.
3
Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebih tinggi dibanding negara-negara industri. Kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang pertanian, perikanan, perkayuan, pertambangan dan konstru konstruksi ksi.. Tingka Tingkatt buta buta huruf huruf yang yang tinggi tinggi dan pelati pelatihan han yang yang kurang kurang memada memadaii mengen mengenai ai metodemetode-met metode ode kesela keselamat matan an kerja kerja mengaki mengakibat batkan kan tinggi tingginya nya angka angka kemati kematian an yang yang terjad terjadii karena karena kebakar kebakaran an dan pemakai pemakaian an zat-zat zat-zat berbah berbahaya aya yang yang mengak mengakibat ibatkan kan penderi penderitaa taan n dan penyak penyakit it yang yang tak terungk terungkap ap termas termasuk uk kanker, kanker, penyakit jantung dan stroke. Praktek-praktek ergonomis yang kurang memadai mengakibatkan gangguan pada otot, yang mempengaruhi mempengaruhi kualitas kualitas hidup dan produktivi produktivitas tas pekerja. pekerja. Selain Selain itu, masala masalah-m h-masa asalah lah sosial sosial kejiwa kejiwaan an ditemp ditempat at kerja kerja sepert sepertii stres stres ada hubungan hubungannya nya dengan masalah-masalah kesehatan yang serius, termasuk penyakit-penyakit jantung, stroke, stroke, kanker kanker yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh masala masalah h hormon hormon,, dan sejuml sejumlah ah masala masalah h kesehatan mental. Pada tahun 2002, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea menyebutkan bahwa kecelakaan kerja menyebabkan hilangnya 71 juta jam orang kerja, kerja, yang yang seharu seharusny snyaa dapat dapat secara secara produkt produktif if digunak digunakan an untuk untuk bekerja bekerja apabila apabila pekerja-pekerja yang bersangkutan tidak mengalami kecelakaan dan kerugian laba sebesar 340 milyar rupiah. Bulan Januari 2003 menyebutkan bahwa kecelakaan di tempat kerja yang tercatat di Indonesia telah meningkat dari 98,902 kasus pada tahun 2000 menjadi 104,774 kasus pada tahun 2001. Dan 11 selama paruh pertama tahun 2002 2002 saja saja,, tela telah h terc tercat atat at 57,9 57,972 72 kecel kecelaka akaan an kerj kerja. a.Me Mesk skip ipun un ting tinggi giny nyaa angka angka kecelakaan kerja ini cukup memprihatinkan, hal ini menyiratkan adanya perbaikan yang yang nyata nyata dalam dalam pelapor pelaporan an dan penyeba penyebaran ran inform informasi asi tentan tentang g kecela kecelakaan kaan kerja kerja kepada masyarakat. Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jender Jenderal al Hindia Hindia Belanda Belanda,, Mr.L. Mr.L.A.J A.J Baron Baron Sloet Sloet van den Beele. Beele. Pembang Pembangunan unan diprak diprakars arsai ai oleh oleh "Naaml "Naamlooze ooze Venoots Venootscha chap p Nederla Nederlandsc ndsch h Indische Indische Spoorweg Spoorweg 4
(NV. NISM) NISM) yang yang dipimp dipimpin in oleh oleh Ir.J.P Ir.J.P de Bordes Bordes dari Kemije Kemijen n Maatschappij" (NV. menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867. Walaupun kereta api dikatakan cukup diminati masyarakat, bukan berarti alasan tersebut dikarenakan oleh rasa aman yang ditimbulkan. Bahkan kereta api menjadi menjadi salah satu penyebab kecelakaan bahkan kematian bagi masyarakat masyarakat.. Hal ini dilihat dari jumlah angka kecelakaan yang menimpa baik karyawatan PT. Kereta Api maup maupun un penum penumpan pangn gnya ya.. Data Data kecel kecelaka akaan an yang yang terj terjadi adi di pint pintu u lint lintas asan an ini ini mempunyai frekuensi yang sangat tinggi. Dalam lima tahun terakhir (2003-2007), terjadi 134 kasus tabrakan antara kereta api dengan kendaraan bermotor lainnya, dan 31 kasus tabrakan kereta api dengan kereta api. Kecelakaan akibat anjloknya anjloknya kereta dari dari relnya relnya mencap mencapai ai 538 kasus kasus pada pada period periodee yang yang sama, sama, atau atau rata-r rata-rata ata hampir hampir human error error dan sembil sembilan an kasus kasus setiap setiap bulan. bulan. Rawann Rawannya ya kecela kecelakaan kaan akibat akibat human
ketidaklaikan sarana dan prasarana telah memakan korban jiwa sebanyak 257 orang meninggal dunia, 478 luka berat, dan 486 luka ringan selama lima tahun terakhir. Sedangka Sedangkan n pada tahun tahun 2008 jumlah jumlahnya nya mengal mengalami ami penuru penurunan nan menjad menjadii 7 kasus, kasus, diantara diantaranya nya terdir terdirii atas atas 3 kasus kasus tabrak tabrakan an dan 4 kasus kasus anjlok anjlok.. Untuk Untuk itu pemer pemerint intah ah telah telah mengat mengaturn urnya ya dalam dalam Peratu Peraturan ran Menter Menterii Tenaga Tenaga Kerja Kerja Nomor: Nomor: Per05./MEN/1996 tentang berbagai aspek Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang perlu mendapatkan perhatian, perlindungan tenaga kerja mendapatkan prioritas yang cukup cukup ting tinggi gi dalam dalam suat suatu u indu indust stri ri,, khu khusu susn snya ya indu indust stri ri yang yang rawan rawan ceder cedera, a, pencemaran dan penyakit akibat kerja. Selain Selain menerbitkan menerbitkan peraturan peraturan dan undang-undang, undang-undang, sebaiknya pemerintah pemerintah mengajak masyarakat untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di area stasiu stasiun n kereta kereta api dengan dengan berbaga berbagaii metode metode yang yang menari menarik, k, gun gunaa memini meminimal malisa isasi si kecela kecelakan kan dan ganggua gangguan-ga n-gangg ngguan uan kerja kerja baik baik bagi karyaw karyawan an maupun maupun pengguna pengguna stasiun lainnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kese Kesela lama mata tan n dan dan kese keseha hata tan n kerj kerjaa (K3) (K3) meru merupa paka kan n inst instru rume men n
yang yang
memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. .( Suma’mur, 1988) K3 mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan menghabiskan banyak banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memb emberi
keun euntung ungan
yang
berlimpah
pad pada
masa
yang
akan kan
dat dating.
