LAPORAN HASIL RISET DAN PEMERINGKATAN
CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX 2014
DESEMBER 2015
DAFTAR DAFT AR ISI I SI Laporan Hasil Riset dan Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2014 Good Corporate Governance dalam Perspekf Penciptaan Nilai G. Suprayitno, Sedarnawa Yasni, May Susandy, Aries Susanty, Lien H. Kusumah, Si Olivia Tito, Zaenal Abidin, Eddy Kusnawijaya, Tik Arya, Zahroh Naimah, Henni Gusfa, Roedy Poerwanto, Nurul Fajriya, Rina Asni Design & Layout: IICG Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) (K DT) Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang Cetakan I, Desember 2015 80 halaman: 21-29,7 cm ISBN 978-602-7627-7 978-602-7627-75-8 5-8 Penerbit: The Indonesian Instute for Corporate Governance Jl. Raya Pasar Jumat No.41B Lebak Bulus Jakarta Selatan Phone: 62-21-7695898 ; Fax: 62-21-7695899 Email:
[email protected] www.iicg.org
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR SINGKATAN DAFTAR ISTILAH KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Sekilas Tentang IICG Dan CGPI I.3 Tujuan Program CGPI I.4 Manfaat Dan Dampak Program CGPI BAB II. GCG DALAM PERSPEKTIF PENCIPTAAN NILAI II.1 Penciptaan Nilai II.2 GCG Dan Penciptaan Nilai II.3 Ruang Lingkup Dan Fokus Penilaian II.4 Kepesertaan CGPI BAB III METODOLOGI METODOLOGI PENILAIAN CGPI III.1 Aspek Penilaian III.2 Tahapan Penilaian III.3 Norma Penilaian III.4 Pemastian Mutu BAB IV. HASIL CGPI IV.1 Hasil Riset IV.2 Hasil Tahapan Penilaian IV.3 Hasil Pemeringkatan BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan V.2 Implikasi V.3 Tindak Lanjut V.4 Tinjauan CGPI 2015 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii ii iii Iii iv v vii 1 1 1 3 3 5 5 6 6 7 9 9 14 20 20 21 21 23 47 49 49 51 52 52 53 54
DAFTAR TABEL Tabel 4.4.1 Tabel 4.2.1 Tabel 4.2.2 Tabel 9.1.1 Tabel 9.1.2 Tabel 9.1.3 Tabel 9.2.1. Tabel 9.2.2 Tabel 9.2.3 Tabel 9.2.4. Tabel 9.3.1
ii | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
Data Kepesertaan CGPI 2014 Daftar Responden Self Assessment Daftar Kelengkapan Sistem Dokumentasi Perusahaan Peserta CGPI 2014 Hasil Pengujian Keandalan Alat Ukur Bobot Tahapan Penilaian CGPI 2014 Rerata Tahapan Self Assessment Rerata Hasil Tahapan Sistem Dokumentasi Rerata Hasil Tahapan Makalah Rerata Tahapan Observasi Hasil CGPI
7 15 16 21 22 22 23 31 35 39 47
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.2.1 2.2.1 Gambar 9.1.1. 9.1.1. Gambar 9.2.1. 9.2.1. Gambar 9.2.2. 9.2.2. Gambar 9. 2.3. Gambar 9.2.4. 9.2.4. Gambar 9.2.5. 9.2.5. Gambar 9.2.6. 9.2.6. Gambar 9.2.7. 9.2.7. Gambar 9.2.8. 9.2.8. Gambar 9.2. 9.2.9. 9. Gambar 9.2.10. 9.2.10. Gambar 9.2.11. 9.2.11. Gambar 9.2.12. 9.2.12. Gambar 9.2.13. 9.2.13. Gambar 9.2.14. 9.2.14. Gambar 9.2.15. 9.2.15. Gambar 9.2.16. 9.2.16. Gambar 9.2.17. 9.2.17. Gambar 9.2.18. 9.2.18. Gambar 9.2.19. 9.2.19. Gambar 9.2.20. 9.2.20. Gambar 9.2. 9.2.21. 21. Gambar 9.2.22. 9.2.22. Gambar 9.2.23. 9.2.23. Gambar 9.2.24. 9.2.24. Gambar 9.2.25. 9.2.25. Gambar 9.2.26. 9.2.26. Gambar 9.2.27. 9.2.27. Gambar 9.2.28. 9.2.28. Gambar 9.2.29. 9.2.29. Gambar 9.2.30. 9.2.30.
Perjalanan Perjalanan Tema CGPI 2001 – 2013 Jumlah Responden Self Assessment Rerata Rerata Self Assessment Aspek Komitmen itmen Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Transparansi Rerata Self Assessment Aspek Aspek Akuntabilitas Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Responsibilitas Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Independensi Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Keadilan Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Kepemimpinan Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Strategi Strategi Rerata Self Asse Assessm ssment ent Aspe Aspek k Etika Rerata Self Assessm Assessment ent Aspek Aspek Risiko Rerata Self Assessm Assessment Aspek Kapabilitas Organisasi Rerata Self Assessm Assessment Aspek Penciptaan Nilai Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Structure Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance System Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Process Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Mechanism Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Output Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Outcome Rerata Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Impact Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Komitmen Rerata Penilai Penilaian an Maka Makalah lah Uraian Transparansi Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Akuntabilitas Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Responsibilitas Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Independensi Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Keadilan Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Kepemimpinan Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Strategi Strategi Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Risiko Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Etika Rerata Penilaian Penilaian Makalah Makalah Uraian Kapabilitas Organisasi
2 21 24 25
AMDAL :Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup BUMN : Badan Usaha Milik Negara
25
BUMS
: Badan Usaha Milik Swasta
26
CG
: Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)
26 27 28 28 29 29 30 31
CGPI
: Corporate Governance Percepon Index
COSO
:C omm ie e of Sp ons or ing Organizaons of the Treadway Commission
CSR
: Corporate Social Responsibility
GCG
: Good Corporate Governance (Tata Kelola Perusahan Perusaha n Yang Yang Baik)
32
ISO
32 33
: Internaonal Organizaon for :Internaonal Standarizaon
IT
:Informaon Technology (Teknologi Informasi)
33 33 34
K3
: Kesehatan dan Keselamatan Kerja
KAP
: Kantor Akuntan Publik
KPPU
:Komisi Pengawas Persaingan Usaha
34
OHSAS : Occupaonal Health & Safety
35 35
Assessment Services OJK
: Otoritas Jasa Keuangan
PKBL
:Program Kemitraan dan Bina
36 36
Lingkungan RJPP
Perusahaan
36 RKAP
37 37 37 38 38 38
: Rencana Jangka Panjang
: Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
SDM YLKI
: Sumber Daya Manusia : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | iii
DAFTAR ISTILAH CORPORATE GOVERNANCE (CG) atau Konsep Tata Kelola Perusahaan di maknakan sebagai serangkaian mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan sesuai dengan harapan para pemangku kepenngan. DEWAN KOMISARIS adalah Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. DEWAN PENGAWAS SYARIAH adalah Organ perusahaan yang bertugas melakukan pengawasan kegiatan usaha pada suatu lembaga keuangan syariah/lembaga bisnis syariah agar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah. DIREKSI adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepenngan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. ETIKA BISNIS mengacu pada standar perilaku usaha Perusahaan terdiri dari eka usaha dan eka kerja. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) atau Tata Kelola Perusahaan yang Baik didefinisikan sebagai struktur, sistem dan proses yang digunakan oleh Dewan Komisaris dan Direksi guna memberikan nilai tambah perusahaan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. KAPABILITAS dimaknakan sebagai pengembangan kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan inovasi, penciptaan networking, penciptaan kompetensi organisasi yang spesifik dan unik, serta penciptaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian. KAPASITAS adalah daya tampung atau kemampuan untuk menghasilkan jumlah maksimum yang dapat diproduksi/dihasilkan dengan menggunakan sumber daya dengan efisien. KEBIJAKAN PERUSAHAAN adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi sebagai pegangan manajemen dalam melaksanakan kegiatan usaha. KEPEMIMPINAN adalah kemampuan manajemen perusahaan dalam membuat visi yang jelas yang dapat memberikan inspirasi dan mampu menggerakkan dan mendorong anggota perusahaan dalam meraih visi tersebut, dan melengkapinya dengan informasi, pengetahuan dan metode untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan serta mampu melakukan koordinasi, membuat keputusan dan membuat keseimbangan antar kepenngan seluruh anggota di perusahaan dengan pemangku kepenngan lainnya. KOMISARIS INDEPENDEN adalah anggota Komisaris yang dak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga Dewan Komisaris, Direksi dan atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk berndak independen. KOMPETENSI adalah kualifikasi kemampuan yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. MANAJEMEN PUNCAK adalah manajemen yang berada di puncak hi erarki organisasi yang terdiri dari Direksi dan para pimpinan satu tungkat di bawahnya. ORGAN PERUSAHAAN adalah struktur utama yang melipu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris. PEMANGKU KEPENTINGAN (stakeholders) adalah suatu kelompok atau individu yang akan dipengaruhi secara langsung oleh keputusan dan strategi perusahaan dan merupakan pihak yang menanggung suatu jenis risiko baik karena yang telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan tersebut (stakeholder sukarela), ataupun karena menghadapi risiko akibat kegiatan perusahaan tersebut ( stakeholder non sukarela) PENCIPTAAN NILAI dimaknakan sebagai kemampuan mengarahkan dan mengendalikan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah. PRINSIP-PRINSIP GCG yang secara umum dikenal antara lain Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi, dan Keadilan (Fairness). RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang dak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas atau Anggaran Dasar. STRATEGI PERUSAHAAN dinyatakan sebagai ndakan atau respon yang diambil perusahaan t erhadap perubahan dalam rangka mengansipasi perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal. TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. iv | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
KATA PENGANTAR
The Indonesian Instute for Corporate Governance (IICG) memanjatkan rasa syukur terhadap rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan menyelesaikan program riset dan pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index (CGPI) 2014 sepanjang tahun 2015. IICG menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh organ dan anggota perusahaan peserta CGPI 2014 yang telah memberikan kepercayaan dan dukungan atas terlaksananya program ini. CGPI 2014 dengan tema “Good Corporate Governance dalam Perspekf Penciptaan Nilai” dimaknakan sebagai sistem dan mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi atas sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah perusahaan secara ekal dan bermartabat. Tata kelola perusahaan dak hanya diarkan sebagai pemenuhan kepatuhan terhadap peraturan ( compliance) dan keseuaian dengan prakk terbaik (conformance), tetapi juga harus menunjukkan kinerja ( performance) serta berkomitmen menciptakan nilai (value creaon). Berkaitan dengan hal itu strategi perusahaan dan mekanisme tata kelola yang dibangun harus memfasilitasi penciptaan nilai bagi seluruh stakeholder . Dengan tema Good Corporate Governance dalam perspekf penciptaan nilai diharapkan dapat membuka perspekf bahwa penerapan Good Corporate Governance bukanlah menjadi penghambat bagi kemajuan bisnis, melainkan dapat dijadikan alat pendukung pencapaian kinerja bisnis yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Menciptakan nilai bagi stakeholders merupakan salah satu jaminan untuk menjaga kelangsungan bisnis dan operasi perusahaan dengan tetap memperhakan aspek kepatuhan (compliance) dan kepatutan (conformance) seiring dengan pencapaian kinerja ( performance) yang diharapkan. Penilaian CGPI menggunakan perspekf stakeholders yang meyakini bahwa penerapan GCG dak semata-mata berkaitan dengan hubungan pemilik ( principle) dan pengelola (agent ) semata, tetapi hubungan dengan pemangku kepenngan ( stakeholders) lainnya semakin penng dalam upaya menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Dengan tema penilaian tersebut, program CGPI mengajak perusahaan untuk terus meningkatkan komitmennya dalam menerapkan Good Corporate Governance secara sistem dan memaskan penciptaan nilai tambah di seap proses bisnis dan internal perusahaan senanasa berorientasi untuk memberikan nilai bagi seluruh stakeholders. Penciptaan nilai diharapkan dak hanya memenuhi kepenngan stakeholders tetapi juga akan berdampak pada peningkatan kinerja yang diharapkan, penciptaan daya saing, serta keunggulan dan pencitraan nama baik perusahaan kepada seluruh stakeholders. Hasil program CGPI menunjukkan bahwa 11 perusahaan masuk dalam kategori sangat tepercaya, 11 perusahaan pada kategori tepercaya, dan 1 perusahaan pada kategori tepercaya. Dari skor CGPI secara keseluruhan terjadi kecenderungan peningkatan yang menunjukkan bahwa seluruh peserta CGPI telah bersungguh-sungguh berupaya meningkatkan kualitas penerapan GCG secara berkelanjutan. Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | v
IICG menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada seluruh jajaran organ perusahaan dan manajemen perusahaan peserta CGPI yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan seap tahapan penilaian. Penghargaan dan terima kasih secara khusus disampaikan kepada m penilai dan peneli CGPI serta Majalah SWA yang telah berkontribusi secara maksimal mensukseskan pelaksanaan program ini. Parsipasi dan upaya yang diberikan merupakan wujud peran akf dalam meningkatkan diseminasi penngnya implementasi Good Corporate Governance di kalangan dunia usaha di Indonesia.
