Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
EVALUASI PROGRAM VCT
2016 TIM VCT RAFFLESIA KIBANG BUDI JAYA 1/1/2017
0
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, oleh karena rahmatNya kami sanggup menyelesaikan EVALUASI PROGRAM VCT KIBANG BUDI JAYA 2016. Tak terasa perjalananan kami sebagai tim VCT telah bertambah setahun, kami sangat menyadari banyak hal yang perlu terus dibenahi hari demi hari. Dengan kami belajar mengevaluasi program ini setahun membuat kami juga belajar akan kelemahan-kelemahan yang telah kami lakukan guna ke depan semakin baik program ini. Bukan untuk kami saja manfaatnya tetapi terutama dan yang terpenting bagi semua masyarakat terlebih khusus bagi p ara klien HIV-AIDS positif. Kami pun banyak berterima kasih kepada Dinas Kesehatan Propinsi Lampung serta Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat yang telah banyak membantu kami dalam perjalanan satu tahun ini. Akhir kata, kami meminta maaf kepada semua pihak apabila dalam pelaksanaan program VCT ini, baik tingkah laku, tutur kata kami sebagai tim dalam menjalani program ini tidak berkenan. Semoga evaluasi ini membawa manfaat bagi kita semua.
Kibang Budi Jaya, 15 Januari 2017 Tim VCT Rafflesia Kibang Budi Jaya
1
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
DAFTAR ISI Kata pengantar.................................................................................................................................1 Daftar isi...........................................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN....................................................... ................................................... ....3 A. Latar Belakang...............................................................................................................3 B. Visi VCT........................................................................................................................4 C. Misi VCT.......................................................................................................................5 BAB II PENCAPAIAN PROGRAM........................................................... .................................6 BAB III ANALISA PROGRAM............................................................................................ ......14 BAB IV PEMECAHAN MASALAH........................................................... ...............................16 BAB V RENCANA TINDAK LANJUT............................................................ .........................17 BAB VI PENUTUP............................................... ......................................................................16
2
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara berkembang dengan karakteristik masyarakat yang banyak menggunakan dan mengakses dunia media social. Dunia media social yang tanpa batas merupakan bahaya yang tersembunyi bagi anak-anak remaja yang sangat retan terhadap hal-hal yang negative dan tentu saja bertentangan dengan ajaran agama di Indonesia yakni pergaulan seks sebelum menikah bahkan seks bebas. Permasalahan tersebut merupakan pintu gerbang bagi penyakit HIV/AIDS selain penggunaan narkoba suntik dan transfusi darah. Kasus penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan meningkat, ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu peningkatan kasus HIV/AIDS atau adanya perhatian pemerintah dengan membuat program VCT (Volunteer Counselling and Therapy) sehingga kasus-kasus yang sebelumnya tenggelam menjadi temuan. Apapun alasan peningkatan kasus HIV/AIDS yang penting adalah pertama, bagaimana menemukan kasus HIV/AIDS dan memanagement secara holistic bukan hanya menyelesaikan secara fisik tapi juga menimbulkan semangat hidup bagi penderitanya, kedua, bagaimana menciptakan strategi supaya angka peningkatan kasus ini dapat ditekan terutama di kalangan para remaja, ketiga, bagaimana mengubah pandangan dan sikap masyarakat yang salah mengenai penyakit HIV/AIDS ini. Misi tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, banyak sekali hambatan yang ditemukan dalam perjalanan program yang dikelola oleh Team VCT puskesmas Kibang Budi Jaya baik itu yang terjadi di kalangan team itu sendiri, juga hambatan yang ditimbulkan oleh