( http://www http://www.sinar .sinarharapa harapan.co.id n.co.id)) Sedangkan Sedangkan definisi definisi Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan Kerja (K3) menurut falsafah keselamatan kerja dapat diterangnkan sebagai berikut: ” menjamin menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan kesempurnaan baik jasmaniah jasmaniah maupu rohaniah rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya, tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya ” (Dalih, 1982)
Perumusan falsafah ini harus dipakai sebagai dasar dan titik tolak dari tiap usah usahaa kese kesela lama mata tan n kerj kerjaa kare karena na dida didala lamn mnya ya tela telah h terc tercak akup up panda pandanga ngan n sert sertaa pemik pemikira iran n filoso filosofis fis,, sosial sosial-te -tekni kniss dan sosial sosial ekonom ekonomis. is. Oleh Oleh sebab sebab itu dibuat dibuat peraturan–peraturan mengenai berbagai jenis keselamatan kerja sebagai berikut: 1. Keselamatan kerja dalam industri ( industrial safety) 2. Keselamatan kerja di pertambangan ( mining safety) 3. Keselamatan kerja dalam bangunan ( building and construction safety) 4. Keselamatan kerja lalu lintas ( traffic safety) 5. Keselamatan kerja penerbangan (flight safety) 6. Keselamatan kerja kereta api ( railway safety) 7. Keselamatan kerja di rumah ( home safety) 6
8. Keselamatan kerja di kantor ( office safety) Menuru Menurutt UndangUndang-Unda Undang ng No.23/ No.23/ 1992 tentan tentang g keseha kesehatan tan member memberika ikan n ketent ketentuan uan mengena mengenaii kesehat kesehatan an kerja kerja dalam dalam Pasal Pasal 23 yang yang menyeb menyebutk utkan an bahwa bahwa kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya supaya mereka mereka dapat mengoptimalkan mengoptimalkan produktivitas produktivitas kerja mereka mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja (Departmen Kesehatan 2002). Higien Higienee perusa perusahaa haan n dan Kesela Keselamat matan an dan Keseha Kesehatan tan Kerja Kerja (K3) (K3) dapat dapat dikatakan memiliki satu kesatuan pengertian, yang merupakan terjemahan resmi dari ”Occupat dimana na diar diarti tika kan n seba sebaga gaii lapa lapang ngan an kese keseha hata tan n yang yang Occupation ional al Health Health” dima mengu enguru rusi si
prob probllemat ematiik
kese keseha hattan
secar ecaraa
meny menyel elur uruh uh
terha erhada dap p
tena tenaga ga
kerja.Menye kerja.Menyeluruh luruh maksudnya maksudnya usaha-usaha usaha-usaha kuratif, kuratif, preventif, preventif, penyesuaian penyesuaian faktor faktor menusiawi terhadap pekerjaanya. ( Suma’mur, 1988) Tujuan Tujuan utama utama dari dari dari dari Kesela Keselamat matan an dan Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja (K3) (K3) adalah adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan tersebut dapat tercapai karena terdapat korelasi antara derajat kesehatan yang tinggi dengan produktivitas kerja atau perusahaan berdasarkan kenyataan-kenyataan sebagai berikut ( Suma’mur, 1988) : 1. Untuk Untuk efisie efisiensi nsi kerja kerja yang yang optim optimal al dan sebaik sebaik-bai -baikny knyaa pekerj pekerjaan aan harus harus dilakukan dilakukan dengan cara dan dalam lingkungan lingkungan kerja yang memenuhi syaratsyaratsyarat kesehatan. Lingkungan dan cara yang dimaksud meliputi diantaranya tekanan panas, penerangan ditempat kerja, debu di udara ruang kerja, sikap badan, penyerasian manusia dan mesin, dan pengekonomisan usaha. 2. Biaya dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta penyakit umum yang meningkat jumlahnya oleh karena pengaruh yang memburukkan keadaan oleh bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan sangat mahal misalnya meliputi pengobatan, perawatan di rumah sakit, rehabilitasi, absenteisme, kerusa kerusakan kan mesin, mesin, perala peralatan tan dan bahan bahan akibat akibat kecela kecelakaan kaan,, tergan terganggun ggunya ya pekerjaan dan cacat yang menetap. 7
Untuk Untuk mencap mencapai ai tujuan tujuannya nya Kesela Keselamat matan an dan Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja (K3) (K3) juga juga harus harus mempel mempelaja ajari ri ilmuilmu-ilm ilmu u yang yang berkai berkaitan tan erat erat dengann dengannya ya sepert sepertii ergono ergonomi, mi, psikologi industri, toksiologi industri, dan lain sebagainya.
2.1.1. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Dibuat Dibuatkann kannya ya UndangUndang-und undang ang Kesela Keselamat matan an dan Keseha Kesehatan tan Kerja Kerja dalam dalam praktik praktik Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan Kesehatan Kerja (K3) adalah sesuatu sesuatu yang sangat penting penting dan dan haru harus. s. Kare Karena na hal hal ini ini akan akan menj menjam amin in dila dilaks ksana anaka kann nnya ya Kese Kesela lama mata tan n dan dan Kesehatan Kerja (K3) secara baik dan benar. Kemudian konsep ini berkembang menjadi employers yaitu u K3 menj menjad adii tang tanggu gung ng jawa jawab b peng pengus usah aha, a, employers liability liability yait buruh/pekerja, dan masyarakat umum yang berada di luar lingkungan kerja. Dalam konteks bangsa Indonesia, kesadaran kesadaran K3 sebenarnya sudah ada sejak pemerintahan kolonial Belanda. Misalnya, pada 1908 parlemen Belanda mendesak Pemerintah Belanda memberlakukan K3 di Hindia Belanda yang ditandai dengan Veiligheids Reglement, Reglement, Staatsblad Staatsblad No. 406 Tahun 1910. Selanjutnya, penerbitan Veiligheids
pemerintah kolonial Belanda menerbitkan beberapa produk hukum yang memberikan perli perlindun ndungan gan bagi bagi kesela keselamat matan an dan keseha kesehatan tan kerja kerja yang yang diatur diatur secara secara terpis terpisah ah berdasarkan masing-masing sektor ekonomi. Beberapa Beberapa diantaranya diantaranya yang menyangkut menyangkut sektor perhubungan perhubungan yang mengatur lalu lintas perketaapian seperti tertuang dalam Algemene Regelen Betreffende de Aanleg en de Exploitate van Spoor en Tramwegen Bestmend voor Algemene Verkeer in Indonesia (Peraturan umum tentang pendirian dan perusahaan Kereta Api dan
Trem untuk lalu lintas umum Indonesia) dan Staatblad 1926 No. 334, Schepelingen Ongevallen Regeling 1940 (Ordonansi Kecelakaan Pelaut), Staatsblad 1930 No. 225, Veiligheids Reglement (Peraturan Keamanan Kerja di Pabrik dan Tempat Kerja), dan
sebagainya. Namun sekarang Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja, sedangkan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan adalah UU Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja. Pengaturan hokum K3 dalam konteks diatas adalah 8
sesuai sesuai dengan dengan sektor sektor/bi /bidan dang g usaha. usaha. Misaln Misalnya, ya, UU No.13 No.13 Tahun Tahun 1992 tentan tentang g Perkerataapian, UU No.14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No.15 Tahun 1992 tentang Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan lainnya.
2.1.2. Kecelakaan kerja
Terjadinya Kecelakaan kerja yang mengakibatkan luka-luka ataupun cacat berda berdasar sarkan kan peneli penelitia tian n dan pengala pengalaman man merupak merupakan an akibat akibat dari dari berbaga berbagaii faktor faktor sebagai berikut (Bennet, 1985) : 1. Golongan fisik a. Bunyi Bunyi dan getaran getaran yang yang bisa bisa menyeb menyebabk abkan an ketuli ketulian an dan pekak pekak baik baik sementara maupu permanen. hiperprexia, heat b. Suhu Suhu ruang ruang kerja. kerja. Suhu Suhu yang yang tinggi tinggi menyeb menyebabka abkan n hiperprexia, stroke, dan heat cramps ( keadaan panas badan yang tinggi suhunya ).
Seda Sedang ngka kan n suhu suhu yang yang rend rendah ah dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n keka kekaku kuan an dan dan peradangan. c. Radiasi sinar rontgen atau sinar-sinar radioaktif menyebabkan kelainan pada kulit, mata, dan bahkan susunan darah. 2. Golongan kimia a. Debu dan serbuk menyebabkan terganggunya saluran pernafasan. b. Kabut dari racun serangga yang menimbulkan keracunan. c. Gas, Gas, seba sebaga gaii conto contoh h kerac keracuna unan n gas gas karbon karbonmo mono noks ksid ida, a, sulf sulfur ur,, dan sebagainya. d. Uap, menyebabkan keracunan dan penyakit kulit. e. Cairan beracun. 3. Golongan Biologis a. Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau menimbulkan alergi; b. Penyeki Penyekitt yang yang diseba disebabkan bkan oleh oleh hewanhewan-hew hewan an di tempat tempat kerja, kerja, misal misal penyakit antrax atau brucella di perusahaan penyamakan kulit. 9
4. Golongan Fisiologis a. Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh manusia. b. Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan fisik. c. Cara bekerja yang membosankan/ titik jenuh tinggi. 5. Golongan Psikologis a. Proses kerja yang rutin dan membosankan; b. Hubungan kerja yang tidak harmonis antar karyawan tau terlalu menekan atau sangat menuntut; c. Suasana kerja yang kurang aman.
