FISIOLOGI SEL TRANSPOR AKTIF, PROSES OKSIDASI-RESPIRASI, AKTIVITAS ENZIM KATALASE LAPORAN
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan yang diampu oleh Dra. Soesy Asiah Soesilawati, MS. dan Dr. H. Saefudin, M. Si.
oleh: Kelompok 3 Biologi A 2015
Fadhil Muhamad
(1505692)
Fadillah Utami
(1505063)
Fatimah Dini Hanifah
(1507549)
Ghina Mutiara Abas
(1503486)
Liella Kartika
(1504017)
Nethasya Oktapriska
(1504624)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2017
A. JUDUL
Fisiologi Sel: Transpor Aktif, Proses Oksidasi-Respirasi, Aktivitas Enzim Katalase
B. WAKTU PELAKSANAAN
Hari, tanggal
: Selasa, 19 September 2017
Waktu
: Pukul 09.30 s.d. 12.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Fisiologi Gedung FPMIPA A UPI
C. TUJUAN
1. Untuk mempelajari transport aktif pada tubulus uriniferus pada ginjal katak. 2. Untuk mempelajari adanya proses oksidasi pada saat respirasi. 3. Untuk membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel hewan khususnya sel hati.
D. DASAR TEORI
Sel merupakan unit terkecil yang secara morfologis dan fungsional merupakan organisator utama suatu organisme. Pada sel tejadi aktivitas metabolisme yang dapat membentuk suatu zat yang dibutuhkan tubuh serta menghasilkan zat sisa metabolit yang harus dikeluarkan. Mekanisme perpindahan materi antar sel terjadi melalui proses transpor. Transpor zat melalui membran dapat terjadi dengan dua cara, yaitu secara pasif (difusi dan osmosis) atau aktif (menggunakan energi dari sel). Transpor aktif, yaitu perpindahan zat dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi lebih tinggi, dengan bantuan energi yang berasal dari sel. Untuk kegiatan tersebut, memberan menyediakan energi yang dihasilkan dari pemecahan ATP (Isnaeni, 2006). Transport
aktif
adalah
pengangkutan
untuk
membran
dengan
menggunakan ATP. Melibatkan pertukaran ion Na+ dan dan K+(pompa ion) serta protein kontranspor yang akan membentuk ion Na+bersama molekul seperti asam amino dan gula. Pertukaran cairan dalam jaringan, cairan dalam
plasma berada dibawah tekanan hidrostatik yang lebih besar daripada tekanan interstisik, oleh karena itu cairan itu condong untuk keluar dan pembuluh kapiler. Akan tetapi didalam plasma ada protein, sedangkan cairan intersitisil tidak mengandung itu, protein plasma ini mengeluarkan tekanan osmotic (Evelyn, 2008). Perpindahan molekul atau ion melewati membrane ada dua macam yaitu transport aktif dan transport pasif : 1. Transport Aktif Perpindahan
molekul
atau
ion
tanpa
menggunakan
energi
sel
perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan dan konsentrasi tinggi terendah, jadi perjalanan itu terjadi secara spontan. 2. Transport Pasif Perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energy dari sel, perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi, contoh transport aktif adalah pompa natrium (Na), kalium (k+), endositosis dan elisositosis (Riandom, 2007). Membran sel merupakan pintu gerbang keluar masuknya zat dari dan dalam sel. Membrane sel bersifat semupermiabel sebab hanya dapat dilalui oleh air dan molekul gas. Membran sel ini juga dikatakan bersifat deferensial karena membran sel dapat dilalui oleh zat-zat tertentu, sedangkan zat lainnya ditahan, misalnya glukosa, asam amino, asan lemak, dan gliserol (Setiadi, 2007). Transport aktif merupakan perpindahan zat dari larutan berkonsentrasi rendah (hiportonis) dan kelarutan berkonsentrasi tinggi (hipertenis) molekul membrane selektif permiabel. Dengan kata lain transport aktif terjadi dengan cara melawan gradient konsentrasi untuk itu diperlukan energy berupa ATP contoh transport aktif antara lain pada pompa ion Na+ dan K+. Pada pompa ion-ion Na+ yang dalam sel dapat hidup normal karena konsentrasinya lebih tinggi diluar sel ion-ion Na+ dari dalam sel dengan cara transport aktif (Riandam, 2007). Pada transport aktif diperlukan energi dari dalam sel. Transport aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul kecil