3
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
tenaga kesehatan puskesmas lainnya oleh karena ketidaktahuan serta tantangan dari penderita dan keluarga serta masyarakat sekitar. Team VCT puskesmas Kibang Budi Jaya dibentuk oleh Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat sejak September 2014. Dalam perjalanannya team ini jatuh bangun dengan berbagai hambatan terutama yang ditimbulkan oleh kalangan internal puskesmas. Meskipun begitu, team ini tetap maju dengan dukungan spiritual dari dinas kesehatan Kabupaten Tulang Bawang Barat dan dengan ini kami ingin memaparkan hasil kerja yang kami peroleh sejak tahun 2016 dan akan menjadi evaluasi bagi kami untuk dapat bekerja dengan lebih baik. Akhir kata, kami sangat mengharapkan adanya kritik yang positif agar supaya team VCT puskesmas Kibang Budi Jaya dapat lebih mewujudkan Visi dan Misi VCT Kibang Budi Jaya. B. Visi
PEDULI HIV/AIDS SELAMATKAN GENERASI C. Misi 1. Menyaring dan menemukan penderita HIV positif dan memberikan semangat hidup bagi penderita HIV positif 2. Menyampaikan informasi yang benar mengenai penyakit HIV-AIDS 3. Menurunkan penyalahgunaan seks dan narkoba di kalangan remaja-pemuda 4. Menciptakan generasi muda yang bebas dan perduli HIV-AIDS
4
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB II PENCAPAIAN PROGRAM
Berdasarkan jenis kunjungan program VCT terbagi 2 (dua) yakni KT (Konseling Terapi) dan TIPK (Test Inisiatif Petugas Kesehatan), sementara berdasarkan status pelayanan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pelayanan menetap dan pelayanan mobile. Berikut kami paparkan hasil pencapaian program VCT berdasarkan jenis kunjungan sebagai berikut :
Diagram 1. Kunjungan VCT Berdasarkan Jenis Kunjungan
TIPK 39% KT 61%
Dilihat dari diagram di atas sebanyak 61% pelayanan VCT merupakan kunjungan KT yakni sebesar 171 klien sementara untuk TIPK sebesar 108 klien. Total kunjungan untuk tahun ini sebesar 279 klien. Angka kunjungan untuk tahun ini menunjukkan adanya keinginan masyarakat untuk periksa atas kesadarannya sendiri setelah mendapatkan informasi. Sementara untuk tahun sebelumnya angka TIPK jauh lebih besar dari angka KT.
5
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Pelayanan VCT meliputi 2 (dua) jenis pelayanan yakni klinik bergerak dan klinik menetap. Pada tahun 2016 terdapat 154 atau 90% pelayanan VCT merupakan klinik bergerak sementara sebanyak 17 pelayanan merupakan klinik menetap. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya ketidaktahuan masyarakat bahwa Puskesmas Kibang Budi Jaya mampu melakukan pemeriksaan status HIV seseorang atau mungkin juga adanya keengganan masyarakat untuk ke klinik VCT dikarenakan stigma HIV-AIDS masih merupakan “momok ” bagi masyarakat. Berikut ini digambarkan distribusi jenis pelayanan VCT.
Diagram 2. Distribusi Pelayanan VCT
10%
Klinik Bergerak Klinik Menetap 90%
Untuk kunjungan klien KT per bulan berdasarkan jenis kelamin akan digambarkan pada diagram 3.
6
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Diagram 3. Distribusi Kunjungan KT Berdasarkan Bulan dan Jenis Kelamin 40 40
35
35 30
26
25 18
20 15
LAKI-LAKI
13 9
10
PEREMPUAN
9
6 2
5
4
3
2
2 1
0 1
0
0
0
Kunjungan KT tertinggi terjadi pada bulan Januari 2016 yakni sebanyak 53 klien yang terdiri dari 13 orang lain-laki dan 40 orang perempuan. Untuk kunjungan klien TIPK selama tahun 2016 dapat dilihat pada diagram berikut.