2.2. Potensi Bahaya Fisik 2.2.1. Bising 2.2.1.1. Definisi Kebisingan
Bising merupakan suara yang tidak dikehendaki (unwanted sound). yang yang menimb menimbulk ulkan an berbaga berbagaii macam macam ganggua gangguan, n, yaitu: yaitu: ganggua gangguan n pendenga pendengaran ran,, fisiologis, komunikasi,performance, gangguan tidur dan psikologis. Pemerintah telah menetapkan Nilai Ambang Kebisingan sebesar 85 dB(A) untuk lingkungan kerja yaitu suatu iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih dapat dihad dihadap apii dalam dalam peker pekerja jaann annya ya seha sehari ri-h -har arii tida tidak k meng mengak akib ibat atkan kan penya penyaki kitt atau atau gangguan kesehatan untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu. Definisi lain tentang kebisingan antara lain: a. Denis dan Spooner, bising adalah suara yang timbul dari getaran-getaran yang tidak teratur dan periodik. b. Hirrs dan ward, bising adalah suara yang komplek yang mempunyai sedikit atau bahkan tidak periodik, bentuk gelombang tidak dapat diikuti atau di produsir dalam waktu tertentu. c. Spooner, bising adalah suara yang tidak mengandung kualitas musik. 10
d. Sataloff, bising adalah bunyi yang terdiri dari frekuensi yang acak dan tidak berhubungan satu dengan yang lainnya lainnya e. Burn Burn,, Litt Little ler, r, dan dan wall wall bisi bising ng adal adalah ah suar suaraa yang yang tida tidak k dike dikehe henda ndaki ki kehadirannya oleh yang mendengar dan mengganggu. f. Menurut Menurut permenkes permenkes RI NO : 718 / MENKES MENKES / PER / XI / 1987 tentang tentang kebisi kebisinga ngan n yang yang berhub berhubunga ungan n dengan dengan kesehat kesehatan, an, BAB I pasal pasal I (a) : kebi kebisi sing ngan an adal adalah ah terj terjad adin inya ya buny bunyii
yang yang
tida tidak k
dike dikehen henda daki ki,,
sehingga menganggu dan atau membahayakan kesehatan.
2.2.1.2. Klasifikasi Kebisingan
Di tempat kerja, kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenis golongan besar, yaitu : (steady noise) dipisahkan lagi menjadi dua jenis, a. Kebisingan Kebisingan yang yang tetap tetap steady
yaitu : 1) Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise) Kebisi Kebisingan ngan ini merupa merupakan kan „nada„nada-nad nada„ a„ murni murni pada pada frekue frekuensi nsi yang yang beragam., contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya. 2) Kebisingan tetap ( Brod Brod band noise) Kebisingan dengan frekuensi terputus dan Brod band noise sama-sama digolo digolongka ngkan n sebagai sebagai kebisi kebisingan ngan tetap tetap steady Perbedaannya (steady noise). Perbedaannya adalah adalah brod brod band band noise noise terjad terjadii pada frekuen frekuensi si yang yang lebih lebih bervar bervarias iasii (bukan „nada„ murni). b. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1). Kebisingan fluktuatif ( fluctuating fluctuating noise) Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu. 2). Intermitent noise Kebisi Kebisingan ngan yang yang terput terputusus-put putus us dan besarn besarnya ya dapat dapat beruba berubah-ub h-ubah. ah.,, contoh kebisingan lalu lintas. 11
3). Kebisingan impulsif ( Impulsive Impulsive noise) Kebi Kebisi siga gan n
ini ini
diha dihasi silk lkan an
oleh oleh
suar suaraa-su suar araa
beri berint nten ensi sita tass
ting tinggi gi
(memek (memekakk akkan an teling telinga) a) dalam dalam waktu waktu relati relatiff singka singkat, t, misal misalnya nya suara suara ledakan senjata dan alat-alat sejenisnya.
2.2.1.3. Sumber kebisingan
Di tempat kerja, sumber kebisingan berasal dari peralatan dan mesin-mesin. Peralatan dan mesin-mesin dapat menimbulkan kebisingan karena: a. Mengoperasikan mesin-mesin produksi yang sudah cukup tua. b. Terlalu sering mengoperasikan mesin-mesin kerja pada kapasitas kerja cukup tinggi dalam periode operasi cukup panjang. c. Sistem Sistem perawat perawatan an dan perbai perbaikan kan mesinmesin-mes mesin in produks produksii ala kadarny kadarnya. a. Misalnya mesin diperbaiki hanya pada saat mesin mengalami kerusakan parah. d.
Mela Melaku kukan kan
modi modifi fika kasi si/p /per eruba ubaha han/ n/per perga ganti ntian an
seca secara ra
pars parsia iall
pada pada
komponen-komponen mesin produksi tanpa mengidahkan kaidah-kaidah keteknikan keteknikan yang benar, termasuk menggunakan menggunakan komponen-kompo komponen-komponen nen mesin tiruan. e. Pemasangan dan peletakan komponen-komponen mesin secara tidak tepat (terbalik (terbalik atau tidak rapat/longgar) rapat/longgar),, terutama terutama pada bagian penghubung antara modul mesin (bad conection). f. Penggunaan alat-alat yang tidak sesuai dengan fungsinya.
2.2.2. Getaran 2.2.2.1. Definisi Getaran
Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan osilasi. Vibrasi dapat terjadi lokal atau seluruh tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur frekuensi dan intensitas vibrasi di lingkungan lingkungan kerja adalah vibration meter. 12
Vibrasi mekanis dapat bersumber dari peralatan atau mesin-mesin produksi. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak kita sering terpapar vibrasi, terutama jik jikaa meng mengad adak akan an perj perjal alan anan an meng menggu guna naka kan n alat alat tran transp spor orta tasi si sepe sepert rtii : bus, bus, kapal,pesawat, mobil dan sepeda motor. Di lingkungan industri, banyak pula tenaga kerja yang terpapar vibrasi dalam melakukan aktivitasnya, biasanya mereka yang menggunakan hand tool, mesin-mesin besar atau kendaraan berat. WHOLE BODY VIBRATION (WBV) dan HAND ARM VIBRATION (HAV)
Ada 2 tipe vibrasi pada manusia yaitu : whole body vibration dan hand arm vibration. WBV ditransmisikan ke tubuh melalui permukaan penyangga (kaki, pantat dan punggun punggung). g). Seseor Seseorang ang yang yang mengem mengemudi udikan kan kendara kendaraan an terpapa terpaparr WBV lewat lewat pantat dan punggung. HAV ditransmisikan ke tangan dan lengan, vibrasi tersebut teutama dialami oleh operator peralatan tangan getar. Sistem WBV dan HAV secara mekanis berbeda. Keterpaparan terhadap WBV
Terpapar Terpapar terhadap terhadap WBV dapat menyebabkan menyebabkan kerusakan kerusakan fisik fisik permanen permanen atau dapat terganggu sistem sarafnya. Terpapar setiap hari oleh WBV selama bertahuntahun dapat menyebabkan kerusakan fisik serius, sebagai contoh Ischemic Lumbago yang mempengaruhi tulang belakang bagian bawah, selain itu sistem urologi dan sirkulasi juga terpengaruhi. Terpapar WBV dapat mengganggu sistem saraf pusat. Gejala dari gangguan ini tampak dalam bentuk kelelahan, insomnia dan sakit kepala. Banyak orang mengalami gejala gangguan saraf pusat selama atau setelah melakukan perjalan panjang dengan mobil atau kapal. Namun demikian gejala biasanya hilang seteah cukup beristirahat. Keterpaparan terhadap HAV
Terpapar setiap hari oleh HAV selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kerusa kerusakan kan fisik fisik perman permanen, en, yang yang pada pada umumny umumnyaa dikenal dikenal sebaga sebagaii “Whit “Whitee finger finger 13
