LAPORAN BLOK HANDLING SITOSTATIKA KANKER PAYUDARA
Pembimbing : Nurul Latifah, S!arm, A"t
Di#u#un $leh : %RANAD&A NOR'A&ENDRA (Uni)er#ita# Setia Setia Bu*i+ KELO'POK
PRAKTEK KER-A PRO!ESI APOTEKER RSU PKU 'U&A''ADIYA& YO%YAKARTA YO%YAKARTA PERIODE APRIL.'EI /012
BAB 1 PENDA&ULUAN
A Lata Latarr B Bel ela3 a3an ang g
Kanker Kanker payudara payudara (KPD) merupakan merupakan keganasan keganasan pada jaringan jaringan payudara payudara yang dapat berasal dari dari epitel duktus maupun lobulusnya. Kanker payudara merupakan salah satu satu
jenis jenis
Regist Registrati ration on sebe sebesar sar
kanker kanker
terbany terbanyak ak
di Indone Indonesia sia..
Berdasa Berdasarka rkan n
Patho Patholog logical ical
Based Based
di Indone Indonesia, sia, KPD menemp menempati ati urutan urutan pertama pertama dengan dengan rekuens rekuensii relati relati
!",# !",#$. $.
(Dat (Dataa Kank Kanker er
di
Indo Indone nesia sia
%ahun hun &'!' &'!',,
menu menuru rutt
data data
istopatolog istopatologik ik
Badan Registrasi Registrasi Kanker Kanker Perhimpunan Perhimpunan Dokter Dokter
*pesialis *pesialis
Patologi Patologi
Indonesia (I+PI) dan ayasan ayasan Kanker Indonesia (KI)). Diperkirakan Diperkirakan
angka
kejadiannya kejadiannya
di
Indonesia Indonesia
adalah
!&-!''.'' !&-!''.''' ' anita,
sedangkan sedangkan di +merika +merika adalah sekitar /&-!''.' /&-!''.''' '' anita dengan dengan mortalitas mortalitas yang cukup cukup tinggi tinggi yaitu &0-!''.'' &0-!''.''' ' atau !" $ dari kematian kematian yang dijumpai dijumpai pada anita. Penyak Penyakit it
ini juga juga
dapat dapat diderit dideritaa pada laki laki 1 laki deng dengan an rekuen rekuensi si sekitar sekitar !$.Di !$.Di
Indonesia, Indonesia, lebih dari "'$ kasus kasus ditemukan ditemukan berada pada stadium yang yang lanjut, dimana dimana upaya upaya pengobatan pengobatan sulit dilakukan dilakukan.. 2leh karena itu perlu pemahaman pemahaman tentang tentang upaya upaya pencegahan,
diagnosis
dini, pengobatan
kurati
maupun
paliati
serta
upaya
rehabilitasi yang baik, agar pelayanan pada penderita dapat dilakukan secara optimal. Penyeb Penyebab ab dari dari kanker kanker payuda payudara ra adalah adalah multia multiakto ktor, r, dan dianta diantarany ranyaa berkai berkaitan tan dengan diet, aktor reproduksi, dan berhubungan dengan ketidakseimbangan hormonal. Pola hidup yang kurang sehat seperti terlalu banyak mengkonsumsi makanan tinggi kalori, lemak, lemak, dan protei protein, n, serta serta kurang kurangny nyaa akti3it akti3itas as tubuh tubuh dapat dapat menamb menambah ah risiko risiko kanker kanker payudara. *elain itu aktor risiko lain yang juga harus diperhatikan dalam penyakit kanker payudara adalah usia, jenis kelamin, riayat keluarga, riayat kesehatan sebelumnya, riayat menstruasi, yaitu periode menstruasi yang terjadi lebih lama (menstruasi pertama lebih aal atau menopause lebih lambat), kontrasepsi, alkohol, dan rokok. *elain itu, upaya untuk menunda kehamilan atau kehamilan pertama yang terjadi di atas usia 4' tahun juga bisa meningkatkan risiko kanker payudara (*hai, &'!!). Populasi sel atau homeostasis jaringan ditentukan oleh kecepatan prolierasi sel, dierensiasi dan apoptosis. Penilaian prolierasi dan apoptosis dapat untuk menge3aluasi pertumbuhan atau pengurangan massa tumor terhadap ter hadap respon res pon kemoterapi, radioterapi dan akhir5akhir ini dengan terapi hormonal. %erapi kanker payudara meliputi pembedahan, radiasi, hormonal, dan kemoterapi (*hai, ( *hai, &'!!). Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara sistemik yang yang sering sering dipili dipilih h terutam terutamaa untuk untuk mengata mengatasi si kanker kanker stadium stadium lanjut lanjut,, local local maupun maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manaatnya karena bersiat sistemik mematikan-membunuh sel5sel kanker dengan cara pemberian melalui inuse, dan sering menjadi pilihan metode eekti dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local. %eknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang diperlukan. 2bat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadal yang telah ditentukan .*elain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga bereek pada sel5sel sehat yang normal, terutama yang cepat
membelah atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa eek samping yang terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah eek samping rekuensi terbesar (usu, &''0). B Tu4uan !. 6ahasisa dapat menjelaskan prosedur, tata ruang, sarana-prasarana diperlukan dalam
proses pencampuran obat &. 6ahasisa dapat melakukan re3ie terhadap regimen kemoterapi kanker payudara 4. 6ahasisa dapat membuat protocol pencampuran obat kanker payudara Kegiatan !. 6empelajari persyaratan ruang dan teknik preparasi obat kanker payudara &. 6elihat-mendampingi pencampuran obat kanker payudara 4. 6elakukan re3ie regimen kemoterapi kanker payudara 7. 6engisi orm protocol pencampuran obat kanker payudara D L$3a#i Pela3#anaan 8okasi9 Ruang sitostatika (pencampuran obat kanker) E 5a3tu "ela3#anaan ari 9 Rabu %anggal 9 7 6ei &'!# :aktu 9 Pukul !&.4' :IB
BAB II TIN-AUAN PUSTAKA A Stan*art Ker4a *tandar kerja yang harus dipersiapkan meliputi 9 5 %ekhnik khusus penanganan sitostatika 5 Perlengkapan pelindung (baju, topi, masker, sarung tangan) 5 Pelatihan petugas 5 Penandaan, pengemasan, transportasi 5 Penanganan tumpahan obat sitostatika 5 Penanganan limbah B Penanganan Ke6ela3aan Ker4a !. Penanganan tumpahan 6embersihkan tumpahan dalam ruang steril dapat dilakukan petugas tersebut atau
meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan chemotherapy spill kit yang terdiri dari 9 !.! 6embersihakan tumpahan di luar B*; dalam ruang steril a. 6eminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum dii
d. +ngkat partikel kaca dan pecahan5pecahan dengan menggunakan alat seperti sendok dan tem=patkan dalam kantong buangan e. *erap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong tersebut . *erap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong g. h. i. j. k. l.
tersebut ;uci seluruh area dengan larutan detergent Bilas dengan a>uadest ?langi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat %anggalkan glo3e luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama %utup kantong dan tempatkan pada kantong kedua %anggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam,
tempatkan dalam kantong kedua m. Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung khusus untuk dimusnahkan dengan incinerator n. ;uci tangan !.& 6embersihkan tumpahan di dalam B*; a. *erap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk tumpahan serbuk b. %anggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai & pasang sarung tangan baru c. +ngkat hati5hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas kerja-meja-penyerap dan tempatkan dalam adah buangan d. ;uci permukaan, dinding bagian dalam B*; dengan detergent, bilas dengan a>uadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam adah pada e. . g. h.
buangan ?langi pencucian 4@ Keringkan dengan kassa baru, buang dalam adah buangan %utup adah dan buang dalam adah buangan akhir %anggalkan +PD dan buang sarung tangan, masker, dalam adah buangan
akhir untuk dimusnahkan dengan incinerator i. ;uci tangan &. Dekontaminasi akibat kontak dengan bagian tubuh &.! Kontak dengan kulit 9 a. %anggalkan sarung tangan b. Bilas kulit dengan air hangat c. ;uci denagn sabun, bilas dengan air hangat d. Aika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi dengan e. . g. h. i.
larutaan chlorin $ dan bilas dengan air hangat Aika kulit sobek pakai &2& 4 $ ;atat jenis obatnya dan siapkan antidote khusus %anggalkan seluruh pakaian +PD 8aporkan ke super3isor 8engkapi ormat kecelakaan
&.& Kontak dengan mata 9 a. 6inta pertolongan b. %anggalkan sarung tangan c. Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air hangat selama menit d. 8etakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan larutan Ca;l ',/$ e. +liri mata dengan larutan pencuci mata . %anggalkan seluruh pakaian pelindung g. ;atat jenis obat yang tumpah h. 8aporkan ke super3isor i. 8engkapi ormat kecelakaan kerja &.4 %ertusuk jarum a. Aangan segera mengagkat jarum. %arik kembali plunger untuk menghisap obat yang mungkin terinjeksi b. +ngkat jarum dari kulit dan tutp jarum, kemudian buang c. Aika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat d. e. . g. h. i. j.
dalam jaringan yang tertusuk %anggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat ;uci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat %anggalkan semua +PD ;atat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi 8aporkan ke super3isor 8engkapi ormat kecelakaan kerja *egera konsultasikan ke dokter
Sarana *an Pra#arana !. Ruangan !.! Persyaratan ruang aspetik a. Ruang tidak ada sudut atau siku b. Dinding terbuat dari epoksi c. Partikel udara sangat dibatasi 9 kelas !'', !''', !'.''' partikel-liter d. +liran udara diketahui dan terkontrol e. %ekanan ruangan diatur . *uhu dan kelembapan udara terkontrol (suhu 9 !"5&& '; dan kelembapan
45'$) g. +da P+ ilter !.& Ruang transisi Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang aseptic, di ruangan ini petugas menggunakan perlengkapan steril. !.4 Ruang cuci tangan Ruangan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah melakukan penanganan obat sitostatika. &. +lat &.! Pass Bo@
Aendela antara ruang administrasi dan ruang aspetik berungsi untuk keluar masuknya obat ke dalam ruang aspetik &.& 8aminar +ir Elo (8+E) 8+E digunakan untuk pencampuran sitostatika adalah tipe 9 Bological *aety ;abinet (B*;). Falidasi P+ ilter dilakukan setiap # bulan dengan jalan dikalibrasi. P+ ilter diganti setiap 7 tahun sekali. +liran udara yang masuk kedalam 8+E harus konstan. &.4 Kelengkapan +PD (+lat Pelindung Diri) Kelengkapan ini terdir dari 9 a. Baju 9 terbuat dari bahan yang tidak mengandung serat dan harus menutupi seluruh anggota badan kecuali muka b. %opi 9 harus menutupi kepala sampai leher c. 6asker 9 harus mempunyai kaca plastik untuk melindungi mata petugas d. *arung tangan 9 digunakan rangkap dua dan terbuat dari bahan late@ e. *epatu 9 terbuat dari bahan yang tidak tembus benda tajam &.7 Biological saety ;abinet (B*;) +lat ini digunakan untuk pencampuran sitostatika. +lat ini berungsi untuk melindungi petugas, materi yang dikerjakan dan lingkungan sekitar. Prinsip kerja ini adalah tekanan udara di dalam lebih negati dari tekanan udara di luar sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam B*;. Di dalam B*; udara bergerak 3ertikal membentuk barrier sehingga jika ada peracikan obat sitostatika tidak terkena petugas (+nonim b, &''/).
