BAB I PENDAHULUAN
I.1 Prinsip Percobaan
Berdasarkan sifat fisik dan kimia dari zat aktif yaitu sifat alir, kohesifitas dan kompresibilitas
I.2 Tujuan Percobaan
1.
Membuat tablet Asetosal 100mg dengan metode cetak langsung dan dengan menggunkan Avicel pH 102 dan laktosa sebagai pengikat
2.
Dapat mengetahui dan menguasai cara pembuatan tablet dengan cara cetak langsung sesuai dengan sifat aliran dan komprebilitas zat aktif yang terkandung di dalamnya
3.
Melakukan evaluasi kualitas tablet asetosal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Praformulasi 1. Bahan Aktif Asetosal / Asam Asetil Salisilat
Asam asetilsalisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% C 9H8O4, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan Pemerian: Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau atau
hamper tidak berbau; rasa asam. Kelarutan: Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%); larut
dalam kloroform dandalam eter.
Suhu lebur: 141 o sampai 144 oC
Penetapan kadar: Timbang seksama 50 mg, larutkan dalam 10 ml etanol (95%). Titrasi dengan natrium hidroklorida 0,1 N menggunakan indikator larutan fenolftalien.
1 ml natrium hidroklorida 0,1 N setara s etara dengan 18,02 mg C 9H8O4
Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan penggunaan : Analgetikum; antipiretikum
Dosis maksimum: Sekali 1 g, sehari 8 g.
II.2 Tablet a.
Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau
tanpa
bahan
pengisi.
Berdasarkan
metode
pembuatannya,
diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi .(USP 26, Hal 2406)
dapat
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (FI IV, Hal 4)
b.
Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
Bebas dari kerusakan fisik;
Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tert entu;
Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
c.
Keuntungan Sediaan Tablet
Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai keuntungan, antara lain :
Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat (merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak), memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah;
Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil;
Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil;
Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air;
Zat aktif yang rasanya tidak enak akan berkurang rasanya dalam tablet;
Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul;
Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi;
Pelepasan zat aktif dapat diatur (tablet lepas tunda, lepas lambat, lepas terkendali);
Tablet dapat disalut untuk melindungi zat aktif, menutupi rasa dan bau yang tidak enak, dan untuk terapi lokal (salut enterik);
Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana, cepat, sehingga biaya produksinya lebih rendah;
Pemakaian oleh penderita lebih mudah;
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
(The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294 dan Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)
d. Kerugian Sediaan Tablet
Sediaan tablet juga mempunya beberapa kerugian, antara lain :
Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak sadar/pingsan)
Formulasi tablet cukup rumit, antara lain : - Beberapa zat aktif sulit dikempa menjadi kompak padat, karena sifat amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis; - Zat aktif yang sulit terbasahi (hidrofob), lambat melarut, dosisnya cukup besar atau tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna, atau kombinasi dari sifat tersebut, akan sulit untuk diformulasi (harus diformulasi sedemikian rupa); - Zat aktif yang rasanya pahit, tidak enak, atau bau yang tidak disenangi, atau zat aktif yang peka terhadap oksigen, atmosfer, dan kelembaban
udara, memerlukan enkapsulasi sebelum dikempa. Dalam hal ini sediaan kapsul menjadi lebih baik daripada tablet. (The Theory & Practice of Industrial Pharmacy, Lachman Hal 294)
e. Metode Pembuatan Tablet
Sediaan tablet ini dapat dibuat melalui tiga macam metode, yaitu granulasi basah, granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :
Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian massa basah tersebut digranulasi.
Granulasi kering, disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar (granul) dari serbuk semula. Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban.
Metode kempa langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa
langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah: alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Keuntungan metode kempa langsung yaitu : - Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit - Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang dipergunakan juga lebih sedikit. - Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab - Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi langsung menjadi partikel. Tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kekurangan metode kempa langsung : - Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
- Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi
selama
pencampuran
dan
pemeriksaan
rutin
sehingga
keseragaman zat aktif dalam granul terganggu. - Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesivitas dan adhesivitas yang baik.