syndrome” atau dapat merusakkan persendian dan otot jari atau lengan. White finger syndrome syndrome dalam tahap perkembangann perkembangannya ya ditunjukkan ditunjukkan oleh memutihnya memutihnya jari-jari jari-jari yang disebabkan oleh kerusakan arteri dan saraf-saraf jaringan lunak pada tangan. Geja Gejala la bias biasan anya ya memp mempen enga garu ruhi hi satu satu jari jari pada pada mula mulany nyaa teta tetapi pi juga juga akan akan mempengaruhi jari-jari lain bila keterpaparan HAV berlanjut. Dalam sebagian kasuskasus berat gejala akan menyerang pada kedua tangan. Dalam tahap awal white finger syndrome gejalanya adalah sensasi gatal, mati rasa dan hilangnya kontrol pada jar jarii-ja jari ri yang yang dipe dipeng ngar aruh uhi. i. Hila Hilang ngny nyaa rasa rasa dan dan kont kontro roll pada pada jari jari-j -jar arii dapat dapat mengundang bahaya langsung dan seketika, apabila tenaga kerja mengoperasikan alat yang berbahaya seperti alat pemotong atau gergaji. Kerusakan sendi-sendi jari atau atau siku siku sering sering diseba disebabkan bkan oleh oleh terpapa terpaparr vibras vibrasii yang yang dihasi dihasilka lkan n alat alat sepert sepertii : asphalt asphalt hammers hammers dan rock drill drill dalam jangka panjang. Kerusakan ini menyebabkan menyebabkan sakit di persendian dan otot-otot lengan serta disertai berkurangnya kontrol dan otot lengan. Respons frekuensi dari tubuh manusia
Vibrasi mekanis dari sebuah mesin disebabkan oleh komponen-komponen mesin yang bergerak atau berputar. Setiap gerakan komponen mempunyai frekuensi terten tertentu. tu. Dengan Dengan demiki demikian an vibras vibrasii keselu keseluruh ruhan an yang yang ditran ditransmi smisik sikan an ke tubuh tubuh manusia manusia dibangun dibangun atau terdiri dari frekuensi frekuensi yang berbeda-beda berbeda-beda yang terjadi terjadi secara simultan. Untuk mengetahui mengapa bagian tubuh manusia ada yang lebih sensitif dari yang lain untuk satu macam frekuensi, maka perlu diasumsikan bahwa tubuh manusia merupakan sistem mekanis. Sistem ini karena : a. Tiap Tiap-t -tia iap p bagi bagian an tubu tubuh h memp mempun unya yaii sens sensit itiv ivit itas as terb terbes esar ar pada pada kisa kisara ran n frekuensi yang berbeda b. Tubuh Tubuh manusia manusia tidak tidak ada yang yang simetr simetris is sehingga sehingga respons respons terhada terhadap p vibras vibrasii tergantung pada arah dimana vibrasi ditemukan c. Tiap orang akan berbeda berbeda dalam dalam meresp merespons ons suatu suatu vibrasi. vibrasi. 14
Sensitivitas dan sumbu-sumbu acuan WBV
WBV sebaiknya diukur dalam arah-arah sistem koordianat orthogonal. Arah longitudinal (dari kepala ke ujung kaki) disebut sumbu z. dalam arah ini tubuh paling sensitif terhadap vibrasi dengan kisaran frekuensi 4-8 Hz. Respons tubuh terahadap sumbu x (depan ke belakang) dan sumbu y (samping ke samping) tidak berbeda, dan dalam arah sumbu x dan y respons terbesar apada kisaran frekuensi 1-2 Hz. Sensitivitas dan sumbu-sumbu acuan HAV
Untuk sistem HAV, respons frekuensi terhadap vibrasi adalah sama untuk smeua sumbu. Oleh karena itu tidak menjadi masalah apakah sumbu x, y atau z yang diambil dalam pengukuran vibrasi. HAV mempunyai sensitivitas frekuensi terbesar pada kisaran 12-16 Hz. Pengendalian Vibrasi a. Wh Whol olee bod body y vib vibra rari rion on
Tujuan Tujuan utama utama dari dari pengend pengendali alian an vibras vibrasii adalah adalah mengur mengurangi angi banyak banyaknya nya bahaya vibrasi dengan meredam resonansi yang tibul tanpa menimbulkan frekuensi yang baru. Caranya antara lain : -
Memb Member erik ikan an bant bantal alan an atau atau damp dampin ing g anta antara ra temp tempat at dudu duduk k peng pengem emud udii dengan bagian tubuh pengemudi.
-
Menggun Menggunaka akan n sepatu sepatu anti anti getar getar apab apabila ila sumb sumber er getara getaran n meramb merambat at melal melalui ui kaki
-
Member Memberii damp damping ing pada pada fond fondasi asi mesinmesin-mes mesin in berat berat
-
Mem Membat batasi asi wak waktu tu ter terpa papa par r
b. Hand Hand arm arm vibr vibrat atio ion n
Ada 5 cara untuk mengurangi bahaya keterpaparan vibrasi yang disebabkan oleh hand tool : -
Memb Member erik ikan an inte intern rnal al damp dampin ing g 15
-
Mema Memasa sang ng damp dampin ing g antar antaraa tool tool hous housin ing g dan tan tangan gan
-
Mengope Mengoperas rasika ikan n alat alat menggua mengguanak nakan an remote remote contro controll
-
Meng Mengur uran angi gi wakt waktu u terp terpap apar ar
-
Meng Menggu guna naka kan n sar sarung ung tang tangan an
Penyakit akibat paparan getaran alat kerja Angioneurosis jari-jari tangan
Fenomenon Fenomenon Raynaud Raynaud (jari-jari putih) adalah syndrome akibat getaran yang
palin paling g sering sering di wilaya wilayah-w h-wila ilayah yah dun dunia ia yang yang dingin dingin.. Gejala Gejala-gej -gejala ala nonspes nonspesifi ifik k pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada pada waktu waktu kerja kerja atau atau sebent sebentar ar sesuda sesudahny hnya. a. Pada Pada stadiu stadium m ini, ini, selain selain gangguan gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan paroksismal sporadik pada pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme diseba disebabkan bkan oleh oleh spasme lokal arteriol dan kapiler , sert sertaa
dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada pada musim musim dingin dingin dan sepenu sepenuhny hnyaa pulih pulih kembal kembalii 15-30 15-30 menit menit setela setelah h tangan tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah
diagno diagnosan sanya. ya. Stadiu Stadium m lebih lebih lanjut lanjut dari dari penyak penyakit it ini ditand ditandai ai dengan dengan kepucat kepucatan an paroksismal , tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hampir seluruh
jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis. Geja Gejala la-g -gej ejal alaa yang yang menon menonjo joll adal adalah ah rasa rasa kebal kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas.
16
Juga Juga dapat dapat timb timbul ul perub perubaha ahann-per perub ubaha ahan n tonus tonus loka lokal. l. Berb Berbed edaa denga dengan n endarteritis obliterans, obliterans, nekrosis nekrosis sanga sangatt jara jarang ng terj terjad adi. i. Uji Uji diag diagnos nosik ik yang yang palin paling g umum umum
digunakan adalah induksi parokisme jari dengan air dingin. Baik tangan maupun lenga lengan n bawa bawah h (sam (sampa paii ke siku) siku) dire direnda ndam m sela selama ma 10 meni menitt dalam dalam air air yang yang didinginkan dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa dingin dengan meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi kerja yang nyata. Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti : ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik . Metode pemeriksaan labora laborator torium ium yang yang dapat dapat ditera diterapkan pkan pada pada pemeri pemeriksa ksaan an pencega pencegahan han melipu meliputi ti plestimografi jari (gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler
dan pengukuran suhu kulit (termometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penur penurunan unan suhu kulit kulit permul permulaan aan atau atau terlam terlambat batnya nya pemuli pemulihan han suhu suhu jari jari normal normal setelah tes air dingin. Gangguan tulang, sendi dan otot
Patologi osteoartikular seri sering ng kali kali terb terbat atas as pada pada tula tulang ng-t -tul ulan ang g karp karpal al (khususnya lunata dan navikularis), sendi sendi radioulnaris dan dan sendi sendi siku. siku. Geja Gejala la subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsional dapat cukup berarti. Perubahan radigram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang-tulang karpal, yang
dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas.