BAB III PE'BA&ASAN
A ETIOLO%I
Penyebab kanker payudara belum jelas diketahui namun pengaruh hormonal merupakan aktor utama. +pabila pada anita berusia kurang dari 4 tahun dilakukan kastrasi o3arium atau adrenal, maka resiko kanker payudara lebih kecil disbanding anita biasa, anita yang menarche pada usia G !! tahun dan anita yang sulit punya anak. Eactor luar antara lain makanan diduga ada kaitan dengan insiden kanker payudara serta golongan resiko yaitu 9 !. :anita berusia diatas 7' tahun &. 2rang tua yang menderita kanker payudara
4. Pernah menderita kanker payudara pada salah satu payudara 7. Penderita tumor jinak payudara . Kehamilan pertama terjadi sesudah usia 4 tahun #. %erapi hormonal lama 0. Pernah mengalami radiasi didaerah dada.
Eti$l$gi 3an3er "a7u*ara tiologi pasti sampai saat ini belum diketahui secara pasti, tapi diperkirakan baha penyebab sangat mungkin multiaktorial. +ntara lain9 !. Henetika •
adanya kecendrungan
pada keluarga tertentu lebih banyak kanker payudara
daripada keluarga yang lain. •
Pada kembar mono
•
%erdapat kesamaan lateralisasi kanker buah dada pada keluarga dekat dari penderita kanker payudara
•
*eorang dengan klinielter akan mendapat kemungkinan ## kali dari pria normal atau angka kejadiannya &$.
&. ormon •
kanker payudara umumnya pada anita, dan pada laki5laki kemungkinannya sangat kecil
•
insiden akan lebih tinggi pada anita diatas 4 tahun
•
saat ini pengobatan dangan menggunakan hormon hasilnya s angat memuaskan
4. Firogen •
baru dilakukan percobaan pada manusia dan belum terbukti pada manusia
7. 6akanan •
terutama makanan yang banyak mengandung lemak
. Radiasi daerah dada •
sudah lama diketahui, radiasi dapat menyebabkan mutagen.
B PATO!ISIOLO%I
Kanker payudara bukan satu5satunya penyakit , tapi banyak tergantung pada jaringan payudara yang terkena. Ketergantungan estrogen pada usia permulaanya. Penyakit payudara ganas sebelum menapouse berbeda dengan penyakit payudara ganas sesudah menpaouse. +da
beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependent. 6engandung reseptor yang mengikat estradiol dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak muncul pada jaringan payudara normal atrau dalam jaringan dysplasia.
Perbe*aan ben4$lan "a7u*ara ti*a3 berbaha7a *an berbaha7a
%ID+K BRB+++ Biasanya bilateral
dapat
BRB+++ - H+C+* juga ?nilateral
Paling sering terdapat kuadran luar
unilateral
*ering terdapat pada kuadran bagian luar, tapi banyak dimana saja pada
bagian atras dan mengakar atau pada pusat bagian putting payudara
Biasanya tunggal
payudara
%unggal-banyak
%idak teratur, keras
8embut -keras
%idak
Berpindah5pindah,
biasanya
memiliki siklus kekenyalan dapat juga tidak lembut
tidak
lembut
Kulit menebal, kemerahan, peau dorange,
%idak ada perubahan pada kulit
berpindah5pindah,
dimpling
(membentuk
semacam lesung pipi)
%idak ada pembesaran kelenjar Pembesaran kelenjar getah bening, limpa
ulserasi-borok
%idak ada retraksi putting, discharge %erjadi retraksi pada putting biasanya
bilateral
serosa
kehijau5hijauan
atau
Discharge biasanya unilateral dan dapat berdarah
TANDA DAN %E-ALA
Keluhan utama penderita adalah pembengkakan payudara. Perasaan sakit jaranga terjadi, kalaupun ada pada tingkat yang lembut. 2leh karena keluhan sakit tidak ada pasien merasa tidak perlu berobat sehingga tumor dibiarkan tumbuh tanpa menyadari akibat yang terjadi. Itulah sebabnya penderita tumor payudara ditemukan pada tingkat pertumbuhan lanjut. Pada situasi demikian sering ditemukan tumor melengket dengan kulit atau kelihatan seperti bisul disertai pembengkakan kelenjar getah bening diaksila maupun dileher. Pada keadaan demikian pengobatan biasanya hanya bersiat pengobatan kurati dapat dilakukan apabila tumor ditemukan pada stadium dini. Karsinoma timbul dari sel5sel duktus laktoerus biasanya pada anita berusia lebih dari 7' tahun.