Metode semi granulasi dasar dan Granulasi terpisah, metode ini
dilakukan jika terdapat dua atau lebih zat aktif yang akan dibuat dalam satu sediaan tablet dan kedua atau lebih zat aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda.
Granulasi Basah
Granulasi kering
Kempa langsung
Semi Granulasi basah dan granulasi terpisah
zat
aktif
terhadap
tahan
lembab
dan panas
sifat
aliran
dan
zat
aktif
aktif kedua atau lebih zat
zat
memiliki
dosis
maupun
efektif
yang
eksipiennya
terlalu
tinggi
kompresibilitasny
untuk
a tidak baik
langsung
yang
zat
yang
sensitif terhadap pemanasan kelembaban
yang bagus
dan
zat aktif yang kecil dosisnya
zat
aktif
tersebut
tidak
tahan terhadap panas lembab
aktif tersebut memiliki sifat yang berbeda
memiliki aliran
dikempa
aktif
untuk
dan
f.
Permasalahan Dalam Pencetakan Tablet
Masalah-masalah yang dapat muncul selama proses pencetakan tablet secara umum, seperti : Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet
dari badan tablet
Laminasi : pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih
Chipping : keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong
Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas-tengah
Picking : perpidahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch
Sticking : keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi)
Mottling : keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.
II.3 Evaluasi Massa Cetak/Granul 1. Kompresibilitas
% K= Dapt – Davc x 100 % Dapt Dimana: Davc = Berat jenis nyata sebelum pemampatan Dapt = Berat jenis nyata setelah pemampatan 500 x
Jika % K : 5 – 10 %
= aliran sangat baik
11 – 20 %
= aliran cukup baik
21 – 25 %
=aliran cukup
>26 %
=aliran buruk
2. Aliran
a. Metode corong Mengukur kecepatan aliran 100 g granul menggunakan corong kaca dengan dimensi sesuai. Metode corong dapat dilakukan dengan 2 cara :
cara bebas
cara tidak bebas (paksa) digetarkan
Biasanya jika 100 g granul mengalir dalam 10 detik maka aliran baik.
b. Metode sudut istirahat Masukkan 100 g granul (tutup bagian bawah corong. Tampung granul di atas kertas grafik Hitung x. Jika x : 25- 30 = sangat mudah mengalir 30- 40 = mudah mengalir 40- 45 = mengalir > 45
= kurang mengalir
II.4. Evaluasi Tablet 1. Visual /Organoleptik
a.
Rupa, dengan cara visual menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas terlihat
b.
Bau
c. Rasa
2. Sifat fisika kimia
1. Keseragaman ukuran a.
Keseragaman tebal
b.
Keseragaman diameter
2. Kekerasan 3. Friabilitas 4. Keragaman sediaan a. Keragaman bobot b. Keseragaman kandungan 5. Waktu hancur 6. Disolusi
7. Uji kadar zat aktif
BAB III METODELOGI PERCOBAAN
III.1 Alat-alat Percobaan
1. Wadah pencampur 2. Loyang granul 3. Friabilitas 4. Timbangan
III.2 Bahan-bahan Percobaan
1. Asetosal 2. Amilum Kering 3. Starch 1500 4. Avicel pH 102 5. Mg Stearat 6. Talk 7. Laktosa
III.3 Prosedur Percobaan
1. Prosedur Pembuatan Tablet Asetosal a. Ditimbang bahan – bahan sesuai kebutuhan b. Bahan – bahan dicampur ( kecuali mg stearat dan talk ) selama 15 menit hingga homogen kemudian ditambahkan mg stearatdan talk. Di campur homogen c. Dilakukan evaluasi terhadap massa cetak sebagaimana evaluasi yang dilakukan pada granul d. Massa cetak dikempa dengan menggunakan punch 6-8 mm yang sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan e. Dilakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh
2. Pembuatan Panjang Gelombang Isobestik antara Asam Salisilat dengan Asam Asetilsalisilat Buat masing-masing larutan asetosal 100 µg/mL dan asam salisilat 100 µg/mL.