17
Neuropati
Kerusa Kerusakan kan saraf saraf yang yang diseba disebabkan bkan getara getaran n melipu meliputi ti persya persyaraf rafan an otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efek-efek pada syaraf
Ahli lain lainya ya meng mengang angga gap p traum traumaa saraf perif perifer er (ulnari (ulnaris, s, medianus medianus,, radiali radialis) s). Ahli umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu faktor tambahan tambahan sering sering kali neuropati misalnya, perubahan perubahan osteoartikuler di neuropati kompresif kompresif misalnya, sekitar batang saraf tersebut (Darmanto Djojodibroto, 1995:139). Terkenanya seratserat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangny berkurangnyaa kepekaan kepekaan serat-ser serat-serat at motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer . 2.2.3. Tekanan Panas 2.2.3.1. Definisi Tekanan Panas
Tekanan Tekanan panas (heat stress) stress) di suatu lingkungan lingkungan kerja merupakan perpaduan antara faktor iklim: suhu udara, kelembaban, radiasi dan kecepatan angin serta faktor non-iklim, yakni panas metabolisme tubuh, pakaian kerja dan tingkat aklimatisasi (penyesuaian diri).
2.2.3.2. Bahaya Tekanan Panas
Tekanan/terpaan panas yang mengenai tubuh manusia dapat mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan hingga kematian. Pada musim panas tahun 95 100 penduduk chicago meninggal karena gelombang panas di musim panas. Penelitian lain di Amerika menunjukkan terjadi 400 kematian setiap tahun yang diakibatkan oleh tekanan panas. Dari tahun 1995 hingga 2001 di Amerika juga tercatat ada 21 pemain sepakbola muda meninggal terkena akibat heatstroke. Di Jepang dari tahun 2001-2003 dilaporkan 483 ornag tidak masuk kerja selama lebih dari 4 hari karena penyakit akibat panas. Dari 483 tersebut 63 orang meninggal.
18
2.2.3.3. Penyakit Akibat Terpaan Panas
Kematian tersebut diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada tubuh. Berbagai penyakit tersebut meliputi: 1. Heat rash rash merupakan merupakan gejala gejala awal awal dari yang berpotens berpotensii menimbulka menimbulkan n penyakit penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah telah diobat diobatii pada area yang yang sakit sakit produk produksi si kering keringat at tidak tidak akan kembali kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu. 2. Heat Heat syncope syncope adalah adalah ganggunan ganggunan induksi induksi panas panas yang lebih lebih serius. serius. Ciri Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama. 3. Heat cramp cramp gejala gejala dari penyakit penyakit ini adalah adalah rasa nyeri nyeri dan dan kejang pada pada kakai, kakai, tangan dan abdomen abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. keringat. Hal ini disebabkan disebabkan karena ketidakseimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas 4.
Heat exhaustion diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumalah air yang dikeluarkan seperti keringat melebi melebihi hi dari dari air yang yang diminu diminum m selama selama terken terkenaa panas. panas. Gejala Gejalanya nya adalah adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C - 40°C)
5.
Heat stroke adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak tampak kebirua kebiruan n atau atau kemera kemerahan, han, Tidak Tidak ada kering keringat at di tubuh tubuh korban korban,, pening, menggigil, muak, pusing, kebingungan mental da pingsan.
19
6.
Mult Multio iorga rgan-d n-dysf ysfunc uncti tion on
syndr syndrom omee
Cont Contin inuum uum
adal adalah ah
rangk angkai aian an
sindrom/ga sindrom/gangguan ngguan yang terjadi terjadi pada lebih dari satu/ sebagian sebagian anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya. Penyaki Penyakitt lain lain yang yang dapat dapat timbul timbul adalah adalah penyaki penyakitt jantun jantung, g, tekanan tekanan darah darah tinggi, gangguan ginjal dan gangguan psikiatri.
Umur
Core Body temperatur o
0-3 month
F/oC 99.4 oF / 37.40 oC
3-6 month.
99.5 oF / 37.5 oC
0,5- 1 year
99.7 oF / 37.6 oC
1 – 3 year
99.0 oF / 37.2 oC
3 – 5 year
98.6 oF / 37.0 oC
5 – 9 year
98.3 oF / 36.8 oC
9 –13 year
98.0 oF / 36.6 oC
> 13 year
97.8 – 99.1 oF / 36.5 – 37.2 oC
Penyak Penyakit it akibat akibat terpaa terpaan n panas panas ini diakib diakibatk atkan an karena karena naik/t naik/turu urunny nnyaa suhu suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar berkisar anatara 37-38 37-38oC (99 – 100oF). Perubahan suhu 20
inti tubuh naik/turun 2 oC dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Berikut ini adalah temperatur normal tubuh manusia dari berbagai usia. Suhu tubuh harus dijaga agar tetap berada pada suhu normal agar seluruh organ tubuh dapat bekerja dengan normal. Jika terjadi perubahan core temperature tubuh maka beberapa fungsi organ tubuh akan terganggu. Sistem metabolisme tubuh secara alami dapat bereakasi untuk menjaga kenormalan suhu tubuh seperti denagn keluar keluarnya nya kering keringat, at, menggi menggigil gil dan mening meningkat katkan/ kan/meng mengura urangi ngi aliran aliran darah darah pada pada tubuh. Unt Untuk uk peng pengatu aturan ran suhu tubuh sec secara ara eks ekster ternal nal ada 7 fak faktor tor yan yang g har harus us dikontrol yaitu: suhu udara, kelembapan, kecepatan udara, pakaian, aktivitas fisik, radiasi panas dari berbagai sumber panas dan lamanya waktu terpaan panas. Berikut adalah keadaan manusia pada berbagai variasi suhu tubuh: a. Kondisi panas •
37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C /96.8-99.5°F)
•
38°C (100.4°F) – berkeringat,, sangat tidak nyaman, sedikit lapar
•
39°C (102.2°F) – berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung
berdenyut kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsi •
40°C (104°F) -Pingsan, dehidrasi, lemah, sakit kepala, muntah, pening dan
berkeringat •
41°C (105.8°F) – Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung sakit kepala,
halusinasi, , napas sesak, mengantuk mata kabur, jantung berdebar •
42°C (107.6°F) – pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah
dan terjadi gangguan hebat. tekanan darah menjadi tinggi/rend tinggi/rendah ah dan detak jantung cepat. •
Umumnyaa mening meninggal gal,, kerusa kerusakan kan otak, otak, ganggua gangguan n dan 43°C (109.4°F (109.4°F)) – Umumny goncangan hebat terus menerus, fungsi pernapasan kolaps.
•
Hampirr dipa dipast stik ikan an meni meningg nggal al namu namun n ada ada 44°C 44°C (111.2 (111.2°F) °F) or more more – Hampi beberapa pasien yang mampu bertahan hingga diatas 46°C (114.8°F).
b. Kondisi Dingin •
37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C /96.8-99.5°F) 21
•
36°C (96.8°F) – Menggigil ringan hingga sedang
•
35°C (95.0°F) – (Hipotermia suhu kurang dari 35°C (95.0°F) – menggigil
keras, kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi berdegup. •
Mengiggil gil yang sangat sangat keras, keras, jari jari kaku, kaku, kebiru kebiruan an dan 34°C (93.2°F) (93.2°F) – Mengig bingung, terjadi perubahan perilaku
•
33°C (91.4°F) – Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi, berhenti
menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek dan tidak mampu merespon rangsangan. •
32°C (89.6°F) – Kondisi gawat Halusinasi, gangguan hebat, sangat bingung,
tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung rendah , tidak menggigil. •
31°C (87.8°F) – Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, jantung sangat
lamabat, terjadi gangguan irama jantung yangs serius. •
28°C (82.4°F) – Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian
•
24-26°C (75.2-78.8°F) or less – Terjadi kematian namun beberapa pasien ada
yang mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26°C (75.2-78.8°F) Terpaa Terpaan n panas panas pada tubuh tubuh pertam pertamaa kali kali diteri diterima ma oleh oleh lapisa lapisan n kulit kulit pada pada tubuh. Sehingga efek terbesar proses terpaan panas terajdi pada kulit. Jika kulit diterpa panas pada suhu tertentu dalam waktu tertentu maka selaian akan berakibat pada terjadinya heat strain pada tubuh juga matinya/kerusakan sel-sel tubuh. Dengan matinya sel-sel tubuh t maka akan menyebabkan terjadinya gangguan pada panca indera manusia, regnerasi sel terhambat dan akhirnya terjadi proses penuaan lebih cepat seiring kurang optimalnya fungsi organ tubuh.