Jakarta, Desember 2015
THE INDONESIAN INSTITUTE FOR CORPORATE GOVERNANCE
G. Suprayitno Ketua Dewan Pengurus
vi | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
May Susandy Direktur Eksekuf
RINGKASAN EKSEKUTIF CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX 2014 GCG DALAM PERSPEKTIF PENCIPTAAN NILAI Riset dan pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2014 (singkat dengan CGPI 2014) telah diselenggarakan pada tahun 2015 dengan tema “ Good Corporate Governance dalam Perspekf
Penciptaan Nilai” sebagai tema, dan memusatkan penilaian terhadap berbagai sistem dan mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi atas sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan nilai perusahaan secara ekal dan bermartabat. Perusahaan yang menyatakan diri bersedia mengiku CGPI 2014 dan hadir pada penjelasan (briefing) pelaksanaan CGPI 2014 berjumlah 23 perusahaan. Masing-masing peserta CGPI 2014 harus mengiku empat tahapan penilaian, yaitu self assessment , sistem dokumentasi, penyusunan makalah, dan observasi. Kuesioner sebagai alat ukur yang digunakan pada tahapan self assessment terdiri dari 12 aspek penilaian, berupa pernyataan tentang halhal yang dipersepsikan oleh organ dan anggota perusahaan. Kuesioner disusun berdasarkan variabel riset seputar permasalahan implementasi GCG dalam perspekf penciptaan nilai. Pengujian keandalan kuesioner menggunakan koefisien keandalan minimal yang harus dipenuhi, sebesar 0,7. Selanjutnya, pada tahapan sistem dokumentasi, peserta CGPI 2014 dipersyaratkan harus menyerahkan dak kurang dari 41 jenis dokumen atau disesuaikan dengan status perusahaan. Pada tahapan penyusunan makalah, seap peserta CGPI 2014 harus menyusun makalah yang menggambarkan serangkaian proses implementasi GCG dalam perspekf penciptaan nilai sesuai dengan sistemaka isi dan penulisan yang telah ditentukan, dan dipaparkan pada saat observasi untuk memudahkan penilaian. Uraian makalah dari masing-masing peserta CGPI 2014 diharapkan mampu memberikan gambaran tentang serangkaian proses dan program implementasi GCG di perusahaan dan upaya perusahaan melakukan transformasi atas seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat. Selanjutnya pada tahapan observasi, m penilai melakukan klarifikasi atau pemasan terhadap kualitas penerapan GCG dan penciptaan nilai tambah di perusahaan. Hasil riset dan pemeringkatan CGPI 2014 berupa skor dan indeks persepsi penerapan GCG pada perusahaan publik (Emiten), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha M ilik Swasta (BUMS), dan perusahaan keuangan syariah di Indonesia. Pemeringkatan CGPI 2014 disusun berdasarkan nilai yang diperoleh oleh masing-masing peserta sesuai dengan rentang skor untuk masing-masing kategori ngkat kepercayaan, yaitu kategori SANGAT TEPERCAYA, TEPERCAYA, dan CUKUP TEPERCAYA, selanjutnya hasil riset dan pemeringkatan tersebut dipublikasikan oleh Majalah SWA dan IICG. Peserta CGPI 2014 yang memenuhi seluruh tahapan penilaian berjumlah 23 peserta, melipu 12 perusahaan publik (Emiten), 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 7 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan 1 perusahaan keuangan syariah. Pada tahapan self assessment , diperoleh 1802 responden untuk 23 perusahaan yang diwakili oleh 88/91 pihak, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Nilai keandalan kuesioner riset CGPI 2014 dinyatakan oleh nilai alpha cronbach di atas 0,7. Nilai tersebut Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | vii
menunjukkan ngkat konsistensi dan keandalan alat ukur yang direpresentasikan oleh bur-bur pertanyaan dalam mengukur responden. Hasil pembobotan keempat tahapan penilaian menurut panel ahli (expert panel ) dengan menggunaan metode AHP ( Analycal Hierarchy Process) menghasilkan sebaran bobot untuk self assessment 21%, sistem dokumentasi 27%, makalah 25%, dan observasi 27%. Hasil riset dan pemeringkatan CGPI 2014 menetapkan sebanyak 11 perusahaan dengan kategori SANGAT TEPERCAYA, 11 perusahaan dengan kategori TEPERCAYA, dan 1 perusahaan dengan kategori CUKUP TEPERCAYA. Hasil pemeringkatan tersebut menunjukkan kesungguhan organ perusahaan peserta CGPI 2014 untuk senanasa meningkatkan kualitas penerapan GCG dan penciptaan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan.
viii | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
BAB I. PENDAHULUAN I.1
LATAR BELAKANG
Salah satu pelajaran dari Era Reformasi yang dimulai sejak tahun 1998 mengingatkan bangsa Indonesia untuk memperhakan penngnya penegakan good governance dalam penyelenggaraan Negara dan good corporate governance (GCG) dalam pengelolaan perusahaan. Berbagai strategi, kebijakan dan program yang mendorong implementasi GCG digulirkan oleh para pengawas (regulator) maupun organisasi pemerha GCG. Kegiatan dan program penunjang tersebut antara lain melipu program peningkatan pemahaman dan kompetensi, pemantauan dan evaluasi, sampai dengan program pengembangan dan pemeringkatan. Program pendidikan, seminar, pelahan, workshop tentang GCG telah dilakukan sejak tahun 1999. Peraturan tentang perangkat struktural yang mendukung GCG telah diterbitkan oleh otoritas bursa seper OJK (d/h/ Bapepam LK) & Bursa Efek Indonesia pada tahun 20002001 dan Kementerian BUMN tahun 2002. Bank Indonesia juga mewajibkan implementasi GCG kepada seluruh industri perbankan sejak tahun 2006, dan Komite Nasional Kebijakan Governance (dahulu bernama Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance atau disingkat KNKCG) telah mengeluarkan berbagai pedoman umum GCG dan pedoman khusus GCG sejak tahun 2000. Evaluasi penerapan GCG seper assessment , review , audit, dan pemeringkatan juga telah dikembangkan untuk mengevaluasi GCG perusahaan, diantaranya; (1) Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran perihal pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dan Bank Syariah; (2) Surat Keputusan Sekretaris Menteri Negara BUMN RI nomor SK-16/S.MBU/2012 tentang indikator penilaian penerapan GCG di BUMN; (3) Bursa Efek Indonesia menyelenggarakan Capital Market Award dengan GCG sebagai salah satu indikator penilaian; (4) Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan tentang pelaksanaan GCG di Bank Syariah, BPR, dan Asuransi; (5) IICG mengadakan program riset dan pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index (CGPI) sejak tahun 2001; (6) Ajang penilaian kualitas keterbukaan Annual Report Award (ARA) juga berlangsung sejak tahun 2002; (7) FCGI mengeluarkan GCG Scorecard yang membantu perusahaan untuk melakukan self assessment implementasi GCG; dan (8) IICD melakukan penilaian GCG di Emiten menggunakan ASEAN CG Scorecard.
I.2
SEKILAS TENTANG IICG DAN CGPI
The Indonesian Instute for Corporate Governance (IICG) berdiri pada tanggal 2 Juni 2000 atas prakarsa Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), praksi dan profesional, serta tokoh masyarakat yang memiliki visi dan kepedulian terhadap masa depan Indonesia yang lebih baik. Tujuan membentuk IICG adalah untuk memasyarakatkan konsep corporate governance dan manfaat penerapan prinsipprinsip GCG seluas-luasnya dalam rangka mendorong terciptanya dunia usaha Indonesia yang bereka dan bermartabat. Wujud kontribusi IICG tersebut dicanangkan dalam empat kegiatan utama, yaitu: (1 ) Penelian dan Pemeringkatan, (2) Pendidikan dan Pelahan, (3) Publikasi dan Promosi, serta (4) Penilaian dan Pengembangan. Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 1
Salah satu program yang terus menerus dilaksanakan IICG sejak tahun 2001 hingga sekarang adalah Corporate Governance Percepon Index (CGPI) yaitu program riset dan pemeringkatan penerapan good corporate governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui perancangan riset yang mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep corporate governance (CG) dengan melaksanakan evaluasi dan benchmarking sebagai upaya perbaikan yang berkesinambungan (connuous improvement ). CGPI telah diselenggarakan oleh IICG bekerjasama dengan Majalah SWA sebagai program run tahunan sejak tahun 2001 sebagai bentuk penghargaan terhadap inisiaf dan hasil upaya perusahaan dalam mewujudkan bisnis yang bereka dan bermartabat. Kepesertaan CGPI bersifat sukarela dan melibatkan peran akf perusahaan bersama seluruh stakeholders dalam memenuhi tahapan pelaksanaan program CGPI, dan hal tersebut menunjukkan komitmen bersama dalam memasyarakatkan GCG, karena program CGPI berupaya mendorong dan menuntut perusahaan peserta untuk melakukan perbaikan atau peningkatan prakk GCG di lingkungannya. Metodologi penilaian pada seap kegiatan riset dan pemeringkatan CGPI dikembangkan oleh para peneli senior dengan acuan berbagai referensi dari Indonesia maupun Internasional yang terkait dengan GCG berdasarkan perspekf stakeholders sebagai alat ukur, dan disesuaikan dengan tema sentral yang ditetapkan. Penilaian yang dilakukan terhadap implementasi GCG secara terbatas mencakup aspek komitmen dan aturan main organ perusahaan, sedangkan implementasi GG secara luas mencakup aspek komitmen dan hubungan antara perusahaan dengan stakeholders. Cara pandang seper ini akan memperluas orientasi dan cakupan implementasi GCG yang memiliki konsekuensi pada waktu dan upaya yang dibutuhkan dalam proses mewujudkan prakk terbaik. Mencerma perkembangan dunia dan tuntutan terhadap penngnya implementasi GCG, CGPI menggunakan tema sentral yang berbeda pada seap tahun penyelenggaraan sebagai fokus perhaan guna mempermudah penilaian oleh IICG dan sekaligus menjadi panduan bagi perusahaan untuk memberikan prioritas dan langkah-langkah terarah agar implementasi GCG dapat dilakukan secara utuh menyeluruh, terintegrasi dan efekf. Sejak penyelenggaraan CGPI 2003, IICG telah menetapkan tema pada rangkaian peta jalan pelaksanaan CGPI. Pada dasawarsa pertama, periode tahun 2001-2009 , tema CGPI diawali dengan “Membangun Komitmen terhadap GCG” dan diakhiri dengan tema “GCG sebagai Budaya”. Pada dasawarsa kedua, periode tahun 2010-2019 telah diawali dengan tema “GCG dalam Perspekf Eka”. Secara rinci peta jalan tema CGPI dapat disimak pada Gambar 1.2.1.
CGPI 2001
CGPI 2002
CGPI 2003 Komitmen GCG
CGPI 2004 Internalisasi GCG
CGPI 2005 Mewujudkan GCG sebagai Sistem
CGPI 2006 Meneympurnakan GCG sebagai Sistem
CGPI 2007 Aktualisasi GCG sebagai Sistem
CGPI 2008 GCG dalam Perspekf Manajemen Stratejik
CGPI 2009 GCG sebagai Budaya
CGPI 2010 GCG dalam Perspekf Eka
CGPI 2011 GCG dalam Perspekf Risiko
CGPI 2012 GCG dalam Perspekf Pengetahuan
CGPI 2013 GCG dalam Perspekf Organisasi Pembelajar
Gambar 1.2.1. Perjalanan Tema CGPI 2001 – 2013. 2 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
I.3
TUJUAN PROGRAM RISET DAN PEMERINGKATAN CGPI
Kontribusi IICG mendorong penerapan prinsip-prinsip GCG di Indonesia melalui penyelenggaraan program riset dan pemeringkatan CGPI
untuk menciptakan prakk bisnis yang ekal, sehat,
bermartabat dan berkelanjutan . Program CGPI mengajak seluruh pemangku kepenngan yang melipu Pemerintah, Pelaku Bisnis, Masyarakat Bisnis dan Pihak Pendukung Bisnis melakukan prakk terbaik GCG dan berbagai kegiatan diseminasi konsep CG dalam rangka mendorong kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan khususnya memperhakan proses penciptaan nilai tambah bagi stakeholder . Program CGPI juga bertujuan memovasi dunia bisnis melaksanakan konsep CG dan menumbuhkan parsipasi masyarakat luas agar secara bersama-sama akf dalam mengembangkan dan menerapkan GCG. Riset dan pemeringkatan ini menjadi sarana yang strategis dalam menyusun database, melakukan pemetaan (mapping) kondisi CG di Indonesia, dan menjadi benchmark implementasi GCG pada Perusahaan Publik, BUMN dan Perbankan serta Perusahaan Swasta di Indonesia.
I.4
MANFAAT DAN DAMPAK PROGRAM RISET DAN PEMERINGKATAN CGPI
Program CGPI berupaya membantu perusahaan melakukan njauan terhadap pelaksanaan CG yang telah dilakukannya dan membandingkan dengan perusahaan lainnya sebagai wujud kesungguhan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam meningkatkan kualitas penerapan GCG. Hasil njauan dan perbandingan tersebut dapat memberikan beberapa manfaat berikut pada perusahaan: 1.
Perbaikan terhadap faktor-faktor internal organisasi yang belum memadai berdasarkan hasil temuan survei CGPI 2014 guna mewujudkan peningkatan kualitas penerapan GCG;
2.
Pemetaan masalah-masalah strategis yang terjadi di perusahaan khususnya pengelolaan pengetahuan sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan yang diperlukan guna meningkatkan kualitas penerapan GCG;
3.
Peningkatan kesadaran bersama di kalangan internal perusahaan dan stakeholder lainnya terhadap penngnya pengelolaan pengetahuan dalam penerapan GCG agar terwujud pertumbuhan yang berkelanjutan;
4.
Peningkatan kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan atas hasil publikasi IICG tentang upaya peningkatan kapabilitas perusahaan dalam melaksanakan konsep CG;
5.
Perwujudan komitmen dan tanggung jawab bersama mendorong peningkatan kapasitas seluruh anggota perusahaan dalam menerapkan GCG dan memperhakan aspek risiko bisnis;
6.
Penetapan indikator atau standar kualitas penerapan GCG yang ingin dicapai perusahaan;
7.
Pengakuan dari masyarakat terhadap upaya membangun daya saing dan keberlanjutan usaha melalui peningkatan kualitas penerapan prinsip-prinsip GCG;
8.
Penataan organisasi perusahaan secara berkesinambungan melalui proses pembelajaran yang mendukung penerapan governance, risk and compliance secara terintegrasi;
9.
Peningkatan kesadaran dan komitmen bersama dari internal perusahaan terhadap penngnya mewujudkan organisasi pembelajar dan menciptakan nilai bagi stakeholders. Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 3
4 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
BAB II. GCG DALAM PERSPEKTIF PENCIPTAAN NILAI II.1
PENCIPTAAN NILAI
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan alokasi sumber daya untuk menciptakan nilai ekonomi yang opmal dan meningkatkan kesejahteraan sosial serta kualitas hidup. Dengan kata lain, penciptaan nilai dianggap penng untuk mendapatkan manfaat melalui interaksi antara pemangku kepenngan perusahaan sebagai pemenuhan terhadap tuntutan persaingan bisnis yang ketat. Perusahaan dituntut untuk menciptakan nilai melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk dan jasa, serta memenuhi kepenngan stakeholder. Penciptaan nilai bagi pelanggan akan sangat membantu pemasaran produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, sedangkan penciptaan nilai bagi pemegang saham, berupa kenaikan harga saham akan menjamin ketersediaan modal investasi untuk membiayai operasional di masa depan. Selanjutnya, penciptaan nilai bagi karyawan dapat meningkatkan produkvitas dan loyalitas kerja. Menurut perspekf keuangan, perusahaan menciptakan nilai apabila mampu menghasilkan pendapatan (return of capital ) lebih besar dari biaya (cost of capital ), tetapi menurut perspekf yang lebih luas penciptaan nilai di perusahaan juga menciptakan nilai sosial ( social value) bagi stakeholder. Sebagai contoh, perusahaan dapat mewujudkan penciptaan nilai sosial melalui kegiatan inovasi. Perusahaan yang berinovasi akan mendapatkan sebagian nilai sosial yang telah diciptakan dalam bentuk keuntungan ekonomi, dan konsumen yang akan menerima nilai sosial tersebut dalam bentuk manfaat dan kegunaan dari produk hasil inovasi. Perusahaan-perusahaan lain, kompetor maupun non kompetor memperoleh keuntungan dari melakukan imitasi (Mansfield, 2005 ) Perusahaan yang memiliki komitmen dalam menciptakan nilai dan menjadikannya prioritas, maka perusahaan akan mampu membangun kapabilitas perusahaan yang memberikan compeve advantage. Sebagaimana diungkapkan oleh Porter (1998) bahwa compeve advantage suatu perusahaan berasal dari kemampuan perusahaan tersebut dalam menciptakan nilai untuk pelanggan yang melampaui biaya perusahaan untuk menciptakan nilai tersebut. Langkah pertama perusahaan dalam menciptakan nilai adalah memahami sumber-sumber dan faktor pendorong penciptaan nilai dalam lingkup perusahaan, industri, dan pasar. Untuk membantu manajemen mengopmalkan pemanfaatan sumber daya yang berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan. Sebagai contoh, jika nilai untuk pelanggan adalah kualitas produk yang konsisten dan pengiriman tepat waktu, maka perusahaan harus meciptakan nilai secara utuh melipu seluruh rantai nilai diproses produksi. Penciptaan nilai di perusahaan saat ini banyak didorong oleh faktor-faktor intangible, diantaranya inovasi (innovaon), manusia (people), gagasan (ideas) dan merek (brand). Beberapa kategori utama dari faktor intangible melipu teknologi, intellectual property, aliances, management capabilies, employee relaons, customer relaons, community relaons, and brand value . Menurut Kaplan dan Norton (2004), penciptaan nilai yang didorong oleh intangible assets harus menjadi strategi perusahaan sehingga menuntut organisasi untuk menyelaraskan pemanfaatan sumber daya dalam perpekf jangka Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 5
panjang. Perlu dipahami bahwa investasi pada intangible assets (misalnya penelian dan pengembangan, pelahan karyawan, dan membangun merek) biasanya menghasilkan manfaat dak langsung daripada manfaat langsung bagi perusahaan.