Kemudian
ditumpangtindihkan
buat
kurva
(overlay).
serapan
Titik
masing-masing
dimana
serapan
yang
keduanya
berpotongan (serapan sama) dinamakan panjang gelombang isobestik.
3. Pembuatan Kurva Baku pada Panjang Gelombang Isobestik Ditimbang seksama 100,0 mg asam asetilsalisilat kemudian dimasukkan ke dalam lanu ukur 100 mL dan dilarutkan dalam air suling hingga 100,0 mL. kemudian dari larutan induk asam asetilsalisilat dibuat seri larutan dalam konsentrasi 80, 100, 120, 140, dan 160 ppm. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang isobestik secara spektrofotometri ultra violet.
4. Prosedur Evaluasi Granul a. Kecepatan Alir Sejumlah 25 gram massa cetak dimasukkan ke dalam corong yang terdapat pada alat. Wadah penampung disiapkan pada bagian bawah corong. Saat pengukuran dilakukan, corong ditutup dalam keadaan terbuka sehingga massa cetak mulai melucur melewati corong. Dicatat waktu yang diperlukan massa cetak untuk mengalir melalui corong.
b. BJ sejati Merupakan massa granul dibagi volume granul yang tidak termasuk pori granul. Alat : piknometer dengan menggunakan cairan atau gas helium
W1
: bobot piknometer kosong
W11
: bobot piknometer + parafin
W2
: berat parafin ( W1 – W11)
W3
: bobot piknometer + 1g granul + cairan pendispersi (parafin)
W4
: W3 – W1
c. BJ nyata Sejumlah 50 gram granul ditimbang dan dimasukkan dalam gelas ukur. Volume dicatat
W
: bobot granul ( gram )
V
: volume granul tanpa pemampatan ( ml )
d. BJ mampat 50g granul ditimbang dan dimasukkan dalam gelas ukur kemudian dimampatkan 500x dengan alat volumeter. Volume dicatat ( V
W
: bobot granul ( gram )
V 500
: volume
500
)
granul setelah dimampatkan 500x ( ml )
e. Kadar pemampatan Prinsip : persentase selisih volume 100 g granul tanpa dimampatkan terhadap volume setelah pemampatan.
x 100%
Penafsiran hasil : granul memenuhi syarat jika KP ≤ 20% (alirannya baik ). Jika KP ≥ 20% maka granul akan sulit mengalir.
f. Kompresibilitas Lebih penting terutama untuk menentukan speed pencetakan % K = ( BJ mampat – BJ nyata ) / BJ mampat x100%
5. Prosedur Evaluasi Tablet a. Organoleptik Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau dan rasa
b. Bentuk dan ukuran Pengukuran digunakan menggunakan jangka sorong
c. Kekerasan tablet
20 tablet diambil secara acak
Ukur kekerasan masing-masing tablet
Kekerasan tablet adalah harga rata-rata ke-20 tablet
Variasi kekerasan dilihat dari harga SD
d. Friabilitas
20 tablet diambil secara acak
Tablet dibersihkan dari debu kemudin ditimbang (W 0)
Masukkan & uji ( 100 x ) putaran
Bersihkan tablet dan timbang ( W t )
Hitung % friabilitas tablet % F = (W0 - Wt ) / W0 x 100%
e. Waktu Hancur Dimasukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, dimasukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan. Digunakan air bersuhu 37º ± 2º sebagai media. Keranjang dinaikturunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Pada akhir batas waktu, keranjang diangkat dan diamati semua tablet.
f. Keseragaman Bobot Diambil 30 tablet. Ditimbang seksama 10 tablet satu persatu, dan dihitung bobot rata-rata.
g. Keseragaman kandungan (Keragaman Bobot)
Pilih tidak kurang dari 30 tablet
Dari 30 tablet tersebut, timbang 10 tablet satu per satu.