2.2.4 Iklim Kerja 2.2.4.1. Pengertian Iklim kerja
Menurut Suma’mur PK (1996: 84) iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat disebut dengan dengan tekana tekanan n panas. panas. Indeks Indeks tekanan tekanan panas panas disuat disuatu u lingkun lingkungan gan kerja kerja adalah adalah 22
perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang. Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem p pen engat gatur ur suhu suhu (The (Therm rmor oreg egul ulat ator ory y syst system em). ). Suhu Suhu menet menetap ap ini ini adal adalah ah akiba akibatt kese keseim imba banga ngan n diant diantar araa panas panas yang yang diha dihasi silk lkan an dida didala lam m tubuh tubuh seba sebaga gaii akib akibat at metabo metabolis lisme me dan pertuk pertukara aran n panas panas dianta diantara ra tubuh tubuh dengan dengan lingkun lingkungan gan sekita sekitar. r. Dari Dari suatu suatu penyeli penyelidik dikan an dipero diperoleh leh hasil hasil bahwa bahwa produkt produktivi ivias as kerja kerja manusi manusiaa akan akan mencap mencapai ai tingkat tingkat yang yang paling paling tinggi tinggi pada temper temperatu aturr sekit sekitar ar 24 deraja derajatt Celsiu Celsiuss sampai 27 derajat Celsius.
2.2.4.2. Macam Iklim kerja
Kemajuan teknologi dan proses produksi didalam industri telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu, yang dapat berupa iklim keja panas dan iklim kerja dingin.
1) Iklim Kerja Panas Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari. Panas sebenarnya merupakan energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh tubuh yang yang dike dikelu luar arkan kan keli keling ngkun kunga gan n seki sekita tar. r. Agar Agar teta tetap p seim seimban bang g anta antara ra pengel pengeluar uaran an dan pemben pembentuk tukan an panas panas maka maka tubuh tubuh mengada mengadakan kan usaha usaha pertuk pertukara aran n panas dari tubuh kelingkungan sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi. (1) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari dari tubuh tubuh apabil apabilaa benda-b benda-benda enda sekita sekitarr lebih lebih dingin dingin suhuny suhunya, a, dan akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia. 23
(2) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar tubuh. (3) Radias Radiasi, i, merupak merupakan an tenaga tenaga dari dari gelomb gelombang ang elektr elektroma omagne gnetik tik dengan dengan panjang gelombang lebih panjang dari sinar matahari. (4) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi pelep pelepasa asan n panas panas diperm dipermuka ukan n kulit, kulit, maka maka cepat cepat terjad terjadii penguapa penguapan n yang yang akhirnya suhu badan bisa menurun.
2.2.4.3. Pengukuran Iklim kerja
Untuk mengetahui iklim kerja disuatu tempat kerja dilakukan pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah: 1. Untuk pekerjaan diluar gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering 2. Untuk pekerjaan didalam gedung ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur suhu basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur suhu radiasi. radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan questemt digital. Adapun standar Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja adalah 280C (Kep.Men no.51/Men/1999).
24
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil Pengujian
Nama Nama Perusa Perusahaa haan n
: PT KERETA KERETA API INDONE INDONESIA SIA (BALAI (BALAI YASA) YASA)
Jumlah sampel
: 7
Alamat Perusahaan
: Pengok, Yogyakarta
Jenis Pengukuran
: Getaran mekanis di tempat kerja
Tanggal pengambilan pengambilan sampel sampel : 15 Oktober Oktober 2010, Pukul: 10.00 WIB
III.1.1 Hasil Pengujian Kebisingan Tabel 1. Hasil Pengujian
No. 1.
LOKASI
JENIS BISING
SUMBER N AB BISING
KETERANGAN
Steady noise Impulsiv e noise
Blower
85
< N AB
Mesin tempa
85
>NAB
85
>NAB
Ruang Logam Panas a. Tempat pengecoran b. tempat penempaan
3
TK. KEBISINGAN (Db) L eq L max
Ruang Gerinda a. Pengelasan b. Pemerataan
76,5
84,3
91,3
101,2
94,6
97,6 78,9
Intermitt Las en noise 84,3 Steady
Mesin
85
permukaan c. Pembuatan Roda
C NC 79,0 82,1 Mesin bubut china Tempat 76,7 91,8 Intermitt Las & Pembuatan Pintu en Noise Palu Catatan : NAB berdasarkan Kepmenaker No.51 tahun 1999.
4
noise Steady noise
85
85
>NAB
III.1.2. Hasil Pengujian Getaran Tabel 1. Kategori WBV berdasarkan ISO 2631
No.
Lokasi
2
WBV(m/s )
Reduced Comfort Boundary
HAV(m/s2)
Logam Panas 0,151 ±10 jam - Mesin tempa 0,092 ±10 jam - Area 1. pelapisan babet axle lining Logam Dingin 1,72 - Mesin 2. 0,0711 ±10 jam Gerinda - Mesin Bubut Kerangka Bawah 0,112 ±10 jam - Mesin bubut 0,0876 ±10 jam roda 3. - Mesin boring vertical roda Terapi listrik 0,062 ±10 jam 0,453 - Mesin Sand 4. Blasting Catatan : NAB HAV berdasarkan Kepmenaker No. 51 tahun 1999
Keterangan
< NAB < NAB
< N AB < NAB
< NAB < NAB
< N AB
III.1.3. Hasil Pengujian Iklim Tabel 1. Hasil Pengujian
NO
LO K A SI
HASIL PENGUJIAN
JENIS
SUMBER
NAB 26
KET.
Tnwb (°C)
. 1.
2.
3.
Ruang logam panas Ruang rangka bawah perbaikan wogi Area pelapisan babet axle lining
26,3
26,1
26,8
RH (%) 84
83
72
ISBB (°C)
KERJA
PANAS
ISBB (°C)
27,7
Kerja Sedang
- Mata Mataha hari ri - Tu Tung ngku ku - Metabolisme tubuh
26,7
>NAB
27,4
Kerja Sedang
- Mata Mataha hari ri - Metabolisme tubuh
26,7
>NAB
Kerja Sedang
- Mata Mataha hari ri - Tu Tung ngku ku - Metabo Metabolis lism m tubuh
26,7
>NAB
29,4
Tabel pedoman penilaian ISBB
NO. 1. 2. 3. 4.