D KLASI!IKASI KANKER PAYUDARA
+dapun stadium dari kanker payudara 9 5
*tadium !
Pada stadium ini, benjolan kanker tidak melebihi dari & cm dan tidak
menyebar keluar dari payudara. Peraatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini, tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah 5
sebanyak 0'$. *tadium & Biasanya besarnya benjolan kanker sudah lebih dari & hingga cm dan
tingkat penyebarannya pun sudah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. +tau juga belum menyebar kemana5mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel5sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel5sel kanker yang tertinggal. Pada 5
stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 4'57'$ *tadium 4+ Berdasarkan data dari Depkes, "0$ kanker payudara ditemukan pada
stadium ini. Benjolan kanker sudah berukuran lebih dari cm dan sudah menyebar ke kelenjar lima disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur 5
lainya. *tadium 4B
Kanker sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit,
dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada 5
stadium ini adalah pengangkatan payudara. *tadium 7 *el5sel kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti
tulang, paru5paru, hati, otak, kulit, kelenjar lima yang ada di dalam batang leher. %indakan yang harus dilakukan adalah pengangkatan payudara (Dipiro, A%., &'!).
E PE'ERIKSAAN PENUN-AN%8PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan 9 !. Pemeriksaan payudara sendiri &. Pemeriksaan payudara secara klinis 4. Pemeriksaan manograi 6amograi adalah oto payudara dengan menggunakan alat khusus, tehnik sederhana tidak sakit dan tidak ada suntikan kontras. Dengan cara ini tumor payudara ukuran ', cm dapat dideteksi. +pabila pemeriksaan sendiri ditemukan ada benjolan pada payudara, pemeriksaan dilanjutkan dengan mamograi, pemeriksaan dilanjutkabn dengan patologis, sistologis, biopsy, aspirasi, atau biopsy bedah. 7. Biopsi aspirasi Indikasinya adalah 9 a. Diagnosa preoperasi tumor yang klinis diduga maligna b. Diagnosis konirmati klinis tumor meligna - rekurent c. Diagnosis tumor non neoplastik atau neoplastik d. 6engambil bahan untuk kultur- bahan penelitian. . %rue cut Aaringan diperoleh dengan menggunakan jarum cauter besar yang dilengkapi alat pemotong jaringan. Pengambilan jaringan dilakukan dibaah anestesi local -umum. #. Biopsi terbuka Prosedur pengambilan dengan jalan operasi kecil e@sisi atau insisi yang dilakukan sebagai diagnosis pre operasi atau durante operationam. Biopsy insisi durante
operionam dan pemeriksaan histapatologi jaringan dilakukan untuk mengetahui siat tumor (jinak-ganas) 0. ?*H Payudara, pemeriksaan darah lengkap, 5ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
! DATA PASIEN Cama Pasien Co. R6 ?mur- BB- %B Aenis Kelamin 8P% Diagnosa *eri ke *iklus pemberian terapi %anggal kemoterapi 2bat
9 Cy. A? 9 #4!/" 9 ' th - #" kg - !4 cm 9 Perempuan 9 !,## 9 ;a 6ammae *tage II ; 9 III 9 hari 9 7 6ei &'!# 9 ;yclophosphamide "4' mg Do@orubicin "4 mg ;uracil "4' mg
% ALO%ARIT'A TERAPI
Pengobatan ca mammae yang disepakati ahli5ahli kanker sedunia (6edicastore, &'!!) adalah sebagai berikut9
!. Regimen terapi menurut Dipiro
6enurut
dipiro
Kombinasi
terapi
E+;
(5luorouracil
''
mg-m&,
Do@orubicin 4' mg-m&, dan ;yclophosphamid !''mg-m &) secara IF dengan mengulang siklus setiap &! hari 1 &" hari seperti yang dilakukan pasien merupakan salah satu terapi kombinasi yang direkomendasikan (Dipiro, &'!).
&. Regimen terapi menurut C;;C
6enurut C;;C, untuk pasien kanker payudara pemberian regimen obat do@orubicin, paclita@el, capecitabine, gemcitabine, cyclophosphamide, carboplatin, do@ota@el, dan cisplatin direkomendasikan dalam chemoterapi baik untuk terapi tunggal ataupun kombinasi (;CC;, &'!). Kombinasi terapi E+; (5luorouracil '' mg-m &, , Do@orubicin 4' mg-m &, dan ;yclophosphamid !''mg-m &) secara IF dengan mengulang siklus setiap 4 minggu maksimal 7 minggu seperti yang dilakukan pasien merupakan salah satu terapi kombinasi yang direkomendasikan oleh ;CC;.
4. Regimen terapi menurut 6edscape
A. Single Therapy
B.
C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. Combination Therapy .
!.
O.
P.