dalam sel. Transport aktif berhenti jika didinginkan pada suhu 2-40c, ada racun atau kehabisan energi (Setiawati, 2007). Sistem respirasi memiliki fungsi utama untuk memasok oksigen ke dalam tubuh serta membuang CO 2 dari dalam tubuh. Respirasi seluler ialah proses penggunaan oksigen oleh sel tubuh dan pembuangan zat sisa si sa metabolisme sel s el yang berupa CO 2 (Isnaeni, 2006). Oksigen yang diperoleh hewan dari lingkungannya digunakan dalam proses fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Sebenarnya, hewan dapat menghasilkan ATP tanpa oksigen. Proses semacam itu disebut respirasi anaerob. Akan tetapi, proses tersebut tidak dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak. Respirasi yang dapat menghasilkan ATP dalam jumlah banyak ialah respirasi aerob. Dalam poses anaerob, sebuah molekul glukosa hanya menghasilkan dua molekul ATP, sementara pada proses aerob, molekul yang sama akan menghasilkan 36 atau 38 ATP (Isnaeni, 2006). Respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H 2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawasenyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi (Simbolon, 1989). Dalam proses respirasi seluler melibatkan tiga tahapan yaitu glikolisis, siklus krebs dan fosforilasi oksidatif. Glikolisis merupakan jalur katabolik glukosa dan bahan bakar organik lainnya. Glikolisis yang terjadi di dalam sitosol mengalami perombakan dengan pemecahan glukosa menjadi dua senyawa molekul yang disebut piruvat. Siklus krebs terjadi dalam matriks mitokondria yang menyempurnakan tugasnya dengan cara menguraikan turunan piruvat menjadi karbon dioksida. Sedangkan pada fosforilasi oksidatif energi yang dilepaskan pada setiap langkah disimpan dalam suatu bentuk yang digunakan digunakan mitokondria untuk membuat ATP ATP (Isnaeni, 2006).
Pada banyak reaksi kimiawi misalnya respirasi, terjadi transfer sebanyak satu kali atau lebih elektron (e-) dari satu reaktan ke reaktan yang lain. Transfer elektron ini disebut reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Pada suatu reaksi redoks, kehilangan elektron dari satu bahan (oksidasi) dan penambahan elektron kebahan lain (reduksi) (Campbell, 2010). Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. dalam sel enzim ini diproduksi oleh organel badam mikro peroksisok. Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H 2O2), merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H 2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh. Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H 2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida (H 2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai dengan timbulnya gelembung Bentuk reaksi kimianya adalah: 2H2O2 2H2O + O2 (Poedjiadi, 2005). Enzim katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel bagian badan mikro, yaitu Peroksisom. Organ yang paling dominan menghasilkan enzim ini adalah bagian hati (liver). Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif dan racun (toksin) yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan. Enzim katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H2O) dan oksigen (O 2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Dengan begitu, berbagai racun yang masuk ke dalam tubuh manusia menjadi tidak berbahaya lagi bagi tubuh. kesemua proses di atas biasanya terjadi di dalam organ hati. Demikian cara kerja enzim katalase pada hati manusia terletak di peroksisom merupakan kantong yang memiliki membran tunggal.
Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase. Katalase berfungsi mengkatalisis perombakan hidrogen peroksida (H 2O2) (Poedjiadi, 2005). Hidrogen peroksida merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan sel. Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H 2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O 2). H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient ), ), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun (Skuler, 2007).