Hitung kadar zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dari yang tertera pada etiket, pada tiap tablet dari bobot masing-masing tablet dan hasil dari penetapan kadar.
h. Disolusi Dibuat media disolusi untuk tablet asetosal yaitu dapar asetat pH 4,5 dengan cara mencampur 2,99 g Na asetat dengan 1,66 ml asam asetat glacial lalu di encerkan dengan aquadest hingga 1000 ml. Media disolusi tersebut dimasukkan ke dalam wadah, alat dipasang, dan dibiarkan media disolusi hingga bersuhu 37º ± 0,5º. Dimasukkan 1 tablet ke dalam alat, dihilangkan gelembung udara dari permukaan sediaan uji dan alat segera dijalankan pada laju kecepatan 50 rpm selama 30 menit. Diambil cuplikan pada daerah pertengahan antara permukaan media disolusi dan bagian atas dari keranjang berputar. Kemudian diukur serapannya masing-masing
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan 4.1.1 Penentuan panjang gelombang isobestik antara asam salisilat dan asetosal
Panjang gelombang isobestik asetosal pada 265 nm. Gambar terlampir.
4.1.2 Pembuatan kurva baku pada panjang gelombang isobestik
Pembuatan Larutan Standar Asetosal Konsentrasi (μg/mL atau ppm)
Absorban
80
0, 3715
100
0,4749
120
0,5723
140
0,6846
160
0,7725
Persamaan Kurva Kalibrasi Isobestik Asetosal y
= 0,005x – 0,031
r 2
= 0,999
r = 0,9995
4.1.3 Penetapan Kadar Zat Aktf Asetosal
Ditimbang 50 mg) dilarutkan dalam 50,0 mL Aquadest Dipipet 5,0 mL Add 500,0 mL Sampel
Absorban
1
0,4113
2
0,4086
3
0,4179
Perhitungan konsentrasi: mg zat terlarut
% kadar
Sampel
A
x(µg/mL)
1
0,4193
90,06
45,03
90,06
2
0,4286
91,92
45,96
91,92
3
0,4179
89,78
44,89
89,78
rata-rata
90,59
SD
1,16
4.1.4 Formulasi Sediaan a. Formula A
Kandungan asetosal : 100 mg
Bobot tablet : 200 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 500 tablet Untuk 1 tablet :
Asetosal
100 mg
Amilum kering 10%
20 mg
Starch 1500
18,5 mg
Avicel pH 102
Mg Stearat 1%
2 mg
Talk 2%
4 mg
1:3
55,5 mg
Untuk 500 tablet :
Asetosal : 100 mg x 500 tab = 50000 mg = 50 g
Amilum kering : 20 mg x 500 tab = 10000 mg = 10 g
Starch 1500 : 18,5 mg x 500 tab = 9250 mg = 9,25 g
Avicel pH 102 : 55,5 mg x 500 tab = 27750 mg = 27,75 g
Mg Stearat 1% : 2 mg x 500 tab = 1000 mg = 1 g
Talk 2% : 4 mg x 500 tab = 2000 mg = 2 g
b. Formula B
Kandungan asetosal : 100 mg
Bobot tablet : 200 mg
Jumlah tablet yang dibuat : 500 tablet Untuk 1 tablet :
Asetosal
100 mg
Laktosa 10%
20 mg
Starch 1500
18,5 mg 1:3
Avicel pH 102
55,5 mg
Mg Stearat 1%
2 mg
Talk 2%
4 mg
Untuk 500 tablet :
Asetosal : 100 mg x 500 tab = 50000 mg = 50 g