Variasi kerja
Kerja
ISBB (°C) Kerja
Kerja terus-menerus Kerja 75%, istirahat 25% Kerja 50%, istirahat 50% Kerja 25%, istirahat 75%
Ringan 30,0 30,6 31,4 32,2
Sedang 26,7 28,0 29,4 31,1
Kerja Berat 25,5 25,9 27,9 30,0
Keterangan
III.2. PEMBAHASAN III.2.1. Kebisingan
Menurut kepmenaker nomor KEP-51/MEN/1999 nilai ambang bising (NAB) yang diizinkan pada pekerjaan sehari-hari adalah 85db selama 8 jam atau 40 jam seminggu. Dari tabel dapat dilihat angka kebisingan di Balai Yasa PT.KAI pada tempat tempat-tem -tempat pat terten tertentu tu masih masih ada yang yang melebi melebihi hi NAB yang yang diizin diizinkan kan.. Angka Angka kebisingan yang lebih tinggi itu ada di tempat penempaan dengan bising yang berasal dari dari mesin mesin tempa, tempa, tempat tempat pengel pengelasa asan n yang yang berasa berasall dari dari mesin mesin las, las, dan tempat pembu pembuata atan n pintu pintu yang yang berasa berasall dari dari las dan palu. palu. Dari Dari pengam pengamata atan n sulit sulit untuk untuk 27
dilakukan engineering sebaiknya pada bagian-bagia bagian-bagian n tersebut tersebut dilakukan dilakukan engineering control, control, sebaiknya administrative control seperti pekerja tidak di bolehkan terpapar terlalu lama dengan
sumber kebisingan atau istirahat beberapa menit setiap terpapar kebisingan. Tidak seharusnya pekerja yang terpapar bising di atas NAB bekerja selama 8 jam secara terus menerus di tempat itu. Jika pengendalian secara teknis dan administratif tidak dapat mengurangi tingkat paparan bising pada pekerja, maka sebaiknya pekerja diwajibkan memakai alat pelindung telinga yang baik dan benar. Dari pengamatan masih banyak pekerja di tempat dengan melebihi NAB masih tidak memakai alat pelindung telinga, mereka masih menggunakan kapas sebagai alat pelindung telinga. Namun mengingat alat pelin pelindung dung teling telingaa tidak tidak nyaman nyaman dipakai dipakai secara secara terus-m terus-mene enerus rus maka maka manaje manajemen men sebaiknya tetap memikirkan pengendalian bising secara teknis dan administratif. Sebaiknya Sebaiknya manajemen manajemen mengadakan mengadakan pemeriksaa pemeriksaan n kesehatan kesehatan secara berkala terkait dengan paparan kebisingan. Perlu di periksa akibat-akibat yang ditimbulkan dari kebisingan seperti : 1) Mengurangi kenyamanan dalam bekerja 2) Mengganggu komunikasi atau percakapan antar pekerja 3) Mengurangi konsentrasi 4) Menurunkan daya dengar, baik yang bersifat sementara maupun permanen 5) Tuli akibat kebisingan (AM Sugeng Budiono, 2003: 33). Kebisingan yang tinggi memberikan efek yang merugikan pada tenaga kerja, terutama akan mempengaruhi pada indera pendengaran. Mereka memiliki resiko mengalami penurunan daya pendengaran yang terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu lama dan tanpa mereka sadari. Bisi Bising ng dapat dapat meru merusa sak k kok kokhl hlea ea di teli telinga nga dala dalam m sehi sehingg nggaa meng mengan anggu ggu pendengaran, sedang kerusakan yang ditimbulkan pada saraf vestibuler di telinga dalam dalam dapat dapat menyeb menyebabka abkan n ganggua gangguan n keseim keseimban bangan. gan. (Jenny (Jenny Bashir Bashirudi udin:2 n:2003) 003).. Pengend Pengendali alian an kebisi kebisinga ngan n teruta terutama ma dituju ditujukan kan bagi mereka mereka yang yang dalam dalam harian hariannya nya meneri menerima ma kebisi kebisinga ngan. n. Karena Karena daerah daerah utama utama kerusa kerusakan kan akibat akibat kebisi kebisinga ngan n pada 28
manusia adalah pendengaran (telinga bagian dalam), maka metode pengendaliannya dengan dengan memanf memanfaat aatkan kan alat alat bantu bantu yang yang bisa bisa meredu mereduksi ksi tingkat tingkat kebisin kebisingan gan yang yang masuk ke telinga bagian luar dan bagian tengah, sebelum masuk ke telinga bagian dalam. dalam. Pihak Pihak manaje manajemen men sebaik sebaiknya nya melakuk melakukan an pengawa pengawasan san terhada terhadap p peratu peraturan ran bahwa bahwa saat saat berada berada dalam dalam lingku lingkungan ngan kerja kerja tenaga tenaga kerja kerja wajib wajib mengen mengenakan akan alat alat pelindung telinga berupa ear plug dalam melakukan pekerjaannya. Pengaruh kebisingan terhadap pelaksanaan tugas para pekerja di balai yasa adalah: 1) Frekue Frekuensi nsi kebisi kebisinga ngan, n, nada tinggi tinggi adalah adalah lebih lebih beresi beresiko ko mengal mengalami ami NIHL NIHL daripada nada rendah. Terutama di tempat penempaan yang menggunakan mesin gerinda. 2) Jenis Jenis kebisi kebisingan ngan,, kebisi kebisinga ngan n terput terputusus-put putus us lebih lebih beresi beresiko ko mengal mengalami ami NIHL NIHL daripada kebisingan kontinyu. Dapat dilihat terdapat jenis kebisingan impulsive di bagian penempaan. 3) Sifat pekerjaan, pada pekerjaan yang rumit atau kompleks lebih banyak beresiko mengalami NIHL daripada pekerjaan yang sederhana. 4) Variasi Variasi kebisingan, kebisingan, makin sedikit sedikit variasinya variasinya maka makin sedikit pula resikonya. resikonya. Dari data dapat dilihat variasi kebisingan sudah sedikit. 5) Sikap individu, karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yaitu ear plugh/ear muff akan lebih banyak beresiko mengalami NIHL daripada yang menggunakan APD. Masih banyak yang tidak menggunakan alat pelindung diri. Ganggua Gangguan n pendeng pendengara aran n jika jika terjad terjadii pada pekerj pekerjaa di Balai Balai Yasa Yasa PT.KAI PT.KAI sifatn sifatnya ya hanya hanya sement sementara ara dan tergant tergantung ung dari dari lamany lamanyaa pemapa pemaparan ran serta serta tingkat tingkat kebisingan. Sehingga perlu dicegah terjadinya gangguan pendengaran dan faktor yang dapat menimbulkan harus dikurangi atau dihindari sedapat mungkin. Tetapi kerja terus menerus di tempat bising dengan intensitas tinggi dan lama pemaparan 8 jam perhari berakibat kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak pulih kembali.
III.2.2. Getaran 29
Ada 4 faktor perlu dipertimbangkan dalam mengasses efek vibrasi pada tubuh manusia, yaitu: 1. Equivalent Equivalent acceleratio acceleration n value value (aeq) dari vibrasi. vibrasi. 2. MacamMacam-mac macam am frekuen frekuensi si yang yang menyusun menyusun vibras vibrasi. i. 3. Arah Arah tra trans nsmi misi si vib vibra rasi si.. 4. Wakt Waktu u papa papara ran n vibr vibras asi. i. ISO standard 2631 untuk WBV membedakan 3 kriteria yang dapat digunakan untuk mengasses vibrasi dalam situasi yang berbeda: 1. Untuk mempertahanka mempertahankan n kenyamanan kenyamanan (Reduces (Reduces Comfort Comfort Boundary) Boundary) 2. Untuk memper mempertahanka tahankan n efisiensi efisiensi kerja kerja (Fatigu (Fatigue-decr e-decreased eased profici proficiency ency boundary) 3. Untuk mempertahanka mempertahankan n kesehatan kesehatan atau atau keselamat keselamatan an (Exposure (Exposure Limit) Limit)
Seda Sedang ngka kan n untu untuk k bata batass pema pemapa para ran n HAV HAV diat diatur ur dala dalam m KEPM KEPMEN ENAK AKER ER NOMOR: KEP 51/MEN/1999. Di dalam KEPMEN ini mengatur berapa lama tenaga kerja diijinkan terpapar HAV dengan intensitas getaran tertentu. Hal yang tidak mudah adalah menentukan lama terpapar sebenarnya bagi tenaga kerja. Meskipun mereka mereka bekerj bekerjaa delapa delapan n jam sehari sehari,, namun namun terpapa terpaparny rnyaa vibras vibrasii tidak tidak otomat otomatis is dela delapa pan n jam. jam. Beri Berikut kut adal adalah ah peti petika kan n dari dari KEPM KEPMEN ENAK AKER ER meng mengen enai ai bata batass pemaparan HAV:
Tabel 2
Jumlah Waktu Pemajanan Per Hari Kerja 4 jam dan ≤ 8 jam 2 jam dan < 4 jam 1 jam dan < 2 jam < 1 jam
Nilai Percepatan Pada Frekuensi Dominan (m/s 2)
Gram
4 6 8 12
0,40 0,61 0,81 1,22
30
Tabel ISO 2631 untuk pemaparan WBV
Interpretasi Hasil Pengujian Vibrasi 1.