II.2
GCG DAN PENCIPTAAN NILAI
Menurut Sir Adrian Cadbury dalam Cadbury Report tahun 2002 i n dari tata kelola perusahaan adalah untuk menciptakan nilai bagi seluruh pemangku kepenngannya. Tata kelola perusahaan dak hanya diarkan sebagai pemenuhan kepatuhan terhadap peraturan ( compliance) dan keseuaian dengan prakk terbaik (conformance), tetapi juga harus menunjukkan kinerja ( performance) serta berkomitmen menciptakan nilai (value creaon). Berkaitan dengan hal itu strategi perusahaan dan mekanisme tata kelola yang dibangun harus memfasilitasi penciptaan nilai bagi seluruh stakeholder . GCG dalam Perspekf Penciptaan Nilai dalam program CGPI dimaknakan sebagai sistem dan mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi atas sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah perusahaan secara ekal dan bermartabat.
II.3
RUANG LINGKUP DAN FOKUS PENILAIAN
Program CGPI menggunakan 3 (ga) ruang lingkup penerapan GCG, yaitu aspek kepatuhan ( compliance), kesesuaian (conformance), dan aspek kinerja ( performance). Secara rinci uraian kega aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Aspek kepatuhan (compliance) dalam implementasi GCG merupakan pemenuhan atas berbagai tuntutan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh regulator. Aspek kepatuhan menyatakan kepasan bahwa seluruh operasional bisnis perusahaan sudah dilakukan dengan baik dan dak bertentangan dengan aturan yang berlaku guna menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepenngan perusahaan;
2.
Aspek kesesuaian (conformance) dalam implementasi GCG merupakan keselarasan berbagai kebijakan dan operasional perusahaan dengan norma, eka, dan tata nilai yang dianut perusaahan. Aspek kesesuaian menyatakan kepasan kepatutan penyelenggaraan perusahaan guna menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepenngan perusahaan;
3.
Aspek kinerja ( performance) dalam implementasi GCG merupakan hasil-hasil capaian perusahaan dalam memenuhi tuntutan operasional secara ekal dan bermartabat. Aspek kinerja menyatakan kepasan pencapaian kinerja perusahaan guna menciptakan nilai tambah bagi pemangku kepenngan perusahaan.
Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka arah penilaian CGPI 2014 dengan tema “GCG dalam Perspekf Penciptaan Nilai” adalah memaskan kualitas penerapan GCG untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Oleh karena itu fokus 6 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
penilaian CGPI 2014 dengan tema “GCG dalam Perspekf Penciptaan Nilai” melipu hal-hal berikut: 1. Membangun inisiaf penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepenngan melalui peningkatan penerapan GCG secara ekal dan bermartabat; 2. Mengembangkan strategi dan kebijakan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepenngan melalui peningkatan penerapan GCG secara ekal dan bermartabat; 3. Melakukan pengawasan serta pengendalian strategi dan kebijakan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepenngan melalui peningkatan penerapan GCG secara ekal dan bermartabat; 4. Melakukan perbaikan dan peningkatan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepenngan melalui peningkatan penerapan GCG secara ekal dan bermartabat.
II.4
KEPESERTAAN CGPI
Program CGPI yang diselenggarakan IICG seap tahunnya merupakan program yang bersifat sukarela (voluntary ), selekf, dan elekf. Keikutsertaan perusahaan dalam CGPI merupakan sebuah pilihan (elekf) secara sukarela (voluntary ) tanpa didasari oleh dorongan memenuhi aturan (mandatory ) dan mempermbangkan kesiapan internal perusahaan (selekf) dalam memutuskan berparsipasi mengiku CGPI berdasarkan tema penilaian. IICG sebagai lembaga masyarakat yang independen mengundang parsipasi perusahaan pada CGPI dalam bentuk himbauan ( voluntary ) kepada beberapa perusahaan yang sudah diwajibkan menerapkan GCG ataupun belum (selekf) melalui penetapan tema khusus penilaian CGPI (elekf). IICG mengundang sebanyak 750 perusahaan untuk mengiku CGPI 2014 yang berasal dari perusahaan publik (Emiten), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Lembaga Bisnis Syariah. Rincian Perusahaan yang diundang IICG untuk mengiku CGPI 2014 disajikan pada Tabel 2.4.1. Tabel 2.4.1 Data Kepesertaan CGPI 2014 Kategori Perusahaan Pengiriman Undangan Parsipasi
Emiten Bisnis Syariah BUMN Swasta BUMD Total
495 12 98 121 24 750
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 7
8 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
BAB III. METODOLOGI PENILAIAN CGPI III.1
ASPEK PENILAIAN
Penilaian CGPI 2014 mencakup 12 aspek penerapan GCG dalam perspekf penciptaan nilai di perusahaan. Aspek-aspek tersebut merupakan hasil pengembangan dari CGPI sebelumnya dan dimutakhirkan sesuai dengan relevansi tema CGPI 2014. Keterlibatan organ perusahaan (Dewan Komisaris dan Direksi) memiliki peranan yang penng dalam seap aspek yang dikembangkan . Bagi peserta yang berasal dari lembaga keuangan syariah, keterlibatan organ perusahaan juga mencakup peran dari Dewan Pengawas Syariah. Secara rinci aspek dan indikator yang dinilai pada CGPI 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Komitmen Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek komitmen dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengintegrasikan berbagai sistem dan mekanisme yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek komitmen melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab organ utama perusahaan (board manual ) serta pedoman tata kelola perusahaan ( Code of CG) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan pedoman perilaku (code of conduct) serta sistem dan mekanisme an kecurangan ( an fraud ), pengendalian grafikasi, dan perlindungan terhadap saksi pelapor ( whistle blowing systems) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. c.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan melipu pengelolaan risiko (risk management ), pengendalian internal (internal control ) serta pengelolaan teknologi informasi (IT Governance) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
2.
Transparansi Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek transparansi dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme pengungkapan dan keterbukaan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 9
ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek transparansi melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pengungkapan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme keterbukaan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
3.
Akuntabilitas Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek akuntabilitas dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme check and balances yang mengatur kewenangan dan pertanggung jawaban dalam mengelola perusahaan secara sehat, terukur dan professional untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek akuntabilitas melipu: a.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan kejelasan tugas pokok dan fungsi dalam perusahaan serta mengembangkan mekanisme pertanggung jawabannya untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme check and balances melipu pengendalian internal dan pengawasan internal di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
4.
Responsibilitas Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek responsibilitas dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengintegrasikan sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan sesuai dengan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internal perusahaan, serta melaksanakan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek responsibilitas melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internal perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pelaksanaan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
10 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
5.
Independensi Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek independensi dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan secara profesional, obyekf, dan dak adanya dominasi serta intervensi dalam pengambilan keputusan di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek independensi melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme independensi di perusahaan yang bebas dari benturan kepenngan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pengambilan keputusan yang objekf demi kepenngan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
6.
Keadilan Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek keadilan dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap seluruh pemangku kepenngan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek keadilan melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap Pemegang Saham perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap karyawan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. c.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pelanggan (customer ) perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
d. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pemasok perusahaan (vendor ) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
7.
Kepemimpinan Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek kepemimpinan dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun dan Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 11
mengembangkan pola kepemimpinan yang mampu mendorong penciptaan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek keadilan melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang mensmulasi intelektual dan memovasi secara inspirasional di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang akf di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. c.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang memaskan kualitas interaksi dan kolaborasi di antara seluruh anggota perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
d. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang membangun keteladanan dan pemberdayaan di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. e. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang memiliki orientasi masa depanuntuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
8.
Strategi Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek strategi dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengintegrasikan berbagai sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan menetapkan visi-misi-tata nilai-makna perusahaan, serta tujuan, kebijakan, program strategis dan sasarannya yang akan dicapai bersama untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek strategi melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan visi-misi-tata nilai-makna perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan tujuan, strategi, kebijakan dan program strategis perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
9.
Eka Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek eka bisnis dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan melalui pengembangan standar perilaku bisnis dan perilaku kerja untuk
12| Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek eka bisnis melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan melalui pengembangan standar perilaku bisnis dan perilaku kerja bagi seluruh para pemangku kepenngan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menegakkan prakk standar perilaku bisnis dan perilaku kerja bagi seluruh para pemangku kepenngan diperusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
10.
Risiko Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek risiko dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme pengelolaan risiko perusahaan serta mengembangkan budaya risiko di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek risiko melipu: a.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan melakukan idenfikasi, pengukuran dan migasi terhadap risiko perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan budaya risiko di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
11.
Kapabilitas Organisasi Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek kapabilitas dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan inovasi, penciptaan networking, penciptaan kompetensi organisasi yang spesifik dan unik, serta penciptaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek kapabilitas melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan inovasi yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan stakeholder untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 13
atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan networking dengan seluruh stakeholder untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. c.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan kompetensi organisasi yang spesifik dan unik untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
d. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
12.
Penciptaan Nilai Sesuai dengan tema GCG dalam perspekf penciptaan nilai, aspek penciptaan nilai dapat dimaknakan sebagai kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepenngan perusahaan secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Indikator aspek penciptaan nilai melipu: a. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah ekonomis (economic value creaon) bagi seluruh pemangku kepenngan perusahaan secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. b. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah sosial (social value creaon) bagi seluruh pemangku kepenngan perusahaan secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan.
III.2
TAHAPAN PENILAIAN
Sistemaka penilaian CGPI 2014 terdiri dari empat tahapan, yaitu self-assessment , sistem dokumentasi, penilaian makalah, dan observasi. Uraian rinci dari masing-masing tahapan dapat disimak pada penjelasan selanjutnya.
I.2.1
Self Assessment
Self-assessment adalah penilaian mandiri oleh seluruh organ, anggota, dan stakeholder perusahaan mengenai kualitas penerapan GCG dan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepenngan secara 14 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Pada tahapan ini perusahaan mengisi kuesioner yang menggali persepsi responden terhadap aspek dan indikator yang dinilai secara jujur dan objekf guna memberikan umpan balik dan evaluasi yang baik kepada perusahaan. Daar para pemangku kepenngan perusahaan yang dipersyaratkan untuk mengisi kuesioner pada tahapan self-assessment dapat disimak pada Tabel III.2.1. Tabel III.2.1 Daar Responden Self Assessment No
Responden Internal
1.
Presiden Komisaris
1
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ketua Dewan Pengawas Syariah (khusus bank syariah) Komisaris dan Komisaris Independen Dewan Pengawas Syariah 1 Anggota Komite Komisaris Presiden Direktur (Direktur Utama) Direktur dan Direktur Tidak Terafiliasi
1 2 2 3 1 2
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary ) 2 Pegawai Manajerial 3 Komite Eksekutif Pegawai Tingkat Non Manajerial Satuan Pengawasan Internal / Auditor Internal Pimpinan Unit Fungsional Human Resources/Human Capital Pimpinan Bagian Research and Development dan Business Development Serikat Pekerja Responden Eksternal Investor Institusi Investor Minoritas Pemasok Lembaga Pembiayaan Asuransi Perusahaan Anak Pelanggan (Customer ) Auditor Eksternal 4 Regulator & Pengawas (OJK / Kementerian Negara BUMN / BI) Regulator (Kementerian Perdagangan/Kementerian Perindustrian/ Kementerian Perhubungan/Kementerian Lingkungan Hidup/ Direktorat Pajak) Pengawas (KPPU / YLKI / BPOM) Notaris Asosiasi yang diikuti oleh perusahaan Mitra Kerja Perusahaan ( partner / joint operation / perguruan tinggi) 5 Konsultan Mitra Kerja (appraisal, mitra fungsional dll)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jumlah
1 8 3 8 5 5 2 2 Jumlah 2 2 2 2 5 3 5 3 1 2 2 2 5 4 5
Catatan: 1
2 3
4 5
Komite Komisaris adalah Komite yang ada di ngkat Dewan Komisaris seper Komite Audit, Komite Nominasi, Komite Remunerasi, Komite Pemantau Risiko, Komite Governance, dan lain-lain, Disesuaikan dengan kondisi perusahaan (contoh: Vice President , Manager, Kepala Divisi/Departemen) Komite Eksekuf adalah komite yang ada di ngkat Direksi yang disesuaikan dengan komite yang ada di perusahaan (contoh: Komite Eka, Komite SDM, Komite Risiko, Komite Kredit, dll) Otoritas Jasa Keuangan: bagi Emiten; Kementerian Negara BUMN: bagi BUMN; Bank Indonesia: bagi Bank Melipu konsultan untuk bagian pemasaran, operasi, SDM, keuangan, IT, akuntansi, pajak, l ogisc, dll
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 15
Metode pengisian kuesioner pada tahapan self assessment dapat dilakukan melalui beberapa pilihan, diantaranya metode online survey pada website IICG di www.iicg.org/survey, atau dengan metode pengisian secara elektronik (dalam format excel), atau pengisian secara langsung pada cetakan lembar pertanyaan (buku kuesioner ).