Laktosa : 20 mg x 500 tab = 10000 mg = 10 g
Starch 1500 : 18,5 mg x 500 tab = 9250 mg = 9,25 g
Avicel pH 102 : 55,5 mg x 500 tab = 27750 mg = 27,75 g
Mg Stearat 1% : 2 mg x 500 tab = 1000 mg = 1 g
Talk 2% : 4 mg x 500 tab = 2000 mg = 2 g
4.1.5 Evaluasi Massa Cetak / Granul
1. Kecepatan aliran : Formula 1
Formula 2
Waktu (s)
21.94
23.19
Diameter (cm)
14cm; 12.5cm; 15cm; x=
11.8cm; 11.7cm; 18cm; x=
13.83cm
11.833cm
3.7cm
4cm
Tinggi (cm) Sudut Istirahat
⁄
= 0,267
14.95 ° (Sangat baik)
⁄
= 0,338
18.67° (Sangat baik)
Kecepatan Alir
4.56 g/s (Baik)
4.312 g/s (Baik)
2. Bobot jenis : a. BJ Sejati Formula 1
Formula 2
W1=19,0371
W 1= 25,9507
W2= 43,8
W2=51,0672
W3=24,7629
W 3= 51,4906
W4=25,1649
W 4=25,5349
= 0,999 g/mL
= 1,0127 g/mL
b. Bj Nyata Formula
V0 (mL)
W (gram)
Bj nyata (w/v)
1
83
50,0564
0,603
84
50,001
0,59525
82
50,0276
0,61
83
50,012
0,603
2
Bj rata-rata (g/mL) 0,599 0,6065
c. Bj Mampat Formula
V500 (mL)
W (gram)
1
70 70 67 66
50,001 50,001 50,012 50,012
2
Bj mampat (W/V500) 0,7143 0,752
d. Kadar kemampatan
Formula
Vo
V 500
1
83,5
70
16,17 %
2
82,5
66,5
19,39 %
e. Kompresibilitas
Formula
Bj mampat
Bj nyata
1
0,714
0,599
16,12 %
2
0,752
0,6065
19,55 %
4.1.6 Evaluasi tablet
1. Organoleptis : homogen, berbentuk bulat, berwarna putih, bau as am. 2. Sifat Fisika-Kimia a. Keseragaman ukuran No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 X
Diameter tablet (mm) F1 F2 8,2 4,3 8,2 4,1 8,2 4,2 8,2 4,2 8,2 4,1 8,2 4,3 8,2 4,3 8,2 4,2 8,2 4 8,3 4 8,2 4,2 8,2 4,2 8,2 4,2 8,2 4,3 8,2 4,2 8,2 4,1 8,2 4,1 8,2 4,1 8,2 4,2 8,2 4,2 8,205 4,175
Tebal tablet (mm) F1 7,9 7,8 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 7,9 8 7,8 8 7,9 7,9 8 8 7,9 7,9 8 8 7,9 7,92
F2 3,8 3,7 3,8 3,8 3,8 3,8 3,7 3,7 3,8 3,9 3,6 3,7 3,9 3,8 3,7 3,7 3,9 3,7 3,9 3,8 3,775
Persyaratan : Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
Formula 1: 10,56 mm < 8,205 mm < 23,76 mm Formula 2: 5,033 mm < 4,175 mm < 11,325 mm
b. Kekerasan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 X
Kekerasan (kg/cm2) F1 4 4 4 4 4 3,5 4 4 5 5 4 5 4 3,5 4 4 4,5 5 4 4 4,175
F2 4,5 4 4 4,5 4,5 4,5 4 4,5 4,5 4 4 4,5 4,5 4,5 4 4,5 4 4 4,5 4,5 4,3 2
Persyaratan : kekerasan tablet kecil 4-6 kg/cm Formula 1: 4,175 kg/cm 2 (memenuhi syarat) Formula 2: 4,3 kg/cm 2 (memenuhi syarat)
c. Friabilitas Friabilitas Formula I = =
= 0,667%
ket : memenuhi syarat
Friabilitas Formula I = =
= 0,943% Friabilitas kedua formula dapat diterima karena kedua formula nilai fribialitasnya kurang dari 1%.