6enurut
6edscape,
regimen
terapi untuk pasien kanker payudara hampir sama dengan regimen terapi pada DIPIR2 (&'!) dan ;CC; (&'!), dimana sama5sama menginormasikan baha kombinasi terapi Kombinasi terapi E+; (5luorouracil '' mg-m&, Do@orubicin 4' mg-m&, dan ;yclophosphamid !''mg-m&) secara IF dengan mengulang siklus setiap 4 minggu maksimal 7 minggu seperti yang dilakukan pasien merupakan salah satu terapi kombinasi yang direkomendasikan. & Ke#e#uaian Pemilihan Regimen
J. %erapi yang diberikan pasien (Cy A?)9
R. Cama obat
*. Dosis
F. ;yclophos phamide . Do@orubici n +D.
%. Rute pemberian
:. "4' mg
. IF drip
++.
+B.
"4 mg
+.
drip
Elourouraci
"4'
angan siklus
IF
;uracil
(
?. Pengul
. hari
+E.IF drip
mg
l l) +. a 76l$"h$#"hami*e +I. 'e3ani#me Ker4a drug
yang
9 ;yclophosphamide dalam
tubuh
merupakan pro
mengalami kon3ersi oleh en
en
mempengaruhi akti3itas obat lain. In*i3a#i 9 8eukemia limositik odgkin,
8imoma
Kronik,
Penyakit
non
odgkin, 6ieloma multiple, Ceuro Blastoma, %umor Payudara, o3arium, paru, ;er3iks, %estis, Aaringan 8unak atau
+K.
tumor :ilm. D$#i# 9 ?ntuk terapi kanker payudara ''5!'' mg-mL IF dengan
AL
antineoplastics lainnya Efe3 #am"ing 9 anoreksia, stomatitis, mulut kering, mual, muntah, diare, sakit perut, perdarahan gastrointestinal, kolitis gemorragicheskiy, hepatitis toksik, penyakit kuning.
b D$9$rubi6in +6. 'e3ani#me Ker4a
9 6ekanisme didasarkan pada beberapa mekanisme.
Ikatan glikosida dari daunosaminosakarida menyebabkan interkalasi pada bagian untai ganda DC+. Kompleks DC+ re3ersible yang terbentuk menghambat ungsi matriks pada tahap +C.
replikasi dan transkripsi. 9 %umor padat, haemoblastoses dan limoma, In*i3a#i misalnya myeloid akut atau leukimia limatik, limoma adgkin dan non5hadgkin, karsinoma dari payudara, kandung kemih, tabung brochial, leher rahim, o3arium, perut, tiroid, testis, neuroblastoma, sarcoma jaringan lunak, osteosarcoma, tumor illms, tumor kepala dan leher, multiple myelomas, pemberian intra3esical dalam kasus carcinoma non in3asi
kandung kemih setelah reseksi transurethral (%?R) dan untuk
prophyla@is recidi3e. 9 Dosis tergantung pada siklus terapi yang D$#i#
+2.
digunakan
seperti
halnya kondisi umur dan pra5pengobatan pada pasien. Efe3 Sam"ing 9 6iolesupresi, alopecia re3ersible, mual,
+P.
anoreksia,
spasme
saluran cerna, diare sering terjadi dan kebanyakan bersiat re3ersible. 6 ura6il (.flu$r$ura6il+ +J. 'e3ani#me Ker4a
9 menghambat pembentukan thymine yang diperlukan
untuk sintesis DC+. 6etabolisme di hati menjadi bentuk tidak akti,
+R.
In*i3a#i
ekskresi terutama melalui ginjal. 9 Kanker payudara, kolon, esoagus, leher dan kepala,
8eukimia +*.
limositik dan mielositik akut, 8imoma non5odgkin. D$#i# 9 ?ntuk kasus kanker payudara !& mg-kg BB secara IF, !
@-hr selama 7 hr berturut5turut, maks "'' mg-hr jika tdk tjd eek
+%.
toksik, lalu # mg-kgBB-hr diberikan pd hr ke #, ", !', M !&. Efe3 Sam"ing 9 Hangguan HI, leukopenia, alopesia, dermatitis, kulit
kering dan pecah5pecah, otossensitIntra Fenaitas, otoobia,
lakrimasi,
epistaksis,
euoria,
sindruma
serebelum
akut,
kelainan kuku, iskemia miokard. +?. +F. %erapi yang digunakan oleh pasien Cy A? menggunakan terapi kombinasi ;yclophosphamid, Do@orubicin dan 5luorouracil. 6enurut algoritma terapi pada C;;C (&'!) dan 6edscape
(&'!)
terapi kombinasi ;+E (;yclophosphamid !''mg-m&,
Do@orubicin 4' mg-m& dan 5luorouracil '' mg-m&) secara IF dengan mengulang siklus setiap 7 minggu untuk # siklus seperti yang dilakukan pasien termasuk merupakan salah satu terapi kombinasi yang direkomendasikan untuk pasien ;a mammae. al ini menunjukkan baha terapi yang digunakan oleh pasien Cy ** telah sesuai dengan regimen terapi.
I Perhitungan D$#i# +:. Perhitungan B*+ rumus Dubois
9 +. +. +. Perhitungan B*+ menurut
A. B.
N N
','' 0!"7 @ %B ',0& @ BB',7& ',''0!"7 @ !4 ',0& @ #"',7& N
N !,## O !,## m & ;. .
6I6* BA BB !.
76l$"h$#"ami*e
Dosis 9 B;. BD. BE
Perhitungan dosis dengan menurut DuBois 9 '' mg-m & @ !.## m & N "4' mg Dosis yang diberikan 9 ;<0 mg (te"at *$#i#+
&.