I.1.1
Sistem Dokumentasi
Tahapan sistem dokumentasi adalah pemenuhan persyaratan penilaian berupa penyerahan berbagai dokumen yang telah dimiliki perusahaan terkait dengan pelaksanaan GCG dan dan penciptaan nilai tambah bagi pemangku kepenngan secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen yang dipersayaratkan pada penyelenggaraan CGPI 2013, maka pada CGPI 20 14 tahun ini cukup hanya memberikan pernyataan konfirmasi bahwa dokumen sebelumnya masih berlaku, dan jika terjadi perubahan, maka dokumen yang direvisi harus dilampirkan. Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan diserahkan ke sekretariat IICG setelah mendapat pengesahan dari Presiden Direktur atau Direktur Utama dan atau yang dapat mewakili. Dokumen tersebut dikaji dan dianalisa untuk kemudian dikelompokkan menjadi tujuh kelompok yang mewakili governance structure, governance system, governance process, governance mechanism, governance output, governance outcome, dan governance impact. Daar dokumen untuk masing-masing kelompok tersebut disajikan pada Tabel III.2.2. Tabel III.2.2 Daar Kelengkapan Sistem Dokumentasi No.
Jenis Dokumen Governance Structure 1
1
Anggaran Dasar Perseroan terakhir yang disahkan Kemenkumham
2
Panduan tertulis khusus yang mengatur tugas, kewajiban, wewenang dan berbagai hal yang 2 berkaitan dengan Dewan Komisaris (Board Charter ) Panduan tertulis khusus yang mengatur tugas, kewajiban, wewenang dan berbagai hal yang 2 berkaitan dengan Direksi (Board Charter ) 2 Panduan tertulis khusus untuk Organ Pendukung Komisaris (Komite Audit/Nominasi/Risiko/dll)
3 4
Governance System 2
5
Panduan moral dan etika kerja dan/atau etika bisnis (code of conduct )
6
Dokumentasi proses perumusan visi, misi, tata nilai, tujuan organisasi periode terakhir
7
Panduan/pedoman pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
8 9
Dokumen yang terkait dengan sistem perlindungan terhadap saksi pelapor/sistem pelaporan pelanggaran (whistle blowing system) Panduan tertulis mengenai Sistem Pengendalian Internal (Internal Audit Charter )
10
Kebijakan mengenai pembatasan perangkapan jabatan dan implementasinya
11
Dokumentasi sistem implementasi pengelolaan sumber daya manusia (kebijakan pengelolaan SDM, Kamus Kompetensi, Pemetaan Bakat, Jenjang Karir, Sistem Nilai Pekerjaan, Human Resource Information Systems/HRIS) Governance Process
12
Pedoman Kebijakan Perusahaan (Policy Governance)
13
Dokumentasi sistem manajemen mutu (quality management system)
14 15
Dokumentasi proses perumusan Peraturan Perusahaan/Kesepakatan/Perjanjian Kerja Bersama 3 (PP/KKB/PKB) Dokumentasi Sistem Manajemen Risiko
16
Dokumentasi Contingency Plan/Crisis Management Protocol (Pemutakhirannya)
16 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
3
7
No.
Jenis Dokumen Governance Mechanism 2
17
Panduan/Pedoman/Manual tertulis Tata Kelola Perusahaan yang Baik, (Manual Governance)
18
Panduan tertulis khusus mengenai pengelolaan benturan kepentingan
19
Dokumentasi terkait dengan kinerja Direksi dan Komisaris / Kontrak Manajemen serta penilaian atas pencapaian kinerja (realisasi) Dokumentasi undangan/iklan Rapat Umum Pemegang Saham,
20 21
23
Dokumentasi program pelatihan kepemimpinan dan assessment kepemimpinan (termasuk kurikulum) Panduan/Pedoman tentang perumusan, pengembangan, pengawasan dan evaluasi Corporate 4 Plan/Business Plan/RKAP/RJPP Dokumen terkait kebijakan anti korupsi
24
Dokumen terkait kebijakan tata kelola teknologi informasi
25
Dokumen terkait pelaksanaan inovasi di perusahaan
22
Governance Output
26 27
Hasil survei atau assessment atau review terhadap penerapan prinsip-prinsip GCG yang dilakukan oleh internal dan atau eksternal perusahaan, Rekapitulasi pelanggaran kode etik, fraud , kecelakaan kerja, kasus litigasi dan non liigasi
28
Dokumentasi penghargaan atas reputasi perusahaan Governance Outcome
29
Laporan Tahunan 2014 ( Annual Report 2014),
30
Prospektus tahun terakhir (Jika menerbitkan pada tahun yang bersangkutan)
31
Dokumentasi paparan publik (Public Expose),
32
Dokumentasi penilaian kinerja perusahaan oleh pihak eksternal (KAP) / Opini Auditor
33
Dokumentasi/program penilaian kepuasan pegawai
34
Dokumentasi/program penilaian kepuasan pemasok,
35 36
Dokumentasi/program penilaian kepuasan pelanggan Dokumentasi program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
37
Dokumentasi program pengembangan/pemberdayaan komunitas (Community Development )
38
Dokumentasi program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL)
39 40 41
Governance Impact Dokumentasi AMDAL Dokumentasi resertifikasi Manajemen Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report )
5
6
Catatan: 1 Dilampiri hasil pemetaaan regulasi yang mengikat perseroan 2 Dilengkapi hasil kajian/evaluasi 3 Dilengkapi perencanaan, proses pelaksanaan, ngkat pemahaman dan dampaknya 4 BUMN / BUMD ada RJPP / RKAP; Perusahaan publik ada Corporate Plan, Business Plan, Annual Plan ataupun seper Strategic Intent, Strategic Plan 5 Prospektus hanya diwajibkan untuk perusahaan yang melakukan penawaran pendanaan melalui saham 6 Hanya untuk BUMN 7 Melipu Sistem Manajemen Mutu Proses (ISO 9000/MBNQA), Sistem Manajemen Lingkungan (ISO14000), Sistem Manajemen Mutu K3/SMK3 (OHSAS 18000), Sistem Manajemen CSR (ISO 26000), Sistem Manajemen IT (ISO 27000 ), Business Connuity Management/BCM (ISO 22301), Sistem Manajemen Risiko (ISO 31000/COSO/BASEL), Sistem Manajemen Energi (ISO 50001)
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 17
I.1.1
Penyusunan Makalah
Penyusunan makalah merupakan salah satu pemenuhan persyaratan penilaian yang menjelaskan serangkaian proses dan program implementasi GCG di perusahaan dan penciptaan nilai tambah perusahaan. Makalah yang disusun mampu menggambarkan arah dan fokus penilaian yang sesuai dengan pedoman sistemaka penulisan yang ditetapkan sebagai berikut; Petunjuk Umum a.
Makalah disusun menurut sistemaka penyusunan yang ditetapkan guna mempermudah prosedur penilaian. Penyimpangan dari sistemaka akan mempengaruhi penilaian.
b.
Kelengkapan informasi yang dimuat dalam makalah akan membantu penulisan publikasi prakk GCG di perusahaan sebagai rangkaian kelanjutan pelaksanaan program CGPI 2014. 1. Format Penulisan Format penulisan ditetapkan sebagai berikut: a.
Dicetak pada kertas berukuran A4 (297x210 mm).
b.
Dikek dengan spasi 1,5 dan font Times New Roman 12 point, margin kiri 3 cm; kanan 2,5 cm; atas 2,5 cm dan bawah 2,5 cm.
c.
Peserta dianjurkan menggunakan Ms Word untuk menuliskan makalah, dan tabulasi data dengan Ms Excel.
2.
Sistemaka Penulisan dapat dijelaskan sebagai berikut (lembar contoh dapat dilihat pada Lampiran): a.
Tema penulisan makalah adalah ”GCG dalam Perspekf Penciptaan Nilai”.
b.
Lembar cover depan berisi Judul Makalah, Nama Perusahaan, Bidang Bisnis Utama, dan Alamat Lengkap.
c.
Lembar Pengesahan merupakan lembar yang berisi nama penanggung jawab makalah dan m penyusun makalah, serta ditandatangani oleh penanggung jawab makalah.
d.
Isi makalah disusun dengan bagian-bagian sebagai berikut I.
Komitmen terhadap penerapan GCG dan penciptaan nilai tambah.
II.
Penegakan prinsip transparansi dan pengungkapan informasi perusahaan dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi stakeholder.
III.
Penegakkan prinsip akuntabilitas dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi stakeholder.
IV.
Penegakkan prinsip responsibilitas dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi stakeholder.
V.
Penegakkan prinsip independensi dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi stakeholder.
VI.
Penegakkan prinsip keadilan dalam rangka menciptakan nilai tambah bagi stakeholder.
VII.
Pola kepemimpinan yang dikembangkan dalam rangka mendorong penciptaan nilai tambah bagi stakeholder.
VIII.
Strategi pencapaian tujuan perusahaan melalui berorientasi pada penciptaan
18 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
nilai tambah bagi stakeholder. IX.
Tata kelola risiko yang dikembangkan dalam rangka mendorong penciptaan nilai tambah bagi stakeholder.
X.
Kebijakan dan implementasi eka bisnis perusahaan yang mendorong penciptaan nilai tambah bagi stakeholder.
XI.
Kapabilitas organisasi yang menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah.
XII.
Hasil Penciptaan nilai tambah dalam rangka menjamin tercapainya tujuan perusahaan.
e. Penyajian isi makalah perlu memperhakan beberapa aspek yang digunakan dalam menilai kualitas penyajian makalah, antara lain: (1) Cakupan Cakupan terdiri dari kelengkapan penyajian secara terstruktur yang memperhakan proses, struktur, sistem, mekanisme, output, hasil, dampak dan manfaat. Cakupan disertai dengan data dan informasi pendukung yang relevan dan valid. (2) Relevansi Relevansi merupakan kesesuaian penyajian makalah dengan tema penilaian (GCG dalam Perspekf Penciptaan Nilai). Relevansi juga terkait dengan penyajian sesuai tahun buku penilaian (2014). (3) Kejelasan Kejelasan penyajian makalah berkaitan dengan penyajian sesuai dengan kaidah umum Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kejelasan juga berkaitan dengan ketersediaan penjelasan dari data dan informasi yang disajikan di makalah. (4) Kedalaman Kedalaman penyajian makalah berkaitan dengan keluasan hal yang diungkap dalam prakk GCG dan penciptaan nilai tambah seper keluasan lingkup jenjang korporasi (perusahaan induk sampai dengan perusahaan anak dalam kelompok usaha), jenjang organisasi (ngkat divisi sampai dengan operasional), jenjang kelompok (kolegial atau individu). Kedalaman juga terkait dengan kelengkapan aturan, kebijakan, sistem dan pedoman operasional. 3. Pengumpulan Makalah disampaikan dalam bentuk socopy/file dan hardcopy makalah. 4. Makalah dipresentasikan pada saat observasi dengan durasi maksimum 30 menit dan menyerahkan materi presentasi tersebut (so copy dan hard copy )
I.1.2
Observasi
Observasi adalah tahapan akhir penilaian sebagai salah satu bagian penng dari proses riset dan pemeringkatan CGPI 2014 berupa peninjauan langsung ke perusahaan oleh m penilai CGPI 2014 untuk memaskan kualitas penerapan GCG dan proses penciptaan nilai tambah perusahaan secara Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 19
berkesinambungan yang diperoleh dari data dan informasi pada ke ga tahapan sebelumnnya ( self assessment , sistem dokumentasi dan makalah). Pelaksanaan observasi di seap perusahaan peserta CGPI 2014 dilakukan ½ (setengah) hari kerja atau 3 jam efekf. Pelaksanaan observasi pada seap perusahaan peserta CGPI 2014 dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi tanya jawab dengan Dewan Komisaris, Direksi dan Manajemen serta pihak lain yang terkait perusahaan. Disamping itu dengan tahapan ini m peneli riset dan pemeringkatan CGPI 2014 dapat langsung melakukan verifikasi data-data dan dokumentasi perusahaan yang dibutuhkan untuk kepenngan penilaian CGPI 2014 yang lebih akurat.
III.3
NORMA PENILAIAN
Hasil pemeringkatan program CGPI menggunakan norma penilaian berdasarkan rentang skor yang dicapai oleh Peserta CGPI dengan kategorisasi atas ngkat kualitas implementasi GCG yang menggunakan islah “ Tepercaya”. Norma penilaian CGPI dapat dijelaskan sebagai berikut: ØSkor 55,00 – 69,99 Kategori Cukup Tepercaya ØSkor 70,00 – 84,99 Kategori Tepercaya ØSkor 85,00 – 100 Kategori Sangat Tepercaya
III.4
PEMASTIAN MUTU
Dalam upaya mendapatkan hasil CGPI yang bermutu, dilakukan pemasan terhadap pelaksanaan alur program, relevansi tema dengan proses penilaian dan pengujian alat ukur yang digunakan. Penyusunan alat ukur penilaian didasarkan pada relevansi tema sentral CGPI dan dikembangkan sesuai fokus penilaian. Alat ukur dipaskan melipu seluruh aspek penilaian yang ditetapkan. Alat ukur yang ditetapkan dilengkapi dengan pengujian alat ukur sebagai uji kalibrasi untuk mendapatkan ngkat konsistensi yang nggi dan untuk mendapatkan ngkat kesahihan (validitas). Metode Analysis Factor digunakan untuk pengujian alat ukur dan merupakan bagian dari uji validitas (mengukur apa yang seharusnya diukur). Sedangkan metode AHP ( Analycal Hierarchy Process) digunakan untuk melihat, menilai dan mengukur ngkat kepenngan dari tahapan penilaian CGPI.
20 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
BAB IV. HASIL CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX IV.1. HASIL RISET
Setelah membuka proses pendaaran untuk menjadi peserta CGPI selama ga bulan sejak bulan Mei Juli 2014 akhirnya terdapat 23 perusahaan yang terdaar sebagai peserta CGPI 2014. D aar perusahaan peserta CGPI 2014 disajikan pada Tabel 41.1 berikut:
Tabel 4.1.1 Perusahaan Peserta CGPI 2014 Emiten Keuangan
E M I T E N
BUMN Keuangan
1.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
3.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
4.
B U M N
1.
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
BUMN Non Keuangan 1.
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
2.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
5.
PT Bank Central Asia Tbk.
BUMS Keuangan
6.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
1.
PT Bank Mandiri Taspen Pos
2.
PT Mandiri Tunas Finance
3.
PT Mandiri Sekuritas
B U M S
Emiten Non Keuangan 1.
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk.
2.
PT Bukit Asam (Persero) Tbk.
3.
BUMS Non Keuangan 1.
PT Krakatau Engineering
PT Timah (Persero) Tbk.
2.
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon
4.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
3.
PT Krakatau Tirta Industri
5.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
4.
PT Petrokimia Gresik
6.
PT Bakrie & Brothers Tbk
SYA RIAH
Bisnis Syariah 1.