d. Keseragaman Bobot No
F1 (gram)
F2 (gram)
1
0,2016
0,2063
2
0,2071
0,2121
3
0,2070
0,2198
4
0,2043
0,2037
5
0,2082
0,2180
6
0,2075
0,2186
7
0,2037
0,1919
8
0,2070
0,2082
9
0,2090
0,2198
10
0,2089
0,2134
11
0,2062
0,1964
12
0,2072
0,2172
13
0,2020
0,2086
14
0,2030
0,2166
15
0,2092
0,2000
16
0,2027
0,1992
17
0,2013
0,2098
18
0,2008
0,2182
19
0,2042
0,2051
20
0,2085
0,2166
X
0,2055
0,2100
Persyaratan : tidak boleh ada 2 tablet yang lebih besar dari 7,5% dan tidak boleh ada satupun tablet yang lebih dari 15% F1 7.5% x 0.2055 = 0.01541 g Syarat: 0.2055 ± 0.01541 g 15% x 0.2055 = 0.0308 g Syarat: 0.2055 ± 0.0308 g F2 7.5% x 0.2100 = 0.01575 g Syarat: 0.2055 ± 0.01575 g 15% x 0.2100 = 0.0315 g Syarat: 0.2100 ± 0.0315 g
Keterangan: Tablet formula 1 dan formula 2 memiliki bobot yang yang memenuhi persyaratan menurut farmakope edisi 3
e. Keragaman Bobot No.
Berat (gram) Formula 1
Formula 2
1
0,2016
0,2117
2
0,2071
0,2020
3
0,2070
0,2030
4
0,2043
0,2090
5
0,2082
0,2096
6
0,2075
0,2066
7
0,2037
0,2149
8
0,2070
0,2019
9
0,2090
0,1988
10
0,2089
0,2018
Jumlah
0,2062
2,0592
Rata-rata
0,2072
0,20592
Sampel
Absorban Formula 1
Formula 2
1
0,2468
0,2468
2
0,2429
0,2429
3
0,2457
0,2457
Ditimbang 0,2072 gram (F2)/ 0,20592 gram (F1) dilarutkan dalam 100,0 mL Aquadest Dipipet 10,0 mL Add 100,0 mL Dipipet 3,0 mL Add 50,0 mL
Perhitungan konsentrasi zat aktif : Tablet F1
A
x(µg/mL)
mg zat terlarut
% kadar
1
0,236
53,400
89,0
89,0
2
0,2582
57,840
96,400
96,400
3
0,2347
53,140
88,567
88,567
55,227
91,322
91,322
4,403
4,403
rata-rata SD
Tablet F2
A
X (µg/mL)
mg zat terlarut
% kadar
1
0,2468
55,560
92,600
92,600
2
0,2429
54,780
91,300
91,300
3
0,2457
rata-rata
55,340
92,233
92,233
55,227
92,044
92,044
0,670
0,670
SD
Persyaratan : tablet asetosal mengandung asetosal tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% (FI ed IV hal.32) Ket : tablet asetosal F1 dan F2 memenuhi syarat karena kadarnya lebih dari 90,0%
4.1.7 Penentuan Profil Laju Disolusi Tablet Lepas Lambat Asetosal Formula B
Alat Disolusi : Tipe 2 dayung
Media
: Dapar Asetat pH 4,5
Suhu
: 37oC ± 0,5 oC
Waktu
: 30 menit
Kecepatan Pengadukan : 50 rpm
Formula 1 Waktu (menit) 5
Tablet A B C D E F
10
rata-rata SD A B C
Serapan
X
mg zat
% zat terlarut
(Abs)
(µg/mL)
terlarut
(% Q)
0.2992
66.04
33020
33.02
0.2296
52.12
26060
26.06
0.2913
64.46
32230
32.23
0.2244
51.08
25540
25.54
0.2313
52.46
26230
26.23
65.36 32680 58.58667 29293.33
32.68 29.29333 3.68531
0.2958
0.4542
97.04
49180.4
49.1804
0.3615
78.5
39771.2
39.7712
0.377
81.6
41444.6
41.4446
D E F
15
rata-rata SD A B C D E F
20
rata-rata SD A B C D E F
25
rata-rata SD A B C D E F
30
rata-rata SD A B C D
0.3297
72.14
36580.8
36.5808
0.3306
72.32
36684.6
36.6846