Diagram 4. Distribusi Kunjungan TIPK Berdasarkan Bulan dan Jenis Kelamin 18 18
16
16
14
14
14 12 9
10
8
8
6
6 4 2
4
3 3 1
4
4 1
1
Laki-laki Perempuan
2
0
7
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Kunjungan TIPK tertinggi ada pada bulan April 2016 yakni sebanyak 18 klien wanita dan 4 klien pria. Total keseluruhan kunjungan VCT baik KT maupun TIPK adalah sebagai berikut
Diagram 5. Distribusi Kunjungan VCT Berdasarkan Bulan dan Jenis Kelamin
45
43
40
35
35
35 27
30
23
25 20
19
16
18
16
Laki-laki
15 10
6
6 2
5
Perempuan
8 9
7 1 0
1
4 3
0
0
0
Kunjungan ini pun termasuk kunjungan ibu hamil. Perlu diingat kembali bahwa sebanyak 90% pelayanan VCT adalah pelayanan mobile Adapun jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan status HIV adalah sebagai berikut.
Diagram 6. Distribusi Kunjungan TIPK Ibu Hamil
28 30
22
25 20
13
15 10 5 0 Trimester I
Trimester II
Trimester III
8
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Yang terbanyak melakukan pemeriksaan status HIV adalah ibu hamil trisemester akhir yakni sebanyak 28 ibu hamil. Ini dikarenakan bahwa kunjungan tim VCT Puskesmas Kibang Budi Jaya ketika melakukan pemeriksaan status HIV pada ibu hamil adalah di posyandu. Hal ini menunjukkan bahwasanya ibu hamil giat melakukan pemeriksaan atau ikut serta dalam posyandu ketika usia kehamilannya telah memasuki trisemester akhir, hal ini dapat juga disebabkan bahwa pada trisemester akhir ibu hamil telah melewati fase ngidam sehingga mampu melakukan mobilisasi. Untuk kunjungan KT ibu hamil, dalam akhir ada beberapa ibu hamil yang secara inisiatif sendiri melakukan pemeriksaan status HIV adalah sebagai berikut :
Diagram 7. Distribusi Kunjungan TIPK Ibu Hamil
3 5 Trimester I Trimester II 5
Trimester III
Hanya sekitar 13 ibu hamil sepanjang tahun 2016 yang melakukan pemeriksaan status HIV atas kesadaran sendiri. Total keseluruhan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan status HIV baik secara KT maupun TIPK adalah 76 ibu hamil.
9
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Ditinjau dari tingkat pendidikan, klien yang melakukan kunjungan KT terbanyak mengenyam pendidikan setingkat SD yakni sebanyak 62 klien sementara yang mengenyam tingkat pendidikan akademi/perguruan tinggi sebanyak 27 klien. Distribusi kunjungan KT berdasarkan tingkat pendidikan digambarkan pada diagram di bawah ini Diagram 8. Distribusi Kunjungan KT Berdasarkan Tingkat Pendidikan
16
Akademi / Perguruan Tinggi / Sederajat
27
SD / Sederajat 36 SMA / Sederajat 62 30
SMP / Sederajat
Bila dianalisa ternyata tidak ada perbedaan yang cukup bermakna antara kunjungan KT dibandingkan dengan tingkat pendidikan, jadi bukan berarti yang tidak berpendidikan tidak mau melakukan pemeriksaan status HIV setelah mereka mendapatkan penjelasan mengenai penyakit HIV-AIDS. Sementara itu untuk kunjungan TIPK dikaitkan dengan tingkat pendidikan digambarkan pada grafik/diagram di bawah ini. Diagram 9. Distribusi Kunjungan TIPK Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tidak Pernah Sekolah
1 1
SMP / Sederajat
44
SMA / Sederajat
29
SD / Sederajat
1
Akademi / Perguruan Tinggi / Sederajat
1 0
25 6 10
20
30
40
50
10
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Untuk TIPK, kunjungan klien dengan taraf pendidikan SMP dan sederajat menempati urutan pertama dan hanya sebanyak 6 orang yang memiliki taraf pendidikan akademi/sarjana. Hal ini justru berbeda dengan kunjungan KT yang hampir merata angka taraf pendidikan para klien. Secara keseluruhan distribusi para klien berdasarkan dengan tingkat pendidikan dapat dilihat pada diagram di bawah ini. Diagram 10 . Distribusi Klien VCT berdasarkan Tingkat Pendidikan
34 Akademi / Perguruan Tinggi / Sederajat
18
SD / Sederajat 80 SMA / Sederajat 88 SMP / Sederajat Tidak Pernah Sekolah 59
Jenis pekerjaan klien pun beragam mulai dari tidak bekerja sampai manager eksekutif. Sehubungan wilayah domisili kami merupakan pedesaan tentu saja yang tertinggi adalah petani. Untuk lebih jelasnya kami paparkan dalam diagram berikut ini.