PT Bank Syariah Mandiri
* Emiten (Perusahaan Publik) ** BUMN (dak termasuk BUMN yang sudah emiten) ***BUMS (dak termasuk BUMS yang sudah emiten)
Data lain yang diperlukan pada riset dan pemeringkatan CGPI 2014 ini adalah data perseptual yang digunakan untuk menilai seap aspek cakupan penilaian yang melatarbelakangi objek riset . Data perseptual dianggap memenuhi syarat jika seap bagian pertanyaan terjawab dengan lengkap . Dalam CGPI 2014 ini, jumlah responden pada tahapan self assessment sebanyak 1802 yang berasal dari 23 perusahaan. Dari jumlah 1802 responden tersebut dapat dikelompokkan sebanyak 999 responden mewakili pihak internal dan sebanyak 803 responden mewakili pihak eksternal perusahaan peserta CGPI 2014 (Gambar IV.1.1.)
Tipe Responden (N=1802)
Eksternal 45%
Internal 55%
Gambar 4.1.1. Jumlah Responden Tahapan Self Assessment Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 21
I.1.1
Pengujian Alat Ukur
Seluruh kuesioner yang digunakan untuk melakukan penilaian self assessment telah diuji keandalannnya dan hasilnya menunjukkan nilai alpha cronbach di atas 0,7 . Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan untuk menilai pelaksanaan GCG dalam perspekf penciptaan nilai memiliki keandalan yang baik, dan memberikan hasil yang konsisten jika kuesioner tersebut digunakan untuk menilai GCG dalam perspekf penciptaan nilai di masa yang akan datang. Data dari keduabelas cakupan penilaian diuji melalui analisis dan metode stask. Hasil pengujian tersebut disajikan pada Tabel 4.1.2. Tabel 4.1.2 Hasil Pengujian Keandalan Alat Ukur No.
I.1.1
Aspek
Skor
Validitas
Realibilitas
Keterangan
KMO
α
KMO > 0,5
α > 0,70
1
Komitmen
86,80
0,948
0,934
Sahih
Andal
2
Transparansi
87,43
0,943
0,921
Sahih
Andal
3
Akuntabilitas
87,70
0,931
0,904
Sahih
Andal
4
Responsibilitas
86,43
0,945
0,930
Sahih
Andal
5
Independensi
85,98
0,919
0,894
Sahih
Andal
6
Keadilan
87,36
0,957
0,947
Sahih
Andal
7
Kepemimpinan
78,02
0,943
0,899
Sahih
Andal
8
Strategi
86,37
0,950
0,951
Sahih
Andal
9
Etika
85,68
0,882
0,893
Sahih
Andal
10
Risiko
86,26
0,917
0,908
Sahih
Andal
11
Kapabilitas
84,56
0,958
0,953
Sahih
Andal
12
Penciptaan Nilai
85,40
0,953
0,951
Sahih
Andal
Pembobotan
Pembobotan penilaian CGPI dilakukan untuk mendapatkan ngkat kepenngan dari aspek yang terkait dengan implementasi GCG dan tahapan penilaian yang digunakan pada kegiatan riset dan pemeringkatan CGPI. Pembobotan dilakukan agar didapatkan penilaian ngkat kepenngan yang diberikan oleh panel ahli. Panel ahli merupakan pihak-pihak yang dianggap memiliki kompetensi dan pengetahuan yang baik terhadap implementasi prinsip-prinsip GCG dan tujuan CGPI. Panel ahli merupakan pihak eksternal IICG yang berasal dari investor, analyst, praksi, KNKG, akademisi, dan lembaga pemerha GCG serta perusahaan peserta CGPI. Hasil penilaian diolah dan diuji ngkat konsistensinya dengan menggunakan metode AHP. Pengujian konsistensi menggunakan ngkat konsistensi yang nggi di atas 90% atau memiliki ngkat inkonsistensi yang rendah di bawah 0,1. Berdasarkan hasil penilaian panel ahli, pembobotan tahapan penilaian tertera pada Tabel 4.1.3. Tabel 4.1.3 Bobot Tahapan Penilaian CGPI 2014 Tahapan
Bobot
Tahapan
Bobot
Self Assessment
21 %
Penyusunan Makalah
25 %
Kelengkapan Dokumen
27 %
Observasi
27 %
Total 100% Overall Inconsistency 0,04
22 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
IV.2
HASIL TAHAPAN PENILAIAN
Pada bagian hasil CGPI 2014 berdasarkan tahapan penilaian, IICG menyajikan hasil temuan dengan menggunakan pengelompokkan perusahaan berdasarkan kategori sebagai berikut: 1. Emiten - Sektor Keuangan 2. Emiten - Sektor Non Keuangan 3. BUMN - Sektor Keuangan 4. BUMN - Sektor Non Keuangan 5. BUMS - Sektor Keuangan 6. BUMS - Sektor Non Keuangan 7. Bisnis Syariah
1
SELF ASSESSMENT
Tahapan self assessment merupakan pengisian kuesioner oleh organ, anggota dan stakeholder perusahaan mengenai kualitas penerapan GCG dan penciptaan nilai tambah bagi stakeholders secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan. Kuesioner self assessment terdiri dari 12 aspek penilaian berupa pernyataan tentang hal-hal yang dipersepsikan oleh organ dan anggota serta stakeholder perusahaan. Hasil yang dicapai dalam tahapan self assessment oleh peserta CGPI di sajikan dalam Tabel 4.2.1. Tabel 4.2.1. Rerata Tahapan Self Assessment Aspek
Kelompok Perusahaan Emiten Keuangan
Komitmen
89.24
Emiten Non Keuangan 84.09
BUMN Keuangan
BUMS Keuangan
90.04
BUMN Non Keuangan 89.87
Bisnis Syariah
82.90
BUMS Non Keuangan 86.03
Transparansi
89.87
85.42
87.77
90.45
82.78
86.01
81.27
Akuntabilitas
89.81
85.76
90.40
90.89
83.28
87.21
82.19
Responsibilitas
88.87
84.50
88.45
89.83
82.53
86.45
80.88
Independensi
89.52
83.98
90.02
84.86
83.54
85.62
81.73
Keadilan
89.80
85.21
91.32
91.23
82.90
87.11
81.90
Kepemimpinan
76.07
70.18
82.32
83.24
69.61
72.15
69.16
Strategi
88.75
83.92
89.29
90.38
82.20
86.20
81.11
Etika
87.86
84.37
89.61
90.00
81.65
85.04
79.07
Risiko
89.21
83.33
88.12
87.11
82.89
86.59
81.28
Kapabilitas Organisasi
87.55
81.44
87.90
86.78
80.51
85.81
78.43
Penciptaan Nilai
87.87
80.18
90.02
90.02
80.72
86.41
75.64
82.07
A. Komitmen Aspek komitmen secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.1.
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 23
1.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab organ utama perusahaan (board manual ) serta pedoman tata kelola perusahaan (Code of CG) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Kom-1).
2.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan pedoman perilaku (code of conduct) serta sistem dan mekanisme an kecurangan ( an fraud ), pengendalian grafikasi, dan perlindungan terhadap saksi pelapor ( whistle blowing systems) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Kom-2).
3.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan melipu pengelolaan risiko (risk management ), pengendalian internal (internal control ) serta pengelolaan teknologi informasi (IT Governance) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Kom-3).
ASPEK KOMITMEN 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 Emiten Keuang an
Emiten Non Keuang an
BUMN Keuang an
BUMN Non Keuang an
BUMS Keuang an
BUMS Non Keuang an
Bisnis Syariah
Kom-1
89.69
85.36
91.40
90.65
83.20
86.75
82.40
Kom-2
89.00
83.50
89.26
89.04
82.60
85.11
81.86
Kom-3
89.03
83.41
89.46
89.91
82.91
86.24
81.96
Gambar 4.2.1. Rerata Self Assessment Aspek Komitmen B. Transparansi Aspek transparansi secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.2. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pengungkapan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan ( Trans-1). 2. Kesungguhan Direksi dan D ewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme keterbukaan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan ( Trans-2).
24 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
ASPEK TRANSPARANSI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Bisnis Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Trans-1
89.71
86.54
90.32
89.63
83.33
86.64
81.50
Trans-2
90.04
84.30
85.21
91.27
82.24
85.39
81.04
Gambar 4.2.2. Rerata Self Assessment Aspek Transparansi C. Akuntabilitas Aspek akuntabilitas secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar IV.2.3. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan kejelasan tugas pokok dan fungsi dalam perusahaan serta mengembangkan mekanisme pertanggung jawabannya untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Akun-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme check and balances melipu pengendalian internal dan pengawasan internal di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Akun-2).
ASPEK AKUNTABILITAS 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga n n n n n n
Bisnis Syariah
Akun-1
89.71
85.35
90.09
91.01
83.49
87.06
81.85
Akun-2
89.92
86.17
90.70
90.77
83.07
87.36
82.53
Gambar 4.2.3. Rerata Self Assessment Aspek Akuntabilitas D. Resposibilitas Aspek responsibilitas secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.4. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internal perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Resp-1). Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 25
2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pelaksanaan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Resp-2).
ASPEK RESPONSIBILITAS 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
E.
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Bisnis Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Resp-1
88.59
83.68
89.21
89.88
83.34
85.92
80.66
Resp-2
89.14
85.33
87.69
89.78
81.72
86.99
81.10
Gambar 4.2.4. Rerata Self Assessment Aspek Responsibilitas Independensi
Aspek independensi secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.5. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme independensi di perusahaan yang bebas dari benturan kepenngan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Indep-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pengambilan keputusan yang objekf demi kepenngan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Indep-2).
ASPEK INDEPENDENSI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Bisnis Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Indep-1
89.26
84.12
89.69
79.86
82.57
85.19
81.64
Indep-2
89.77
83.84
90.35
89.85
84.51
86.05
81.82
Gambar 4.2.5. Rerata Self Assessment Aspek Independensi F. Keadilan Aspek keadilan secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.6. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap Pemegang 26 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
Saham perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap karyawan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pelanggan (customer ) perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan ( Fair-3). 4. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pemasok perusahaan (vendor ) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-4).
ASPEK KEADILAN 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Fair-1
89.28
84.53
91.62
91.27
83.93
86.68
82.50
Fair-2
89.39
84.14
90.72
89.97
81.04
86.33
80.75
Fair-3
89.90
85.54
90.78
91.59
83.02
87.75
82.46
Fair-4
90.64
86.60
92.15
92.10
83.62
87.68
81.90
Gambar 4.2.6. Rerata Self Assessment Aspek Keadilan G. Kepemimpinan Aspek kepemimpinan secara rinci mengungkapan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa seper tertera pada Gambar 4.2.7. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang mensmulasi intelektual dan memovasi secara inspirasional di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang akf di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang memaskan kualitas interaksi dan kolaborasi di antara seluruh anggota perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-3). 4. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang membangun keteladanan dan pemberdayaan di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 27
bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-4). 5. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang memiliki orientasi masa depanuntuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-5).
ASPEK KEPEMIMPINAN 85.00 70.00 55.00 40.00 25.00 10.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Lead-1
86.56
81.27
86.82
88.92
81.27
84.54
79.06
Lead-2
29.17
22.27
58.58
59.31
21.94
18.41
24.38
Lead-3
87.87
81.48
88.51
88.99
80.60
85.51
79.60
Lead-4
88.28
82.31
88.42
88.91
82.35
85.75
79.63
Lead-5
88.48
83.58
89.27
90.04
81.86
86.55
83.13
Gambar 4.2.7. Rerata Self Assessment Aspek Kepemimpinan H. Strategi Aspek strategi secara rinci mengungkapkan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.8. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan visi-misi-tata nilai-makna perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Stra-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan tujuan, strategi, kebijakan dan program strategis perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Stra-2).
ASPEK STRATEGI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga n n n n n n
Bisnis Syariah
Stra-1
88.51
84.02
89.46
90.87
82.05
86.27
80.74
Stra-2
89.00
83.83
89.11
89.90
82.35
86.13
81.49
Gambar 4.2.8. Rerata Self Assessment Aspek Strategi I. Eka Aspek eka secara rinci mengungkapkan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar IV.2.9. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola 28 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
perusahaan melalui pengembangan standar perilaku bisnis dan perilaku kerja bagi seluruh para pemangku kepenngan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Eka-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menegakkan prakk standar perilaku bisnis dan perilaku kerja bagi seluruh para pemangku kepenngan diperusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Eka-2).
ASPEK ETIKA 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00 60.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Bisnis Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Etika-1
88.82
85.30
90.00
90.75
82.68
85.31
82.06
Etika-2
86.91
83.44
89.22
89.26
80.62
84.78
76.07
Gambar 4.2.9. Rerata Self Assessment Aspek Eka J. Risiko Aspek risiko secara rinci mengungkapkan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar IV.2.10. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan melakukan idenfikasi, pengukuran dan migasi terhadap risiko perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Risk-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan budaya risiko di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Risk-2).
ASPEK RISIKO 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga n n n n n n
Bisnis Syariah
Risk-1
89.09
84.15
87.38
87.61
82.48
86.67
81.39
Risk-2
89.32
82.51
88.85
86.60
83.30
86.51
81.18
Gambar 4.2.10. Rerata Self Assessment Aspek Risiko K. Kapabilitas Organisasi Aspek kapabilitas organisasi secara rinci mengungkapkan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.11. Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 29
1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan inovasi yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan stakeholder untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan networking dengan seluruh stakeholder untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan kompetensi organisasi yang spesifik dan unik untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-3). 4. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-4)
ASPEK KAPABILITAS ORGANISASI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Cap-1
86.25
79.31
85.52
84.93
79.48
85.22
76.27
Cap-2
87.78
81.52
87.45
84.77
80.79
85.73
79.15
Cap-3
88.03
82.22
88.53
87.12
81.50
86.06
78.78
Cap-4
88.14
82.70
90.09
90.32
80.27
86.24
79.54
Gambar 4.2.11. Rerata Self Assessment Aspek Kapabilitas Organisasi L. Penciptaan Nilai Aspek penciptaan nilai secara rinci mengungkapkan hasil self assessment terhadap fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.12. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan nilai tambah ekonomis ( economic value creaon) bagi seluruh pemangku kepenngan secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan ( Vacre-1) 30 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
2.
Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki untuk menciptakan nilai tambah sosial (social value creaon) bagi seluruh pemangku kepenngan secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Vacre-2).