0.3739
80.98 41143.6 58.58667 29293.33
41.1436 29.29333 3.68531
0.5022
106.64 54303.61
54.30361
0.4691
100.02 50805.42
50.80542
0.4467
95.54 48598.89
48.59889
0.457
97.6 49531.62
49.53162
0.4697
100.14 50803.69
50.80369
0.4358
93.36 47502.87 98.88333 50257.68
47.50287 50.25768 2.359466
0.5295
112.1 57136.07
57.13607
0.5672
119.64 60836.11
60.83611
0.5851
123.22 62581.98
62.58198
0.5167
109.54 55760.63
55.76063
0.5529
116.78 59406.07
59.40607
0.5378
113.76 57830.06 115.84 58925.15
57.83006 58.92515 2.51673
0.6123
128.66 65472.72
65.47272
0.6377
133.74 68086.72
68.08672
0.6422
134.64 68571.64
68.57164
0.6113
128.46 65345.21
65.34521
0.6311
132.42 67398.12
67.39812
0.6279 0.6123
131.78 67046.6 131.6167 66986.84 128.66 65472.72
67.0466 66.98684 65.47272
0.7581
157.82 80219.45
80.21945
0.7981
165.82 84271.73
84.27173
0.8032
166.84 84791.43
84.79143
0.7871
163.62
83116.9
83.1169
E F
0.7856
163.32 83007.96
83.00796
0.7654
159.28 80980.93 162.7833 82731.4
80.98093 82.7314 1.800859
rata-rata SD Formula 2 Waktu (menit) 5
Tablet A B C D E F
10
rata-rata SD A B C D E F
15
rata-rata SD A B C D E F
20
rata-rata SD A
Serapan
X
mg zat
% zat terlarut
(Abs)
(µg/mL)
terlarut
(% Q)
0.2626
58.72
29360
29.36
0.2279
51.78
25890
25.89
0.3225
70.7
35350
35.35
0.2164
49.48
24740
24.74
0.2095
48.1
24050
24.05
0.2308
52.36 55.19
26180 27595
26.18 27.595 4.21622
0.3978
85.76
43467.2
43.4672
0.3765
81.5
41267.8
41.2678
0.3788
81.96
41687
41.687
0.3607
78.34
39664.8
39.6648
0.3462
75.44
38201
38.201
0.348
75.8 79.8
38423.6 40451.9
38.4236 40.4519 2.05345
0.4806
102.32 52029.34
52.02934
0.473
100.8 51225.36
51.22536
0.4601
98.22 49943.74
49.94374
0.4434
94.88
48233.3
48.2333
0.4276
91.72 46624.02
46.62402
0.4233
90.86 46198.47 96.46667 49042.37
46.19847 49.04237 2.412081
0.5266
111.52 56800.59
56.80059
B C D E F rata-rata SD A
25
B C D E F rata-rata SD A
30
B C D E F
0.5498
116.16 59104.51
59.10451
0.5722
120.64 61318.87
61.31887
0.5081
107.82 54874.67
54.87467
0.5231
110.82 56342.48
56.34248
0.5127
108.74 55293.97 112.6167 57289.18
55.29397 57.28918 2.46899
0.5692
120.04 61156.01
61.15601
0.6034
126.88 64622.09
64.62209
0.6096
128.12 65286.38
65.28638
0.5553
117.26 59727.49
59.72749
0.5791
122.02 62136.85
62.13685
0.5648
119.16 60685.88 122.2467 62269.12
60.68588 62.26912 2.229948
0.6023
126.66 64553.12
64.55312
0.6137
128.94 65762.44
65.76244
0.6368
133.56 68085.73
68.08573
0.6145
129.1 65744.55
65.74455
0.6243
131.06 66772.74
66.77274
0.6312
132.44 67433.72 130.2933 66392.05
67.43372 66.39205 1.288089
rata-rata SD
Waktu
Hasil Disolusi (%Q)
(menit)
F1
F2
5
29.29333
27.595
10
40.80087
40.4519
15
50.25768
49.04237
20
58.92515
57.28918
25
66.98684
62.26912
30
82.7314
66.39205