D$9$rubi6in
BE. Dosis 9 BH. Perhitungan dosis dengan menurut DuBois9 B. ' mg-m& @ !.## m & N "4 mg BI.Dosis yang diberikan 9 ;< mg (te"at *$#i#+ 4.
ura6il ( !l$ur$ura6ill+
BA.
Dosis 9
D. F.
N N
BK. B8. B6.
Perhitungan dosis dengan menurut DuBois9 '' mg-m & @ !.## m & N "4' mg Dosis yang diberikan 9 ;<0 mg (te"at *$#i#+
BN - K$m"atibilita# airan Infu#
a. ;yclophosphamide Kommpatibel dengan D8R, DC*, D:, 8R,!-& C*, *:EI dan Ca;l (8acy et al,&''/). Proses pencampuran sitostatika sediaan ;yclophosphamide dicampurkan dengan larutan Ca;l sebanyak !'' ml sehingga pencampuran tersebut kompatibel dan sesuai dengan reerensi. b. Do@orubicin B2.
Preparasi do@orubicin secara intra3ena dapat dilarutkan dalam
normal salin (C*) - Ca;l ',/ $ atau dalam D: (+nonim, &'!&). Berdasarkan protokol kemoterapi yang dilakukan, do@orubicin dilarutkan dalam !'' ml C*, sehingga pelarut yang digunakan sudah sesuai (kompatible). c.
;uracil ( Elourouracill) BP.
Preparasi luorouracil secara IF inus dapat larut dalam pelarut secara
IF inus dapat larut dalam pelarut D: atau C* (6edscape, &'!#). Pada pencampuran sitostatik yang dilakukan luorouracil dilarutkan dalam pelarut C*, sehingga pelarut yang digunakan sudah sesuai. BJ. K Perhitungan K$n#entra#i A3hir a) ;yclophosphamide 5 *ediaan 9 '' mg-& ml 5 Dosis yang dibutuhkan 9 "4' mg 5 *ediaan cyclophosphamide yang digunakan 9 a) & 3ial yang mengandung '' mg cyclophosphamide dalam & cc b) Kekurangan 44' mg cyclophosphamide diambil sebanyak 4,0 ml dari 3ial yang
mengandung '' mg cyclophosphamide dalam & cc. 330 mg BR. Perhitungan9 500 mg @ & ml N !#, ml 5 ;ara preparasi 9 B*. Diambil 3ial cyclophosphamide sediaan '' mg-& m8 sebanyak ! buah dan ! 3ial diambil (!#, m8), kemudian dimasukkan dalam !'' ml C*. ;ampuran kemudian B%. dihomogenkan dan diberi etiket serta label cytoto"ic. 5 Konsentrasi obat dalam pelarut 9 B?. Dosis 9"4' BF. Konsentrasi obat (6!) 9 '' mg-& ml B:. Folume total obat (F!) 9 & ml !#, ml N 7!, ml B. Pelarut C* yang digunakan 9 !'' m8
B. B. ;+. ;B. ;;. ;D.
Folume setelah rekonstitusi (F&) 9 !'' ml 7!,0 ml N !7!, ml Konsentrasi obat setelah rekonstitusi9 F! @ 6! N F& @ 6& 7!, ml @ '' mg-&ml N !7!, ml @ 6& '/ = 1>2,2>,mg8/ ml = ,;? mg8ml Konsentrasi maksimal cyclophospamid adalah &' mg-ml (8acy et al,&''/).
*ediaan yang diberikan pasien sudah sesuai dengan literatur. b) Do@orubicin 5 *ediaan 9 ' mg-& ml dan !' mg- ml 5 Dosis yang dibutuhkan 9 "4 mg 5 *ediaan Do@orubicin yang digunakan 9 c) ! 3ial yang mengandung ' mg do@orubicin dalam & cc d) 7 3ial yang mengandung !' mg do@orubicin dalam cc e) Kekurangan 4 mg do@orubicin diambil sebanyak 4,0 ml dari 3ial yang mengandung !' mg do@orubicin dalam cc. 3 mg ;. Perhitungan9 10 mg @ ml N !, ml 5
;ara preparasi 9 ;E.
Diambil 3ial do@orubicin sediaan ' mg-& ml sebanyak ! buah dan 7
3ial do@orubicin sediaan !' mg- m8 (4 3ial diambil semua (!' m8) dan ! 3ial diambil !, ml), kemudian dimasukkan dalam !'' ml C*. ;ampuran kemudian ;H. 5
dihomogenkan dan diberi etiket serta label cytoto"ic.
Konsentrasi obat dalam pelarut 9 ;.
Konsentrasi obat (6!) 9 ' mg-&ml
;I.Folume total obat (F!) 9 & ml !' ml !' ml !, ml N 7#, ml ;A.
Pelarut C* yang digunakan 9 !'' ml
;K.
Folume setelah rekonstitusi (F&) 9 !'' m8 7#,0 m8 N !7#, ml
;8.
Konsentrasi obat setelah rekonstitusi 9
;6. ;C. ;2. ;P.