Dari table 1 dapat dilihat bahwa seluruh alat yang diuji memiliki Reduced Comf Comfor ortt Boun Boundar dary y seki sekita tarr ±10 ±10 jam. jam. Sehi Sehing ngga ga alat alat-a -ala latt ters tersebu ebutt akan akan menyebabkan menyebabkan ketidaknyam ketidaknyamanan anan hidup kepada pengguna pengguna setelah setelah penggunaan penggunaan ±10 jam terus menerus. Dan seorang pekerja tidak mungkin menggunakan alat alat ters terseb ebut ut sela selama ma 10 jam jam teru teruss mene meneru rus. s. Sehi Sehing ngga ga kami kami meng mengam ambi bill kesimpulan bahwa alat-alat tersebut tidak berbahaya bagi pekerja dari faktor vibrasi.
2.
Dari table 2 dapat dilihat bahwa nilai percepatan pada frekuensi dominan HAV masih dibawah nilai percepatan pada frekuensi dominan HAV minimal sesuai sesuai dengan dengan KEPMEN KEPMENAKE AKER. R. Sehingga Sehingga kami kami mengam mengambil bil kesimp kesimpula ulan n bahwa alat-alat tersebut tidak berbahaya bagi bag i pekerja dari faktor vibrasi. 31
III. 2.3. Iklim
Dari table hasil pengujian iklim kerja di Balai Yasa PT.KAI pada ketiga lokasi (ruang logam panas, ruang rangka bawah perbaikan wogi, memiliki iklim kerja, kerja, Area pelapisan pelapisan babet axle lining) lining) memiliki memiliki iklim kerja diatas diatas Nilai Ambang Batas (NAB), dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Pada ruang logam panas, didapatkan ISBB 27,7°C
2.
Pada ruang rangka bawah perbaikan wogi, didapatkan ISBB 27,4°C
3.
Pada area pelapisan babet axle lining, didapatkan ISBB 29,4°C Berdasarkan Berdasarkan table pedoman penilaian penilaian ISBB diatas, diatas, pada lokasi ruang logam
panas, ruang rangka bawah perbaikan wogi para pekerja seharusnya tidak bekerja terusterus-men meneru erus, s, melain melainkan kan bekerj bekerjaa 75% dan istir istirahat ahat 25%. 25%. Sedangka Sedangkan n pada area pelapisan babet axle lining, para pekerja juga tidak boleh bekerja terus-menerus, melainkan bekerja 50% dan istirahat 50%. Pengendalian Pencegahan terhadap pengaruh iklim kerja panas: 1.
Isol Isolas asii sum sumber ber panas panas denga dengan n seka sekatt non non-l -loga ogam m dan dan atau atau lapi lapiss alu alumi mini nium um
2.
Peng Pengat atur uran an wak waktu tu ker kerja ja dan dan wak waktu tu ist istir irah ahat at ses sesua uaii deng dengan an ped pedom oman an
3.
Akli Aklima mati tisa sasi si tena tenaga ga ker kerja ja teru teruta tama ma tena tenaga ga ker kerja ja yang yang baru baru
4.
Dis Disedi ediakan akan cuku cukup p air air minum inum dise disert rtai ai tabl tablet et gar garam NaCl NaCl 0,1% 0,1% dan dan jumla jumlah h
mencukupi dan memenuhi syarat kesehatan 5.
Tidak menyediakan minum susu di tempat kerja panas, tidak mempekerjakan
pekerja yang sedang masuk angin, sakit ginjal, dan jantung pada tempat kerja panas.
32
BAB IV KESIMPULAN
IV.1. Kebisingan 1.
Angka kebisingan di Balai Yasa PT.KAI pada tempat-tempat tertentu masih ada yang melebihi NAB yang diizinkan.
2. Sumber kebisi kebisingan ngan yang yang melebihi melebihi NAB berasal berasal dari tempat tempat pengelasan pengelasan dan tempat penempaan. 3. Jam istir istirahat ahat untuk untuk pekerja pekerja kurang memadai memadai bila bila dibandingka dibandingkan n dengan kebisingan di tempat tersebut sehingga para pekerja beresiko mengalami NIHL (noise induced hearing loss) dan gangguan komunikasi.
IV.2. Getaran
Berdasarkan dari hasil pengujian getaran tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai getaran alat-alat tersebut masih dalam ambang batas normal sehingga getaran alat tidak beresiko menimbulkan bahaya bagi pekerja.
IV.3. Iklim
Iklim kerja di Balai Yasa PT.KAI melebihi nilai ambang batas. Pada Balai Yasa Yasa PT.K PT.KAI AI isol isolas asii sumb sumber er pana panass meng menggu guna naka kan n seng seng,, yang yang seha seharu rusn snya ya menggunakan lapis alumunium.
33
BAB V SARAN
Sebaikn Sebaiknya ya lebih lebih digala digalakka kkan n pelaks pelaksana anaan an K3 di lokasi lokasi kerja kerja bagi seluru seluruh h karyawan. V.1. Kebisingan
Pengendalian Pengendalian dengan engineering engineering control sulit dilakukan, oleh karena itu pengendalia pengendalian n yang paling memungkinka memungkinkan n adalah dengan administrat administrative ive control control dan APD.
V.2. Getaran
Untuk pengambilan data berikutnya: -
Sebaiknya dilakukan ketika semua alat digunakan sehingga semua alat dapat diuji nilai getarannya.
V.3. Iklim
Pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat belum sesuai dengan pedoman karena pekerja di bagian ruang logam panas dan ruang rangka bawah perbaikan wogi seharusnya tidak bekerja terus menerus melainkan 75% kerja dan 25% istirahat, sedang sedangkan kan pada pada area area lapisa lapisan n babet babet axle axle lining lining para para pekerj pekerjaa tidak tidak bekerja bekerja terus terus menerus melainkan kerja 50% dan istirahat 50%. Persediaan air minum di tempat terseb tersebut ut cukup, cukup, namun namun tidak tidak ditamb ditambahka ahkan n tablet tablet garam garam NaCl NaCl 0,1%, 0,1%, selain selain itu penempatan air minum kurang sesuai dengan syarat kesehatan sebab tempat tersebut merupakan ruang terbuka yang banyak terpapar debu dan mikroorganisme.
34
DAFTAR PUSTAKA ASEAN OSHNET Occupational Safety and Health Network (Jejaring Kerja dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara Negara-Negara ASEAN), 2003; http://www http://www.asean .asean-osh.ne -osh.net/in t/indonesi donesia/osh a/osh%20st %20statist atistic.ht ic.htm. m. Bennet, Bennet, dkk.1985. dkk.1985. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
PT.Pustaka Binaman Pressindo Dalih. 1982. Keselamatan Kerja Dalam Tatalaksana Bengkel 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Konr Konrad adus us,, Dangu Dangur. r. 200 2003. 3. H Huku ukum m Kesel Keselam amat atan an dan dan Keseh Kesehat atan an Kerja Kerja. pada http://www.sinarharapan.co.id/berita/0708/02/opi01.html) K3 (Kes (Kesel elam amat atan an dan dan Kese Kesehat hatan an Kerj Kerja) a) 21 Agus Agustu tuss 200 2008 8 diam diambi bill di webs websit itee http://gedbinlink.wordpress.com/tag/k3/ Higiene ne Perusah Perusahaan aan dan Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja. Jakart Suma’mur. Suma’mur. 1988. Higie Jakarta: a: CV.Haj CV.Hajii
Masagung Suma’mur PK. PK. 1996. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT.Toko Gunung Agung Suma’mur PK. PK. 1999. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata: CV Haji Masagung Sutaryono. 2002. Hubungan antara tekanan panas, kebisingan dan penerangan dengan kelelahan pada tenaga kerja di PT. Aneka Adho Logam Karya Ceper klaten, Skripsi. Semarang : UNDIP
Tarwaka, Solichul, Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan Kerja Dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA Pers
35