ASPEK PENCIPTAAN NILAI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00 60.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Vacre-1
86.95
76.49
88.83
89.99
79.93
86.04
71.47
Vacre-2
88.78
83.88
89.40
90.05
81.50
86.79
79.81
Gambar 4.2.12. Rerata Self Assessment Aspek Penciptaan Nilai
I.1.1 HASIL SISTEM DOKUMENTASI Tahapan sistem dokumentasi mempersyaratkan sekurang-kurangnya 40 dokumen untuk perusahaan publik (emiten), 39 dokumen untuk perusahaan BUMN, dan 38 dokumen untuk perusahaan swasta . Dokumen tersebut kemudian dikaji dan dianalisa untuk kemudian dikelompokkan menjadi tujuh kelompok besar yang mewakili governance structure, governance system, governance process, governance mechanism, governance output, governance outcome, dan governance impact. Dari penilaian sistem dokumentasi dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh peserta CGPI 2014 memiliki skor yang baik dalam sistem dokumentasi. Peserta CGPI 2014 juga memiliki inisiaf dan kesungguhan dalam membangun sistem dan prosedur pelaksanaan GCG dan penciptaan nilai tambah perusahaan secara berkelanjutan. Dari sisi lain dapat dikatakan bahwa regulasi telah mewajibkan perusahaan untuk melaksanakan GCG secara sistemas, terukur, dan terdokumentasi (Tabel 4.2.2). Tabel 4.2.2 Rerata Hasil Tahapan Sistem Dokumentasi Kelompok Perusahaan Emiten Keuangan Emiten Non Keuangan BUMN Keuangan BUMN Non Keuangan BUMS Keuangan BUMS Non Keuangan Bisnis Syariah
Gov. Structure
Gov. System
Gov. Process
Gov. Mechanism
Gov. Output
Gov. Outcome
Gov. Impact
88.03
87.98
87.63
87.41
88.02
88.28
86.30
82.88
82.43
82.74
82.12
81.67
82.16
82.49
88.33
85.48
84.41
85.15
84.50
85.00
85.00
75.63
74.45
73.67
75.97
78.47
75.74
76.53
81.76
79.48
77.88
77.27
77.96
76.60
70.65
78.40
79.12
79.43
78.77
80.13
78.73
75.33
88.44
87.04
86.55
87.06
86.50
88.19
86.25
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 31
A.
Governance Structure CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan pembagian
kewenangan dan tanggung jawab organ dan anggota perusahaan serta kejelasan aturan dan prosedur dalam pengambilan keputusan berdasarkan asas pemisahan peran secara berimbang ( check and balances system) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil penilaian kelompok dokumen governance structure di perusahaan peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.13. Governance Structure Bisnis Syariah
88.44
BUMS Non Keuangan
78.40
BUMS Keuangan
81.76
BUMN Non Keuangan
75.63
BUMN Keuangan
88.33
Emiten Non Keuangan
82.88
Emiten Keuangan
88.03
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.13. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Structure B. Governance System CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan kerangka yang digunakan pada penyelenggaraan berbagai akvitas di dalam perusahaan yang tercermin dari kemampuannya untuk melancarkan dan mengendalikan kegiatan eksekusi, pengawasan, operasi, dan pengendalian agar dapat memberikan nilai tambah secara berkesinambungan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil penilaian kelompok dokumen governance system di perusahaan peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.14. Governance System Bisnis Syariah
87.04
BUMS Non Keuangan
79.12
BUMS Keuangan BUMN Non Keuangan
79.48 74.45
BUMN Keuangan
85.48
Emiten Non Keuangan
82.43
Emiten Keuangan 65.00
87.98 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.14. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance System C. Governance Process CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan mekanisme yang dibutuhkan organ dan anggota perusahaan agar memiliki kesempatan dalam pengambilan keputusan berdasarkan asas pemisahan peran secara berimbang ( check and balances system) agar akvitas di dalam perusahaan dapat berjalan baik sesuai dengan arah yang ditetapkan. Hasil penilaian kelompok dokumen governance process di perusahaan peserta CGPI disajikan pada Gambar 4.2.15. 32 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
Governance Process Bisnis Syariah
86.55
BUMS Non Keuangan
79.43
BUMS Keuangan
77.88
BUMN Non Keuangan
73.67
BUMN Keuangan
84.41
Emiten Non Keuangan
82.74
Emiten Keuangan
87.63
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.15. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Process D. Governance Mechanism CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan aturan main, prosedur, dan hubungan para pihak dalam pemgambilan keputusan berdasarkan asas pemisahan peran secara berimbang (check and balances system) sesuai peraturan perundang-undangan. Hasil penilaian kelompok dokumen governance mechanism di perusahaan peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.16. Governance Mechanism Bisnis Syariah
87.06
BUMS Non Keuangan
78.77
BUMS Keuangan
77.27
BUMN Non Keuangan
75.97
BUMN Keuangan
85.15
Emiten Non Keuangan
82.12
Emiten Keuangan
87.41
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.16. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Mechanism E. Governance Output CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan atas pemenuhan kesesuaian hasil keputusan para pihak terhadap tujuan perusahaan, eka bisnis, dan peraturan perundang-undangan. Hasil penilaian kelompok dokumen governance output di peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.17. Governance Output Bisnis Syariah
86.50
BUMS Non Keuangan
80.13
BUMS Keuangan
77.96
BUMN Non Keuangan
78.47
BUMN Keuangan
84.50
Emiten Non Keuangan
81.67
Emiten Keuangan 65.00
88.02 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.17. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Output Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 33
F.
Goverance Outcome CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan atas efekvitas
hasil penyelenggaran berbagai akvitas di dalam perusahaan dalam rangka menciptakan nilai tambah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil penilaian kelompok dokumen governance outcome di perusahaan peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.18. Governance Outcome Bisnis Syariah
88.19
BUMS Non Keuangan
78.73
BUMS Keuangan
76.60
BUMN Non Keuangan
75.74
BUMN Keuangan
85.00
Emiten Non Keuangan
82.16
Emiten Keuangan
88.28
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.18. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Outcome G. Governance Impact CGPI 2014 mempersyaratkan kelengkapan dokumen yang menunjukkan kejelasan atas manfaat dan akibat dari penyelenggaran berbagai akvitas di dalam perusahaan kepada seluruh pihak yang berkepenngan (stakeholders) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil penilaian kelompok dokumen governance impact di perusahaan peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.19. Governance Impact Bisnis Syariah
86.25
BUMS Non Keuangan BUMS Keuangan
75.33 70.65
BUMN Non Keuangan
76.53
BUMN Keuangan
85.00
Emiten Non Keuangan
82.49
Emiten Keuangan 65.00
86.30 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar IV.2.19. Rerata Kelompok Dokumentasi Governance Impact
I.1.1
PENYUSUNAN MAKALAH
Penilaian makalah didasarkan pada sistemaka penulisan yang dipersyaratkan yaitu memperhakan kualitas penyajian yang mencakup aspek relevansi, cakupan, kejelasan, dan kedalaman dari uraian isi makalah. Berikut hasil penilaian makalah berdasarkan bagian dari sistemaka makalah.
34 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
Tabel 4.2.3 Rerata Hasil Tahapan Makalah Uraian Isi Makalah
Kelompok Perusahaan Emiten Keuangan
Emiten Non Keuangan
BUMN Keuangan
BUMN Non Keuangan
BUMS Keuangan
BUMS Non Keuangan
Bisnis Syariah
Uraian Komitmen
88.08
83.46
83.23
75.00
78.61
78.83
88.13
Uraian Transparansi
87.76
82.06
80.94
75.21
77.29
78.10
88.33
Uraian Akuntabilitas
88.07
82.53
81.56
75.00
79.03
78.98
87.50
Uraian Responsibilitas
88.13
81.89
81.67
78.75
78.33
78.77
87.81
Uraian Independensi
85.75
81.35
81.67
76.25
77.50
78.04
87.50
Uraian Keadilan
85.57
81.90
81.46
77.92
76.94
78.02
87.50
Uraian Kepemimpinan
86.28
81.38
79.10
78.13
77.36
78.02
87.94
Uraian Strategi
87.43
81.41
83.85
78.17
78.61
78.38
87.94
Uraian Risiko
87.29
82.25
80.52
74.79
78.06
78.44
88.06
Uraian Eka
85.72
81.90
80.52
76.46
77.22
78.98
87.50
Uraian Kapabilitas Organisasi UraianPenciptaan Nilai
87.96
82.22
83.33
77.71
77.57
79.17
87.50
87.39
82.32
83.33
76.04
77.08
78.69
88.13
A. Uraian Komitmen Terhadap Penerapan GCG dan Penciptaan Nilai Tambah Uraian ini menyajikan informasi mengenai komitmen perusahaan dalam penerapan GCG dan penciptaan nilai yang berkelanjutan. Hasil penilaian uraian komitmen disajikan pada Gambar 4.2.20.
Uraian Komitmen Bisnis Syariah
88.13
BUMS Non Keuangan
78.83
BUMS Keuangan
78.61
BUMN Non Keuangan
75.00
BUMN Keuangan
83.23
Emiten Non Keuangan
83.46
Emiten Keuangan
88.08
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.20. Rerata Penilaian Makalah Uraian Komitmen B. Uraian Penegakkan Prinsip Transparansi dan Pengungkapan Informasi Perusahaan dalam Rangka Menciptakan Nilai bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai penerapan transparansi dan pengungkapan informasi perusahaan yang menciptakan nilai bagi stakeholder . Hasil penilaian uraian transparansi disajikan pada Gambar 4.2.21. Uraian Transparansi Bisnis Syariah
88.33
BUMS Non Keuangan
78.10
BUMS Keuangan
77.29
BUMN Non Keuangan
75.21
BUMN Keuangan
80.94
Emiten Non Keuangan
82.06
Emiten Keuangan 65.00
87.76 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.21. Rerata Penilaian Makalah Uraian Transparansi Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 35
C. Uraian Penerapan Prinsip Akuntabilitas dalam Rangka Menciptakan Nilai Bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai penerapan prinsip akuntabilitas yang menciptakan nilai tambah bagi stakeholder . Hasil penilaian uraian akuntabilitas tersebut disajikan pada Gambar 4.2.22.
Uraian Akuntabilitas Bisnis Syariah
87.50
BUMS Non Keuangan
78.98
BUMS Keuangan
79.03
BUMN Non Keuangan
75.00
BUMN Keuangan
81.56
Emiten Non Keuangan
82.53
Emiten Keuangan
88.07
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.22. Rerata Penilaian Makalah Uraian Akuntabilitas D. Uraian Penerapan Prinsip Responsibilitas dalam Rangka Menciptakan Nilai bagiStakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai penerapan prinsip responsibilitas yang menciptakan nilai tambah bagi stakeholder . Hasil penilaian uraian responsibilitas disajikan pada Gambar 4.2.23. Uraian Responsibilitas Bisnis Syariah
87.81
BUMS Non Keuangan
78.77
BUMS Keuangan
78.33
BUMN Non Keuangan
78.75
BUMN Keuangan
81.67
Emiten Non Keuangan
81.89
Emiten Keuangan
88.13
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.23. Rerata Penilaian Makalah Uraian Responsibilitas E. Uraian Penerapan Prinsip Independensi dalam Rangka Menciptakan Nilai BagiStakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai penerapan prinsip independensi yang menciptakan nilai tambah bagi stakeholder. Hasil penilaian uraian independensi tersebut disajikan pada Gambar 4.2.24.
Uraian Independensi Bisnis Syariah
87.50
BUMS Non Keuangan
78.04
BUMS Keuangan
77.50
BUMN Non Keuangan
76.25
BUMN Keuangan
81.67
Emiten Non Keuangan
81.35
Emiten Keuangan 65.00
85.75 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.24. Rerata Penilaian Makalah Uraian Independensi F. Uraian Penerapan Prinsip Keadilan dalam Rangka Menciptakan Nilai Bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai penerapan prinsip keadilan atau perlakuan setara dan 36 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
wajar kepada seluruh stakeholder perusahaan yang bernilai tambah bagi stakeholder. Hasil penilaian uraian keadilan tersebut disajikan pada Gambar 4.2.25. Uraian Keadilan Bisnis Syariah
87.50
BUMS Non Keuangan
78.02
BUMS Keuangan
76.94
BUMN Non Keuangan
77.92
BUMN Keuangan
81.46
Emiten Non Keuangan
81.90
Emiten Keuangan
85.57
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.25. Rerata Penilaian Makalah Uraian Keadilan G. Uraian Pola Kepemimpinan yang dikembangkan dalam Rangka Mendorong Penciptaan Nilai Tambah Bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai pengembangan pola kepemimpinan di perusahaan yang menciptakan nilai tambah bagi stakeholder . Hasil penilaian uraian kepemimpinan dalam makalah peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.26.
Uraian Kepemimpinan Bisnis Syariah
87.94
BUMS Non Keuangan
78.02
BUMS Keuangan
77.36
BUMN Non Keuangan
78.13
BUMN Keuangan
79.10
Emiten Non Keuangan
81.38
Emiten Keuangan
86.28
65.00
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.26. Rerata Penilaian Makalah Uraian Kepemimpinan H. Uraian Strategi Perusahaan yang Berorientasi pada Penciptaaan Nilai Bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai pengembangan strategi perusahaan yang berorientasi pada penciptaan nilai tambah bagi stakeholder. Hasil penilaian uraian strategi dalam makalah peserta CGPI 2014 disajikan pada Gambar 4.2.27. Uraian Strategi Bisnis Syariah
87.94
BUMS Non Keuangan
78.38
BUMS Keuangan
78.61
BUMN Non Keuangan
78.17
BUMN Keuangan
83.85
Emiten Non Keuangan
81.41
Emiten Keuangan 65.00
87.43 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.27. Rerata Penilaian Makalah Uraian Strategi Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 37
I. Uraian Tata Kelola Risiko yang mendorong Penciptaan Nilai Tambah Bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai pengelolaan risiko di perusahaan yang bernilai tambah bagi stakeholder . Hasil penilaian uraian tata kelola risiko tersebut disajikan pada Gambar 4.2.28.
Uraian Risiko Bisnis Syariah
88.06
BUMS Non Keuangan
78.44
BUMS Keuangan
78.06
BUMN Non Keuangan
74.79
BUMN Keuangan
80.52
Emiten Non Keuangan
82.25
Emiten Keuangan 65.00
87.29 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.28. Rerata Penilaian Makalah Uraian Tata Kelola Risiko J. Uraian Kebijakan dan Penerapan Eka Bisnis yang Mendorong Penciptaan Nilai Bagi Stakeholder Uraian ini menyajikan informasi mengenai penerapan prinsip eka di perusahaan yang menciptakan nilai tambah bagi stakeholder . Hasil penilaian uraian eka disajikan pada Gambar 4.2.29. Uraian Etika Bisnis Syariah
87.50
BUMS Non Keuangan
78.98
BUMS Keuangan
77.22
BUMN Non Keuangan
76.46
BUMN Keuangan
80.52
Emiten Non Keuangan
81.90
Emiten Keuangan 65.00
85.72 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.29. Rerata Penilaian Makalah Uraian Eka K. Uraian Kapabilitas Organisasi yang Menyesuaikan Diri dan Beradaptasi dengan Lingkungannya yang Berubah Uraian ini menyajikan informasi mengenai kapabilitas organisasi di perusahaan dikembangkan sehingga mampu beradaptasi dengan seap perubahan di lingkungan perusahaan. Hasil penilaian uraian kapabilitas organisasi tersebut disajikan pada Gambar 4.2.30.