F! @ 6! N F& @ 6& 7#, m8 @ ' mg-&ml N !7#, m8 @ 6& '/ = 1,;? mg8/ml= 0,2< mg8ml
Konsentrasi obat do@orubicin dalam pelarut berdasarkan literatur yaitu
',&5& mg-m8 (6edscape, &'!). Konsentrasi obat dalam pelarut yang dibuat adalah ', mg-m8, sehingga disimpulkan baha larutan memenuhi syarat konsentrasi yang diperbolehkan. c) ;uracil ( Elourouracil) 5 *ediaan 9 '' mg-!' ml 5 Dosis yang dibutuhkan 9 "4' mg 5 *ediaan Elourouracil yang digunakan
9
a) & 3ial yang mengandung Elourouracil '' mg dalam!' cc b) Kekurangan 44' mg Elourouracil diambil dari #,# ml dari 3ial yang mengandung Elourouracil '' mg dalam !' ml 330 mg ;J. Perhitungan9 500 mg @ !' ml N #,# ml 5
;ara preparasi 9 ;R.
Diambil 3ial Elourouracil sediaan '' mg-!' m8 sebanyak ! buah
dan ! 3ial diambil
(#,# ml), kemudian dimasukkan dalam &' ml D:.
;ampuran kemudian dihomogenkan dan diberi etiket serta label cytoto"ic. 5
Konsentrasi obat dalam pelarut 9 ;*.
Konsentrasi obat (6!) 9 '' mg-!' ml
;%.
Folume total obat (F!) 9 !' ml #,# m8 N !#,# m8
;?.
Pelarut C* yang digunakan 9 !'' ml
;F.
Folume setelah rekonstitusi (F&) 9 !'' ml !#,# ml N !!#,# ml
;:.
Konsentrasi obat setelah rekonstitusi 9
;. ;.
F! @ 6! N F& @ 6& !#,# ml @ '' mg-!'ml N !!#,# ml @ 6&
;. D+.
'/ = ?1,; mg810 ml = ?,1; mg8ml
Konsentrasi luorouracil dalam pelarut berdasarkan literature adalah
maksimal ' mg-ml. Konsentrasi obat yang dibuat adalah 0,!" mg-ml, sehingga dapat
disimpulkan
baha
larutan
memenuhi
syarat
konsentrasi
diperbolehkan. DB. L ara Pemberian Obat a. ;yclophosphamide
D;.
Rentang aktu
pemberian DE. Rerata aktu pemberian DI. Folume yang diberikan D8. Kecepatan inuse D2.
Kecepataninus
tetesan (actor tetesan
DD.N D. ! 1 & jam DH. D.!, jam (/' menit) N DA.DK. !7!, ml ("4' mg) D6. DC.!''ml-/' menitN!,!ml-menit N DP.DJ.
yang
&'-menit) DR.
141,5 mL x 20
D*. D%.
D?.
90 menit
DF. && tetesan-menit
D:. b. Do@orubicin D.
Rentang aktu D. N
pemberian +. Folume
yang B. N
diberikan D. Kecepatan inuse H. inus
D. ! jam (#' menit) ;. !40, m8 (#4 mg)
. N
E. !40,
m8-#'
menit
N
&,&"
m8-menit Kecepatan tetesan
. NI.
(aktor
Volume yangdiberikan x faktor tetesan waktu pemberian ( menit )
tetesan &'-menit) A.
146,5 mL x 20
K. N 8.
6.
C. N
60 menit
2. P.
7," O 7# tetes-menit
c. ;uracil ( Elourouracil) J.
Rentang aktu
R.
*.
! jam (#' menit)
pemberian %. Folume yang
?.
F.
!!#,# ml ("4' mg)
diberikan :. Kecepatan
.
.
!40, m8-#' menit N
E+.
&,&" m8-menit EB.
inuse . Kecepatan inus tetesan (aktor
Volume yangdiberikan x faktor t waktu pemberian ( menit )
tetesan &'-menit) E;.
146,5 mL x 20
ED. E.
EE.
EH.
E. EI.
60 menit
7," O 7# tetes-menit
EA. EK. ' Stabilita# Obat E8.
%abel !. Proil obat untuk kepentingan pencampuran (6edscape, &'! Hlobalrph,
&'! )
EC.P e l a r u t E6. Cama 2bat
EF.;yclop hospha mide E:.
H;. Do@orubicin
HI. ;uracil HA.( Elourou racil)
a n g ; o c o k E.D E. C a ; l HD. D H.C a ; l HK. D : , C *
E2.*tabilitas *etelah dicampur
E*. &5
E. #
HE. 7"
H8. 5
E%. &&5 &o ;
H+. &7 jam
EP. ;atatan Khusus
HB.
HH. 7" jam
H. terlindung dari cahaya
H6. 0& jam
HC. %erlindung dari cahaya langsung
H2. HP. N Pr$#e# Pen7ia"an Obat Sit$#tati3a
!. 6encuci tangan sesuai prosedur tetap &. 6emakai +PD sesuai prosedur tetap yaitu menggunakan baju pelindung, masker double, pelindung kepala, sarung tangan double, dan mengenakan sepatu boat yang telah disediakan.