11
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Diagram 11. Distribusi Klien KT Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Wiraswasta
8 4
Tenaga Medis
6 7
Petani / Peternak / Nelayan 50
1 Pegawai Negeri Sipil
14 12
1 1
Manager / Eksekutif Karyawan Swasta
22 35
3
Buruh Kasar
6 1
Anak sekolah 0
10
20
30
40
50
Diagram di atas menggambarkan jenis pekerjaan para klien yang melakukan kunjungan KT, sementara untuk kunjungan TIPK ditinjau dari jenis pekerjaan adalah sebagi berikut. Diagram 12. Distribusi Klien TIPK Berdasarkan Jenis Pekerjaan
12
Wiraswasta Tidak Bekerja
1
Tenaga profesional non medis
1
Tenaga Medis
1 21
Petani / Peternak / Nelayan 3
Pegawai Negeri Sipil 1
Karyawan Swasta
67
Ibu Rumah Tangga 1
Entertainer 0
10
20
30
40
50
60
70
12
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
Pelayanan pemeriksaan pun menghasilkan hasil yang reaktif dan nonreaktif, dari 279 klien didapatkan 10 klien yang hasil reaktif, yakni yang virus HIV positif. Masing-masing dari kunjungan KT sebanyak 7 orang dengan pembagian yaitu 3 klien laki-laki dan 4 klien perempuan. Sementara dari kunjungan TIPK didapat hasil 3 klien yang reaktif yang kesemua laki-laki.. 2 diantaranya meninggal dunia dan satu diantaranya belum melakukan pengobatan ARV. Sehingga yang sampai saat ini yang menjalankan pengobatan hanya 7 klien dari 8 klien yang reaktif, atau sekitar 87,5%. Secara total digambarkan sebgai berikut. Diagram 13. Distribusi Klien HIV-AIDS
HIV, 2
MENINGGAL, 2
AIDS, 6
13
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB III ANALISA PROGRAM Untuk program VCT, belum ditentukan target tertentu atau standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, kami mencoba untuk membuat target untuk beberapa kegiatan, hanya sekedar membuat tim bersemangat di dalam kinerja sekaligus menilai keberhasilan program ini. Bukan hanya untuk memberikan parameter bagi kami bekerja tapi juga memberikan standar pelayanan yang baik bagi masyarakat terutama bagi klien VCT. Di bawah ini kami berusaha menampilkan hasil pencapaian, target yang kami tentukan sendiri dan cakupan yang telah dicapai, meskipun kami mengetahui banyak sekali kelemahan dan kekurangan tim VCT Rafflesia.
14
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
ANALISA PROGRAM VCT 2016 NO
1
KEGIATAN
Pemeriksaan klien/Kunjungan klien
HASIL
TARGET
CAKUPAN
279
100
279%
PERMASALAHAN
Target yang ditentukan mungkin terlalu kecil karena adanya kekhawatiran akan kinerja tim 1. Belum banyak masyarakat yang mengetahui adanya klinik VCT Rafflesia
2
Pelayanan VCT menetap
10%
50%
20%
2. Banyak klien yang enggan datang ke klinik VCT karena stigma HIV-AIDS yang negatif meskipun hasil tidak selalu terbukti reaktif.