Uraian Kapabilitas Organisasi Bisnis Syariah
87.50
BUMS Non Keuangan
79.17
BUMS Keuangan
77.57
BUMN Non Keuangan
77.71
BUMN Keuangan
83.33
Emiten Non Keuangan
82.22
Emiten Keuangan 65.00
87.96 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.30. Rerata Penilaian Makalah Uraian Kapabilitas Organisasi 38 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
L. Uraian Hasil Penciptaan Nilai Tambah dalam Rangka Menjamin Tercapainya Tujuan Perusahaan Uraian ini menyajikan informasi mengenai capaian dan hasil dari penciptaan nilai tambah bagi stakeholder. Hasil penilaian uraian penciptaan nilai tersebut disajikan pada Gambar 4.2.31. Uraian Penciptaan Nilai Bisnis Syariah
88.13
BUMS Non Keuangan
78.69
BUMS Keuangan
77.08
BUMN Non Keuangan
76.04
BUMN Keuangan
83.33
Emiten Non Keuangan
82.32
Emiten Keuangan 65.00
87.39 70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
Gambar 4.2.31. Rerata Penilaian Makalah Uraian Penciptaan Nilai
I.1.1 Observasi Hasil observasi menunjukkan rerata dua belas (12) aspek penilaian yang digunakan dalam mengklarifikasi data dan informasi yang telah diperoleh pada 3 tahapan sebelumnya. Hasil yang dicapai dalam tahapan observasi oleh peserta CGPI di sajikan dalam Tabel 4.2.4. Tabel 4.2.4. Rerata Tahapan Observasi Aspek
Kelompok Perusahaan Emiten Keuangan
Emiten Non Keuangan
BUMN Keuangan
BUMN Non Keuangan
BUMS Keuangan
BUMS Non Keuangan
Bisnis Syariah
Komitmen
88.62
82.05
86.67
76.39
78.70
77.35
86.59
Transparansi
88.26
82.03
88.33
74.85
76.11
74.64
87.50
Akuntabilitas
88.69
82.04
87.58
77.92
78.52
79.18
87.33
Responsibilitas
88.95
82.49
88.33
75.83
78.06
78.56
87.08
Independensi
87.10
81.38
85.83
75.42
79.17
75.45
88.13
Keadilan
88.12
81.68
85.52
76.46
77.08
78.36
86.35
Kepemimpinan
87.22
81.37
85.00
75.83
76.00
75.98
83.13
Strategi
87.84
82.70
85.00
76.90
76.20
78.33
87.08
Eka
87.58
81.23
85.00
76.04
76.94
79.06
87.50
Risiko
88.51
81.95
85.00
75.75
78.89
77.53
88.33
Kapabilitas Organisasi
88.18
82.04
85.00
76.56
75.97
79.14
87.77
Penciptaan Nilai
88.07
81.53
83.33
75.83
76.11
77.34
84.65
A. Komitmen Aspek komitmen secara rinci mengungkapkan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar 4.2.32. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris memutakhirkan pedoman tugas dan tanggung jawab organ utama perusahaan (board manual ) serta pedoman tata kelola perusahaan (Code of CG) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Kom-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan pedoman perilaku ( code Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 39
of conduct) serta sistem dan mekanisme an fraud , pengendalian grafikasi, dan perlindungan terhadap saksi pelapor (whistle ( whistle blowing systems) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Kom-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan mengembangkan sistem dan mekanisme mekanisme tata kelola kelola perusahaan melipu pengelolaan risiko (risk ( risk management ), ), pengendalian internal (internal ( internal control ) serta pengelolaan teknologi informasi (IT Governance Governance)) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Kom-3).
ASPEK KOMITMEN 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Kom-1
8 9 .3 3
8 2 .0 3
86.67
75.83
78.89
7 7 .4 0
87.19
Kom-2
8 8 .0 6
8 2 .0 6
86.67
75.83
78.89
7 7 .5 7
87.08
Kom-3
8 8 .4 7
8 2 .0 6
86.67
77.50
78.33
7 7 .0 8
85.50
Gambar 4.2.32. Rerata Observasi Aspek Komitmen B. Transparansi Aspek transparansi secara rinci mengungkapan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar 4.2.33 . 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme pengungkapan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (T (Trans-1). rans-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan mengembangkan sistem dan mekanisme keterbukaan keterbukaan informasi perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Tr (Trans-2). ans-2).
ASPEK TRANSPARANSI TRANSPARANSI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Trans-1
88.69
8 2 .3 0
88.33
75.12
75.56
7 5 .2 3
8 7 .5 0
Trans-2
87.83
8 1 .7 6
88.33
74.58
76.67
7 4 .0 6
8 7 .5 0
Gambar 4.2.33. Rerat Rerata a Observasi Aspek Transparansi 40 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
C. Akuntabilitas Aspek akuntabilitas secara rinci mengungkapkan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar 4.2.34. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menetapkan kejelasan kejelasan tugas pokok dan fungsi dalam perusahaan serta mengembangkan mekanisme pertanggung jawabannya untuk menciptakan nilai secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Akun-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme check and balances melipu pengendalian dan pengawasan internal di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan keberlanjutan perusahaan (Akun-2).
ASPEK AKUNTABILI AKUNTABILIT TAS 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Akun-1
88.83
81.87
87.83
78.33
80.00
79.62
89.17
Akun-2
88.54
82.21
87.33
77.50
77.04
78.75
85.50
Gambar 4.2.34. Rerata Observasi Aspek Akuntabili Akuntabilitas tas D. Responsibilitas Aspek responsibilitas secara rinci mengungkapkan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar IV.2.35. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan peraturan internal perusahaan untuk menciptakan nilai secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Resp-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan mengembangkan sistem dan mekanisme pelaksanaan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan keberlanjutan perusahaan (Resp-2).
ASPEK RESPONSIBILITAS 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Resp-1
88.82
82.41
88.33
75.83
77.78
78.06
86.67
Resp-2
89.08
82.57
88.33
75.83
78.33
79.06
87.50
Gambar 4.2.35. Rerata Observasi Aspek Responsibilitas Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 |41
E. Independensi Aspek independensi secara rinci mengungkapan fokus penilaian pada beberapa indikator sepeer yang tertera pada Gambar 4.2.36. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme independensi di perusahaan yang bebas dari benturan kepenngan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan keberlanjutan perusahaan (Indep-1). 2. Kesungguhan Direksi dan dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem sistem dan mekanisme mekanisme pengambilan keputusan yang objekf guna kepenngan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Indep-2).
ASPEK INDEPENDENSI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Indep-1
86.88
81.70
86.67
7 5 .0 0
79.44
75.59
88.75
Indep-2
87.33
81.07
85.00
7 5 .8 3
78.89
75.31
87.50
Gambar 4.2.36. Rerata Observasi Aspek Independensi Independensi F.
Keadilan
Aspek keadilan secara rinci mengungkapkan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar 4.2.37. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap Pemegang Saham perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap karyawan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pelanggan (customer ) perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-3). 4. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang menjamin perlakuan yang setara, wajar dan proporsional terhadap pemasok perusahaan (vendor (vendor ) untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Fair-4). 42 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
ASPEK KEADILAN 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Fair-1
89.07
81.81
85.42
75.83
76.67
76.46
87.50
Fair-2
88.00
81.61
85.00
75.83
77.22
79.06
86.67
Fair-3
88.58
81.80
86.67
77.50
77.22
79.06
86.25
Fair-4
86.83
81.49
85.00
76.67
77.22
78.85
85.00
Gambar 4.2.37. Rerata Observasi Aspek Keadilan G. Kepemimpinan Aspek kepemimpinan secara rinci mengungkapan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar IV.2.38. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang mensmulasi intelektual dan memovasi secara inspirasional di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang akf di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang memaskan kualitas interaksi dan kolaborasi di antara seluruh anggota perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-3). 4. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang membangun keteladanan dan pemberdayaan di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-4). 5. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun peran kepemimpinan yang memiliki orientasi masa depanuntuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Lead-5). ASPEK KEPEMIMPINAN 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Lead-1
87.39
82.40
85.00
75.83
77.78
76.04
83.14
Lead-2
86.28
80.51
85.00
75.83
76.11
75.73
83.75
Lead-3
87.94
81.31
85.00
75.83
75.56
76.04
82.50
Lead-4
86.83
81.47
85.00
75.83
75.56
76.04
82.50
Lead-5
87.67
81.15
85.00
75.83
75.00
76.04
83.75
Gambar 4.2.38. Rerata Observasi Aspek Kepemimpinan Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 43
H. Strategi Aspek strategi secara rinci mengungkapan fokus penilaian pada beberapa indikator seper yang tertera pada Gambar 4.2.39. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan visi-misi-tata nilai-makna perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Stra-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme penetapan tujuan, strategi, kebijakan dan program strategis perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Stra-2).
ASPEK STRATEGI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga n n n n n n
Bisnis Syariah
Stra-1
87.39
82.33
85.00
76.29
75.56
78.02
86.25
Stra-2
88.30
83.07
85.00
77.50
76.85
78.65
87.92
Gambar 4.2.39. Rerata Observasi Aspek Strategi I. Eka Aspek eka secara rinci mengungkapkan fokus penilaian pada indikator yang tertera pada Gambar 4.2.40. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan melalui pengembangan standar perilaku bisnis dan perilaku kerja untuk menciptakan nilai secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Eka-1) 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris menegakkan prakk standar perilaku bisnis dan perilaku kerja bagi seluruh para pemangku kepenngan diperusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat guna mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Eka-2).
ASPEK ETIKA 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Etika-1
87.92
81.03
85.00
75.83
76.67
78.65
88.13
Etika-2
87.25
81.42
85.00
76.25
77.22
79.48
86.88
Gambar 4.2.40. Rerata Observasi Aspek Eka 44 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
J.
Risiko Aspek risiko secara rinci mengungkapan fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera
pada Gambar 4.2.41. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan melakukan idenfikasi, pengukuran dan migasi terhadap risiko perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Risk-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris mengembangkan budaya risiko di perusahaan untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Risk-2).
ASPEK RISIKO 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
K.
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga n n n n n n
Bisnis Syariah
Risk-1
88.32
82.12
85.00
75.83
79.44
77.50
87.92
Risk-2
88.71
81.77
85.00
75.67
78.33
77.55
88.75
Gambar 4.2.41. Rerata Observasi Aspek Risiko Kapabilitas Organisasi
Aspek kapabilitas organisasi secara rinci mengungkapkan fokus penilaian pada beberapa indikator seper tertera pada Gambar 4.2.42. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan inovasi yang berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan stakeholder untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan networking dengan seluruh stakeholder untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-2). 3. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan kompetensi organisasi yang spesifik dan unik untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-3). 4. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 45
perusahaan dengan mengembangkan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri dan atau beradaptasi dengan lingkungannya yang berubah melalui penciptaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian untuk menciptakan nilai tambah secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Cap-4).
ASPEK KAPABILITAS ORGANISASI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
L.
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga n n n n n n
Bisnis Syariah
Cap-1
88.08
82.15
85.00
79.17
75.56
80.31
85.63
Cap-2
87.92
82.20
85.00
75.42
76.11
78.58
86.88
Cap-3
88.98
81.84
85.00
75.83
76.11
78.61
89.58
Cap-4
87.75
81.96
85.00
75.83
76.11
79.06
89.00
Gambar 4.2.42. Rerata Observasi Aspek Kapabilitas Organisasi Penciptaan Nilai Aspek penciptaan nilai secara rinci mengungkapan fokus penilaian pada beberapa indikator
seper tertera pada Gambar 4.2.43. 1. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah ekonomis ( economic value creaon) bagi seluruh pemangku kepenngan perusahaan secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan (Vacre-1). 2. Kesungguhan Direksi dan Dewan Komisaris membangun sistem dan mekanisme tata kelola perusahaan yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam melakukan transformasi sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menciptakan nilai tambah sosial ( social value creaon) bagi seluruh pemangku kepenngan perusahaan secara ekal dan bermartabat dalam rangka mewujudkan keberlanjutan perusahaan ( Vacre-2).
ASPEK PENCIPTAAN NILAI 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 65.00
Emiten BUMN BUMS Emiten BUMN BUMS Non Non Non Bisnis Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Keuanga Syariah n n n n n n
Vacre-1
88.67
81.60
83.33
75.83
76.67
77.01
83.75
Vacre-2
87.47
81.45
83.33
75.83
75.56
77.67
85.56
Gambar 4.2.43. Rerata Observasi Aspek Penciptaan Nilai
46 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
IV.2
HASIL PEMERINGKATAN
Hasil pemeringkatan CGPI 2014 adalah rekapitulasi skor penilaian dari 4 tahapan yang dikalikan dengan hasil pembobotan nilai berdasarkan penilaian panel ahli dan dikalibrasi berdasarkan norma penilaian CGPI. Hasil Pemeringkatan CGPI 2014 disajikan pada Tabel 4.3.1 yang dikelompokkan berdasarkan 3 norma penilaian yaitu sangat tepercaya, tepercaya, dan cukup tepercaya, dan penulisan sesuai dengan urutan abjad.
Tabel 4.3.1 Hasil CGPI Self
Perusahaan
Assess ment
Emiten Keuangan PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Emiten Non Keuangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. BUMN Keuangan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Bisnis Syariah PT Bank Syariah Mandiri Emiten Non Keuangan PT Timah (Persero) Tbk. PT Wijaya Karya (Persero) TBk. BUMN Non Keuangan PT Kereta Api (Persero) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) BUMS Keuangan PT Bank Mandiri Taspen Pos PT Mandiri Sekuritas PT Mandiri Tunas Finance BUMS Non Keuangan PT Krakatau Engineering PT Krakatau Industrial Estate Cilegon PT Krakatau Tirta Industri PT Petrokimia Gresik Emiten Non Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk.