4. 6emasukkan barang yang akan dibaa ke dalam ruang han#ling meleati pa$$ bo" . 7. *emua prosedur pencampuran sediaan sitostatika harus dilakukan dalam Laminar Air Flo% &LAF' Biological Sa(ety Cabinet . Pembuangan uap atau gas pada kabinet harus dikeluarkan ke luar ruangan untuk meminimalisasi paparan obat pada petugas yang sedang melakukan pencampuran sediaan. . 6enyalakan lampu ?F selama 4 menit dengan menekan tombol ?F, lalu ?F akan mati secara otomatis setelah 4 menit, naikkan kaca penutup sampai batas tanda dan lampu akan menyala #. 6elakukan dekontaminasi dan desineksi B*; sesuai prosedur tetap 0. 6enyiapkan meja B*; dengan memberi alas sediaan sitostatika, yang berungsi untuk mengurangi penyebaran tetesan atau tumpahan sediaan sitostatika. ". 6enyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika. /. 6elakukan desineksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 0'$. !'. 6engambil alat kesehatan dan bahan obat dari pa$$ bo". !!. 6eletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja B*;. !&. 6elakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis. !4. *etelah pencampuran sediaan sitostatika selesai, dimasukkan ke dalam adah plastik (container) yang diberi label sitostatik. !7. 6embersihkan area 8+E atau kabinet dengan alkohol 0'$ yang diseka dengan kassa dan membuang semua limbah bekas sitostatika ke adah pembuangan khusu berlabel sitostatika. !. 6engeluarkan adah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui pa$$ bo". !#. 6enyalakan lampu ?F selama 4' menit (?F otomatis akan mati selama 4' menit) pada 8+E agar 8+E siap digunakan pada prosedur selanjutnya !0. 8epaskan semua +PD dan cuci tangan sesuai prosedur tetap. HJ. %R %S %T %U %@ %5 % %Y
% &A &B BAB III &KESI'PULAN &D . Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut 9 !. Berdasarkan algoritma terapi pada DIPIR2 (&'!), C;;C (&'!) dan 6edscape
(&'!), terapi kombinasi E+; (5luorouracil '' mg-m&, , Do@orubicin 4' mg-m&, dan ;yclophosphamid !''mg-m&) secara IF dengan mengulang siklus setiap 4 minggu seperti yang dilakukan pasien termasuk merupakan salah s atu terapi kombinasi yang direkomendasikan untuk pasien ;a mammae. &. Dosis terapi yag diberikan kepada pasien Cy. * dengan menggunakan rumus B*+ Dubois sudah tepat. Camun, terjadi underdose ketika menggunakan rumus B*+ 6osteller. 4. Pelarut yang digunakan dalam pencampuran obat luorouracil, do@orubicin dan cyclophosphamide telah sesuai dengan literatur (kompatibel) 7. Pemberian terapi luorouracil, do@orubicin dan cyclophosphamide dilakukan secara i3 drip . ;yclophosphamide stabil selama &7 jam pada suhu ruang dan apabila disimpan pada lemari pendingin bias bertahan sampai # hari, Do@orubicin stabil selama 7" jam pada suhu ruang jika terlindung dari cahaya dan pada suhu &5" °; sedangkan curcil (5 luorouracil stabil selama 0& jam jika disimpan pada suhu &° ;. #. Pencampuran obat sitostatika dilakukan secara aseptis dalam 8+E &! &% && &I &- &K &L &' &N &O &P &C &R &S RE!ERENSI HT.
?.
+lldredge Brian K., Robin 8. ;orelli, 6ichael . rnst, B. Aoseph Huglielmo, Pamala +.Aacobson, :ayne +. Kradjan, and Bradley R. :illiams. &'!4. Ko#a) Kimble an# *o+ng,$ Applie# Therape+tic$ - The Clinical $e o( Dr+g$ !'th dition. Philadelphia9 8ippincottilliams M:ilkins.
F. :.
+nonim. &'!&. /e#oman /encamp+ran 0bat S+nti1 #an /enanganan Se#iaan Sito$tati1a. Aakarta9 Direktorat Bina Earmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kearmasian dan +lat Kesehatan Dinas Kesehatan RI.
. .
Desen,:. &''" . Buku +jar 2nkologi Klinis, disi &. Aakarta 9 Balai Penerbit EK?I
. I+.
DiPiro Aoseph %, Barbara H. :ells, %erry 8. *chinghammer, and ;ecily F. DiPiro. &'!. /harmacotherapy Han#boo1 Cinth dition. ?*+9 6cHra5ill.
IB. I;.
unt KK, Ceman 8+, ;opeland III 6, Bland KI. &'!'. Brea$t. Br+nicar#i FC2e#. In- Sch%art,$ principle$ o( $+rgery. Ce ork9 6cHra ill.
ID. I. IE.
Hlobalrph.com =dikutip tanggal !! 6aret &'!#Q IH. KCKP, &'!, Panduan Casional Penanganan Kanker 8imoma Con5odgkin, Kementrian Kesehatan RI, Aakarta
I. II.
8acy, ;.E,et al . &''/. Dr+g In(ormation Han#boo1 A Comprehen$i3e 4e$o+rce (or all Clinician$ an# Healthcare /ro((e$ional$. ?*+9 8e@i5;omp.
IA. IK. I8.
Cational ;omprehensi3e ;ancer Cetork. &'!4. Breast ;ancer. ;linical Practice Huidelines in 2ncology
I6. IC. I2. IP.
6edscape Reerence, Proessor. Department o Internal 6edicine. Price, *. +. dan :ilson, 8. 6. &''#. /ato(i$iologi - Kon$ep Klini$ /ro$e$)/ro$e$ /enya1it , disi #, Folume !. Aakarta9 H;
IJ. IR.
:ilensky, 8incoln, Aackie. &''". Kan1er pay+#ara Diagno$i$ #an Sol+$inya. Aakarta 9 Prestasi Pustaka Karya IS.