3
Pelayanan VCT ibu hamil
76
75
101%
Target tercapai 1. Hanya 1 klien yang tidak terjangkau pengobatan ARV karena domisili yang bersangkutan jauh dari klinik VCT Rafflesia sehingga tidak terpantau baik 2. Banyak diantara klien yang tidak memiliki BPJS, bahkan ada yang tidak mau menggunakannya karena malu bila
4
Rujukan dan pengobatan klien reaktif
87.5%
100%
88%
diketahui oleh pasien lain dan petugas di RS karena pelayanan BPJS klien HIV sejalur dengan pelayanan pasien pada umumnya 3. Ada di antara klien yang tidak sanggup untuk mendanai biaya transportasi dan a komodasi karena pemeriksaan lanjutan di RS memerlukan beberapa hari
5
Siswa-siswi yang telah ABAT
100%
100%
100%
Target tercapai
15
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB IV PEMECAHAN MASALAH Adapun pemecahan masalah atas kendala yang ditemukan adalah sebagi berikut : 1. Menentukan target kunjungan klien/pemeriksaan VCT untuk tahun 2017 bersama tim VCT 2. Mempertahankan target kegiatan yang telah tercapai dengan tetap memelihara semangat kerja. 3. Sosialisasi adanya klinik VCT di berbagai kesempatan, untuk tahun 2017 direncanakan untuk sosialisasi HIV-AIDS di kalangan tenaga medis
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB IV PEMECAHAN MASALAH Adapun pemecahan masalah atas kendala yang ditemukan adalah sebagi berikut : 1. Menentukan target kunjungan klien/pemeriksaan VCT untuk tahun 2017 bersama tim VCT 2. Mempertahankan target kegiatan yang telah tercapai dengan tetap memelihara semangat kerja. 3. Sosialisasi adanya klinik VCT di berbagai kesempatan, untuk tahun 2017 direncanakan untuk sosialisasi HIV-AIDS di kalangan tenaga medis 4. Meminta pengelola BPJS untuk dapat memsosialisasikan keuntungan untuk menjadi anggota BPJS. 5. Untuk masalah pendanaan transportasi dan akomodasi memerlukan kebijakan pimpinan puskesmas
16
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB V RENCANA TINDAK LANJUT
NO 1 2 3 4 5 6 7
KEGIATAN
BULAN JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGST
SEPT
OKT
NOV
DES
Sosialisasi ABAT Pemeriksaan VCT Sosialisasi HIV-AIDS pada nakes di 2 puskesmas Pengambilan Obat ARV Peringatan Hari AIDS sedunia bersama Propinsi Pemeriksaan Populasi Kunci Sosialisasi HIV-AIDS pada masyarakat
17
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB VI PENUTUP Kegiatan VCT merupakan program pemerintah baru dalam rangka menurunkan angka kesakitan akibat penyakit HIV-AIDS. Dalam perjalanannya, tim VCT banyak mendapatkan hambatan di dalam pelaksanaan program ini. Target yang akan dicapai pun kami tentukan sendiri guna memacu kinerja dan menilai keberhasilan program VCT ini. Beberapa pemecahan masalah pun telah dipikirkan dengan tujuan untuk dapat mencapai hasil yang lebih baik di tahun mendatang. Rencana tindak lanjut tahun 2017 pun telah dibuat, besar harapan tim VCT rafflesia
Evaluasi Program VCT Kibang Budi Jaya 2016
BAB VI PENUTUP Kegiatan VCT merupakan program pemerintah baru dalam rangka menurunkan angka kesakitan akibat penyakit HIV-AIDS. Dalam perjalanannya, tim VCT banyak mendapatkan hambatan di dalam pelaksanaan program ini. Target yang akan dicapai pun kami tentukan sendiri guna memacu kinerja dan menilai keberhasilan program VCT ini. Beberapa pemecahan masalah pun telah dipikirkan dengan tujuan untuk dapat mencapai hasil yang lebih baik di tahun mendatang. Rencana tindak lanjut tahun 2017 pun telah dibuat, besar harapan tim VCT rafflesia bahwa rencana tersebut dapat dibiayai dengan dana-dana yang tentunya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan.
18