Sistem Doku mentasi
Maka lah
Obser vasi
Skor CGPI
18,46 19,86 18,17 17,77 17,72 18,74
23,19 25,05 23,55 23,59 23,55 23,07
21,42 22,87 22,01 21,71 21,91 20,75
23,52 25,10 23,73 23,45 23,74 23,19
86,59 92,88 87,46 86,52 86,92 85,75
17,74 17,10 17,19
24,48 23,22 23,54
22,56 21.50 21,52
24,34 23,43 23,22
89,12 85,25 85,47
18,63
23,06
20,44
23,19
85,32
16.71
23,53
21,95
23,43
85,63
16,86 19,08
22,29 21,45
20.42 19,85
22,13 21.30
81,70 81,68
17,46 19,80
21,39 19,54
20,01 18,30
21,49 19,63
80,35 77,27
16,84 17,93 16,44
21,26 20,35 21,06
19,86 19,11 19,39
20,96 20,42 21,24
78,92 77,81 78,13
18,70 17,27 17,46 18,01
21,29 21,06 20,45 22,03
19,72 20,02 19,03 19,77
20,54 21,08 20,33 21,84
80,25 79,43 77,27 81,65
16,23
18,42
17,14
17,93
69.72
Predikat SANGAT TEPERCAYA
TEPERCAYA
CUKUP TEPERCAYA
Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 47
48 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
BAB V. PENUTUP V.1
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penyelesaian tahapan penilaian CGPI 2014 dan dinjau dari tujuan pelaksanaan riset dan pemeringkatan CGPI 2014 dapat diberikan kesimpulan umum sebagai berikut: 1. Hasil CGPI 2014 dapat menjadi salah satu indikator kinerja yang ditetapkan oleh peserta CGPI 2014 dalam meningkatkan kualitas implementasi GCG di perusahaannya. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang memovasi peserta CGPI untuk meningkatkan hasil CGPI 2014 dibandingkan dengan pelaksanaan CGPI sebelumnya. 2. Hasil CGPI 2014 menjadi salah satu upaya menumbuhkan parsipasi masyarakat luas agar akf bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif bagi penerapan GCG di perusahaan. 3. Keikutsertaan perusahaan publik (emiten), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Lembaga Keuangan Syariah, serta berasal dari sektor keuangan dan non keuangan pada CGPI dapat menjadikan hasil CGPI 2014 menjadi sarana yang strategis dalam menyusun database, melakukan pemetaan (mapping) kondisi dan prakk GCG di Indonesia. 4. Hasil CGPI 2014 menjadi benchmark prakk GCG pada perusahaan publik, BUMN dan perbankan serta perusahaan swasta di Indonesia, dibukkan dengan diakuinya hasil CGPI 2014 sebagai salah satu pencapaian dan evaluasi implementasi GCG oleh para peserta CGPI serta dicantumkan dalam Laporan Tahunan ( Annual Report ) Perseroan. 5. Hasil GCG dalam perspekf Penciptaan Nilai menunjukkan bahwa; a. Secara umum perusahaan peserta CGPI telah memiliki komitmen yang baik dan berorientasi dalam penciptaan nilai yang diwujudkan melalui pembentukan sejumlah m kerja dengan latar belakang kepandaian dan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai target kinerja yang ditetapkan. Dalam prakk hal ini terlihat dari implementasi sistem manajemen mutu proses, penerapan balance scorecard , pelaksanaan manajemen pengetahuan ( knowledge management ) serta sistem manajemen terintegrasi seper manajemen risiko, TI, value chain dan lainnya. Industri keuangan cenderung menunjukan kinerja yang lebih baik. Hal ini dilatar belakangi antara lain budaya kerja lintas fungsional terkait pelaksanaan prinsip four eyes principles dalam mekanisme keputusan kredit, pengembangan produk dan jasa keuangan, dan manajemen pengetahuan yang terintegrasi dan menyeluruh pada berbagai kompetensi di industri keuangan. b. Secara umum perusahaan peserta CGPI telah memiliki komitmen yang baik membentuk lingkungan kerja yang terbuka yang memungkinkan para anggotanya bereksperimen dengan ide-ide yang baru, berkomunikasi dan berhubungan secara efekf satu sama lain, lingkungan kerja yang senanasa memberikan penghargaan dan pengakuan atas capaian yang diperoleh anggota perusahaan, dan lingkungan kerja yang mendorong seap anggota perusahaan untuk memahami keterkaitan antara pekerjaan yang dilakukan dan performansi yang dicapai Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 49
dengan tujuan perusahaan. Berbagai kebijakan dan program peningkatan efisiensi dan efekvitas kerja dan organisasi dicanangkan perusahaan peserta CGPI antara lain terkait dengan budaya inovasi, pelayanan terbaik ( service excellence), sistem manajemen mutu, pengelolaan SDM berbasis kompetensi dan paradigma human capital . c.
Secara umum perusahaan peserta CGPI telah memiliki komitmen yang baik membentuk sistem evaluasi yang memungkinkan anggota perusahaan untuk meninjau ulang dan melakukan perbaikan atas proses kerja yang dilakukan. Berbagai inisiaf dan program yang diterapkan oleh perusahaan peserta CGPI antara lain sistem monitoring berkala (Rapat Koordinasi Bulanan Dewan Komisaris-Direksi), sistem koordinasi bulanan komite audit, pelaksanaan sistem manajemen kinerja, kontrak manajemen, evaluasi strategis terhadap visi, misi, nilai, makna dan rencana bisnis perusahaan, dan pelaksanaan evaluasi terhadap kepuasan karyawan, pelanggan, pemasok dan stakeholders lainnya.
d. Secara umum perusahaan peserta CGPI telah memiliki komitmen yang baik dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi penyebarluasan hasil pelahan dan pembelajaran serta telah membangun sistem knowledge management .
CGPI 2014 memberikan temuan-temuan sesuai dengan arahnya, antara lain: 1. Mencerma berbagai upaya perusahaan dalam memperbarui dan memutakhirkan proses bisnis, menciptakan nilai tambah serta mewujudkan kerberlanjutan usaha ( sustainable business) berlandaskan prinsip-prinsip GCG. 2. CGPI 2014 menemukan beberapa inisiaf peserta CGPI dalam mewujudkan GCG dalam perspekf penciptaan nilai, antara lain: a.
Pemutakhiran model bisnis, niat stratejik, visi, misi, dan ja diri perusahaan berdasarkan perkembangan tantangan dan kesempatan yang dihadapi perusahaan di masa depan.
b.
Pemutakhiran kebijakan tata kelola dan kebijakan perusahaan berdasarkan perkembangan peraturan perundang-undangan, norma dan eka yang berlaku, serta adaptasi dengan prakk terbaik penerapan GCG dan manajemen modern.
c.
Pemutakhiran pedoman dan standar operasional pengelolaan SDM, TI, Manajemen Risiko, Internal Audit.
d.
Pemutakhiran berbagai kebijakan terkait mutu produk dan layanan serta menjamin kepuasan pelanggan dan pemasok.
e. Pemutakhiran sistem pengendalian internal dan pengawasan intern untuk memaskan efisiensi pengelolaan sumber daya, efekvitas proses bisnis dan penyelenggaraan perusahaan. CGPI 2014 memberikan temuan sesuai dengan fokus penilaian implementasi GCG, antara lain: 1. Inisiaf strategis. Organ perusahaan dan manajemen puncak melakukan kajian dalam menyusun dan mengembangkan Rencana strategis yang berorientasi pada penerapan prinsip-prinsip GCG dan 50 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
penciptaan nilai bagi stakeholders sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran perusahaan. 2. Perumusan strategi dan kebijakan. Organ perusahaan dan manajemen puncak menetapkan strategi, kebijakan, program, dan indikator keberhasilan yang selaras dengan Rencana strategis penerapan GCG dan penciptaan nilai bagi stakeholders serta memaskan strategi dan kebijakan tersebut diterapkan. 3. Pemasan dan evaluasi. Organ perusahaan dan manajemen puncak memantau dan mengevaluasi pelaksanaan strategi dan kebijakan yang selaras dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang yang berorientasi pada peningkatan tata kelola dan penciptaan nilai bagi stakeholders. 4. Penyempurnaan dan perbaikan. Organ perusahaan dan manajemen puncak menindaklanju upaya perbaikan strategi dan kebijakan berdasarkan hasil evaluasi dan temuan lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas penerapan GCG dan penciptaan nilai bagi seluruh stakeholders.
V.2
IMPLIKASI
Hasil CGPI 2014 memberikan beberapa implikasi bagi perusahaan peserta antara lain: 1. Implikasi Strategis. a. Perusahaan memiliki dan memutakhirkan kelengkapan kebijakan dan struktur yang memadai terkait implementasi GCG dan penciptaan nilai bagi seluruh stakeholders. b. Perusahaan memiliki dan memutakhirkan perencanaan strategis yang memadai terkait dengan implementasi GCG dan upaya penciptaan nilai bagi seluruh stakeholders 2. Implikasi Operasional. a. Perusahaan memiliki dan memutakhirkan kelengkapan pedoman dan program kerja yang terkait dengan implementasi GCG dan upaya penciptaan nilai bagi seluruh stakeholders b. Perusahaan memiliki kelengkapan alat pemantauan yang memadai terkait dengan implementasi GCG dan upaya penciptaan nilai bagi seluruh stakeholders. 3. Implikasi Konseptual. a. Perusahaan dapat mengembangkan konsep compliance assurance berdasarkan acuan yang bersifat mandatory, yang berorientasi pada pemasan penerapan GCG dan pemenuhan kewajiban terhadap kepenngan stakeholders b. Perusahaan dapat mengembangkan konsep value preposion berdasarkan acuan yang bersifat best pracces yang bertujuan untuk memberikan nilai dan kepuasan bagi stakeholders dalam rangka menjamin keberlansungan bisnis perusahaan c.
Dalam mengembangkan berbagai konsep tersebut, perusahaan harus senanasa memperhakan kekhasan bisnis dan organisasinya.
4. Implikasi Teknikal. a. Perusahaan dapat melengkapi inisiaf penciptaan nilai dengan kegiatan yang mendorong Laporan Corporate Governance Perception Index 2014 | 51
inovasi dan berorientasi pada keinginan stakeholders. b. Perusahaan dapat melengkapi efekvitas penciptaan nilai dengan menggunakan infrastruktur terkait dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
I.3
TINDAK LANJUT
Dari hasil program CGPI 2014, kesimpulan dan temuan CGPI dapat dijadikan ndak lanjut bagi pihakpihak yang terlibat dalam implementasi GCG dalam perspekf penciptaan nilai, antara lain: 1. Bagi perusahaan (sektor swasta). a.
Perusahaan memiliki dan memutakhirkan kelengkapan dokumentasi terkait kebijakan, manual , pelaksanaan dan pemantauan atas GCG dan proses bisnis perusahaan yang dapat meningkatkan kapasitas organisasi. Strategi dan kebijakan peningkatan kapasitas organisasi diharapkan sebagai bagian tak terpisahkan dan ada di seap siklus bisnis mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan penyempurnaan.
b. Perusahaan berupaya menciptakan budaya penciptaan nilai tambah secara konsekuen, menyeluruh, dan terintegrasi yang melipu ngkatan korporasi, unit bisnis dan fungsional perusahaan anak dan afiliasi. c.
Perusahaan mengembangkan divisi khusus yang fokus pada pengembangan kapasitas dan kompetensi in perusahaan
2. Bagi pemerintah/pengawas (sektor publik). a.
Pemerintah menciptakan situasi yang kondusif bagi penegakan GCG dan penciptaan nilai melalui regulasi sehingga meningkatkan komitmen para pemilik dan pengelola perusahaan terhadap GCG dan penciptaan nilai.
b.
Pemerintah konsekuen dan konsistensi dalam penegakan hukum demi terciptanya dunia usaha yang bereka dan bermartabat.
3. Bagi Masyarakat (sipil). a.
Masyarakat memiliki kesadaran, kemauan, dan kepedulian, terhadap implementasi GCG dan organisasi pembelajar sehingga turut berperan dalam meningkatkan daya saing bangsa demi kesejahteraan ekonomi yang berkeadilan.
b.
Masyarakat memiliki kepedulian dalam turut mendorong terciptanya dunia usaha yang bereka dan bermartabat.
I.4
TINJAUAN CGPI 2015
CGPI 2015 yang akan diselenggarakan pada tahun 2016 akan mengusung tema “GCG dalam Perspekf Pertumbuhan yang Berkelanjutan”. Tema ini merupakan kelanjutan dari tema penciptaan nilai untuk mendorong perekonomian Indonesia yang berkualitas yaitu tumbuh secara kompef melalui penciptaan daya saing, dan bereka dan bermartabat melalui good corporate governance. Sampai ketemu pada Corporate Governance Percepon Index 2015 di tahun 2016. 52 | Good Corporate Governance dalam Perspektif Penciptaan Nilai
DAFTAR PUSTAKA
Cadbury. 2002. Commiee Report, Report of the Cadbury Commiee on the Financial Aspect of Corporate Governance, www.ecgi.org, Huse, M. 2007. The Human Side of Corporate Governance. Cambridge University Press. UK, Jean and P. Page. 2005. Corporate Governance and Value Creaon. The Research Foundaon of CFA Instute, United States of America, Kaplan, R. S. and D. P. Norton, Strategy Maps- Coverng Intangible Assets into Tangible Outcomes . Mansfield, E. 2005. R&D and Innovaon: Some Empirical Findings. http://www.nber.org/chapters/c10047 Porter, M. E., 1998. Compeve Strategy: Techniques for analyzing Industries and Competor , The Free Press, New York , Suprayitno, G., 2005, Pengaruh perilaku kepemimpinan dan iklim kerja transformasional terhadap keberhasilan perusahaan publik dalam situasi krisis di Indonesia , Disertasi doktor dak publikasi, Instut Teknologi Bandung, Bandung, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, L.H. Kusumah, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, E. Kusnawijaya, T. Arya, Z. Naimah, R. Januarita, Henni Gusfa, 2014, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2013: GCG dalam Perspekf Organisasi Pembelajar , IICG, Jakarta, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, L.H. Kusumah, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, E. Kusnawijaya, R. Poerwanto 2011, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2010: GCG dalam Perspekf Eka, IICG, Jakarta, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, L.H. Kusumah, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, E. Kusnawijaya, R. Poerwanto, T. Arya, Z. Naimah, R. Januarita, 2012, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 201 1: GCG dalam Perspekf Risiko, IICG, Jakarta, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, L.H. Kusumah, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, E. Kusnawijaya, R. Poerwanto, T. Arya, Z. Naimah, R. Januarita, Henni Gusfa, 2011, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2012: GCG dalam Perspekf Manajemen Pengetahuan, IICG, Jakarta, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, R.J. Arsjah, L.H. Kusumah, A. Wicaksono, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi 2008, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2007: Aktualisasi GCG sebagai Sebuah Sistem, IICG, Jakarta, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, R.J. Arsjah, L.H. Kusumah, A. Wicaksono, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, 2009, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2008: GCG dalam Perspekf Manajemen Stratejik , IICG, Jakarta, Suprayitno, G., S. Yasni, A. Susanty, R.J. Arsjah, L.H. Kusumah, A. Wicaksono, Z. Abidin, M. Susandy, S. Olivia Tito, A. Riyadi, 2010, Laporan Hasil Riset & Pemeringkatan Corporate Governance Percepon Index 2009: GCG Sebagai Budaya, IICG, Jakarta, Suprayitno, G.; S. Yasni; A. Susanty; S.R.A. Salim, 2007, Mewujudkan Good Corporate Governance Sebagai Sebuah Sistem: Kajian dan Penyelarasannya pada BUMN, Buku Seri Good Corporate Governance, IICG, Jakarta, Susanty, Aries, 2008, Hubungan Antara Posisi Elemen Organisasi dengan Terwujudnya Prinsip Good Corporate Governance, Disertasi doktor dak publikasi, Instut Teknologi Bandung, Bandung
LAMPIRAN ALUR PROGRAM CGPI