E. ALAT DAN BAHAN
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum Transpor Aktif No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Alat Cawan Petri Pisau bedah Gunting bedah Pinset Papan bedah
Jumlah 3 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum Transpor Aktif No 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Alat Ginjal katak Es batu Larutan Ringer’s 70% Larutan glukosa 0,2% Larutan fenol red 0,003%
Jumlah 1 buah Secukupnya 5 ml 5 ml 5 ml
Tabel 3. Alat yang digunakan pada praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Alat Tabung reaksi Penangas air Thermometer Alat tulis Kamera HP Buku Tulis Alumunium foil
Jumlah 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah Secukupnya
Tabel 4. Bahan yang digunakan pada praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nama Bahan Larutan gist yang sudah dididihkan Larutan gist yang masih dingin Larutan glukosa 10% Methylene blue Akuades
Jumlah 2 ml 2 ml 4 ml Secukupnya 5 ml
Tabel 5. Alat yang digunakan pada praktikum Aktivitas Enzim Katalase No 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8.
Alat
Alat tulis Kamera Kertas label Pipet tetes Tabung reaksi Lumpang porselin (mortar) Kain kasa
Jumlah 1 buah 1 buah 2 buah 3 buah 2 buah 1 buah 1 buah
Tabel 6. Bahan yang digunakan pada praktikum Aktivitas Enzim Katalase No 1. 2. 3. 4.
Bahan Hati ayam segar Hati katak segar H2O2 Akuades
Jumlah 1 buah 1 buah Secukupnya Secukupnya
F.
LANGKAH KERJA
Bagan 1. Langkah kerja praktikum Transpor Aktif
1.
2.
3.
4.
• alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum dipersiapkan
• dua buah cawan Petri masing-masing diisi dengan lar utan Ringer's sebanyak 5 ml • satu buah cawan Petri diisi dengan larutan glukosa 0,2% sebanyak s ebanyak 5 ml • satu buah cawan Petri diisi dengan larutan fenol red 0,003% sebanyak 5 ml • ginjal katak yang baru dibedah diambil dan diletakkan ke dalam cawan Petri yang berisi larutan Ringer's • tubulus uriniferus ginjal katak dilepaskan dan dimasukan kedalam media yang tadi telah disiapkan • langkah ini harus dilakukan dengan cepat agar pembuluh uriniferusnya masih hidup
5.
• pergerakan zat warna fenol red yang yang dihisap jaringan tubulus uriniferus diamati dengan mikroskop
6.
• dua cawan Petri berisi larutan fenol red diberi perlakuan suhu rendah dan tinggi dengan ditetesi air es atau air ai r hangat • kemudian dibandingkan kecepatan pergerakan zatnya z atnya
Bagan 2. Langkah kerja praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi Mengambil larutan gist yang masih dingin tanpa dipanaskan, masukkan masingmasing 1 ml pada tabung C dan D
Menyiapkan 4 tabung reaksi dan memberi tanda A, B, C dan D
Mengambil larutan gist yang sudah dididihkan, masukkan masingmasing 1 ml pada tabung A dan B
Tabung B dan D dibiarkan terbuka sedangkan tabung A dan C tertutup dengan alumunium foil
Semua tabung diencerkan dengan akuades sebanyak 5 ml. Sumbat dengan ibu jari dan kocok ke 4 tabung tersebut
Menambahkan ke dalam setiap tabung 1 ml larutan glukosa dan methylen blue secukupnya secukupnya sampai warna biru sama setiap tabungnya tabungnya
Semua tabung reaksi dimasukkan kedalam penangas air dengan suhu 40° 40°C
Melakukan pengamatan mengenai perubahan warna setiap 10 menit sekali
Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan
Bagan 3. Langkah kerja praktikum Aktivitas Enzim Katalase
Menghancurkan Menghancurkan hati ayam dan katak dalam lumpang porselin sambil ditetesi akuades
Menyaring campuran tersebut untuk mmeperoleh sari hati yang keruh
Melakukan hal yang sama untuk untuk hati katak dengan jumlah akuades yang sama
Membandingkan tetes
Mengisi tabung reaksi II dengan sari hati katak dan menghitung berapa tetes H2O2 yang diperlukan hingga timbul gelembung-gelembung udara
Mengisi tabung reaksi I dengan sari hati ayam dan menghitung berapa tetes H2O2 yang diperlukan hingga timbul gelembung-gelembung udara
H2O2 pada kedua tabung reaksi tersebut dan membandingkan membandingkan keadaan gelembung serta kecepatan munculnya munculnya gelembung
G. HASIL PENGAMATAN
Tabel 7. Hasil pengamatan praktikum Transpor Aktif No
Perlakuan
1.
Sebelum ditetesi fenol red
Gambar Pengamatan
Gambar 1. Tubulus uriniferus sebelum ditetesi fenol red (Dok. Kelompok 3, 2017)
2.
Sesudah ditetesi fenol red Gambar 2. Tubulus uriniferus setelah ditetesi fenol red (Dok. Kelompok 3, 2017)
Tabel 8. Hasil pengamatan praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi Selang waktu tiap 10’
10’ (1)
Perubahan yang terjadi Tabung A
Warna Biru (+++++)
Tabung B
Tabung C
Tabung D
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (++++) Gelmbung (++)
Warna Biru (++++) Gelmbung (+)
Gambar hasil pengamatan
Gambar 1. Perubahan Warna (Dok. Kelompok 3, 2017)
10’ (2)
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (+++) Gelmbung (+++)
Warna Biru (+++) Gelmbung (+) Gambar 2. Perubahan Warna (Dok. Kelompok 3, 2017)
10’ (3)
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (++) Gelmbung (+++)
Warna Biru (++) Gelmbung (++) Gambar 3. Perubahan Warna (Dok. Kelompok 3, 2017)
10’ (4)
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (+++++)
Warna Biru (-) Gelmbung (+++)
Warna Biru (+) Gelmbung (++) Gambar 4. Perubahan Warna (Dok. Kelompok 3, 2017)
Tabel 9. Hasil pengamatan praktikum Aktivitas Enzim Katalase
No.
Larutan
Gambar setelah diteteskan satu tetes H2O2
Kecepatan banyaknya gelembung udara dan keadaan gelembung
1.
Larutan tabung I (Ekstrak hati ayam)
Gambar . Ekstrak hati ayam + satu tetes H2O2 (Dok. Kelompok 3, 2017)
2.
Larutan tabung II (Ekstrak hati katak)
Gambar . Ekstrak hati katak + satu tetes H2O2 (Dok. Kelompok 3, 2017)
Kecepatan munculnya gelembung: lambat Keadaan gelembung: sedikit; 0,5cm
Kecepatan munculnya gelembung: Lebih cepat Keadaan gelembung: lebih banyak; 1,5cm
Gambar setelah diteteskan dua tetes H2O2
Keadaan gelembung
Gelembung bertambah menjadi 1,5 cm Gambar . Ekstrak hati ayam + dua tetes H2O2 (Dok. Kelompok 3, 2017)
Gelembung bertambah menjadi 3 cm Gambar . Ekstrak hati katak + dua tetes H2O2 (Dok. Kelompok 3, 2017)
H. PEMBAHASAN
1. Praktikum Transpor Aktif Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahwa penyerapan fenol red sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, salah satu diantaranya adalah suhu. Pada saat percobaan, cawan Petri I yang ditetesi air es, tubulus uriniferus melakukan transport aktif dengan kecepatan relatif lebih cepat dibandingkan dengan cawan Petri II yang ditetesi air hangat. Hal ini dipengaruhi oleh protein carrier yang merupakan salah satu faktor dalam proses transpor aktif peka terhadap suhu. Sementara itu pada teori disebutkan, baik pada suhu rendah atau tinggi seharusnya tidak akan mempercepat proses transpor aktif, karena saat suhu rendah maka protein akan inaktif, sebaliknya bila suhu terlalu tinggi maka protein akan denaturasi. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi transpor aktif yaitu: a. Suhu; transpor aktif terjadi pada suhu normal b. Energi; proses transportasi memerluka ATP untuk melawan gradien gerakan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi c. Fasilitator; molekul air dan ion mengangkut molekul dari membran plasma bagian luar ke dalam, kemudian dilepaskan ke sitoplasma Pada saat melakukan percobaan, kami mengalami kegagalan dimana sel sudah mati, sehingga kami sudah tidak melihat lagi adanya aktivitas transpor aktif pada tubulus uriniferus. Saat kami memberikan perlakuan dengan menempatkan tubulus uriniferus pada larutan yang bersuhu dingin, lalu kami mengamati di bawah mikroskop, larutan tidak berdifusi ke dalam rongga tubulus seminiferus. terlihat jaringan tubulus seminiferus hanya seperti terendam seluruhnya oleh larutan tersebut. hal ini dapat disebabkan oleh sel yang sudah agak lama dibiarkan di luar jaringan tubuh katak, sehingga sel lama kelamaan tidak bekerja lagi atau mati. Protein carrier yang membantu dalam proses transpor aktif pun sudah tidak berfungsi lagi dan ATP pun sudah tidak dihasilkan lagi oleh sel, sehingga mekanisme transpor aktif pun tidak dapat terjadi.
2. Praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi Setiap selang waktu sepuluh menit pertama sampai dengan sepuluh menit ke-empat pemanasan larutan, tabung A dan B tidak mengalami banyak perubahan warna dan tidak terdapat gelembung karena organisme pada larutan gist
yang melakukan respirasi mati pada saat proses
pemanasan gist. Sedangkan pada tabung C dan D mulai dari pemanasan larutan pada sepuluh menit pertama sampai sepuluh menit ke-empat, larutan mengalami perubahan warna serta terdapat gelembung karena organisme pada larutan gist aktif melakukan respirasi. 3. Praktikum Uji Aktivitas Enzim Katalase Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengkatalis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh enzim katalase yang hanya menguraikan H 2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi berikut: 2 H 2O2
2 H2O + O2.
Pada percobaan ini menggunakan hati ayam dan hati katak dengan dibuat ekstrak dan ditambahkan H 2O2 (Hidrogen peroksida). Saat hati diberi H 2O2 terjadi gelembung-gelembung udara. Ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dalam hati mengubah H2O2 menjadi H2O . Selain itu dihasilkan pula O 2. Pada percobaan ini juga membandingkan kecepatan reaksi yang terjadi pada ekstrak hati ayam dan ekstrak hati katak setelah ditetesi H2O2. Pada tabung reaksi yang berisi ekstrak hati katak, setelah ditetesi H 2O2 menunjukkan adanya gelembung dengan cepat dan banyak. Sedangkan pada ekstrak hati ayam, gelembung lebih sedikit dan munculnya lebih lambat. Ini menunjukkan bahwa hati katak lebih banyak mengandung enzim katalase dibandingkan hati ayam.
I.
HASIL DISKUSI
1. Praktikum proses Oksidasi dan Respirasi 1) Apakah yang dimaksud dengan respirasi sel? Jawab: Respirasi sel adalah semua proses yang menyangkut enzim didalam sel dimana molekul karbohidrat, asam lemak dan asam amino diuraikan menjadi karbondioksida dan air dengan konservasi energi biologis yang sangat bermanfaat. 2) Apakah yang dimaksud dengan oksidasi? Jawab: Oksidasi adalah proses yang menyangkut pemindahan electron (e-) dari suatu atom atau suatu molekul ke zat yang lain. 3) Mengapa terjadi perbedaan kecepatan perubahan warna antara tabung A, B, C dan D? Jawab: Karena pada tabung A dan B larutan gist nya sudah dipanaskan terlebih dahulu sehingga organisme pada gist tersebut menjadi mati. Akibatnya tidak ada proses respirasi. Sedangkan pada tabung C dan D larutan gistnya tidak dipanaskan terlebih dahulu sehingga organisme pada tabung tersebut masih hidup dan akhirnya terjadi proses respirasi. Keadaan tabung yang ditutup dan tidak juga mempengaruhi proses respirasi. Itulah yang menyebabkan adanya perbedaan perubahan warna pada setiap tabung. 2. Praktikum Uji Aktivitas Enzim Katalase 1) Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim katalase? Jawab: Karena enzim katalase yang terdapat dalam peroksisom pada sel hati dari hewan berfungsi sebagai suatu katalis yang mempercepat proses penguraian senyawa-senyawa yang bersifat racun di dalam tubuh, dimana senyawa yang dapat dikatalis oleh enzim katalase adalah H 2O2. Senyawa ini merupakan hasil sampingan dari metabolisme.
2) Gelembung gas apakah yang terjadi? Jawab: O2 dan H2O. 3) Apa yang terjadi bila jaringan tubuh banyak tertimbun H 2O2? Hal tersebut merupakan hasil proses apa? Jawab: H2O2 bersifat racun dalam tubuh. Jika tertimbun dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Karena itu, enzim katalase diperlukan untuk menguraikan H 2O2. H2O2 dihasilkan pada proses ekskresi. H2O2 adalah produk sampingan yang tidak diinginkan dari metabolisme aerob, misalnya pada pemecahan asam amino dan asam lemak. 4) Bagaimana usaha untuk menetralkan H 2O2 dalam tubuh? Jawab: Untuk menetralkan H2O2 dalam tubuh, H 2O2 dibawa aliran darah menuju ke hati. Di hati, H 2O2 diuraikan oleh enzim katalase menjadi H2O dan O2, sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. 5) Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan aktivitas enzim katalase dan apakah organ lain juga dapat kita gunakan? Jawab: Karena pada peroksisom sel hati terdapat enzim katalase.Bisa. Seperti jantung, ginjal, dan otot.
J.
KESIMPULAN
1. Praktikum Transpor Aktif Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) Terjadi transpor aktif glukosa melewati membran tubulus uriniferus pada ginjal katak. 2) Suhu mempengaruhi pada proses transpor aktif, dimana transport aktif terjadi lebih cepat pada suhu rendah dan lebih lambat pada suhu tinggi.
2. Praktikum Proses Oksidasi dan Respirasi 1) Pada tabung A dan B organisme tidak melakukan respirasi, karena pada saat pemanasan gist organisme tersebut mati, ditandai dengan tidak berubahnya warna pada larutan setelah dipanaskan dalam penangas air. Pada tabung C dan D organisme melakukan respirasi, ditandai dengan perubahan warna larutan saat dipanaskan dalam penangas air. 2) Pada tabung A dan C menunjukkan terjadinya respirasi Anaerob, sedangkan pada tabung B dan D menunjukkan terjadinya respirasi Aerob. 3) Ketersediaan
oksigen
(Ketersediaan
O2
yang
terbatas
akan
mempengaruhi laju respirasi yang ditandai dengan perubahan warna yang semakin cepat dan banyaknnya gelembung). 3. Praktikum Uji Aktivitas Enzim Katalase Dari hasil pengamatan uji aktivitas enzim katalase pada ekstrak hati ayam dan hati katak, dapat disimpulkan bahwa pada hati katak dan hati ayam mengandung enzim katalase. Hasil uji aktivitas enzim katalase pada ekstrak hati katak terdapat gelembung yang banyak dan lebih cepat. Ini menunjukkan bahwa hati katak lebih banyak mengandung enzim katalase dibandingkan dengan hati ayam.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. (2010). Biologi (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. 1. Jakarta: Erlangga Evelyn, Pearce. (2008). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Paramedis . Jakarta: Gramedia Isnaeni, Wiwi. (2006). Fisiologi (2006). Fisiologi Hewan. Hewan. Yogyakarta: Kanisius Poedjiadi, Anna. (2005). Dasar-Dasar (2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta Biokimia. Jakarta : UI Press. Riandam. (2007). Sains Biologi II . Yogyakarta: Tiga Serangkai Setiadi. (2007). Anatomi (2007). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Paramedis. Yogyakarta: Swadaya Setiawati. (2007). Biologi (2007). Biologi Interaktif . Jakarta: Aelapresse Simbolon, dkk. (1989). Hidrogen
Biologi. Biologi. Jakarta. Penerbit Erlangga Skuler. (2007).
Peroksida. Peroksida.
[Online]. Online].
Diakses
dari:
http://www.forumsains.com/artikel/mengenal hidrogen-peroksida-H2O2/